Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

25
3.1. Pendahuluan Port paralel pada komputer digunakan untuk melakukan komunikasi dengan perangkat luar (hardware), pernahkah anda perhatikan bagaimana komputer melakukan pencetakan ke kertas (ngeprint)? Bagaimanakah data dikirim untuk kemudian direspon oleh peralatan? Salah satu jenis komunikasi yang digunakan adalah dengan menggunakan port paralel. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa umumnya peralatan sekarang telah menggunakan komunikasi serial, seperti yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya....!, tetapi penggunaan port paralel masih sering kita jumpai utamanya pada beberapa jenis pengontrolan seperti kontrol lampu LED dan motor stepper. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perancangan pengontrolan yaitu harus dilakukan analisa dari alat yang akan dikontrol dengan jenis komunikasi yang tepat digunakan, jika anda tidak mempersyaratkan jarak kabel dan kecepatan maka komunikasi dengan paralel port dapat anda pilih sebagai solusi. Misalkan kita memiliki televisi, Kipas Angin, DVD Player dll. Nah kita dapat 34 KOMUNIKASI DATA PARALEL

description

interface komputerisasi komputer interface

Transcript of Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Page 1: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

3.1. Pendahuluan

Port paralel pada komputer digunakan untuk melakukan komunikasi dengan

perangkat luar (hardware), pernahkah anda perhatikan bagaimana komputer

melakukan pencetakan ke kertas (ngeprint)? Bagaimanakah data dikirim untuk

kemudian direspon oleh peralatan? Salah satu jenis komunikasi yang digunakan

adalah dengan menggunakan port paralel. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa

umumnya peralatan sekarang telah menggunakan komunikasi serial, seperti yang

telah dibahas pada pertemuan sebelumnya....!, tetapi penggunaan port paralel

masih sering kita jumpai utamanya pada beberapa jenis pengontrolan seperti

kontrol lampu LED dan motor stepper. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam

suatu perancangan pengontrolan yaitu harus dilakukan analisa dari alat yang akan

dikontrol dengan jenis komunikasi yang tepat digunakan, jika anda tidak

mempersyaratkan jarak kabel dan kecepatan maka komunikasi dengan paralel port

dapat anda pilih sebagai solusi. Misalkan kita memiliki televisi, Kipas Angin,

DVD Player dll. Nah kita dapat membuat alat kontrol sehingga alat-alat tersebut

dapat dikontrol menggunakan komputer. Untuk alat semacam Kipas Angin maka

kontrolnya hanyalah On-Off saja. Bila kita menginginkan kipas menyala, maka

kita tinggal meng-klik pada mouse saja. Sangat simple bukan?

3.2. Penyajian

3.2.1. Hardware

Sebuah Personal Computer (PC) secara umum dilengkapi dengan port

paralel (Kecuali pada Notebook). Port paralel ini umumnya digunakan untuk

menghubungkan komputer dengan alat pencetak (printer). Namun apabila kita

mengetahui sinya-sinyal apa saja yang terkandung pada port paralel tersebut,

34

KOMUNIKASI DATA PARALEL

Page 2: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

maka kita dapat memanfaatkan port paralel untuk kepentingan yang lain. Gambar

3.1 dibawah ini menunjukkan sebuah port paralel.

Gambar 3.1 Port paralel

Port paralel terdiri dari 25 pin dan untuk menggunakannya dibutuhkan konektor,

konektor ini biasa disebut dengan konektor DB25. Gambar 3.2 memperlihatkan

sebuah konektor DB25.

Gambar 3.2 (a). Konektor DB25 jantan dan betina, (b). Konektor DB25

3.2.2. Sinyal Port Paralel

Fungsi dari setiap pin port paralel/konektor DB25 diperlihatkan dalam Tabel 3.1

dibawah ini:

Tabel 3.1 fungsi/sinyal port paralel

35

(a). Konektor DB25 jantan dan betina (b). Konektor DB25

Page 3: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

pin dari konekter DB25 berjumlah 25 dan pin Centronics dengan jumlah konektor

34.  DB25 ialah konektor yang umum digunakan di computer sebagai port paralel,

sedangkan konektor Centronics umum ditemukan di printer.  IEEE 1284 ialah

standar yang menentukan 3 konektor berbeda yang dapat digunakan dengan port

paralel, yaitu 1284 tipe A ialah konektor DB25 yang dapat ditemukan di hampir

semua komputer, 1284 tipe B ialah konektor Centronics 36 pin yang umum

ditemukan di printer, IEEE 1284 type C ialah konektor 36 pin seperti Centronics,

tetapi ukurannya lebih kecil .

