BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Berkaitan dengan...

26
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Jaringan Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 2.1.1 Definisi Jaringan Komputer Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer Networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya. Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan sebagainya). Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan. Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat saling berbagi resources.

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Berkaitan dengan...

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori yang Berkaitan dengan Jaringan

Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan

komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.

2.1.1 Definisi Jaringan Komputer

Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer

Networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer

autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa

komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan

merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa

digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak

mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer

lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya.

Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila

keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar

data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard

disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan sebagainya).

Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui

media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan

pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer

yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam

jaringan.

Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan

beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat

saling berbagi resources.

6

2.1.2 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah susunan peletakan node pada suatu

jaringan dan bagaimana cara mengaksesnya. Topologi jaringan secara

garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : topologi

fisikal dan topologi logikal.

1. Topologi Fisikal

Topologi fisikal menyusun peletakan node pada jaringan. Contoh

dari topologi fisikal adalah :

a. Topologi Bus

Topologi Bus menggunakan sebuah kabel backbone dan

semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut.

Kelebihan :

Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan

node dapat dilakukan dengan mudah dan bekerja baik pada

network skala kecil.

Kelemahan :

Merupakan teknologi lama yang sudah out of date, jika kabel

putus atau rusak maka network lumpuh total, proses

troubleshooting cukup sukar dan manajemen pada network

skala besar tidak dapat dilakukan.

Gambar 2.1 Topologi Bus

(Sumber: McQuerry, 2008:15)

b. Topologi Ring

Topologi Ring menghubungkan host dengan host lainnya

membentuk lingkaran tertutup atau loop.

Kelebihan :

7

Tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data

seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat

mengirimkan data pada suatu saat.

Kelemahan :

Setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola

informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila

terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan

terganggu.

Gambar 2.2 Topologi Ring

(Sumber: McQuerry, 2008:17)

c. Topologi Star

Topologi Star menghubungkan semua komputer pada sentral

atau konsentrator. Biasanya konsentrator berupa perangkat

hub atau switch.

Kelebihan :

Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan

node dapat dilakukan dengan mudah, proses troubleshooting

mudah, jika salah satu kabel putus atau rusak maka network

masih dapat berfungsi, manajemen network terpusat dan

memudahkan untuk network skala besar.

Kelemahan :

8

Biaya instalasi cukup mahal dan jika hub atau switch rusak

maka network akan lumpuh total.

Gambar 2.3 Topologi Star

(Sumber: McQuerry, 2008:16)

d. Topologi Mesh atau Fully-Mesh

Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara

point-to-point, artinya semua komputer akan saling terhubung

satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang terputus.

Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis,

seperti instalasi nuklir.

Kelebihan :

Sangat fault tolerant karena banyak link dengan setiap node.

Kelemahan :

Biaya instalasi cukup mahal, proses instalasi sukar, proses

manajemen sukar, proses troubleshooting sukar.

Gambar 2.4 Topologi Mesh

(Sumber: McQuerry, 2008:19)

9

Dari keempat topologi dasar diatas telah dikembangkan beberapa

topologi turunan, seperti :

e. Topologi Extended Star

Topologi Extended Star menggabungkan beberapa topologi

star menjadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk

menghubungkan masing-masing topologi star adalah hub

atau switch.

Gambar 2.5 Topologi Extended Star

(Sumber: McQuerry, 2008:16)

f. Topologi Hierarchical

Hampir mirip dengan Extended Star. Perbedaannya terletak

pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak

menggunakan hub atau switch namun menggunakan

komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. Biasanya

komputer sekaligus berfungsi sebagai router.

Kelebihan :

Topologi ini mudah dimanajemen karena adanya pusat node

dalam tingkatan masing – masing dan dapat menjangkau

jarak yang jauh dengan adanya sifat repeater yang dimiliki

hub.

Kekurangan :

Jika ada node yang rusak, maka node yang berada di

bawahnya akan susah untuk mengirim node yang jauh atau

tetangganya dan sering terjadinya collision.

