BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-00862-MN-Bab...
-
Upload
hoangthien -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-00862-MN-Bab...
57
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Perkembangan Perusahaan
PT Astra International Tbk didirikan pada tahun 1957 oleh tiga bersaudara William
Soeryadjaya, Almarhum Tjia Kian Tie dan Benjamin Suriadjaja. Perusahaan didirikan berdasarkan
akta notaris No. 19 tanggal 20 Februari 1957, pengesahan dari Menteri Kehakiman RI dengan
Surat Keputusan No. J.A.5/169/11 tanggal 5 Agustus 1958, serta diumumkan kembali dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 36 tanggal 29 April 1985. Saat ini, PT Astra
International Tbk beralamat di Jalan Gaya Motor Raya no. 8, Sunter II, Jakarta 14330.
Kondisi awal perusahaan ini sangat sederhana. Kantor pertama terletak di jalan Sabang dan
sebuah ruang tamu di rumah keluarga di Bandung. Portofolio perusahaan pada saat awal adalah
agen corned beef CIP dan soft drink Prem Club. Masa pertumbuhan yang pesat baru terjadi pada
sekitar 1969-1976. Bisnis yang ada saat ini umumnya didirikan pada tahun itu. Hal ini dimulai dari
daerah Gaya Motor yang merakit Toyota, Fuji Xerox, sepeda motor Honda, Daihatsu, serta United
Tractors yang menjadi agen Komatsu. Industri perkebunan dimulai pada tahun 1972, antara lain
berupa tanaman kelapa dan singkong. Pada tahun 1976, jumlah karyawan mencapai 7.300an dan
net sales sekitar 110 milyar rupiah. Pada tahun 1982-an dibuka bisnis consumer financing untuk
menopang penjualan mobil dan motor. Tahun 1990 memasuki agribisnis.
Tahun 1990 merupakan tahun yang bersejarah karena pada tahun itu PT Astra International
resmi tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan pemegang sahan terbesar yaitu William
Suryajaya. Dengan demikian, Astra secara resmi menjadi PT Astra International Tbk. Dua tahun
kemudian, Astra bekerja sama dengan General Electric dalam bisnis keuangan.
Akibat krisis moneter yang terjadi di Indonesia, tahun 1999, sebagian saham Astra berpindah
tangan kepada IBRA. Pada bulan Maret 2000, Cycle & Carriage (C & C) membeli 40% saham Astra
dari IBRA. Dan pada bulan Juni 2004, Jardine C&C menjadi pemegang 42% saham Astra.
58
3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan
3.2.1 Keadaan Keuangan
Keadaan Permodalan dan Keuangan PT Astra International Tbk tahun 2000-2004 dapat
dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Ringkasan Keuangan PT Astra International Tbk 2000-2004
Sumber: Laporan Tahunan 2004 PT Astra International Tbk, 2005, p.4
Keterangan Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 Laporan Laba Rugi Pendapatan Bersih 28.404 30.123 30.685 31.513 44.345 Laba Kotor 5.119 5.657 6.625 7.679 10.313 Laba Usaha 2.577 2.624 2.811 3.398 4.858 EBITDA 3.34 3.441 3.704 4.296 6.098 Laba Bersih / (Rugi) (239) 845 3.637 4.422 5.406 Neraca Jumlah Aktiva 26.863 26.574 26.186 27.404 39.145 Aktiva Lancar 8.930 10.174 10.469 9.221 13.577 Aktiva Tetap 7.205 7.335 6.680 6.338 8.803 Kewajiban Jangka Pendek 10.100 10.355 7.983 7.733 13.235 Jumlah Pinjaman 17.774 16.506 11.954 8.704 10.460 Jumlah Ekuitas 1.705 2.567 6.499 11.711 16.485 Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas 3.455 4.550 8.921 13.506 19.720 Analisis Rasio dan Informasi Lain Laba Terhadap Aktiva -1% 3% 13% 17% 16% Laba Terhadap Ekuitas -18% 46% 74% 49% 38% Marjin Laba Kotor 18% 19% 22% 24% 23% Marjin Laba Usaha 9% 9% 9% 11% 11% Rasio Lancar 0,9 1,0 1,3 1,2 1,0 Saham Terdaftar (dalam jutaan) 2.507 2.538 2.608 4.035 4.048 Laba Bersih / (Rugi) per saham (Rp) (96) 244 1.024 1.100 1.335 Nilai Aktiva Bersih per saham (Rp) 680 1.011 2.492 2.902 4.072 Deviden Kas Interim per saham (Rp) 0 0 0 50 100 Deviden Kas Remaining per saham (Rp) 0 0 0 170 - Rasio Hutang Bersih Terhadap Ekuitas (X) 7,1 4,4 0,9 0,1 -
59
3.2.2 Kegiatan Usaha dan Produk
Gambar 3.1 Struktur Bisnis PT Astra International Tbk
Sumber: Laporan Tahunan 2004 PT Astra International Tbk , p. 29
Tinjauan Operasional Perusahaan:
1. Otomotif
a. Mobil : Toyota, Isuzu, Daihatsu, BMW, Peugeot, Nissan Diesel
b. Sepeda Motor : Honda
c. Komponen: PT Astra Otoparts Tbk
d. Lain-lain: Astra World, TRAC, Mobil '88.
