Bab 3 Rescue
description
Transcript of Bab 3 Rescue
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
DI PUSKESMAS PALEMRAYA
A. Profil Puskesmas Palemraya
1. Visi, Misi dan Strategi
Visi:
Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah
puskesmas Palemraya dengan bertumpu kepada pemberdayaan masyarakat dan
pelayanan kesehatan yang prima.
Misi:
a. Meningkatkan disiplin dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b. Menjalankan kerja sama lintas program/lintas sektor.
c. Memperdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Melaksanakan kegiatan yang berkesinambungan.
e. Menggalang kemitraan bersama.
Moto:
Tekad pengabdianku, profesionalisme kerjaku.
2. Demografi dan Topografi
Puskesmas Palemraya merupakan Puskesmas yang terletak di Palemraya
Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dengan batas wilayah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Banyuasin dan kota Palembang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Inderalaya
c. Sebe;ah Timur berbatasan dengan kecamatan Pemulutan Barat
d. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Simpang Timbangan
UPTD Puskesmas Palemraya dibangun dengan luas wilayah 84, 9 km2 yang
terdiri dari 3 desa yaitu Desa Palemraya, Desa Pulau Semambu dan Desa Soak
1
Batok. Jarak tempuh dari Pulau Semambu ke Puskesmas Palemraya sejauh 9 km,
sedangkan untuk Desa Soak Batok berjarak 13 km ke Puskesmas Palemraya.
Luas wilayah Kerja :
a. Palemraya : 5000 Ha
b. Desa Pulau Semambu : 2100 Ha
c. Desa Soak Batok : 2500 Ha
3. Kependudukan
Jumlah penduduk
a. Palemraya : 2827 jiwa
b. Pulau Semambu : 1560 jiwa
c. Soak Batok : 1966 jiwa
Jumlah KK
a. Palemraya : 674 KK
b. Pulau Semambu : 427 KK
c. Soak Batok : 525 KK
4. Fasilitas Pendidikan
a. Palemraya :
1) TK : 1
2) SD : 1
3) SMP : 1
4) SMA : Tidak ada
b. Pulau Semambu :
1) TK : 1
2) SD : 1
3) SMP : Tidak ada
4) SMA : Tidak ada
c. Soak Batok :
1) TK : 1
2) SD : 1
3) SMP : 1
2
4) SMA : Tidak ada
5. Fasilitas Kesehatan
a. Puskesmas Induk : 1
b. Puskesmas Desa : 2
c. Posyandu : 6
6. Sarana Penghubung
Pada umumnya sara perhubungan ke desa dapat dicapai dengan kendaraan darat
dan air.
7. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di kecamatan Indralaya Utara sebagian besar bertani
dan karyawan PT. SPF.
8. Sosial Budaya
Ditinjau dari segi aspek budaya di kecamatan Indralaya Utara masyarakat
cenderung untuk bersifat tradisional, yang merupakan kendala pembangunan
kesehatan.
9. Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Palemraya
Daftar Nama Pimpinan dan Staf Puskesmas Palemraya Tahun 2012
N
O
NAMA / NIP PANGKAT ,
GOLONGAN
JABATAN
1 Herman, SKM. M.Epid
NIP : 195809281986031
005
Penata tk I,
III/d
Kepala UPTD Puskesmas
KTM Sungai Rambutan
2 Ari Sugianti.S.ST
NIP : 198401272006042
007
Penata Muda,
III/a
Bidan Sub coordinator
3 Taufik Riswandar, SKM Penata Muda, Penyuluh Kesmas
3
NIP : 197711092010011
008
III/a
4 Heni Fitri M,S.Kep,Ners
NIP : 198506202010012
024
Penata Muda,
III/a
Perawat
5 Marlia,SKM
NIP 197610152011012004
Penata Muda,
III/a
Penyuluh Kesmas
6 DessyPratiwi,SKM
NIP 198602142011012005
Penata Muda
III/a
Penyuluh Kesmas
7 Dian Sari C, Amkeb
NIP : 197902162007012
006
Pengatur Tk I
II/d
Bidan
8 Quratul Ain Pengatur
II/c
Bidan
9 Neti Herawati, Amkep
19750502201001 2 006
Pengatur
II/c
Perawat
10 Herdiana, AMG
NIP : 197712242010011
006
Pengatur
II/c
Staf Gizi
11 Junita Rani Nasution, AMF
NIP : 198206122010012
019
Pengatur
II/c
Staf Apotik / Farmasi
12 Nova Anggriana, AMKG
19821106201001 2 014
Pengatur
II/c
Perawat Gigi
13 Desi Andriawan, Am.kl
NIP : 198312092010011
009
Pengatur
II/c
Sanitarian
14 Eliyana, Amkl
NIP : 198404242010012
014
Pengatur
II/c
Sanitarian
15 Jumino, Amkep
NIP : 198511132010011
009
Pengatur
II/c
Perawat
4
16 M.Amin F auzi, Amkep
NIP : 198706082010011
001
Pengatur
II/c
Perawat
17 Mira Mirza, Amkep
NIP 198709022011012006
Pengatur
II/c
Perawat
18 Fienda, Amkep
NIP 198811232011012003
Pengatur
II/c
Perawat
19 Pevi Winimelati
NIP 197702182007012005
Pengatur Muda
II/a
Bidan
21 Ainuddin, SKM TKS Penyuluh Kesmas
22 Risna Aryanti, Amkeb TKS Bidan
22 Yeyen Desrianti, Amkl TKS Sanitarian
23 Supriyanti, AMF TKS Farmasi
24 Weni Ana Susita, Amkep TKS Perawat
25 Afrina, Amkep TKS Perawat
26 Ade Suci, Amkep TKS Perawat
27 Fifin Febtisia Amkep TKS Perawat
28 Desnita Yufliani, Amkep TKS Perawat
29 Dahlia Adha, Amkep TKS Perawat
30 Bayu Unic, Amkeb TKS Bidan
31 Rini Amkeb TKS Bidan
32 Seprianto Pratama TKS Administrasi Pasien
33 Bambang Irawan Pedi TKS Pekarya / Office Boy
1. Ketenagakerjaan/ Ketenagaan
a. PNS
1) Dokter umum : 1 orang
2) Dokter gigi : 1 orang
3) Perawat : 9 orang
4) Perawat gigi : - orang
5) Bidan : 6 orang
6) Farmasi : 1 orang
5
7) Gizi : 2 orang
8) Analis Kesehatan : - orang
9) Sanitasi : 2 orang
10) Kesehatan Masyarakat : 3 orang
11) Umum : 1 orang
b. PTT Pusat
1) Budan : 1 orang
2. Sarana
a. Sarana gedung
1) Puskesmas induk : 1 buah
2) Puskesmas pembantu ; - buah
b. Kendaraan
1) Kendaraan roda 4 : 1 buah
2) Kendaraan roda 2 : 2 buah
c. Peralatan
1) Laptop : 1 unit
2) Lemari es : 1 unit
3) KIA kit : 2 unit
4) Poliklinik Kit : tidak lengkap
5) PHN kit : 1 unit
6) Pusling kit : 1 unit
3. Sarana Keuangan
a. Dana Operasional Puskesmas
b. Dana Jamkesmas
c. Dana Jansostek Puskesmas
d. Dana BOK
10. Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Palemraya
Di dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Palemraya disusun berdasarkan
kegiatan dari masing-masing program yang berpedoman pada pencapaian target
yang sudah ditentukan dan perencanaan tersebut diprioritaskan pada program yang
pencapaian cakupannya rendah.
