BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00841-MC...
Transcript of BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00841-MC...
29
BAB 3
OBYEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Radio 99ers Jakarta
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Radio 99ers Jakarta.
Sumber : radio 99ers Jakarta 2011.
30
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Sebelum hadir di Jakarta pada tahun 2008 Radio 99ers hadir terlebih
dahulu di kota Bandung pada tahun 2000. Radio 99ers Bandung menduduki
posisi ke 3 (tiga) untuk pendengar segmentasi anak muda (15 tahun-24 tahun)
kalangan AB dan ke 7 (tujuh) untuk all segment pada survey AC Nielsen
tahun 2001, yaitu pada saat Radio 99ers Bandung baru berusia 9 bulan.
Tepat Radio 99ers Bandung mengudara 1,5 tahun, Radio 99ers
Bandung berhasil mencapai posisi puncak untuk menjadi radio anak muda
No.1, yaitu segmentasi anak muda dan posisi ke 5 (lima) untuk all segment di
survey AC Nielsen 2002. Radio 99ers Bandung kembali menjadi radio anak
muda Bandung No.1 juga naik peringkat ke posisi 3 (tiga) pendengar all
segment waktu hasil survey AC Nielsen 2003 terbit.
Pada survey AC Nielsen tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007, Radio
99ers Bandung tetap bertahan di peringkat teratas sebagai radio anak muda
Bandung No.1.Untuk 7 (tujuh) tahun berturut-turut Radio 99ers menempati
posisi radio anak muda (15-24 & 15-24AB) No.1 Bandung dalam survey AC
Nielsen 2008.Sedangkan Radio 99ers Jakarta yang pertama kali on-air pada
tanggal 9 September 2008 telah berhasil mendapatkan prestasi pada survey
AC Nielsen 2009, dimana hasil survey tersebut merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu radio dalam meraih kuantitas pendengarnya. Awal tahun
2010 Radio 99ers Jakarta ditetapkan sebagai radio anak muda yang diminati
pada peringkat ke-4 tahun 2009 berdasarkan hasil survey AC Nielsen. Ini
merupakan langkah awal yang membanggakan bagi Radio 99ers Jakarta
sebagai radio baru di Jakarta yang mampu mensejajarkan diri dengan radio
anak muda terkemuka lainnya di Jakarta.
31
Radio 99ers baik Jakarta ataupun Bandung memiliki segmentasi
pendengar anak muda antara 15 tahun hingga 24 tahun berkalangan AB+,
dengan perincian 70% wanita dan 30% pria. Radio 99ers Jakarta memiliki
pemancar radio yang terletak di Menara Imperium Jl. HR Rasuna Said,
Jakarta dan studio siaran berikut kantornya di Jl. HOS Cokroaminoto No.78 –
80, Jakarta. Berikut identitas atau profile dari 99ers Jakarta yaitu :
Frekuensi : 99.9 fm
Nama Stasiun : 99ERS Radio Jakarta
Statement Positioning : The Funky-funky Station
Panggilan penyiar : Funky DJ
Karakter On-air & Off Air : Funky
Slogan : Keep funky. Be yourself, no matter what
the say...
Perusahaan : PT. Serunai Digital Jakarta
Management : PT. Radio Swara Miliard Artha
Alamat Studio : Jl. H.O.S Cokroaminoto No.78 – 80,
Jakarta 10310
Telephone / Fax : (021) 390 91 86 / 021 391 35 04
Fax : (021) 390 91 86
Website : http://99ersradiojkt.com/
E-mail : [email protected]
3.1.2 Target Audience dan Pogram Acara
Kriteria pendengar dari radio 99ers Jakarta adalah 15-24 tahun,
dengan sosial economic statusAB+ (kapasitas pengeluaran Rp 1 juta /bulan)
32
dan memiliki gaya hidup seperti aktif, dinamis, gaul, konsumtif, high brand
awarness dan berdaya beli tinggi. Radio 99ers Jakarta memiliki beberapa
program siaran, yaitu :
Tabel 3.1: Program acara 99ers
Sumber : radio 99ers Jakarta 2011
Radio 99ers Jakarta sebagai stasiun radio juga menempatkan sebagai
media promosi bagi pihak eksternal namun disesuaikan dengan segmentasi
yang ada. Tidak terlepas dari profesionalitas sebagai stasiun radio, 99ers
Jakarta membatasi pemasangan iklan, sehingga tidak menganggu kelancaran
format siaran. Memilih radio 99ers Jakarta sebagai media promosi merupakan
33
keputusan yang tepat dikarenakan 99ers memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan stasiun radio lainnya, kelebihan yang dimaksud adalah :
1. Segment dan positioningnya jelas serta selalu konsisten. Image
radionya sudah terbentuk dan tepat sasaran.