2. Jasa Keuangan
a. Pembiayaan Mobil: Astra Credit Companies
b. Pembiayaan Sepeda Motor: PT Federal International Finance (FIF)
c. Perbankan: PT Bank Permata Tbk
Astra International OPERATIONS ASTRA motor
INVESTMENTS ASTRA Industries
ASTRA Finance
ASTRA Resources
ASTRA Systems
60
d. Asuransi Kerugian: PT Asuransi Astra Buana
e. Asuransi Jiwa: PT Astra CMG Life
3. Alat Berat
a. Mesin Konstruksi: PT United Tractors Tbk, PT Traktor Nusantara
b. Kontraktor Pembangunan: PT Pamapersada Nusantara
4. Agribisnis
a. Minyak Sawit Mentah: PT Astra Argo Lestari Tbk
5. Teknologi Informasi
a. Solusi Dokumen: PT Astra Graphia Tbk
b. Solusi TI: PT SCS Astragraphia Technologies
6. Infrastruktur
a. Infrastruktur Umum: PT Astratel Nusantara, PT Intertel Nusaperdana.
3.2.3 Analisis Porter
Lima kekuatan Porter yang mempengaruhi persaingan PT Astra International Tbk yaitu
pendatang baru, produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-
menawar pemasok, dan persaingan diantara pemain yang sudah ada.
61
Gambar 3.2 Analisis Porter
Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru yang potensial adalah mobil asal Korea (Hyundai dan Kia) dan motor asal China
(Jialing dan Beijing).
Produk Pengganti
Produk pengganti yang ada yaitu kereta api, pesawat terbang, angkutan umum, dan kapal laut.
Antara lain yaitu, Air Asia, Lion Air, Pegadaian, daan lain sebagainya.
Pendatang Baru Potensial: - Hyundai - Kia - Jialing - Beijing - Bakrie
Telecomunication
Pembeli: - Semua
lapisan masyarakat
Pemasok: - JI - GT - TMC - SC - SM
Produk Pengganti: - Bus, Kereta Api,
Pesawat Terbang, Kapal Laut
- Pegadaian, Bank Syariah
- dll
Para Pesaing Industri: - Imora Motor, - Yamaha, Honda - Jasindo, Sinar Mas, AXA - BCA, Bank Mandiri, Lippo - Bimoli, Filma, Barco - Kawan Lama
62
Pembeli
Dengan luasnya bidang bisnis PT Astra International Tbk , maka pembeli bisa berasal dari
lapisan masyarakat yang luas.
Pemasok
Para pemasok PT Astra International Tbk yaitu JI, GT, TMC, SC, SM (tidak dapat disebutkan
secara terbuka demi kerahasiaan perusahaan).
Pesaing industri yang ada
Pesaing yang ada saat ini, yaitu mobil Honda, Suzuki, Mitshubishi, motor Yamaha, Beijing, BCA,
Bank Mandiri, BRI, dll.
3.2.4 Tata Kelola Perusahaan
Dewan Komisaris dan Direksi Astra mempunyai komitmen untuk menjalankan standar paling
tinggi atas tata kelola perusahaan dan Grup Astra sering diakui melalui penghargaan dari
institusi ternama dan badan regulasi sebagai perusahaa yang kompeten dalam menjalankan
praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance). Tata kelola
perusahaan telah dimulai sejak lama di Astra, dalam kenyataannya sejak didirikan pada tahun
1957, pendiri perusahaan secara konsisten menjalankan kontrol yang bijaksana sejalan dengan
secara aktif menghargai etika dan pelaksanaan usaha secara terus menerus. Praktik dari hari
kehari ini merupakan perwujudan dari Catur Dharma, yang merupakan filosofi Perseroan yang
masih menjadi bagian dari kegiatan bisnis lebih dari empat puluh tahun kemudian.
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan melakukan tugas dan fungsinya secara profesional,
terbuka dan bertanggung jawab dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, pemegang
saham, stakeholder serta mematuhi standar dan peraturan yang berlaku.
Menurut Laporan Keuangan PT Astra International Tbk 2004 (2005, p.92-99), PT Astra
International Tbk memiliki beberapa komite untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan aktifitas
Good Corporate Governance, yaitu: Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite
Eksekutif, Grup Manajemen Risiko dan Departemen Internal Audit.
63
Komite Audit (KA)
KA membantu Dewan Komisaris dalam mengemban tanggung jawab pengawasan sesuai
ketentuan Bapepam dan Bursa Efek Jakarta yang berlaku.
Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
KRN bertugas untuk menetapkan kebijakan remunerasi, menetapkan dasar untuk pembayaran
bonus dan pembagian tugas di antara para anggota Direksi. Komite ini juga ditugaskan untuk
menyeleksi calon eksekutif yang berpotensi (di luar jabatan Direktur).
Komite Eksekutif (KE)
KE meninjau semua keputusan bisnis penting yang memerlukan persetujuan dari Dewan
Komisaris termasuk anggaran tahunan, kinerja operasional dan keuangan Grup Astra secara
umum.
Audit Internal
Obyektif yang penting dalam Grup Audit Internal adalah menyediakan jaminan dalam perluasan
dan efektif dari sistem kontrol internal Perseroan, dengan mengikuti panduan dari Charter Audit
Internal, dimana akan memperkuat Grup Audit Internal untuk melaksanakan kegiatan Audit
Internal yang luas. Struktur dari devisi Audit Internal ditetapkan untuk peningkatan perluasan
dan kualitas dari pelayanan Audit Internal.
Grup Manajemen Risiko (GMR)
GMR berperan ganda baik sebagai konsultan maupun penjamin. Sebelumnya, RMG memberikan
fasilitas dan saran dalam pelaksanaan manajemen risiko dan hal-hal yang berhubungan di
seluruh Grup Astra. GMR bertanggung jawab untuk memberikan jaminan secara mandiri kepada
Direksi dan Komite Audit dalam menjalankan peraturan termasuk kepastian dalam risiko besar
dan keefektifan dalam pengendalian yang ditetapkan oleh manajemen.
64
Komunikasi Karyawan
Selama tahun 2004, sejumlah kegiatan rutin tetap dijalankan untuk meningkatkan hubungan
internal, membangun moral dan menjaga keefektifan lingkungan kerja. Setiap tahun Presiden
Direktur Perseroan menyampaikan pesannya melalui surat kepada semua eksekutif dan
karyawan perusahaan-perusahaan dalam Grup Astra yang berisikan perkiraan Perseroan
mengenai ekonomi makro, lingkungan kegiatan usaha, strategi kunci dan sasaran Astra. Direksi
mengundang eksekutif untuk mengkomunikasikan isi surat tersebut kepada semua karyawan.
Selain itu, Direksi juga mengunjungi beberapa kota besar seperti Bandung, Pekanbaru,
Surabaya, dan Jakarta guna mengkomunikasikan secara langsung kepada para manajemen
tingkat menengah dan kepala cabang Grup Astra guna memastikan kebijakan dan strategi
dipahami sepenuhnya.
Sekretaris Perusahaan
Untuk terus meningkatkan dan menjaga reputasi Astra sebagai perusahaan publik terkemuka di
Indonesia, Sekretaris Perusahaan mengemban tanggung jawab untuk mempertahankan
komunikasi yang wajar, konsisten dan terbuka dalam hal seputar tata kelola perusahaan,
transaksi material dan kegiatan perseroan. Dalam kegiatan sehari-hari, fungsi hubungan
masyarakat di bawah pengarahan Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan menyediakan
informasi terkini mengenai perseroan kepada pemegang saham, publik, investor pasar modal,
analis dan media. Sebagai tambahan, Sekretaris Perusahaan memantau hal-hal yang
berhubungan dengan kepatuhan dan ketentuan pasar modal yang berlaku dan memberikan
informasi kepada Direksi mengenai perubahan ketentuan dan implikasinya.
Implementasi
Setiap karyawan diharapkan dapat mematuhi prinsip-prinsip yang dijabarkan dalam budaya dan
lingkungan kerja di Grup Astra. Publikasi Buku Pedoman Etika Kerja dan Etika Bisnis merupakan
petunjuk lugas dan praktis bagi karyawan untuk melakukan tugasnya termasuk dalam
65
berhubungan dengan pihak ketiga dan masyarakat pada umumnya yang harus dilakukan secara
profesional dan dengan cara yang bertanggung jawab. Secara berkala Perseroan melakukan
survei mengenai efektifitas kontrol, tingkat kepatuhan terhadap etika bisnis dan etika kerja,
kepatuhan terhadap EHS, dan perlakuan yang adil terhadap para karyawan Grup Astra.
3.2.5 Visi, Cita-cita dan Motto Astra
Visi Astra 2006 :
• Menjadi satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan menitikberatkan
pada:
a. membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia
b. struktur keuangan yang kuat
c. kepuasan pelanggan
d. efisiensi.
• Menjadi perusahaan dengan tanggung jawab sosial dan ramah lingkungan.
Cita-cita Astra (Corporate Human Resources Development, 2005, p.7):
"Sejahtera Bersama Bangsa"
Motto Astra: "Bekerja Keras Mencapai Bintang"
3.2.6 Sistem Nilai Astra
Sistem nilai merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan sebagai dasar dalam
menjalankan roda usahanya, agar dapat menjadi kokoh dan berkembang. Yang dimaksud
dengan sistem nilai adalah norma-norma yang menjadi pegangan secara moral untuk
menentukan:
• Hal-hal yang baik dan buruk
• Hal-hal yang terpuji dan hal-hal tercela
• Hal-hal yang dihargai dan hal-hal yang tidak dihargai.