Port paralel ialah port data  di komputer untuk mentransmisi 8 bit data

dalam sekali detak. Standar port paralel  yang baru ialah IEEE 1284 yang

dikeluarkan pada tahun 1994.  Standar ini mendefinisikan 5 mode operasi sebagai

berikut :

1. Mode kompatibilitas

2.   Mode nibble

3.    Mode byte

4.    Mode EPP (Enhanced Parallel Port)

5.    Mode ECP (Extended Capability Port)

Tujuan dari standar yang baru tersebut ialah untuk mendesain driver dan

peralatan yang baru yang kompatibel dengan peralatan lainnya serta standar

paralel port sebelumnya (SPP) yangn diluncurkan tahun 1981. Mode 

Compatibilitas, nibble dan byte  digunakan sebagai standar perangkat keras yang

tersedia di port paralel  orisinal dengan EPP dan ECP membutuhkan tambahan

hardware sehingga dapat berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi. Mode

kompatibilitas atau (“Mode Centronics” ) hanya dapat mengirimkan data pada

arah maju pada kecepatan 50 KBytes per detik hingga 150 KBytes per detik.

Untuk menerima data, anda harus mengubah mode menjadi mode nibble atau

byte. Mode nibble dapat menerima  4 bit (nibble) pada arah yang mundur,

misalnya dari alat ke computer. Mode byte  menggunakan fitur bi-directional

parallel untuk menerima 1 byte (8 bit) data pada arah mundur. IRQ (Interrupt

Request ) pada port paralel  biasanya pada IRQ5 atau IRQ7.

36

Page 4: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

3.2.3. Bi-Directional Port

Ketika IBM memperkenalkan IBM PS/2, IBM menambhakna fasilitas baru

pada paralel portnya, yaitu dengan kemampuan untuk berkomunikasi dua arah.

Modifikasinya tidak banyak, hanya menambahkan satu chip 74244 dan

emfungsikan bit 5 dari register kontrol. Awalnya paralel port menggunakan IC

TTL (tipe 74LS). Skematik diagram pada gambar 3.3 adalah port data dari paralel

port bi-derectional.

Paralel port yang tidak dua arah, tidak terdapat chip 74244 di dalamnya.

Jadi hanya menggunakan 74LS374 yang output enable-nya secara permanen di-set

rendah sehingga data hanya bisa ditransfer satu arah, outputnya saja. Jika kita

membaca data dari register data paralel port, maka data tersebut berasal dari `374

yang juga dihubungkan ke pin data. Dengan mengoveride `374 seperti pada

gambar 3.3, maka kita bisa dapatkan paralel port dua arah (atau justru hanya input

saja, jika kita mengisinya dengan output latch).

Gambar 3.3. Standar paralel port dua arah

Paralel port dua arah menggunakan bit ke-5 dari register kontrol untuk

dihubungkan dengan Output-Enable (nOE) dari `374, sehingga jika bit 5 ini kita

37

Page 5: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

set tinggi (=1) maka `374 tidak bekerja, dan data yang ada adalah berasal dari

`274 yakni data dari luar komputer. Pada saat paralel port kita set seperti ini, maka

data yang kita tuliskan ke register data paralel port tidak akan sampai ke pin DB25

karena `374 tidak menghantarkannya.

3.2.4. Enhanced Parallel Port (EPP)

EPP sudah mengikuti standar IEEE 1284. Hal yang utama dalam EPP

adalah bahwa EP mampu mentansfer sata sebesar 500 kBps hingga mendekati

2MBps dan juga bahwa jalur data dapat berfungsi dua arah, input maupun output.

Protokol EPP mempunyai 4 macam siklus transfer data yang berbeda yaitu :

1. Siklus baca data (Data read)

2. Siklus baca alamat (Address Read)

3. Siklus tulis data (data write)

4. siklus tulis alamat (address write)

 Siklus data digunakan untuk mentrasfer data antara host dan peripheral. 

Siklus alamat digunakan untuk mendefinisikan alamat, saluran (channel) atau

informasi perintah dan kontrol antara 2 (dua) alat.