2. Sistem pemutaran iklan yang sangat efektif. Radio 99ers hanya
memutar 3 (tiga) iklan dalam 1 (satu) slot iklan per-jamnya. Artinya
iklan client 99ers hanya akan bersaing dengan 2 (dua) iklan lain yang
juga berbeda jenis. Berdasarkan survey kami, pendengar radio akan
memindahkan channel radio-nya pada iklan ke 4 (empat).
3. Pendengar AB nya paling banyak, terlebih di segment 15-24 tahun.
4. Radio yang memiliki majalah (full colour dengan kualitas kertas
terbaik) dengan nama yang sama yang usianya sudah 2 (dua) tahun.
Dimana pada billing tertentu 99ers memberikan bonus serta paket
khusus di 99ers Magazine, menjadikan 99ers sebuah multimedia
facility.
5. Dari sebuah group yang solid. Sehingga segala sesuatu dapat
dikerjakan in-house tanpa ketergantungan dari pihak ketiga.
6. Reality Radio from the start.
7. Hits Song Everywhere. Radio 99ers hanya memutar lagu-lagu hits and
nothing but the hits. Music Director 99ers hanya menjadwalkan lagu-
lagu yang familiar di telinga pendengar.
8. Computerized Traffic System. Hal ini memungkinkan penjadwalan
iklan secara tepat dan mendapatkan report pemutaran iklan yang
akurat.
34
Radio 99ers Jakarta tidak hanya menyajikan kegiatan siaran atau on-
air tetapi juga menyajikan kegiatan off-air & event organizer. Acara off-air &
event organizer yang diadakan 99ers Jakarta meliputi peluncuran produk,
gathering dan event promosi lainnya.
3.1.3 Logo Radio 99ers Jakarta
Gambar 3.2 Logo 99ers Jakarta
Gambar 3.2 Logo Radio 99ers Jakarta Sumber : radio 99ers Jakarta 2011
Logo dengan warna kuning dan biru berupa penulisan nama stasiun
dan statement positioning menggambarkan identitas radio. Gaya penulisan
menyiratkan sifat : aktif, dinamis, gaul dan modern dibalut dengan warna
kuning dan biru yang menceritakan keceriaan dan semangat jiwa muda.
Penempatkan statement positioning dilogo sebagai pencitraan dari
99ers Radio yaitu The Funky Station. Makna dari statement positioning
terdapat pada penggunaan kata funky. Kata funky adalah kata yang tidak bisa
lepas dari dunia anak muda dan sangat melekat dengan 99ers Radio. Menurut
99ers Funky itu adalah dare to be different, being yourself dan out of the box.
35
3.1.4 Profil 9gallery
Gambar 3.3 9gallery Sumber : radio 99ers Jakarta 2012
Adapun yang melatar belakangi 9gallery adalah semakin minimnya
event off air yang di gelar oleh radio-radio di Jakarta, dalam mendapatkan
awareness target market mereka. Kejenuhan terhadap event off air yang
menyajikan pertunjukan musik saja, padahal seni memiliki cabang yang
sangat banyak. Serta keinginan untuk menjangkau pasar secara lebih luas.
9gallery adalah acara yang di gelar oleh 99ers radio Jakarta. 9gallery
merupakan gabungan dari 2 event bulanan sebelumnya, yaitu 9coustic dan
ROTASI.Yang berbeda dari event ini, yaitu 9gallery menggabungkan MUSIC
PERFORMANCE, ART EXHIBITION dan Seminar.
