Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

7
LAPORAN AKHIR III - 5 Kalau melihat lokasi moda transportasi angkutan penyeberangan di desa Purwokerto banyak yang harus dibenahi antara lain sarana jalan,dermaga apung atau geladaknya yang masih tradisional dengan tenaga manusia. 3.3 Konsep Pengembangan Angkutan Penyeberangan Model transportasi penyeberangan telah mengalami perkembangan empat generasi,yaitu penyeberangan regular ,jembatan tetap .Di Indonesia saat ini baru ada penyeberangan regular yang menggunakan kapal Ro-Ro. Pengembangan angkutan peneyeberangan didasarkan pada beberapa criteria yaitu Kriteria Pengembangan Kebijakan transportasi dengan pendekatan perencanaan yang digunakan sebgai transportasi sebagai sarana untuk melayani aktivitas ekonomi dan sosial disuatu wilayah serta tranportasi sebagai sarana menumbuh kembangkan aktivitas ekonomi dan sosial Pendekatan pertama menitik beratkan pada aspek ekonomi dimana pertumbuhan demand merupakan konsideran utama untuk meninjau pengembangan angkutan . Pendekatan ini akan digunakan mengkaji rute rute penyeberangan tradisionil sepert halnya di kabupaten Blitar yang saat ini sudah ada.Selain itu ,juga akan digunakan

description

Angkutan sungai

Transcript of Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

Page 1: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 5

Kalau melihat lokasi moda transportasi angkutan penyeberangan di desa Purwokerto

banyak yang harus dibenahi antara lain sarana jalan,dermaga apung atau geladaknya yang

masih tradisional dengan tenaga manusia.

3.3 Konsep Pengembangan Angkutan Penyeberangan Model transportasi penyeberangan telah mengalami perkembangan empat generasi,yaitu

penyeberangan regular ,jembatan tetap .Di Indonesia saat ini baru ada penyeberangan

regular yang menggunakan kapal Ro-Ro.

Pengembangan angkutan peneyeberangan didasarkan pada beberapa criteria yaitu

Kriteria Pengembangan

Kebijakan transportasi dengan pendekatan perencanaan yang digunakan sebgai

transportasi sebagai sarana untuk melayani aktivitas ekonomi dan sosial disuatu

wilayah serta tranportasi sebagai sarana menumbuh kembangkan aktivitas ekonomi

dan sosial

Pendekatan pertama menitik beratkan pada aspek ekonomi dimana pertumbuhan

demand merupakan konsideran utama untuk meninjau pengembangan angkutan .

Pendekatan ini akan digunakan mengkaji rute rute penyeberangan tradisionil sepert

halnya di kabupaten Blitar yang saat ini sudah ada.Selain itu ,juga akan digunakan

Page 2: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 6

untuk melihat peluang mengakomodasi segmen pasar yang pada saat ini masih

memanfaatkan angkutan laut..

Pendeaktan kedua akan digunakan untuk mengkaji kemungkinan kontribusi

angkutan penyeberangan untuk mengembangkan aspek aspek ekonomi

,sosial,administrasi pemerintahan.Pendekatan ini akan lebih banyak menggunakan

pemikiran subyektif berdasarkan kondisi wilayah serta berbagai kebijakan regional

maupun nasional.

Pengembangan angkutan penyeberangan ditujukan untuk :

a) Membentuk struktur jaringan jalan yang utuh pada satu desa

b) Menghubungkan daerah produksi dengan daerah pemasran.

c) Memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk melaksanakan fungsi

sosial

d) Sebagai moda angkutan alternative

e) Merangsang pertumbuhan daerah terisolir

Persyaratan Pengoperasian Angkutan Penyeberangan.

Angkutan penyeberangan pada dasarnya merupakan bagian dari angkutan jalan

raya.Angkutan jalan raya merupakan transportasi yang sangat fleksibel .Artinya

prasarana yang ada bisa melayani berbagai tingkatan demand serta dapat dilalui

setiap saat.Sebagai bagian dari angkutan darat,angkutan penyeberangan

diharapkan memenuhi criteria yang mendekati sifat-sifat angkuatn jalan raya yaitu

sebgai berikut:

a) Pelayanan ulang alik dengan frekuensi tinggi .Pemakaian angkutan

penyeberangan pada umumnya menginginkan pelayanan tanpa waktu yang

lama

b) Pelayanan terjadwal yang diinginkan masyarakat.

c) Pelayanan yang reliable,Reliability biasanya dinyatakan dalam dua

parameter,yaitu regulity(keterarturan)dan punctuality(ketepatan

waktu).Keteraturan dan ketepatan waktu bagi penumpang atau barang

sangat dituntut oleh pemakai jasa angkutan .

d) Pelayaran yang aman.

e) Tarif yang moderat(rendah) ,mengingat angkutan penyeberangan biasanya

ditujukan untuk melayani angkutan commuter,maka angkutan penyeberangan

diharapkan berada pada tariff moderat ( rendah).

f) Aksesibilitas ke terminal angkutan penyeberangan, lokasi terminal tidak perlu

terlalu jauh dari pusat bangkitan lalu lintas sehingga jarak dan waktu tempuh

dari asal ke tujuan dapat dipersingkat.