Norma-norma tersebut, pada umumnya memiliki beberapa ciri, yaitu:
66
• Tidak bersifat universal, suatu norma di suatu komunitas atau organisasi bisa berbeda
dengan norma di komunitas atau organisasi lainnya.
• Terus berubah, berkembang sesuai dengan tuntutan Zaman.
• Bersifat moral, demikian pula sanksinya, sehingga norma-norma atau etika memerlukan
penjabaran operasional untuk dapat secara efektif menjadi pegangan segenap anggota
organisasi yang bersangkutan dan sekaligus dalam hubungannya dengan sistem manajemen.
Gambar 3.3 Struktur Sistem Nilai Astra
Sumber: Pedoman Etika Bisnis & Etika Kerja PT Astra International Tbk, p. 15
Keterangan :
AMS : Astra Management System (Sistem Manajemen Astra)
AHRM : Astra Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya Manusia Astra)
Lainnya : Sistem Manajemen Astra yang lain, contohnya Sistem Manajemen Pabrik, Sistem
Manajemen Pemasaran, dll.
AMS
AHRM
Lainnya
BUDAYA PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA
PRINSIP-PRINSIP DASAR ASTRA
CATUR DHARMA
Seperangkat Nilai Seperangkat Sistem Perilaku
67
Filosofi Perusahaan
Filosofi Perusahaan adalah Catur Dharma, merupakan sumber dari segala sistem yang
menjadi acuan dari semua nilai-nilai, prinsip-prinsip, etika dan kebijakan perusahaan dalam Grup
Astra maupun functional policies atau kebijakan-kebijakan segenap bidang manajemen.
Catur Dharma terdiri dari:
• Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara
• Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
• Saling menghargai dan membina kerjasama
• Berusaha mencapai yang terbaik.
Prinsip-Prinsip Dasar Astra
Prinsip-prinsip Dasar Astra terdiri dari:
• Menjadi warga usaha yang baik akan melanggengkan bisnis Astra
• Sikap kerja profesional dan beretika akan meningkatkan nilai stakeholder
• Proses kerja yang terbaik dan unggul akan menghasilkan produk dan jasa berkualitas tinggi
untuk memberikan nilai terbaik bagi pelanggan
• Kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender, suku, ras, agama dan antar
golongan akan menumbuhkan transparansi, kreatifitas, inovasi, dan peningkatan pribadi.
• Peraih prestasi terbaik layak mendapatkan penghargaan tertinggi
• Karyawan dengan motivasi dan kompetensi tinggi yang bekerja sebagai tim akan
menghasilkan kinerja yang laur biasa
• Aliran kompetensi dan karyawan tanpa batas dalam lingkungan Grup Astra akan
mempercepat tercapainya Astra Excellance.
68
Etika Bisnis
Etika bisnis menjelaskan bagaimana perusahaan dan karyawan beretika, bersikap dan
bertindak bila berhubungan dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Mengingat adanya hal-hal
yang bersifat umum, maka etika bisnis dibagi dalam dua bagian: Pertama, memuat hal-hal yang
umum, sedangkan Kedua menjelaskan tentang etika yang perlu diperhatikan dalam
berhubungan dengan pihak-pihak tertentu.
I. Umum
a. Good Corporate Citizen
Perusahaan, direksi, jajaran manajemen dan seluruh karyawan (selanjutnya disebut
'Perusahaan') dan Komisaris dalam bersikap, menjalankan bisnis serta kewajibannya,
memberikan manfaat daan dirasakan kontribusinya oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam mencapai Good Corporate Citizen maka:
1. Perusahaan secara konsisten menjalankan kewajibannya sebagai institusi bisnis sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Perusahaan memilih dan menjalankan bisnis dengan cara yang sah, jujur, terbuka,
bertanggung jawab dan sesuai dengan norma moral dan sosial serta tidak merugikan
masyarakat umum.
3. Perusahaan membina dan melakukan hubungan baik dengan berbagai pihak dalam
rangka berjejaring (networking) seperti: institusi, lembaga, LSM, dan asosiasi.
4. Perusahaan peka dan peduli terhadap masalah sosial dan ekonomi yang terjadi di
lingkungan khususnya dan yang dihadapi bangsa pada umumnya.
5. Perusahaan menjaga kelestarian lingkungan, serta mengelola limbah sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
6. Perusahaan aktif berpartisipasi dalam berbagi pengalaman dan pengetahuan serta
bersikap terbuka.
7. Perusahaan di manapun berada agar bermanfaat dan dapat diterima serta didukung
oleh masyarakat lingkungannya.