Tabel 3.2 Sinyal EPP

Sinyal EPP Pin Aktif I/O DiskripsiWriteData StrAdd StrInitInitWaitUser definedUser definedUser definedAdx

114171610111213152-9

LOWLOWLOWLOWLOWH/LH/LH/LH/LHIGH

OOOOIIIIII/O

Proses wait sedang berjalanData read atau data writeAddr read atau addr writeReset peralatanInterupsi dari alat ke PCCadanganCadanganCadanganCadanganJalur data dan alamat 2 arah

3.2.5. Extended Capability Port (ECP)

Perkembangan paralel port berikutnya adalah dengan diperkenalkannya

ECP, sebuah protokol yang diajukan oleh Microsoft dan Hawlet Packard sebagai

mode lanjut untuk komunikasi dengan peripheral jenis scanner dan printer.

Terdapat 2 tipe transfer data (sebagai transfer 2 data), yaitu:

38

Page 6: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

1. Siklus data, dan

2. Siklus ‘Command’

Tabel 3.3 Sinyal ECP

Sinyal ECP Pin Aktif I/O DiskripsiHostClk

HostAck1284 ActiveReverse RegPerphAck

PerphClk

Ack reversePerphRequest

Data

1

14171611

10

1215

2-9

LOW

HIGHHIGHLOWHIGH

LOW

LOWLOW

HIGH

O

OOII

I

II

I/O

Dipakai oleh peripheral untuk transfer data atau alamat secara forward LOW bila data validData siap ditransfer secara reverse dipakai peripheral Clk untuk transfer data secara reverseHIGH bila PC dalam mode transfer 1284LOW agar kanal dalam kondisi reverseDipakai HostClk untuk transfer data atau alamat secara forwardDipakai HostAck untuk transfer data atau alamat secara reverseLOW untuk mengetahui request mode reverseDiset LOW oleh alat luar untuk menunjukkan bahwa saluran reverse bisa dipakai Pertukaran data peripheral dan PC

3.2.6. Aplikasi Port Paralel

Dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bahan uji coba port paralel, kita

dapat menggunakan LED maupun menggunakan relay untuk mengontrol motor

maupun sebuah lampu, kipas angin, pompa air dan lain sebagainya.

3.2.6.1. Lampu LED

Untuk keperluan uji-coba sesaat, kita bisa menghubungkan LED (Light

Emitting Diode) lewat resistor, langsung ke pin output dari parallel printer port.

Bisa juga hanya dengan mengukur tegangan 5 volt yang timbul, saat data port

dalam keadaan high (biner 1). Gambar 3.4 dibawah ini memperlihatkan rangkaian

sederhana menggunakan paralel port untuk mengontrol lampu LED.

39

Page 7: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Gambar 3.4 Rangkaian uji coba untuk mengakses paralel port

Nilai tahanan resistor dapat dipilih dari 220 ohm sampai 470 ohm.

Sedangkan pin yang digunakan port paralel adalah pin 2-9 (lihat tabel 3.1). untuk

menyalakan lampu LED maka anda harus memberikan output 1 (satu) dan

sebaliknya untuk memadamkannya diberikan output 0 (nol).anda harus ingat

bagaimana konversi dari data biner ke desimal maupun dari biner ke heksagonal.

Dalam pemrograman Delphi, sebelum anda dapat mengakses paralel port

maka anda harus mendefinisikan terlebih dahulu alamat port paralel ($378)

dengan cara menuliskan listring program assembly atau dengan cara

menggunakan modul yang banyak tersedia di internet untuk kemudian di install

pada delphi. Salah satu modul yang tsering dipakai yaitu menggunakan smport.

Sebagai catatan bahwa pada microsoft windows XP maka port paralel secara

default diblock oleh sistem operasi karena itu anda harus membukanya terlebih

dahulu menggunakan user port jika anda menggunakan bahasa assembly untuk

mengakses por paralel.

Berikut listing program untuk mengakses port paralel menggunakan bahassa

assembly.

