BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF...
Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2013-1-01084-IF...
41
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perancangan Jaringan VLAN
Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan
permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia
Industri, maka solusi yang tepat adalah dengan melakukan perancangan topologi
jaringan yang baru dengan menggunakan menggunakan sistem Virtual LAN
(VLAN).
VLAN merupakan suatu kumpulan perangkat dalam LAN yang
dikonfigurasi, sehingga dapat berkomunikasi seolah – olah dihubungkan dengan
kabel. Padahal berada pada segment yang berbeda. Tugas utamanya untuk
membagi broadcast domain menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. VLAN
dapat dibuat berdasarkan departemen, fungsi pekerjaan, dan lain – lain tanpa
terpengaruh lokasi fisik host.
VLAN dapat diciptakan dengan menggunakan manageable switch yang
mendukung sistem tersebut. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan
jaringan menjadi mudah dimana dapat dibuat segment yang bergantung pada
workstation.
Traffic antara VLAN yang satu dengan yang lainnya dapat dibatasi.
Implementasi VLAN dalam perusahaan ini memungkinkan terkontrolnya
keamanaan data pada setiap departemennya karena berada dalam satu broadcast
domain yang sama. Dan juga sangat fleksibel jika suatu saat terdapat
penambahan perangkat jaringan baru. Selain itu, bentuk jaringan yang tidak rapi
pada perusahaan pun dapat teratasi karena VLAN membuat seakan – akan
rancangan jaringan komputer perusahaan berada dalam lokasi fisik yang rapi.
42
4.1.1 Perangkat yang Digunakan
Dengan digunakannya sistem VLAN pada topologi jaringan yang baru, maka
dibutuhkan 5 buah switch yang akan menggantikan hub yang sebelumnya
digunakan pada topologi jaringan sebelumnya. Switch yang digunakan untuk
memenuhi sistem VLAN tersebut harus mendukung fitur managed switch.
Dengan demikian penggunaan switch merk Cisco seri Catalyst switch 2960 24
10/100 + 2 1000BT LAN Base menjadi perangkat pilihan untuk memenuhi
sistem VLAN yang dibuat. Spesifikasi dari switch tersebut sebagai berikut :
Tabel 4.1 Spesifikasi Hardware
Type Fixed
Topology Ethernet (10/100BaseTX)
Ethernet (10/100/1000BaseT)
Maximum Port density 24 10/100 ports
Uplinks 2 10/100/1000 ports
Modular/Expansion Slots n/a
Architecture Layer 2 Switching (basic connectivity), Layer 2
Switching (intelligent services), Voice Enabled
Form Factor Fixed, Rack Mountable,
Standalone/Clustering
Dimensions 1.73 x 17.5 x 9.3 in.
DRAM 16 MB
43
Gambar 4.1 Cisco Catalyst switch 2960 24 10/100 + 2 1000BT LAN Base
http://www.pcsuperstore.com/cisco-ws-c2960-24tt-l-10118744-image.jpg
Serta sebuah CISCO1841 Cisco 1841 Router dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Spesifikasi Hardware
Manufacturer Cisco Systems, Inc
Manufacturer Part Number CISCO1841
Product Type Modular Router
Form Factor External - modular - 1U
Dimensions (WxDxH) 34.3 cm x 27.4 cm x 4.4 cm
Weight 2.7 kg
DRAM Memory 256 MB (installed) / 384 MB (max) –
SDRAM
Flash Memory 64 MB (installed) / 128 MB (max)
Data Link Protocol Ethernet, Fast Ethernet
Network / Transport Protocol IPSec
Remote Management Protocol SNMP, HTTP, SSH-2
44
Features VLAN Support
Power AC 120/230 V ( 50/60 Hz )
Gambar 4.2 CISCO1841 Cisco 1841 Router
Yang dijadikan sebagai perantara agar VLAN yang satu dengan yang lainnya
dapat saling terhubung melalui inter-VLAN. Dimana pada router ini akan
dikonfigurasi inter-VLAN nya. Sehingga router dapat menentukan jalur – jalur
mana yang dapat dilalui oleh setiap VLAN.