6
1. Program Kegiatan Puskesmas Palemraya terdiri dari :
a. Unit kegiatan fungsional kesga
b. Unit kegiatan kesehatan Ibu dan anak
c. Unit kegiatan keluarga berencana
d. Unit perbaikan gizi
e. Unit kesehatan usia lanjut
2. Unit kegiatan Fungsional Pemeliharaan Kesehatan dan Rujuan
a. Kegiatan pengobatan
b. Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
c. Kegiatan gawat darurat dan kecelakaan
3. Unit kesehatan fungsional Pencehatan penyakit Menular
4. Unit kegiatan Fungsional Kes-Ling dan RSM
a. Kegiatan Kes-Ling
b. Kesiatan perkesmas
c. Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
d. Kegiatan peran serta masyarakat
e. Kegiatan kesehatan masyarakat
5. UKF Kesehatan Penunjang
a. Kegiatan Lab sederhana
b. Kegiatan Pengolahan obat
6. UKF Kesehatan Pelaksanaan Khusus
a. Kegiatan kesehatan mata
b. Kegiatan kesehatan jiwa
7. UKF / Tata Usaha
a. Kegiatan kepegawaian
b. Kegiatan perlengkapan
c. Kegiatan pelaporan
d. Kegiatan keuangan
B. SWOT yang dimiliki oleh Puskesmas Palemraya
1. Teori SWOT
Menurut Kurtz (2008), analisa SWOT adalah suatu alat perencanaan
strategi yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan
7
dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari
eksternal.
Menurut Pearce dan Robinson (2003), analisis SWOT perlu dilakukan
karena analisa SWOT untuk mencocokan “fit” antara sumber daya internal dan
situasi eksternal. Pencocokan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan
peluang dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya.
Menurut Thompson (2008), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan
alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui
ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman
eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal
mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa
kompetitif lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak.
Menurut Robert W. Duncan (2007), menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor
lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai
Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan
strategi ini disebut sebagai analisis SWOT. Ada dua macam pendekatan dalam
analisis SWOT, yaitu:
1) Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan
oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah
kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak
sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat
kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil
titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Eksternal
Internal
Oppurtunity Threathened
Strength Comparative Advantage Mobilization
Weakness Divestment/Investment Damage Control
Sumber: Hisyam, 1998
8
Keterangan:
Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasri atau program pada saat ini.
Oppurtunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di
masa depan.
Threathened (T), adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman
bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Comparative Advantages. Sel ini merupakan pertemuan dua elemen
kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu
organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
Mobilization. Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan.
Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang
merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari
luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
Divestment/Investment. Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan
organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu
pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada
tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil
adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)
atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Damage Control. Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua
sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah
Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih
parah dari yang diperkirakan.
9
2) Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan bobot (a) dan rating (b) point faktor serta
jumlah total perkalian bobot dan rating (c = a x b) pada setiap faktor
S-W-O-T; Menghitung bobot (a) masing-masing point faktor
dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor
tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point
faktor lainnya. Pilihan rentang besaran bobot sangat menentukan
akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai
10, dengan asumsi nilai 1 berarti bobot yang paling rendah dan 10
berarti bobot yang peling tinggi.
Perhitungan rating (b) masing-masing point faktor dilaksanakan
secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point
faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan
point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai
yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point
faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)
dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e
= y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran SWOT.
No STRENGTH BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst
Total Kekuatan
No. WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL1.2.
Total KelemahanSelisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
10
No, OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst
Total Peluang
No. TREATH BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst
Total TantanganSelisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y
2. SWOT di Puskesmas Palemraya
Strength (Kekuatan)
Pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular secara nasional
bertujuan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat
penyakit menular.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pelaksanaan program
pemberantasan penyakit menular di puskesmas Palemraya terdapat petugas
kesehatan yang fokus masing-masing memegang satu jenis pelayanan program
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja puskesmas dengan sarana dan
prasarana yang cukup memadai. Puskesmas memiliki kader yang bertugas
membantu tugas puskesmas dalam melaksanakan program-program puskesmas
termasuk bidan desa yang ada di tiap desa dengan jumlah kader 10 orang tiap
desa.
Weakness (Kelemahan)
Dalam pelaksanaannya, letak puskesmas Palemraya sulit dijangkau
masyarakat khususnya penduduk dari Desa Soak Batok sehingga kurangnya minat
masyarakat untuk berkonsultasi masalah pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular di puskesmas.
Opportunity (Kesempatan)
Program pemberantasan penyakit menular merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang bertujuan meningkatkan derajat status kesehatan
yang optimal. Dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan tersebut, program
pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan dukungan penuh dari
pimpinan puskesmas dan pihak terkait. Puskesmas memiliki 7 jenis pelayanan
program pemberantasan penyakit menular.