69
8. Khusus kepada pemasok usaha kecil dan menengah, Perusahaan dapat memberikan
bimbingan teknis untuk menjaga atau meningkatkan kualitas barang dan jasanya.
b. Good Corporate Governance
Pengelolaan perusahaan dan bisnis dilakukan secara jujur, terbuka, dan bertanggung
jawab dalam mencapai tujuan perusahaan yang mengacu pada dokumen Good Corporate
Governance Code of Conduct.
Dalam menerapkan Good Corporate Governance:
1. Perusahaan melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu Fairness,
Transparency, Accountability, dan Responsibility untuk meningkatkan kinerja
perusahaan yang lebih baik dengan tujuan akhir meningkatkan stakeholder value.
2. Komisaris dan jajaran manajemen memahami dan melaksanakannya sebagai contoh
perilaku bagi karyawan.
3. Perusahaan menekankan pada pelaksanaan etika bisnis yang kuat dan konsisten untuk
membentuk, memelihara dan membangun sikap perilaku manajemen dan karyawan
yang terpuji.
4. Perusahaan melaksanakannya secara efektif untuk meningkatkan nilai bagi pemegang
saham serta melindungi hak-hak stakeholder lainnya.
5. Komisaris dan jajaran manajemen menghindari timbulnya benturan kepentingan baik
secara langsung maupun tidak langsung, antara lain seperti melakukan transaksi orang
dalam (insider trading).
6. Komisaris dan perusahaan tidak diperkenankan memberi atau menerima segala bentuk
imbalan dari pihak yang bertransaksi atau berkepentingan baik lansung maupun tidak
langsung.
7. Komisaris dan perusahaan menjaga keamanan dan kerahasiaan serta membatasi akses
dari pihak yang tidak berkepentingan atas data dan informasi perusahaan.
70
c. KEMITRAAN
Segala bentuk interaksi dengan pihak-pihak di luar perusahaan yang berkepentingan
dengan kegiatan untuk perusahaan sebagai mitra usaha seperti prinsipal, distributor,
dealer, kreditur dan mitra usaha lain.
Dalam menjalin kerjasama dengan mitra usaha:
1. Perusahaan mendasarkan pada persamaan, kesetaraan dan saling percaya
berlandaskan keadilan dan tanggung jawab sosial, tidak membedakan suku, agama,
ras, antar golongan.
2. Perusahaan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
3. Komisaris, direksi, dan karyawan perusahaan tidak diperkenankan mempunyai
benturan kepentingan.
4. Semua kesepakatan dituangkan dalam suatu dokumen tertulis yang disusun
berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.
5. Pemilihannya berdasarkan pada profesionalisme, prinsip keselarasan nilai-nilai dan
QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Moral).
6. Diupayakan prinsip pemberdayaan bagi mitra usaha kecil dan menengah.
d. KARYAWAN
Individu yang bekerja pada perusahaan yang menerima upah berdasarkan hubungan
kerja.
Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan karyawan:
1. Perusahaan menghormati hak asasi manusia secara universal, serta hak dan kewajiban
karyawan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Perusahaan memberika kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender,
suku, agama, ras, dan antara golongan.
3. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai aset yang berharga, karena itu perlu
dihargai dan ditingkatkan kompetensi dan karakternya.
71
4. Perusahaan membangun suasana keterbukaan dan komunikasi dua arah.
5. Perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
II. HUBUNGAN DENGAN PUBLIK
a. PELANGGAN
Pembeli atau pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan atau dipasarkan perusahaan.
Dalam interaksi dengan pelanggan:
1. Perusahaan menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
2. Perusahaan memenuhi komitmennya dari segi harga, kualitas, waktu pengiriman,
layanan purna jual, maupun jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Perusahaan memberikan layanan yang sama kepada semua pelanggan.
4. Perusahaan tidak diperkenankan memberi atau menerima segala bentuk imbalan, baik
langsung maupun tidak langsung.
5. Perusahaan menjaga kerahasiaan informasi mengenai pelanggan.
6. Perusahaan mengacu pada etika periklanan dan peraturan perundangan yang berlaku.
b. PESAING
Perusahaan di luar Grup Astra, yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa
yang sama atau yang bersifat sebagai pengganti dari barang dan jasa yang diproduksi
atau dipasarkan oleh Grup Astra.
Dalam menghadapi pesaing:
1. Perusahaan menjaga terciptanya persaingan yang adil, sehat, dan transparan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Perusahaan tidak dibenarkan untuk mengembangkan kerjasama dengan para pesaing,
yang dapat merugikan pelanggan dan atau mengarah pada praktek-praktek monopoli.
72
3. Perusahaan tidak dibenarkan mendiskreditkan pesaing, baik dalam kegiatan
pemasaran, promosi atau periklanan.
4. Perusahaan dapat mencari informasi mengenai pesaing sejauh tidak melanggar
peraturan perundangan yang berlaku.
