BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00488-mc...
-
Upload
nguyendung -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00488-mc...
45
BAB 3
PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.1 Sejarah Yamaha
Yamaha diambil dari nama Torakusu Yamaha, dilahirkan pada tahun
1851 merupakan penemu dan pembuat alat musik Piano dan organ. Pada tahun
1890 Torakusu Yamaha mendirikan perusahaan dengan nama Nippon Gakki
Company Limited yang memproduksi alat musik dengan logo 3 (tiga) garpu tala.
Genichi Kawakami anak pertama kaici kawakami generasi ketiga
presiden Nippon Gakki Company Limited (sekarang Yamaha Corporation)
lulusan dari sekolah Sekolah Tinggi Takachicho pada maret 1934 dan pada Juli
1937 bergabung dengan Nippon Gakki Company. Dan menduduki generasi
Presiden ke empat pada tahun 1950 di usia 38 Tahun.
Pada tahun 1953, “ Saya ingin melakukan percobaan manufaktur mesin
sepeda motor” itu kata-kata yang diucapkan oleh Genichi Kawakami (Presiden
Yamaha Motor pertama), kemudian Genichi mulai melebarkan usaha ke produk
termasuk mesin jahit, auto parts, scooter, kendaraan roda tiga serta sepeda
motor. Dan mulai fokus untuk mengembangkan perusahaan pada pasar sepeda
motor. Pada periode tersebut ia kerap mengunjungi Amerika untuk mempelajari
46
peluang di bisnis ini. Riset untuk membangun sepeda motor ia lakukan sampai ke
pabrik sepeda motor di Jerman.
“Jika anda membuatnya, maka jadikanlah yang terbaik” adalah motto
mereka dalam menciptakan sepeda motor. Semua itu dituangkan pada
pembangunan prototype pertama sepuluh bulan kemudian tepatnya bulan
Agustus 1954 keluarlah Yamaha YA-1. sepeda motor dengan spesifikasi
berpendingin udara, 2-stroke, 125 cc dengan satu silinder mesin.
Setelah selesai sepeda motor tersebut di uji sejauh 10.000 km yang belum
pernah dilakukan sebelumnya dan memastikan bahwa kualitasnya adalah kelas
atas. Kemudian, pada Tahun 1955 setelah perang dunia II presiden Genichi
Kawakami menyadari bahwa untuk membangun kembali Jepang, Negara
membutuhkan alat transportasi terjangkau. Akhirnya Yamaha YA-1 alias “Red
Dragonfly” mulai diproduksi dan sangat sukses dipasaran. Dengan keyakinan
tersebut pada tanggal 1 Juli 1955 Yamaha Motor Co,Ltd didirikan dengan jumlah
karyawan sebanyak 274 orang, dan sanggup memproduksi 200 unit sepeda motor
perbulan.
Pada tahun yang sama Yamaha YA-1 mengikuti acara balap motor
terbesar di Jepang, yaitu Mt Fuji Festival dan Asama Highlands Festival. Di
debut balapan tersebut berhasil menjuarai di kelas 125 cc. Pada tahun berikutnya
kembali Yamaha YA-1 merajai kelas tersebut. Tahun 1956, model kedua YCI
siap dilahirkan, dengan 175 cc, silinder tunggal dan dua stroke.
47
Di tahun 1957 mulai produksi yang pertama YD-1 250 cc, dua stroke
twin merupakan perbaikan dari versi Jerman. Untuk lebih meluaskan pemasaran
Yamaha, pada tahun 1958 mulai merambah pasar Amerika dengan model
andalan YD-1 250cc dan MF-150cc. dan ditahun yang sama Yamaha berhasil
bertengger di posisi ke 6 pada gelaran balap International Catalina Grand Prix
di Amerika Serikat. Genichi berkata, “ Saya percaya bahwa yang paling penting
ketika membangun sebuah produk adalah untuk selalu diingat orang yang
menggunakannya” dengan kata lain Yamaha selalu mengedepankan kepuasan
produsen dalam menciptakan hasil karyanya. Dan dengan visi dan filosofi
kejujuran total, Yamaha Motor Company sukses menembus pasar motor dunia.
Genichi Kawakami dengan sejarah panjang Yamaha, di tahun 1982
berhasil menembus 20 juta roll off assembly. Pada 25 Mei 2002 Genichi wafat
namun ia menjadi visi hidup di masyarakat melalui produk Yamaha di seluruh
dunia.