45
4.1.2 Pembagian IP Address dan VLAN
Setelah perancangan topologi yang baru telah dibuat, maka dilanjutkan
dengan perencanaan pengalokasian ip-address dan menentukan VLAN yang akan
digunakan. Alamat ip-address dibagi berdasarkan pengunaan VLAN nya. Untuk
divisi accounting dan pola menggunakan VLAN 10, untuk divisi finishing
menggunakan VLAN 20, untuk divisi PPIC menggunakan VLAN 30, dan untuk
divisi gudang dan personalia menggunakan VLAN 40.
Pada tabel 4.3 dapat dilihat jangkauan ip-address tiap – tiap divisi yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan PT Mitra Sejati Mulai Industri.
Tabel 4.3 IP Address & VLAN
NO Divisi Ip Address Network Address VLAN
1 Accounting 192.168.10.0 –
192.168.10.255
192.168.10.0 10
2 Gudang 192.168.40.0 –
192.168.40.255
192.168.40.0 40
3 PPIC 192.168.30.0 –
192.168.30.255
192.168.30.0 30
4 Finishing 192.168.20.0 –
192.168.20.255
192.168.20.0 20
5 Personalia 192.168.40.0 –
192.168.40.255
192.168.40.0 40
6 Pola 192.168.10.0 –
192.168.10.255
192.168.10.0 10
46
Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terdapat
pada penambahan switch yang digunakan. Dikarenakan tidak cukupnya dengan
menggunakan satu switch saja untuk mengcover semua komputer yang ada, maka
dilakukan penambahan empat switch yang masing – masing divisi akan dihubungkan
dengan salah satu switch. Masing – masing divisi yang dikelompokan berdasarkan
VLAN akan dihubungkan ke masing – masing switch dengan menggunakan
FastEthernet.
Pada tabel 4.4 dapat dilihat default gateway untuk masing masing VLAN
Tabel 4.4 Daftar Default Gateway
VLAN Default Gateway
10 192.168.10.1
20 192.168.20.1
30 192.168.30.1
40 192.168.40.1
47
4.2 Konfigurasi Jaringan Menggunakan VLAN
4.2.1 Konfigurasi VLAN Name dan VLAN ID Pada Switch
Gambar 4.3 Konfigurasi VLAN
Pada gambar 4.1 dilakukan konfigurasi untuk pemberian ID VLAN dan
menentukan penamaan VLAN pada setiap bagian devisi yang sudah ditentukan
sebelumnya.
4.2.2 Konfigurasi SVI pada Switch
Switch memiliki fungsi SVI (Switch Virtual Interface) yang berguna
memberikan default gateway untuk setiap VLAN yang ada. Konfigurasi SVI
dapat dilakukan dengan cara masuk ke dalam setiap interface VLAN yang ada
dan memberikan ip-address masing – masing yang akan digunakan nantinya
sebagai default gateway setiap VLAN.
48
Gambar 4.4 Konfigurasi SVI
Pada gambar 4.2 setiap id VLAN yang sudah ditentukan tadi akan
dihubungkan dengan gateway ip-address dari setiap jaringan. Sehingga
konfigurasi tersebut akan mentukan gateway mana saja yang dihubungkan
dengan VLAN 10, 20, 30, dan 40. Dan setiap VLAN akan mengenali ip-address
yang berada di jaringannya.
49
4.2.3 Konfigurasi VTP Server
Konfigurasi VTP server hanya di konfig di switch pusat saja.
Gambar 4.5 Konfigurasi VTP Server
Switch pusat disini akan berfungsi sebagai server yang menghubungkan atau
sebagai pusat dari setiap switch client yang terhubung dengan switch pusat
tersebut. Maka di switch pusat akan dilakukan konfigurasi VTP server untuk
menyebarkan informasi identitas VLAN ke seluruh switch. Konfigurasi VTP
server dengan memasukan nama TVP domain dan VTP password.
50
4.2.4 Konfigurasi VTP Client
Konfigurasi VTP client dilakukan sehingga setiap switch selain switch pusat
dapat menerima identitas dari VLAN yang ada.
