Bab 4 Beberapa Contoh Praktik Pemetarencanaan

12
33 BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN 4.1. PENDAHULUAN Seperti diungkapkan oleh Schaller (1999) dan setidaknya dari indikasi dokumen yang dapat diakses secara elektronik dewasa ini, nampaknya upaya dan dokumen tentang penerapan empiris pemetarencanaan secara kuantitatif jauh “lebih banyak” dengan yang membahas sisi “konsep/teori.” Karena itu contoh-contoh praktik pemetarencanaan sebenarnya tersedia relatif banyak, kecuali yang bersifat spesifik perusahaan dan/atau dibatasi bagi anggota komunitas tertentu. Bagian ini menyampaikan beberapa contoh selektif untuk memberikan gambaran aplikasi empiris pemetarencanaan dan prakarsa nasional yang memang masih pada tahap awal. 4.2. BEBERAPA PRAKTIK DI NEGARA MAJU A. Contoh Pemetarencanaan Kolaboratif (Industri) Berikut adalah beberapa contoh selektif pemetarencanaan yang dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi antar pelaku (swasta, pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi, dan/atau pihak lain). 1. Contoh Semiconductor Industry Association (SIA) Salah satu contoh “klasik” petarencana yang banyak dibahas dalam literatur adalah SIA (Semiconductor Industry Association). Dalam hal ini misalnya bahwa fokus produk dari petarencana adalah semiconductor yang dapat digunakan dalam beragam produk (seperti memory, produk konsumen, komputer) yang masing-masing akan mempunyai kebutuhan/

Transcript of Bab 4 Beberapa Contoh Praktik Pemetarencanaan

33

BAB 4

BEBERAPA CONTOH PRAKTIK

PEMETARENCANAAN

4.1. PENDAHULUAN

Seperti diungkapkan oleh Schaller (1999) dan setidaknya dari indikasi dokumen yang dapat diakses secara elektronik dewasa ini, nampaknya upaya dan dokumen tentang penerapan empiris pemetarencanaan secara kuantitatif jauh “lebih banyak” dengan yang membahas sisi “konsep/teori.” Karena itu contoh-contoh praktik pemetarencanaan sebenarnya tersedia relatif banyak, kecuali yang bersifat spesifik perusahaan dan/atau dibatasi bagi anggota komunitas tertentu.

Bagian ini menyampaikan beberapa contoh selektif untuk memberikan gambaran aplikasi empiris pemetarencanaan dan prakarsa nasional yang memang masih pada tahap awal.

4.2. BEBERAPA PRAKTIK DI NEGARA MAJU

A. Contoh Pemetarencanaan Kolaboratif (Industri)

Berikut adalah beberapa contoh selektif pemetarencanaan yang dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi antar pelaku (swasta, pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi, dan/atau pihak lain).

1. Contoh Semiconductor Industry Association (SIA)

Salah satu contoh “klasik” petarencana yang banyak dibahas dalam literatur adalah SIA (Semiconductor Industry Association). Dalam hal ini misalnya bahwa fokus produk dari petarencana adalah semiconductor yang dapat digunakan dalam beragam produk (seperti memory, produk konsumen, komputer) yang masing-masing akan mempunyai kebutuhan/

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 34

persyaratan berbeda. Walaupun begitu, teknologi manufaktur semiconductor pada dasarnya merupakan bidang umum di mana para pelaku industri beroperasi. Mereka bersaing dalam desain semiconductor dan dalam produk-produk yang menggunakannya, bukan pada teknologi manufaktur yang mendasarinya.

Selain itu, suatu prakarsa “NEMI” (National Electronics Manufacturing Initiative) juga dikembangkan. Jika Pemetarencanaan Teknologi Semiconductor SIA menelaah isu yang terkait dengan kebutuhan/persyaratan (requirements) manufaktur semiconductor, Pemetarencanaan Teknologi NEMI berfokus pada kebutuhan bersama untuk produk yang terkait dengan jaringan informasi seperti misalnya NII (National Information Infrastructure). Kedua pemetarencanaan ini memungkinkan industri untuk mengembangkan teknologi-teknologi kunci yang mendasari secara kolaboratif, yang tentunya diharapkan menghindari/mengurangi terjadinya pembiayaan litbang yang bersifat “duplikasi” dan kekurangan pembiayaan atau mengabaikan teknologi penting lainnya.