3.1.2 Sejarah PT. Dwi Kencana Motor
PT. Dwi Kencana Motor merupakan salah satu dealer resmi Yamaha
yang terletak di Jl. RS Fatmawati no. 54 CDE, Cilandak, Jakarta Selatan. PT.
Dwi Kencana Motor Fatmawati ini sudah berdiri sejak Mei 2005.
PT. Dwi Kencana Motor dibawah naungan bisnis Deta Group milik Dedi
Tedja. Deta Group ini mempunyai 6 cabang di Jakarta yaitu: PT Dwi kencana
48
Motor di Fatmawati, PT. Batavia Motor di Cempaka Putih, PT. General Motor di
Pondok Labu, PT. General Motor di Karang tengah, PT. Ratu Sakti Motor di
Cibubur, dan PT. Ampera Motor di Ciputat.
PT Dwi Kencana Motor melayani penjualan motor Yamaha, bengkel dan
penjualan suku cadang Yamaha. Presiden direktur PT. Dwi Kencana Motor yaitu
Bapak Willy Koerniadi, lalu memperkerjakan 55 orang karyawan yang tersebar
di bagian Marketing, Finance, Sales Counter dan Service Sparepart.
PT. Dwi Kencana Motor memperkerjakan kurang lebih 56 orang
karyawan. Dimana untuk bagian Marketing bertanggung jawab langsung kepada
Branch Manager, sedangkan bagian Administrasi (keuangan) bertanggung jawab
langsung dengan Vise President.
Bagian Marketing dibagi menjadi 2 (dua) tim terpisah, yang dimaksudkan
untuk berlomba untuk mencapai target yang ditentukan perusahaan. Setiap tim,
dikepalai oleh seorang Supervisor, dan setiap supervisor memilih 1 (satu) orang
sales yang mendapatkan prestasi terbaik dalam penjualan motornya untuk
dijadikan koordinator, Setiap koordinator membawahi 5 (lima) orang sales atau
lebih.
Bagian Sparepart terdiri dari counter sparepart yang mengurusi stock
spareparts motor, dan gudang spareparts, kemudian ada cashier yang melayani
pembayaran service dan membuat laporan penjualan sparepart per harinya. Lalu
ada Chief mechanic yang membawahi 4 (empat) orang mekanik yang menangani
service motor.
49
Sales counter ada 3 (tiga) orang di PT. Dwi Kencana Motor yaitu Ibu SI,
Ibu RA, dan Ibu FY. Sales counter bertugas untuk melayani konsumen yang
datang ke counter untuk membeli motor.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Dwi Kencana Motor
Sumber : Peneliti
PRESIDENT DIRECTOR
VICE DIRECTOR
BRANCH MANAGER
BAGIAN
ADMINISTRASI
BAGIAN MARKETING BAGIAN
SPAREPART
SALES
COUNTER
ADMIN HEAD
Kasir
TIM 1 TIM 2
HEAD SPV
Faktur
HEAD SPV
Staff Accounting
Staf Operasional
Koordinator 1*
Koordinator 1*
Koordinator 2*
Koordinator 2*
Counter
Sparepart
(Ibu Novi)
Kasir
Ahli Mesin **
50
Keterangan Gambar:
* Setiap koordinator membawahi kurang lebih 5 (lima) sales.
** Ada 4 orang Mechanic untuk melayani konsumen dan dikepalai oleh seorang
Chief Mechanic.
3.2 Alur kerja yang berlaku
Alur kerja di PT. Dwi Kencana Motor terbagi menjadi 4 bagian yaitu
bagian penjualan, bagian administrasi, bagian leasing dan bagian sparepart.
Pada bagian penjualan terdiri dari sales marketing dan sales counter,
yang menangani penjualan motor. Setiap konsumen yang datang akan dilayani
oleh sales counter atau sales marketing, kemudian sales counter atau sales
marketing mencoba menarik minat konsumen dengan menanyakan motor apa
yang hendak dicari oleh calon konsumen tersebut. Setelah konsumen mengambil
keputusan membeli, sales counter akan menulis SPK (Surat Pesanan Kendaraan)
dan menerima DP (down payment) sebagai tanda jadi. Sales Counter atau sales
marketing pun berusaha untuk membuat calon konsumen tersebut membeli motor
dengan cara kredit, dikarenakan kredit lebih menguntungkan. Sales counter atau
sales marketing pun mendata konsumen tersebut, data tersebut diberikan kepada
leasing untuk diproses.