Page 3: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 7

3.4. Perijinan Dalam Proses Pengembangan Angkutan Penyeberangan 3.4.1 Perijinan Bangunan Dalam Pengembangan Angkutan Penyeberangan Dalam Peraturan Daerah itu yang dimaksu adalah : Daerah adalah daerah Provinsi

dalam hal ini Provinsi Jawa Timur.

Dalam proses pengembangan angkutan penyeberangan di Kabupaten Blitar yang

terletak di 3 lokasi yaitu: desa Purwokerto ,dusun Tumpuk,desa Purwokerto ,dusun

Bedali dan desa Kunir ,dusun Kunir Kecamatan Wonodadi diperlukan perijinan untuk

legalitas dalam pembangunan dermaga penyeberangan di daerah tersebut.

Adapun proses perijinan adalah sebagai berikut:

Dinas Perhubungan,Komunikasi dan Informatika mengajukan surat permohonan ke

Instansi terkait dalam hal ini :

a) Jasa Tirta yang ada kaitannya dengan perijinaan pemakaian sungai dan

tanah bantaran serta prasarana masalah pengerukan sungai yang

merupakan tanggung jawab dari Jasa Tirta.

b) Dalam penyelenggaraan dalam pembangunan mungkin ada saluran irigasi

yang mendapat supply air dari DAS sungai Brantas, jangan sampai

menngganggu areal dari pertanian setempat.

c) Dalam Pembangunan dermaga penyeberangan diukur kembali batas tanah

tanah apakah masuk tanah kas atau masuk tanah perorangan ,kemudian

dibuatkan site plan yang jelas agar nantinya sebagai dokumen perijinan ke

Badan Pertanahan Daerah.

d) Konsep pembangunan terminal harus segera dibuat yang ada kaitannya

dengan pengurusan IMB( ijin mendirikan Bangunan),termasuk ijin Amdal

yang ada kaitannya dengan lingkungan setempat.

3.4.2 Perijinan Pengoperasian Kapal Usaha angkutan penyeberangan adalah usaha yang diselenggarakan untuk

umum pada lintas penyeberangan dengan memungut bayaran dengan

menggunakan kapal/perahu yang mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan

kondisi teknis dan operasional prasarana,saran dan perairan.

Perorangan atau badan usaha di dalam mengoperasikan angkutan

penyeberangan harus ada persyaratan antara lain:

a) Surat Permohonan (materai 6000)

b) Foto Copy KTP pemohon

c) Pas photo berwarna 3x4 (2 lembar )

d) Photo copy akte perusahaan(jika berbadan usaha)serta pengesahan (jika

berbadan hokum).

Page 4: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 8

e) Surat pernyataan sekurang-kurangnya memeiliki 1 kapal

f) Surat pernyataan memiliki tempat penyimpanan kapal

g) Surat keterangan rencana trayek

h) Surat keterangan domisili usaha

i) Surat kesempurnaan kapal/surat ukur kapal .

j) Foto copy NPWP

Mekanisme/Prosedure a) Penelitian administrasi adalah pemeriksaan yang dilaksanakan oleh petugas

dinas perhubungan terhadap pemohon beserta lampiran persyaratan.

b) Penelitian fisik adalah pemeriksaan yang dilaksanakan oleh petugas dinas ke

lokasi sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan ,seperti peninjauan

kapal meliputi volume kapal beserta pendorong utamanya.

c) Laporan Hasil Pemeriksaan adalah dalam rangkaian meneliti administrasi dan

fisik yang dibuat oleh petugas dinas perhubungan guna menindaklanjuti

permohonan yang diajukan perorangan ataupun badan usaha kepada Dinas

berupa dokumen yang dihimpun dalam bentuk laporan ,guna ditindaklanjuti

dengan penerbitan persetujuan ijin pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan.

d) Retribusi angkutan pennyeberang yang merupakan jasa pelayanan

penerbitan perijinan di bidang angkutan sungai maupun angkutan

penyeberangan.Besar tariff retribusi ditetapkan oleh Peraturan Daerah dalam

hal ini Bupati/walikota..

e) Retribusi jasa perijinan atas kegiatan tertentu Pemerintah daerah dalam

rangka pemberian persetujuan pengoperasian kapal dan surat keterangan

lainnya kepada orang pribadi atau badan usaha yang dimaksudkan untuk

Pembinaan ,Pengaturan ,Pengendalian dan Pengawasan atas kegiatan

pemanfaatan ruang ,guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan.

