BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-01437-MC...

28
71 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian Penelitian (riset) sebagai sistem ilmu pengetahuan memainkan peran penting dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri.Ini berarti bahwa penelitian telah tampil dalam posisi yang paling penting dalam ilmu pengetahuan untuk melindunginya dari kepunahan.Penelitian memiliki kemampuan untuk meng- upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi serta setiap saat dibutuhkan masyarakat. Di lain pihak, penelitian belum dapar bergeser untuk memulai suatu proses ilmiah baru sebelum mendapat masukan dari ilmu pengetahuan. Ini menandakan bahwa titik awal proses penelitian adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan kembali ke titik awal semula yaitu ilmu pengetahuan (Bungin, 2009:3). Metode penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu kuantitatif, dimana metode penelitian kuantitatif menurut Ardianto (2011:47) adalah penelitian yang sarat dengan nuasa angka – angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisa data, metode penelitian kuantitiatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus – rumus statistik non-parametik).Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep – konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat – alat analisa data.Melihat pentingnya kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif, maka

Transcript of BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-01437-MC...

71

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian

Penelitian (riset) sebagai sistem ilmu pengetahuan memainkan peran penting

dalam bangunan ilmu pengetahuan itu sendiri.Ini berarti bahwa penelitian telah

tampil dalam posisi yang paling penting dalam ilmu pengetahuan untuk

melindunginya dari kepunahan.Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-

upgrade ilmu pengetahuan yang membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi

serta setiap saat dibutuhkan masyarakat. Di lain pihak, penelitian belum dapar

bergeser untuk memulai suatu proses ilmiah baru sebelum mendapat masukan dari

ilmu pengetahuan. Ini menandakan bahwa titik awal proses penelitian adalah ilmu

pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk galaksi pengetahuan dan

kembali ke titik awal semula yaitu ilmu pengetahuan (Bungin, 2009:3).

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu kuantitatif, dimana

metode penelitian kuantitatif menurut Ardianto (2011:47) adalah penelitian yang

sarat dengan nuasa angka – angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan.

Dalam analisa data, metode penelitian kuantitiatif memerlukan bantuan perhitungan

ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus

– rumus statistik non-parametik).Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil

perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel.

Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk

menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis,

menemukan konsep – konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat – alat

analisa data.Melihat pentingnya kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif, maka

72

merupakan sebuah keharusan setiap peneliti untuk memahami teori dan mengerti

kedudukannya dalam penelitiannya. Bahkan untuk keperluan ini, peneliti dituntut

untuk me-mapping teori dalam menemukan khazanah ilmu pengetahuan secara luas

mengenai permasalahan yang sedang atau akan dibahas dan selanjutnya menenukan

posisi penelitiannya dalam khazanah pengetahuan tersebut (Bungin, 2009:25).

3.2 Metode dan Tipe Riset

3.2.1 Desain Penelitian

Untuk jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian

eksplanatif, khususnya eksplanatif asosiatif. Menurut Ardianto (2011:51),

pengertian dari penelitian eksplanatif adalah metode yang dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi. Melalui penelitian tersebut, peneliti dapat memastikan berapa besar

hubungan antara variasi yang disebabkan oleh satu variabel dengan variasi

yang disebabkan oleh variabel lain. Bungin (2009:38) menjelaskan bahwa

format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel

terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh

satu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanasi

menggunakan sampel dan hipotesis.Untuk menguji hipotesis digunakan

statistik inferensial.Beberapa pakar mengatakan format eksplanasi digunakan

untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori.Juga dikatakan penelitian

eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-

akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik

inferensial itu.

73

Penelitian dengan format eksplanasi dapat dilakukan melalui survei

dan eksperimen.Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan

membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan karena format

penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab-akibat dari variabel –

variabel yang diteliti, dengan demikian statistik inferensial merupakan alat

utama dalam analisis data (Bungin, 2009:38).

Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini

maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2009:11).

3.2.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variable

independen/bebas dan variabel dependen/terikat.Menurut Sugiyono

(2009:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel bebas (independent) Menurut Sugiyono (2009:31), variabel bebas adalah sejumlah gejala atau

faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya

gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau

unsur yang kedua itu disebut variabel terikat.Hal ini berarti bahwa variabel

ini menentukan munculnya variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel

bebas dalam penelitian ini adalah program Corporate Responsibility Green

Corridor Initiative.

