BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV...

43
Universitas Indonesia 15 BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN MENURUT KUH PERDATA, PRANATA TRUST SERTA PERANAN KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM SISTEM PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT 2.1 PEMILIKAN MENURUT KUH PERDATA 2.1.1 Pengertian Hak Milik (Eigendom) Dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960, maka ketentuan hak milik terhadap tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah sebagaimana diatur dalam buku II KUH Perdata menjadi tidak berlaku lagi. Oleh karena itu hak milik yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah hak milik atas benda selain mengenai tanah. Pengertian hak milik menurut pasal 570 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi. Dari definisi diatas, diketahui bahwa hak milik memberikan dua hak dasar kepada pemegangnya, yaitu: 30 1. Hak untuk menikmati kegunaan dari suatu kebendan Artinya seorang pemegang hak milik atas suatu benda berhak untuk memakai atau menggunakan benda yang dimilikinya secara leluasa atau menikmati manfaat yang terkandung dalam benda tersebut. 2. Hak untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan 30 Gunawan Widjaja, Kedudukan Berkuasa dan Hak Milik dalam Sudut Pandang KUH Perdata, (Jakarta: KENCANA, 2004), Hlm. 138. Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Transcript of BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia 15

BAB 2

TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN

MENURUT KUH PERDATA, PRANATA TRUST SERTA PERANAN

KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM SISTEM

PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT

2.1 PEMILIKAN MENURUT KUH PERDATA

2.1.1 Pengertian Hak Milik (Eigendom)

Dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960, maka

ketentuan hak milik terhadap tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah

sebagaimana diatur dalam buku II KUH Perdata menjadi tidak berlaku lagi. Oleh

karena itu hak milik yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah hak milik

atas benda selain mengenai tanah. Pengertian hak milik menurut pasal 570 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut:

Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.

Dari definisi diatas, diketahui bahwa hak milik memberikan dua hak dasar kepada

pemegangnya, yaitu: 30

1. Hak untuk menikmati kegunaan dari suatu kebendan

Artinya seorang pemegang hak milik atas suatu benda berhak untuk memakai

atau menggunakan benda yang dimilikinya secara leluasa atau menikmati

manfaat yang terkandung dalam benda tersebut.

2. Hak untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan

30Gunawan Widjaja, Kedudukan Berkuasa dan Hak Milik dalam Sudut Pandang KUH

Perdata, (Jakarta: KENCANA, 2004), Hlm. 138.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 2: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

16

sepenuhnya. Dalam hal ini berarti pemegang hak milik bebas untuk menjual,

menghibahkan, menyerahkan benda yang dimilikinya kepada siapapun juga,

selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan yang memaksa, dan

atau melanggar kepentingan umum, atau hak-hak orang lain, termasuk pula

didalamnya untuk membebankan, meletakkan hak kebendaan lainnya,

menjaminkan atau mengagunkan benda tersebut sebagai jaminan utang.

Algra dan Gokkel mengartikan eigendom sebagai berikut, “absoluut meest

omvattende recht op een zaak,” yaitu hak untuk menguasai atau memegang sesuatu

benda secara mutlak (absolut). Vollmar dan Adiwimarta mengatakan bahwa hak

eigendom adalah hak yang paling luas yang dapat dimilki seseorang terhadap suatu

benda. Pada asasnya si pemilik (eigenaar) itu dapat berbuat apa saja dengan benda itu

dan kedudukannya adalah lebih kuat dari kedudukan orang yang memegang (bezit)

benda itu.31

Dari perumusan diatas dapat disimpulkan bahwa hak milik merupakan hak yang

paling utama jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan yang lain karena yang

berhak itu dapat menikmatinya dengan sepenuhnya dan menguasai dengan sebebas-

bebasnya.32 Dengan dikuasainya suatu benda berdasarkan hak milik, maka seorang

pemegang hak milik diberikan kewenangan untuk menguasainya secara tentram dan

untuk mempertahankannya terhadap siapapun yang bermaksud untuk mengganggu

ketentramannya dalam menguasai, memanfaatkan, serta mempergunakan benda

tersebut. Namun demikan seseorang dalam menggunakan hak miliknya juga harus

mengingat adanya batasan-batasan tertentu. Batasan tersebut sebagaimana diuraikan

dalam pasal 570 KUHPerdata adalah tidak melanggar undang-undang dan peraturan

umum serta tidak menimbulkan gangguan. Jika seorang eigenaar dalam menikmati

haknya melanggar batasan tersebut maka dapat dilakukan pencabutan terhadap

haknya disertai dengan pembayaran ganti rugi.

31 Nindyo Pramono, Sertifikasi saham PT GO Public dan Hukum Pasar Modal di Indonesia

(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001). Hlm. 88-89. 32 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata : Hukum Benda, (Yogayakarta:

Liberty,1990). Hlm. 42.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 3: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

17

2.1.2 Cara Memperoleh Hak Milik

Cara memperoleh hak milik atas benda diatur dalam pasal 584 KUHPerdata, yaitu:

Hak milik atas suatu kebendaan tidak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan atau penyerahan benda berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu.33

Berdasarkan ketentuan pasal 584 KUH Perdata tersebut, diketahui ada 5 cara

untuk memperoleh hak milik atas benda yaitu:34

1. Pendakuan (Toegening)

Pendakuan merupakan cara untuk memperoleh hak milik atas suatu

kebendaan yang tidak berada dalam penguasaan atau kepemilikan dari orang

lain (res nullius). Misalnya menangkap ikan di laut, menangkap burung di

hutan, dan sebagainya. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya

mengakui pendakuan terhadap kebendaan bergerak oleh karena untuk benda

tidak bergerak khususnya tanah yang tidak dimiliki oleh orang perorangan

atau suatu badan hukum adalah milik dari Negara.35

2. Perlekatan (natrekking)

Mengenai perlekatan diatur dalam pasal 588-605 KUH Perdata. Perlekatan

merupakan cara memperoleh hak milik sebagai akibat peristiwa alam atau

sesuatu yang bersifat alamiah. Misalnya binatang yang sedang beranak maka

anaknya menjadi milik si pemilik induknya, demikian juga pohon berbuah

maka buahnya menjadi milik si pemilik pohon.36 Menurut Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, untuk dapat berlakunya perlekatan sebagai salah satu

dasar untuk memperoleh hak milik, maka harus ada penyatuan antara

33 Pasal 584 KUH Perdata.

34 Gunawan Widjaja, op.cit., Hlm. 152.

35 Ibid., Hlm. 152-155.

36 Sri Soesilowati Mahdi, Surini Ahlan Sjarief, dan Akhmad Budi Cahyono, Hukum Perdata : Suatu Pengantar, (Jakarta : Gitama Jaya, 2005), hlm. 83.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 4: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

18

kebendaan yang melekat tersebut dengan dengan kebendaan yang merupakan

dasar kebendaan dimana perlekatan terjadi. Untuk dapat dianggap sebagai

telah terjadi penyatuan dan karenanya berlaku asas perlekatan, maka

kebendaan yang melekat tersebut harus sudah tidak dapat dipisahkan lagi ke

dalam bentuk asalnya semula. Jika kebendaan yang melekat tersebut masih

dapat dipisahkan kepada bentuknya semula, maka perlekatan dianggap tidak

pernah terjadi.37

3. Daluwarsa (Verjaring)

Berdasarkan pasal 1946 KUH Perdata, daluwarsa terdiri dari dua macam,

yaitu:

a. Daluwarsa untuk memperoleh hak-hak kebendaan (Acqusitieve

Verjaring)

b. Daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan atau kewajiban

(Extinctieve Verjaring)

Dalam kaitannya dengan hak kebendaan maka daluwarsa yang dimaksudkan

disini adalah daluwarsa untuk memperoleh hak. Daluwarsa untuk memperoleh

sesuatu hak senantiasa didahului oleh kedudukan berkuasa (bezit). Pada benda

bergerak berdasarkan pasal 1977 ayat (1) KUH Perdata dimana barang siapa

menguasai benda bergerak maka dianggap sebagi pemilik, sehingga pada

benda bergerak daluwarsanya 0 (nol) tahun. Untuk benda tidak bergerak

berdasarkan pasal 1963 KUH Perdata, barang siapa dengan itikad baik

menguasai benda tidak bergerak berdasarkan suatu alas hak, maka

daluwarsanya selama 20 tahun untuk memperoleh hak milik, sedangkan jika

tanpa alas hak diperlukan waktu 30 tahu. Dewasa ini dengan berlakunya

UUPA dan PP No. 10 tahun 1961 jo PP No. 24 tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah maka daluwarsa terhadap tanah dan benda-benda yang

berkaitan dengan tanah tidak berlaku lagi karena untuk memperoleh hak milik

37 Widjaja, op.cit., Hlm. 164.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 5: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

19

atas tanah harus melalui pendaftaran.38

4. Pewarisan (erfopvolfing)

Dengan meninggalnya seeorang, maka semua kebendaan yang menjadi harta

kekayaan orang tersebut demi hukum beralih kepemilikannya kepada ahli

warisnnya. Untuk pewarisan harta benda yang merupakan benda bergerak

tidak diperlukan lagi perbuatan hukum tertentu untuk menyerahkan hak milik,

Namun demikian khusus untuk benda tidak bergerak, undang-undang masih

mensyaratkan adanya pendaftaran dan pengumuman sebagai dasar keberadaan

atau eksistensi hak milik atas benda tidak bergerak tersebut.

