BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA...

13
28 BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN 3.1 Pendahuluan Pada kegiatan verifikasi posisi pipa bawah laut pasca pemasangan ini akan digunakan sebagai data untuk melihat posisi aktual dari pipa bawah laut pasca pemasangan. Dalam kegiatan ini digunakan data survei hidrografi, survei oseanografi dan juga survey geologi, informasi yang dibutuhkan pada kegiatan verifikasi posisi pipa bawah laut ini ialah : - Informasi posisi dan kedalaman dari lokasi pemasangan pipa - Informasi pasang surut dari lokasi pemasangan pipa - Informasi magnetik sepanjang lokasi pemasangan pipa Dalam penelitian tugas akhir ini data yang digunakan ialah data batimetri dimana terdapat data pasut sebagai koreksi untuk kedalaman dan juga data sound velocity untuk mendapatkan nilai kedalaman yang akurat. 3.2 Lokasi Survei Verifikasi Posisi Pipa Bawah Laut Survei verifikasi posisi pipa bawah laut ini berlokasi pada daerah delta sungai mahakam, Kalimantan Timur. Lokasi dari survei yang dilakukan ini ditunjukkan pada gambar 3.1. 3.3 Parameter Geodetik Parameter geodetik yang digunakan ialah sebagai berikut : Tabel 3.1 Parameter Geodesi yang Digunakan Datum P2 Exc-T9 (SAMBOJA) Origin T9 (TORAN Station) Spheroid BESSEL 1841 Semi-major axis (a) 6 337 397.155 m Inverse flattening (1/f) 299.152 82

Transcript of BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA...

Page 1: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

28

BAB 3

VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN

3.1 Pendahuluan

Pada kegiatan verifikasi posisi pipa bawah laut pasca pemasangan ini akan

digunakan sebagai data untuk melihat posisi aktual dari pipa bawah laut pasca

pemasangan. Dalam kegiatan ini digunakan data survei hidrografi, survei oseanografi

dan juga survey geologi, informasi yang dibutuhkan pada kegiatan verifikasi posisi

pipa bawah laut ini ialah :

- Informasi posisi dan kedalaman dari lokasi pemasangan pipa

- Informasi pasang surut dari lokasi pemasangan pipa

- Informasi magnetik sepanjang lokasi pemasangan pipa

Dalam penelitian tugas akhir ini data yang digunakan ialah data batimetri dimana

terdapat data pasut sebagai koreksi untuk kedalaman dan juga data sound velocity

untuk mendapatkan nilai kedalaman yang akurat.

3.2 Lokasi Survei Verifikasi Posisi Pipa Bawah Laut

Survei verifikasi posisi pipa bawah laut ini berlokasi pada daerah delta sungai

mahakam, Kalimantan Timur. Lokasi dari survei yang dilakukan ini ditunjukkan

pada gambar 3.1.

3.3 Parameter Geodetik

Parameter geodetik yang digunakan ialah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Parameter Geodesi yang Digunakan

Datum P2 Exc-T9 (SAMBOJA)

Origin T9 (TORAN Station)

Spheroid BESSEL 1841

Semi-major axis (a) 6 337 397.155 m

Inverse flattening (1/f) 299.152 82

Page 2: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

29

Gambar 3.1 Lokasi Survei

Tabel 3.2 Proyeksi yang Digunakan

Proyeksi Universal Transverse Mercator (Zona 50S)

Central Meridian (CM) 117°00'00" East

Latitude Of Origin 0° (Equator)

False Easting 500 000 m

False Northing 10 000 000 m

Scale Factor on the CM 0.9996

Unit of Measure Meter

Parameter transformasi datum dari ITRF(WGS 84) ke P2 Exc-T9 ialah sebagai

berikut (Laporan Akhir, 2012) :

dX : +404.78m

dY : -685.68m

dZ : -45.47m

Seluruh data kedalaman dalam tugas akhir ini mengacu pada Chart Datum lokal.

Chart Datum yang digunakan 1.58 m dibawah MSL. Kedalaman yang didapat

direduksi terhadap Chart Datum dengan memasukkan data pasang surut yang

didapatkan dengan pengamatan langsung menggunakan RBR Tide gauge.

Page 3: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

30

3.4 Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan pada saat survei ialah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Alat yang Digunakan

Kategori Alat yang Digunakan

Posisi dan

Navigasi

Starfix G2 + Glonass DGPS

C Nav 2000

TSS Meridian Surveyor Gyro Compass

Qinsy

Sonardyne Ranger USBL System

Batimetri Simrad EM 3002 MBES

Seatex MRU H Heave Compensator

Tide Gauge RBR TGR-1050HT

CTD System AML SV Plus V2

Valeport MiniSVS Real Time Sound Velocity Probe

Pinger

Geoacoustic Pinger 4x4

Coda DA2000 Acquisition Software

Geoacoustic Pinger 2x2 (Side Mounted)

3.5 Kalibrasi Yang Dilakukan

Pada survei kali ini perlu dilakukan beberapa kalibrasi pada alat-alat yang akan

digunakan, diantaranya kalibrasi pada sistem penentuan posisi dan kalibrasi pada alat

Multibeam Echosounder.

