BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, · PDF filekependudukan, ketenagakerjaan, ... Sumber:...
Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, · PDF filekependudukan, ketenagakerjaan, ... Sumber:...
33
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN,
KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR
Bab ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama akan menjelaskan mengenai
gambaran umum Kabupaten Kuningan dan bagian kedua akan menjelaskan mengenai
gambaran umum Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur. Adapun pembahasan
mengenai gambaran umum wilayah kajian studi yang meliputi aspek geografis,
kependudukan, ketenagakerjaan, kondisi perekonomian, serta kondisi IPM ini terkait
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan usaha tape
ketan sebagai motor penggerak pengembangan ekonomi lokal yang diantaranya meliputi
aspek tenaga kerja, modal, bahan baku, jiwa wirausaha dan kemampuan manajerial.
Selanjutnya pada bagian ketiga akan dijelaskan mengenai gambaran umum usaha
tape ketan di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur.
3.1
Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana gambaran umum Kabupaten Kuningan yang
meliputi kondisi geografis, kependudukan, ketenagakerjaan, kondisi perekonomian dan
IPM menurut kecamatan.
Gambaran Umum Kabupaten Kuningan
3.1.1 Letak dan Keadaan Geografis
Kabupaten Kuningan memiliki luas wilayah sebesar 1.117,95 Km2
Secara administratif, Kabupaten Kuningan berbatasan dengan:
dan terletak
pada titik koordinat 108° 23' - 108° 47' Bujur Timur dan 6° 47' - 7° 12' Lintang Selatan.
Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' Lintang Selatan dan
105° 20' - 108° 40' Bujur Timur.
• Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
• Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
• Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
• Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Gambar 3.1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2008
KABUPATENMAJALENGKA
PasawahanPancang
Mandirancan
GUNUNGCIREMAI Cilimus
JalaksanaJapara
Kramatmulya Cipicung
Ciawigebang
Kalimanggis
Cidahu
Cimahi
Luragung
Lebakwangi
Garawangi
Ciniru
KUNINGAN
NusaherangDarma
Kadugede
Hantara
Selajambe
Subang
Ciwaru
CilebakKarangkancana
Cibeureum
Cibingbin
PROVINSI JAWA TENGAH
KABUPATEN CILACAP
KABUPATEN CIAMIS
KABUPATEN CIREBON
KABUPATENBREBES
Cigugur
Peta Administrasi Kabupaten Kuningan
Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Sungai
Danau
Ibukota Kabupaten
Ibukota Kecamatan
Gunung
Wilayah Kajian Studi
U Skala 1 : 290.000
2.9 0 2.9 5.8 Km
LEGENDA
Sumber : Bapeda Kabupaten Kuningan
34
35
Adapun karakteristik penggunaan lahan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat
pada tabel 3.1 di bawah.
Tabel 3.1
Karakteristik Penggunaan Lahan Kabupaten Kuningan Tahun 2006
No. Guna Lahan Luas (%) 1. Hutan 347,38 Km2 (29,47%) 2. Lahan pertanian • Sawah Irigasi 18.040 Ha (15,31 %) • Sawah Tadah Hujan 11.648 Ha (9,88 %) • Kebun Campuran 19.552 Ha (16,59 %) • Danau 475 Ha (0,4 %) • Lain-lain 5.557 Ha (4,71 %)
3. Lahan Kritis - 4. Permukiman 9.780 Ha (8,3%)
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, 2007
Guna lahan di Kabupaten Kuningan didominasi oleh lahan pertanian yang
luasnya mencapai 62,23% dari luas wilayah total. Lahan pertanian sendiri terbagi ke
dalam beberapa jenis yaitu sawah, kebun, danau, dan lain-lain. Sebagian besar sawah di
Kabupaten Kuningan telah memiliki pengairan yang baik. Namun, luas sawah tadah
hujan juga masih besar yaitu sekitar 39,23% dari luas total lahan sawah.
Komposisi guna lahan yang didominasi oleh lahan pertanian ini selanjutnya
berpengaruh terhadap lapangan kerja penduduk Kabupaten Kuningan dimana sebagian
besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Sementara terkait dengan penelitian,
tata guna lahan di Kabupaten Kuningan turut mempengaruhi aspek bahan baku usaha
tape ketan.