5. Penyerahan (Levering)

Berdasarkan sistem kausal yang dianut di Indonesia maka perjanjian belum

mengakibatkan beralihnya hak milik. Hak milik baru beralih dengan adanya

penyerahan. Untuk penyerahan benda bergerak berwujud dapat dilakukan

dengan cara penyerahan secara fisik. Dengan penyerahan secara fisik maka

secara hukum hak milik atas benda bergerak berwujud sudah beralih

berdasarkan pasal 612 KUH perdata. Sedangkan untuk benda tidak bergerak

penyerahannya dilakukan dengan cara pendaftaran sebagaimana diatur dalam

UUPA jo. PP No. 10 tahun 1961 jo PP No. 24 tahun 1997 diamana untuk

pendaftaran tanah diselenggarakan oleh badan pendaftaran tanah, melalui

kantor pendaftaran tanah setempat.

Untuk penyerahan benda tidak berwujud berupa piutang dan hak-hak maka

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Penyerahan piutang atas nama (op name)

Piutang atas nama ialah surat yang memungkinkan pembayaran uang kepada

orang yang namanya disebut dalam surat piutang tersebut (pasal 1153

KUHPerdata). Sedangkan cara penyerahannya dilakukan dengan pembuatan

akta, baik akta otentik maupun akta dibawah tangan yang berisi pengalihan

hak dari kreditur lama kepada kreditur baru dilanjutkan dengan pemberitahuan

38 Soesilowati Mahdi, op.cit., hlm. 72.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 6: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

20

kepada debitur bahwa piutang telah beralih dari kreditur lama kepada kreditur

baru kecuali debitur telah mengetahui, pemberitahuan tidak perlu dilakukan.

Cara ini dikenal dengan istilah cessie sebagaimana diatur dalam pasal 613

ayat (1) dan (2) KUHPerdata, termasuk dalam surat piutang atas nama adalah

saham atas nama.

b) Penyerahan piutang atas bawa

Untuk penyerahan piutang atas bawa dilakuakan dengan cara penyerahan

secara langsung surat piutangnya dari kreditur lama kepada kreditur baru

sebagaimana penyerahan benda bergerak. Hal ini sesuai pasal 613 ayat (3)

KUHPerdata. Termasuk dalam surat piutang ini adalah cek, obligasi.

c) Penyerahan surat piutang atas tunjuk (aan order)

Penyerahan terhadap surat piutang atas tunjuk dilakukan dengan cara

penyerahan surat piutang disertai dengan catatan punggung (endossement)

yaitu berupa tulisan di balik surat piutang tersebut yang menyatakan tentang

beralihnya surat piutang kepada yang ditunjuk. Hal ini diatur dalam pasal 613

ayat (3) KUHPerdata. Termasuk dalam surat piutang atas tunjuk adalah

wesel.39

2.1.3. Sifat Memperoleh Hak Milik

Ada dua sifat cara memperoleh hak milik, yaitu: 40

1. Secara Originair (Asli)

Pihak yang memperoleh hak milik atas benda tidak menerimanya dari tangan

pihak pendahulu. Pihak yang memperoleh hak milik tersebut memulai dengan

suatu hak yang baru, yang bebas dari beban dan kewajiban, tanpa hak dan

wewenang, misalnya, pendakuan, perlekatan, daluwarsa

2. Cara Derivatif (berasal dari orang lain)

Memperoleh hak milik berasal dari orang yang lebih dulu berhak atas benda

itu. Memperolehnya ialah dengan bantuan dari orang yang mendahuluinya.

39 Ibid., Hlm. 84. 40 Widjaja, op.cit., hlm. 149-151

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 7: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

21

Cara derivatif ini dapat dibedakan atas :

a. Dengan dasar hukum umum (algemene titel)

Penerima hak menerima benda secara keseluruhan (massal), dengan hak

dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut:

Misalnya: percampuran harta perkawina, pewarisan, perolehan benda dari

badan hukum yang bubar, badan hukum hasil penggabungan (merger) atau

hasil peleburan (konsolidasi) memperoleh hak milik atas benda dengan

segala hak dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut, dari badan

hukum yang bubar karena merger atau konsolidasi.

b. Dengan dasar hukum khusus (bijzonderetitel)

yaitu penerimaan hak milik atas benda tertentu. Misalnya dengan cara:

penyerahan, daluwarsa, pencabutan hak (onteigening) yang disertai

dengan pemberian hak baru.

2.1.4. Milik Bersama (Medeeigendom)

Biasanya suatu hak milik hanya dimiliki oleh satu orang pemilik, tetapi

ada kemungkinan bahwa dua orang atau lebih menjadi pemilik bersama dari

suatu benda. Ketentuan mengenai kepemilikan bersama diatur dalam pasal

573 KUH Perdata yang berbunyi, “Pembagian benda yang merupakan

kepunyaan lebih dari seorang dilakukan menurut aturan-aturan yang telah

ditetapkan terhadap pemisahan dan pembagian harta peninggalan.”41

KUH Perdata mengenal dua macam bentuk milik bersama, yaitu:

1. Hak Milik bersama yang terikat, (gebonden medeeigendom) yaitu benda

yang dimiliki oleh

a. Badan Hukum yang diatur dalam pasal 526 KUH Perdata.

b. Orang perorangan secara bersama-sama dengan orang lain, seperti

misalnya dalam harta warisan yang sudah terbuka tetapi belum

dibagikan, harta kekayaan dalam perkawinan maupun harta bersama

41 Pasal 573 KUH Perdata

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 8: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

22

dalam suatu persekutuan yang diatur dalam pasal 527 KUH Perdata.

2. Hak Milik bersama yang bebas (vrije medeeigendom) yang diatur dalam

pasal 527 KUH Perdata.

2.1.4.1. Milik bersama yang terikat

Milik bersama yang terikat adalah kepemilikan bersama atas suatu benda yang

tidak didasari oleh kehendak para pihak untuk menjadikan benda tersebut sebagai

suatu milik bersama, melainkan kepemilikan tersebut terjadi karena adanya peristiwa

atau perbuatan hukum tertentu. Contohnya adalah kepemilikan bersama para ahli

waris karena terjadinya peristiwa hukum meninggalnya pewaris atau pemilikan

bersama oleh para pemegang saham atau sekutu dalam dalam suatu perseroan terbatas

atau persekutuan. 42

Menurut pendapat Pitlo, suatu benda dikatakan dimiliki bersama secara terikat

apabila suatu benda dimiliki oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, tanpa

adanya tujuan dari mereka (orang-orang yang memiliki benda tersebut secara

bersama) sejak semula bahwa bahwa mereka memang bermaksud untuk memiliki

suatu benda secara bersama.

Menurut Ny. Sri Soedewi Maschoen Sofwan, di dalam medeeigendom yang

terikat adanya beberapa orang bersama-sama menjadi pemilik atas sesuatu benda itu

adalah akibat dari adanya hubungan yang sudah ada lebih dulu antara para pemilik

itu. misalnya:

1. Milik bersama mengenai harta perkawinan. Suami atau istri adalah pemilik

bersama terhadap harta perkawinan karena akibat adanya perkawinan mereka

lebih dulu.

2. Milik bersama mengenai harta peninggalan. Para ahli waris adalah merupakan

pemilik bersama terhadap harta peninggalan, sebagai akibat adanya hubungan

waris.

42 Widjaja, op.cit., hlm. 192-200.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 9: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

23

2.1.4.2. Milik Bersama Yang Bebas

Jika pada milik bersama yang terikat, orang-orang yang memiliki benda tersebut

secara bersama, sejak semula memang tidak bermaksud untuk memiliki suatu benda

secara bersama, maka pada milik bersama yang bebas, merupakan tujuan para pihak

dan dengan kesadaran mereka, untuk memiliki secara bersama suatu benda, misalnya

dua atau tiga orang bersama-sama membeli sebuah sebuah rumah dengan

mempergunakan uang bersama. Benda milik bersama yang bebas ini pada hakikatnya

merupakan benda sebagaimana disebutkan dalam pasal 511 butir 4 KUHPerdata.43

2.1.4.3. Perbedaan Milik bersama yang bebas dengan milik bersama yang

terikat

Dalam medeeigendom yang bebas tidak ada hubungan lain antara para pemilik itu

selain hal bersama menjadi pemilik. Misalnya dua atau tiga orang bersama-sama

membeli sebuah buku. Sedangkan didalam medeeigendom yang terikat, adanya

beberapa orang bersama-sama menjadi pemilik atas sesuatu benda itu adalah akibat

dari adanya hubungan yang sudah ada lebih dahulu antara pemiliknya.

Menurut pendapat Pitlo, dalam milik bersama yang bebas, memang ada kehendak

untuk bersama-sama menjadi pemilik dari sesuatu benda. Sedangkan dalam milik

bersama yang terikat hak bersama-sama menjadi pemilik itu tidak dikehendaki atau

hanya setengah dikehendaki. Misalnya ahli waris tidak meminta untuk menjadi

pemilik bersama dengan ahli waris lainnya. Dalam milik bersama yang terikat disitu

nampak ada kesatuan mengenai benda bersama.

Sedangkan menurut pendapat yang lazim, (heersende leer), milik bersama yang

bebas itu ada jika para pemilik (para peserta dalam milik bersama) itu dapat meminta

pemisahan dan pembagian terhadap benda bersama itu. Jika pemisahan dan

pembagian tidak mungkin dilakukan disitu terdapat milik bersama yang terikat.

Dalam milik bersama yang bebas, tiap-tiap medeeigenar (pemilik benda bersama)

mempunyai bagian dalam hak milik itu misalnya mempunyai setengah bagian atas

43 Ibid., hlm.200.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 10: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

24

rumah, setengah atas inventaris, dan lain-lain, sedangkan pada milik bersama yang

terikat, tiap-tiap pemilik itu berhak atas seluruh bendanya. 44

2.2. PENITIPAN MENURUT KUH PERDATA

2.2.1 Penitipan Pada Umumnya

Ketentuan umum mengenai penitipan barang, diatur dalam BAB XI KUH Perdata

dimulai dari pasal 1694 hingga pasal 1739. Menurut pasal 1694 KUHPerdata suatu

penitipan terjadi ketika seseorang menerima suatu barang dari orang lain dengan

syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.