11
Threathened (Ancaman)
Usaha peningkatan kesehatan memerlukan keterlibatan dari berbagai
pihak, termasuk masyarakat sebagai sarana dari program tersebut. Walaupun
selama ini telah dilakukan kegiatan yang berkaitan dengan program
pemberantasan penyakit menular namun belum mencakup secara efektif dan
merata oleh masyarakat.
Pendidikan yang rendah merupakan kendala yang dapat mengancam
suksesnya pelaksanaan program. Rendahnya pendidikan mengakibatkan tidak
sampainya informasi yang diberikan atau salah persepsi atas informasi yang
diberikan.
C. Program Pemberantasan Penyakit Menular (Penyakit ISPA) di Puskesmas
Palemraya
a. Jumlah Penderita ISPA
Berikut ini adalah laporan jumlah penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas
Palemraya Tahun 2012 :
LAPORAN JUMLAH PENDERITA ISPA TAHUN 2012
Bulan Desa
Golongan Umur Jumlah
KET<1 tahun
1-4tahun
5-9Tahun
10-14
tahun
15-19
tahun
20-44tahun
45-54tahun
55-59tahun
60-69 tahun
>70 tahun
L P
Januari
Palemraya 8 34 4 0 2 13 3 0 5 0 39 27
Pulau Semambu
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Soak Batok 0 6 3 0 1 3 0 1 1 0 8 8
Februari
Palemraya 8 26 7 4 0 9 4 0 1 0 30 29
Pulau Semambu
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Maret
Palemraya 4 36 9 5 0 15 6 0 1 0 35 41
Pulau Semambu
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
April
Palemraya 7 19 13 0 0 7 1 0 0 0 20 27
Pulau Semambu
1 5 3 2 1 4 3 0 1 1 11 10
Soak Batok 0 7 1 0 0 2 2 0 1 0 6 7
Mei
Palemraya 3 25 11 1 1 10 8 3 0 0 30 32
Pulau Semambu
0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12
Juni
Palemraya 4 20 15 4 0 14 4 0 1 0 30 32
Pulau Semambu
0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Juli
Palemraya 3 12 8 2 0 6 2 0 1 1 17 18
Pulau Semambu
4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Agustus
Palemraya 1 21 10 1 3 16 3 0 1 0 25 31
Pulau Semambu
1 3 1 0 1 0 0 0 0 0 3 3
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September
Palemraya 8 25 15 6 1 10 2 1 0 0 30 38
Pulau Semambu
1 3 1 1 4 0 1 0 0 0 9 2
Soak Batok 1 0 2 0 0 2 0 0 0 0 2 3
Oktober
Palemraya 6 21 7 2 2 12 1 0 2 0 27 26
Pulau Semambu
3 1 1 2 1 2 1 1 0 0 7 4
Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
November
Palemraya 7 15 8 4 0 8 2 1 2 0 25 22
Pulau Semambu
1 5 0 0 1 2 0 0 0 0 2 7
Soak Batok 0 2 0 0 2 4 0 0 0 0 5 3
b. Protap Pelayanan Penyakit ISPA di Puskesmas Palemraya
Tujuan:
1. Untuk meningkatkan pelayanan penderita ISPA.
2. Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
Kebijakan:
1. Ruang poli BP/ MTB (yang sudah dijalankan).
2. Adanya petugas dan dokter.
3. Adanya meja dan kursi.
4. Adanya timbangan, thermometer, dan jam ukur nafas.
5. Adanya buku register.
6. Adanya stetoskop dan tensimeter.
Protap:
1. Pasien/ pengantar mendaftar di loket karcis.
2. Petugas memanggil pasien berdasarkan nomor urut pendaftaran pasien.
3. Pasien disuruh duduk.
13
4. Pasien ditimbang.
5. Petugas menanyakan dan mencatat nama penderita, umur, tanggal lahir dan nama
lengkap.