Persyaratan/kebutuhan sistem yang penting (critical system requirements) antara lain meliputi ukuran yang lebih kecil (yaitu ukuran fitur), biaya yang lebih murah, dan power dissipation. Sebagai contoh ditargetkan bahwa dalam kurun 1992 – 2007 terjadi penurunan dalam perubahan 3 tahunan, dari ukuran 0,5 menjadi 0,1 mikron.

Selanjutnya petarencana mengidentifikasi 11 bidang teknis (seperti chip design and test, lithography, dan manufacturing systems). Dengan menggunakan critical system requirements tersebut sebagai kerangka kerja keseluruhan, dibentuklah tim untuk setiap bidang teknis, dan petarencana teknologi pun disusun untuk setiap bidang.

Setiap tim mengembangkan sehimpunan pendorong teknologi (technology drivers) yang bersifat spesifik bagi setiap bidang, yang diturunkan dari dan terkait dengan salah satu atau lebih critical system requirements. Sebagai contoh misalnya pendorong teknologi dalam bidang lithography yang terkait dengan ukuran fitur meliputi overlay, resolusi dan ukuran alat. Bidang lithography kemudian dibagi atas exposure technology; mask writing, inspeksi, perbaikan (repair), pemrosesan, dan metrologi; serta resist, track, dan metrologi.

Untuk setiap bidang teknologi (misalnya lithography) dan/atau sub bidang (misalnya exposure technology), petarencana mengidentifikasi alternatif teknologi seperti x-ray, e-beam, dan ion projection. Kinerja pendorong teknologi selanjutnya diproyeksikan untuk setiap alternatif teknologi untuk beragam titik/periode waktu. Berdasarkan proyeksi tersebut beserta dampaknya pada sasaran-sasaran critical system requirements, maka direkomendasikanlah sejumlah alternatif.

Laporan petarencana teknologi yang lengkap disiapkan untuk aktivitas tindak lanjut. Lokakarya diselenggarakan untuk melakukan kritik dan memvalidasi petarencana. Petarencana selanjutnya digunakan oleh Sematech untuk mengevaluasi dan menyusun prioritas dari proyek-proyek potensial. Dokumen ini telah mengalami beberapa peninjauan dan revisi dan berbeda dari versi awalnya.

BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN

35

2. Contoh Integrated Manufacturing Technologies Roadmapping (IMTR)

IMTR (Integrated Manufacturing Technologies Roadmapping) merupakan suatu prakarsa pengembangan serangkaian petarencana teknologi (disebut “IMTI”/Integrated Manufacturing Technology Initiative) yang menangani kebutuhan-kebutuhan manufaktur yang penting dari pemerintah dan industri di Amerika Serikat. Perkembangan/perjalanan upaya di bidang ini dari waktu ke waktu secara singkat adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Bidang kebutuhan yang penting yang ditelaah dalam IMTR meliputi (Caswell, 2002):

Teknologi Informasi untuk Manufaktur (Information Technologies for Manufacturing);

Pemodelan dan Simulasi (Modelling and Simulation);

Proses dan Peralatan Manufaktur (Manufacturing Process and Equipment);

Integrasi Perusahaan (Enterprise Integration); dan

Rencana Gabungan (Combined Plan).

Integrated

Manufacturing

Technology

Roadmapping

FCCSET AMT Interagency

Budget Initiative

ARPA/NSF Agile Mfg. Initiative

TEAM Program

1st Nat’l

Conf. (NIST)

FCCSET CIT

Working Group

NSF Advanced

Intelligent

Manufacturing Initiative

FCCSET AMT Program

Interagency TRP

NSTC CCIT Subcommittee on Mfg. Infrastructure

1st Mfg. Infra. Workshop

2nd Mfg. Infra. Workshop

2nd Nat’l

Conf. (NIST)

Joint ACIMS Project

NGM Project

AF/NSF MOTI Project

3rd Nat’l

Conf.(NIST)

NGM Rollout

4th Nat’l

Conf.(NIST)

NSTC/MI

Report

19931991 1992 1995 1996 1998 1999

Sumber : Caswell (2002).

1994 1997

Gambar 4.1 Perjalanan Sejarah Upaya Antar Lembaga – IMTR.