74

b. Variabel tidak bebas (dependent).

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:32), variabel terikat adalah

sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi

atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Hal ini berarti munculnya

variabel ini karena adanya variabel bebas tertentu bukan karena variabel lain.

Dengan demikian variabel terikat dalam penelitian ini adalah adalah Citra

Perusahaan (corporate image) Chevron Indonesia.

3.2.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

primer.Dalam bukunya, Bungin (2009:122), mengatakan bahwa data primer

adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi

penelitian atau objek penelitian.Dalam penelitian kali ini, maka data primer

yang akan dikumpulkan oleh penulis adalah data dari pendapat komunitas

online pengamat lingkungan (Greenweb Indonesia) yang diperoleh dari hasil

kuesioner yang dibagikan oleh penulis kepada mereka.

3.3 Operasionalisasi Konsep

Berikut ini adalah operasionalisasi variabel dari penelitian yang penulis

lakukan:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Utama Ukuran Skala

Pengukuran

Corporate Social Responsibility (Variabel X )

Dimensi

Ekonomi

a. Program tanggung

jawab sosial Green

Interval 5.Sangat

Setuju

75

Corridor Initiative

memberikan manfaat

ekonomi dengan

upaya penanaman

pohon di kawasan

hutan koridor

Halimun Salak

b. Program tanggung

jawab sosial Green

Corridor Initiative

memberikan nilai bagi

reputasi perusahaan

4.Setuju

3.Ragu -Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Dimensi

Hukum/Peraturan

a. Program tanggung

jawab sosial Green

Corridor Initiative

dilaksanakan sejalan

dengan kebijakan

Kementrian

Kehutanan mengenai

upaya pelestarian

hutan

b. Program tanggung

jawab sosial GCI

sesuai dengan

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu -

Ragu

2.Tidak

Setuju

76

Undang-Undang

Perseroan Terbatas

No 40 Tahun 2007

Pasal 74

1.Sangat

Tidak Setuju

Dimensi Kode

Etis

a. Program CR GCI

diimplementasikan

secara transparan

b. Program CR GCI

dilakukan sesuai

dengan etika dengan

tidak melanggar hak

asasi manusia

Interval 5.Sangat

Setuju

4. Setuju

3.Ragu -Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Dimensi

Philantropic or

Discretionary

a Program tanggung

jawab sosial GCI

mengundang

partisipasi masyarakat

untuk ikut serta dalam

pelaksanaan program

b. Program tanggung

jawab sosial GCI

membuat Responden

lebih sadar dan peduli

terhadap isu

lingkungan terutama

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu -

Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

77

penanaman pohon

Corporate

Image Chevron

Indonesia

( Variabel Y )

Corporate

Identity

a.Responden

mengenal mengenai

bisnis usaha Chevron

b Responden pernah

melihat/mendengar

informasi mengenai

perusahaan Chevron

di media massa

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu-Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Corporate

Individuality

a. Perusahaan

Chevron merupakan

sebuah perusahaan

yang berprestasi di

bidangnya

b. Perusahaan

Chevron memiliki

reputasi yang baik di

mata responden

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu-Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Physical

Environment

a. Responden pernah

mengunjungi website

Chevron

b. Tampilan

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu-Ragu

78

websiteChevron

mencerminkan

perusahaan kelas

dunia (world class)

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Service Offering a. Website Chevron

memberikan banyak

variasi informasi

mengenai bisnis

operasi perusahaan

b. Kemudahan

responden untuk

mudah mengakses

informasi melalui

Website Chevron

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu-Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Contact

Personnel

a. Responden pernah

bertemu/menghubungi

staff/karyawan

Chevron

b. Kredibilitas

karyawan / contact

person perusahaan

Interval 5.Sangat

Setuju

4.Setuju

3.Ragu-Ragu

2.Tidak

Setuju

1.Sangat

Tidak Setuju

Sumber: Hasil olahan data sekunder, 2013

79

3.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu

disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui

penelitian.Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesi dimaksud

dengan data di lapangan.Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji

hipotesis dimaksud dengan data di lapangan. Dengan kata lain hipotesis

membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian maupun dalam mengumpulkan

data (Bungin, 2009:76).