Sales counter atau sales marketing bertanggung jawab sampai proses
pengiriman barang ke konsumen. DP (down payment) akan diserahkan kepada
51
bagian administrasi untuk diproses. Setelah konsumen di survei oleh leasing dan
proses kredit disetujui maka sales counter mengecek stock motor, konfirmasi
pengiriman ke konsumen dan melakukan pengiriman motor ke rumah konsumen.
Gambar 3.2 Alur kerja pada bagian penjualan PT. Dwi Kencana Motor
NO
YES
Tidak setuju disetujui
Sumber : Peneliti
KONSUMEN DATANG
MENARIK MINAT KONSUMEN
DECISION
TULIS
SPK
KREDIT CASH
CEK STOCK
JENIS
PEMBAYARAN
PENGUMPULAN DATA
SURVEY
DECISION
ADA
VERIFIKASI DATA
CETAK PO
DELIVERY ORDER
ANTAR KE
KONSUMEN
TIDAK ADA
52
Gambar 3.3 Alur kerja pada bagian leasing dan administrasi PT. Dwi Kencana Motor
Sumber : Peneliti
SURVEY
BUAT DENAH RUMAH
COLLECT DATA
CETAK PO
TTD SURAT KONTRAK
PROSES DATA
DI KANTOR
ANALISA TIM KANTOR
DISETUJUI
TIDAK SETUJU
KONFIRMASI DARI
KANTOR KE SURVEYOR
DECISION DARI
SURVEYOR TIDAK SETUJU
DISETUJUI
KIRIM PO KE
DEALER UTK
KIRIM UNIT
PEMBERITAHUAN KE
KONSUMEN
DEALER KIRIM SURAT
TAGIHAN KE LEASING
CROSS CHECK LEASING
KE KONSUMEN
PENCAIRAN UANG KE
DEALER
SPK DITERIMA
DP DITERIMA OLEH ADMIN
BUAT PO
BUAT DO
PENGIRIMAN MOTOR
KONFIRMASI PENGIRIMAN
SISA PEMBAYARAN
BUAT FAKTUR
MENGURUS STNK & BPKP
(10-15 hr kerja)
STNK & BPKP KELUAR
ANTAR STNK &
BPKP KE
KONSUMEN
53
Pada bagian leasing, setelah data diterima dari sales counter atau sales
marketing, leasing akan melakukan kroscek pada konsumen akan data-data yang
diterima. Setelah data benar, surveyor akan mendatangi rumah konsumen
kemudian mewawancarai konsumen, membuat denah rumah dan menandatangani
surat kontrak kemudian data tersebut akan diproses oleh kantor dan keputusan
dari kantor sehari setelah surveyor datang kerumah.
Proses kredit bisa saja ditolak oleh leasing apabila data-data tidak
lengkap ataupun melihat dari kemampuan konsumen untuk membayar hutang
dianggap meragukan. Keputusan proses kredit biasanya dipengaruhi oleh
surveyor yang melakukan survei ke rumah konsumen. Jika proses kredit diterima,
maka dari leasing akan mencetak PO (Purchase Order) ke dealer. Setelah itu
barang dikirimkan dealer akan mengirimkan tagihan ke leasing, lalu leasing
melakukan pencairan uang dan dibayarkan ke dealer. Jika proses kredit tidak
diterima, maka DP akan dikembalikan dan konsumen tersbut tidak dapat membeli
motor.
Pada bagian administrasi, setelah menerima DP dari sales counter atau
marketing, maka admin akan membuat PO (purchase order), kemudian
menunggu keputusan dari surveyor, kemuadian membuat DO (delivery order),
setelah itu pengiriman motor akan dilakukan. Setelah motor dikirim, pihak
administrasi akan melakukan konfirmasi dengan konsumen sebagai pengecekan.
Kemudian, administrasi akan mengirim tagihan kepada leasing untuk
pelunasan motor yang telah dikirim. Administrasi akan membuat faktur, dan
mempersiapkan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB (Buku
54
Pemilik Kendaraan Bermotor). STNK dan BPKB tersebut akan memakan waktu
sekitar 10 -15 hari kerja. Setelah STNK dan BPKB keluar, maka pihak dealer
akan mengirimkannya kepada konsumen.
Gambar 3.4 Alur kerja pada bagian sparepart PT. Dwi Kencana Motor
YA
YA
Sumber: Peneliti
Bagian Sparepart mengurusi service motor Yamaha. Konsumen yang
membeli motor di delaer PT. Dwi Kencana Motor akan mendapatkan free service
sebanyak 3 kali. Konsumen yang datang akan ditanya terlebih dahulu keluhan dari
motor tersebut, kemudian kerusakan tersebut akan di cek oleh teknisi, kemudian
ada konfirmasi kerusakan.
