Bab 3-Aljabar Boolean Dan Teknik Reduksi Bagian 1edit
-
Upload
widya-tanti -
Category
Documents
-
view
288 -
download
43
Transcript of Bab 3-Aljabar Boolean Dan Teknik Reduksi Bagian 1edit
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
BAB 3BAB 3
ALJABAR BOOLEAN DAN TEKNIK REDUKSIALJABAR BOOLEAN DAN TEKNIK REDUKSI
GERBANG LOGIKAGERBANG LOGIKA
Dalam praktek, anda akan menjumpai kenyataan bahwa
gerbang-gerbang dasar seperti AND, OR, NAND, NOR, INVERT, XOR,
DAN XNOR tidak cukup untuk diterapkan pada sistem digital yang
kompleks. Artinya sebuah permasalahan sebenarnya tidak dapat
dipecahkan hanya dengan menggunakan satu gerbang AND saja, satu
gerbang OR saja ataupun gerbang-gerbang yang lain. Hal ini terjadi
mengingat variabel-variabel yang harus diperhitungkan dalam
memecahkan suatu permasalahan jumlahnya banyak dan kompleks.
Gerbang dasar dipakai sebagai building blok untuk gerbang logika
yang lebih kompleks yang diterapkan dengan menggunakan kombinasi
gerbang-gerbang tersebut. Kombinasi gerbang-gerbang dasar yang
membentuk suatu fungsi logika tertentu disebut juga sebagai logika
kombinasi.
Logika kombinasi merupakan suatu rangkaian digital yang
mempergunakan 2 atau lebih gerbang-gerbang logika. Kombinasi
beberapa gerbang logika dapat menjadi suatu rangkaian digital yang
sangat komplek. Pada dasarnya kompleksitas suatu rangkaian digital
dapat diserderhanakan sehingga rangkaian digital tersebut dapat
memanfaatkkan gerbang yang lebih sedikit.
Penyederhanaan rangkaian digital tersebut dikenal sebagai
teknik reduksi. Teknik Reduksi yang akan dibahas dalam bab ini antara
lain : Teknik reduksi menggunakan aljabar Bolean, Teknik reduksi
menggunakan teorema de morgan, dan teknik reduksi menggunakan
peta karnough.
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Selain itu, sebelum membahas teknik reduksi lebih mendalam,
dalam bab ini akan dibahas konversi rangkaian digital menjadi suatu
persamaan logika dan konversi suatu persamaan logika menjadi suatu
rangkaian digital.
3.1 Rangkaian Digital dan Persamaan Digital
Dalam sub bab ini, kita akan mempelajari konversi rangkaian
digital menjadi suatu persamaan logika dan konversi suatu persamaan
logika menjadi suatu rangkaian digital. Sebagai dasar menyusun dan
menyederhanakan rangkaian.
Suatu rangkaian digital sebenarnya merupakan realisasi sistem
yang bekerja secara digital, sistem digital secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai suatu sistem ON/OFF yaitu sistem yang bekerja
dengan 2 kondisi, yaitu HIDUP atau MATI.
Contoh Soal 3-1:
Suatu sistem alarm rumah, mempunyai sistem kerja sebagai berikut :
Sistem alarm (AL) akan aktif bila:
Jika di dalam rumah ada asap (A) dan suhu naik (S) dari kondisi suhu
rata-rata. Asap di dalam rumah dideteksi oleh sensor asap, sedangkan
suhu dideteksi oleh sensor suhu.
Atau
Jika Sistem kunci rumah aktif (K) dan ada jendela yang terbuka (J).
Penyelesaian:
Dengan mengingat pembahasan simbol dalam bab 2, maka kondisi di
atas dapat diterjemahkan sebagai berikut ;
Kondisi 1 : ada asap (A) DAN suhu naik (S) A . S
Kondisi 2 : Kunci aktif (K) DAN jendela terbuka (J) K . J
Sistem alarm aktif (AL) jika kondisi 1 ATAU kondisi 2 kondisi 1 +
kondisi 2
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Jadi AL = kondisi 1 + kondisi 2
AL = A . S + K . J
Jadi pernyataan di atas dapat diterjemahkan menjadi persamaan AL =
A . S + K . J
Persamaan di atas merupakan rangkaian sederhana yang
memanfaatkan 2 gerbang AND dan 1 gerbang OR. Persamaan di atas
dapat digambarkan menjadi :
Gambar 3.1 Rangkaian gerbang untuk penyelesaian contoh 1
3.2 Aljabar Boolean
Salah satu teori dasar teknik reduksi adalah aljabar Boolean.