3.1.2 Kependudukan
Menurut Hasil Suseda, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Kuningan
adalah sebesar 1,17% pertahun. Jumlah penduduk Kabupaten Kuningan terus meningkat
baik adanya kelahiran maupun karena migrasi. Kondisi kependudukan Kabupaten
Kuningan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2
36
Tabel 3.2 Penduduk dan Beberapa Informasi Demografi
Kabupaten Kuningan Tahun 2005 – 2007
Informasi Demografi Tahun 2005 2006 2007
1. Jumlah Penduduk Total Laki-laki Perempuan
1.069.448
534.415 535.033
1.089.620
542.645 546.975
1.102.354
549.118 553.236
2. Laju Pertumbuhan Penduduk 2,80 1,89 1,17 3. Komposisi Umur
0 – 14 15 – 54 65+
287.231 714.032
68.185
287.962 726.846
74.812
280.119 734.830
87.405 Sumber : Suseda Tahun 2005 – 2007 Struktur umur penduduk Kabupaten Kuningan masih relatif muda dengan jumlah
penduduk antara laki-laki perempuan yang tidak terlalu jauh berbeda. Laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Kuningan semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Tabel 3.3
Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Kabupaten Kuningan Tahun 2006-2007
Pendidikan yang Ditamatkan 2006 2007
(%) (%) <SD 23,55 20,84 SD 50,31 51,82 SLTP sederajat 13,43 13,73 SMA sederajat 10,25 10,88 Akademi/PT 2,46 2,72 Jumlah (%) 100,00 100,00 Nominal 907.791 932.630
Sumber: Data Suseda Kab. Kuningan, 2007
Menurut tabel di atas, latar belakang pendidikan penduduk Kabupaten Kuningan
lebih dari separuhnya (sebanyak 51,82% pada tahun 2007) masih merupakan lulusan
SD. Dan secara keseluruhan, penduduk yang telah menempuh pendidikan wajar
pendidikan dasar 9 tahun (lulusan SMP ke bawah) di Kabupaten Kuningan terdapat
sebanyak 69,55%.
37
Latar belakang pendidikan sebagian besar masyarakat Kabupaten Kuningan yang
masih rendah berpengaruh terhadap supply tenaga kerja usaha kecil yang melimpah. Hal
ini dikarenakan usaha kecil dapat mudah dimasuki oleh masyarakat dengan latar
belakang pendidikan dan keterampilan yang rendah.
3.1.3 Ketenagakerjaan
Masalah-masalah dasar ketenagakerjaan pada umumnya selama ini berkisar pada
pemutusan hubungan kerja (PHK), sempitnya lapangan kerja, lambannya transformasi
tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder, produktivitas yang rendah, dan
masalah pengangguran. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ketenagakerjaan di
Kabupaten Kuningan.
Tabel 3.4
Beberapa Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Kuningan Tahun 2006-2007
Indikator 2006 2007
N % N % 1. Jumlah Angkatan Kerja 491.001 54,1 505.865 57,1 2. Jumlah yang Bekerja 444.950 90,6 453.058 89,6 3. Pola Distribusi Sektoral
3.1 Pertanian 3.2 Industri 3.3 Perdagangan 3.4 Jasa-jasa 3.5 Lainnya
175.148
24.093 130.275
48.288 67.146
39,3 5,41 29,3 10,9 15,1
185.270
20.743 136.461
49.628 60.956
40,89 4,58
30,12 10,95 13,45
4. Pengangguran/Mencari Pekerjaan Total Laki-laki Perempuan
46.051 24.099 21.952
9,4 7,1
14,5
52.807 24.083 28.724
10,44 6,99
17,82 Sumber: Data Suseda Kab. Kuningan, 2007 Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Kuningan didominasi oleh sektor
pertanian, perdagangan, serta sektor jasa. Sektor pertanian merupakan lapangan usaha
yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dari jumlah penduduk total Kabupaten
38
Kuningan yang bekerja, sebanyak 40,89% bekerja pada sektor pertanian, 30,12%
bekerja pada sektor perdagangan, dan sebanyak 10,95% bekerja pada sektor jasa.