Bungin melanjutkan bahwa disaat mendesain dan mengkonstruksi hipotesis,

peneliti membutuhkan sumber – sumber inspirasi yang dapat membantu hipotesis

yang dibangunnya.Sumber – sumber inspirasi hipotesis dalam penelitian kuantitatif

adalah teori yang digunakan dalam penelitian, teori tersebut diperoleh dari studi

kepustakaan.Selain itu, peneliti juga dapat menggunakan pengalaman – pengalaman

empiris yang dibangun berdasarkan pengamatan sistematis melalui penelitian

eksploratif.Dengan demikian sumber – sumber inspirasi hipotesis adalah teori dan

pengalaman empiris peneliti itu sendiri.

Gambar 3.1Penggunaan Sumber Teori dan Empiris Untuk

Hipotesis

Menurut Bungin (2009:79), ada beberapa jenis hipotesis yang sering dipakai

dalam penelitian yaitu pertama, hipotesis nol (H0). Hipotesis ini mempunyai

statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel x dan variabel y yang

akan diteliti. Hipotesis yang dibuat dengan kemungkinan besar untuk ditolak.Kedua,

Penelitian/Rancangan Hipotesis

Teori Kepustakaan

Kenyataan Empiris

Hipotesis

80

hipotesis alternatif (Ha).Lawan dari hipotesis nol dimana apabila ternayta pada suatu

penelitian hipotesis nol ditolak.Hipotesis ini menyatakan hubungan signifikan

variabel x dan y.

Sehingga penulis melakukan pengujian hipotesis dengan langsung

membandingkan antara hasil hitungan signifikasi korelasi Pearson dengan alpha

untuk taraf signifikasi α = 10% atau 0.1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Hipotesis Hubungan

H0 (Hipotesa Null): tidak terdapat hubungan yang signifikan antara corporate social

responsibility Green Corridor Initiative dan citra perusahaan Chevron Indonesia.

Ha (Hipotesa Alternative): terdapat hubungan yang signifikan antara corporate social

responsibility Green Corridor Initiative dan citra perusahaan Chevron Indonesia.

b. Hipotesis Pengaruh

H0 (Hipotesa Null): tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social

responsibility Green Corridor Initiative terhadap citra perusahaan Chevron

Indonesia.

Ha (Hipotesa Alternative): terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social

responsibility Green Corridor Initiative terhadap citra perusahaan Chevron

Indonesia.

3.5 Populasi dan Sampel

Bungin (2009:99) mengemukakan bahwa populasi dalam metode penelitian

digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Menurut Ardianto (2011:170), populasi adalah semua bagian atau

anggota dari objek yang akan diamati. Populasi ditentukan oleh topik dan tujuan

survei.Populasi adalah abstrak, tidak bisa ditunjuk secara langsung.Agar lebih

operasional (bisa dihitung, bisa diukur), populasi harus didefinisikan secara jelas dan

81

spesifik.Populasi yang sudah didefinisikan disebut populasi sasaran (target

population).Uma Sekaran (2006:121) mengemukakan populasi mengacu pada

keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi.

Dalam penelitian kali ini, maka populasi yang digunakan oleh penulis adalah

komunitas online Greenweb Indonesia.Greenweb Indonesia adalah jejaring sosial

yang dibentuk sebagai wadah bagi anak muda, penggiat lingkungan dan masyarakat

luasyang mempunyai kepedulian yang sama kepada lingkungan.Berdiri pada tahun

2012, Greenweb Indonesia mempunyai tujuan untuk menggiatkan dan

mensosialisasikan program – program yang menangkat tema lingkungan agar

masyarakat atau anggota komunitas dapat mengetahui dan berpartisipasi lebih aktif

dalam kegiataan atau program lingkungan tersebut.Alasan pengambilan populasi ini

adalah untuk mendapatkan hasil yang sejalan dengan tujuan penelitian ini, sehingga

dapat memberikan masukan kepada pihak – pihak yang berkaitan.

