BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf ·...

36
83 BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Tema Perancangan Pusat Budidaya Ikan Koi di Kabupaten Blitar ini mengambil tema metafora kombinasi. Metafora yang diambil disesuaikan dengan objek perancangan yakni ikan koi. Ikan koi yang baik mempunyai karakteristik diantaranya : 1. Proporsional tubuh, hal ini mencakup keserasian / keseimbangan ikan koi mulai dari mulut ikan hingga ujung ekor, bentuk tubuh ideal pada ukuran besar menyerupai torpedo (kapal selam) yang menjadi tujuan akhir. 2. Komposisi warna, warna yang cerah (terang) dan tajam (batas warna satu dengan yang lain). 3. Gerakan atau gaya renang ikan, gaya renang yang elegan turut mendukung tampilan ikan koi. Berdasarkan karakteristik di atas dapat diambil kesimpulan tentang poin-poin yang akan dijadikan analisis dalam perancangan Tabel 4.1 karakteristik ikan koi 4.2. Analisis Tapak Tujuan dari analisis tapak adalah untuk menentukan ketepatan perletakan bangunan pada tapak sehingga tersedia cukup ruang untuk tata hijau. Analisis ini berupa analisis kondisi-kondisi tapak yang ada.

Transcript of BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf ·...

Page 1: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

83

BAB 4

ANALISIS PERANCANGAN

4.1. Analisis Tema

Perancangan Pusat Budidaya Ikan Koi di Kabupaten Blitar ini

mengambil tema metafora kombinasi. Metafora yang diambil disesuaikan

dengan objek perancangan yakni ikan koi. Ikan koi yang baik mempunyai

karakteristik diantaranya :

1. Proporsional tubuh, hal ini mencakup keserasian / keseimbangan ikan koi

mulai dari mulut ikan hingga ujung ekor, bentuk tubuh ideal pada ukuran

besar menyerupai torpedo (kapal selam) yang menjadi tujuan akhir.

2. Komposisi warna, warna yang cerah (terang) dan tajam (batas warna satu

dengan yang lain).

3. Gerakan atau gaya renang ikan, gaya renang yang elegan turut mendukung

tampilan ikan koi.

Berdasarkan karakteristik di atas dapat diambil kesimpulan tentang poin-poin

yang akan dijadikan analisis dalam perancangan

Tabel 4.1 karakteristik ikan koi

4.2. Analisis Tapak

Tujuan dari analisis tapak adalah untuk menentukan ketepatan perletakan

bangunan pada tapak sehingga tersedia cukup ruang untuk tata hijau. Analisis ini

berupa analisis kondisi-kondisi tapak yang ada.

Page 2: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

84

4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak

Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan tapak, diantaranya adalah:

1. Kedekatan tapak dengan para pembudidaya ikan koi lokal.

2. Kedekatan tapak dengan Perpustakaan dan Makam Bung Karno serta

komplek wisata Candi Penataran, sehingga dapat memudahkan bagi

para pengunjung dari luar Kota Blitar untuk menemukan lokasi.

4.2.1.1. Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Terdapat dua alternatif tapak dalam Pusat Budidaya Ikan Koi di

Kabupaten Blitar ini. Tapak yang pertama terletak di Desa Jiwut, Kecamatan

Kepanjen Kidul, Kelurahan Sentul, Kota Blitar, sedangkan tapak yang kedua

terletak di Jalan Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Page 3: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

85

Gambar 4.1 Lokasi Tapak

(Sumber google photo.2012)

Tabel 4.2 Alternatif Lokasi

Page 4: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

86

4.2.1.2. Bentuk dan Batas Tapak

Berdasarkan analisis alternatif lokasi di atas maka tapak yang dipilih adalah

alternatif 2, yakni yang terletak pada Jl. Raya Penataran, Kecamatan Nglegok,

Kabupaten Blitar.

Gambar 4.2 Foto udara lokasi tapak

(Sumber google photo.2012)

Page 5: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

87

Gambar 4.3 Ukuran Tapak

(Sumber:hasil analisis.2012)

Batas-batas lokasi yang mengelilingi tapak yang mempunyai pengaruh langsung

maupun tidak langsung terhadap tapak diantaranya sebagai berikut:

a. Sebelah Utara

Pada sebelah utara tapak berbatasan dengan area permukiman penduduk dan

dipisahkan dengan jalan yang mempunyai lebar 5m dan sungai kecil yang mempunyai

lebar 1,5m. Pada sisi sebelah utara tapak juga terdapat akses masuk ke tapak.