6. Petugas menanyakan ada batuk atau tidak, lamanya batuk, adanay kesulitan
bernafas, adanya kejang, bisa minum atau tidak, dan demam.
7. Kemudian dokter atau petugas memeriksa dan mencatat frekuensi pernapasan, ada
tidaknya tarikan dinding bawah, meraba dan mengukur suhu badan, mendengar
ada tidaknya stidor wheezing, kesadaran dan status gizi.
8. Dokter atau petugas mendiagnosa apakah pneumonia berat atau pneumonia atau
bukan pneumonia.
9. Jika ditemukan pneumonia berat petugas/ dokter segera merujuk ke bagian anak
RSUD, RSMH, dengan diberi obat atau dosis.
10. Jika pasien didiagnosa dengan pneumonia dan bukan pneumonia diberikan terapi
atau resep, sesuai dengan umur dan berat badan serta disuruh kontrol ulang dua
hari kemudian.
11. Pasien atau pengantar diberi penyuluhan tentang tanda bahaya dan segera meminta
pertolongan ke petugas kesehatan yang terdekat bila ditemui tanda bahaya
tersebut.
12. Pasien/ pengantar menyerahkan resep dan mengambil obat di apotik.
13. Protap dapat berubah sesuai situasi kondisi.
TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS
PADA BALITA
PEMERIKSAAN
TANYAKAN
1. Berapa umur anak ?
2. Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernafas ? Berapa lama ?
3. Apakah anak 2 bulan -< 5 tahun tidak dapat minum atau menetek ?
4. Apakah anak 2 bulan kurang bisa minum atau menetek
5. Apakah anak demam ? berapa lama?
6. Apakah anak kejang ?
LIHAT DAN DENGARKAN (anak harus dalam kondisi TENANG)
14
1. Adakah napas cepat?
2. Adakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)?
3. Adakah terdengar stridor ? (suara menarik nafas)
4. Adakah terdengar wheezing ? (suara mengeluarkan nafas), apakah berulang?
5. Lihat, apakah kesadaran anak menurun ?
6. Apakah teraba demam/terlalu dingin?
7. Adakah tanda gizi buruk?
PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA
(PENYAKIT SANGAT BERAT)
TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN
1. Tidak bisa minum
2. Kejang
3. Kesadaran menurun
4. Stridor
5. Gizi buruk
Anak yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus segera dirujuk ke Rumah Sakit
TANDA BAHAYA UMUR KURANG 2 BULAN
1. Tidak bisa minum
2. Kejang
3. Kesadaran menurun
4. Stridor
5. Wheezing
6. Demam/dingin
Bayi yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus segera dirujuk ke Rumah Sakit
BAGAN PENGOBATAN DAN RUJUKAN
PEMBERIAN ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI
Antibiotik Pilihan Pertama: Kotrimoksazol (Trimetroprim+Sulfametoksazol)
Antibiotik Pilihan Kedua : Amoksilin
UMUR KOTRIMOSAZOL AMOKSILIN
15
atau
BERAT
BADAN
(Trimetroprim+Sulfametoksazol)
Beri 2 kali sehari selama 3 hari
Beri 3 kali sehari
selama 3 hari
TABLET
DEWASA
80 mg
Trimetroprim +
400 mg
Sulfametoksazo
l
TABLET
ANAK
20 mg
Trimetroprim +
80 mg
Sulfametoksazo
l
SIRUP PER 5
ml
40 mg
Trimetroprim +
200 mg
Sulfametoksazo
l
KAPLE
T 500 mg
SIRUP
125
mg/5
ml
2 -< 4
bulan
(6 -< 6