40

Page 8: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

AsmMOV DX, alamatMOV AL, dataOUT DX, AL

End;

Contoh program pengontrolan lampu LED

Gambar 3.5 Tampilan program pengontrolan lampu LED

Listing program:

unit lat1;interfaceuses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, ExtCtrls;

type TForm1 = class(TForm) btnOn: TButton; btnOff: TButton; btn8: TButton; btn7: TButton; btn6: TButton; btn5: TButton; btn4: TButton; btn3: TButton; btn2: TButton; btn1: TButton; Button11: TButton; btn1off: TButton; btn2off: TButton; btn3off: TButton; btn4off: TButton; btn5off: TButton;

41

Page 9: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

btn6off: TButton; btn7off: TButton; btn8off: TButton; Timer1: TTimer; LH4: TShape; LH5: TShape; LH6: TShape; LH8: TShape; Label1: TLabel; Label2: TLabel; LH7: TShape; LH3: TShape; LH2: TShape; LH1: TShape; Button1: TButton; procedure btnOnClick(Sender: TObject); procedure btnOffClick(Sender: TObject); procedure btn1Click(Sender: TObject); procedure Button11Click(Sender: TObject); procedure btn2Click(Sender: TObject); procedure btn1offClick(Sender: TObject); procedure btn2offClick(Sender: TObject); procedure Timer1Timer(Sender: TObject); procedure btn3Click(Sender: TObject); procedure btn3offClick(Sender: TObject); procedure btn4Click(Sender: TObject); procedure btn4offClick(Sender: TObject); procedure btn5Click(Sender: TObject); procedure btn5offClick(Sender: TObject); procedure btn6Click(Sender: TObject); procedure btn6offClick(Sender: TObject); procedure btn7Click(Sender: TObject); procedure btn7offClick(Sender: TObject); procedure btn8Click(Sender: TObject); procedure btn8offClick(Sender: TObject); procedure FormCreate(Sender: TObject); procedure Button1Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end;

var Form1: TForm1; x,a,b,c,d,e,f,g,h,i:integer;

constlpt_data=$378;

implementation{$R *.dfm}

procedure outport(alamat:word; data: byte);begin asm

42

Page 10: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

mov dx, alamat mov al,data out dx,al end;end;procedure TForm1.btnOnClick(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=False; outport(lpt_data,$FF); LH1.Brush.Color:=clRed; LH2.Brush.Color:=clRed; LH3.Brush.Color:=clRed; LH4.Brush.Color:=clRed; LH5.Brush.Color:=clRed; LH6.Brush.Color:=clRed; LH7.Brush.Color:=clRed; LH8.Brush.Color:=clRed;end;procedure TForm1.btnOffClick(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=false; outport(lpt_data,$00); LH1.Brush.Color:=clMenu; LH2.Brush.Color:=clMenu; LH3.Brush.Color:=clMenu; LH4.Brush.Color:=clMenu; LH5.Brush.Color:=clMenu; LH6.Brush.Color:=clMenu; LH7.Brush.Color:=clMenu; LH8.Brush.Color:=clMenu;end;procedure TForm1.btn1Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; a:=1; LH1.Visible:=true; LH1.Brush.Color:=clRed;end;procedure TForm1.Button11Click(Sender: TObject);beginclose;end;procedure TForm1.btn2Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; b:=2; LH2.Brush.Color :=clYellow;end;procedure TForm1.btn1offClick(Sender: TObject);begin a:=0; LH1.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.btn2offClick(Sender: TObject);begin b:=0;

43

Page 11: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

LH2.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject);begin x:=a+b+c+d+e+f+g+h+i; outport(lpt_data,x);end;procedure TForm1.btn3Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; c:=4; LH3.Brush.Color :=clGreen;end;procedure TForm1.btn3offClick(Sender: TObject);begin c:=0; LH3.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.btn4Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; d:=8; LH4.Brush.Color :=clBlue;end;procedure TForm1.btn4offClick(Sender: TObject);begin d:=0; LH4.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.btn5Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; e:=16; LH5.Brush.Color :=clRed;end;procedure TForm1.btn5offClick(Sender: TObject);begin e:=0; LH5.Brush.Color :=clmenu;end;procedure TForm1.btn6Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; f:=32; LH6.Brush.Color :=clGreen;end;procedure TForm1.btn6offClick(Sender: TObject);begin f:=0; LH6.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.btn7Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; g:=64; LH7.Brush.Color :=clNavy;

44

Page 12: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

end;procedure TForm1.btn7offClick(Sender: TObject);begin g:=0; LH7.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.btn8Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; h:=128; LH8.Brush.Color :=clTeal;end;procedure TForm1.btn8offClick(Sender: TObject);begin h:=0; LH8.Brush.Color :=clMenu;end;procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);beginTimer1.Enabled:=true;LH1.Brush.Color:=clMenu;LH2.Brush.Color:=clMenu;LH3.Brush.Color:=clMenu;LH4.Brush.Color:=clMenu;LH5.Brush.Color:=clMenu;LH6.Brush.Color:=clMenu;LH7.Brush.Color:=clMenu;LH8.Brush.Color:=clMenu;end;procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);begin Timer1.Enabled:=true; h:=66; LH7.Brush.Color :=clTeal; LH2.Brush.Color :=clTeal;end;end.

