BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF...

40
41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri, maka solusi yang tepat adalah dengan melakukan perancangan topologi jaringan yang baru dengan menggunakan menggunakan sistem Virtual LAN (VLAN). VLAN merupakan suatu kumpulan perangkat dalam LAN yang dikonfigurasi, sehingga dapat berkomunikasi seolah – olah dihubungkan dengan kabel. Padahal berada pada segment yang berbeda. Tugas utamanya untuk membagi broadcast domain menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. VLAN dapat dibuat berdasarkan departemen, fungsi pekerjaan, dan lain – lain tanpa terpengaruh lokasi fisik host. VLAN dapat diciptakan dengan menggunakan manageable switch yang mendukung sistem tersebut. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi mudah dimana dapat dibuat segment yang bergantung pada workstation. Traffic antara VLAN yang satu dengan yang lainnya dapat dibatasi. Implementasi VLAN dalam perusahaan ini memungkinkan terkontrolnya keamanaan data pada setiap departemennya karena berada dalam satu broadcast domain yang sama. Dan juga sangat fleksibel jika suatu saat terdapat penambahan perangkat jaringan baru. Selain itu, bentuk jaringan yang tidak rapi pada perusahaan pun dapat teratasi karena VLAN membuat seakan – akan rancangan jaringan komputer perusahaan berada dalam lokasi fisik yang rapi.

Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF...

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

41

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Jaringan VLAN

Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan

permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia

Industri, maka solusi yang tepat adalah dengan melakukan perancangan topologi

jaringan yang baru dengan menggunakan menggunakan sistem Virtual LAN

(VLAN).

VLAN merupakan suatu kumpulan perangkat dalam LAN yang

dikonfigurasi, sehingga dapat berkomunikasi seolah – olah dihubungkan dengan

kabel. Padahal berada pada segment yang berbeda. Tugas utamanya untuk

membagi broadcast domain menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. VLAN

dapat dibuat berdasarkan departemen, fungsi pekerjaan, dan lain – lain tanpa

terpengaruh lokasi fisik host.

VLAN dapat diciptakan dengan menggunakan manageable switch yang

mendukung sistem tersebut. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan

jaringan menjadi mudah dimana dapat dibuat segment yang bergantung pada

workstation.

Traffic antara VLAN yang satu dengan yang lainnya dapat dibatasi.

Implementasi VLAN dalam perusahaan ini memungkinkan terkontrolnya

keamanaan data pada setiap departemennya karena berada dalam satu broadcast

domain yang sama. Dan juga sangat fleksibel jika suatu saat terdapat

penambahan perangkat jaringan baru. Selain itu, bentuk jaringan yang tidak rapi

pada perusahaan pun dapat teratasi karena VLAN membuat seakan – akan

rancangan jaringan komputer perusahaan berada dalam lokasi fisik yang rapi.

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

42

4.1.1 Perangkat yang Digunakan

Dengan digunakannya sistem VLAN pada topologi jaringan yang baru, maka

dibutuhkan 5 buah switch yang akan menggantikan hub yang sebelumnya

digunakan pada topologi jaringan sebelumnya. Switch yang digunakan untuk

memenuhi sistem VLAN tersebut harus mendukung fitur managed switch.

Dengan demikian penggunaan switch merk Cisco seri Catalyst switch 2960 24

10/100 + 2 1000BT LAN Base menjadi perangkat pilihan untuk memenuhi

sistem VLAN yang dibuat. Spesifikasi dari switch tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.1 Spesifikasi Hardware

Type Fixed

Topology Ethernet (10/100BaseTX)

Ethernet (10/100/1000BaseT)

Maximum Port density 24 10/100 ports

Uplinks 2 10/100/1000 ports

Modular/Expansion Slots n/a

Architecture Layer 2 Switching (basic connectivity), Layer 2

Switching (intelligent services), Voice Enabled

Form Factor Fixed, Rack Mountable,

Standalone/Clustering

Dimensions 1.73 x 17.5 x 9.3 in.