KONSUMEN DATANG
DAFTAR
BERTANYA KELUHAN KONSUMEN
CEK KONDISI MOTOR
OLEH MEKANIK
KONFIRMASI
KERUSAKAN TIDAK JADI
JADI
CEK SPAREPART
MOTOR DIKERJAKAN OLEH
TEKNISI
PEMBAYARAN
SELESAI
TIDAK ADA
BARANG
TIDAK
JADI
MENUNGGU
(INDEN)
55
Selanjutnya bagian gudang akan mengecek stock barangnya dulu, jika
ada maka motor bisa langsung dikerjakan, bila sparepart tidak ada maka akan
dipesan dahulu, tetapi konsumen akan diberitahu jika sparepart tidak ada. Apabila
tidak ada barang, konsumen harus inden sebagai tanda jadi terlebih dahulu.
Kemudian motor akan langsung dikerjakan oleh teknisi, setelah selesai aka nada
konfirmasi pembayaran dari cashier kepada konsumen. Setelah lunas pembayaran
motor bisa dibawa pulang oleh konsumen.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk menganalisa permasalahan, peneliti telah mempersiapkan
pengumpulan informasi dan data pendukung penelitian yang akan menggunakan
metode dan teknik pengumpulan data, dimana kedua hal tersebut akan diuraikan
dibawah ini.
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilkakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
menanyakan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview
guide).
56
Jenis wawancara yang digunakan dalam penlitian ini adalah wawancara
mendalam (indepth interview). Wawancara mendalam yaitu bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2001 : 180).
Peneliti menggunakan teknik wawancara ini dengan terlebih dahulu
membuat petunjuk/ pedoman wawancara (interview guide). “Pedoman
wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi
sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari
informan yang nanti dapat dikembangkan dengan memerhatikan
perkembangan, konteks dan situasi wawancara” (Pawito, 2007: 133).
Pedoman wawancara tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
hambatan komunikasi organisasi dalam komunikasi ke bawah dan ke atas
yang terjadi di PT. Dwi Kencana Motor, sebelum terjun langsung ke lapangan
dan melakukan wawancara dengan para informan, yang merupakan pimpinan
dan para staff PT. Dwi Kencana Motor. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa
tetap fokus pada permasalahan yang ingin diteliti saat melakukan wawancara.
b. Observasi.
Observasi adalah pengamatan secara langsung yang meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. (Arikunto, 2002:133). Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil
observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian
57
atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan participant observation,
dimana peneliti ikut dalam kegiatan di lingkungan penelitian. Peneliti
melakukan pengamatan terhadap hambatan komunikasi organisasi dalam
downward communication dan upward communication di PT. Dwi Kencana
Motor selama 2 (dua) bulan.
Metode observasi atau pengamatan biasanya dilakukan untuk melacak
secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan
persoalan-persoalan sosial, politis dan cultural masyarakat. Di sini, kata
“langsung” memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati
kejadian-kejadian di lokasi penelitian.
Dalam praktek penggunaannya, metode observasi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam atau
terhadap aktivitas serta proses-proses yang ada dalam masyarakat yang
diteliti. “ada dua jenis metode observasi, yaitu observasi dengan ikut terlibat
dalam kegiatan organisasi yang akan diteliti (participant observation), dan
observasi tidak terlibat (non-participant observation)”. (Pawito, 2007:114-
115)
58
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2007: 231)
Dokumen digunakan untuk keperluan penelitian menurut Guba dan
Lincoln, karena alasan: 1) Dokumen digunakan karena merupakan sumber
yang stabil, kaya, dan mendorong, 2) berguna sebagai bukti untuk suatu
pengujian, 3) berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya
yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks, 4)
dokumen harus dicari dan ditemukan, 5) hasil pengkajian isi akan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu
yang diselidiki. (Moleong, 2007:217)
Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berupa profil PT. Dwi
Kencana Motor, struktur organisasi, foto-foto, data penjualan PT. Dwi
Kencana Motor per bulannya, serta data-data organisasi lainnya yang dapat
mendukung kelancaran penelitian ini. Selain itu peneliti juga mengambil dari
berbagai buku literatur maupun karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan
pembahasan penelitian.