3.2 Metodologi Penelitian
Metodologi menurut Sumantri dalam Kriyantono (2009: 49) metodologi
adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. Metodologi riset
merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam
metodologi riset. Sedangkan metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui
sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. Metodologi terbagi
36 menjadi dua yaitu Kualitatif dan kuantitatif. Metodologi yang penulis gunakan yaitu
metodologi kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak
mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya
sangat terbatas, dan lebih menekankan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya
(kuantitas) data. (Kriyantono, 2009: 56)
Adapun dari beberapa jenis metode kualitatif yang diungkapkan Kriyantono
dalam bukunya yang berjudul Teknik praktis riset komunikasi, yaitu jenis
eksploratif, deskriptif, eksplanatif, dan evaluatif. Dalam penelitian mengenai Strategi
Public Relations dalam mengoptimalkan publisitas radio 99ers Jakarta, peneliti
menggunakan jenis kualitatif deskriptif hal ini dikarenakan penelitian ini
membutuhkan informasi mengenai kedalaman sumber informasi bukan berdasarkan
jumlah dari sumber informasi.
Jenis deskriptif dalam Kriyantono (2009: 67) yaitu bertujuan membuat
deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau objek tertentu.
Metode deskriptif kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan
suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak
sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan
mencatat dalam buku observasi. (Ardianto, 2010: 60).
37
3.2.1 Teknik Informan
Penulis memakai teknik sampling purposif karena, agar data yang
didapat penulis lebih mendalam dan lebih sahish. Teknik purposif menurut
Kriyantono (2009: 156) artinya teknik ini mencakup orang-orang yang
diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan
tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan
kriteria tersebut tidak dijadikan sampel.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber-sumber informasi yang didapat dari para informan
dikumpulkan melalui sumber pengumpulan data sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bias responden atau subjek
riser, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi. (Kriyantono,
2009: 41)
Informasi yang diperoleh berasal dari para sumber informasi yang terkait
langsung dengan event 9gallery :
1. Bapak Dhany Indra yang menjabat sebagai Program
Directorradio99ers Jakarta, karena beliau adalah orang yang
menentukan kapan dan dimana event 9gallery berlangsung.
2. Ibu Fitri Loopy yang menjabat sebagai Public Relations Radio 99ers
Jakarta, karena beliau adalah orang yang menentukan strategi Public
Relations yang akan digunakan untuk mempublikasikan event off air
9gallery.
38
3. Bapak Vero Carloza yang menjabat sebagai Music Director radio
99ers Jakarta adalah orang yang melakukan kerja sama denga para
pengisi 9gallery
Untuk mengumpulkan sumber tersebut memerlukan teknik
pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara:
Menurut Berger dalam Kriyantono (2009: 98) menjelaskan
wawancara adalah percakapan antara periset–seseorang yang
berharap mendapatkan informasi dan informan-seseorang yang
diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Penelitian ini menggunakan wawancara karena informasi
yang diperoleh berdasarkan hasil tanya jawab pada orang-orang
yang terkait dengan event 9gallery. Orang-orang tersebut baik
dalam pihak internal ataupun eksternal dalam perusahaan yang
memiliki kontribusi dalam event tersebut. Wawancara yang
dipakai untuk mewawancarai para informan adalah wawancara
semistruktur.
Wawancara semistruktur ini dikenal pula dengan nama
wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya,
wawancara dilakukan secara bebas tapi terarah dengan tetap
berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan
telah disiapkan terlebih dahulu. (Kriyantono, 2009: 99)
Wawancara ini menggunakan daftar wawancara sebagai
instrumennya dan daftar wawancara tersebut disesuaikan pada
segementasi para informan.
39
2. Observasi:
Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung
tanpa mediator, sesesutu objek untuk melihat dengan dekat
kegiatan yang dilakukan objek tersebut, selain itu masih dalam
sumber yang sama menjelaskan dalam penelitian riset dijelaskan
dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan nonpartisipan.