Penitipan belum terjadi jika penyerahan benda yang dititipkan belum dilakukan.

Tanpa terlaksananya penyerahan barang yang dititipkan, maka hak dan kewajiban

dalam suatu penitipan barang belum lahir.45 Pada prinsipnya suatu penitipan dapat

lahir dari:

a. Perjanjian yang dibuat antara orang yang menitipkan suatu benda tertentu

dengan orang yang menerima titipan benda tersebut, baik yang terjadi karena;

1) memang dikehendaki oleh para pihak tanpa adanya sengketa atau

gugatan di hadapan pengadilan. (penitipan yang sejati)

2) Adanya perkara atau sengketa atau gugatan di hadapan pengadilan.

(Sakestrasi)

b. Perintah hakim sebagai akibat adanya perkara, sengketa, atau gugatan di

hadapan pengadilan.

2.2.2 Kewajiban Penerima Titipan

Dalam suatu penitipan, pihak yang menerima penitipan sama sekali tidak berhak

untuk menikmati, memanfaatkan, menggunakan atau apapun juga yang terkait dengan

kenikmatan benda yang dititipkan tersebut, termasuk hasil-hasil yang mungkin

44 Masjchoen Sofwan, loc.cit.

45 Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Pasar Modal: Penitipan Kolektif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Hlm. 97.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 11: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

25

diperoleh selama masa penitipan berlangsung.

Pihak yang menerima penitipan berkewajiban untuk setiap saat mengembalikan

benda yang dititipkan kepadanya, atas permintaan pertama kali oleh pihak yang

menitipkan meskipun jangka waktu penitipan yang diperjanjikan belum tiba.

Penerima titipan hanya diperkenankan untuk mengembalikan benda yang

dititipkan kepada orang yang menitipkan benda tersebut kepadanya, kecuali dalam

hal telah dikuasakan secara khusus untuk itu. Pada prinsipnya seorang penerima

titipan tidak akan dapat dibebaskan dari kewajibannya selain jika benda yang telah

dititipkan kepadanya tersebut telah diserahkan kembali kepada orang yang telah

menyerahkan benda tersebut untuk dititipkan kepadanya, atau dalam hal yang

diperkenankan oleh atau berdasarkan perintah hakim.

Kewajiban penerima titipan lainnya menurut pasal 1706 KUHPer adalah

melakukan perawatan barang yang dipercayakan kepadanya dan memelihara barang

yang dititipkan kepadanya seperti penerima titipan memelihara barangnya sendiri.

Undang-undang membebankan pertanggungjawaban yang lebih berat kepada

penerima titipan dalam hal penerima titipan: 46

1) Telah menawarkan diri untuk menyimpan suatu barang

2) Telah minta diperjanjikan suatu upah untuk penyimpanan itu

3) Telah terjadi sedikit banyak untuk kepentingan penerima titipan

4) Telah diperjanjikan si penerima titipan akan meanggung segala macam

kelalaian.

Kemudian ketentuan pasal 1712 KUHPerdata menyatakan dengan tegas bahwa

penerima titipan tidak diperbolehkan memakai barang yang dititipkan untuk

keperluan sendiri tanpa ijin orang yang menitipkan barang.

Kewajiban Penerima titipan selanjutnya adalah ia diwajibkan untuk

mengembalikan barang yang sama yang telah diterimanya sebagai suatu bentuk

penitipan. Menurut pasal 1715 ayat (1) KUHPer penerima titipan hanya diwajibkan

mengembalikan barang yang dititipkan dalam keadaan pada saat pengembalian itu.

46 Widjaja, op.cit., hlm.102.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 12: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

26

penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kemunduran atau kerusakan atau

penurunan nilai dari barang yang dititipkan padanya, selama dan sepanjang ia tidak

melalaikan kewajibannya untuk menjaga barang tersebut sebagaimana layaknya.

Pasal 1720 ayat (1) KUHperdata menentukan bahwa penerima titipan tidak

diperbolehkan untuk menuntut dari orang yang menitipkan barang suatu bukti bahwa

orang itu pemilik barang tersebut. Dengan demikian setiap penerima titipan harus

mengakui bahwa setiap orang yang menitipkan barang kepadanya adalah pemilik

barang tersebut. karena penerima titipan harus memperlakukan orang yang

menitipkan barang kepadanya tersebut sebagai pemilik barang yang dititipkan.

2.2.3. Hak Penerima Titipan

Berdasarkan pasal 1729 KUHPerdata, penerima titipan mempunyai hak retensi,

yaitu hak untuk menahan barang yang dititipkan kepadanya hingga segala biaya yang

telah dikeluarkan olehnya untuk menyelamatkan barang tersebut, kerugian yang

diderita, serta upah yang harus dibayarkan kepadanya (jika telah diperjanjikan) dan

ongkos-ongkos serta biaya – biaya lainnya yang masih ada yang harus dibayar kepada

penerima titipan karena penitipan tersebut telah dibayar dan dilunasi seluruhnya.47

47 Ibid., Hlm.113.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 13: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

27

2.3. KONSEPSI HUKUM TRUST

2.3.1. Pengertian Trust

Black’s Law Dictionary mendefinisikan trust sebagai berikut:

The right, enforceable solely in equity, to the beneficial enjoyment of property to which another person holds the legal title, a property interest held by one person (the trustee) at the request of another (the settlor) for a benefit of a third party (the beneficiary). For a trust to be valid it must include a specific property, reflect the settlor’s interest and be created for lawful purpose.48

Disamping definisi diatas terdapat juga definisi lain dari trust yaitu:

“A trust exists when a legal owner of property has to deal with that property for the exclusive benefit of another person of for certain lawful purpose. The legal owner is called trustee and has a right at law to hold and manage the property. The person or persons of benefit or whom the trustee must deal is the beneficiary.”49

Berdasarkan definisi diatas tersebut dapat diartikan bahwa, trust merupakan suatu

konsep pemisahan kepemilikan antara pemilik benda secara hukum (legal owner) dan

pemilik manfaat atas benda tersebut (beneficiary owner). Trust ini terjadi apabila

terdapat suatu pihak yang mula-mula menguasai dan memiliki atas benda tersebut

(settlor) kemudian menyerahkan hak milik atas benda kepada pihak lain (trustee)

untuk kepentingan dan manfaat pihak ketiga (beneficiary). Trustee di hadapan

common law merupakan pemegang hak dalam hukum yang berhak untuk

mengalihkan, menjual, membebani, menjaminkan dan melakukan tindakan apapun

atas benda yang diberikan dalam trust tersebut.

Benda yang dikuasai oleh trustee akibat penyerahan tersebut tidaklah kemudian

dengan seenaknya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya, namun trustee

(walaupun sebagai legal owner atas benda tersebut) hanyalah berkedudukan sebagai

pengurus, pengelola dan pemegang benda tersebut, sedangkan manfaat atau

48 Bryan A. Gardner, Black’s Law Dictionary, 7th ed., (St. Paul: Minnesota West Group,

1999), P.1513. 49Roger Douglas and Jane Knowler, Trust in Principle. (Sydney: Lawbook Co, 2006), P.2.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 14: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

28

kegunaanya harus diberikan pihak ketiga.50

Salah satu ciri khas trust adalah adanya pemilikan ganda (dual ownership), yaitu

pemilikan yang berada di tangan dua orang atau subjek hukum. Pemilikan pertama

yang disebut dengan legal ownership atau pemilikan dalam hukum berada pada

trustee. Sedangkan pemilikan yang kedua disebut dengan beneficial owner atau

equity owner yaitu pihak yang menerima manfaat atau menikmati benda yang

diserahkan kepada trustee sebagai pemilik secara hukum. Setiap tindakan atau

perbuatan hukum yang bertujuan atau terkait dengan kepemilikan atas benda tersebut

dalam hukum hanya dapat dilakukan oleh trustee. Beneficiary dimata hukum

(common law) bukanlah pemilik yang berhak atas benda yang berada dalam trustee

tersebut.51

2.3.2. Persyaratan Sahnya Suatu Trust

Suatu trust memiliki karakteristik diantaranya adalah terdapat 3 pihak yang

terlibat yaitu settlor (pemilik asal), trustee (pemilik secara hukum setelah dialihkan)

dan beneficiary (pemilik manfaat atas equity). Untuk sahnya suatu trust terdapat tiga

persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut,52

a. certainty of words

certainty of words adalah adanya kepastian tenttang kata-katanya atau

tujuannya (intention). Dalam hal ini harus ada kepastian kata-kata yang

menunjukan settlor sudah mantap dengan keputusannya dengan menciptakan

trust.53

50 Muhammad Faiz Aziz, Overview Tentang Prinsip-Prinsip Hukum Trust,

<www.cfisel.com>, 24 November 2008. 51 Widjaja, op.cit., Hlm. 190. 52 Sri Sunarni Sunarto, Mengenal Lembaga Hukum Trust Inggris dan Perbandingannya di

Indonesia, (Bandung: Pusat Penerbitan Universitas LPPM Universitas Islam Bandung, 1994), Hlm. 13-14.

53 Roger Douglas and Jane Knowler, op.cit., P.27.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 15: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

29

b. certainty of subject

Yang dimaksud dengan certainty of subject adalah adanya kepastian mengenai

subjeknya yaitu benda atau property.

c. certainty of object

certainty of object adalah adanya beneficiary yang akan menerima manfaat

atas benda trust ini.

Ketiga syarat diatas harus dipenuhi, dan ketiadaan salah satunya

menyebabkan bahwa peralihan kepemilikan atas suatu benda tidaklah menciptakan

pranata trust.