Menurut Ardianto (2011:170), sampel adalah elemen yang menjadi dasar

dalam penarikan sampel. Dengan demikian sampel adalah wakil dari semua unit

srata dan sebagiannya yang ada di dalam populasi. Tidak semua anggota dari

populasi target diteliti. Penelitian hanya dilakukan terhadap sekelompok anggota

populasi yang mewakili populasi. Untuk teknik pengambilan sampel/teknik sampling

yang akan peneliti gunakan adalah teknik probability sampling. Bungin (2009:106)

mengatakan bahwa probability sampling(random) adalah penarikan sampel

didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk dijadikan sampel.

Peneliti menggunakan jenis probability sampling acak sederhana dimana tiap

elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai

subjek. Sehinggasangat mungkin bahwa pola distribusi dari karakteristik yang kita

82

teliti dalam menginvestigasi populasi adalah juga sama dengan distribusi dalam

subjek yang kita ambil untuk sampel (Uma Sekaran, 2006:128). Karena semua

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel maka unit – unit populasi

harus di random. Oleh karenanya, rancangan ini juga disebut sampling acakan karena

cara kerjanya yang acakan tersebut. Kendatipun secara acak, karena sifat populasi

yang begitu homogen, maka sampel yang dihasilkaan dari rancangan ini tetap

merupakan sampel yang dihasilkan dari rancangan itu tetap merupakan sampel yang

respresentatif.Sampel penelitian yang penulis pergunakan kali ini adalah anggota dari

Greenweb Indonesia dimana untuk menentukan ukuran sampel yang digunakan oleh

penulis adalah rumus Slovin (Bungin, 2009:107) sebagai berikut:

Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d= presisi (peran kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir dalam kasus ini adalah 10% atau 0.1)

Dari total populasi anggota Greenweb Indonesia sebanyak 1575orang,

dengan menggunakan rumus Slovin maka dapat diperoleh sampel yang cocok

dan tepat untuk digunakan dalam penelitian kali ini dengan perhitungan :

responden

83

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Studi Lapangan (Field Research)

a. Kuesioner / Angket

Ardianto (2011:162) dalam bukunya, mengatakan bahwa angket atau

kuesioner adalah serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara

sistematis untuk diisi oleh responden.Setelah diisi, angket dikembalikan ke

peneliti.Menurut Bungin (2009) yang dikutip oleh Ardianto (2011:163),

angket dapat dibagi menjadi empat yaitu angket langsung tertup, angket

langsung terbuka, angket tidak langsung tertutup, angket tidak langsung

terbuka.Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian

rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh

responden.Semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah

tertera dalam angket tersebut.Angket langsung terbuka adalah daftar

pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada

responden untuk menjawab keadaan yang dialami responden tanpa ada

alternatif jawaban dari peneliti. Angket tidak langsung tertutup digunakan

untuk menggali atau merekam data mengenai apa yang diketahui responden

perihal objek dan subjek tertentu serta data tersebut tidak dimaksud perihal

diri responden bersangkutan. Disamping itu, alternatif jawaban telah

disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban mana yang sesuai

untuk dipilih. Angket tidak langsung terbuka dikonstruksikan dengan ciri –

ciri yang sama dengan angket langsung terbuka serta disediakan

84

kemungkinan atau alternatif jawaban sehingga responden harus

memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai.

Menurut Faisal (2001) dalam Ardianto (2011:163), dalam menyusun

angket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: (1) angket disertai surat

pengantar, yang berisi penjelasan tujuan dan pentingnya penelitan, serta

harapan peneliti terhadap responden dalam menyikapi angket; (2) tata fisik

angket dibuat semenarik mungkin, termasuk tata ketikannya, tulisannya

terbaca dengan jelas, tidak kabur; (3) petunjuk pengisiannya jelas dan

lengkap, istilah – istilah hendaknya diberi penjelasan; (4) pertanyaan atau

pernyataan mengikuti alur yang baik dari hal – hal yang umum menuju hal –

hal yang lebih spesifik; (5) data yang diperoleh relatif mudah diolah

(termasuk proses tabulasinya) dan ditafsirkan.