Gambar 4.6 Konfigurasi VTP Client
Konfigurasi VTP client dilakukan pada keempat switch lain yang terhubung
dengan switch pusat. Dengan memasukan nama VTP domain dan VTP password
yang sama dengan switch pusat, sehingga switch yang menjadi client dapat
melakukan akses dan mendapatkan informasi VLAN dari switch pusat yang
sudah dilakukan konfigurasi VTP server
51
4.2.5 Konfigurasi Switchport Trunk Pada Switch
Konfigurasi switchport mode trunk ini dilakukan di setiap switch client yang
port – portnya terhubung dengan switch pusat begitu pula sebaliknya yaitu switch
pusat yang setiap portnya terhubung dengan port – port pada switch client. Selain
itu dilakukan konfigurasi pada port switch yang menghubungkan switch pusat
dengan router.
Gambar 4.7 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/1 Switch Pusat
Pada switch pusat Interface Fast Ethernet 0/1 yang terhubung dengan router
dilakukan trunk yang berfungsi untuk membuat jalur sehingga VLAN 10, 20, 30,
40 dapat melalui jalur tersebut.
52
Gambar 4.8 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/2 Switch Pusat
Gambar 4.9 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/3 Switch Pusat
53
Gambar 4.10 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/4 Switch Pusat
Gambar 4.11 Konfigurasi Switchport Trunk Pada fa0/5 Switch Pusat
Pada gambar tersebut dilakukan konfigurasi yang sama dengan yang
dilakukan pada fa0/1 yaitu dengan melakukan trunking untuk membuat jalur
54
sehingga setiap VLAN yang ada dapat melewatinya. Dan hal tersebut dilakukan
juga pada setiap fast ethernet yang terhubung dengan switch pusat. Selain
dilakukan di switch pusat, trunk ini juga dilakukan pada fast ethernet setiap
switch client yang terhubung dengan switch pusat.
4.2.6 Konfigurasi Switchport Access pada Switch
Konfigurasi switchport access dilakukan di keempat switch client.
Konfigurasi tersebut dilakukan pada setiap port switch yang terhubung ke
komputer atau end device.
Gambar 4.12 Konfigurasi Switchport Access
55
4.2.7 Konfigurasi Subnetting pada Router
Gambar 4.13 Konfigurasi Subnetting pada Router
Gambar 4.14 Konfigurasi Subnetting pada Router
Konfigurasi pada gambar diatas untuk melakukan penambahan sub-interface,
hal ini dilakukan sesuai dengan banyaknya VLAN yang akan digunakan.
56
Encapsulation berguna untuk menerapkan sejenis protokol WAN, sehingga
dengan melakukan penambahan sub-interface ini berguna untuk membungkus
VLAN menjadi suatu kesatuan.
4.3 Evaluasi
4.3.1 Hasil Uji Coba dan Simulasi Rancangan
a. Simulasi Pada Jaringan
Untuk mengukur efektifitas kinerja pada jaringan yang baru maka digunakan
Cisco Packet Tracer. Software ini digunakan karena sesuai dengan alat yang
digunakan yaitu switch dan router Cisco sehingga sesuai dengan kebutuhan dan
selain itu karena penggunaannya mudah dimengerti oleh pengguna. Dengan
menggunakan Cisco Packet Tracer dapat membantu mempermudah melakukan
perancangan dan pengetesan jaringan yang baru karena dilengkapi dengan
berbagai macam perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan
topologi dan serta fitur – fitur dan tampilan yang sangat mendukung. Selain itu
juga dengan menggunakan Cisco Packet Tracer ini dapat mengurangi beban
produksi jika dilakukan secara langsung dengan melakukan pengimplementasian
terhadap jaringan perusahaan tersebut yang mungkin akan terjadi kesalahan –
kesalahan. Oleh karena itu dengan Cisco Packet Tracer dapat dilakukan simulasi
sehingga dapat melakukan pengetesan terhadap jaringan terlebih dahulu.
57
b. Verifikasi SVI Pada Switch
Gambar 4.15 Hasil Konfigurasi SVI
Pada Gambar 4.15 adalah hasil dari konfigurasi dari SVI pada switch
pusat yang dibuat untuk VLAN 10, 20, 30, dan 40 dan memberikan koneksi
default gatewaynya. Sehingga dapat diketahui untuk VLAN 10 dengan gateway
192.168.10.1 dan seterusnya untuk VLAN 20, 30, dan 40 dapat diketahui
gateway-nya.
