BAB 3 DESKRIPSI PROYEK -...

download BAB 3 DESKRIPSI PROYEK - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/671/jbptitbpp-gdl-achmadsyai-33542-4... · AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

If you can't read please download the document

Transcript of BAB 3 DESKRIPSI PROYEK -...

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    25

    BAB 3 DESKRIPSI PROYEK

    3.1. Umum

    Judul Proyek : Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami)

    Lebak Siliwangi

    Sifat Proyek : Fiktif

    Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung

    Sumber Dana : Pemerintah Daerah

    Lokasi Lahan : RW 6 Kelurahan Lebak Siliwangi (lihat

    Gambar 3)

    Batas Lahan

    Batas utara : Permukiman

    Batas selatan : Jalan Pelesiran

    Batas timur

    Batas barat

    :

    :

    Permukiman

    Sungai Cikapundung

    Luas Lahan

    Luas Bangunan

    :

    :

    1,5 Ha

    9.000 m2

    Persyaratan Teknis

    KDB : 60%30

    KLB : 1,231

    Ketinggian Lantai Maks. : 3 lantai32

    GSS : 20 m33

    GSB : 2-4 m

    3.2. Program Ruang

    Unit hunian

    Kebutuhan

    ruang

    Kapasitas/

    Standard Luas

    aktivitas Persyaratan Perabotan

    30 Pemda Kota Bandung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013. 31 Ibid. 32 Ibid. 33 Pemda Kota Bandung Dati II, RUTRK Kodya Dati II Bandung (Revisi RIK Kota Bandung 2005), 1991

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    26

    - Teras Dapat memuat

    meja display

    dengan ukuran

    50x1.2 meter.

    Mempunyai

    pagar pembatas

    hunian selebar

    30 meter dan

    tinggi 50 meter

    yang berfungsi

    ganda sebagai

    tempat duduk.

    Berusaha

    Duduk-

    duduk

    mengobrol

    Mudah

    diakses dari

    jalur sirkulasi

    Mudah

    diawasi dari

    dalam unit

    hunian

    Meja display

    - Ruang

    Utama

    Minimal dapat

    memuat sofa

    dengan ukuran

    luas 0.75 mx

    1.75 serta meja

    rendah dengan

    ukuran minimal

    85x 85 cm

    Ukuran Luas

    ruang utama

    minimal 3x 3.1

    meter

    Jika ruang utama

    difungsikan

    sebagai ruang

    tidur pada malam

    hari, maka

    ukuran minimal

    tempat tidur

    untuk 1 orang

    adalah 0.9 x 2m.

    Menerima

    tamu,

    Makan,

    Tidur,

    Mengobrol,

    bersantai,

    istirahat,

    mengerjakan

    tugas,

    menyetrika,

    berusaha

    Bersifat

    serbaguna,

    sebagai

    pusat

    aktivitas

    sosial

    keluarga

    Mudah

    diakses,

    sirkulasi

    udara dan

    pencahayaan

    baik

    Kursi, Meja,

    Lemari simpan,

    TV

    - K. Tidur

    Tempat tidur

    untuk 2 orang

    minimal 1.8x2m

    dengan ruang

    Tidur,

    mengerjakan

    tugas,

    beristirahat

    Letak jendela

    sejajar

    dengan

    tempat tidur

    Tempat Tidur,

    Lemari pakaian,

    meja rias

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    27

    gerak di kiri/

    kanannya

    sebesar 0.4 m.