Kg)
¼ 1 2,5 ml
(0,5 sendok
takar)
¼ 5 ml
(1
sendok
takar)
4 -< 12
bulan
(6 -< 10
Kg)
½ 2 5 ml
(1 sendok takar)
½ 10 ml
(2
sendok
takar)
1 -<
3tahun
(10 -<
16 Kg)
¾ 2,5 7,5 ml
(1,5 sendok
takar)
23
12,5 ml
(2,5
sendok
takar)
3 -<
5tahun
(10 -<
16 Kg)
1 2 10 ml
(2 sendok takar)
¾ 15 ml
(3
sendok
takar)
- Pastikan bahwa sediaan antibiotik yang diberikan cukup untuk 3 hari
- Pengobatan antibiotik 3 hari tidak direkomendasikan didaerah dengan resiko hiv tinggi
ANTIBIOTIK PRA RUJUKAN (ANTIBIOTIK DOSIS PERTAMA)
UMUR KOTRIMOSAZOL AMOKSILIN
TABLET
DEWASA
80 mg
TABLET
ANAK
20 mg
SIRUP PER 5
ml
40 mg
KAPLET
500 mg
SIRUP
125
mg/5
16
Trimetroprim +
400 mg
Sulfametoksazo
l
Trimetroprim +
80 mg
Sulfametoksazo
l
Trimetroprim +
200 mg
Sulfametoksazol
ml
< 2
BULAN
18
½ 12,5 ml 18
2,5 ml
(0,5
sendok
takar)
Jangan memberikan kotrimoksazol pada:
- Bayi yang ikterik atau
- Bayi prematur berumur di bawah 1 bulan
ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR UNTUK KELOMPOK UMUR 2 BULAN -<
5 TAHUN
Untuk anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral
- Beri dosis (IM) Kloramfenikol DAN ATAU Ampisilin dan rujuk segera
UMUR
atau
BERAT BADAN
AMPISILIN
Dosis 50 mg/Kg BB
Tambah : 4 ml
Aquadest dalam 1 vial
1000 mg sehingga
menjadi 1000 mg = 5 ml
atau 200 mg /ml
GENTAMISIN
Dosis : 7,5 mg/Kg BB
/24 jam
Sediaan 80 mg / 2 ml
2 -< 4 bulan (4 -< 6 Kg) 1,25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
4 -< 9 bulan (6 -< 8 Kg) 1,75 ml = 350 mg 1,25 ml = 50 mg
9 -< 12 bulan (8 -< 10
Kg)
2,25 ml = 450 mg 1,75 ml = 70 mg
12 -< 3 tahun (10 -< 14
Kg)
300 ml = 600 mg 2,50 ml = 100 mg
3 -< 5 tahun (14 -< 19
Kg)
3,75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
17
ANTIBIOTIKA INTRAMUSKULAR UNTUK KELOMPOK UMUR < 2
BULAN
Untuk anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral
- Beri dosis pertama Ampisilin dan rujuk segera
BERAT BADAN AMPISILIN
Dosis 100 mg/Kg BB 24 jam
Tambah : 1,5 ml Aqua steril
ke botol 0,5 g (200 mg/ml)
GENTAMISIN
Dosis : 2,5 mg/Kg BB
/12 jam
Sediaan 80 mg / 2 ml
1000 -< 2000 g 0,5 ml = 100 mg 0,1 ml
2000 -< 3000 g 0,6 ml = 120 mg 0,2 ml
3000 -< 4000 g 0,8 ml = 160 mg 0,3 ml
4000 -< 5000 g 1 ml = 200 mg 0,4 ml
NASIHAT UNTUK IBU TENTANG CARA PERAWATAN DI RUMAH
(UNTUK ANAK 2 BULAN -> 5 TAHUN)
Pemberian Makanan :
a. Bersihkan hidung agar tidak mengganggu pemberian makanan.
b. Atasi demam tinggi dengan Parasetamol agar tidak mengganggu pemberian
makanan.
c. Jika bayi tidak dapat menghisap dengan baik, ajarkan ibu untuk memeras ASI
kemudian memberikannya dengan sendok.
d. Anak yang sering muntah bisa mengalami malnutrisi. Ibu harus segera
memberikan makanan saat muntahnya reda.
e. Usahakan pemberian makanan sesering mungkin selama sakit dan sesudah
sembuh.
f. Pemberian makanan setelah anak sembuh, usahakan pemberian makanan
tambahan setiap hari selama seminggu atau sampai berat badan anak mencapai
normal.