Gambar 4.4 batas tapak sebelah utara

(Sumber:foto observasi.2012)

Page 6: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

88

b. Sebelah Timur

Pada tapak sebelah timur berbatasan dengan areal persawahan dan dipisahkan

dengan adanya sungai besar. Sungai yang berada di sisi timur tapak mempunyai lebar

sekitar 3-4m.

Gambar 4.5 batas tapak sebelah timur

(Sumber foto observasi.2012)

c. Sebelah Selatan

Pada tapak sebelah selatan berbatasan langsung dengan areal persawahan.

Gambar 4.6 batas tapak sebelah selatan

(Sumber:foto observasi.2012)

d. Sebelah Barat

Pada sebelah barat tapak berbatasan langsung dengan area permukiman

penduduk, sekolah, dan kantor kecamatan. Pada sisi tapak sebelah barat ini terdapat

akses yang menghubungkan tapak dengan jalan raya.

Gambar 4.7 batas tapak sebelah barat

(Sumber foto observasi.2012)

Page 7: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

89

4.2.1.3.Pencapaian ke Tapak

Gambar 4.8 Pencapaian ke tapak

(Sumber hasil analisis.2012)

Akses ke tapak dapat dicapai dari arah Perpustakaan dan Makam Bung Karno

dan dari Komplek Wisata Candi Penataran.

4.2.2. Kondisi Eksisting

4.2.2.1. Kondisi Geografis

Lokasi geografi tapak berada pada titik koordinat 8° 2'20.82" lintang selatan,

112°13'4.33" bujur timur dengan luas tapak sekitar 21339 m2. Lokasi ini terletak di Jalan

Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

4.2.2.2. Kondisi Geologis

Kondisi kawasan merupakan tapak yang cocok untuk kawasan budidaya,

pertanian dan kawasan terbangun

4.2.2.3. Kondisi Hidrologi

Pada kawasan tapak terdapat air permukaan sungai. Ketersediaan air untuk

kawasan dipenuhi dengan air sumber buatan dan dialirkan dengan mesin pompa air.

Untuk utilitas dari drainase kawasan disediakan dari sirkulasi aliran sungai yang ada

disekeliling tapak dan terdapat titik-titik pembuatan sumber air untuk pengairan

kawasan dan pemadam kebakaran.

Page 8: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

90

4.2.2.4. Kondisi Klimatologi

4.2.2.5. Kondisi Topografi

Kondisi topografi pada tapak merupakan lahan kosong yang digunakan sebagai

lapangan sepak bola. Tapak bukan merupakan lahan yang berkontur.

4.2.2.6.Analisis Kondisi Tapak

Page 9: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

91

Page 10: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

92

Page 11: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

93

Page 12: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

94

Page 13: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

95

• Analisis Vegetasi

Tabel 4.3 Analisis Vegetasi

Page 14: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

96

Page 15: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

97

4.3. Analisis Fungsi

4.3.1.Fungsi Primer

Pusat budidaya ikan koi ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat

budidaya ikan koi.

1. Kolam-kolam ikan

2. Gudang makanan dan peralatan kolam

3. Tempat karantina ikan

4.3.2.Fungsi Sekunder

Fungsi sekunder merupakan penunjang bagi fungsi primer. Pada

perancangan pusat budidaya ikan koi ini mempunyai fungsi sekunder sebagai :

1. Tempat edukasi bagi pembudidaya ikan koi pemula.

2. Salon kecantikan ikan.

Page 16: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

98

3. Sebagai tempat perlombaan atau kontes ikan koi.

4. Tempat wisata

5. Toko peralatan budidaya

6. Toko souvenir

7. Restoran

8. Kantor pengelola

4.3.3. Fungsi Penunjang

Adanya fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyediakan dan

memenuhi kebutuhan pengunjung dan agar bangunan berfungsi secara optimal.

Fasilitas penunjang yang akan disediakan seperti :

1. Mushola

2. Pelayanan ATM

3. Parkir kendaraan

4. WC umum

5. Rest area

6. Ruang ME

4.4. Analisis Aktivitas Pengguna

Pusat budidaya ikan koi ini, merupakan sebuah bangunan yang

berfungsi sebagai sarana komunikasi, sosial, edukasi, dan komersil, yang

tentunya mempunyai pengguna sebagai pelaksana aktivitas di dalamnya.

Pengguna pada bangunan ini secara umum dibagi menjadi dua yakni

pengelola dan pengunjung.

Page 17: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

99

Gambar 4.9 Struktur Tabel 4.4 Analisis Aktivitas Pengunjung

4.4.1. Analisis Aktivitas Pengunjung

Pengertian dari pengunjung pada pusat budidaya ini adalah orang yang

mengunjungi bangunan ini dengan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ikan.