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 36

Proses pemetarencanaan IMTR melibatkan lebih dari 400 partisipan dari 150 perusahaan. Kerangka tahapan, proses pelaksanaan dan keluaran (deliverables) IMTR adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2 – 4.4.

Model Fungsional &Kerangka Pengkajian

Workshop

Petarencana IMTR

Peninjauan (Review) &

Pemutakhiran Program

Kebutuhan &

Prioritas Teknologi

Petarencana yang Ada

dan Hasil NGM

(Next Generation

Manufacturing)

Survey Berbasis

Internet

Review

Eksternal

Feedback Berbasis

Internet

Sumber : Caswell (2002).

Gambar 4.2 Kerangka Proses Pemetarencanaan IMTR.

Visi

Perusahaan

Kompetitif

Masa Depan

Rencana

Implementasi Program

Database

Iptek

Sumber : Caswell (2002).

Gambar 4.3 Ilustrasi Pelaksanaan Pemetarencanaan IMTR.

BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN

37

Model Fungsional

Tujuan, Kebutuhan dan Tugas

Pengkajian Keadaan Sekarang & Visi Masa Depan

Rencana Milestones

“Nugget” Roadmaps

Menjabarkan bidang teknologi ke dalam fungsi-fungsi logis dari perusahaan manufaktur “generik”

Menentukan keadaan masa depan yang diinginkan, kapabilitas yang diperlukan untuk mencapainya, dan litbang untuk mencapai setiap kapabilitas.

Mengidentifikasi “10 teratas” kapabilitas yang akan dikembangkan dan mengkaitkan teknologi-teknologi yang berperan dari seluruh (empat) petarencana IMTR.

Menentukan kerangka waktu untuk mencapai tujuan, kebutuhan, dan tugas; dasar bagi rencana litbang detail.

Baseline keadaan saat kini dan kemana akan menuju.

Sumber : Caswell (2002).

Gambar 4.4 Format Deliverables Pemetarencanaan IMTR.

3. Management of Accelerated Technology Insertion (MATI)

“Management of Accelerated Technology Insertion” (MATI), merupakan konsorsium yang pada 1997 dibentuk oleh lima perusahaan Amerika Serikat yang tujuan jangka panjangnya adalah memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dengan menciptakan dan meningkatkan basis kompetensi manajemen teknologi. Beberapa anggota Konsorsium meliputi: Baxter, Coca Cola, Ford, IBD Inc., Kellogg, Kraft, Lucent, McDonald’s, Motorola, Redex, Roche, Rockwell, Rohm and Haas, Siemens-Westinghouse, United Technologies dan USG.

Di antara kegiatannya adalah pembentukan gugus tugas (kelompok kerja) yang secara singkat antara lain adalah meliputi berikut:

1. Pemetarencanaan/Roadmapping (Anggota: Coca Cola, Ford, Kellogg, Lucent, McDonalds, Motorola, Roche, Rohm and Haas, USG, United Technologies, USG). Agenda: Menyusun suatu Panduan Pemetarencanaan.

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 38

2. Technology Sourcing (Anggota: Baxter, Kraft, Kellogg, Redex, Rockwell). Agenda: Pengambilan keputusan pengembangan teknologi secara internal atau eksternal, bagaimana berurusan dengan isu kekayaan intelektual, bagaimana mengidentifikasi kebutuhan dan sumber teknologi, secara domestik maupun global, benchmark praktik terbaik dan mengenali kesenjangan teknologi, serta pengembangan pemahaman keahlian dalam bidang di luar kelompok.

3. Inovasi-Produk-Teknologi dan Strategi; Manajemen Portfolio/Technology-product-innovation & Strategy; Portfolio Management (Anggota: Coca Cola, Lucent, Motorola, Roche, Rohm and Haas, SWPC, United Technologies). Agenda: Mengembangkan sub modul “Strategi Teknologi” dalam MOAD, dan menentukan praktik "termaju" (state of the art) dari manajemen portfolio.

4. Alih Teknologi/Technology Transfer (Anggota: Baxter, Ford, Kraft, Motorola, Roche, Rockwell, Siemens-Westinghouse). Agenda: akuisisi dan alih (transfer) pengetahuan dan teknologi yang bersifat perusahaan-perusahaan, dalam perusahaan, litbang-manufaktur dan lintas lini produk. Fokus utamanya adalah pada proses transfer dan pada pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman dan studi perusahaan.