    Jarak tempat

    tidur ke pintu

    minimal 1.25

    meter (Jadi

    Ukuran ruang

    tidur minimal

    untuk 2 orang

    min 2.5 x3

    meter )

    Tidak

    berdekatan

    dengan

    ruang servis,

    (mencegah

    ruang yang

    lembab dan

    antisipasi

    kebocoran)

    sirkulasi

    udara dan

    pencahayaan

    baik

    Tidak terlalu

    dekat dengan

    jalur sirkulasi

    yang dapat

    membuat

    bising

    - Ruang

    Belakang

    Dapur

    R. Jemur

    Ruang gerak

    minimal 1.20 m

    Kedalaman tiap

    sisi minimal 60

    cm

    Lebar Dapur

    Minimal 2.4 m

    Ukuran minimal

    1.25m x 2.5 m

    Tinggi kawat

    jemur 1.850m

    Memasak,

    mencuci

    Menjemur

    pakaian,

    memelihara

    tanaman,

    menyimpan

    kandang

    burung

    Penghematan

    jalan,

    keleluasaan

    gerak cukup,

    pekerjaan

    dapat

    dilakukan

    sambil berdiri

    Ekonomis

    dalam

    pemasangan

    pipa

    Mudah

    Berurutan dari kiri

    ke kanan: Tempat

    menyimpan,

    kompor gas,

    tempat

    membersihkan

    sayurn, bak cuci

    piring, rak

    pengering

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    28

    diawasi dari

    dapur

    Memiliki

    akses sendiri

    K. Mandi Ukuran minimal

    kamar mandi 2x

    1.5m

    Yang terdiri atas

    bak mandi

    0.6x0.6m dan

    kloset jongkok

    Lebar ukuran

    pintu minimal 46

    cm membuka ke

    dalam

    Mandi,

    kakus

    Memenuhi

    persyaratan

    standard

    pencahayaan

    dan sirkulasi

    udara baik

    Ekonomis

    dalam

    pemasangan

    pipa

    Monoblock, bak

    mandi

    Fasilitas Umum & Fasilitas Sosial Kebutuhan

    ruang

    Kapasitas/

    Standard Luas

    Kegiatan Persyaratan Perabotan

    Masjid 100 orang Sholat,

    pengajian

    ibu-ibu, TPA

    Lapangan

    olahraga

    0.5m2/ jiwa

    Voli: 18x 9 m

    Lebar sisi sekeliling

    2-3 m

    Olahraga

    Bermain

    Mengobrol

    Duduk-duduk

    Berjualan

    Dapat

    menjadi

    ruang positif

    antar blok

    hunian

    Mudah

    diakses dari

    tiap blok

    hunian

    Jaring/ net

    Bangku penonton

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    29

    Dapat

    menjadi

    prasarana

    berkumpul,

    beraktivitas

    informal antar

    penghuni

    Poliklinik

    Melayani

    segala hal

    yang

    berhubungan

    dengan

    kesehatan

    Alat-alat medis

    sesuai dengan

    standar ruang

    dalam pelayanan

    kesehatan

    Kantor RW

    Berkaitan

    dengan

    masalah

    administrasi

    Mudah di

    akses

    Meja, kursi, lemari

    penyimpanan

    Balai

    pertemuan

    0.2 m2 jumlah jiwa Hajatan,

    pertemuan

    Luas

    memadai

    Sirkulasi baik

    (mudah

    diakses)

    Koperasi

    Mengurus

    administrasi

    koperasi

    Meja, kursi, lemari

    penyimpanan

    Parkir Kebutuhan

    ruang

    Kapasitas/

    Standard Luas

    Kegiatan Persyaratan Perabotan

    Parkir mobil Parkir parallel jalur

    2 arah :2.5x 5.5m

    lebar jalan 6 m

    Parkir miring 45o:

    2.4x 5.5m

    Lebar Jalan 3 m

    Parkir Mobil

    Pada siang

    hari dapat

    dimanfaatkan

    sebagai

    lahan

    bengkel

    Ada

    peneduhan

    Ada jarak

    untuk

    pedestrian di

    belakang

    parkir

    Lampu Parkir

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    30

    Parkir Motor Ukuran 1x 2m

    Lebar Jalan 2.4 m

    Parkir Motor

    Pada siang

    hari dapat

    dimanfaatkan

    sebagai

    lahan

    bengkel

    Tertutup

    Dekat dengan

    blok hunian

    Mudah

    diawasi

    Utilitas Kebutuhan

    ruang

    Kapasitas/ Standard

    Luas

    Kegiatan Persyaratan Perabotan

    TPS Tempat

    pembuangan

    sampah

    sementara

    Septic tank

    Aktifitas yang dilaksanakan terbagi atas :