3.3.1 Teknik Pengambilan Informan atau Narasumber
Dalam memilih sampel penelitian kualitatif menggunakan teknik non
probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sample yang tidak didasarkan pada
59
rumusan statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan
didasarkan pada jangkauan dan kedalaman masalah yang ditelitinya.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling yaitu suatu pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan suatu
populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti, baik itu orang
ataupun kelompok sehingga keberlakukan hasil penelitian tersebut hanya untuk
orang atau kelompok yang sedang diteliti tersebut. Pemilihan sample tidak
bergantung pada kuantitas tetapi lebih pada kualitas orang yang akan diteliti yang
biasa kita sebut sebagai informan.
Dalam penelitian ini informan atau narasumber yang akan dipilih adalah
Bapak SL selaku Branch Manager (Kepala Cabang PT. Dwi Kencana Motor),
Bapak AS selaku supervisor dari divisi marketing, Ibu YD selaku kepala
keuangan PT. Dwi Kencana Motor, seorang karyawan dari Staf keuangan (sesuai
dengan kemauan responden yang tidak mau dituliskan namanya), Ibu RA selaku
staf sales counter dan Ibu NV selaku staf divisi sparepart. Alasan penulis
memilih ke enam narasumber tersebut, karena (1) informasi dari mereka sudah
mewakili informasi secara keseluruhan, (2) orang-orang tersebut memiliki
pengetahuan yang luas dengan permasalahan yang diteliti dan, (3) dimaksudkan
untuk mengecek keabsahan data atau memiliki nilai validitas yang tinggi.
60
3.3.2 Profil Informan
Adapun narasumber yang dipilih oleh peneliti yaitu:
1. Nama : Bapak SL
Jabatan : Kepala Cabang PT. Dwi Kencana Motor
Lamanya bekerja : 2 tahun.
2. Nama : Bapak AS
Jabatan : Supervisor
Lamanya bekerja : 1 tahun.
3. Nama : Ibu YD
Jabatan : Head Administration
Lamanya bekerja : 6 tahun.
4. Nama : Ibu SW
Jabatan : Staff Administrasi
Lamanya bekerja : 1 tahun.
5. Nama : Ibu RA
Jabatan : Sales Counter
Lamanya bekerja : 6 tahun.
6. Nama : Ibu NV
Jabatan : Divisi Sparepart
Lamanya bekerja : 4 tahun.
61
3.3.3 Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi untuk
mengontrol tingkat keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian. Trianggulasi
merupakan upaya untuk menunjukkan bukti empirik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti. “Selain itu, trianggulasi
juga sangat diperlukan ketika peneliti hendak mengemukakan konsep (construct)
atau proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang mengarah pada kesimpulan”.
(Pawito,2007:98)
Trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
trianggulasi sumber, yakni menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses
sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan
persoalan yang sama. Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji keakuratan data
yang diperoleh dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data dari sumber
yang lain. Peneliti melakukan trianggulasi sumber dengan mewawancarai
karyawan PT. Dwi Kencana Motor dari berbagai divisi, dan wawancara dengan
Branch Manager yang mengerti dan memahami komunikasi internal organisasi
terutama downward dan upward communication.
Data-data yang didapat dari wawancara dengan kedua pihak tersebut
nantinya akan dikroscekkan dengan data-data atau dokumen-dokumen
organisasi. Dari kroscek data tersebut akan diketahui kebenaran mengenai
hambatan komunikasi organisasi yang terjadi dalam downward dan upward
communication di PT. Dwi Kencana Motor.
62
Gambar 3.5 Trianggulasi Sumber
Sumber: Peneliti
3.3.4 Teknik Analisis Data
Menurut Patton, teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia
membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara
dimensi-dimensi uraian. (Moleong, 2007:280)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data secara
umum yang dibagi menjadi tiga langkah yaitu:
a. Reduksi data
Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Reduksi
merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis di
lapangan.
Informan (Branch Manager, Supervisor, Staff Marketing, Administration
Head, Staf Administrasi, Sales Counter, Divisi Sparepart)
Struktur organisasi PT. Dwi
Kencana Motor, dan profil
perusahaan.
Hasil observasi (pengamatan
di lapangan) dan wawancara
63
b. Penyajian data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yangmemberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam pelaksanaan penelitian, penyajian-penyajian data merupakan suatu cara
utama bagi analisis kualitatif yang valid.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi, disajikan langkah terakhir
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil dari data-data yang telah
didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan
serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan - kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung.