Pemberian Cairan :
a. Berilah minum lebih banyak pada anak dengan infeksi terutama demam
b. Pemberian ASI lebih sering dari biasanya
PEREDA BATUK YANG AMAN
18
Bahan aman yang dianjurkan:
a. ASI Ekslusif untuk bayi sampai umur 6 bulan
b. Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan perbandingan
yang sama. Madu tidak dianjurkan pada bayi (<1 tahun)
Obat yang tidak dianjurkan:
a. Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung codein
b. Obat-obatan delkongesten oral dan nasal
Pada anak batuk bukan pneumonia perhatikan apabila timbul tanda pneumonia,
bawalah kembali kepada petugas kesehatan:
a. Pernapasan menjadi sulit
b. Pernapasan menjadi cepat
c. Anak tidak mau minum
d. Sakit anak tampak lebih besar
PENGOBATAN DEMAM
Demam Tidak Tinggi
(< 38,5 )
Demam Tinggi
(> 38,5 )
Nasihat ibu agar memberi cairan
lebih banyak
Berilah Parasetamol
Nasihati ibu agar memberi cairan lebih
banyak
DOSIS PARASETAMOL UNTUK DEMAM TINGGI (>38,5 )
Diberikan tiap 6 Jam sampai demam reda
UMUR
atau
BERAT BADAN
TABLET 500 mg TABLET 100 mg SIRUP 120 mg/5
ml
2 -< 6 bulan (4 -<
7 Kg)
1/8 ½ 2,5 ml
½ sendok takar
6 bulan -< 3 tahun
(7 -< 14 Kg)
¼ 1 5 ml
1 sendok takar
3 -< 5 tahun ½ 2 7,5 ml
19
(14 -< 19 Kg) 1,5 sendok takar
PEMBERIAN OKSIGEN
UMUR JUMLAH ALIRAN OKSIGEN
LITER/MENIT
< 2 bulan 0,5
> 2 bulan 1
PENGOBATAN WHEEZING
WHEEZING EPISODE PERTAMA
Dengan distress pernapasan Beri Bronkhodilator kerja cepat
Rujuk segera
Tanpa distress pernapasan Beri Bronkhodilator oral untuk 3
hari
Rujukah bila ada TDDK
Obati tanda lain yang tampak
SERANGAN WHEEZING YANG BERULANG (ASTHMA)
WHEEZING BERULANG (ASMA)
Beri Bronkhodilator kerja cepat sebanyak 2 siklus
Lakukan setiap penilaian setiap 20 menit setelah pemberian bronkhodilator
kerja cepat
JIKA ANAK
MENGALAMI:
Distress pernapasan
atau
Tanda bahaya yang lain
TINDAKANNYA ADALAH:
Ikuti petunjuk untuk pneumonia berat atau
penyakit sangat berat
Rujuk segera
Tanpa distress
pernapasan.
Napas cepat
Ikuti petunjuk untuk pneumonia
Salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/BB
Tanpa distress
pernapasan
Tanpa napas cepat
Ikuti petunjuk untuk bukan pneumonia
Salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/BB
20
BRONKHODILATOR KERJA CEPAT
JENIS OBAT DOSIS
Epinefrin (Adrenalin) subkutan 1 : 1000
= 0,1 %
0,01 ml per Kg Berat Badan
Dosis maksimum 0,3 ml, gunakan
semprit BCG
Jika tidak ada perbaikan setelah 20
menit
Ulangi 1 kali lagi
SALBUTAMOL ORAL 3 KALI SEHARI SELAMA 3 HARI
UMUR atau BERAT
BADAN
TABLET 2 mg TABLET 2 mg
2 -< 12 bulan (< 10 Kg) ½ ¼
1 -< 5 Tahun (10-19 Kg) 1 ½
BRONKHODILATOR KERJA CEPAT
SALBUTAMOL
NEBULASI
DOSIS
5 mg/ml 0,5 ml Salbutamol + 2 ml
NaCl
KLASIFIKASI PENYAKIT
UMUR < 2 BULAN
TANDA - Napas cepat : > 60
x /menit
Atau
- Tarikan dinding
dada bagian bawah
ke dalam yang
kuat
- Tak ada napas cepat : < 60 x/ menit
atau
- Tak ada tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam
21
KLASIFIK
ASI
PNEUMONIA
BERAT
BUKAN PNEUMONIA
TINDAKA
N
- Kirim segera ke