Masalah pengangguran juga semakin membutuhkan perhatian lebih karena
terdapat peningkatan angka pengangguran dari tahun 2006 ke tahun 2007 di Kabupaten
Kuningan. Hal ini diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan
angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja. Selain itu, luas lahan
pertanian tidak mungkin bertambah dengan adanya pembangunan-pembangunan.
Terkait dengan hal ini, kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan talenta yang dimiliki
seperti salah satunya dengan mengolah tape ketan dapat membantu memecahkan
persoalan ketenagakerjaan di Kabupaten Kuningan.
3.1.4 Kondisi Perekonomian
Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah
Laju Pertumbuhan PDRB. Indikator tersebut menggambarkan laju pertumbuhan produk
yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi (LPE) yang bisa digambarkan dengan
data pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan.
Tabel 3.5
PDRB Kab. Kuningan Menurut Sub Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2005 (Jutaan Rupiah)
Lapangan Usaha Tahun
2003 2004*) 2005**) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan 1.295.202,54 1.336.077,15 1.358.185,65
2. Pertambangan dan Penggalian 25.034,77 25.112,47 25.137,58 3. Industri Pengolahan 55.996,85 63.456,72 66.599,20 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 12.518,96 12.733,72 12.603,92 5. Bangunan 144.54,95 146.691,33 148.227,80 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 581.024,21 602.784,80 633.161,12 7. Pengangkutan dan Komunikasi 24.315,55 23.672,07 264.015,35 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Persh 151.897,30 178.992,56 183.957,59 9. Jasa-Jasa 453.185,83 461.290,76 489.608,66
PDRB 2.943.730,96 3.060.81,58 3.181.496,8 Sumber: Kabupaten Kuningan dalam Angka 2003-2005
*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
39
Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Kuningan pada tahun 2005 sangat dominan yaitu sebesar Rp 1.358,2 milyar
atau sekitar 42,69% dari jumlah total PDRB. Sementara kontribusi sektor listrik, gas dan
air bersih hanya berperan sebesar 0,4% dan menjadi sektor yang memberikan
sumbangan paling rendah terhadap PDRB Kabupaten Kuningan.
Sementara jika dilihat dari kondisi industrinya, secara keseluruhan industri di
Kabupaten Kuningan belum dapat berkembang secara optimal. Selain jumlahnya yang
masih sedikit, nilai investasi yang ditanamkan pemodal juga belum dapat dikatakan
cukup untuk menjadikan hasil bumi di Kabupaten Kuningan dapat dikembangkan
menjadi agroindustri.
Tabel 3.6
Jumlah Industri Menurut Skala Kabupaten Kuningan Tahun 2007
No. Jenis Jumlah 1. Besar 4 2. Sedang 51 3. Kecil 231 4. UKM 19.564 5. UKM Dibina Diskop PUKM 45.169
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Kuningan, 2007
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah industri skala besar di Kabupaten
Kuningan masih sangat rendah, yaitu hanya terdapat empat buah industri. Jenis industri
yang paling mendominasi adalah usaha kecil menengah, baik yang dibina maupun tidak
dibina Diskop dan UKM. Sehingga dapat dikatakan keberadaan UKM seperti usaha tape
ketan memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Kuningan karena UKM telah menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat lokal.
3.1.5 Kondisi IPM per Kecamatan
Melalui Suseda Kabupaten Kuningan 2007, dapat diketahui gambaran mengenai
kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sampai tingkat kecamatan. Secara garis
besar, kondisi IPM per kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.7
40
Tabel 3.7 Stratifikasi IPM Kecamatan Berdasarkan Kriteria UNDP
di Kabupaten Kuningan Tahun 2007
Kategori IPM Kecamatan Tinggi (IPM>=80)
Kuningan, Jalaksana, Kramatmulya, Cilimus, Mandirancan, Cigugur, Darma, Ciawigebang, Garawangi, Pasawahan, Nusaherang, Subang,
Sindangagung, Kadugede, Cigandamekar, Cipicung, Luragung, Ciwaru, Lebakwangi, Cidahu, Ciniru,
Pancalang, Cilebak, Kalimanggis, Hantara, Japara, Maleber, Salajambe, Karangkancana, Cimahi
Menengah Atas (66<=IPM<80)
Cibeureum, Cibingbin Menengah Bawah (50=<IPM<66) Rendah (IPM<50)
Sumber : Suseda Tahun 2005-2007
Jika kita lihat maka seluruh kecamatan terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori
“menengah atas” dan “menengah bawah”. Tidak ada kecamatan yang masuk kategori
IPM tinggi dan rendah. Stratifikasi ini dapat dijadikan acuan dalarn mengalokasikan
anggaran pembangunan. Jumlah kecamatan yang IPM nya masuk kategori “menengah
bawah” pada tahun 2007 adalah dua kecamatan yaitu Kecamatan Cibeureum dan
Cibingbin dan merupakan wilayah kajian studi dalam penelitian ini.