Menurut Uma Sekaran (2006:84), beberapa prinsip dalam penulisan

kuesioner sebagai teknik pengumpulan data yaitu:

1. Prinsip Penulisan Kuesioner

Terdapat beberapa faktor yaitu isi dan tujuan pernyataan,

bahasa yang digunakan mudah, pernyataan tertutu terbuka-negatif

positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal – hal yang

sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan

urutan pertanyaan.

2. Prinsip Pengukuran

Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah instrumen

penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan

diteliti. Oleh karena itu instrumen kuesioner tersebut harus dapat

digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang

85

variabel yang diukur. Sebelumnya, kuesioner perlu diuji terlebih

dahulu validitas dan reabilitasnya, karena instrumen yang tidak valid

dan reliabel akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel.

3. Penampilan Fisik Kuesioner

Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan

mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi

kuesioner.

Penulis menggunakan bantuan aplikasi surveyface.com untuk

menghimpun data kuesioner/survei.Surveyface.com adalah salah satu aplikasi

survey online gratis untuk menghimpun data mengenai kuesioner yang

disebarkan melalui email, website, dan dapat di share melalui sosial media.

Peneliti memilih aplikasi surveyface.com karena kemudahan aplikasi dalam

menghimpun data kuesioner yang sudah dibagikan kepada responden,

kemudahan dalam melihat hasil data kuesioner, dapat mendownload hasil

kuesioner dan membuat chart untuk hasil yang lebih baik.

Kuesioner disebarkan secara online dengan mendistribusikannya

melalui website Greenweb Indonesia dalam page Green Corridor

(http://green.web.id/pageitem/GreenCorridor) serta langsung ke alamat email

masing – masing anggota Greenweb Indonesia. Dalam melakukan distribusi

kuesioner, peneliti dibantu oleh Bapak Tantyo Bangun, beliau adalah pendiri

Greenweb Indonesia.

2. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian

pustaka, yaitu mempelajari buku – buku referensi dan hasil penelitian sejenis

sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya untuk

86

mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori

sebagai pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan

benar dan sesuai dengan kerangka pikir ilmiah (Sarwono, 2006:26).

Ardianto (2011:167) dalam bukunya mengatakan bahwa metode

dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian

besar data yang tersedia berbentuk surat, catatan harian, laporan, jurnal. Sifat

utama dari bentuk data – data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu

sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal – hal yang

lalu.

3.6.1 PenentuanSkala Pengukuran

Jenis kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup

dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih

jawaban yang telah disediakan dengan skala likert yang berisi lima tingkatan

pilihan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang

dikemukakan.

Untuk penelitian kali ini, penulis menggunakan skala likert.Menurut

Supranto (2008:74) diketahui bahwa skala likert adalah skala yang mengukur

tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian

pernyataan yang mengukur suatu objek. Skala ini dikembangkan Rensis

Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari "sangat setuju" sampai

"sangat tidak setuju". Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala

interval.Besarnya kelas interval untuk setiap kategori tersebut dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut ini:

87

Kelas Interval :

Kelas Interval = 0,8

Dari hasil di atas, jarak kelas interval senilai 0,8 dapat dikelompokkan

menjadi:

Tabel 3.2 Kelas Interval

Kelas Interval Klasifikasi Kategori

1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

1.80-2,59 Tidak Setuju

2,60-3,39 Ragu - Ragu

3,40-4,19 Baik

4,20-5,00 Sangat Setuju

3.6.2 Pengujian Ketepatan Data

Untuk menguji kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner

dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.Uji validitas dan

reliabilitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk

mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, oleh karena itu penulis

melakukan kedua uji ini terhadap kuesioner.

a. Uji Validitas

Menurut Ardianto (2011:188), validitas adalah keabsahan atau akurasi

alat ukur sedangkan reabilitas adalah dapat dipercayainya alat ukur tersebut.

Ketika ingin meneliti suatu masalah menggunakan kuesioner atau angket,

kuesioner atau angket tersebut harus diuji validitas dan reabilitasnya kepada

88

responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel

penelitian.Apabila sudah dinyatakan valid dan reliabel, baru instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Uma Sekaran (2006:195) mengemukakan bahwa validitas internal

mengacu pada keyakinankita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dengan

kata lain, hal tersebut mewakili pertanyaan, “Pada tingkat apa desain

penelitian memungkinkan kita untuk mengatakan bahwa variabel bebas X

menyebabkan perubahan variabel terikat Y?”. Dalam penelitian dengan

validitas internal tinggi, kita lebih bisa membuktikan bahwa hubungan adalah

kausal, sedangkan dalam studi dengan validitas internal rendah, kausalitas

sama sekali tidak dapat disimpulkan.