10

Gambar 2.6 Topologi Hierarchical

(Sumber: Edwards and Bramante, 2009: 24)

2. Topologi Logikal

Topologi Logikal menentukan bagaimana cara para user (node)

mengakses untuk berkomunikasi melalui suatu jaringan ketika

akan mengirim data. Dua tipe topologi logikal yang paling

banyak digunakan adalah broadcast (Bus, Star, Mesh) dan

token passing (Ring).

2.1.3 OSI Layer

Menurut Sofana (2011:105-109), OSI (Open System

Interconnection) Reference Model atau model referensi OSI adalah

sebuah model untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh

International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada

tahun 1997. Model OSI ini disebut juga model OSI tujuh lapis atau

OSI seven layer yang mulai diperkenalkan pada tahun 1984.

Hingga saat ini, model OSI hanya merupakan “model ideal”

dan digunakan sebagai acuan untuk memudahkan mempelajari

bagaimana protokol jaringan berfungsi dan berinteraksi.

Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer :

11

a. Layer 7 : Application Layer

Berfungsi sebagai antarmuka (penghubung) aplikasi dengan

fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat

mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan

kesalahan. Pada layer inilah sesungguhnya user “berinteraksi

dengan jaringan”.

Contoh protokol yang berada pada lapisan ini : FTP, telnet,

SMTP, HTTP, POP3, NFS.

b. Layer 6 : Presentation Layer

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak

ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat

ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level

ini adalah sejenis redirector software, seperti network shell

(semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote

Desktop Protocol (RDP)). Kompresi data dan enkripsi juga

ditangani oleh layer ini.

c. Layer 5 : Session Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai,

dipelihara, dan diakhiri. Selain itu, di level ini juga dilakukan

resolusi nama. Beberapa protokol pada layer ini :

NETBIOS, protokol yang dikembangkan IBM, menyediakan

layanan untuk layer presentation dan layer application;

NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), protokol

pengembangan dari NETBIOS, digunakan pada Microsoft

networking; ADSP (Apple Talk Data Stream Protocol); PAP

(Printer Access Protocol), protokol untuk printer Postscript pada

jaringan Apple Talk.

d. Layer 4 : Transport Layer

Berfungsi untuk memecah data menjadi paket-paket data serta

memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat disusun

kembali setelah diterima. Paket yang diterima dengan sukses akan

diberi tanda (acknowledgment). Sedangkan paket yang rusak atau

hilang di tengah jalan akan dikirim ulang.

12

Contoh protokol yang digunakan pada layer ini seperti : UDP,

TCP, SPX.

e. Layer 3 : Network Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket, dan melakukan routing melalui

internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

Pada layer ini juga dilakukan proses deteksi error dan transmisi

ulang paket-paket yang error.

Contoh protokol yang digunakan seperti : IP, IPX.

f. Layer 2 : Data Link Layer

Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data

dikelompokkan menjadi format yang disebut frame. Pada level ini

terjadi error correction, flow control, pengalamatan perangkat

keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkat-

perangkat jaringan seperti bridge dan switch layer 2 beroperasi.

Menurut spesifikasi IEEE 802, layer ini dikelompokkan menjadi

dua, yaitu Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control

(MAC).

Contoh protokol yang digunakan pada layer ini adalah : Ethernet

(802.2 & 802.3), Token Bus (802.4), Token Ring (802.5), Demand

Priority (802.12).

g. Layer 1 : Physical Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode

pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya

Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengabelan.

Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaiman Network

Interface Card (NIC) berinteraksi dengan media wire atau

wireless. Layer physical berkaitan langsung dengan besaran fisik

seperti listrik, magnet, gelombang. Data biner dikodekan

berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui jaringan.

13

2.1.4 TCP/IP Layer

Menurut Sofana (2011:169-171), Transfer Control Protocol /

Internet Protocol atau biasa dikenal dengan TCP/IP adalah hasil riset

yang dikembangkan badan pertahanan Amerika Serikat yang awalnya

diberi nama ARPANET. Sama seperti arsitektur OSI, TCP/IP juga

menggunakan sistem layering. Jika arsitektur OSI dikenal dengan

seven layer OSI, karena memiliki tujuh layer arsitektur. Sedangkan

TCP/IP hanya mempunyai empat layer arsitektur, yaitu :

a. Layer 4 : Application layer

Menyediakan akses aplikasi ke jaringan TCP/IP. Layer ini

menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses

encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya

komunikasi antar aplikasi jaringan.