58
c. Verifikasi VLAN
Gambar 4.16 Verifikasi VLAN Pada Switch Pusat
Gambar diatas menunjukan bahwa VLAN 10 untuk bagian accounting,
VLAN 20 untuk bagian finishing, VLAN 30 untuk bagian PPIC, dan VLAN 40
untuk bagian gudang sudah aktif pada switch pusat. Hal tersebut menunjukan
bahwa konfigurasi yang telah dilakukan sudah berjalan dengan baik. Untuk
menampilkannya dengan #show vlan brief.
59
Gambar 4.17 Verifikasi VLAN Pada Switch Client
Gambar diatas menunjukan bahwa switch pada divisi finishing sudah aktif
dan bisa digunakan dan menunjukan jika konfigurasi yang dilakukan sudah
berjalan dengan sesuai keinginan.
60
d. Verifikasi IP Interface Brief
Gambar 4.18 Verifikasi ip interface brief switch Pusat
Dari verifikasi ip interface brief diatas, terlihat bahwa status interface yang
sudah di verifikasi atau di konfigurasi sudah terhubung dengan port tujuannya.
Kondisi protokol yang down mengartikan bahwa protokol tersebut tidak
dikonfigurasi karena tidak digunakan.
61
Gambar 4.19 Verifikasi ip interface brief switch client
Pada gambar diatas status up menandakan bahwa switch client sudah
terhubungan dengan port tujuan, yaitu switch pusat dan dua komputer gudang.
Status down menunjukan bahwa port tidak terhubung dengan yang lain.
62
e. Verifikasi VTP status
VTP server memberikan informasi mengenai daftar VLAN yang telah dibuat
sebelumnya kepada VTP client, sehingga switch client dapat mengetahui
informasi VLAN.
Gambar 4.20 Verifikasi VTP Server di Switch Pusat
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa switch pusat sudah menjadi VTP
server, sehingga setiap client dapat menerima informasi VLAN dari switch pusat
yang terlah dikonfigurasi VTP server.
63
Gambar 4.21 Verifikasi VTP Client di Switch Accounting
Gambar 4.22 Verifikasi VTP Client di Switch divisi Finishing
64
Gambar 4.23 Verifikasi VTP Client di Switch PPIC
Gambar 4.24 Verifikasi VTP Client di Switch Gudang
VTP client dikonfigurasikan pada setiap switch yang terhubung dengan
switch pusat, sehingga switch client tersebut dapat menerima informasi mengenai
65
VLAN yang ada. VTP client dikonfigurasikan pada keempat switch pada
jaringan, yaitu switch accounting, switch finishing, switch PPIC, dan switch
gudang. Pada keempat gambar di atas, dapat dilihat setiap switch statusnya telah
menjadi client, sehingga dapat mendapat informasi VLAN dari switch pusat
f. Simulasi Pengiriman Data
Setelah konfigurasi jaringan telah dilakukan verifikasi dan dapat digunakan,
maka dilakukan pengetesan jaringan tersebut dengan mengadakan simulasi
pengiriman paket data dari satu divisi ke divisi lainnya. Disini disimulasikan
salah satu PC yang terdapat pada divisi pola yang akan mengirimkan paket data
pada komputer di divisi PPIC. Pada simulasi ini tidak dilakukan simulasi ARP.
Gambar 4.25 Paket Dikirim Dari Komputer Ruang Pola
Paket data akan dikirimkan dari komputer yang ada di ruang pola yang
memiliki ip-address 192.168.10.3 dengan tujuan komputer yang berada di ruang
PPIC dengan ip-address 192.168.30.2.
66
Gambar 4.26 Paket Sampai pada Switch Accounting
Paket data dari komputer di ruang pola dikirim melalui jaringan lalu akan
sampai pada switch accounting. Switch tersebut merupakan switch yang juga
menghubungkan komputer ruang pola dengan ruang accounting dalam satu
jaringan yang sama.
Gambar 4.27 Data Dikirim ke Switch Pusat
67
Paket dari switch accounting akan diteruskan ke switch pusat. Selain itu
switch juga mengirimkan paket ke komputer ruang accounting. Tetapi karena
komputer tersebut bukanlah tujuan pengiriman pake maka paket yang dikirimkan
akan dihancurkan.