3.5.1 Kalibrasi Sistem Penentuan Posisi

Kalibrasi yang dilakukan ialah kalibrasi pada DGPS dan gyrocompass

1. Kalibrasi DGPS

Kalibrasi dilakukan di Balikpapan untuk melihat keadaan dari peralatan yang

digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi juga dilakukan dengan

menuju ke tempat yang telah diketahui koordinatnya, kalibrasi dilakukan untuk

memeriksa apakah datum lokal dan parameter geodesi yang digunakan telah tepat

atau belum.

2. Kalibrasi Gyrocompass

Kalibrasi Gyrocompass dilakukan pada saat mobilisasi dan dilakukan di pelabuhan

Balikpapan.

Page 4: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

31

3.5.2 Kalibrasi pada Multibeam Echosounder

MBES patch test atau survei kalibrasi sangatlah penting dan harus dilakukan untuk

memastikan data yang didapat akurat dan dapat digunakan. Kalibrasi dilakukan di

dekat dengan lokasi survei dilakukan pada 010 04’ 56.72015” lintang selatan dan

1170 20’ 23.25887” bujur timur (Lokal Datum). Terdapat empat jenis jalur survei

dengan keadaan dasar laut yang datar dan tidak rata untuk mendapatkan parameter

kalibrasi yang dibutuhkan.

Tabel 3.4 Deskripsi Jalur Survei Untuk Kalibrasi

No Jalur Arah Kecepatan Keadaan Bawah Laut Test

1 ROLL-A 30ᵒ 4 knots

Area Datar roll ROLL-B 210ᵒ 4 knots

2 PITCH-E 120ᵒ 4 knots

Area Tidak Datar pitch PITCH-F 300ᵒ 4 knots

3 PITCH-F 300ᵒ 4 knots

Area Tidak Datar yaw YAW-4 300ᵒ 4 knots

Untuk mengakuisisi data digunakan software QINSy navigation. Setelah itu

pemrosesan data menggunakan modul QINSy processing. Tahapan pemrosesan data

kalibrasi ialah sebagai berikut :

1. Roll Test

Kalibrasi roll test ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari gerakan kapal

terhadap sumbu x kondisi pengambilan data sebelum dilakukannya kalibrasi

ditunjukkan pada gambar 3.2 sedangkan kondisi pengambilan data setelah

dilakukannya kalibrasi ditunjukkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.2 Kondisi Roll Sebelum Kalibrasi

Page 5: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

32

Gambar 3.3 Kondisi Roll Setelah Kalibrasi

Hasil dari test roll didapatkan bahwa koreksi yang dihasilkan ialah 0.00ᵒ yang artinya

tidak ada koreksi pada kalibrasi roll.

2. Pitch Test

Kalibrasi pitch test ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari gerakan kapal

terhadap sumbu y kondisi pengambilan data sebelum dilakukannya kalibrasi

ditunjukkan pada gambar 3.4 sedangkan kondisi pengambilan data setelah

dilakukannya kalibrasi ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.4 Kondisi Pitch Sebelum Kalibrasi

Page 6: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

33

Gambar 3.5 Kondisi Pitch Setelah Kalibrasi

Hasil dari test pitch didapatkan bahwa koreksi yang dihasilkan ialah 1.62ᵒ, terdapat

koreksi sebesar 1.62ᵒ pada koreksi ini.

3. Yaw Test

Kalibrasi yaw test ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari gerakan kapal

terhadap sumbu x kondisi pengambilan data sebelum dilakukannya kalibrasi

ditunjukkan pada gambar 3.6 sedangkan kondisi pengambilan data setelah

dilakukannya kalibrasi ditunjukkan pada gambar 3.7.

Gambar 3.6 Keadaan Yaw Sebelum Kalibrasi

Page 7: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

34

Gambar 3.7 Keadaan Yaw Setelah Kalibrasi

Hasil dari test yaw didapatkan bahwa koreksi yang dihasilkan ialah 0.91ᵒ. Sehingga

hasil akhir dari kalibrasi MBES yang telah dilakukan ialah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Kalibrasi MBES

Patch Test Value

Roll Offset 0.00°

Pitch Offset 1.62°

Yaw/Azimuthal Offset 0.91°

Time Latency Terkoreksi 1 PPS

Nilai yang telah didapatkan diatas nantinya akan dimasukkan ke dalam database

QINSy sebagai nilai koreksi, dan dapat digunakan pada saat survei di lapangan akan

dilakukan.