Protokol-protokol yang bekerja pada layer ini antara lain : Telnet,

DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain.

b. Layer 3 : Transport Layer

Bertanggung jawab atas komunikasi antar dua buah node. Layer

ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke

tujuan data dengan cara membuat logical connection di antara

keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan

kembali data yang diterima dari Application layer ke dalam aliran

data yang sama antara sumber dan pengirim data. Ada dua cara

pengiriman data, connection-oriented (menggunakan protokol

TCP) atau connectionless-oriented (menggunakan protokol UDP).

Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data.

Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan

pengiriman data.

Protokol yang bekerja di lapisan ini adalah TCP dan UDP.

c. Layer 2 : Internet Layer

Bertanggung jawab dalam masalah routing dan addressing

(pembuatan paket IP). Layer ini bertugas menentukan rute terbaik

yang akan dilewati oleh sebuah paket data. Selain itu, layer ini

14

juga bertugas melakukan packet swithcing untuk mendukung

tugas utama tersebut.

Protokol yang bekerja pada layer ini yaitu : Internet Protocol (IP),

Internet Control Message Protocol (ICMP), Address Resolution

Protocol (ARP), Reverse Address Resolution Protocol (RARP).

d. Layer 1 : Network Access Layer

Berfungsi membentuk frame-framedata yang akan dikirim ke

media jaringan.

Protokol yang berjaalan dalam lapisan ini : Ethernet, Token Ring,

serta layanan teknologi WAN seperti POTS (Plain Old telephone

service), ISDN, Frame Relay, dan ATM.

Gambar 2.7 Perbandingan OSI Layer dan TCP/IP Layer

(Sumber: McQuerry, 2008:42)

2.1.5 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network adalah jaringan komunikasi data yang

beroperasi pada area geografis yang lebih luas dari LAN. WAN berbeda

dari LAN dalam beberapa hal. LAN hanya menghubungkan komputer,

periferal, dan perangkat lain dalam satu gedung atau wilayah geografis

yang kecil, sedangkan WAN memungkinkan transmisi data dalam jarak

geografis yang lebih luas.

WAN menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyedia

layanan atau operator seperti perushaan telepon atau kabel untuk

15

menghubungkan lokasi antar suatu organisasi untuk satu sama lain, untuk

lokasi dari organisasi lain, untuk layanan eksternal, dan pengguna remote

(CISCO CCNA Exploration 4.0 Accessing the WAN, akses tanggal 13

Desember 2013).

Berikut adalah tiga karakteristik utama dari WAN :

3. WAN umumnya menghubungkan perangkat yang dipisahkan

oleh wilayah geografis yang lebih luas daripada wilayah

geografis pada LAN,

4. WAN menggunakan jasa operator, seperti perusahaan telepon,

perusahaan kabel, sistem satelit, dan penyedia jaringan,

5. WAN menggunakan koneksi dari berbagai jenis koneksi serial

untuk menyediakan akses bandwidth di daerah geografis

yang luas.

Gambar 2.8 Contoh jaringan WAN

(Sumber : CISCO CCNA Exploration 4.0 Accessing the WAN,

akses tanggal 13 Desember 2013)

16

2.2 Toeri yang Terkait Tema Penelitian (Tematik)

Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini.

2.2.1 Computer Assisted Test (CAT)

Computer Assisted Test (CAT) adalah suatu metode seleksi

dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan

standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.

Standar kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil.

Untuk menjamin standar kompetensi dasar CPNS dilakukan Tes

kompetensi dasar melalui Computer Assited Test (CAT).