DRAM 16 MB

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

43

Gambar 4.1 Cisco Catalyst switch 2960 24 10/100 + 2 1000BT LAN Base

http://www.pcsuperstore.com/cisco-ws-c2960-24tt-l-10118744-image.jpg

Serta sebuah CISCO1841 Cisco 1841 Router dengan spesifikasi sebagai

berikut :

Tabel 4.2 Spesifikasi Hardware

Manufacturer Cisco Systems, Inc

Manufacturer Part Number CISCO1841

Product Type Modular Router

Form Factor External - modular - 1U

Dimensions (WxDxH) 34.3 cm x 27.4 cm x 4.4 cm

Weight 2.7 kg

DRAM Memory 256 MB (installed) / 384 MB (max) –

SDRAM

Flash Memory 64 MB (installed) / 128 MB (max)

Data Link Protocol Ethernet, Fast Ethernet

Network / Transport Protocol IPSec

Remote Management Protocol SNMP, HTTP, SSH-2

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

44

Features VLAN Support

Power AC 120/230 V ( 50/60 Hz )

Gambar 4.2 CISCO1841 Cisco 1841 Router

Yang dijadikan sebagai perantara agar VLAN yang satu dengan yang lainnya

dapat saling terhubung melalui inter-VLAN. Dimana pada router ini akan

dikonfigurasi inter-VLAN nya. Sehingga router dapat menentukan jalur – jalur

mana yang dapat dilalui oleh setiap VLAN.

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

45

4.1.2 Pembagian IP Address dan VLAN

Setelah perancangan topologi yang baru telah dibuat, maka dilanjutkan

dengan perencanaan pengalokasian ip-address dan menentukan VLAN yang akan

digunakan. Alamat ip-address dibagi berdasarkan pengunaan VLAN nya. Untuk

divisi accounting dan pola menggunakan VLAN 10, untuk divisi finishing

menggunakan VLAN 20, untuk divisi PPIC menggunakan VLAN 30, dan untuk

divisi gudang dan personalia menggunakan VLAN 40.

Pada tabel 4.3 dapat dilihat jangkauan ip-address tiap – tiap divisi yang akan

digunakan sesuai dengan kebutuhan PT Mitra Sejati Mulai Industri.

Tabel 4.3 IP Address & VLAN

NO Divisi Ip Address Network Address VLAN

1 Accounting 192.168.10.0 –

192.168.10.255

192.168.10.0 10

2 Gudang 192.168.40.0 –

192.168.40.255

192.168.40.0 40

3 PPIC 192.168.30.0 –

192.168.30.255

192.168.30.0 30

4 Finishing 192.168.20.0 –

192.168.20.255

192.168.20.0 20

5 Personalia 192.168.40.0 –

192.168.40.255

192.168.40.0 40

6 Pola 192.168.10.0 –

192.168.10.255

192.168.10.0 10

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

46

Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terdapat

pada penambahan switch yang digunakan. Dikarenakan tidak cukupnya dengan

menggunakan satu switch saja untuk mengcover semua komputer yang ada, maka

dilakukan penambahan empat switch yang masing – masing divisi akan dihubungkan

dengan salah satu switch. Masing – masing divisi yang dikelompokan berdasarkan

VLAN akan dihubungkan ke masing – masing switch dengan menggunakan

FastEthernet.

Pada tabel 4.4 dapat dilihat default gateway untuk masing masing VLAN

Tabel 4.4 Daftar Default Gateway

VLAN Default Gateway

10 192.168.10.1

20 192.168.20.1

30 192.168.30.1

40 192.168.40.1

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

47

4.2 Konfigurasi Jaringan Menggunakan VLAN

4.2.1 Konfigurasi VLAN Name dan VLAN ID Pada Switch

Gambar 4.3 Konfigurasi VLAN

Pada gambar 4.1 dilakukan konfigurasi untuk pemberian ID VLAN dan

menentukan penamaan VLAN pada setiap bagian devisi yang sudah ditentukan

sebelumnya.

4.2.2 Konfigurasi SVI pada Switch

Switch memiliki fungsi SVI (Switch Virtual Interface) yang berguna

memberikan default gateway untuk setiap VLAN yang ada. Konfigurasi SVI

dapat dilakukan dengan cara masuk ke dalam setiap interface VLAN yang ada

dan memberikan ip-address masing – masing yang akan digunakan nantinya

sebagai default gateway setiap VLAN.

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

48

Gambar 4.4 Konfigurasi SVI

Pada gambar 4.2 setiap id VLAN yang sudah ditentukan tadi akan

dihubungkan dengan gateway ip-address dari setiap jaringan. Sehingga

konfigurasi tersebut akan mentukan gateway mana saja yang dihubungkan

dengan VLAN 10, 20, 30, dan 40. Dan setiap VLAN akan mengenali ip-address

yang berada di jaringannya.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

49

4.2.3 Konfigurasi VTP Server

Konfigurasi VTP server hanya di konfig di switch pusat saja.