2.3.3. Kedudukan Trustee Dan Beneficiary Terhadap Benda Atau Property Trust

Baik trustee maupun beneficiary mempunyai kepentingan atas kekayaan atau

benda atau properti trust. Trustee merupakan legal owner dan beneficiary merupakan

equitable owner atau beneficial owner. Jadi legal interest dan equitable interest dapat

berdampingan dalam kekayaan yang sama. Dalam hal demikian, maka legal owner

memiliki posisi yang lebih kuat atau dominan karena:

1. ia dapat menjual kekayaan tersebut dan mengalahkan equitable interest yang

melekat pada kekayaan tersebut.

2. ia dapat menuntut kembali kekayaan tersebut dari setiap orang yang secara

melawan hukum menguasainya.

Jadi hak dari legal owner merupakan hak kebendaan (real right atau right in rem)

yang melekat pada benda itu sendiri dan dapat dipertahankan terhadap setiap orang.54

Sedangkan equitable owner memilki posisi yang lemah karena:

1. hak atas kekayaan itu sendiri dapat musnah atau dikalahkan dengan dijualnya

kekayaan tersebut oleh legal owner.

2. haknya hanya dapat dipaksakan terhadap orang-orang yang memperoleh

kepemilikan secara hukum atas kekayaan yang mengetahui akan adanya

equitable interestnya.

54 Sri Sunarni Sutato, op.cit., Hlm. 9-10.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 16: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

30

Dengan demikian hak dari equitable owner merupakan hak perorangan (personal

right atau right in personam) yaitu suatu hak yang hanya dapat dipertahankan

terhadap orang tertentu.55

2.3.4. Macam – Macam Trust

Macam atau jenis trust dapat dilihat dari obyeknya ataupun cara terbentuknya.

Dilihat dari obyeknya ada dua macam trust:56

1. Private trust

Yaitu trust untuk kepentingan seseorang tertentu atau sekelompok orang

2. Public trust

Yaitu trust untuk tujuan kepentingan umum misalnya trust untuk kepentingan

kemajuan pihak ketiga.

Dilihat dari cara terbentuknya, maka terdapat dua macam trust yaitu,57

1. Express trust yaitu trust yang dibentuk secara tegas oleh pembuat trust. Suatu

trust dapat dikatakan juga sebagai express trust apabila masih dapat diketahui

secara pasti kehendak atau keinginan pokok dari pihak yang melahirkan trust

tersebut.

2. Implied Trust, yaitu trust yang dibentuk dimana kepentingan atau keinginan

dari settlor tidak disebutkan secara tegas dalam perbuatan hukum yang

melahirkan trust tersebut. Implied trust ini terbagi lagi menjadi 2 macam

yaitu;

a. Resulting trust: yaitu trust yang dapat disimpulkan dari perbuatan

hukum para pihak.

b. Constructive trust: yaitu trust yang terbentuk karena pelaksanaan

hukum dan pelaksanaannya oleh pengadilan.

55 Muhammad Faiz Aziz, loc.cit.

56 Sri Sunarni Sutato, loc cit.

57 Gunawan Widjaja, op.cit.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 17: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

31

2.3.5. Ciri Atau Karakteristik Trust

Ciri atau karakterisitik trust dapat dilihat baik secara tradisional maupun

berdasarkan perkembangan waktu. Ciri-ciri ini berkembang setiap waktunya seiring

dengan perkembangan ekonomi dan hukum. Ciri dan karakterisitik dari trust

sebagaimana yang dikemukakan Maurizio Lupoi, adalah sebagai berikut:58

1. Adanya penyerahan suatu benda kepada trustee, atau suatu pernyataan trust

2. Adanya pemisahan kepemilikan benda tersebut (settlor), dengan harta

kekayaan milik trustee yang lain.

3. Pihak yang menyerahkan benda tersebut (settlor), kehilangan

kewenangannya atas benda tersebut.

4. Adanya pihak yang memperoleh kenikmatan (beneficiary) atau suatu tujuan

penggunaan benda tersebut yang dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk

melaksanakannya.

5. Adanya unsur kepercayaan dalam penyelnggaraan kewajiban trust tersebut,

khususnya yang berkaitan dengan benturan kepentingan.

Ciri-ciri trust dalam tradisi hukum common law dalam perkembangannya

bertambah memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:59

1. Trust melibatkan eksistensi dari tiga pihak, yaitu settlor, trustee dan

beneficiary.

2. Dalam suatu trust selalu terjadi penyerahan benda atau hak kebendaan atas

suatu benda. Hak kebendaan yang diserahkan ini dapat merupakan hak

kebendaan yang paling luas (yaitu hak milik) maupun hak kebendaan yang

merupakan turunan dari hak milik (misalnya dalam hal pemberian jaminan

kebendaan dalam indenture trust). Penyerahan hak kebendaan ini dilakukan

settlor kepada trustee.

3. Penyerahan benda atau hak kebendaan oleh settlor kepada trustee tersebut

senantiasa dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk menyerahkan

58 Maurizio Lupoi, The Civil Law Trusts, Vanderbilt Journal of Transnasional Law (Vol,

32:1999), P. 4. 59 Gunawan Widjaja, op.cit., Hlm. 167-168.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 18: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

32

kenikmatan atau manfaat atau hasil pengelolaan benda atau hak kebendaan

yang diserahkan oleh settlor tersebut kepada beneficiary. Kewajiban

tersebut ditegaskan dengan tegas di dalam pernyataan atau perjanjian yang

menciptakan trust, peraturan perundang-undangan atau keputusan hakim.

4. Benda atau hak kebendaan yang diserahkan oleh settlor kepada trustee

meskipun tercatat atas nama trustee haruslah merupakan kekayaaan yang

terpisah dari trustee.

5. Pada umumnya settlor, trustee, dan beneficiary adalah 3 pihak yang

berbeda. Walau tidak selalu atau sering terjadi, settlor dimungkinkan untuk

dapat menjadi beneficiary, demikian juga dengan trustee, dalam hal tertentu

dapat juga menjadi beneficiary.

2.3.6. Trust Dalam Transaksi Komersial

Trust dalam perkembangan selanjutnya melebar masuk ke dalam transaksi

komersial misalnya didalam transaksi pasar modal. Transaski sekuritisasi, reksa dana

penerbitan obligasi menjadi diantara transaksi yang mempergunakan konsep trust.

Dalam transaksi-transaksi ini yang menjadi settlor adalah originator (sekuritisasi) dan

investor (reksa dana dan obligasi). Sedangkan yang menjadi trustee adalah bank

kustodian ataupun manajer investasi sebagai legal owner atas efek-efek yang

diperdagangkan. Sedangkan beneficiary dari transaksi ini adalah investor sendiri.

Baik perusahaan efek maupun manajer investasi sendiri, keduanya juga bisa berlaku

sebagai beneficiary dalam transaski di pasar modal. Transaksi di pasar modal

membuat trust berkembang dan menjadi kompleks dimana masing-masing pihak

dapat juga bertindak menjadi pihak lainnya.60

60 Muhammad Faiz Aziz, loc.cit.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 19: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

33

2.3.7. Trust Dalam Sistem Hukum Indonesia

Konsep trust secara murni tidak dikenal dalam sistem hukum Indonesia

terutama di dalam KUHPerdata. Namun sekalipun tidak dikenal, Prof Subekti melihat

beberapa kemiripan antara trust dengan lembaga hukum yang berlaku di Indonesia.

Subekti merujuk kepada Ps. 1317 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:

“lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seseorang pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji, yang dibuat oleh seseorang untuk dirinya sendiri, atau suatu pemberian yang dilakukannya kepada seseorang lain, memuat suatu janji yang seperti itu. siapa yang telah memperjanjikan sesuatu seperti itu, tidak boleh menariknya kembali, apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan hendak mempergunakannya.”

Perjanjian untuk pihak ketiga dalam pasal ini disebut dengan derden beding,

dimana bedingnya bagi pihak ketiga tersebut merupakan suatu embel-embel dari

suatu perjanjian pokok yang dibuat oleh dua orang lain, sedang dalam hal trust

perjanjian itu semata-mata dibuat untuk menciptakan trust tersebut.61

2.4 PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING)

2.4.1. Macam-Macam Sistem Perdagangan Efek Di Pasar Modal

Secara umum, dikenal ada dua sistem perdagangan efek di pasar modal yaitu

sebagai berikut:

1. Sistem perdagangan dengan warkat (paper trading system)

Sistem perdagangan saham dengan menggunakan medium kertas atau surat ini

adalah suatu sistem perdagangan yang sejak lama telah dikenal di negara-negara

yang menyelenggarakan kegiatan pasar modal di seluruh dunia dan umumnya

digunakan di negara-negara berkembang.

Mekanisme sistem perdagangan dengan menggunakan sistem ini sebagai berikut:

investor yang ingin memebeli atau menjual saham harus menghubungi salah satu

perantara pedagang efek atau pialang (broker) anggota bursa untuk mengisi

61R. Subekti, Aneka Perjanjian Cet. Ke-10, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), Hlm. 154.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 20: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

34

formulir pesanan yang memuat data pemesan, nama saham yang akan dibeli atau

dijual, jumlah, limit harga dan batas waktu pemesanan. Setelah itu nasabah beli

harus menyetorkan uang pembelian dan nasabah jual harus membawa dan

menyerahkan surat sahamnya kepada perantara pedagang efeknya masing-

masing. Pesanan-pesanan tersebut dicatat dalam buku bursa. Setiap hari akhir

transaksi kuasa anggota bursa penjual menerima, memeriksa dan menandatangani

Daftar Transaksi Efek (DTE), kemudian dikirinkan ke Lembaga Kliring

Penjaminan dan Penyelesaian untuk menerangkan telah terjadi transaksi dan

pengalihan hak atas kepemilikan suatu saham tertentu. Penyerahan fisik suatu

saham dilakukan di Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian dengan dua

cara yaitu dengan endossemen atau dengan menerbitkan surat saham baru.

2. Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading System)

Sistem perdagangan tanpa warkat atau tanpa medium kertas atau yang lebih

dikenal dengan scripless trading ini, pertama kali dikembangkan pada tahun 1988

di kalangan pasar modal Amerika Serikat seiring dengan pesatnya perkembangan

teknologi informasi elektronik dan computer saaat itu. Dengan sisitem ini tidak

akan kita dapati surat saham yang beredar dari tangan ke tangan investor seperti

pada paper trading system. Kita akan mendapati sistem pemindahbukuan dimana

pihak pembeli efek akan menerima efek dan pihak penjual akan menerima

pembayaran pada hari yang telah ditentukan tanpa serah terima efek dan uang

dalam bentuk riil, melainkan hanya penambahan (mengkredit) dan atau

pengurangan rekening efek (mendebet) para pemodal sesuai dengan transaksi di

bursa secara elektronik.

2.4.2 Latar Belakang dan Pengertian Scripless Trading

Pada sistem perdagangan manual, mekanisme perdagangan efek dilakukan

dengan penyerahan secara nyata atau fisik surat atau warkat efek yang ditransaksikan.

Perdagangan efek dengan cara penyerahan fisik ini, mempunyai banyak kelemahan

dan tingkat resiko yang tinggi seperti beredarnya saham palsu, rusak atau hilang.

Sehingga mengakibatkan ketidakefeisienan dan kelambatan dalam proses transaksi.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 21: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

35

Jumlah dan nilai transaksi sulit mencapai jumlah besar akibatnya efek yang

ditransaksikan menjadi tidak likuid. Oleh karena itu, otoritas pasar modal kemudian

memperkenalkan sistem perdagangan secara elektronik yang memungkinkan semua

saham dan efek-efek lainnya disimpan dalam bentuk catatan elektronik dan

pemindahan haknya juga dilakukan secara elektronik.62

Sistem perdagangan demikian disebut juga dengan sistem perdagangan tanpa

warkat (scripless trading). Warkat menurut bahasa berarti surat, sehingga scripless

trading dapat diartikan sebagai sistem perdagangan efek yang tidak lagi

menggunakan sertifikat fisik efek atau warkat, dimana penyelesaiannya dilakukan

secara elektronik dengan cara pemindahbukuan (book entry settlement). Pada

scripless trading, saham yang akan diterbitkan emiten akan disimpan dalam suatu

pusat penyimpanan kolektif dan setiap kali terjadi transaksi, mutasi saham dan uang

cukup dilakukan melalui pemindahan pada rekening dari pihak-pihak yang terlibat

dalam transasksi tersebut melalui sistem pemindahbukuan secara elektronik.63

Dalam hal ini semua efek yang ada, sudah tersentaralisir di KSEI sebagai tempat

penyimpanan efek atau fungsinya sebagai kustodian dan efek diadministrasikan

dalam bentuk elektronik pada rekening efek.

2.4.3. Landasan Hukum Scripless Trading

Dasar Hukum pelaksanaan Scripless Trading ini pada pokoknya tercantum dalam

BAB VII Undang-Undang Pasar Modal yang mengatur mengenai penyelesaian

transaksi bursa dan penitipan kolektif. Secara lebih spesifik ketentuan yang mengatur

mengenai pelaksanaan scripless trading ini terdapat pada pasal 55 ayat (1) Undang-

Undang Pasar Modal, yang menyebutkan, “Penyelesaian Transaksi Bursa dapat

dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang

62 Hamud M. Balfas dan Saleh M. Balfas, Efek sebagai benda, Jurnal Hukum Bisnis vol.. xx

tahun 2000, hlm. 77. 63 Sutito, Peranan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai lembaga

penyimpanan dan penyelesaian (LPP) dalam transaksi efek di pasar modal, (Yogyakarta: Mimbar Hukum,:2002), Hlm. 29.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 22: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

36

diterapkan dengan Peraturan Pemerintah”. Dalam penjelasan pasal 55 ayat (1) yang

dimaksud dengan ‘cara lain’ adalah:

a. Penyelesaian Transaksi Bursa secara langsung pada daftar pemegang Efek

tanpa melalui rekening Efek pada Kustodian.

b. Penyelesaian Transaksi Bursa secara internasional atau melalui negara lain

c. Penyelesaian Transaksi Bursa secara elektronik atau cara lain yang mungkin

ditemukan dan diterapkan di masa datang sesuai dengan perkembangan

teknologi.

d. Penyelesaian Transaksi Bursa lain yang wajib dilaksanakan apabila terdapat

peraturan perundang-undangan baru.

Selain itu, pengaturan tentang scripless trading juga tersirat dalam pasal 56

sampai dengan pasal 63 UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang pada pokoknya

mengatur masalah penitipan kolektif. Peraturan lain yang mengatur mengenai

pelaksanaan scripless trading adalah

1. Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian

2. Peraturan Bapepam No.III.B.6 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi

bursa

3. Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No. II Tentang Kliring

dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa Warkat, Keputusan

Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No: Kep-001/KPEI/0399

tertanggal 11 Maret 1999.

4. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia Tentang Jasa Kustodian

Sentral, Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia No: Kep-

015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15 Mei 2000.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 23: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

37

2.4.4. Karakteristik Scripless Trading

Ciri-ciri dari sistem perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading)

dibandingkan dengan perdagangan efek dengan warkat (script trading) adalah

sebagai berikut:64

1. Tidak ada bentuk fisik efek yang diperdagangkan

Dalam scripless trading, semua efek yang berbentuk warkat sudah dikonversikan

menjadi bentuk data elektronik dan dimasukkan dalam penitipan kolektif pada

kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian), sehingga tidak ada

lagi bentuk fisik efek dalam kegiatan transaksi. Kepemilikan atas efek dinyatakan

dalam bentuk elektronik pada rekening efek di KSEI. Walaupun dinyatakan

dalam bentuk rekening elektronik, pemilik rekening memiliki bukti kepemilikan

dalam bentuk tertulis yang dikeluarkan oleh pihak KSEI. Konfirmasi tertulis ini

diberikan untuk mengetahui jumlah deposit efek maupun uang dalam rekening

efek di KSEI.

2. Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek

Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak

yang melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan efek

dinyatakan dalam posisi rekening efek, pihak investor yang berupa perusahaan

asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membuka

rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening efek pada

Perusahaan Efek. Rekening efek terdiri dari 2 rekening, yaitu rekening efek itu

sendiri maupun rekening uang yang digunakan dalam transaksi efek.

3. Pemindahbukuan efek secara elektronik (Book Entry Settlement)

Perpindahan kepemilikan efek dilakukan dengan pemindahbukuan efek di antara

rekening efek.

64 Herwidayatmo, “Kesiapan Bapepam Sebagai Regulator dalam Perdagangan Efek Secara

Elektronik (E-Commerce), ” (Makalah disampaikan dalam seminar sehari Pasar Modal: Kesiapan Pelaku Pasar Modal Dengan Diimplementasikannya Scripless Trading Menuju Elektronik Trading yang diselenggarakan oleh LKHT – FHUI bekerjasama dengan Bapepam, Jakarta, 1 November 2000), Hlm. 5-6.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 24: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

38

2.4.5. Manfaat Scripless Trading

Keuntungan dari diberlakukannya sistem scripless trading adalah adalah sebagai

berikut:65

1. Dari sisi Perusahaan Efek:

a. Perlindungan terhadap nasabah yang tidak memenuhi kewajiban bayar atau

tindak kriminal lainnya. Investor tidak bisa melakukan transaksi di luar batas

nilai rekeningnya kecuali ada perjanjian permainan margin dimana investor

melakukannya dengan jaminan atas efek-efek yang dimilikinya. Hal ini

dimungkinkan karena dalam mekanisme scripless trading investor tidak dapat

mengambil fisik saham.

b. Semua efek dinyatakan sepadan (fungible), artinya bahwa semua efek yang

menjadi objek dalam transaksi di Bursa diperlakukan sama, tidak dibedakan

atas dasar kewarganegaraan pemilik dan/atau nomor seri sertifikat efek yang

bersangkutan.

c. Perusahaan Efek dapat menggunakan efeknya untuk penyelesaian transaksi

jual nasabahnya baik sebagian maupun secara keseluruhan.

d. Perusahaan Efek dapat menggunakan efek nasabah untuk penyelesaian

transaksi jual nasabah lainnya, disini efek diperlakukan seperti uang tunai.

e. Anggota Bursa tidak dapat memintakan penyelesaian degan efek spesifik atau

efek dari penjual yang memiliki kewarganegaraan tertentu (asing).

2. Dari sisi Investor

a. Pelayanan penyimpanan secara penuh, tidak perlu khawatir saham yang

dimilikinya hilang atau rusak.

b. Hak bagi corporate action didistribusikan ke Rekening Efek secara cepat.

Nasabah tidak perlu lagi meregistrasikan sahamnya sehingga investor tidak

perlu takut tidak memperoleh right, deviden, saham bonus atau hak lainnya

akibat keteledoran untuk meregistrasikan sahamnya.

65 SRO Link, “Rekening Efek Memagari Investor Nakal,” (Rekening Efek: Maret 2000), Hlm. 2.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 25: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

39

c. Hak sebagai pemilik manfaat (beneficial ownership) tetap terlindungi yang

dituangkan dalam kontrak Rekening Efek.