5. Standar Teknologi Antar Organisasi/Inter-Organizational Technology Standards (Pemimpin: Rockwell). Agenda: topik yang bersifat lintas kelompok kerja.

6. Isu Dalam Organisasi/Intra-organizational Issues (Anggota: Kellogg, Lucent, McDonald’s, Motorola, Roche). Agenda: Pembahasan isu-isu internal organisasi dalam teknologi yang memungkinkan studi pendalaman.

7. Pemetarencanaan Bioteknologi/Biotechnology Roadmapping (Anggota: Kellogg, Kraft, Motorola, McDonald’s, Northwestern Biotech Center, Redex, Roche). Agenda: Pengembangan dan penerapan petarencana industri dalam beragam bidang ilmu kehidupan yang sejauh ini terabaikan. Perhatian terutama diberikan pada perubahan pertambahan nilai, hambatan dan pola perubahan bidang yang ditemui dalam berbagai sektor industri.

4. Technology Roadmapping Catalysis - Belanda

Kementerian Ekonomi Belanda memprakarsai Technology Roadmapping Catalysis. Sasarannya adalah mengembangkan suatu visi masa depan katalisis, menentukan sasaran yang jelas bagi proyek-proyek litbang katalisis, memperbaiki kerjasama dan litbang bersama di Belanda. Technology Roadmapping Catalysis dimaksudkan untuk memberikan suatu pedoman bagi program-program litbang bersama industri dan perguruan tinggi sehingga memperkuat jaringan Katalisis Belanda dan posisinya secara internasional. PricewaterhouseCoopers dalam hal ini memfasilitasi proses pemetarencanaan teknologinya.

Seperti format petarencana pada umumnya, dalam struktur petarencana yang dikembangkan, segmentasi vertikalnya dibagi atas:

BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN

39

Tingkat Bisnis (Business Level): mencerminkan kebutuhan-kebutuhan bisnis dan aplikasi pasar (market applications).

Tingkat Produk/Proses (Product/Process Level): menggambarkan deskripsi fungsional dari produk dan/atau proses yang memenuhi kebutuhan pada tingkat bisnis.

Tingkat Teknologi (Technology Level): menjelaskan teknologi/sains dalam spesifikasi detail yang diperlukan untuk menghasilkan persyaratan fungsional pada tingkat produk/proses.

Tingkat Proyek (Project Level): pada tingkat ini proyek-proyek litbang masing-masing (individual) dan proyek litbang bersama ditentukan yang dapat dipantau dengan alat manajemen proyek umumnya.

Beragam prakarsa pemetarencanaan telah dan sedang berkembang di berbagai negara. Kanada misalnya melalui Industry Canada tengah terus mengembangkan pemetarencanaan, antara lain meliputi: Aircraft Design, Manufacturing and Repair & Overhaul, Aluminum, Electrical Power, Forest Operations, Geomatics, Lumber and Value-Added Wood Products, Metal Casting, Medical Imaging, Wood-Based Panel Products, Biopharmaceuticals, Bioresources-based Technology Cluster, Intelligent Buildings, Marine and Ocean Industry, dan Photonics.

B. Contoh Pemetarencanaan Individual (Perusahaan/Korporasi)

Perusahaan yang telah dan sedang mengembangkan petarencana terus bertambah dan semakin beragam di berbagai bidang industri. Beberapa perusahaan yang telah dikenal luas mengembangkannya antara lain adalah Motorola, Honeywell, Lucent Technologies, Philips Electronics.

Beberapa lembaga (seperti perguruan tinggi) dan/atau perusahaan merupakan konsultan dalam pemetarencanaan, seperti misalnya “Center for Technology Management (CTM) – the University of Cambridge, The Albright Strategy Group, Arthur D. Little, The Learning Trust, PricewaterhouseCoopers.” Tabel 4.1 adalah ilustrasi contoh kasus aplikasi yang dilakukan oleh CTM.

Tujuan spesifik pemetarencanaan di perusahaan dapat berbeda satu dari lainnya. Beberapa contoh adalah sebagai berikut (lihat Farrukh, 2003):

Philips:

Menciptakan fokus yang tepat agar berhasil dalam mengenalkan produk-produk baru;

Memperbaiki keterkaitan dengan pasar;

Memetakan suatu visi masa depan agar dipahami oleh setiap orang dalam organisasi.