Maksud dan tujuan :

1. Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian,

2. Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional,

3. Menetapkan standar nilai.

Keunggulan / manfaat penggunaan CAT :

1. Peserta tes dapat mendaftarkan melalui internet,

2. Peserta tes dapat dinilai langsung sesuai dengan hasil yang

diperoleh,

3. Komputer menyediakan keseluruhan materi soal Kompetensi

Dasar (Tes Pengetahuan Umum, Tes Bakat Skolastik dan Tes

Skala Kematangan),

4. Penilaian dilakukan secara obyektif,

5. Peserta ujian dapat mengakses dengan mudah terhadap

pencapaian hasil (skor) yang diperoleh.

Spesifikasi Minimal Infrastruktur pengunaan Computer Assisted Test :

a. Processor Intel Core 2 Duo,

b. Memory 2GB,

c. HDD 250GB,

d. DVD RW,

e. Keyboard dan Mouse Optic PS 2,

f. Display minimum 1024 x 768 pixel,

17

g. Network Card 100 mbps dan wifi,

h. Browser Google Chrome,

i. Antivirus update,

j. Jaringan Lokal (Local Networking) menggunakan hub/switch

dan router serta wifi sesuai standar pabrikan industri yang

disesuaikan dengan jumlah client (min 1/100),

k. Genset/UPS untuk mengantisipasi PT.PLN apabila ada

pemadaman listrik,

l. LCD TV untuk monitoring hasil tes berikut kabel data untuk

menghubungkan ke komputer,

m. Infocus/Projector untuk pemaparan dan pengarahan tes dengan

CAT System.

2.2.2 Routing

Routing berkaitan dengan penentuan rute yang dilalui oleh

paket data untuk mencapai tujuan. Routing juga berkaitan dengan

pertukaran informasi antar jaringan komputer.

Menurut McQuerry (2008:240), ada dua jenis routing

berdasarkan cara konfigurasi dan input ke routing table nya, yaitu :

Static Routing dan Dynamic Routing.

a. Static Routing : tipe dari routing ini adalah dengan cara

menambahkan informasi pada routing table secara manual, baris

per baris, tanpa komunikasi antara router yang satu dengan yang

lainnya. Kelebihannya adalah load router yang lebih ringan

dibandingkan dengan dynamic routing. Kekurangannya adalah

informasi routing yang tidak akurat karena tidak ada komunikasi

antar router sumber (pemilik network), maka ketika terjadi

perubahan pada network (up / down), router lain yang telah di

konfigurasi routing secara static tidak mengetahui informasi

sebenarnya (tidak triggered update).

b. Dynamic Routing : tipe dari routing ini adalah dengan cara

membuat routing table yang dinamis dengan menggunakan

informasi routing yang diperoleh dari routing protocol dan

mengijinkan router-router berkomunkasi satu sama lain sehingga

18

dicapai sebuah kondisi converged, di mana semua user dapat

saling berkomunikasi. Secara algoritmanya, dynamic routing

dibagai menjadi 3, yaitu : Distance Vector, Link State dan Hybrid.

1. Distance Vector, router tidak harus mengetahui setiap atau

segmen jaringan, router hanya harus tahu arah atau vector

terdekatnya untuk mengirim paket dan distance vector

beroperasi secara periodik (periodically). Contoh routing

protocol distance vector adalah Routing Information Protocol

(RIP).

2. Link State, setiap router membangun gambaran atau peta

internalnya sendiri dari topologi jaringan, mengirimkan pesan

ke router lain yang aktif secara langsung dan memberikan

informasi apakah link ke setiap router telah aktif. Router lain

akan menggunakan informasi ini untuk memilih tujuan

terbaik. Contoh routing protocol link state adalah Open

Shortest Path First (OSPF)

3. Hybrid, penggabungan aspek dari distance vector dan link

state. Hybrid hanya dapat diimplementasikan pada Cisco.

Contoh hybrid protocol adalah Enhanced Interior Gateway

Routing Protocol (EIGRP).