5. Komisaris, direksi, dan karyawan perusahaan tidak diperkenankan untuk ikut serta baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam kepemilikan atau kepengurusan
perusahaan pesaing.
c. PEMASOK (SUPPLIER)
Mitra usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan barang dan atau jasa. Termasuk
dalam arti yang sama dipakai juga istilah vendor, kontraktor, konsultan dan laveransir.
Dalam pengadaaan barang dan atau jasa:
1. Perusahaan melakukan tender terbuka, secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan calon pemasok yang mempunyai reputasi
dan track-record yang baik.
2. Perusahaan perlu menghindari pemasok yang mempunyai hubungan keluarga dengan
pengambil keputusan dan atau adanya benturan kepentingan.
3. Perusahaan tidak diperkenankan memberi dan atau menerima imbalan dalam bentuk
apapun baik langsung maupun tidak langsung.
4. Perusahaan menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen tertulis yang
disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.
d. PENYALUR (DEALER)
Mitra usaha yang memasarkan dan menjual produk barang dan atau jasa yang diproduksi
atau dipasarkan oleh perusahaan.
Dalam bekerja sama dengan penyalur:
73
1. Perusahaan menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen tertulis yang
disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.
2. Perusahaan memberi kesempatan yang sama bagi semua pihak yang memenuhi syarat
dan mampu untuk menjadi penyalur tanpa memandang dan membedakan suku,
agama, ras dan antar golongan dari pemilik / penanggung jawabnya, dengan tetap
memperhatikan keadaaan, kebutuhan pengambangan dan potensi pasar.
3. Perusahaan menetapkan kuota atau alokasi dan distribusi produk perusahaan kepada
dealer secara adil sesuai dengan kubutuhan, potensi dan pengembangan pasar.
4. Pejabat perusahaan tidak menerima segala bentuk imbalan baik langsung maupun
tidak langsung dari para penyalur.
5. Komisaris, direksi dan karyawan perusahaan tidak diperkenankan untuk ikut serta baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam kepemilikan atau penguasaan saham,
atau kepengurusan (manajemen) perusahaan yang bertindak selaku penyalur dalam
berbagai tingkatannya.
e. PEMEGANG SAHAM
Setiap individu atau lembaga yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS)
perusahaan.
Dalam segala bentuk interaksi dengan pemegang saham:
1. Perusahaan memperlakukan pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Perusahaan berusaha memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra yang baik
untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
3. Perusahaan memegang teguh pada peraturan perundangan yang berlaku mengenai
"informasi orang dalam" terhadap permintaan akses atas informasi tertentu yang
sensitif dan atau bersifat rahasia.
74
f. PERUSAHAAN AFILIASI
Perusahaan-perusahaan yang ada keterkaitan kepemilikan dengan PT Astra International
Tbk (selanjutnya disebut "Astra"), baik langsung maupun tidak langsung.
Bersama-sama dengan dan antar perusahaan afiliasi:
1. Perusahaan membangun kerjasama untuk mencapai sinergi dalam berbagai kegiatan
bisnis dari sosial baik di tingkat pusat maupun cabang.
2. Perusahaan menerapkan kebijakan bisnis dan sosial di tingkat pusat yang juga
dilaksanakan sampai cabang.
3. Perusahaan mengutamakan pemakaian produk perusahaan afiliasi yang sesuai dengan
persyaratan Quality Cost Delivery (QCD).
4. Perusahaan membangun citra yang baik dan berupaya saling membantu dalam
menghadapi persaingan.
g. PRINSIPAL
Mitra usaha selaku pemilik teknologi dan lisensi atas barang atau jasa, dimana produksi
atau pemasarannya dilakukan oleh dan atau bersama perusahaan.
Dalam menjalin kerjasama dengan prinsipal:
1. Perusahaan menghormati kesepakatan yang telah disetujui bersama secara profesional
dan saling menguntungkan.
2. Produk dan layanan yang dipasarkan perusahaan, diperoleh dan dilaksanakan dengan
cara yang sah, jujur, terbuka, bertanggung jawab dan sesuai dengan moral serta tidak
merugikan masyarakat umum.
h. INVESTOR
Individu atau lembaga yang berpotensi untuk ikut serta baik langsung maupun tidak
langsung dalam kepemilikan saham perusahaan, antara lain analis dan Fund Manager.
Dalam berinteraksi dengan Investor:
75
1. Perusahaan memberikan informasi yang aktual, akurat dan prospektif.
2. Perusahaan menerapkan asas perlakuan yang seimbang dalam penyediaan informasi
yang diperlukan.
3. Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung, tidak melakukan kegiatan di pasar
modal yang bertujuan merugikan atau menguntungkan Investor dan atau pemegang
saham tertentu.
i. PENYELENGGARA NEGARA
Institusi pelaksana kenegaraan beserta aparaturnya, yang meliputi legislatif, eksekutif,
yudikatif dan lembaga lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Dalam berinteraksi dengan penyelenggara negara:
1. Perusahaan menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran
dan saling menghormati.