(Kriyantono, 2009: 108).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengamatan
langsung dan ikut berperan di dalam kegiatan tersebut
(partisipan). Observasi partisipan adalah metode observasi di
mana periset juga berfungsi sebagai partisipan, ikut serta dalam
kegiatan yang dilakukan kelompok yang diriset, apakah
kehadirannya diketahui atau tidak. (Kriyantono, 2009: 110)
Hal itu dikarenakan karena peneliti ikut terjun langsung
pada event 9gallery dikarenakan peneliti melakukan penelitian
pada event tersebut.
b. Data Sekunder
Penelitian ini tidak hanya fokus pada data primer saja melainkan juga
pada data sekunder. Hal itu digunakan untuk memperkuat hasil penelitian.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder. (Kriyantono, 2009: 42).
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dalam pembahasan
ini selain mendapatkan informasi dari data primer juga menggunakan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada data sekunder
antara lain adalah sebagai berikut:
40
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis.
Sebagian besar data tersedia dalam bentuk surat catatan harian, kenang
kenangan, dan laporan. (Ardianto, 2010: 167).
Informasi yang digunakan dalam dokumentasi ini adalah antara lain :
1. Foto pada event 9gallery radio 99ers Jakarta.
2. Profil perusahaan.
3.2.3 Teknik Validitas Data
Setiap informasi yang diperoleh penulis dikaji keakuratannya dalam
validitas data. Hal tersebut dikarenakan jawaban yang berbeda-beda dari
setiap informasi yang diperoleh. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan
validitas trustworthiness.
Validitas trustworthiness yaitu menguji kebenaran dengan kejujuran
subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau
dibayangkan. (Kriyantono, 2009: 70)
Analisis triangulasi, yaitu dimana menganalisa jawaban subjek
dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya
yang tersedia). (Kriyantono, 2009: 70)
Triangulasi metode usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
keabsahan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan
lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.
(Kriyantono, 2009: 70)
41
Jenis triangulasi yang digunakan pada pembahasan ini adalah
triangulasi metode.Karena teknik pengumpulan datanya lebih dari satu jenis.
Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunkan lebih
dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama karena
penulis merasa tidak cukup bila hanya dari satu sumber saja.
3.2.4 Teknik Analisis Data
Ada tiga langkah prosedur analisis data kualitatif, yang harus dimulai
sejak awal. Data yang diperoleh harus segera dituangkan dalam bentuk
tulisan dan dianalisis :
a. Reduksi
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara
dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Sebagaimana
pengumpula data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari
reduksi data, yaitu membuat rangkuman, membuat tema-tema,
membaut gugus-gugus, membuat pemisahan dan menulis memo-
memo.
b. Model data (display data)
Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang
tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
c. Penarikan/ verifikasi kesimpulan
42
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai
memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan
proposisi-proposisi. (Ardianto, 2010: 223)
Dengan demikian penulis mengambil teknik analisis reduksi. Teknik
analisis data yang penulis pilih sesuai dengan pembahasan. Data-data
tersebut penulis kelompokkan sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan
yang menyatakan sebab dan akibat pada permasalahan yang ada.
3.2.5 Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kantor 99ers radio JKT di Jl. H.O.S
Cokroaminoto No. 78 – 80 Menteng, Jakarta Pusat 10310 hal tersebut untuk
mempermudah subjek dan objek penelitian dalam melakukan hal-hal lain
menyangkut penelitian ini.
3.3 Permasalahan yang ada
1. Bagaimana strategi yang dilakukan Public Relations 99ers radio Jakarta
dalam event 9gallery dalam mengoptimalkan publisitas 99ers radio
Jakarta?
2. Adanya keterbatasan SDM dalam penyelenggaraan event terutama pada
bagian LO.
43 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Radio 99ers Jakarta menggunakan strategi Public Relations dengan cara
publication and publicity, event dan lobbying.
2. Radio 99ers Jakarta menggunakan jasa Outsourching dan peserta magang
untuk mengatasi masalah kekurangan sumber daya manusia.