3.2 Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana gambaran umum Kecamatan Cibeureum,
Cibingbin, dan Cigugur yang merupakan wilayah kajian studi dalam penelitian
mengenai usaha tape ketan di Kabupaten Kuningan.
Gambaran Umum Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur
3.2.1 Kondisi Geografis dan Kependudukan
Berikut akan dijelaskan mengenai bagaimana gambaran letak geografis dan
kependudukan di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur.
Secara administratif, batas-batas Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur
dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
41
Tabel 3.8 Batas Administratif
Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur
Orientasi
Kecamatan Cibeureum Cibingbin Cigugur
Utara Kec. Cimahi Kec.Cimahi Kec.Kramatmulya Selatan Kab. Cilacap Kab. Cilacap Kec. Kadugede Barat Kec. Karangkancana Kec. Cibeureum Kab. Majalengka Timur Kec. Cibingbin Kab. Brebes Kec. Kuningan
Sumber: Bapeda Kab. Kuningan, 2008 Kondisi luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan di masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.9. Sedangkan komposisi penduduk menurut jenis
kelamin di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.9
Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2007
Kecamatan Luas Daerah
(Km2Jumlah Penduduk
) (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)
Cibeureum 31,46 20.672 657 Cibingbin 72,77 40.243 553 Cigugur 27,77 42.956 1.547
Sumber: Data Suseda Kabupaten Kuningan, 2007 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecamatan dengan luas wilayah terbesar
adalah Kecamatan Cibingbin, sementara Kecamatan Cigugur memiliki luas wilayah
terkecil dibandingkan dua kecamatan lainnya. Namun, Kecamatan Cibingbin justru
memiliki kepadatan yang terendah, dan Kecamatan Cigugur memiliki kepadatan
tertinggi.
Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007
Kelompok
Umur Kec. Cibeureum Kec. Cibingbin Kec. Cigugur
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 0-4 380 456 1.432 664 1.314 1.654 5-9 912 684 2.234 2.304 1.366 968
42
Kelompok Umur
Kec. Cibeureum Kec. Cibingbin Kec. Cigugur Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
10-14 912 760 1.790 1.716 2.036 1.940 15-19 912 912 1.784 1.628 1.984 1.914 20-24 836 760 714 1.164 1.488 890 25-29 912 1.064 1.786 2.556 1.366 2.110 30-34 523 380 1.697 2.756 1.266 2.022 35-39 836 760 3.302 1.828 2.058 1.328 40-44 608 912 1.969 676 966 1.984 45-49 988 836 894 764 1.884 124 50-54 456 608 538 1.052 940 1.446 55-59 684 304 1.068 852 1.240 1.632 60-64 380 532 446 1.152 1.514 590 65-69 152 532 804 576 1.066 864 >70 912 760 270 100 422 1.480
Jumlah 10.412 10.260 20.455 19.788 20.910 22.046 Jumlah L+P 20.672 40.243 42.956
Sumber: Data Suseda Kabupaten Kuningan, 2007 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan dan laki-laki
di ketiga kecamatan hampir berimbang. Di Kecamatan Cibingbin dan Cigugur, jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Namun sebaliknya dengan
kondisi di Kecamatan Cibeureum dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dari penduduk laki-laki, meskipun tidak selisihnya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 182
jiwa. Secara keseluruhan, jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Cigugur yang
mencapai 42.361 jiwa. Selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Cibingbin sebanyak 39.917
jiwa, dan jumlah penduduk terendah adalah di Kecamatan Cibeureum yaitu sebanyak
20.414 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di wilayah kajian studi selanjutnya
berpengaruh terhadap ketersediaan tenaga kerja usaha tape ketan.