    Hunian

    Kapasitas : 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk pribumi dan 200 KK peduduk

    pendatang

    Persentase Perbandingan Penghuni :

    No Tipe Hunian

    Luas (m)

    Komposisi Keluarga

    Keterangan %

    1 T-18 18 1 Single 13

    2 T-27 21 2 Pasangan muda /

    Dua pekerja

    13

    3 T-36 36 3 - 5 Satu atau dua orang anak 67

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    31

    4 T-45 45 > 5 Dua orang anak atau lebih

    ( ditambah extended family

    )

    7

    Jenis Ruang Jumlah Luas (m)

    Kapasitas

    T-18 (kemungkinan tumbuh

    menjadi T-21, dst.)

    - R. Utama

    - R. Belakang

    - Teras

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    18 m2

    3x2,5

    1x1.5

    0.7x 3.6

    1 orang

    T-27 (kemungkinan tumbuh

    menjadi T-36, dst.)

    - R. Utama

    - K. Mandi

    - K. Tidur

    - R. Belakang

    - Teras

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    27 m2

    3x4.5

    1.5x1.5

    3 x 2

    3x1.5

    0.7x 3.6

    2 orang

    T-36 (kemungkinan tumbuh

    menjadi T-39, dst.)

    - R. Utama

    - K. Tidur

    - K. Mandi

    - R. Belakang

    - Teras

    1 buah

    2 buah

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    36 m2

    3 x 4

    3 x 3

    1.5x 1.5

    3x1.5

    0.7x 3.6

    3 - 5

    orang

    T-45 (kemungkinan tumbuh

    menjadi T-63, dst.)

    -R Utama

    -K Tidur

    - K. Mandi

    - R. Belakang

    - Teras

    1 buah

    2 buah

    1 buah

    1 buah

    1 buah

    45 m2

    3x4

    3x3

    3x2

    1.5x 1.5

    3x1.5

    0.7x 3.6

    > 5 orang

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    32

    Tipe Hunian Jumlah

    Unit Luas unit

    m2 Luas Lantai

    m2

    Tipe 18 80 18 1440

    Tipe 27 80 27 2160

    Tipe 36 200 36 7200

    Tipe 45 40 45 1800

    SIRKULASI 2520

    TOTAL LUAS 15120

    FASOS DAN FASUM

    Fungsi

    Luas Lt. Dasar

    m2

    Masjid 177

    Lapangan Olahraga 300

    Poliklinik 20

    Balai Pertemuan 200

    Koperasi dan Kantor RW 30

    TOTAL LUAS 872

    UTILITAS

    Luas Ruang Fungsi (m2)

    TPS 325

    Septic tank 895

    TOTAL LUAS 1080

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    33

    PARKIR

    Luas Ruang

    Fungsi (m2)

    Parkir Motor dan

    Gerobak

    (400 buah) 470

    Parkir Mobil

    (20 buah) 370

    TOTAL LUAS 840

    RTH (Ruang Terbuka Hijau)

    Luas Ruang Fungsi (m2)

    Sempadan

    Bangunan 1350

    Sempadan

    Sungai 1250

    Taman Hijau 1760

    TOTAL LUAS 4360

    REKAPITULASI

    FUNGSI LUAS (m2) PERSENTASE

    Hunian 5040 31 %

    Fasum & Fasos 872 5 %

    Utilitas 1080 7 %

    Parkir 840 5 %

    RTH 8677 53 %

    TOTAL 16509 100%

    3.3. Studi Banding

    3.3.1. Rumah Susun Kemayoran

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    34

    Latar belakang pembangunan dikarenakan meremajakan hunian perkampungan

    kota ke perumahan yang berkepadatan tinggi. Luas areal rumah susun ini

    sebesar 30 ha.Harga Jenis Rumah susun pada awal pembangunan T-21 adalah

    Rp. 19.120.000. Semakin besar tipenya semakin mahal harganya.