Gambar 4.5 Konfigurasi VTP Server

Switch pusat disini akan berfungsi sebagai server yang menghubungkan atau

sebagai pusat dari setiap switch client yang terhubung dengan switch pusat

tersebut. Maka di switch pusat akan dilakukan konfigurasi VTP server untuk

menyebarkan informasi identitas VLAN ke seluruh switch. Konfigurasi VTP

server dengan memasukan nama TVP domain dan VTP password.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

50

4.2.4 Konfigurasi VTP Client

Konfigurasi VTP client dilakukan sehingga setiap switch selain switch pusat

dapat menerima identitas dari VLAN yang ada.

Gambar 4.6 Konfigurasi VTP Client

Konfigurasi VTP client dilakukan pada keempat switch lain yang terhubung

dengan switch pusat. Dengan memasukan nama VTP domain dan VTP password

yang sama dengan switch pusat, sehingga switch yang menjadi client dapat

melakukan akses dan mendapatkan informasi VLAN dari switch pusat yang

sudah dilakukan konfigurasi VTP server

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

51

4.2.5 Konfigurasi Switchport Trunk Pada Switch

Konfigurasi switchport mode trunk ini dilakukan di setiap switch client yang

port – portnya terhubung dengan switch pusat begitu pula sebaliknya yaitu switch

pusat yang setiap portnya terhubung dengan port – port pada switch client. Selain

itu dilakukan konfigurasi pada port switch yang menghubungkan switch pusat

dengan router.

Gambar 4.7 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/1 Switch Pusat

Pada switch pusat Interface Fast Ethernet 0/1 yang terhubung dengan router

dilakukan trunk yang berfungsi untuk membuat jalur sehingga VLAN 10, 20, 30,

40 dapat melalui jalur tersebut.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

52

Gambar 4.8 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/2 Switch Pusat

Gambar 4.9 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/3 Switch Pusat

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

53

Gambar 4.10 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/4 Switch Pusat

Gambar 4.11 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/5 Switch Pusat

Pada gambar tersebut dilakukan konfigurasi yang sama dengan yang

dilakukan pada fa0/1 yaitu dengan melakukan trunking untuk membuat jalur

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

54

sehingga setiap VLAN yang ada dapat melewatinya. Dan hal tersebut dilakukan

juga pada setiap fast ethernet yang terhubung dengan switch pusat. Selain

dilakukan di switch pusat, trunk ini juga dilakukan pada fast ethernet setiap

switch client yang terhubung dengan switch pusat.

4.2.6 Konfigurasi Switchport Access pada Switch

Konfigurasi switchport access dilakukan di keempat switch client.

Konfigurasi tersebut dilakukan pada setiap port switch yang terhubung ke

komputer atau end device.

Gambar 4.12 Konfigurasi Switchport Access

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

55

4.2.7 Konfigurasi Subnetting pada Router

Gambar 4.13 Konfigurasi Subnetting pada Router

Gambar 4.14 Konfigurasi Subnetting pada Router

Konfigurasi pada gambar diatas untuk melakukan penambahan sub-interface,

hal ini dilakukan sesuai dengan banyaknya VLAN yang akan digunakan.

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

56

Encapsulation berguna untuk menerapkan sejenis protokol WAN, sehingga

dengan melakukan penambahan sub-interface ini berguna untuk membungkus

VLAN menjadi suatu kesatuan.

4.3 Evaluasi

4.3.1 Hasil Uji Coba dan Simulasi Rancangan

a. Simulasi Pada Jaringan

Untuk mengukur efektifitas kinerja pada jaringan yang baru maka digunakan

Cisco Packet Tracer. Software ini digunakan karena sesuai dengan alat yang

digunakan yaitu switch dan router Cisco sehingga sesuai dengan kebutuhan dan

selain itu karena penggunaannya mudah dimengerti oleh pengguna. Dengan

menggunakan Cisco Packet Tracer dapat membantu mempermudah melakukan

perancangan dan pengetesan jaringan yang baru karena dilengkapi dengan

berbagai macam perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan

topologi dan serta fitur – fitur dan tampilan yang sangat mendukung. Selain itu

juga dengan menggunakan Cisco Packet Tracer ini dapat mengurangi beban

produksi jika dilakukan secara langsung dengan melakukan pengimplementasian

terhadap jaringan perusahaan tersebut yang mungkin akan terjadi kesalahan –

kesalahan. Oleh karena itu dengan Cisco Packet Tracer dapat dilakukan simulasi

sehingga dapat melakukan pengetesan terhadap jaringan terlebih dahulu.