Sementara kondisi penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kajian studi
dapat dilihat dari tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2007
Ijazah Tertinggi
yang Dimiliki Kecamatan Cibeureum
Kecamatan Cibingbin
Kecamatan Cigugur
Tidak/Belum Pernah Sekolah 380 (2,08%) 2.878 (8,56%) 608 (1,61%) Tidak/Belum Tamat SD 2.812 (15,42%) 3.832 (11,40%) 5.334 (14,17%)
43
Ijazah Tertinggi yang Dimiliki
Kecamatan Cibeureum
Kecamatan Cibingbin
Kecamatan Cigugur
SD/MI 9.728 (53,33%) 19.841 (59,03%) 17.740 (47,11%) SLTP/MTs Sederajat 4.028 (22,08%) 5.154 (15,34%) 5.206 (13,83%)
SLTA/Sederajat 1.064 (5,83%) 1.358 (4,04%) 5.554 (14,75%) SMK 152 (0,83%) 368 (1,09%) 2.364 (6,28%)
PT 76 (0,42%) 178 (0,53%) 848 (2,25%) Jumlah 18.240 (100%) 33.609 (100%) 37.654 (100%)
Sumber: Data Suseda Kabupaten Kuningan, 2007
Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di masing-masing
kecamatan merupakan tamatan SD. Di Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin bahkan
lebih dari 50% penduduknya merupakan tamatan SD. Sementara penduduk yang telah
menempuh pendidikan wajar pendidikan dasar 9 tahun (lulusan SLTP ke bawah) di
Kecamatan Cibeureum adalah sebanyak 92,91%, di Kecamatan Cibingbin sebanyak
94,33%, dan di Kecamatan Cigugur sebanyak 76,72%. Kondisi rendahnya latar belakang
pendidikan masyarakat di wilayah kajian studi juga turut mempengaruhi ketersediaan
tenaga kerja usaha tape ketan.
3.2.2 Ketenagakerjaan
Kondisi ketenagakerjaan di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur
dapat digambarkan melalui jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja serta
jumlah penduduk yang bekerja menurut sektor.
Tabel 3.12
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Kecamatan Tahun 2007
Kecamatan Kegiatan Utama Jumlah
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja Mencari
Pekerjaan Jumlah Sekolah Mengurus
RMT Lainnya Jumlah
Cibeureum 9.348 (93,91%)
606 (6,09%)
9.954 (100%)
2.584 (31,19%)
5.244 (63,29%)
458 (5,53%)
8.286 (100%)
18.240
Cibingbin 17.525 (93,86%)
1.146 (6,14%)
18.671 (100%)
3.768 (25,22%)
9.634 (64,49%)
1.536 (10,28%)
14.938 (100%)
33.609
Cigugur 19.008 (92,03%)
1.674 (7,97%)
20.655 (100%)
5.514 (32,44%)
8.044 (47,32%)
3.441 (20,24%)
16.999 (100%)
37.654
Sumber: Data Suseda Kab. Kuningan, 2007
44
Dari tabel 3.12 dapat dilihat bagaimana kondisi ketenagakerjaan penduduk di
wilayah kajian studi. Menurut tabel 3.12 jumlah penduduk angkatan kerja di ketiga
wilayah kajian studi lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk bukan angkatan kerja.
Jumlah penduduk angkatan kerja pada ketiga kecamatan sendiri lebih dari 90% telah
memiliki pekerjaan. Sementara dari penduduk yang bukan merupakan angkatan kerja,
sebagian besar adalah mereka yang mengurus RMT.