sarana rujukan
- Beri antibiotika
satu dosis
- Nasihat perawatan di rumah:
* Jaga agar bayi tidak kedinginan
* Teruskan pemberian ASI dan beri ASI
lebih sering
* Bersihkan hidung bila tersumbat
- Anjuran ibu untuk kontrol, bila :
Keadaan bayi memburuk
Napas menjadi cepat
Bayi sulit bernapas
Bayi sulit untuk minum
UMUR 2 BULAN - < 5 TAHUN
TANDA Tarikan dinding
dada
Bagian bawah ke
dalam
- Tidak ada
tarikan dinding
dada bagian
bawah ke dalam
- Napas cepat :
- 2 bl - < 12 bl : ≥
50 x/ menit
- 1 th - < 5 th : ≥
40 x/ menit
- Tidak ada
tarikan dinding
dada bagian
bawah ke
dalam
- Tidak ada
napas cepat :
- 2 bl - < 12 bl :
> 50 x/ menit
- 1 th - < 5 th : 40
x/ menit
KLASIFIKASI PNEUMONIA
BERAT
PNEUMONIA BATUK BUKAN
PNEUMONIA
TINDAKAN - Rujuk segera ke
Rumah sakit
- Beri 1 dosis
antibiotik
- Obati demam,,
- Nasehati ibu
untuk perawatan
di rumah
- Beri antibiotika
selama 3 hari
- Jika batuk >
minggu rujuk
- Nasehati ibu
untuk tindakan
perawatan di
22
jika ada
- Obati Wheezing,
jika ada
- Anjurkan ibu
untuk kontrol 2
hari atau lebih
cepat bila
keadaan anak
memburuk
- Bila demam
obati
- Bila wheezing
obati
rumah
- Bila demam
obati
- Bila wheezing
obati
PERIKSA DALAM 2 HARI ANAK YANG DIBERI ANTIBIOTIK
TANDA MEMBURUK TETAP SAMA MEMBAIK
-tidak dapat
minum
-ada TDDK
-ada tanda bahaya
- napasnya lebih
lambat
- panasnya turun
- nafsu makan
membaik
TINDAKAN Rujuk segera ke
Rumah sakit
Ganti antibiotik
atau rujuk
Teruskan
antibiotik sampai
3 hari
c. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA di Puskesmas
Palemraya
1. Upaya Kesehatan Primer
Adapun upaya kesehatan primer yaitu mencegah terjadinya penyakit ISPA yang
telah dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas Palemraya adalah sebagai
berikut :
a) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan pada saat pasien ISPA datang ke Puskesmas.
Petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang ISPA kepada orang tua dari
23
pasien balita atau pasien yang lebih dari 5 tahun. penyuluhan dilakukan secara
langsung dengan menggunakan media leaflet yang telah disediakan. Selain itu,
penyuluhan juga dilakukan dua kali setahun untuk setiap desa oleh petugas P2M
puskesmas Palemraya.
b) Imunisasi
Imuniasi dilakukan oleh petugas P2M puskesmas Palemraya.
c) Upaya di bidang gizi, Kesehatan lingkungan dan Kesehatan Ibu dan anak juga
dilakukan kerjasama lintas program.
2. Upaya Kesehatan Sekunder
Upaya kesehatan sekunder yaitu pengobatan pada penderita ISPA. Pengobatan ini
dilakukan saat pasien ISPA datang ke puskesmas. Di balai pengobatan dilakukan
pemerikasaan dan pengobatan sesuai dengan apa yang ada di dalam protap
pelayanan penderita ISPA.
3. Upaya Kesehatan Tersier
Upaya Kesehatan Tersier yaitu rehabilitasi belum dilakukan oleh Petugas
Puskesmas Palemraya. Petugas kesehatan sebaiknya melakukan upaya pemantauan
ISPA pada balita dengan melakukan kunjungan rumah atau home visit, untuk
melihat bagaimana proses pengobatan pada penderita ISPA.
24