Adapun aktivitas pengunjung sebagaimana terlampir pada table dan diagram

berikut:

Page 18: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

100

Tabel 4.5 Analisis Aktivitas Pengguna

Page 19: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

101

4.5 Analisis Ruang

4.5.1 Kebutuhan Ruang dan Kapasitas Ruang

Page 20: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

102

Page 21: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

103

4.5.2 Persyaratan Ruang

Tabel 4.9 Analisis Persyaratan Ruang

Page 22: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

104

Page 23: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

105

4.5.3.Diagram Hubungan Antar Ruang

Tabel 4.15 Hubungan Antar Ruang

Page 24: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

106

4.6 Analisis Sistem Bangunan

Analisis sistem bangunan merupakan analisis yang diperlukan untuk

mengetahui unsur-unsur pembentuk dan penyusun bangunan yang sesuai dan

inovatif sesuai dengan objek, tema dan konsep. Sistem bangunan tersebut diantara

lain adalah sebagai berikut:

4.6.1 Sistem Struktur

Dalam perancangan bangunan alternatif struktur yang dipakai diantaranya

sebagai berikut:

1. Struktur rangka

Sistem rangka terdiri dari plat lantai, balok, dinding pemikul, dan kolom

beraturan, saling tegak lurus dan beban gaya vertikal horisontal disalukan melalui

tiang/kolom untuk disalurkan menuju fondasi. Dalam sistem rangka ini terdapat

rangka kaku, balok dinding, plat datar dan plat terkantilever.

Gambar 4.10. Struktur rangka

(Sumber: google photo .2012)

2. Struktur bentang lebar

a. Struktur Kabel

Adalah struktur yang mempunyai sederetan kabel linier dan memikul

elemen horisontal kaku, Beban eksternal dipikul bersama oleh sistem kabel dan

elemen primer yang membentang dan berfungsi sebagai balok dan rangka batang

Page 25: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

107

Gambar 4.11. Struktur Kabel

(Sumber: google photo .2012)

b. Struktur cangkang

Menurut Joedicke (1963) struktur shell adalah plat yang melengkung ke

satu arah atau lebih yang tebalnya jauh lebih kecil daripada bentangnya.

Sedangkan menurut Schodeck (1998), shell atau cangkang adalah bentuk

struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan

lengkung. Sejalan dengan pengertian di atas, menurut Ishar (1995), cangkang

atau shell bersifat tipis dan lengkung. Jadi, struktur yang tipis datar atau lengkung

tebal tidak dapat dikatakan sebagai shell. Istilah cangkang oleh Salvadori dan

Levy (1986) disebut kulit kerang. Sebuah kulit kerang tipis merupakan suatu

membran melengkung yang cukup tipis untuk mengerahkan tegangan-tegangan

lentur yang dapat diabaikan pada sebagian besar permukaannya, akan tetapi

cukup tebal sehingga tidak akan menekuk di bawah tegangan tekan kecil, seperti

yang akan terjadi pada suatu membran ideal. Di bawah beban, suatu kulit kerang

tipis adalah stabil di setiap beban lembut yang tidak menegangkan pelat secara

berlebihan, karena kulit kerang tidak perlu merubah bentuk untuk menghindari

timbulnya tegangan- tegangan tekan.

Page 26: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

108

Gambar 4.12. Struktur Cangkang

(Sumber: google photo .2012)

c. Struktur membran

Struktur membran terbagi menjadi dua yakni struktur membran tenda dan

struktur membran pneumatis. Struktur membran tenda adalah struktur yang

menggunakan bidang tenda sebagai elemen penarik dan perentang tenda. Tenda

dan tali berfungsi sebagai penahan gaya tarikan. Elemen lain yang diperlukan

untuk menerima gaya desakan adalah tiang atau pelengkung. Struktur membran

pneumatic adalah struktur membran yang memiliki cirri khas semua gaya yang

terjadi pada membran-nya berupa gaya tarik.