Selain itu keuntungan lain dari diberlakukannya scripless trading adalah sebagai

berikut:66

1. Tidak diperlukannya serah terima efek secara fisik

Tidak adanya efek secara fisik dikarenakan semua sertifikat efek dalam bentuk

fisik dikonversikan dalam bentuk elektronik di Rekening Efek di KSEI. Sebelum

diberlakukannya scripless trading, serah terima efek yang dilakukan secara

konvensional yaitu dengan memberikan bentuk fisik efek dimana terdapat nomor

seri dari efek tersebut. Dengan tidak adanya bentuk fisik maka beredarnya efek

palsu, efek yang hilang ataupun dicuri dapat dihindari.

2. Efisiensi waktu dan biaya

Pelaksanakan scripless trading memberikan kepastian adanya jaminan

penyelesaian transaksi pada hari bursa keempat setelah transaksi (T+4). Empat

hari setelah terjadinya transaksi jual-beli efek si penjual mendapatkan dana dan

pembeli mendapatkan efek-nya. Dengan demikian maka terjadinya gagal serah

ataupun gagal bayar dapat dihindari. Dengan tidak adanya bentuk fisik dari efek

yang berupa sertifikat efek tidak diperlukan lagi registrasi efek yang tercatat

dalam penitipan kolektif. Selain itu emiten juga tidak perlu lagi mengeluarkan

dana untuk mencetak blanko efek sehingga dapat menghemat biaya. Tidak hanya

sebatas itu, biaya untuk corporate action pun hilang, beberapa proses kegiatan

seperti stock split, perubahan modal dasar, perubahan nama perusahaan, hingga

pembagian deviden memaksa emiten untuk mengeluarkan dana. Dengan sistem

scripless, pembagian entitlement hasil corporate action akan didistribusikan

langsung ke Rekening Efek, jauh lebih mudah dan menghemat biaya.

3. Meningkatkan volume transaksi efek dan likuiditas

Penerapan scripless trading akan meningkatkan likuiditas perdagangan dan

meningkatkan transaksi efek. Selama ini volume transaksi yang terjadi di Bursa

66 Irawaty, loc.cit. Hlm. 3.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 26: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

40

dengan menggunakan script trading adalah sekitar 50.000 sampai dengan 75.000

transaksi per hari. Sistem perdagangan ini didukung oleh sistem JATS (Jakarta

Automated Trading System) dimana transaksi dilakukan dengan sistem otomat.

Dengan diberlakukannya scripless trading maka diperkirakan volume

perdagangan akan semakin meningkat karena sistem menjadi lebih efisien

sehingga meningkatkan likuiditas.

2.4.6 Mekanisme Perdagangan dengan Sistem Scripless Trading

Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi

nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120

perusahaan Efek yang menjadi anggota bursa. Pertama kali investor melakukan

pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam

dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk

tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan

dilakukan.

Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor

disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya

setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan

sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual

beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; misalnya ada yang

mewajibkan sebesar Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta

dan seterusnya.

Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli saham.

Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam

satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot berarti

500 saham dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan

menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di Bursa. Misalnya

harga saham XYZ Rp 1.000, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli

satu lot saham tersebut menjadi ( 500 dikali Rp 1.000) sejumlah Rp 500.000. Sebagai

ilustrasi lain, jika saham ABC harga per sahamnya Rp 2.500 maka dana minimal

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 27: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

41

untuk membeli saham tersebut berarti ( 500 dikali Rp 2.500) sebesar Rp 1.250.000,-.

Di Bursa Efek Indoensia, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut

dengan hari bursa yaitu:

Tabel 2.1. Hari Bursa

Hari Bursa Sesi Perdagangan Waktu

Senin s/d Kamis Sesi I

Sesi II

Jam 09.30 - 12.00 WIB

Jam 13.30 – 16.00 WIB

Jumat Sesi I

Sesi II

Jam 09.30 – 11.30 WIB

Jam 14.00 – 16.00 WIB

Sumber: www.idx.co.id/jadwalperdagangan

Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan proses terjadinya transaksi atau

jual beli efek di bursa.

Diagram 2.1. Mekanisme Perdagangan Efek di BEI

Sumber : www.idx.co.id/mekanismeperdagangan

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 28: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

42

Secara sistematis, maka urut-urutan proses perdagangangan efek dapat diuraikan

sebagai berikut:67

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek. Pada bagian ini, seseorang yang akan

menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di

salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi

nasabah, maka investor dapat melakuka kegiatan transaksi.

2. Order dari nasabah. Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang

disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat

dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order

disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telpon atau sarana komunikasi

lainnya.

3. Diteruskan ke Floor Trader. Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya

akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau

yang sering disebut floor trader.

4. Masukkan order ke JATS. Floor trader akan memasukkan (entry) semua

order yang diterimanya kedalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa,

terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari

nasabah. Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh

floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat

komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan

order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada

tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa

perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa

perubahan lainnya.

5. Transaksi Terjadi (matched). Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem

JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai

transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah

67 www.idx.co.id

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 29: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

43

bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau

petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa

order yang disampaikan telah terpenuhi.

6. Penyelesaian Transaksi (settlement). Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi

adalah penyelesaian transaksi atau sering disebut settlement. Investor tidak

otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa

proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-

hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan

mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham

akan mendapatkan saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung

selama 3 hari bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-

hak kita akan dipenuhi selama 3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan

istilah T + 3.

2.5 PT KSEI SEBAGAI LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

2.5.1 Profil PT KSEI

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) adalah lembaga penunjang kegiatan

pasar modal Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai lembaga penyimpanan dan

penyelesaian (LPP) sesuai ketentuan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun

1995. KSEI berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin

operasional sebagai LPP sesuai Keputusan Bapepam Nomor Kep-54/PM/1998 pada

tanggal 11 November 1998. Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO)

disamping Bursa efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan, KSEI menetapkan

peraturan mengenai jasa kustodian sentral yaitu Keputusan Direksi PT Kustodian

Sentral Efek Indonesia No. Kep-015/KSEI/0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang jasa

kustodian sentral. Sampai dengan 31 Desember 2007, komposisi pemegang saham PT

KSEI terdiri dari 31 Perusahaan efek (33,5%), 9 Bank kustodian (36,0%), 4 Biro

Administrasi Efek (4,0%) dan 2 SRO (BEI, KPEI (26,5%).68

68 Company Profile PT KSEI

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 30: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

44

Dalam upaya menciptakan efisiensi di pasar modal, sejak tanggal 17 Juli 2000

KSEI bersama-sama dengan Bursa efek dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

mengimplementasikan perdagangan tanpa warkat (scripless trading) dan operasional

kustodian sentral di pasar modal Indonesia.69 Sistem yang digunakan untuk

mendukung aktivitas besar ini adalah sistem yang berbasis internet yaitu the central

depository and settlement system (c-best). C-best merupakan suatu sistem komputer

yang dirancang untuk menggantikan sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi

efek yang sebelumnya dilakukan secara manual.

Dengan penggunaan sistem ini, secara bertahap efek-efek yang tercatat di bursa di

konversi dari bentuk efek fisik ke bentuk efek elektronik. Sejak bulan Juni 2002,

KSEI telah menuntaskan program konversi dari seluruh saham yang tercatat di bursa

efek. Di dalam sistem C-Best, pencatatan kepemilikan efek dan aktivitas transaksi

lainnya dilakukan secara otomatis. Pemindahbukuan antar rekening efek dapat

dilakukan baik untuk kegiatan penyelesaian transaksi bursa maupun kegiatan

penyelesaian transaksi pemindahbukuan lainnya.

Sesuai dengan peran KSEI sebagai LPP, maka fungsi utama dari C-best adalah

memberikan jasa penyimpanan catatan kepemilikan dan pemindahbukuan

kepemilikan efek dan dana. Konsep dasar dari C-Best untuk dapat melakukan fungsi

tersebut adalah kesepadanan efek, penitipan kolektif, beneficial/registered owner dan

rekening efek.

Hingga akhir 31 Desember 2007, C-Best telah mencatat sebanyak 408 saham, 243

obligasi korporasi, 3 Surat Utang Negara, 4 Sukuk, 43 Waran, 3 Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu, 16 Medium Term Notes, 2 Reksa Dana, 4 Sertifikat Bank Indonesia

dan 5 Negotiable Certificate of Deposit. Nilai keseluruhan total aset yang tercatat di

C-Best tersebut mencapai Rp. 1.298,25 triliun.

Dengan bertambahnya jumlah efek yang dikelola dalam sistem C-best dan untuk

melindungi kelangsungan operasional layanan jasanya, KSEI memiliki sistem

69 Benny Haryanto, “Peran PT KSEI dalam Transaksi di Pasar Modal,” (Makalah

Disampaikan Pada Lokakarya Masalah-Masalah Aktual Pasar Modal, Jakarta: 24-26 November 2008) Hlm. 103.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 31: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

45

cadangan yakni Disaster Recovery Center (DRC) yang telah diimplementasikan sejak

tanggal 13 September 2001. Lokasi DRC ini terpisah dengan sistem utama dan

berfungsi untuk mengamankan penyediaan layanan jasa kustodian sentral dalam

kondisi darurat. Sistem yang dimiliki oleh DRC sama dengan sistem utama, baik dari

sisi kapasitas maupun proses kerja, dimana keduanya secara otomatis akan saling

menggantikan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem.70

2.5.2 Layanan Jasa PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Jasa kustodian adalah jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan

efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,

menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi

nasabahnya (pasal 1 angka 8 UUPM). Jasa kustodian sentral yang diberikan oleh

KSEI berdasarkan peraturan Kustodian Sentral efek Indonesia antara lain meliputi:71

1. Administrasi rekening efek untuk penyimpanan efek dan atau dana

2. Pemindahan efek dan atau dana ke dalam dan keluar rekening efek

3. Pemindahan efek dari satu rekening efek ke rekening efek lainnya dengan atau

tanpa pembayaran.