    Rumah susun ini direncanakan akan dibangun sebanyak 8252 buah yang

    didalamnya terdapat 4902 KK yang terkena program peremajaan ditambah

    dengan unit yang dijual bebas kepada masyarakat lain.

    Alokasi rumah susun berdasarkan kebutuhan ruang keluarga yang bersangkutan,

    dengan standar 7-9 m2 per jiwa. Jadi, bila anggota keluarga 5 orang, maka yang

    bersangkutan akan mendapat sebuah unit F-42 atau 2 buah unit F-21.

    Kesempatan ini hanya diberikan kepada warga yang memiliki tanah dan

    bangunan. Sedangkan penggarap, pengontrak, dan penyewa diberi kesempatan

    untuk menyewa unit rumah susun F-18 (sewa rata-rata pada tahun 1994

    Rp.1000 per hari).

    Gambar 3.1 Rencana tapak.(Sumber : dokumen pribadi)

    Foto 3.1 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    35

    Semua rumah susun memiliki 5 lantai dengan tangga. Berikut ini merupakan

    fasilitas-fasilitas yang tersedia :

    Fasilitas Pendukung Fasilitas Pra Sarana Dasar

    Ruang Bermain Air PDAM

    Kantor Pos dan Giro Jaringan Telepon

    Bank Jaringan Air Kotor dan Pengolahannya

    Musholla Jaringan Gas

    Puskesmas TPS

    RSG

    Berikut adalah tipe-tipe yang ada :

    TIPE F-18

    Gambar 3.2 Denah unit hunian tipe F-18.

    (Sumber : dokumen pribadi)

    TIPE F-21

    TIPE F-36

    Gambar 3.3 Denah unit hunian tipe F-21 dan F-36

    (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    36

    Hal / aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan, yaitu:

    Dari segi fungsi :

    Pembagian zoning publik dan privat secara vertikal

    Double loaded namun selasar yang berada di tengah-tengah deretan hunian

    tidak terlalu gelap dan tidak pengap, dikarenakan terdapat selasar yang

    langsung berhubungan dengan pencahayaan alami udara luar

    Untuk tipe 18, MCK dan dapur dipisahkan agar fleksibilitas ruang tercapai

    mengingat luasan yang terlampau kecil

    Dari segi arsitektural :

    Denah bangunan terlihat organik.

    Menggunakan tangga kebakaran sebagai elemen estetika tampak bangunan

    dengan memberi warna yang kontras (merah).

    3.3.2. Rumah Susun Sarijadi

    Kawasan Sarijadi dahulu merupakan sebidang tanah kosong yang dimiliki oleh

    perorangan. Tanah tersebut digunakan sebagai sumber mata pencaharian oleh

    sebagian orang untuk bertani, berkebun dan memelihara ikan. Pembangunannya

    dimulai dengan pembangunan rumah sederhana tipe 36. Jumlah penghuni dalam

    satu unit hunian merupakan komposisi dari 4-5 orang (berupa keluarga kecil atau

    pasangan yang belum menikah). Rumah susun ini hanya diminati oleh keluarga

    muda (di bawah 40 tahun). Pola hidup di rumah susun yang turun naik tangga

    dirasakan berat oleh seseorang yang lebih dari 40 tahun.

    Foto 3.2 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    37

    Listrik dari PLN tiap unit hunian adalah 450 watt. Kenyamanan thermal dalam

    unit berkisar 25-27C. Aksesibilitas ke lingkungan rumah susun karena langsung

    berhadapan dengan tempat parkir yang berada di samping Jalan Sarijadi.