2. Perusahaan berupaya mendukung program nasional maupun regional, khususnya di
bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.
j. MASYARAKAT
Individu atau kelompok di luar perusahaan yang mempunyai hubungan langsung maupun
tidak langsung dengan kegiatan perusahaan.
Dalam berinteraksi dengan masyarakat:
1. Perusahaan turut serta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat di sekitar
perusahaan.
2. Perusahaan beserta unit-unit usahanya dimana pun berada, membangun dan membina
hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberi manfaat melalui
program pemberdayaan, khususnya masyarakat sekitar perusahaan.
76
3. Perusahaan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), serta aspak sosial, budaya, adat-
istiadat, kesantunan, keyakinan dan agama, khususnya masyarakat sekitar
perusahaan.
k. MEDIA MASSA
Institusi medium komunikasi massa yang meliputi media cetak dan elektronik yang
berfungsi memberikan informasi, edukasi, promosi, kontrol sosial dan hiburan.
Dalam berinteraksi dengan media massa:
1. Perusahaan berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi sesuai dengan kode
etik jurnalistik dan peratuan perundangan yang berlaku, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Perusahaan menempatkan media massa sebagai mitra usaha yang sejajar, karena itu
perlu dibangun kerjasama positif, saling menghargai dan menguntungkan.
3. Pejabat perusahaan tidak diperkenankan memberi atau menerima segala bentuk
imbalan, baik langsung maupun tidak langsung.
ETIKA KERJA
Kumulasi sikap, perilaku, cara berhubungan dan bagaimana proses kerja dilaksanakan, akan
membangun "Budaya Kerja" yang merupakan salah satu elemen penting dalam perusahaan.
Etika Kerja meliputi hal-hal berikut ini:
1. Sikap karyawan dalam perusahaan,
2. Sikap karyawan dengan wewenang dan jabatannya di perusahaan,
3. Hubungan karyawan dengan atasan dan bawahannya,
4. Hubungan karyawan dengan sesama karyawan.
77
I. Sikap Karyawan Dalam Perusahaan
1. Menjadi warga perusahaan yang baik, menaati peraturan perusahaan dan peraturan
perundangan yang berlaku.
2. Menggunakan dan mengembangkan potensinya secara optimal untuk kepentingan
perusahaan.
3. Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara bersama-sama membangun
budaya kerja yang baik.
II. Sikap karyawan dengan wewenang dan jabatannya di perusahaan
1. Menggunakan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perusahaan dan
tidak untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.
2. Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta, dan fasilitas perusahaan
untuk kepentingan perusahaan dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi
atau pihak-pihak tertentu.
3. Menjaga nama baik perusahaan dalam sikap dan pderilakunya, baik di luar maupun di
dalam perusahaan.
III. Sikap karyawan dengan atasan dan bawahannya di perusahaan
1. Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing bawahannya dan bertanggung
jawab atas perilaku, kinerja, dan unjuk kerja bawahannya di perusahaan.
2. Bawahan secara aktif mengembangkan diri dan mengekspresikan potensinya dalam
arah dan di bawah tanggung jawab atasannya.
3. Saling menerima, menghargai dan membina kerjasama dalam suasana keterbukaan
didasari ketulusan dan itikad baik.
78
IV. Sikap karyawan dengan sesama karyawan
1. Saling menghargai, mendorong semangat dan membina kerjasama dalam tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing.
2. Mengembangkan integritas, keterbukaan dan kelimpahruahan dalam hubungan yang
harmonis sebagai warga perusahaan.
PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN
Dalam rangka penerapannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun Commitment, Involvement dan Leadership pimpinan baik di kalangan komisaris,
direksi, manajemen, maupun kelompok kerja karyawan.
2. Menjadikan HRD korporasi, grup, perusahaan dan cabang, sebagai penggerak
diterapkembangkannya etika bisnis dan etika kerja ini.
3. Mensosialisasikan etika bisnis dan etika kerja ini dalam New Employee Orientation Program,
dan penyegaran secara berkala bagi seluruh lapisan pada setiap bagian.
4. Mengaitkan penerapan etika sebagai bagian tidak terlepaskan dari praktik bisnis, dan
penilaian karma seluruh karyawan.
5. Mengembangkan pedoman etika bisnis dan etika kerja yang sudah ada, dan menjabarkan
lebih lanjut menjadi berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan.
6. Melengkapi peraturan perusahaan dengan sanksi atas pelanggaran, dan membangun sistem
agar dapat dipantau penerapan etika bisnis dan etika kerja ini.
Komitmen dari direksi dalam penerapan etika memegang peran yang sangat penting.
Komitmen disini dalam tiga bentuk:
a. Komitmen untuk mensosialisasikan etika bisnis ini ke seluruh karyawan di dalam perusahaan.
b. Komitmen untuk memberi contoh kepada karyawan bagaimana bersikap sesuai dengan etika
tersebut.
c. Komitmen untuk memberikan penalti terhadap pelanggaran etika.