3.4.3 Retribusi Penyeberangan di Air Dengan berlakunya Undang-Undang No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Dalam hal ini dijelaskan bahwa:

1. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

penghimpunan data obyek dan subyek retibusi,penentuan besarnya

retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada

wajib kepada wajib retribusi serta pengawasannya.

Page 5: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 9

2. Masa retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas

waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa angkutan sungai

dan penyeberangan.

3. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat

sisingkat SPdORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi

untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retibusi sebagai

dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut

peraturan Perundang undangan Retribusi Daerah.

4. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disngkat

SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah

retribusi yang terutang.

Untuk retribusi angkutan penyeberangan di air dipungut atas dasar pelayanan

penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air.

Obyek retribusi penyeberangan di air berupa pelayanan penyeberangan

orang atau barang dengan mengguankan kendaraan air yang dimiliki yang

dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah.

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis,ukuran, dan berat pengguna pelayanan penyeberangan di air. Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tariff retribusi penyeberangan

di air didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.

Struktur dan besarnya tariff retribusi penyeberangan di air ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Kalau hasil pengamatan kami di lapangan bahwa jasa angkutan penyeberang

di air yang ada di 3 lokasi:

a) Jasa angkutan di lokasi desa Purwokerto,dusun Tumpuk,desa

Purwokerto dusun Bedali dan desa Kunir dusun Kunir milik

perorangan dan tidak punya ijin operasi dari Dinas terkait

b) Cara pengoperasiannya masih tradisional tanpa mesin.

c) Jarak angkut sangat pendek sehingga jadwal waktu tidak tetap.

d) Waktu operasi sampai 24 jam

e) Tarif nya relative murah dan terjangkau oleh masyarakat

pengguna,tarif sepeda motor 2000,roda 4 4000 sedangkan truk engkel

8000 dan lain-lain.

f) Melihat di lapangan pendapatan dari jasa angkutan penyeberangan

sangat besar dan pasti masuk pribadi bukan masuk PAD Kabupaten

Blitar,sehingga menguntungkan pihak yang memiliki jasa tersebut.

Page 6: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 10

Dari hasil survey dan pengamatan langsung dilapangan , Pemerintah Daerah

Kabupaten Blitar secepatnya memberlakukan bahwa setiap jasa angkutan

penyeberangan harus mempunyai ijin operasi yang kaitannya dengan

pungutan retibusi dan mekanisme/procedure sudah kami bahas di awal Bab 3

tersebut.

Sudah dijelaskan di dalam UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah ,bahwa angkutan penyeberangan di air akan dikenakan tariff

retribusi,akan tetapi jasa angkutan yang ada di Kabupaten Blitar khususnya 3

lokasi sulit untuk dihitung untuk tarif retribusinya karena indikator tingkat

penggunaan jasa yang dihitung berdasarkan tingkat ketelitian,jenis

peralatan,luas, dan volume kapal sangat kecil,dan jarak tempat satu dengan

yang lainnya sangat pendek,sehingga trip/jam tidak teratur,jadwal waktu juga

tidak teratur,bisa diberlakukan tariff retribusi akan tetapi hanya bisa diukur

berdasarkan jumlah kendaraan roda4 dan roda 2 yang masuk.

Seperti yang sudah berjalan tarif retribusi yang ada sbb:

Besarnya tariff retribusi

No Jenis Pelayanan Obyek Tarif(Rp) Keterangan

1 Tiket masuk Roda 2 2000 Semua jenis

tarif retribusi

harus

ditetapkan

dalam PERDA

2 Roda4 4000

3 truk 8000

Perhitungan tarif retibusi perlu dihitung kembali atau ditinjau ulang sebelum di

buat PERDA

3.5 Kendala Dalam pelaksanaan nanti pasti ada kendala terutama akan diberlakukan surat ijin

operasi, terutama pada pemilik jasa angkutan tersebut karena ada ada tarif retribusi

untuk pengurusan ijin tersebut.

Tiket masuk biasanya masuk ke pemilik ,nantinya akan dipungut retribusi untuk

masuk ke PAD kabupaten ,dari PAD inilah akan dipakai untuk perwatan

gedung,perbaikkan jalan dan lain lain.

Page 7: Bab 3 2 Angkutan Sungai Penyeberangan

LL AA PP OO RR AA NN AA KK HH II RR

III - 11

3.6 Solusi Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas terkait yaitu Dinas

Perhubungan,Komunikasi dan Informatika memberikan arahan kepada pemilik jasa

angkutan penyeberangan ,bahwa lokasi tersebut akan ditata atau direhabilitasi

menjadi kawasan yang lebih modern dengan rencana dibangun dermaga apung dan

nantinya fasilitas penunjang lainya yang nantinya perlu perawatan dan dana

perwatan cukup besar maka akan diambilkan dari pungutan retibusi tersebut.

Sesuai dengan UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran bahwa setiap kapal yang

beroperasi di perairan maupun sungai harus punya surat ijin operasi.,