Pengujian validitas dari instrumen penelitian tersebut dapat

menggunakan rumus Pearson Product Moment, dimana rumusnya adalah

sebagai berikut:

Dimana:

r = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel / responden

X = skor masing-masing item

Y = skor total variabel

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = jumlah kuadrat masing – masing skor X

∑Y2 = jumlah skor masing – masing skor Y

89

Nilai validitas akan berada dalam rentang 0-1. Untuk menentukan

nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dibandingkan dengan

tabel r product moment. Kriteria penilaian uji validitas tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran

tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran

yang konsiten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan

kata lain, reliabilitas suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai

stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu

menilai “ketepatan” sebuah pengukuran (Uma Sekaran, 2006:40). Pada

penelitian, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

internal consistency reliability yang menggunakan Cronbach Alpha untuk

mengidentifikasikan seberapa baik item-item dalam kuisioner berhubungan

antara satu dengan yang lainnya.

Teknik ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

r11 = Nilai reliabilitas

90

∑ Si = Jumlah varians skor setiap item

St = Total Varian

K = Jumlah item

Setelah memasukkan nilai varians untuk tiap x dan y yang telah

dihitung ke dalam rumus Cronbach Alpha, maka nilai reliabilitas harus

berada dalam rentang 0-1.Instrumendikatakan reliabel jika nilai r alpha lebih

besar dari 0,6. Untuk tingkatannya akan diinterpretasikan sebagai berikut

ini:(Usman dan Purnomo, 2006:201).

Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Metode Cronbach Alpha

c. Uji Normalitas

Penggunaan rumus korelasi Pearson Product Moment yang penulis

gunakan untuk melihat hubungan antara variable dependent dengan variabel

independent, memiliki beberapapersyaratan yang harus dipenuhi.Asumsi atau

persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah: (Usman dan Purnomo,

2006:109).

a. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal.

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,20-0,40 Kurang Reliabel

> 0,20-0,40 Agak Reliabel

> 0,40-0,60 Cukup Reliabel

> 0,60-0,80 Reliabel

> 0,80-1,00 Sangat Reliabel

91

b. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier.

c. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak

(random).

d. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek sama

pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).

e. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau

berdistribusi tidak normal.Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal.Untuk menguji normalitas data kali ini,

penulis menggunakan metode uji statistic Kolmogorov-Smirnov.

Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi

hasil perhitungan yang di dapat dengan taraf signifikansi yang telah

ditentukan sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut:(Sarwono, 2012:96).

a. Jika nilai sig < taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan

tidak normal.

b. Jika nilai sig > taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan

normal.

3.7 Analisis dan Interpretasi Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan

data.Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan

melalui tahap pemeriksaan (editing), tahap pengodean, dan tahap pembeberan

(tabulasi), (Ardianto, 2011:201). Tahap – tahap dalam pengolahan data yaitu

sebagai berikut:

92

a. Tahap Pemeriksaan (Editing)

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan.Kegiatan ini menjadi penting karena pada

kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan

peneliti. Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpang tindih,

berlebihan atau terlupakan(Bungin, 2009:164-165).

Proses editing dimulai dengan memberikan identitas pada instrumen

penelitian yang telah terjawab.Kemudian memeriksa satu per satu lembar

instrumen pengumpulan data, poin – poin serta jawaban yang

tersedia.Apabila ada kejanggalan, beri identitas tertentu dan poin pada

instrumen yang janggal tersebut.Agar tidak terjadi kesalahan atau

kekurangan informasi, pada setiap pengumpukan data peneliti harus

melebihkan jumlah sumber data yang digunakan dalam bilangan tertentu.