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

57

b. Verifikasi SVI Pada Switch

Gambar 4.15 Hasil Konfigurasi SVI

Pada Gambar 4.15 adalah hasil dari konfigurasi dari SVI pada switch

pusat yang dibuat untuk VLAN 10, 20, 30, dan 40 dan memberikan koneksi

default gatewaynya. Sehingga dapat diketahui untuk VLAN 10 dengan gateway

192.168.10.1 dan seterusnya untuk VLAN 20, 30, dan 40 dapat diketahui

gateway-nya.

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

58

c. Verifikasi VLAN

Gambar 4.16 Verifikasi VLAN Pada Switch Pusat

Gambar diatas menunjukan bahwa VLAN 10 untuk bagian accounting,

VLAN 20 untuk bagian finishing, VLAN 30 untuk bagian PPIC, dan VLAN 40

untuk bagian gudang sudah aktif pada switch pusat. Hal tersebut menunjukan

bahwa konfigurasi yang telah dilakukan sudah berjalan dengan baik. Untuk

menampilkannya dengan #show vlan brief.

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

59

Gambar 4.17 Verifikasi VLAN Pada Switch Client

Gambar diatas menunjukan bahwa switch pada divisi finishing sudah aktif

dan bisa digunakan dan menunjukan jika konfigurasi yang dilakukan sudah

berjalan dengan sesuai keinginan.

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

60

d. Verifikasi IP Interface Brief

Gambar 4.18 Verifikasi ip interface brief switch Pusat

Dari verifikasi ip interface brief diatas, terlihat bahwa status interface yang

sudah di verifikasi atau di konfigurasi sudah terhubung dengan port tujuannya.

Kondisi protokol yang down mengartikan bahwa protokol tersebut tidak

dikonfigurasi karena tidak digunakan.

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

61

Gambar 4.19 Verifikasi ip interface brief switch client

Pada gambar diatas status up menandakan bahwa switch client sudah

terhubungan dengan port tujuan, yaitu switch pusat dan dua komputer gudang.

Status down menunjukan bahwa port tidak terhubung dengan yang lain.

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

62

e. Verifikasi VTP status

VTP server memberikan informasi mengenai daftar VLAN yang telah dibuat

sebelumnya kepada VTP client, sehingga switch client dapat mengetahui

informasi VLAN.

Gambar 4.20 Verifikasi VTP Server di Switch Pusat

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa switch pusat sudah menjadi VTP

server, sehingga setiap client dapat menerima informasi VLAN dari switch pusat

yang terlah dikonfigurasi VTP server.

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

63

Gambar 4.21 Verifikasi VTP Client di Switch Accounting

Gambar 4.22 Verifikasi VTP Client di Switch divisi Finishing

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

64

Gambar 4.23 Verifikasi VTP Client di Switch PPIC

Gambar 4.24 Verifikasi VTP Client di Switch Gudang

VTP client dikonfigurasikan pada setiap switch yang terhubung dengan

switch pusat, sehingga switch client tersebut dapat menerima informasi mengenai

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

65

VLAN yang ada. VTP client dikonfigurasikan pada keempat switch pada

jaringan, yaitu switch accounting, switch finishing, switch PPIC, dan switch

gudang. Pada keempat gambar di atas, dapat dilihat setiap switch statusnya telah

menjadi client, sehingga dapat mendapat informasi VLAN dari switch pusat

f. Simulasi Pengiriman Data

Setelah konfigurasi jaringan telah dilakukan verifikasi dan dapat digunakan,

maka dilakukan pengetesan jaringan tersebut dengan mengadakan simulasi

pengiriman paket data dari satu divisi ke divisi lainnya. Disini disimulasikan

salah satu PC yang terdapat pada divisi pola yang akan mengirimkan paket data

pada komputer di divisi PPIC. Pada simulasi ini tidak dilakukan simulasi ARP.

Gambar 4.25 Paket Dikirim Dari Komputer Ruang Pola

Paket data akan dikirimkan dari komputer yang ada di ruang pola yang

memiliki ip-address 192.168.10.3 dengan tujuan komputer yang berada di ruang

PPIC dengan ip-address 192.168.30.2.