    Penghasilan penghuni rumah susun rata-rata Rp 500.000,00. Tingkat pendidikan

    terakhir penghuni rumah susun adalah SD 8%, SLTP 67% dan Sarjana 25%.

    Unit hunian terdiri dari dua jenis yaitu tipe F 36 A sebanyak 11 blok dengan

    masing-masing blok terdiri dari 64 unit hunian. Tiap blok terdiri dari 4 lantai

    dengan tiap lantainya terdiri dari 8 unit hunian. Jenis kedua adalah tipe F 36 B

    sebanyak 5 blok. Tiap blok terdiri dari 4 lantai dengan tiap lantainya terdiri dari 8

    unit hunian. Dinding pada rumah susun ini menggunakan beton ringan pracetak

    dengan penutup atap berupa asbes gelombang.

    Pola perilaku :

    Interaksi di RSG

    - Beribadah bersama

    - Mengikuti perayaan keagamaan

    Interaksi di Warung ( dalam unit rumah susun)

    - Melakukan jual beli

    - Mengobrol

    Interaksi di Lapangan Olah raga

    - Berolahraga

    - Bermain

    Foto 3.3 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    38

    - Menonton pertandingan

    - Menonton pertunjukan secara residental

    Interaksi di Lapangan Bersama

    - Bermain

    - Memarkir kendaraan

    Interaksi di depan Rumah susun (di tangga)

    - Duduk-duduk

    - Bermain

    Interaksi di warung (luar kompleks)

    - Melakukan jual beli

    - Mengobrol

    - Bermain

    Kebiasaan yang selalu dilakukan : menjemur pakaian di ralling tangga.

    3.3.3. Rumah Susun Kebon Pisang (Pemenang 1 Sayembara Rusunawa 2002)

    Latar belakang pemilihan lokasi Kebon Kacang adalah letaknya yang berbatasan

    langsung dengan jalan utama kota yang membentuk koridor komersial dan

    menyisakan lahan di belakangnya tanpa arahan yang jelas. Hal ini menimbulkan

    kantong-kantong hunian dengan kondisi yang kurang baik. Pemukiman

    cenderung tidak teratur, kepadatan bangunan tinggi, jarak antar bangunan terlalu

    sempit sehingga rawan terhadap kebakaran, serta kondisi hunian yang tidak

    layak dan rentan terhadap masalah-masalah kesehatan.

    Tujuan perancangan rumah susun ini yaitu:

    menjadikan rumah susun sebagai support system jalur komersial utama

    menyediakan hunian masyarakat yang bekerja di daerah sekitar lokasi

    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara arsitektural adalah:

    Membuat tampak dengan billboard iklan pada daerah yang menghadap jalan

    utama.

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    39

    Menggunakan modul yang teratur untuk keefektifan struktur dan kecepatan

    pembangunan.

    Bentuk massanya persegi panjang denngan orientasi ke dalam ruang terbuka.

    Ruang jemur berukuran 1,8 x 1,2 m diletakkan di bagian belakang hunian dan

    dikamuflase dengan besi hollow sehingga secara visual terhalang namun sinar

    matahari tetap masuk

    Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangannya dari segi fungsi :

    Konsep tumbuh spasial Konsep ini merespon kecenderungan masyarakat untuk mengembangkan

    huniannya seiring dengan peningkatan pendapatan ekonominya. Langit-langit

    dibuat setinggi 5 meter agar unit hunian dapat tumbuh ke atas. Unit tipe 18 dapat

    tumbuh menjadi tipe 21, tipe 27, dan maksimal tipe 36.

    Gambar 3.4 Rencana tapak dan perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002)

    Gambar 3.5 Perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    40

    Konsep tumbuh sosial Upaya menumbuhkan nilai-nilai komunal dengan pengolahan ruang melalui:

    membagi orientasi blok menjadi 2 yaitu ruang terbuka hunian dan komersial. Hal

    ini dapat meningkatkan privasi penghuni. Upaya menjaga ketinggian bangunan

    agar masih bisa diapresiasi dengan skala manusia sehingga penghuni tingkat

    teratas tidak merasa terasing dengan lingkungannya.