Pada akhir editing, peneliti harus menanyakan kembali beberapa hal,

antara lain: apakah data yang diperlukan sudah betul – betul lengkap dan

jelas untuk dimengerti serta dipahami; apakah data satu dengan lainnya

sudah konsisten, seragam, dan memiliki respons yang sesuai. Kalau

pertanyaan – pertanyaan tersebt telah terjawab, baru beralih ke pekerjaan

lainnya (Bungin, 2009:166).

b. Tahap Pengodean (Coding)

Apabila semua data sudah terkumpul dan selesai diedit di lapangan,

tahap berikutnya adalah mengode data.Tahapannya yaitu:

1. Menempatkan Kode

Yaitu dengan menjadi satu dengan kuesioner. Disini terdapat

dua kemungkinan: (a) kode telah dicantumkan pada alternatif jawaban

93

yang ada dan (b) kode disiapkan pada tepi kanan lembaran kuesioner.

Pada kemungkinan pertama, untuk alternatif jawaban yang dipilih,

responden melingkari atau member tanda pada angka

kode.Kemungkinan kedua, untuk setiap pertanyaan disiapkan kotak –

kotak yang menunjukan pada kotak mana pertanyaan itu harus

dikode.Apabila data diproses dengan komputer, kotak – kotak yang

disediakan harus sesuai dengan jumlah angka kode untuk setiap

pertanyaan tersebut (Ardianto, 2011:204).

2. Cara Memberi Kode

Suatu hal yang sangat penting adalah semua pengode tidak

hanya sekedar memindahkan jawaban responden ke dalam kode –

kode, tetapi harus menguasai isi kuesioner dan mengetahui dengan

jelas hubungan antara pertanyaan yang satu dan lainnya. Berikut ini

tugas seorang pengode: (a) membaca pertanyaan dalam kuesioner

mulai dari awal; (b) memerhatikan jawaban responden; (c) melihat

pedoman buku kode mengenai kode jawaban yang telah ditentukan;

(d) untuk pertanyaan terbuka, menafsirkan jawaban responden untuk

memilih kode yang tepat; (e) bila kode untuk jawaban tertentu sudah

jelas, pengode menuliskan kode tersebut dalam kolom tertentu pada

lembaran kode atau kartu tabulasi; (f) apabila ada kesulitan dalam

menentukan kode jawaban yang tepat, pengode menuliskan jawaban

tersebut pada lembaran khusus untuk “jawaban belum dapat dikode”

(Ardianto, 2011:205).

94

c. Tahap Pembeberan (Tabulasi)

Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, yaitu

memasukkan data pada tabel – tabel tertentu dan mengatur angka – angka

serta menghitungnya.Ada beberapa langkah yang perlu dikerjakan dalam

tabulasi.Pertama, memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file)

data.Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga

variabel). Ketiga, mengedit/mengoreksi kesalahan – kesalahan yang muncul

dalam proses pengumpulan atau memasukkan data. Berikut tahapannya:

(Ardianto, 2011:206)

1. Memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file) data

Data yang telah dikode perlu dipindahkan ke dalam kartu atau berkas

data.Cara merekam data dapat dilakukan dengan menggunakan

komputer.Software komputer seperti Wordstar, Dbase III Plus,

SPSS/PC+, dan SAS dapat digunakan untuk memasukkan data. Tiap –

tiap program mempunyai cara tersendiri untuk merekam data penelitian.

Prinsip memasukkan data ke berkas data dengan menggunakan komputer

mikro maupun mainframe (kerangka utama) adalah sama.

2. Membuat tabel frekuensi dan tabel silang

Membuat tabel frekuensi dan tabel silang dapat dilakukan dengan

menggunakan program komputer seperti SPSS/PC+, BMDPC, dan SAS

bila data direkam dalam bentuk ASCII.

3. Mengedit data

Kesalahan dapat terjadi pada waktu mengisi kuesioner, mengode, dan

memindahkan data dari lembaran kode ke komputer. Dalam tahap

tabulais, mengedit data dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama, secara

95

manual. (a) Mengedit dengan tabel frekuensi, (b) mengedit dengan tabel

silang.Kedua, dengan komputer.Mengecek ulang data sebelum dianalisis

dengan komputer merupakan langkah yang sangat penting. Komputer

akan memproses data apa pun bentuknya tanpa mempertimbangkan

konsistensi antara data yang akan terekam dengan buku kode atau alat

analisis. (a) Mengecek ketetapan kolom. Buku kode memuat keterangan

lokasi (kolom dan kartu) suatu variabel penelitian. (b) Mengecek

konsistensi dan hubungan antar variabel.