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

66

Gambar 4.26 Paket Sampai pada Switch Accounting

Paket data dari komputer di ruang pola dikirim melalui jaringan lalu akan

sampai pada switch accounting. Switch tersebut merupakan switch yang juga

menghubungkan komputer ruang pola dengan ruang accounting dalam satu

jaringan yang sama.

Gambar 4.27 Data Dikirim ke Switch Pusat

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

67

Paket dari switch accounting akan diteruskan ke switch pusat. Selain itu

switch juga mengirimkan paket ke komputer ruang accounting. Tetapi karena

komputer tersebut bukanlah tujuan pengiriman pake maka paket yang dikirimkan

akan dihancurkan.

Gambar 2.28 Paket Dikirim ke Router

Pada gambar 2.28 menunjukan dari switch pusat paket dikirim ke router

dengan tujuan untuk mendapatkan jalur VLAN yang telah dibuat. Jika tidak ada

router maka jalur VLAN yang ada tidak dapat diketahui dan paket tidak sampai

ke tujuan.

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

68

Gambar 4.29 Paket dikirim ke Switch Pusat Kembali

Router akan mengecek paket yang berasal dari komputer ruang pola dapat

diteruskan ke ruang PPIC. Setelah itu router melakukan perutean jalur mana

yang sesuai dengan tujuan dari paket yang dikirimkan. Maka router akan

melakukan pengiriman paket ke switch pusat untuk dapat dikirimkan ke switch

berikutnya.

Gambar 4.30 Paket Dikirim ke Switch PPIC

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

69

Setelah mendapat paket dari router yang mengindikasikan bahwa paket

tersebut sudah mendapatkan jalur pengiriman maka switch pusat akan

mengirimkan paket ke switch PPIC yang memang merupakan jalur yang telah

router berikan.

Gambar 4.31 Paket Sampai Pada PC Ruang PPIC

Pada gambar 4.31 dapat dilihat paket sampai di komputer tujuan yang berada

pada VLAN yang berbeda dengan komputer yang mengirimkan data tersebut. Ini

menandakan bahwa pengiriman data telah berhasil dilakukan.

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

70

g. Pembuktian Collision

Gambar 4.32 Pembuktian Collision Data Sebelum Menggunakan VLAN

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari dua kali ujicoba yang

dilakukan dengan dengan mengirimkan empat paket data. Test pengiriman

pertama hanya ada dua paket data yang sampai pada alamat tujuan dan dua

paket data lainnya gagal ini menandakan bahwa hanya 50% data yang

sampai ke alamat tujuan dengan kecepatan rata – rata 76ms. Begitu pula

pada test pengiriman data yang kedua hanya ada dua paket data yang sampai

ke alamat tujuan dan dua paket data lainnya gagal. Sama seperti pengiriman

data pertama pengiriman kedua hanya 50% data yang sampai dengan

kecepatan rata – rata 76ms. Hal ini membuktikan bahwa banyak paket data

yang saling bertabrakan sehingga data – data tersebut tidak dapat sampai ke

alamat tujuan.

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

71

Gambar 4.33 Pembuktian Setelah Menggunakan VLAN

Pada gambar diatas adalah hasil test ping yang dilakukan pada

jaringan yang telah menggunakan VLAN. Dapat dilihat bahwa paket data

yang diterima sesuai dengan paket data yang dikirimkan. Ini membuktiakan

collision dapat dikurangi. Dari dua test yang dilakukan menunjukan 100%

paket data sampai pada alamat tujuan. Selain itu juga memiliki waktu

pengiriman yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan

VLAN. Rata – rata pengiriman data dari kedua test tersebut adalah 24ms. Ini

menandakan bahwa collision dapat diatasi

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

72

h. Hasil Tes Ping Topologi Lama dan Baru

Hasil Tes Ping Topologi Lama

Gambar 4.34 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi

Finishing ke Gudang

Gambar 4.35 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi

Personalia ke Gudang

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

73

Gambar 4.36 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer

Divisi PPIC ke Gudang

Gambar 4.37 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer

Divisi Pola ke Gudang

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

74

Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi di atas,

dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan VLAN, pengiriman data di

dalam jaringan komputer perusahaan tidak stabil. Tidak semua data terkirim

dengan lancar. Terdapat cukup banyak data yang tidak terkirim ke tujuan.