Seperti halnya matematika aljabar, aljabar boolean mempunyai
hukum-hukum dan aturan-aturan. Dalam aljabar Boolean ada 3 hukum
dan 10 aturan yang digunakan.
3.2.1 Hukum Aljabar Boolean
Hukum aljabar Boolean antara lain :
1. Hukum Komutatif
Pada perkalian
A . B = B . A
A.B.C = B.A. C
A
B
C
ABCX
B
A
C
BACX
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
=
Gambar 3.2 Ilustrasi implementasi hukum komutatif pada perkalian
Pada penjumlahan
A + B = B + A
=
Gambar 3.3 Ilustrasi implementasi hukum komutatif pada penjumlahan
Urutan variabel yang dimasukkan ke gerbang AND atau gerbang
OR tidak masalah. Gerbang akan mengeluarkan level logika yang
sama meskipun urutan variabel inputnya diubah-ubah.
2. Hukum Assosiatif
Pada perkalian
A . ( B . C ) = ( A . B ) . C
=
Gambar 3.4 Ilustrasi implementasi hukum Asosiatif pada perkalian
Pada penjumlahan
A + ( B + C ) = ( A + B ) + C
A
BBAX
B
AABX
A
B
C
)(BCAX
CABX )(
A
B
C
A
B
C
)( CBAX
CBAX )(
A
B
C
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
=
Gambar 3.5 Ilustrasi implementasi hukum Asosiatif pada penjumlahan
Urutan pengelompokan beberapa variabel yang diORkan atau
diANDkan tidak masalah. Gerbang akan mengeluarkan level logika
yang sama meskipun urutan pengelompokan tersebut diubah-ubah.
3. Hukum Distributif
Distributif 1
A(B+C) = AB + A C
=
Gambar 3.6 Ilustrasi implementasi hukum distributif 1
Distributif 2
( A + B ) . ( C + D ) = A . C + A . D + B . C + B . D
A
B
C
)( CBAX
A
B
C
AB
AC
ACABX
A
C
A
D
B
C
B
D
X
BDBCADACX
B
D
BA
DC
X
C
))(( DCBAX
A
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
=
Gambar 3.7 Ilustrasi implementasi hukum distributif 1
3.2.2 Aturan – aturan Aljabar Boolean
Aturan- aturan dalam aljabar Boolean antara lain:
1. A . 0 = 0 (sinyal apapun yang diANDkan dengan 0 hasilnya = 0)
Gambar 3.8 Ilustrasi aturan 1 aljabar Boolean
2. A . 1 = A (sinyal apapun yang diANDkan dengan 1 hasilnya =
sinyal itu sendiri).
Gambar 3.9 Ilustrasi aturan 2 aljabar Boolean
3. A+0=A (sinyal apapun yang diORkan dengan 0 hasilnya =
sinyal itu sendiri).
A 0 X0 0 01 0 0
A 1 X0 1 01 1 1
A 0 X0 0 01 0 1
A
000. AX
X = 0
X = A
A
0AAX 0 X = A
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Gambar 3.10 Ilustrasi aturan 3 aljabar Boolean
4. A+1=1 (sinyal apapun yang diORkan
dengan 1 hasilnya = 1)
Gambar 3.11 Ilustrasi aturan 4 aljabar Boolean
5. A .A = A (sinyal apapun yang diANDkan
dengan dirinya sendiri hasilnya = sinyal itu sendiri)
Gambar 3.12 Ilustrasi aturan 5 aljabar Boolean
6. A+A=A (sinyal apapun yang diORkan
dengan dirinya sendiri, hasilnya = sinyal itu
sendiri)
Gambar 3.13 Ilustrasi aturan 6 aljabar Boolean
7. . =0 (sinyal apapun yang diANDkan
dengan komplemennya hasilnya = 0)
Gambar 3.14 Ilustrasi aturan 7 aljabar Boolean
8. + =1 (sinyal apapun yang diORkan
dengan komplemennya hasilnya = 1).