3.2.6.2. Pengontrolan dengan Relai

Untuk mengakses peralatan dengan beban yang besar dan untuk mencegah

terjadinya pembebanan berlebihan pada port paralel, maka digunakan rangkaian

penyangga/buffer. Gambar 3.6 dibawah ini memperlihatkan rangkaian penyangga

dengan penggerak relai.

45

Page 13: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Gambar 3.6 Rangkaian penyangga dengan penggerak relai

Dari skema pada Gambar 3.6, terlihat pin 3,5,7,9,12,16 dan 18

dari 74LS224 terhubung ke masing-masing relai. Selanjutnya

sakelar pada setiap relai tersebut, bisa kita gunakan untuk

mengontrol peralatan yang memiliki beban besar seperti Lampu TL maupun untuk

mengontrol Motor, Kipas Angin, dll.

Untuk listing programnya, prinsipnya sama dengan pengontrolan lampu LED.

3.2.6.3. Pengontrolan Motor Stepper

Motor stepper merupakan motro DC yang diatur posisinya dengan akurat

pada posisi tertentu dan dapat berputar ke arah yang diinginkan dengan memberi

pulsa-pulsa listrik dengan pola tertentu. Biasanya, motor stepper digunakan untuk

aplikasi-aplikasi yang membutuhkan torsi kecil dengan akurasi yang tinggi.

sebagian besar disk drive atau CDROM menggunakan stepper motor untuk

memutar disk.

Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki komutator. Pada

umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya sedangkan

pada bagian rotornya merupakan permanen magnet. Konstruksi motor stepper

46

Page 14: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

ditunjukkan pada gambar 3.7. Bagian tengah merupakan bagian yang berputar

disebut sebagai rotor, dan bagian yang diam disebut sebagai stator. Stator terdiri

dari beberapa kutub, makin banyak kutub makin sulit kontruksinya. Gambar 3.6.

merupakan gambar struktur dari motor dengan variabel reluktansi dimana tiap

stepnya adalah 30. Mempunyai 4 buah kutub pada rotor dan 6 buah kutub pada

statornya yang terletak saling berseberangan. Setiap kutub memiliki lilitan yang

menghasilkan medan magnet yang akan menggerakkan rotor. Pemberian arus

yang berurutan pada kutub-kutubnya menyebabkan medan magnet berputar yang

akan menarik rotor ikut berputar.

Kecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan

pemberian data pada kutubnya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor

stepper akan semakin cepat pula berputarnya. Pada kebanyakan motor stepper

kecepatannya dapat diatur dalam daerah frekuensi audio dan akan menghasilkan

putaran yang cukup cepat

Gambar 3.7 Kontruksi motor stepper

Jika lilitan 1 dilewati oleh arus, lilitan 2 mati dan lilitan 3 juga mati maka

kumparan 1 akan menghasilkan gaya tolakan kepada rotor dan rotor akan berputar

sejauh 30 searah jarum jam sehingga kutub rotor dengan label Y sejajar dengan

kutub dengan label 2. Jika kemudian lilitan 2 dilewati arus, selanjutnya lilitan 3,

dan akhirnya kembali ke lilitan 1 lagi berulang terus menerus secara berurutan,

maka motor akan berputar secar terus menerus.

Tipe Motor Stepper

Motor stepper dibedakan menjadi dua macam berdasarkan magnet yang

digunakan, yaitu tipe permanen magnet dan variabel reluktansi. Pada umumnya

47

Page 15: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

motor stepper saat ini yang digunakan adalah motor stepper yang mempunyai

variabel relukatansi. Cara yang paling mudah untuk membedakan antara tipe

motor stepper di atas adalah dengan cara memutar rotor dengan tangan ketika

tidak dihubungkan ke suplai.

Pada motor stepper yang mempunyai permanen magnet maka ketika diputar

dengan tangan akan terasa lebih tersendat karena adanya gaya yang ditimbulkan

oleh permanen magnet. Tetapi ketika menggunakan motor dengan variabel

reluktansi maka ketika diputar akan lebih halus karena sisa reluktansinya cukup

kecil.