Hasil Tes Ping Topologi Baru

Gambar 4.38 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi

Finishing ke Divisi PPIC1

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

75

Gambar 4.39 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi

Personalia ke Divisi PPIC1

Gambar 4.40 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi

PPIC2 ke Divisi PPIC1

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

76

Gambar 4.41 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer

Divisi Gudang ke Divisi PPIC1

Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa sesudah menggunakan VLAN, pengiriman data di

dalam jaringan komputer perusahaan menjadi stabil. Semua data terkirim dengan

lancar. Tidak ada data yang mengalami Request Timed Out. Dari hasil ping

tersebut juga menunjukan konfigurasi VLAN yang telah dilakukan dapat berjalan

dengan baik dan setiap VLAN dapat berhubungan dengan baik dalam satu VLAN

maupun dengan VLAN yang berbeda.

Tabel 4.5 Perbandingan Pengiriman Data Sebelum dan Sesudah Menggunakan

VLAN

No VLAN Waktu (ms)

Min Max Average

1 Sebelum 20 131 76

2 Sesudah 14 39 22

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

77

Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan waktu ping antara sesudah

menggunakan jaringan VLAN dan sebelum menggunakan VLAN yang dilakukan

pada divisi yang berbeda, yaitu pada divisi accounting ke divisi gudang. Bahwa

jaringan dengan menggunakan VLAN lebih cepat dalam pengiriman paket data

dibandingkan dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN.

i. Broadcast Domain Sebelum dan Sesudah Menggunakan VLAN

Gambar 4.42 Broadcast Domain Topologi Lama

Gambar 4.42 menunjukkan bahwa broadcast domain pada topologi lama

yang belum menggunakan VLAN, hanya berada di satu tempat. Hal tersebut

mengakibatkan pada saat seorang user mengirim data melalui jaringan, semua

end-device pada jaringan menerima data tersebut. Dengan kata lain, privasi data

tidak ada sama sekali.

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

78

Gambar 4.43 Broadcast Domain Topologi Baru

Pada gambar 4.43 menunjukkan bahwa dengan topologi yang baru dan

setelah menggunakan sistem VLAN, broadcast domain yang awalnya hanya di

satu titik, sekarang terbagi menjadi di lima titik berbeda. Selain itu, tidak semua

divisi berada dalam satu segmen jaringan ip-address yang sama.

Masing – masing VLAN mewakili divisi yang berbeda. VLAN 10 untuk

divisi accounting dan pola, VLAN 20 untuk divisi finishing, VLAN 30 untuk

divisi PPIC, dan VLAN 40 untuk divisi gudang dan personalia. Sehingga pada

saat pengiriman data dari suatu komputer, user dapat menentukan destinastion

data tersebut terlebih dahulu. Jadi tidak semua komputer user yang berada di

dalam jaringan dapat menerima data yang dikirimkan seperti sebelumnya. Privasi

data lebih baik dibandingkan saat menggunakan topologi jaringan lama yang

belum menggunakan sistem VLAN.

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

79

4.3.2 Validasi Rancangan Sesuai Kebutuhan Perusahan

Berdasarkan hasil ringkasan dari masalah-masalah yang dihadapi oleh P.T.

Mitra Sejati Mulia Industri mengenai jaringan komputer maka disimpulkan

sebagai berikut

1. Hanya memiliki satu broadcast domain

2. Tidak adanya keamanan jaringan.

3. Terjadinya banyak collision.

4. Tidak adanya segmentasi ip-address

Setelah dilakukan analisis dan perancangan dengan menggunakan metode

VLAN terhadap jaringan komputer di PT. Mitra Sejati Mulia Industri masalah

yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.

1. Broadcast Domain

Broadcast domain yang semula hanya satu dengan menggunakan VLAN

dapat terbagi keempat switch lainnya. Sehingga tidak semua user akan

mendapat broadcast data yang dikirimkan

2. Higher Performance

Karena jalur komunikasi yang sudah disegmentasikan maka pengiriman

dan penerimaan paket dapat berlangsung dengan lebih cepat dan lebih

stabil sehingga dapat mengurangi paket data yang tidak sampai ke tujuan

pengirim, selain itu juga mengatasi collision data

3. Segmentation ip-address

Dengan penerapan VLAN akan terjadinya segmentasi ip-address

sehingga memudahkan pengaturan dan perawatan jaringan

4. Keamanan jaringan

Dengan VLAN pembatasan hak akses dapat dilakukan, sehingga

keamanan jaringan lebih baik.

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF Bab4001.pdf · 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan

80