A 1 X0 1 11 1 1
X0 0 01 1 1
A A X0 0 01 1 1
A X0 1 01 0 0
A X0 1 11 0 1
X = A
0. AAXX = 0
A
111AX X = 1
A
AAAAX
X = A
A
A1 AAX
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Gambar 3.15 Ilustrasi aturan 8 aljabar Boolean
9. = (sinyal apapun yang dikomplemenkan dua kali hasilnya =
sinyal itu sendiri).
Gambar 3.16 Ilustrasi aturan 9 aljabar Boolean
10. a. =
b. =
jika dijumpai suatu ekspresi Boolean seperti ,
ekspresi tersebut dapat diubah atau disederhanakan menjadi
. Demikian juga jika dijumpai ekspresi , ekspresi
tersebut dapat diubah atau disederhanakan menjadi .
Tabel 3.1 membuktikan kebenaran teori tersebut.
Tabel 3.1 Tabel kebenaran untuk membuktikan aturan 10
aljabar Boolean
0 0 0 0 0 0 1 10 1 1 1 0 1 1 11 0 1 1 1 0 0 01 1 1 1 1 1 1 1
Contoh soal 3-2:
Dengan menggunakan aljabar Boolean, sederhanakan rangkaian
logika seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.17.
A X0 1 0 01 0 1 1
X = 1
X = A
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Gambar 3.17 Rangkaian logika untuk contoh soal 3-2
Penyelesaian:
Persamaan boolean rangkaian logika tersebut adalah
Untuk menyederhanakan, pertama terapkan hukum ke 3 Aljabar
boolean [ = ]:
Terapkan aturan 5 aljabar boolean
Faktorkan berdasarkan hukum ke-1 dan ke-2 aljabar boolean:
Terapkan aturan 4 aljabar boolean :
Terapkan aturan 2 aljabar boolean :
Dengan demikian hasil penyederhanaan akhir persamaan boolean
rangkaian tersebut adalah:
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Rangkaian gerbang logika setelah penyederhanaan tersebut
ditunjukkan dalam Gambar 3.18
Gambar 3.18. Hasil Penyederhanaan gerbang contoh soal 3-2
Contoh soal 3-3:
Dengan menggunakan aljabar Boolean, sederhanakan rangkaian logika
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.19.
Gambar 3.19 Rangkaian logika untuk contoh soal 3-3
Penyelesaian:
Persamaan boolean rangkaian logika tersebut adalah
A
B
C
B
BA
BC
BBA )(
X
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Untuk menyederhanakan, pertama terapkan hukum ke 3 Aljabar
boolean [ = ]:
Terapkan aturan 7 aljabar boolean
Terapkan aturan 3 aljabar boolean :
Faktorkan berdasarkan hukum ke-1 dan ke-2 aljabar boolean:
Terapkan aturan 4 aljabar boolean :
Terapkan aturan 2 aljabar boolean :
Terapkan aturan 10 (b) aljabar boolean :
Dengan demikian hasil penyederhanaan akhir persamaan boolean
rangkaian tersebut adalah:
Rangkaian gerbang logika setelah penyederhanaan tersebut
ditunjukkan dalam Gambar 3.20
Gambar 3.20. Hasil Penyederhanaan gerbang contoh soal 3-3
3.3 Teorema De Morgan
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Pada bagian sebelumnya, kita masih belum menggunakan
gerbang gerbang-gerbang NAND dan NOR dalam rangkaian logika
yang kita sederhanakan. Untuk menyederhanakan rangkaian yang
mengandung gerbang NAND dan NOR, kita membutuhkan teorema
yang dikembangkan oleh ahli matematika yang bernama Augustus De
Morgan. Teorema ini memungkinkan kita untuk mengubah ekspresi
boolean yang mempunyai dua atau lebih variabel yang terinvers
bersama-sama dalam suatu gerbang logika menjadi variabel yang
terinvers tunggal. Lebih jelasnya teorema De Morgan dituliskan
sebagai berikut:
Untuk tiga atau lebih variabel, berlaku:
Sederhananya, untuk menggunakan teorema tersebut, pisahkan tanda
inversi yang melingkupi semua variabel, kemudian jangan lupa ubah
ekspresi AND menjadi OR atau sebaliknya ekspresi OR menjadi
ekspresi AND.