3.4 Permasalahan yang ada
Selama masa observasi atau pengamatan berlangsung, Peneliti melihat
bahwa struktur organisasi di PT. Dwi Kencana Motor sudah berjalan dengan
baik, akan tetapi masih memiliki kendala khususnya di aliran informasi antara
atasan dan bawahan (downward communication) dan sebaliknya antara bawahan
kepada atasan. (upward communication).
Masalah yang sering terjadi dalam aliran komunikasi antara atasan dan
bawahan (downward communication) yaitu seringkali atasan memberikan
64
instruksi saja tanpa memberikan kejelasan dari instruksi tersebut, dan ketika
karyawan menanyakan kejelasan instruksi, atasan hanya diam saja. Kemudian,
masalah lain instruksinya tidak jelas atau tidak lengkap karena tidak diberikan
secara langsung. Terkadang banyaknya instruksi membuat karyawan bingung
untuk memilih prioritas dari instruksi tersebut, karena atasan hanya mau semua
instruksi tersebut dikerjakan dengan segera. Sering terjadi pula persepsi pesan
yang tidak sama antara atasan dan karyawannya, sehingga terjadi kekeliruan.
Sedangkan masalah yang terjadi dalam aliran komunikasi antara bawahan
kepada atasan (upward communication) yaitu pegawai yang tidak mau terbuka
dan menyembunyikan pikiran mereka ketika mendapatkan kesulitan. Seringkali
karyawan menganggap bahwa atasan tidak tertarik dan tidak mau mendengarkan
keluhan karyawan ataupun seringkali atasan tidak merespon keluhan tersebut.
Apabila karyawan memberikan ide atau saran yang membangun seringkali tidak
ada penghargaan yang diberikan dari atasan. Selain itu alasan manajer tidak ada
di tempat dan sulit dihubungi, sehingga komunikasi sulit terjadi menjadi salah
satu permasalahan di PT. Dwi Kencana Motor.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Melaui penelitian ini, peneliti mencoba mencarikan sebuah solusi untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam aliran informasi antara atasan dan
bawahan (downward communication) dan sebaliknya antara bawahan kepada
atasan (upward communication).
65
Alternatif pemecahan masalah untuk aliran informasi atasan dan bawahan
(downward communication) yaitu pimpinan atau manajer hendaklah mau
memberikan informasi kepada karyawan apabila karyawan bertanya. Jika
pimpinan atau manajer tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka
maka perlu mengatakan terus terang dan berjanji akan mencarikannya. Pimpinan
atau manajer juga harus bisa menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan
karyawannya, seperti bertukar pikiran atau mengevaluasi pekerjaan bersama.
Pimpinan atau manajer harus dapat menurunkan egonya ketika berbicara
dengan karyawannya. Pimpinan harus dapat menempatkan waktu yang benar,
kapan perlu berlaku tegas, dan mendengarkan dengan baik kesulitan karyawan.
Pimpinan juga harus dapat memberikan spesialisasi pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan karyawannya dan bersikap bijak kepada karyawannya.
Alternatif pemecahan masalah untuk aliran informasi antara bawahan
kepada atasan (upward communication) yaitu pegawai harus terbuka dengan
atasan dengan menciptakan komunikasi yang baik, sehingga jika ada
permasalahan tidak menggangu kinerja, melainkan bisa mencari solusi bersama
dengan bercerita kepada atasan. Karyawan pun harus bisa membaca situasi dan
kondisi pimpinan atau manajer, yang mungkin saja sedang banyak masalah dan
emosinya tidak stabil. Jadi ketika pimpinan atau manajer tidak memberikan
respon jangan bertanya berulang-ulang jika melihat emosinya sedang tidak stabil.
Sebagai karyawan juga memiliki hak untuk berpendapat sehingga
cobalah untuk memberikan masukan kepada pimpinan atau manajer apabila ada
66
kesalahan yang dilakukan oleh atasan, beri masukan bahwa pendapat atau ide
karyawan yang menarik sebaiknya diberikan penghargaan. Jika pimpinan atau
manajer tidak ada di tempat atau sibuk diluar dan karyawan memang ada urusan
yang penting, sebaiknya karyawan mencoba menghubungi atasan melalui telepon
genggam (HP) dan meminta kesediaan pimpinan atau manajer untuk menerima
telepon karena ada hal yang mendesak. Hendaknya karyawan jangan berpikir
negatif akan tindakan yang belum dicoba.