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 40

Tabel 4. 1 Beberapa Kasus dengan Metode ‘Fast-Start.’

Sektor/Produk Maksud

Industrial coding (x2)

Postal services (x10)

Security / access systems

Labelling software

Surface coatings

Medical packaging (x2)

Automotive sub-systems

Power transmission

Railway infrastructure (x2)

National infrastructure

Building controls

Automotive

Product planning

Integration of R&D into business; business planning

Product planning

Product planning

New product development process

Business reconfiguration

Service development & planning

Business opportunities of new technology

Capital investment planning and technology insertion

Research programme planning

New product opportunity; business reconfiguration

Defining the national research agenda for the sector

Sumber: Phaal (2001).

Lucas:

Menyediakan perencanaan proyek terpadu bagi sistem rekayasa;

Memasok masukan-masukan teknologi yang tepat bagi proses penganggaran.

ABB:

Menginformasikan proses evaluasi teknologi bisnis.

Post Office Research Group:

Mengkomunikasikan rencana riset kepada para sponsor bisnis;

Membantu fokus dan penentuan prioritas aktivitas riset;

Mengidentifikasi kapan pengetahuan pakar akan dibutuhkan di masa mendatang.

Sementara itu Honeywell menggunakan pemetarencanaan dengan tujuan sebagai berikut (Sherbert, 2002 dan Whalen, 2002):

Memastikan kesiapan produk dan teknologi;

Memberikan perhatian khusus dan mengatasi berbagai kesenjangan;

Mengembangkan kesesuaian antar fungsi untuk memaksimumkan efisiensi sumber daya;

Mengidentifikasi dan memaksimumkan berbagai peluang bagi penggunaan ulang (sebagai platform)

BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN

41

Mengidentifikasi peluang-peluang lintas organisasi;

Untuk komunikasi strategi dan sebagai bentuk akuntabilitas.

Beberapa contoh praktik pemetarencanaan generik pada tingkat perusahaan dibahas dalam bab-bab berikut.

4.3. BEBERAPA PRAKARSA INTERNASIONAL DAN NASIONAL

Walaupun masih terbatas, prakarsa pemetarencanaan berskala internasional kini telah dilakukan. Yang sejauh ini berkembang adalah ITRS (The International Technology Roadmap for Semiconductors) yang telah dilaksanakan pada tahun 1999 dan 2001. Inisiasi keterkaitan internasional juga tengah dimulai dari MATI (antara lain di University of Cambridge - Inggris).

Patut diakui, prakarsa nasional pemetarencanaan sejauh ini juga baru pada masa-masa awal dan masih sangat terbatas. Yang sejauh ini tercatat, upaya pemetarencanaan baru dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang dikoordinasikannya seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Melalui Program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) yang mulai diluncurkan tahun 2000, KRT mensyaratkan pengembangan technology roadmap bagi pihak pengelola program (dalam hal ini adalah lembaga litbang atau perguruan tinggi). Sejauh ini ada 6 (enam) tema/topik program seperti ditunjukkan pada Tabel. 4.2.

Tabel 4.2 Program RUSNAS – KRT.

Topik Pengelola

1. Teknologi Informatika dan Mikroelektronika (TIMe)

Pusat Penelitian Antar Universitas Mikroelektronika-ITB (PPAU Mikroelektronika)-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) - ITB

2. Buah Unggulan Tropis Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) - Lembaga Penelitian IPB

3. Ikan Kerapu Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian (P3TBP) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

4. Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit

Lembaga Penelitian IPB bekerjasama dengan Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI)

5. Diversifikasi Pangan Pokok Pusat Pangan dan Gizi - Lembaga Penelitian IPB

6. Pengembangan Engine Aluminium Paduan

Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Material (P3TM) - BPPT

Catatan: Program No. 4 – 6 baru dimulai tahun 2002.

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 42

Dalam rancangannya, Program RUSNAS dikembangkan dengan pertimbangan sebagai berikut (faktor pendorong):

1. Banyak sektor produksi yang strategis kurang dapat berkembang karena lemahnya penguasaan berbagai bidang teknologi yang terkait.