2.2.3 Open Shortest Path First (OSPF)

Menurut Balchunas (2007:1), OSPF adalah standar dari link-

state routing protocol, yang dirancang untuk mendukung efisiensi

skala jaringan yang lebih besar. OSPF memiliki sebagai berikut :

a. Hirarki desain jaringan pada OSPF menggunakan area,

b. OSPF akan membentuk neighborship dengan router yang

berdekatan pada area yang sama,

c. OSPF menyebarkan informasi tentang kondisi link dan

informasi rute yang dibagi-bagikan di antara router-router

OSPF menggunakan Link-State Advertisements (LSA),

d. Router OSPF hanya akan membagi paket Link-State

Advertisements (LSA) kepada sesama router OSPF yang

sudah melakukan adjacency,

19

e. OSPF mengirimkan update LSA bila ada perubahan ke

salah satu linknya dan mengirimkan perubahan update

tersebut setiap 30 menit dan mendukung triggered update

(update yang dilakukan langsung setiap ada perubahan

topologi),

f. Traffic pada OSPF adalah multicast dengan alamat

224.0.0.5 (untuk semua router OSPF) atau 224.0.0.6

(semua designated router),

g. OSPF menggunakan algoritma Dijkstra Shortest Path

First untuk mencari jalur terpendek,

h. OSPF merupakan protocol classless dan mendukung

Variable-Length Subnet Mask (VLSM),

i. OSPF mendukung IP routing,

j. Administrative distance pada rute OSPF adalah 110,

k. Metric pada OSPF dilihar dari cost yang dihitung

berdasarkan bandwidth link. OSPF tidak memiliki batas

hop-count (unlimited).

OSPF membangun dan memelihara tiga tabel, yaitu :

a. Neighbor table : berisi daftar semua router neighbor /

router tetangga,

b. Topology table : berisi daftar semua rute yang mungkin

untuk semua jaringan dalam satu area,

c. Routing table : berisi rute terbaik untuk setiap jaringan.

2.2.4 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MPLS adalah teknologi jaringan WAN yang bekerja dengan

cara menyisipkan label ke setiap paket yang akan dikirimkan lewat

jaringannya. MPLS label digunakan antar router sehingga bisa

membentuk label-to-label mapping. Label yang disisipkan kepada

paket IP tersebut, memungkinkan router untuk meneruskannya

berdasarkan label dan bukan IP address tujuan. Jadi, paket diteruskan

berdasarkan label switching buka IP switching (Ghein, 2007:5).

20

MPLS merupakan teknologi pengiriman paket pada jaringan

backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan

beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan

packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari

keduanya.

Konsep utama MPLS ialah teknik peletakan label dalam setiap

paket yang dikirim melalui jaringan ini. MPLS bekerja dengan cara

memberi label untuk paket-paket data, untuk menentukan rute dan

prioritas pengiriman paket tersebut. Label tersebut akan memuat

informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu

paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas paket mana yang

harus dikirimkan terlebih dahulu.

Teknik ini biasa disebut dengan label switching. Dengan

informasi label switching yang didapat dari router network layer,

setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router dimana paket

tersebut masuk dalam jaringan untuk pertama kali. Router tersebut

berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut label

switching router (LSR).

Network MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label switched

path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label

switched router (LSR). LSR pertama dan terakhir disebut ingress dan

egress. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence

class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima

perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC

diidentifikasikan dengan pemasangan label.

Untuk menyusun LSP, label switching table di setiap LSR

harus dilengkapi dengan pemetaan dari setiap label masukan ke

setiap label keluaran. Proses melengkapi tabel ini dilakukan

dengan protokol distribusi label hampir serupa dengan protokol

persinyalan di ATM, sehingga sering juga disebut protokol

persinyalan ATM.

21

2.2.5 Frame Relay

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada

layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat

diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame

relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah

digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk

menghubungkan LAN, SNA, internet dan bahkan aplikasi suara /

voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui Wide

Area Network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau

paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh

jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati

switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “Virtual

Circuit” sampai tujuan.

Frame Relay memiliki range kecepatan yang ditawarkan

antara 64Kbps sampai 45Mbps dengan shared link pada ISP.

(Lammle, 2007:778).

2.2.6 Virtual Private Nework (VPN)

Menurut Sofana (2012:130), Virtual Private Network (VPN)

merupakan teknologi jaringan computer yang digunakan untuk

menggabungkan beberapa LAN yang lokasinya dipisahkan secara

geografis menjadi sebuah LAN Virtual. VPN menggunakan media

komunikasi publik seperti internet untuk menghubungkan area yang

berjauhan. Data yang melalui media public akan dienkripsi

sedemikian rupa sehingga pengguna lain tidak dapat melihat isinya.

