BAB 21

8
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bermain Menurut Milleer B.F dan Keane C.B (1983) bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Sedangkan Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, cinta kasih (Soetjiningsih, 1995). Tentang bermain, Hurlock (1999) menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Dari keempat pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kebutuhan akan rasa nyaman untuk mengatasi konflik yang tidak di sadarinya, dengan cara memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. 2.2 Klasifikasi Bermain Menurut sumber kesenangan, kategori bermain dibedakan menjadi dua (Hurlock,1999), yaitu : a) Bermain aktif Bermain aktif adalah suatu kegiatan bermain dimana kesenangan di peroleh dari apa yang dilakukan oleh mereka sendiri. Bermain aktif dapat berupa :

description

bermain pada anak

Transcript of BAB 21

Page 1: BAB 21

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bermain

Menurut Milleer B.F dan Keane C.B (1983) bermain adalah cara alamiah bagi

anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Sedangkan

Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan. Bermain tidak sekedar

mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, cinta kasih

(Soetjiningsih, 1995). Tentang bermain, Hurlock (1999) menyatakan setiap kegiatan

yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil

akhir. Dari keempat pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bermain

merupakan suatu kebutuhan akan rasa nyaman untuk mengatasi konflik yang tidak di

sadarinya, dengan cara memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil

akhir.

2.2 Klasifikasi Bermain

Menurut sumber kesenangan, kategori bermain dibedakan menjadi dua

(Hurlock,1999), yaitu :

a) Bermain aktif

Bermain aktif adalah suatu kegiatan bermain dimana kesenangan di

peroleh dari apa yang dilakukan oleh mereka sendiri. Bermain aktif

dapat berupa :

1) Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play) : perhatian

pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat

permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan,

mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,

menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.

2) Bermain konstruktif (Construction play) : pada anak umur 3

tahun, misalnya menyusun balok menjadi rumah-rumahan.

3) Bermain drama : misalnya bermain sandiwara boneka, atau

dokter-dokteran.

4) Bermain tali, bola, sepeda, dan lain-lain.

b) Bermain pasif

Page 2: BAB 21

Bermain pasif adalah suatu kegiatan bermain dimana kesenangan di

peroleh dari orang lain. Kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain bersifat

egosentris. Sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk mempertimbangkan perasaan

orang lain, bekerja sama, saling membagi dan menghargai. Melalui bermain anak

dilatih bersabar, menunggu giliran dan terkadang sedikit merasa kecewa. Dalam hal

ini, anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Contoh bermain

pasif : melihat-lihat gambar di buku atau majalah, melihat temannya bermain,

mendengarkan cerita, menonton televisi, melihat hewan, dan lain-lain.

Menurut isinya bermain terbagi menjadi social affective play, Sense of

plessure play, Skill play dan dramatic play.

1. Social Affective Play

Pada social affective play anak belajar memberi respon terhadap respon yang

diberikan oleh lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya

orang tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.

2. Sense Of Plessure Play

Anak memperoleh kesenangan dari satu objek yang ada disekitarnya,

misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill Play

Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh

ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang,

misalnya mengendarai sepeda.

4. Dramatic Play

Dramatic play atau Role Play anak akan berfantasi menjalankan peran

tertentu , misalnya menjadi ayah, ibu, perawat, atau guru.

Menurut karakteristik sosial bermain terdiri dari Solitary play, Paralel Play,

Assosiative Play dan Cooperative Play.

1. Solitary Play

Dilakukan oleh anak usia Toddler, merupakan jenis permainan dimana anak

bermain sendiri walaupun ada orang lain yang berada disekitarnya.

2. Parallel Play

Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak Toddler atau

preschool yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara

satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.

Page 3: BAB 21

3. Assosiative play

Merupakan permainan dimana anak bermain dalam kelompok dengan

aktifitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, jadi belum ada

pembagian tugas diantara anak dan mereka yang bermain sesuai dengan

keinginannya.

4. Cooperative Play

Merupakan permainan dimana anak bermain bersama dengan jenis

permainan yang terorganisasi, terencana dan ada aturan-aturan tertentu.

Permainan ini dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolesence.

2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi bermain

a) Kesehatan

Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif, seperti

permainan dan olahraga. Anak yang kekurangan tenaga lebih menyukai hiburan.

b) Perkembangan motorik

Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja

yang akan dilakukan dan waktu bermainnya tergantung pada perkembangan motorik

mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam

permainan aktif.

c) Intelegensi

Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai,

dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan bertambahnya usia,

mereka lebih menunjukan perhatian dalam permaian kecerdasan, dramatik,

konstruksi, dan membaca. Anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian

bermain yang lebih besar., termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan

intelektual yang nyata.

d) Jenis kelamin

Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan lebih

menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis permainan yang lain.

Pada awal kanak-kanak, anak laki-;aki menunjukan perhatian pada berbagai jenis

permainan yang lebih banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi

pada akhir masa kanak-kanak.

e) Lingkungan

Page 4: BAB 21

Anak dari lingkungan yang buruk, kurang bermain ketimbang anak lainnya

disebabkan karena kesehatan yang buruk, kurang waktu, peralatan, dan ruang. Anak

yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka yang berasal

dari lingkungan kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain serta kurangnya

peralatan dan waktu bebas. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik akan lebih

cenderung memperhatikan kebutuhan bermain bagi anak. Dan akan memfasilitasi

anak dalam bermain karena dengan bermain secara psikologis kepuasan fisik, emosi,

sosial dan perkembangan mental anak terpenuhi sehingga anak dapat

mengekspresikan perasaannya dan menunjukan kreativitasnya (Suherman, 2000).

f) Status sosioekonomi

Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai kegiatan

yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda, sedangkan mereka dari

kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak mahal sepertu bermain bola dan

berenang. Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak,

jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervisi terhadap mereka.

g) Jumlah waktu bebas

Jumlah waktu bermain terutama tergantung pada ststus ekonomi keluarga.

Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak

terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutukan tenaga yang lebih.

h) Peralatan

Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya. Misalnya

dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan purapura, banyaknya

balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang sifatnya konstruktif.

2.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain

a) Ekstra energiUntuk bermain diperlukan ekstra energi. Bemain memerlukan

energi yang cukup, sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai. Anak yang sehat memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif, untuk menghindari rasa bosan atau jenih. (Nursalam, dkk, 2005).b) Waktu

Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya. (Nursalam, dkk, 2005).c) Alat permainan

Page 5: BAB 21

Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan perkembangann anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa alat permainan tersebut harus aman dan mempunyai unsure edukatif bagi anak. (Nursalam, dkk, 2005)d. Ruangan untuk bermainRuangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus untukbermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman, bahkan di ruangtidurnya.e. Pengetahuan cara bermainAnak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru temantemannyaatau diberitahu caranya oleh orang tuanya . cara yang terakhiradalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalammenggunakan alat permainannya dan anak-anak akan mendapatkeuntungan lebih banyak.f. Teman bermainAnak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain kalau iamemerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuannya atau temannya. Karenakalau anak bermain sendiri, maka akan kehilangan kesempatan belajar dariteman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain dengan anaklain, maka dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yangcukup untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tuanya, maka hubunganorang tua dengan anak menjadi akrab, dan ibu/ayah akan segera

mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak mereka

secara dini.

2.5