Gambar 2.28 Paket Dikirim ke Router
Pada gambar 2.28 menunjukan dari switch pusat paket dikirim ke router
dengan tujuan untuk mendapatkan jalur VLAN yang telah dibuat. Jika tidak ada
router maka jalur VLAN yang ada tidak dapat diketahui dan paket tidak sampai
ke tujuan.
68
Gambar 4.29 Paket dikirim ke Switch Pusat Kembali
Router akan mengecek paket yang berasal dari komputer ruang pola dapat
diteruskan ke ruang PPIC. Setelah itu router melakukan perutean jalur mana
yang sesuai dengan tujuan dari paket yang dikirimkan. Maka router akan
melakukan pengiriman paket ke switch pusat untuk dapat dikirimkan ke switch
berikutnya.
Gambar 4.30 Paket Dikirim ke Switch PPIC
69
Setelah mendapat paket dari router yang mengindikasikan bahwa paket
tersebut sudah mendapatkan jalur pengiriman maka switch pusat akan
mengirimkan paket ke switch PPIC yang memang merupakan jalur yang telah
router berikan.
Gambar 4.31 Paket Sampai Pada PC Ruang PPIC
Pada gambar 4.31 dapat dilihat paket sampai di komputer tujuan yang berada
pada VLAN yang berbeda dengan komputer yang mengirimkan data tersebut. Ini
menandakan bahwa pengiriman data telah berhasil dilakukan.
70
g. Pembuktian Collision
Gambar 4.32 Pembuktian Collision Data Sebelum Menggunakan VLAN
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari dua kali ujicoba yang
dilakukan dengan dengan mengirimkan empat paket data. Test pengiriman
pertama hanya ada dua paket data yang sampai pada alamat tujuan dan dua
paket data lainnya gagal ini menandakan bahwa hanya 50% data yang
sampai ke alamat tujuan dengan kecepatan rata – rata 76ms. Begitu pula
pada test pengiriman data yang kedua hanya ada dua paket data yang sampai
ke alamat tujuan dan dua paket data lainnya gagal. Sama seperti pengiriman
data pertama pengiriman kedua hanya 50% data yang sampai dengan
kecepatan rata – rata 76ms. Hal ini membuktikan bahwa banyak paket data
yang saling bertabrakan sehingga data – data tersebut tidak dapat sampai ke
alamat tujuan.
71
Gambar 4.33 Pembuktian Setelah Menggunakan VLAN
Pada gambar diatas adalah hasil test ping yang dilakukan pada
jaringan yang telah menggunakan VLAN. Dapat dilihat bahwa paket data
yang diterima sesuai dengan paket data yang dikirimkan. Ini membuktiakan
collision dapat dikurangi. Dari dua test yang dilakukan menunjukan 100%
paket data sampai pada alamat tujuan. Selain itu juga memiliki waktu
pengiriman yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan
VLAN. Rata – rata pengiriman data dari kedua test tersebut adalah 24ms. Ini
menandakan bahwa collision dapat diatasi
72
h. Hasil Tes Ping Topologi Lama dan Baru
Hasil Tes Ping Topologi Lama
Gambar 4.34 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi
Finishing ke Gudang
Gambar 4.35 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi
Personalia ke Gudang
73
Gambar 4.36 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer
Divisi PPIC ke Gudang
Gambar 4.37 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer
Divisi Pola ke Gudang
74
Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan VLAN, pengiriman data di
dalam jaringan komputer perusahaan tidak stabil. Tidak semua data terkirim
dengan lancar. Terdapat cukup banyak data yang tidak terkirim ke tujuan.