Gambar 4.13 Struktur Tenda

(Sumber:hasil analisis.2012)

4.6.2 Material yang digunakan

a. Beton

Material beton digunakan untuk struktur utama bangunan. Bangunan

Page 27: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

109

dirancanakan memiliki 2 lantai dan beton akan digunakan untuk membuat

kolom dan balok pada struktur rangka. Material beton bagus untuk

pembangunan objek yang memiliki bentukan-bentukan khusus.

b. Kaca

Kaca merupakan material yang transparan, dalam penggunaanya bias

menjadi partisi dan sebagai penerus sinar matahari sebagai pencahayaan

alami pada ruang. Selain itu, juga bias digunakan untuk memaksimalkan

potensi view ke luar dari dalam bangunan.

c. Membran

Membran banyak digunakan untuk elemen bangunan atap. Dengan

kolaborasi kabel sebagai pengikatnya menjadikan membran semakin

kencan dan kuat. Membran memiliki sifat elastis sehingga bentuknya

dapat diatur sesuai dengan kreasi dan inovasi disain yang berbeda-beda.

d. Baja

e. Kabel

Material kabel digunakan sebagai material utama dalam struktur kabel.

f. Batu Bata

Batu bata nantinya akan digunakan sebagai material pengisi pada struktur

rangka, selain itu juga digunakan sebagai material utama dalam

pembuatan kolam ikan koi.

4.6.3. Sistem utilitas

Pada perancangan sebuah bangunan yang tidak boleh diabaikan adalah

perencanaan dan perancangan sistem utilitas. Terkait dengan objek merupakan

Page 28: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

110

sebuah fasilitas publik, utilitas bangunan sangat penting untuk dipertimbangkan

dalam rancangan sehingga akan menjadikan bangunan memiliki kenyamanan dan

keamanan sebagai penyedia jasa transportasi udara. Sistem utilitas diantaranya

sebagai berikut:

4.6.4. Plumbing

Sistem plumbing yaitu terkait dengan penyediaan dan pengolahan siklus

air pada bangunan.

a. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB)

• Sistem penyedia air

Sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk menyediakan air bersih

sesuai dengan standar kualitas air bersih, secara fisika (temperatur, warna,

bau, rasa, kekeruhan, sadah) dan secara kimiawi (kadar sisa chlor, dsb).

Sistem penyediaan air terdiri dari beberapa macam, antara lain:

- Sistem sambungan langsung

Pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama

penyediaan air bersih (pdam).

- Sistem tangki atap

Air terlebih dahulu ditampung pada tangki bawah, kemudian dipompa ke

tangki atas dan didistribusikan ke seluruh ruang dalam bangunan.

- Sistem tangki tekan

Air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah kemudian dipompa ke

bejana tertutup. Udara di dalamnya terkompresi dan air terdistribusi ke

masing-masing lantai/ruang.

Page 29: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

111

- Sistem tanpa tangki (booster sistem)

Air dipompa langsung ke sistem dan distribusiikan ke seluruh bangunan.

• Pompa

Pompa air yang digunakan menggunakan pompa Sistem Tangki Tekan

dengan memanfaatkan tekanan dari bawah untuk mengalirkan air bersih

menuju keluruh isi bangunan.

• Perpipaan

Menggunakan pipa Poly Vinyl Chloryden (PVC) dan jenis bahan pipa dari

besi.

Warna pipa biasanya pada bangunan:

Merah : pipa air untuk kebakaran

Biru : pipa air untuk air bersih

Putih : pipa air untuk minum

Gambar 4.14. Diagram analisis SPAB

(Sumber: diktat kuliah utilitas. 2009)

Alternatif 1

Pembagian air dari tandon utama menuju sub-tandon pada masing-masing zona

Kelebihan : Pengontrolan pembagian air yang lebih mudah

Page 30: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

112

Kekurangan : Kurang dalam hal efisiensi biaya dalam pengadaan tandon

dan perawatan.

Gambar 4.15. Diagram analisis SPAB

(Sumber: diktat kuliah utilitas. 2009)

Alternatif 2

Pembagian air dari tandon utama langsung menuju pada masing-masing zona

Kelebihan :Lebih efisiensi dalam hal biaya operasional pengadaan tendon dan

perawatan.

Kekurangan :Cukup sulit dalam hal pengontrolan dan jika terjadi kebocoran.

b. Sistem Pembuangan Air Kotor (SPAK)

Sistem Pembuangan Air Buangan, merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan

air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur.

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara pembuangan:

- Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air

kotor dan air bekas dialirkan ke dalam satu saluran / pipa.

- Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air

kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau

menggunakan pipa yang berlainan.

- Sistem pembuangan Tak langsung, yaitu sistem pembuangan dimana air

buangan dari beberapa lantai digabung dalam satu kelompok terlebih

Page 31: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

113

dahulu.

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara pengaliran:

- Sistem Gravitasi,yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas

dialirkan dari tempat tinggi ke saluran umum yang lebih rendah.

- Sistem Bertekanan, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air

bekas dialirkan ke saluran umum yang lebih tinggi dengan pompa keluar.

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan perletakannya:

- Sistem Pembuangan Gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada di

dalam gedung.

- Sistem Pembuangan Luar, yaitu sistem yang berada di luar gedung,

disebut juga riol gedung.