4. Pembayaran dan distribusi hasil corporate action72, pembagian keuntungan,

pemenuhan hak pemodal. Dan

5. jasa lainnya yang terkait dengan layanan jasa tersebut, antara lain:

i) Post Trade Processing73

ii) Penyediaan laporan-laporan terkait dengan layanan jasa kustodian sentral

70Company Profile, loc.cit. 71 Peraturan Jasa Kustodian Sentral butir 1.2.1. 72Corporate Action adalah setiap tindakan perseroan yang memberikan hak kepada seluruh

pemilik manfaat atas efek dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk memperoleh dividen tunai, dividen saham, pembayaran pokok efek bersifat hutang, bunga, saham bonus,hak memesan efek terlebih dahulu (rights), waran, atau hak-hak lainnya.

73Post Trade Processing adalah proses penyampaian konfirmasi transaksi dari pemegang rekening

kepada nasabahnya dan atau instruksi penyelesaian dari nasabah kepada pemegang rekening yang dilakukan melalui C-best.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 32: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

46

Selain itu KSEI juga telah menyediakan fasilitas Online Research and

Centralized Histodrical Data (ORCHiD). Dengan menggunakan sistem ini

pemegang rekening dapat mengolah data dari C-best untuk pembuatan analisa,

pelaporan serta audit. Fasilitas lain yang terdapat pada ORCHiD yaitu Data

Tabulation Centre, turut mendukung keberadaan ORCHiD sebagai pusat

pengolahan data c-best.74

Layanan jasa kustodian sentral tersebut disediakan bagi pihak-pihak yang telah

membuka rekening efek di KSEI, dan nasabah pemegang rekening dalam rangka

pelaksanaan post trade processing.

2.5.3 Struktur Rekening Dalam Sistem KSEI

Untuk dapat mengelola efek atau dana di C-BEST, pelaku pasar wajib terlebih

dahulu mempunyai rekening efek. Maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh

pemegang rekening yang akan memanfaatkan jasa C-best adalah mendaftarkan

perusahaan atau lembaganya ke KSEI dan membuka rekening efek untuk

perusahaannya maupun rekening efek untuk nasabahnya.

Partisipan atau pemegang rekening efek KSEI dapat dikelompokan ke dalam dua

tipe, yaitu anggota kliring (clearing member) dan non anggota kliring (non clearing

member). Beberapa rekening yang dimiliki oleh kedua jenis pemegang rekening ini

memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya yang tercatat sebagai clearing member

adalah perusahaan efek (broker). Sedangkan bank kustodian terdaftar sebagai non

clearing member. Dalam struktur rekening system C-Best, terdapat beberapa jenis

rekening yaitu:

1. Rekening Depositori (Depository Account)

rekening untuk mencatat posisi efek atau dana

2. Rekening Serah (Delivering Account)

Rekening anggota bursa untuk serah efek atau dana dalam penyelesaian

transaksi bursa.

74Company Profile, loc.cit.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 33: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

47

3. Rekening Terima (Receiving Account)

Rekening Anggota Bursa untuk terima efek/dana dalam penyelesaian

transaksi bursa.

4. Rekening Pinjam Meminjam (Lending and Borrowing Account)

Rekening Anggota Bursa untuk mencatat pinjaman efek

5. Rekening Jaminan (Collateral Account)

Rekening anggota bursa untuk mencatat jaminan dalam hal kegagalan

penyelesaian transaksii bursa.

Pada saat pendaftaran pemegang rekening di KSEI, clearing member secara

otomatis akan memiliki 5 rekening tersebut diatas. Sedangkan untuk non clearing

member hanya akan mendapatkan satu rekening depositori. Masing-masing partisipan

baik broker maupun bank kustodian dapat mengajukan permohonan untuk menambah

jumlah rekening depositori untuk kepentingan nasabahnya. Rekening depositori

untuk nasabah ini biasa disebut dengan sub rekening. Pada saat ini berdasarkan

Peraturan Bapepam Nomor II. C.7 seluruh partisipan KSEI diwajibkan membuka sub

rekening bagi seluruh nasabah yang dikelolanya.75

75 Benny Haryanto, loc.cit. hlm. 107.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 34: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

48

Diagram 2.2. Struktur Rekening dalam C-Best

C-BestKSEI

Custodian bank Broker

Non Clearing Member Clearing Member Non Clearing Member

Depository Acc Depository Acc Cash Sec

Delivering Acc Cash Sec

Receiving Acc Cash Sec

Collateral Acc Cash Sec

L and B Acc Cash Sec

Sub Account Cash Sec

Sub Account Cash Sec

Sub Account Cash Sec

Depository Acc Cash Sec

Sub Account Cash Sec

Sub Account Cash Sec

KPEI BAE Payment Bank

Depository Acc

Cash Sec

Cash Sec

Sub Account Cash Sec

Keterangan

Acc : Account

Sec : Securities

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 35: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

49

2.5.4 Penyimpanan Efek

Sistem KSEI memberikan jasa kustodian dengan melakukan

penyimpanan/pencatatan efek dan atau dana dalam rekening-rekening efek milik

anggota bursa dan bank kustodian termasuk seluruh sub-sub rekening yang ada.

Untuk mengelola jasa penyimpanan efek, KSEI melibatkan jenis institusi lain

yaitu emiten atau BAE yang ditunjuk oleh emiten. Saat ini terdaftar sebanyak 12 Biro

Administrasi Efek dan 20 emiten (inhouse) yang mengelola sendiri

pengadministrasian efeknya. Fungsi yang tersedia dalam sistem KSEI untuk

penyimpanan efek adalah:76

a. Penyetoran Efek (Securities Deposit)

Partisipan dapat melakukan konversi efek dari bentuk warkat ke bentuk

elektronik dengan mengajukan permohonan penyetoran efek melalui

emiten/BAE dengan menyebutkan data efek dan data sub rekening. Setelah

validasi kepemilikan dan keabsahan sertifikat efek dilakukan, emiten/BAE

akan melakukan konfirmasi penyetoran efek (Deposit Confirmation) ke dalam

sistem C-best. Atas dasar konfirmasi dari emiten/BAE, maka secara otomatis

sistem akan mengkredit posisi efek tersebut sebagai saldo efektif di sub

rekening yang tercantum dalam konfirmasi tersebut.

b. Penarikan efek (Securities Withdrawal)

Untuk jenis efek saham, rights dan warrants, partisipan dapat mengajukan

permohonan penarikan efek untuk dikonversikan kembali ke bentuk warkat.

Instruksi penerikan efek dapat langsung dimasukan partisipan melalui

terminal C-best, kemudian emiten/BAE akan melakukan konfirmasi penarikan

efek (withdrawal confirmation) atas instruksi penarikan efek tersebut.

Emiten/BAE akan mencatak sertifikat efek sesuai dengan efek yang ditarik

untuk kemudian diserahkan kepada partisipan yang mengajukan penarikan

efek.

76 Ibid.,

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 36: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

50

c. Rekonsiliasi

Dalam catatan umum internal emiten/BAE, posisi efek yang sudah masuk ke

C-best akan tercatat atas nama KSEI. Total saldo efek dalam C-best akan

tercatat dalam rekening nostro emiten/BAE. Untuk menjamin bahwa total

saldo efek dalam C-best selalu sama dengan jumlah efek atas nama KSEI di

catatan internal emiten/BAE, maka antara KSEI dan emiten/BAE akan

melakukan rekonsiliasi efek harian.

2.5.5 Transfer Efek Antar Sub Rekening

Selain penyerahan dan penarikan efek, sistem KSEI juga menyediakan fungsi

transfer efek (Securities Transfer) untuk memindahkan posisi efek antar sub

rekening dalam satu partisipan. Dalam instruksi securities transfer disebutkan nama

dan jumlah efek yang ditransfer, nomor rekening asal (yang akan didebit) dan nomor

rekening tujuan (yang akan dikredit). Instruksi securities transfer ini juga dapat

digunakan untuk penyelesaian transaksi bursa, untuk memindahkan posisi efek dari

rekening depositori ke rekening serah. (Delivering Account).

2.5.6 Mekanisme Penyelesaian Transaksi Bursa

Transaksi jual maupun beli di bursa efek diawali dengana adanya pesanan atau

instruksi untuk membeli atau menjual efek tertentu pada jumlah dan harga yang

terbentuk dalam sistem perdagangan otomatis di bursa efek. Transaksi bursa yang

terjadi di pasar reguler dan pasar tunai mulai mengikat pada saat penawaran jual

matched dengan penawaran beli di JATS. Hak dan kewajiban anggota bursa berkaitan

dengan transaksi bursa pasar reguler dan pasar tunai akan ditentukan oleh KPEI

melalui proses kliring secara netting.

Pada saat kliring dilaksanakan oleh KPEI, maka hubungan hukum sebagai akibat

transaksi bursa antara anggota bursa beli dan anggota bursa jual menjadi terputus dan

beralih menjadi hubungan hukum antara anggota bursa beli dengan KPEI dan anggota

bursa jual dengan KPEI.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 37: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

51

Anggota bursa harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan efek atau

dananya kepada KPEI melalui pemindahbukuan efek/dana ke rekenng serah di KSEI

pada tanggal yang ditetapkan dalam Daftar Hasil Kliring (DHK) netting.

Koneksi antara sistem c-best dengan sistem di KPEI (e-clears) terhubung secara

online dan selalu tersinkronisasi. Setelah posisi efek masuk ke rekening serah di c-

best, maka data tersebut secara otomatis terkirim ke sistem e-clears. KPEI dapat

mengetahui status anggota bursa yang berhasil atau gagal serah. Pada jam settlement

KPEI akan melakukan pendebetan sejumlah posisi efek/dana yang menjadi kewajiban

serah anggota bursa.