Hasil Tes Ping Topologi Baru
Gambar 4.38 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi
Finishing ke Divisi PPIC1
75
Gambar 4.39 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi
Personalia ke Divisi PPIC1
Gambar 4.40 Hasil Tes ping Secara Terus Menerus dari Komputer Divisi
PPIC2 ke Divisi PPIC1
76
Gambar 4.41 Hasil Tes Ping Secara Terus Menerus dari Komputer
Divisi Gudang ke Divisi PPIC1
Dari kelima gambar hasil tes ping secara terus menerus antar divisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sesudah menggunakan VLAN, pengiriman data di
dalam jaringan komputer perusahaan menjadi stabil. Semua data terkirim dengan
lancar. Tidak ada data yang mengalami Request Timed Out. Dari hasil ping
tersebut juga menunjukan konfigurasi VLAN yang telah dilakukan dapat berjalan
dengan baik dan setiap VLAN dapat berhubungan dengan baik dalam satu VLAN
maupun dengan VLAN yang berbeda.
Tabel 4.5 Perbandingan Pengiriman Data Sebelum dan Sesudah Menggunakan
VLAN
No VLAN Waktu (ms)
Min Max Average
1 Sebelum 20 131 76
2 Sesudah 14 39 22
77
Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan waktu ping antara sesudah
menggunakan jaringan VLAN dan sebelum menggunakan VLAN yang dilakukan
pada divisi yang berbeda, yaitu pada divisi accounting ke divisi gudang. Bahwa
jaringan dengan menggunakan VLAN lebih cepat dalam pengiriman paket data
dibandingkan dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN.
i. Broadcast Domain Sebelum dan Sesudah Menggunakan VLAN
Gambar 4.42 Broadcast Domain Topologi Lama
Gambar 4.42 menunjukkan bahwa broadcast domain pada topologi lama
yang belum menggunakan VLAN, hanya berada di satu tempat. Hal tersebut
mengakibatkan pada saat seorang user mengirim data melalui jaringan, semua
end-device pada jaringan menerima data tersebut. Dengan kata lain, privasi data
tidak ada sama sekali.
78
Gambar 4.43 Broadcast Domain Topologi Baru
Pada gambar 4.43 menunjukkan bahwa dengan topologi yang baru dan
setelah menggunakan sistem VLAN, broadcast domain yang awalnya hanya di
satu titik, sekarang terbagi menjadi di lima titik berbeda. Selain itu, tidak semua
divisi berada dalam satu segmen jaringan ip-address yang sama.
Masing – masing VLAN mewakili divisi yang berbeda. VLAN 10 untuk
divisi accounting dan pola, VLAN 20 untuk divisi finishing, VLAN 30 untuk
divisi PPIC, dan VLAN 40 untuk divisi gudang dan personalia. Sehingga pada
saat pengiriman data dari suatu komputer, user dapat menentukan destinastion
data tersebut terlebih dahulu. Jadi tidak semua komputer user yang berada di
dalam jaringan dapat menerima data yang dikirimkan seperti sebelumnya. Privasi
data lebih baik dibandingkan saat menggunakan topologi jaringan lama yang
belum menggunakan sistem VLAN.
79
4.3.2 Validasi Rancangan Sesuai Kebutuhan Perusahan
Berdasarkan hasil ringkasan dari masalah-masalah yang dihadapi oleh P.T.
Mitra Sejati Mulia Industri mengenai jaringan komputer maka disimpulkan
sebagai berikut
1. Hanya memiliki satu broadcast domain
2. Tidak adanya keamanan jaringan.
3. Terjadinya banyak collision.
4. Tidak adanya segmentasi ip-address
Setelah dilakukan analisis dan perancangan dengan menggunakan metode
VLAN terhadap jaringan komputer di PT. Mitra Sejati Mulia Industri masalah
yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
1. Broadcast Domain
Broadcast domain yang semula hanya satu dengan menggunakan VLAN
dapat terbagi keempat switch lainnya. Sehingga tidak semua user akan
mendapat broadcast data yang dikirimkan
2. Higher Performance
Karena jalur komunikasi yang sudah disegmentasikan maka pengiriman
dan penerimaan paket dapat berlangsung dengan lebih cepat dan lebih
stabil sehingga dapat mengurangi paket data yang tidak sampai ke tujuan
pengirim, selain itu juga mengatasi collision data
3. Segmentation ip-address
Dengan penerapan VLAN akan terjadinya segmentasi ip-address
sehingga memudahkan pengaturan dan perawatan jaringan
4. Keamanan jaringan
Dengan VLAN pembatasan hak akses dapat dilakukan, sehingga
keamanan jaringan lebih baik.
80