Untuk mempermudah pemahaman anda terhadap teorema
tersebut, perhatikanlah penerapan teorema tersebut pada gerbang
NAND yang akan dipaparkan berikut. Seperti ditunjukkan dalam
Gambar 3.21, untuk menerapkan teorema De Morgan pada gerbang
NAND, pertama-tama pisahkan tanda inversi yang berada di atas
ekpresi , kemudian ubahlah ekpresi AND menjadi ekspresi OR.
Persamaan yang baru akan menjadi . Perhatikan bahwa
lingkaran kecil (tanda inversi) yang digunakan pada gerbang OR
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
mewakili gerbang inverter. Dengan melihat tabel kebenaran kedua
persamaan tersebut, dapat dibuktikan bahwa kedua persamaan
tersebut menghasilkan output yang sama.
=0 0 1 0 0 10 1 1 0 1 11 0 1 1 0 11 1 0 1 1 0
Gambar 3.21 Penerapan teorema De Morgan pada gerbang NAND
Dari Gambar 3.21 dapat diketahui juga bahwa sebuah gerbang
AND yang outputnya diinvert (gerbang NAND) adalah sama dengan
gerbang OR yang masing-masing inputnya diinvert, demikian pula
sebaliknya. Dengan demikian, gerbang OR yang masing-masing
inputnya diinvert adalah lambang lain dari gerbang NAND.
Dengan menerapkan teorema De Morgan pada gerbang NOR,
kita peroleh dua buah tabel kebenaran identik seperti ditunjukkan
dalam Gambar 3.22. Dari gambar tersebut dapat diperoleh kesimpulan
bahwa sebuah gerbang NOR dapat digantikan oleh sebuah gerbang
AND yang masing-masing inputnya diinvert. Sebuah gerbang AND
yang masing-masing inputnya diinvert adalah lambang lain dari
gerbang NOR.
=0 0 1 0 0 10 1 0 0 1 01 0 0 1 0 01 1 0 1 1 0
A
BBAX
A
BBAX
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Gambar 3.22 Penerapan teorema De Morgan pada gerbang NOR
Contoh soal 3-4
Tulislah persamaan boolean untuk rangkaian yang ditunjukkan dalam
Gambar 3.23. Gunakan Teorema De Morgan dan aljabar boolean untuk
menyederhanakan persamaan tersebut. Gambar rangkaian hasil
penyederhanaan tersebut.
Gambar 3.23 Rangkaian untuk contoh soal 3-4
Penyelesaian:
Persamaan Boolean di X adalah:
Penerapan teorema De Morgan menghasilkan:
(Penggunaan tanda kurung dimaksudkan untuk mengelompokkan
gerbang yang sama)
Dengan menggunakan aturan aljabar Boolean diperoleh:
ANDHI SETIAWAN, S.Pd
Hasil penyederhanaan akhir adalah:
Rangkaian hasil penyederhanaan ditunjukkan dalam Gambar 3.24
Gambar 3.24 Rangkaian hasil penyederhanaan contoh soal 3-4
Ingat kembali penerapan teorema De Morgan dari Gambar 3.22 bahwa
sebuah gerbang AND dengan masing-masing inputnya diinvert sama
dengan sebuah gerbang NOR. Oleh karena itu penyelesaian yang sama
untuk contoh soal 3-4 dapat juga digambarkan sebagai sebuah
gerbang NOR dengan B dan C sebagai input seperti ditunjukkan dalam
Gambar 3.25
=
Gambar 3.25 Rangkaian yang setara untuk penyelesaian contoh soal 3-4
B
CCBX
B
CCBCBX
ANDHI SETIAWAN, S.Pd