Dalam memenuhi kewajiban untuk menyerahkan efek dan atau /dana kepada

anggota bursa terima, KPEI wajib menyelesaikan efek/dana ke rekening terima

anggota bursa yang berada pada KSEI pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK

Netting. Selanjutnya anggota bursa dapat memindahkan posisi efek atau dana tersebut

dari rekening terima ke rekening lainnya (rekening depositori miliknya atau langsung

ke sub rekening efek milik nasabahnya). Apabila terjadi perpindahan dana antara

partisipan yang menggunakan payment bank yang berbeda, maka secara otomatis

pada waktu yang telah ditentukan sistem c-best akan melakukan realignment antara

ketiga payment bank sehingga posisi pencatatan dana antara KSEI dengan masing-

masing payment bank menjadi reconciled.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 38: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

52

SELL ORDER BUY ORDER

(T+0) (T+O)

1A 1B

REPORT TRANSACTION (T+3) DETAILS (T+0)

DHK NETTING 5C DHK NETTING (T+0-1) (T+0-1)

2A 2B

SECURITIES SECURITIES & FUNDS & FUNDS (T+3) (T+3)

3A Securities Transfer 4A 4B Cash Transfer 3B (T+1-2) (T+1-2)

5A 5B Account Statement (T+3) Account Statement (T+3)

Diagram 2.3. Proses Penyelesaian Transaksi Bursa

Untuk transaksi pasar regular di Bursa Efek, maka penyelesaian transaksi tersebut

akan dilakukan pada T+3 atau tiga hari bursa berikutnya. Misalnya transaksi

dilakukan pada hari Senin, maka penyelesaian transaksi akan dilakukan pada hari

Kamis. Sebelumnya, pada T+1 Perusahaan Efek memperoleh daftar hak dan

kewajiban dari PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehingga

mengetahui secara netting, berapa kewajiban serah/bayar dan atau hak terima

efek/dana pada tanggal penyelesaian. Persiapan instruksi serah/terima efek dapat

dilakukan sejak T+2. Dan yang paling penting adalah, perusahaan efek harus

memastikan bahwa paling lambat sudah harus menyiapkan kewajiban serah/bayar

efek/dana pada T+3.

Pada T+3, akan dilakukan 2 (dua) kali proses penyelesaian transaksi Bursa, yaitu

pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB (morning run) dan yang kedua

dilakukan pada pukul 12.00 – 13.00 WIB (afternoon run).

Stock Exchange

Buying Broker

Clearing House

Selling Broker

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 39: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

53

Waktu T+0 T+1 T+2 T+3

07.00 s.d. 08.00

12.00 s.d. 13.00

Aktifitas

Transaksi jual/beli dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perusahaan Efek (PE) menerima daftar hasil kliring (daftar hak & kewajiban) dari KPEI

Persiapan serah efek/dana

Perusahaan Efek sudah menyediakan kewajiban serah efek/dana di rekening yang telah ditentukan di sistem KSEI

Morning Run Proses serah terima efek/dana

Afternoon Run Proses serah terima efek/dana terakhir

Tabel 2.2. Bagan Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa

Untuk melakukan penyelesaian transaksi, Perusahaan Efek memiliki rekening

efek khusus untuk penyelesaian yang disediakan dalam sistem Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian, yang disediakan oleh KSEI (Kustodian Sentral Efek

Indonesia). Rekening-rekening untuk serah terima efek transaksi Bursa adalah :

Rekening efek Serah (Delivering Account), yaitu rekening? yang digunakan untuk

serah efek dan/atau dana. Rekening efek Terima? (Receiving Account), yaitu

rekening yang digunakan untuk menerima efek/dana hasil transaksi Bursa.

Apabila perusahaan efek A memiliki kewajiban serah saham ABCD sebanyak

5.000 unit saham atas order investor X, maka yang harus dilakukan adalah

memastikan bahwa perusahaan efek A sudah memindahkan saham ABCD sebanyak

5.000 unit saham dari sub rekening investor X ke Rekening efek Serah (Delivering

Account) di sistem KSEI, paling lambat pada T+3 sebelum pukul 12.00 WIB. Proses

pemindahan saham ini dilakukan dengan menggunakan instruksi Security Transfer

(SECTRS).

Misalkan perusahaan efek B yang memiliki kewajiban bayar Rp. 1 juta untuk

order investor Y beli saham ABCD, maka perusahaan efek B harus memastikan

bahwa dana sebesar Rp. 1 juta tersebut sudah harus berada di Rekening efek Serah

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 40: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

54

(Delivering Account) pada T+3 sebelum pukul 12.00 WIB. Instruksi untuk

memindahkan dana ini menggunakan instruksi Book Transfer (BTS).

Setelah proses penyelesaian transaksi dijalankan (morning run atau afternoon

run), maka: dari sisi saham, 5.000 saham ABCD akan diambil dari Rekening efek

Serah perusahaan efek A dan akan dikreditkan ke Rekening efek Terima (Receiving

Account) perusahaan efek B. Sedangkan dari sisi dana, sebesar Rp. 1 juta akan

diambil dari Rekening Serah perusahaan efek B, dan perusahaan efek A akan

menerima dana tersebut di Rekening efek Terima.

Selanjutnya, merupakan kewajiban masing-masing perusahaan efek untuk

memindahkan efek dan dana hasil penyelesaian transaksi tersebut ke sub rekening

investor masing-masing. Dalam contoh di atas, perusahana efek B akan

memindahkan 5.000 saham ABCD dari Rekening efek Terima ke sub rekening efek

investor Y, sehingga dipastikan investor Y menerima saham ABCD di dalam sub

rekeningnya. Sedangkan perusahaan efek A akan memindahkan dana sebesar Rp. 1

juta dari Rekening efek Terima ke sub rekening investor X. Dalam hal dana ini, bias

saja perusahaan efek langsung melakukan penarikan dana tersebut ke rekening giro

milik investor X di Bank Pembayar yang digunakan, sehingga dipastikan investor A

menerima dana hasil jual saham ABCD miliknya setelah dikurangi dengan biaya-

biaya oleh perusahaan efek A.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 41: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

55

Selling Broker Buying Broker

Selling Broker Buying Broker

4B 2A 3A 1B

Stock Stock Synchronize

3B 2B Cash Cash

Alignment

Diagram 2.4. Proses Pemindahbukuan

2.5.7 Transaksi Pemindahbukuan Lainnya

Para pelaku pasar dalam hal ini anggota bursa dan bank kustodian dapat

melakukan instruksi transaksi pemindahbukuan efek/dana melalui sistem c-best.

Transaksi pemindahbukuan efek atau dana dapat dibedakan menjadi dua jenis:

1. Transaksi pemindahbukuan yang melibatkan dana atau yang dikenal dengan

sebutan ’versus payment’ terdiri dari instruksi:

- DVP (delivery versus payment)

- RVP (receive versus payment)

1A

Rekening Broker

Rekening Nasabah

Rekening Serah

Rekening Terima

Rekening Penjaminan

Rekening Pinjam

1

4A

Rekening Broker

Rekening Nasabah

Rekening Terima

Rekening Serah

Rekening Penjaminan

Rekening Pinjam

KPEI

Account

K

P

E

I

Bank Pembayar

Custodian Banks

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 42: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

56

2. Transaksi pemindahbukuan yang tidak melibatkan dana, biasa disebut ’free of

payment,’ terdiri dari instruksi:

- DPOP (delivery free of payment)

- RPOP (receive free of payment)

Dalam masing-masing instruksi, partisipan antara lain harus mengisi data kode

partisipan dan nomor rekening, kode lawan transaksi, kode efek yang ditransaksikan,

jumlah efek, nilai settlement (untuk versus payment), tanggal transaksi (trade date)

dan tanggal penyelesaian (settlement date). Untuk menjamin terjadinya transaksi

antara dua instruksi dari partisipan yang berbeda, sistem c-best dilengkapi dengan

mekanisme matching yang dilakukan secara otomatis. Sistem akan memproses lebih

lanjut instruksi-instruksi pemindahbukuan yang sudah matched.

Sebelum penyelesaian pemindahbukuan dilakukan, sistem terlebih dulu

melakukan pengecekan (positioning) terhadap ketersediaan posisi efek/dana di kedua

belah pihak. Pada tanggal penyelesaian transaksi (settlement date), jika posisi

mencukupi maka sistem akan menjalankan proses penyelesaian pemindahbukuan

(book entry settlement). Posisi efek akan dipindahkan dari rekening efek yang

tercantum dalam instruksi DVP/DFOP ke rekening efek yang tercantum dalam

instrusksi RVP/RFOP.

Sedangkan untuk transaksi versus payment, posisi dana secara otomatis dan

bersamaan akan dipindahkan dari rekening yang tercantum dalam instruksi RVP ke

rekening yang tercantum dalam instruski DVP. Instruksi yang sudah selesai atau

berhasil dipindahbukuan akan memiliki status ”settled.”

Apabila pada tanggal penyelesaian posisi efek/dana tidak mencukupi, maka

instruksi tersebut dinyatakan gagal ’failed.’ Sistem secara otomatis akan melakukan

recycling untuk pengecekan kembali apakah sudah terdapat posisi efek/dana yang

cukup dan berusaha untuk melakukan penyelesaian.

Terdapat dua macam recycling:

• Intra Day Recycling

Recycling dalam satu hari yang sama selama market atau settlement window

untuk transaksi ini open atau aktif.

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009

Page 43: BAB 2 TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-PK IV 2139.8284-Penitipan... · Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut: ... Daluwarsa

Universitas Indonesia

57

• Inter Day Recycling

Bila instruksi masih gagal sampai dengan akhir hari, maka pada awal hari

berikutnya sistem kembali akan melakukan recycle untuk penyelesaian

transaksi ini.

Mekanisme penyelesaian transaksi ini berlaku umum untuk semua jenis efek (saham,

rights, warrants, obligasi korporasi, Medium Term Notes, dll).

Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009