2.2.7 Leased Line

Leased line atau seringkali disebut dedicated connection atau

point-to-point. Leased line merupakan jaringan WAN yang

menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara

piranti yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan.

Misalnya dalam menghubungkan 3 buah lokasi yang berjauhan, maka

diperluakan 3 buah network interface. Semakin banyak lokasi yang

22

hendak dihubungkan maka perangkat network yang dibutuhkan juga

akan semakin bertambah. Kecepatan transfer data yang didukung

point-to-point dapat mencapai 45 Mbps dengan koneksi 24 jam sehari.

(Sofana, 2012:197).

Tabel 2.1 Perbandingan Teknologi WAN

Parameter / WAN

Technology MPLS Frame Relay

Virtual Private

Network (VPN)

Leased Line

Cost Low High Low High

Latency Low High High Low

Reliability Yes Yes No Yes

QoS Yes No Yes Yes

Scalability Yes No Yes No

2.2.8 Graphical Network Simulator (GNS3)

GNS3 adalah software simulasi jaringan komputer berbasis

GUI yang dapat membuat simulasi dari suatu jaringan kompleks. Kita

mungkin lebih dekat dengan istilah VMWare atau Virtual PC yang

digunakan untuk menjalankan beberapa sistem operasi. Program

VMWare memungkinkan kita menjalankan sistem operasi lain seperti

Windows atau Linux dalam satu komputer. Software GNS3 juga

mempunyai fungsi yang sama seperti VMWare. Software GNS3

mampu menjalankan Cisco IOS dalam komputer kita. Dengan

mengunakan GNS3 kita dapat merancang dan mengimplementasikan

jaringan mendekati keadaan yang sebenarnya. Dynamips adalah

sebuah program simulator untuk mensimulasikan Cisco router dengan

booting secara langsung Cisco IOS software image.

GNS3 juga mampu menjalankan Cisco IOS baik di sistem

operasi Windows maupun dalam Linux dan MAC OX. GNS3 juga

adalah salah satu alat yang dipakai dalam ujian sertifikasi Cisco

seperti CCNA dan CCNP.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana melakukan

simulasi dengan menggunakan simulator GNS3 di Windows :

23

l. Memulai dengan simulator GNS3.

Setelah selesai melakukan proses instalasi simulator

GNS3, Anda bisa membuka software GNS3 tersebut melalui icon

di desktop atau melalui start menu. Setelah menjalakan software

simulator GNS3, Anda akan mendapati tampilan seperti gambar

dibawah ini.

Gambar 2.9 Membuat project baru

Untuk membuat project baru, Anda bisa mengisi nama

project yang akan Anda buat pada kolom project name dan GNS3

akan secara default menyimpannya di direktori

C:\Users\Pengguna\GNS3\Projects\

Tetapi jika anda sudah pernah membuat sebuah project

dan ingin membukanya kembali, Anda bisa membukanya dengan

menekan tombol Open Project.

m. Memasang IOS pada GNS3.

Sebelum Anda memilih device yang digunakan untuk

simulasi, Anda harus memasukan IOS ke dalam device yang ingin

Anda gunakan. Untuk memasukan IOS ke dalam device, Anda

bisa masuk ke menu edit – IOS images and hypervisors. Setelah

masuk ke menu tersebut maka akan muncul tampilan sebagai

berikut :

24

Gambar 2.10 Memasukkan software Cisco IOS

Untuk memasukan IOS, klik browse di bagian image file

dan kemudian cari IOS yang sudah anda miliki. Setelah memilih

IOS mana yang akan digunakan, klik save dan sekarang router

yang sudah memiliki IOS tersebut sudah dapat Anda gunakan

untuk simulasi.

n. Memilih dan menyalakan device yang akan dipakai untuk

simulasi.