Peralatan utama pada sistem buangan air kotor, yaitu:

- Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada

daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi

Gambar 4.16. Pompa submersible

(Sumber: google photo. 2012)

- Sewage Treatment Plant (STP)

STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi

persyaratan sebagai air buangan rumah tangga (domestik waste), yaitu

Page 32: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

114

dengan ketentuan:

a.Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter.

b.Kebutuhan biologi untuk oksigen (BOD) rata-rata dalam waktu24 jam adalah 20

mg/liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan s/d 30 mg/liter.

Gambar 4.17. Diagram analisis SPAK

(Sumber: diktat kuliah utilitas. 2009)

a. Instalasi vent

Berguna untuk membuang hawa yang ditimbulkan pada toilet, dengan

main pipanya melalui riser pada shaft plambing yang kemudian dihubungkan

langsung ke masing-masing titik drainase tata kota dan ada yang ditampung ke

dalam bak kontrol sumpit baru kemudian dibuang ke sumpit kontrol. Selain itu

juga berfungsi untuk menjaga sekat perangkap dari efek sifon/tekanan, menjaga

aliran yang lancar dalam pipa pembuangan dan mensirkulasikan udara dalam pipa.

b. Air hujan

Sistem Hujan instalasi roofDrainnya per titik langsung dibuang ke Drinase

Tata Kota/lingkungan. Serta pembuatan sumur resapan untuk resapan air hujan.

Sistem Pompa Type Summersible, yaitu pompa yang dimasukkan ke dalam air,

yang mana instalasi air hujan yang masuk ke penampungan kemudian dibuang ke

Drainase Tata Kota/lingkungan atau dimanfaatkan kembali untuk menyirami

Page 33: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

115

rumput kawasan.

4.6.5. Sistem Elektrikal

Sumber daya listrik yang digunakan pada kawasan tapak terpilih berasal

dari PLN. Dengan kondisi jaringan listrik dikawasan sudah tertata dangan baik.

Daya listik dipasok ke dalam bangunan yang disalurkan melalui kabel bawah

tanah. Distribusi dalam bangunan dilakukan pada pelat lantai atau diletakkan pada

ruang di plafon.

Gambar 4.19 Diagram alur listrik

(Sumber: Hasil Analisis .2012)

Page 34: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

116

4.6.6. Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi pada kawasan tapak berasal dari TELKOM

yang jaringannya ada di sekitar tapak. Berkasarkan kondisi sistem jaringan

telekomunikasi yang ada pada tapak, maka alternatif tanggapannya adalah sebagai

berikut:

• Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex)

pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang

berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.

• Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah

(Half Duplex) pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara

bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan

Chat Room.

Dalam kaitannya dengan bangunan perkantoran, bentuk komunikasi yang

sering dipakai adalah komunikasi dua arah (Duplex) dan komunikasi semi dua

arah (Half Duplex).

4.6.7. CCTV

CCTV adalah alat piranti kamera yang dipasang pada area tertentu

pengunjung untuk dapat dimonitor di layar TV, alat monitor tersebut dapat

merekam di CD Player. Adapun Instalasi ditarik perzone/perlantai, dengan

memakai kable jenis coaksial, pertitik langsung ditarik ke control room karena

alat monitornya ada pada ruangan tersebut.

Page 35: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

117

Gambar 4.20 CCTV

(Sumber google photo.2012)

4.6.8. Fire Alarm

Sistem untuk mengatasi bahaya terhadap kebakaran dengan cara

penempatan hydrant dan spinkler dengan uraian sebagai berikut:

• Hydrant yang ditempatkan pada daerah-daerah yang strategis dan mudah

dijangkau bila bangunan terjadi kebakaran.

Gambar 4.21 Hydrant

(Sumber:google photo.2012)

• Spinkler, sistem ini ditempatkan pada plafond disepanjang koridor ruangan dan

didalam ruang pamer. Spinkler ini akan bekerja otomatis apabila detektor panas

(heat detectto) menangkap adanya sinyal kebakaran.

Page 36: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Temaetheses.uin-malang.ac.id/1217/8/07660069_Bab_4.pdf · 84 4.2.1. Kriteria Pemilihan Tapak Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan

118

Gambar 4.22 Spinkler

(Sumber:google photo.2012)

• Disamping alat kebakaran tadi juga disediakan tangga darurat kebakaran yang

ditempatkan ditempat yang strategis yaitu diluar bangunan.

Gambar 4.23 Tangga

(Sumber:google photo.2012)

Gambar 4.24. Diagram pemadam

(Sumber:google photo.2012)