    Konsep tumbuh finansial Bangunan yang mempunyai 2 orientasi memungkinkan fungsi hunian dan

    komersial berjalan bersamaan tanpa saling mengganggu. Ruang terbuka

    komersial ini memungkinkan terciptanya tingkat permeabilitas fisik tinggi antara

    ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota di sekitarnya. Hal ini

    menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual

    ruang lantai 1 tersebut.

    Gambar 3.6 Potongan dan denah blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    41

    3.3.4. Malabar Cements

    Merupakan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang terletak

    di Kerala, India. Setiap blok hunian terdiri dari dua unit hunian (1 di atas dan 1 di

    bawah) dan setiap unit hunian tersebut mempunyai akses ke sebuah halaman

    yang dijadikan sebagai dapur. Rancangan ini mempertimbangkan akses ke

    udara terbuka (langit) karena secara psikologis dan metafisik baik bagi para

    penghuninya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah cara mendefinisikan

    ruang komunitas dengan adanya over-bridging unit. Unit hunian ini (over-bridging

    unit) merupakan sebuah unit hunian yang membentuk semacam gerbang.

    Gambar 3.7 Perspektif mata burung blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002)

    Foto 3.4 Kondisi unit hunian dan over-bridging unit yang dirancang. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    42

    3.3.5. MHDA

    Merupakan pengembangan desain dari permukiman CCMB yang dikembangkan

    di pusat kota Bombay atas permintaan Maharashtra Housing Development

    Board. Bangunan ini terdiri dari 8 lantai. Unit huniannya merupakan unit

    sementara yang diperuntukkan bagi keluarga kecil. Rancangannya berusaha

    menghindari hancurnya daerah privat dengan tidak menggunakan koridor

    panjang. Selain itu, pertimbangan ini pun didasarkan pada hancurnya ventilasi

    silang pada bangunan dan juga penghematan pada penggunaan lift.

    Setiap 3 lantai terdapat semacam lobi lift yang bisa juga digunakan sebagai

    ruang bersama untuk anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton

    TV di sore hari, ibu-ibu yang bekerja sambilan atau bahkan dalam ilustrasinya

    bisa digunakan oleh anak-anak untuk bermain layangan karena tingginya langit-

    langit ruangan.

    Gambar 3.8 Potongan bangunan dan sketas tampak MHDA. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)

    Gambar 3.9 Sketsa suasana ruang bersama blok unit hunian (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    43

    Foto 3.5 Suasana ruang bersama dan rencana tapak. (Sumber : Cohousing : A Contemporary Approach To Housing Ourselves)

    3.3.6. Drejerbanken

    Merupakan permukiman co-housing yang dikembangkan di Skalbjerg, Denmark.

    Terdiri dari 20 unit hunian yang selesai didirikan pada tahun 1978 dengan luas

    474 m2. Permukiman co-housing merupakan tempat tinggal yang

    mengsandarkan diri pada rasa kebersamaan. Rasa bersama ini diwujudkan

    dalam bentuk ruang makan dan dapurnya atau ruang keluarganya yang hanya

    satu (hampir mirip dengan asrama) tetapi perbedaannya yang menghuni adalah

    orang-orang yang sudah berkeluarga. Tanggung jawab pengelolaannya

    dilakukan secara bersama-sama. Unit huniannya menjadi lebih kecil karena

    hanya dipakai untuk kegiatan tidur atau bekerja saja. Para penghuni sebuah co-

    housing bahkan memasak makanan untuk semua penghuni secara bersama-

    sama seperti sebuah keluarga besar. Padahal kenyataannya mereka berasal dari

    tempat yang berbeda dan uniknya co-housing di Skalbjerg adalah setengah dari

    penghuninya adalah penyewa dan setengahnya lagi merupakan penghuni tetap.