3.6 Offset Kapal

Offset kapal ini menginformasikan posisi dari alat atau sensor-sensor yang digunakan

pada wahana survei terhadap posisi pusat gravitasi dari kapal. Dimana digunakan

sistem koordinat kartesian (x,y) pada offset kapal ini dengan pusat gravitasi kapal

sebagai pusat sistem koordinatnya atau (0,0) pada sistem koordinatnya. Offset kapal

yang digunakan dalam survei kali ini ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut, dimana

ditunjukkan offset dari kapal MGS Geosurvey.

Page 8: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

35

Gambar 3.8 Offset Kapal MGS Geosurvey

3.7 Data Jalur Survei

Data jalur survei yang dilakukan pada kegiatan survei kali ini ialah jalur survei

dengan menggunakan 7 garis yang sejajar sebagai mainline, dan terdapat 5 crossline,

dengan lebar koridor survei sepanjang 500 m. Gambar 3.9 akan menunjukkan jalur

survei yang akan dikerjakan.

Page 9: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

36

Gambar 3.9 Jalur Survei

3.8 Pengolahan Data

Dalam tugas akhir ini menggunakan data primer yang berupa posisi dan nilai

kedalaman pada jalur survei yang dilakukan, serta data pasang surut yang digunakan

sebagai koreksi kedalaman.

3.8.1 Pengolahan Data Pasang Surut

Pengolahan data pasut dilakukan untuk mendapatkan nilai chart datum yang

digunakan untuk referensi kedalaman. Data pasang surut diukur dengan

menggunakan RBR tide gauge, tide gauge diletakkan pada 538115.00 m E dan

9882604.26 m N sistem proyeksi UTM pada zona 50 S, diletakkan pada tanggal 3

April 2012 pada pukul 09.40 sampai tanggal 5 April 2012 pada pukul 13.10 dengan

Page 10: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

37

selang waktu pengambilan data 10 menit. Grafik pasang surut selama pengamatan

dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut ini.

Gambar 3.10 Grafik Hasil Pengamatan Pasut Di Delta Mahakam

Berdasarkan hitungan yang dilakukan nilai MSL yang didapatkan dari pengukuran di

lapangan ialah sebesar 44.1 m. Nilai tertinggi dan nilai terendah selama pengamatan

ialah 0.69 m dan -0.79 m apabila keduanya direduksi terhadap nilai MSL.

3.8.2 Pengolahan Data Sound Velocity

Sound velocity profile merupakan profil cepat rambat gelombang akustik dalam

medium tertentu. SVP diukur secara real time pada tanggal 16 Maret 2012, SVP

diukur secara detail untuk mengurangi pengaruh kesalahan terhadap data MBES

pada saat melakukan pemeruman. Hal ini dilakukan karena SVP bersifat unik atau

berbeda-beda dan tergantung terhadap lokasinya. Nilai SVP pada saat pengukuran

terlihat meningkat pada kedalaman 0 -5 m dan setelah itu nilai SVP konstan hingga

kedalaman 37 m, nilai SVP yang terdapat di lokasi pengukuran dapat dilihat pada

grafik yang terdapat pada gambar 3.2. Sumbu x menunjukkan cepat rambat

gelombang akustik (m/s) dan sumbu y menunjukkan kedalaman pengukuran (m)

Page 11: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

38

Gambar 3.11 Grafik SVP di Lokasi Pengukuran

3.8.3 Pengolahan Data MBES

Pada pengolahan data MBES ini data yang akan diolah adalah data yang tidak

mentah, karena data ini sudah terkalibrasi dengan sesuai prosedur sehingga di

dapatkan data yang baik. Tahapan pengolahan data MBES ini dapat dilihat pada

diagram gambar 3.12.

Pengolahan data MBES ini akan menghasilkan gambar dasar laut berupa tiff image

pada data ini akan ditampilkan bagaimana kondisi dasar laut di wilayah delta

mahakam dan akan terlihat bagaimana posisi dan keberadaan pipa bawah laut yang

berada di wilayah survey ini, gambar hasil pengolahan data MBES dapat dilihat pada

gambar 3.13.

Page 12: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

39

Gambar 3.12 Diagram Prosesing Data MBES

Page 13: BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA …digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-muhammadfi-22723-4... · digunakan setelah mobilisasi dan pemasangan alat. Kalibrasi

40

Gambar 3.13 Hasil Pengolahan data MBES

3.8.4 Pengolahan Data SBP

Pengolahan data SBP ini dimaksudkan untuk mendeteksi bagaimana keadaan

lapisan-lapisan di bawah permukaan dasar laut, data SBP dimaksudkan untuk

memeriksa apakah ada bagian dari jalur pipa yang terpendam di bawah permukaan

dasar laut. Pengolahan data SBP ini menggunakan software CODA, data hasil

pengolahan SBP ini dapat dilihat dari gambar 3.14.

Gambar 3.14 Hasil Gambar SBP