3.7.2 Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan analisis parametrik yang termasuk di

dalam kategori statistika inferensial, yang dipakai untuk menafsirkan

parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) melalui pengujian

statistik atau yang lebih dikenal dengan uji signifikasi (Sugiyono,2009:207).

Analisis inferial juga digunakan untuk membuktikan kebermaknaan—

signifikan atau tidaknya—suatu nilai dalam wujud angka. Analisis data

penelitian kali ini akan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson

Product Moment, determinasi, dan koefisien regresi dengan bantuan software

SPSS versi 20 for Windows. SPSS (Statistical Product and Service Solution)

adalah program atau software yang digunakan untuk olah data statistik.Dari

berbagai program olah data statistik lainya, SPSS merupakan yang paling

banyak digunakan dan diminati oleh para peneliti. Penggunaan statistik

parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis

harus berdistribusi normal. Analisa data dengan menggunakan rumus – rumus

96

statistika yaitu analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi,

analisis kausalitatif dengan regresi sederhana dan uji hipotesis (Sugiyono,

2009:241).

3.7.2.1 Koefisien Korelasi (Coefficient of Correlation)

Bungin (2009:184) mengatakan bahwa istilah koefisien korekasi

dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel

yang diteliti.Nilai koefisien korelasi digunakan sebagai pedoman untuk

menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu

penelitian. Nilai koefisien korelasi tersebar sebagai berikut:

a. Kisaran korelasi: Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1.

Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif.

b. Korelasi sama dengan nol: korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak

ada hubungan antara dua variabel.

c. Korelasi sama dengan satu: korelasi sama dengan +1 artinya kedua variabel

mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif.

Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai x naik, maka y

juga naik.

d. Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua variable mempunyai

hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi

sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai x naik, maka y turun (dan

sebaliknya).

Dalam korelasi Pearson Product Moment, ada kriteria untuk kekuatan

hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti yang dapat memudahkan

peneliti dalam melakukan interpretasi, yakni sebagai berikut: (Bungin,

2009:184).

97

Tabel 3.4 Tingkat Kriteria Kekuatan Hubungan dengan Metode

Korelasi Pearson Product Moment

3.7.2.2 Koefisien Determinasi

Menurut (Sarwono, 2012:205), koefisien determinasi digunakan untuk

menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap

variabel tergantung. Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien korelasi Pearson

Nilai penting dalam keluaran ini ialah: nilai R Square, besaran R

square berkisar 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R square, maka

hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R square

semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.

Sedangkan sisa dari besaran R square adalah dipengaruhi oleh faktor lain

diluar model regresi.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,001-0,200 Korelasi Sangat Lemah

0,201-0,400 Korelasi Lemah

0,401-0,600 Korelasi Cukup Kuat

0,601-0,800 Korelasi Kuat

0,801-1,000 Korelasi Sangat Kuat

98

3.7.2.3 Analisis kausalitatif dengan regresi sederhana

Tujuannya untuk mengetahui pengaruh program corporate social

responsibility terhadap citra perusahaan (corporate image).Untuk analisis

regresi, maka rumus yang digunakan adalah regresi linear sederhana,

dimana persamaan regresi sederhananya adalah sebagai berikut:

(Priyatno, 2012:78)

Y = a + bx

Dimana:

y = variabel terikat yaitu citra perusahaan (corporate image) Chevron

Indonesia

x = variabel bebas yaitu program corporate social responsibility

a = nilai konstanta atau tetap yaitu apabila tidak ada program corporate

social responsibility (x=0), maka nilai yang dihasilkan konstan atau tetap

b = koefisien regresi yaitu tambahan nilai pada variabel Y sebagai akibat

bertambahnya nilai X sebanyak 1 unit

Koefisien a dapat diperoleh dengan rumus:

a = Y- bX , dimana Y= dan X=

Sedangkan untuk rumus koefisien regresinya adalah sebagai berikut

b =