    3.3.7. Breisgau

    Dibangun di Freiburg (Breisgau,Jerman). Rancangannya untuk menjawab

    kebutuhan 16 keluarga yang menginginkan tempat kerja dan tempat tinggalnya

    disatukan dalam satu tempat. Bangunan ini menggunakan biogas dan tenaga

    surya untuk menghasilkan energi bagi kebutuhan penghuninya sendiri. Dengan

    pertimbangan keoptimalan energi yang dapat dihasilkan oleh panel surya maka

    bangunan ini dirancang agar berbentuk blok panjang yang tidak terlalu lebar

    dengan sisi panjangnya menghadap selatan. Air dari dapur dan kamar mandi

    digunakan lagi untuk air cuci toilet. Kotoran yang terkumpul di septic tank diolah

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    44

    sehingga menghasilkan biogas yang digunakan sebagai pengganti gas elpiji

    untuk memasak dan sisa dari kotoran yang terendap digunakan sebagai pupuk.

    3.3.8. Proposal Harmen Van De Wal untuk Kampung Tunjungan, Surabaya

    Dalam proposal ini Van De Wal menerangkan peremajaan Kampung Kumuh di

    Tunjungan, Surabaya, dengan membangun rumah susun. Rumah susun sebagai

    pengganti hunian kumuh dalam kawasan ini diterjemahkan dalam konsep desain

    yang mengangkat kembali kehidupan kampung sebelum dirusunkan. Van De Wal

    berusaha menghargai kehidupan kampung yang telah ada dengan

    menghadirkannya di lantai-lantai atas rumah susun malalui :

    Sebuah wujud arsitekur bernama gallery yang merupakan perwujudan gang-

    gang kampung

    Penghuni lantai atas tetap diperbolehkan untuk membuat warung dengan

    memberikan ruangan khusus di depan hunian

    Sirkulasi vertikal menggunakan ramp agar gerobak dan sepeda motor dapat

    tetap mencapai lantai atas.

    Foto 3.6 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    45

    Desain memperhatikan pencahayaan dan penghawaan alami dengan

    pemilihan jalur sirkulasi single loaded

    Denah open lay out sehingga penghuni dapat mengatur lay out sesuai dengan

    kebutuhan.

    Memikirkan pengembangan hunian sesuai dengan perkembangan

    kemampuan penghuni. Untuk penghuni lantai bawah dikonsepkan

    pengembangan hunian secara horizontal sedangkan untuk hunian lantai atas

    dipikirkan pengembangan hunian secara vertikal.

    Dari studi banding yang dilakukan ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai

    referensi rancangan rumah susun di Kelurahan Lebak Siliwangi yaitu :

    Penggunaan open layout sebagai jawaban pada karakter pengguna yang

    merupakan kalangan berpendapatan rendah

    Pertimbangan penghuni rumah susun yang berusia di atas 40 tahun dalam

    rancangan

    Rancangan bangunan yang mampu menghasilkan energi sendiri untuk

    kebutuhan penghuninya sendiri

    Rancangan bangunan yang mampu mempertahankan dan menunjukkan

    identitas dari penghuninya

    Gambar 3.10 Desain rumah susun Kampung Tunjungan. (Sumber : dokumen pribadi)

  • AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung

    46

    Rancangan bangunan yang mempertimbangkan keberlajutannya di masa

    mendatang yaitu dengan tidak merusak lingkungan sekitar dan bisa tetap

    bertahan dengan perubahan yang terjadi di masa mendatang bahkan mampu

    memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya.

    Konsep tumbuh (ruang, keuangan dan sosial) yang merupakan yang

    merupakan salah satu karakter dari penggunanya (golongan menengah ke

    bawah) harus dipertimbangkan.

    2012-01-26T09:48:55+0700Digital Content