Unipolar Motor Stepper

Motor stepper dengan tipe unipolar adalah motor stepper yang mempunyai 2

buah lilitan yang masing-masing lilitan ditengah-tengahnya diberikan sebuah tap

seperti tampak pada gambar 3.8 dibawah ini:

Gambar 3.8 Unipolar motor stepper

Motor ini mempunyai step tiap 30 dan mempunyai dua buah liliatan yang

didistribusikan berseberangan 180 di antara kutub pada stator. Sedangkan pada

rotonya menggunakan magnet permanen yang berbentuk silinder dengan

mempunyai 6 buah kutub, 3 kutub selatan dan 3 buah kutub utara. Sehingga

dengan konstrusi seperti ini maka jika dibutuhkan ke presisian dari motor stepper

yang lebih tinggi dibutuhkan pula kutub-kutub pada stator dan rotor yang semakin

banyak pula. Pada gambar 3, motor tersebut akan bergerak setiap step sebesar 30

dengan 4 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan dengan tap, total lilitan menjadi

4 lilitan).

48

Page 16: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 1.8 untuk tiap

stepnya. Ketika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan

menyebabkan kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan kutub

stator pada bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan menyebabkan rotor

mendapat gaya tarik menuju kutub-kutub ini. Dan ketika arus yang melalui lilitan

1 dihentikan dan lilitan 2 diberi arus maka rotor akan mengerak lagi menuju

kutub-kutub ini. Sampai di sini rotor sudah berputar sampai 30 atau 1 step.

Gambar 3.9 Urutan pemberian data motor stepper tipe unipolar untuk torsi normal

Gambar 3.10 Urutan pemberian data motor stepper tipe unipolar untuk torsi besar

Untuk meningkatkan torsi yang tidak terlalu besar maka dapat digunakan urutan

pemberian data seperti pada gambar 5. Dimana terdapat dua buah lilitan yang di

beri arus pada suatu waktu. Dengan pemberian urutan data seperti ini akan

menghasilkan torsi yang lebih besar dan tentunya membutuhkan daya yang lebih

besar. Dengan urutan data baik pada gambar 4 atau gambar 5 akan menyebabkan

motor berputar sebanyak 24 step atau 4 putaran.

Bipolar Motor Stepper

Motor dengan tipe bipolar ini mempunyai konstruksi yang hampir sama

dengan motor stepper tipe unipolar namun tidak terdapat tap pada lilitannya,

seperti tampak pada gambar 3.11 dibawah ini:

49

Page 17: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Gambar 3.11 Bipolar Motor Stepper

Penggunaan motor dengan tipe bipolar ini membutuhkan rangkaian yang sedikit

lebih rumit untuk mengatur agar motor ini dapat berputar dalam dua arah.

Biasanya untuk menggerakkan motor stepper jenis ini membutuhkan sebuah

driver motor yang sering dikenal sebagai H Bridge. Rangkaian ini akan menontrol

tiap-tiap lilitan secara independen termasuk dengan polaritasnya untuk tiap-tiap

lilitan.

Untuk mengontrol agar motor ini dapat berputar satu step maka perlu diberikan

arus untuk tiap-tiap lilitan dengan polaritas tertentu pula. Urutan datanya dapat

dilihat pada gambar 3.12 dibawah ini:

Gambar 3.12 Urutan pemberian data pada bipolar motor stepper

Rangkaian Driver Motor Stepper

Untuk menjalankan motor stepper maka tidak bisa langsung dilakukan

pengaksesan dari output port paralel ke motor stepper tetapi diperlukan rangkaian

driver sebagai penggeraknya. Gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh

rangkaian driver motor stepper.

Berikut ini akan diberikan satu contoh kasus pengendalian motor stepper

menggunakan program Delphi. Ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Buatlah form pengendalian motor stepper seperti rangkaian dibawah ini:

50

Page 18: Bab 3 - Interfacing pelajaran interface

Gambar 3.12 Rangkaian driver motor stepper

3.3. Penutup

Penggunaan port paralel dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak

aplikasinya diantaranya pengendalian perlengkapan rumah tangga seperti kipas

angin, lampu ruangan, televisi tetapi tetap menggunakan prinsip yang sama yaitu

dalam hal teknik pengiriman data, dan jika membutuhkan daya yang besar maka

harus menggunakan relay dan rangkaian driver dari setiap peralatan.

51