79
Astra Human Resources Management
Gambar 3.4 Astra Human Resources Management
Sumber : Corporate Human Resources Development PT Astra International Tbk, 2005, p.12
Keterangan:
Organization Development Management
proses membangun kemampuan melakukan pemecahan masalah dan pembaharuan
organisasi melalui diagnosa yang efektif dan pengelolaan budaya korporasi untuk dapat
beradaptasi terhadap perubahan bisnis dan terciptanya sinergi dengan komitmen,
keterlibatan dan keteladanan pimpinan.
Recruitment Management
proses pemenuhan kubutuhan tenaga kerja sesuai dengan manpower plan.
People Development Management
proses menumbuh kembangkan karakter dan kompetensi untuk menunjang pertumbuhan
perusahaan dan dilakukan secara sistemik dan sistematis.
Performance Management
proses perencanaan dan evaluasi kinerja karyawan, pengarahan dan bimbingan, dan
penilaian karma demi tercapainya tujuan organisasi dan juga optimalisasi potensinya.
Organization Development Management
RECRUITMEN MANAGEMENT
PEOPLE DEVELOPMENT MANAGEMENT
PERFORMANCE MANAGEMENT
REWARD MANAGEMENT
INDUSTRIAL RELATIONS MANAGEMENT
TERMINATION MANAGEMENT
80
Reward Management
proses pemberian balas jasa dalam rangka meningkatkan motivasi dan produktivitas
karyawan.
Industrial Relations Management
proses menciptakan hubungan yang harmonis dan dinamis antara pengusaha dan pekerja,
pemerintah, dan masyarakat.
Termination Management
pengelolaan pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja dan pengusaha.
81
3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
3.3.1 Struktur Organisasi
Gambar 3.5 Struktur Perusahaan PT Astra International Tbk
Sumber: Laporan Tahunan 2004 PT Astra International Tbk, 2005, p.Lxii
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Chief Executive Officer
Audit Committee
Executive Committee
Remuneration and Nomination Committee
Presiden Direktur
Corporate Secretary
Corporate Communications
Corporate Business Process
Multibrand Sales Operations
Corporate Strategic Planning and Business Development
Corporate Environment, Health, Safety, Security and Community
Development
Corporate Legal
Corporate Human Resources Development
Toyota Sales Operations
AstraWorld
Yayasan Dharma Bhakti Astra
Koperasi Astra International
Wakil Presiden Direktur
Corporate Finance
Group Internal Audit & Risk Management
Corporate Information System & Technology
Direktur
Direktur
Direktur
Isuzu Sales Operation
Daihatsu Sales Operation
Peugeot Sales Operation
BMW Sales Operation
Nissan Diesel Sales Operation
Honda Sales Operation
Dana Pensiun Astra
Politeknik Manufaktur Astra
82
3.3.2 Uraian Pekerjaan
1. Dewan Komisaris Sebagai perwakilan dari pemilik atau pemegang saham, memiliki
kewajiban untuk mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam
setahun.
2. Presiden Direktur Penanggung jawab tertinggi dalam pengelolaan perusahaan
(Holding Company), pengambil keputusan tertinggi dalam bidang
'Multibrand Sales Operation'.
3. Wakil Presiden Direktur Bertanggung jawab dalam mengkoordinasi seluruh bisnis
non-otomotif perseroan, strategi perusahaan serta
beberapa fungsi eksekutif perusahaan lainnya, termasuk
sebagai direktur Grup Divisi Toyota Otomotif dan Divisi
Infrastruktur.
4. Direktur Bertanggung jawab atas divisi otomotif I dan IV ( sepeda motor dan
komponen ).
5. Direktur Bertanggung jawab dalam keuangan, sistem informasi, dan tata kelola
perusahaan.
6. Direktur Bertanggung jawab atas divisi III otomotif (BMW, Daihatsu, Isuzu, Nissan
Diesel dan Peugeot) serta Astra Honda Motorcycle Sales Operation.
7. Direktur Bertanggung jawab sebagai direktur grup untuk divisi teknologi informasi
dan divisi jasa keuangan Astra.
8. Komite Audit (AC) AC membantu Dewan Komisaris dalam mengemban tanggung
jawab pengawasan sesuai ketentuan Bapepam dan Bursa
Efek Jakarta yang berlaku.
9. Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC)
RNC bertugas untuk menetapkan kebijakan remunerasi, menetapkan dasar untuk
pembayaran bonus dan pembagian tugas di antara para anggota Direksi. Komite ini
83
juga ditugaskan untuk menyeleksi calon eksekutif yang berpotensi (di luar jabatan
Direktur).
10. Komite Eksekutif (EC) EC meninjau semua keputusan bisnis penting yang
memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris termasuk
anggaran tahunan, kinerja operasional dan keuangan
Grup Astra secara umum.