2. Di pihak lain bidang-bidang teknologi yang terkait dengan suatu sektor produksi yang strategis juga mengalami kemajuan-kemajuan yang semakin cepat, sehingga tanpa usaha yang ekstensif dan berjangka panjang untuk menguasai kemajuan teknologi-teknologi tersebut perkembangan sektor produksi itu akan semakin tertinggal.

3. Oleh karena itu diperlukan usaha yang secara komprehensif memetakan technology roadmap yang terkait dengan perkembangan suatu sektor produksi yang strategis, menumbuhkan penguasaannya, serta mendorong pemanfaatannya secara nyata ke dalam kegiatan produksi.

Berdasarkan informasi dari Gugus Tugas Rusnas, Kedeputian Pengembangan Sipteknas – KRT, Program RUSNAS dikembangkan oleh KRT untuk memfasilitasi usaha tersebut. Walapun program RUSNAS mengandung suatu kegiatan penelitian dan pengembangan, tetapi program ini sangat terkait dengan penguatan mata rantai dukungan teknologi (technology supply chain). Di pihak lain program ini diharuskan berorientasi pada kegiatan produksi yang spesifik. Dengan demikian, teknologi yang akan dikuasai dan dikembangkan serta dipetakan dalam technology roadmap harus memiliki hubungan yang kuat dengan teknologi produk dan proses produksi yang berkaitan dengan sektor produksi yang dituju.

Program RUSNAS dirancang sebagai suatu instrumen kebijakan KRT yang bertujuan untuk:

1. Mengorientasikan kemampuan yang telah terakumulasi di lembaga penelitian dan perguruan tinggi, untuk mendorong penguasaan sejumlah technology roadmap yang diperlukan untuk mendukung perkembangan sektor produksi yang strategis.

2. Membangun jaringan kerja sama antara sejumlah industri, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi agar dapat secara bersama-sama membentuk kemampuan mengembangkan teknologi produk dan proses produksi yang diperlukan, serta menumbuhkan kapasitas inovasi sejalan dengan kemajuan teknologi (state of the art technologies).

3. Mendorong perkembangan klaster industri yang terkait, termasuk penguatan peran serta usaha kecil menengah yang berbasis teknologi.

Sejauh ini memang elemen penting yang diharapkan tumbuh berkembang dalam program ini yaitu “keterkaitan” (linkage) antara “rantai pasokan pengetahuan dan teknologi” (knowledge and technology supply chain) dengan rantai produksi (production chain) masih “lemah.” Hampir seluruh petarencana yang dihasilkan sejauh ini pada dasarnya merupakan petarencana dari perspektif “pengelola” program (dalam hal ini perguruan tinggi atau lembaga litbang).

BAB 4 BEBERAPA CONTOH PRAKTIK PEMETARENCANAAN

43

Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga tengah mengembangkan petarencana teknologi bidang-bidang industri (ekonomi) yang terkait dengan lingkup tugas unit-unit yang ada. Sejauh ini terdapat 11 (sebelas) bidang teknologi ditambah 1 (satu) bidang kebijakan teknologi yang menjadi fokus, yaitu:

1. Bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Kendali;

2. Bidang Bioteknologi dan Farmasi;

3. Bidang Teknologi Energi;

4. Bidang Teknologi Lingkungan;

5. Bidang Teknologi Material;

6. Bidang Teknologi Industri Hankam;

7. Bidang Teknologi Sumber Daya Alam dan Mineral;

8. Bidang Teknologi Transportasi;

9. Bidang Agroteknologi;

10. Bidang Teknologi Rancang Bangun;

11. Bidang Teknologi Kelautan dan Kedirgantaraan.

4.4. BEBERAPA SUMBER RUJUKAN

Prakarsa pemetarencanaan teknologi di negara-negara maju dalam lima tahun belakangan ini berkembang cukup pesat. Pemerintah Amerika Serikat, Kanada, dan Australia adalah di antara negara yang paling gencar mempromosikan upaya pemetarencanaan teknologi di kalangan industri. Dokumentasi hasil kajian, prakarsa-prakarsa, kemajuan (progress) yang dicapai atau pandangan yang terkait dengan pemetarencanaan kini cepat berkembang dan tentu merupakan sumber pengetahuan yang penting. Beberapa sumber rujukan penting dapat dilihat pada Daftar Pustaka. Selain itu, beberapa sumber rujukan (referensi) pemetarencanaan kini juga semakin banyak dipublikasikan melalui media elektronik (internet).

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 44