Sementara gambaran jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha
pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Lapangan Usaha Tahun 2007
Kecamatan Lapangan Usaha
Pertanian Pertambangan & Penggalian
Industri Listrik, Gas & Air
Konstruksi
Cibeureum 4.484 (47,97%) 76 (0,81%) 152 (1,63%) - 1.216 (13,01%) Cibingbin 7.369 (42,05%) 90 (0,51%) 190 (1,08%) - 1.526 (8,71%) Cigugur 7.818 (41,13%) - 426 (2,24%) - 2.340 (12,31%)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Daerah, 2007
Tabel 3.14
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Lapangan Usaha Tahun 2007 (Lanjutan)
Kecamatan Lapangan Usaha
Jumlah Perdagangan Angkutan & Komunikasi
Keuangan Jasa Lainnya
Cibeureum 2.280 (24,39%) 152 (1,63%) - 912 (9,76%) 76 (0,81%) 9.348 (100%) Cibingbin 3.388 (19,33%) 714 (4,07%) - 2.290 (13,07%) 1.958 (11,17%) 17.525 (100%) Cigugur 4.830 (25,41%) 940 (4,95%) 816 (4,29%) 1.764 (9,28%) 74 (0,39%) 19.008 (100%)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Daerah, 2007
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kondisi umum lapangan kerja di
Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur hampir sama dengan kondisi Kabupaten
Kuningan dimana sektor pertanian menjadi sektor yang paling banyak digeluti penduduk
di ketiga kecamatan untuk dijadikan lapangan usaha yakni mencapai 47,97% di
Kecamatan Cibeureum, 42,05% di Kecamatan Cibingbin, serta 41,13% di Kecamatan
Cigugur. Setelah sektor pertanian, sektor perdagangan menjadi lapangan usaha yang
45
banyak digeluti penduduk. Di sisi lain, kondisi sawah tadah hujan di wilayah kajian studi
yang pola kerjanya dalam setahun hanya mengandalkan curah hujan, menyebabkan
sektor pertanian menjadi terbatas dalam menyerap tenaga kerja lokal. Dalam hal ini,
keberadaan usaha tape ketan mampu menjadi penyelamat perekonomian.
3.2.2 Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur akan
digambarkan oleh pendapatan perkapita penduduk di masing-masing kecamatan.
Tabel 3.15
Income Perkapita (Rp) Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2006
Kecamatan Jumlah Pendapatan Jumlah Penduduk Income Perkapita (Rp) Cibeureum 12.948.420.000 20.414 634.291,17 Cibingbin 19.409.433.706 39.917 486.244,78 Cigugur 44.497.316.222 42.361 1.050.431,2
Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2007
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa Kecamatan Cibingbin memiliki pendapatan
perkapita terendah dan Kecamatan Cigugur memiliki pendapatan perkapita tertinggi dari
ketiga kecamatan. Kecamatan Cigugur yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
mampu mengimbangi dengan jumlah pendapatan yang tinggi pula. Sementara
Kecamatan Cibingbin yang memiliki jumlah penduduk kedua terbanyak tidak mampu
mengimbangi dengan jumlah pendapatan yang tinggi sehingga pendapatan perkapita
penduduknya menjadi rendah.
3.5
Tape ketan merupakan makanan kecil khas Kabupaten Kuningan yang berbahan dasar
ketan. Makanan ini merupakan hasil fermentasi yang kemudian dibungkus oleh daun
jambu. Keterampilan membuat tape ketan awalnya dimanfaatkan oleh kaum ibu-ibu
untuk membuat suguhan ketika mengadakan hajatan. Dan selanjutnya tumbuh dan
berkembang menjadi usaha-usaha kecil.
Usaha Tape Ketan
46
Usaha tape ketan paling banyak berdiri di Kecamatan Cibeureum yaitu sebanyak
25 unit usaha. 18 unit terdapat di Desa Tarikolot, dan 7 unit terdapat di Desa Cibeureum.
Selain di Kecamatan Cibeureum, usaha tape ketan ini juga terdapat di Desa Sindang
Jawa, Kecamatan Cibingbin, sebanyak 2 unit usaha, dan di Desa Cigugur, Kecamatan
Cigugur, sebanyak 3 unit usaha. Sehingga jika jumlah total dari usaha tape ketan di
Kabupaten Kuningan ini adalah sebanyak 30 unit.
Usaha tape ketan kemudian semakin berkembang sehingga mampu menjadi salah
satu komoditas unggulan Kabupaten Kuningan dan tidak dimiliki oleh wilayah lain.
Sehingga untuk produk sejenis, dapat dikatakan usaha tape ketan tidak memiliki pesaing.