Setelah proses memasukan IOS device selesai, Anda bisa

menggunakan device yang sudah disediakan oleh GNS3 untuk

melakukan simulasi. Untuk melakukan simulasi, pertama-tama

pilih device yang ada dibagian node type, kemudian drag dan

drop device yang sudah dipilih tadi ke bagian lembar kerja yang

terdapat di GNS3. Setelah device sudah berada di lembar kerja

GNS3, klik kanan pada device tersebut dan klik start untuk

menyalakan device. Berikut adalah tampilannya :

25

Gambar 2.11 Menyalakan device

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terlihat bahwa

router R1 sudah menyala dan siap untuk digunakan. Hal ini

ditandai dengan bulatan yang menyala hijau di bagian topology

summary dock.

o. Mengatur idle PC.

Setelah device pada simulator GNS3 dijalankan, hal ini

mungkin bisa menyebabkan performa pada PC Anda menjadi

lebih lambat. Ini disebabkan karena dynamips, yaitu software

untuk mensimulasi IOS router, ikut berjalan pada GNS3 sehingga

processor yang dibututuhkan menjadi lebih besar.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan pengaturan pada

idle PC untuk membuat performa PC menjadi lebih stabil.

Langkah pertama untuk melakukan pengaturan idle PC yaitu, klik

kanan pada device kemudian pilih idle PC dan secara otomatis PC

Anda akan melakukan perhitungan pada idle PC untuk

mengoptimalkan performa, seperti yang terlihat pada gambar di

bawah ini.

26

Gambar 2.12 Pengaturan idle PC

Setelah selesai perhitungan ada beberapa pilihan nilai idle

PC yang diberikan oleh GNS3. Sebagai rekomendasi, pilihlah

nilai idle PC yang ditandai dengan tanda “*” seperti pada

tampilan di bawah ini

Gambar 2.13 Memilih nilai idle PC

p. Menghubungkan dua device dengan menggunakan link.

Untuk membuat jaringan yang utuh, pastinya diperlukan

media yang menghubungkan antara satu device dengan device

lainnya. Untuk membuat link penghubung di GNS3, klik pada

tombol add link. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah,

tombol add link memberikan pilihan berbagai jenis link yang bisa

kita gunakan untuk menghubungkan masing-masing device.

27

Gambar 2.14 Menghubungkan 2 device

Jika kita memilih menu manual pada tombol add link, kita

bisa menentukan di port mana link tersebut akan dipasang. Di

bawah ini adalah contoh pemasangan link dengan manual.

Gambar 2.15 Memilih Port pada Mode Manual

Sebagai contoh yang terlihat pada gambar, R1 akan

dihubungkan ke R2 dengan link manual. Kemudian kita klik

device di R2 dengan link tersebut, hasilnya GNS3 akan

memberikan pilihan ke port mana link tersebut ingin

dihubungkan.

28

q. Masuk ke bagian console untuk melakukan konfigurasi pada

device.

Setelah seluruh device pada jaringan yang ingin

disimulasikan sudah terhubung, tentunya kita ingin menjalakan

sebuah sistem di dalam jaringan yang kita buat sebelumnya. Maka

dari itu kita perlu melakukan konfigurasi pada setiap device agar

sistem yang kita rancang dapat berjalan. Untuk melakukan

konfigurasi di GNS3, pertama yang dilakukan adalah klik kanan

pada device yang ingin di konfigurasi. Setelah itu pilih menu

console. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.16 Memulai konfigurasi

2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya

CAT telah banyak membantu dalam penyelesaian berbagai masalah.

Sebut saja sebelum dikenal sebagai Computer Assisted Test, CAT dikenal

sebagai Computer Automated Test. Pada tahun 1969 digunakan oleh Martin

Marietta Orlando Aerospace sebagai dasar dalam pembuatan SAVEGUARD

Ground Equipment. Kemudian CAT dikembangkan dan digunakan sebagai

sistem ujian masuk yang digunakan oleh CISCO, ORACLE, TOELF, IETLS,

Civil Commision of Philippines, The Federal Aviation Administration (FAA).

Sistem ini sangat membantu karena konten multimedia dapat dimasukkan

sebagai soal ujian. Selain soal ujian, CAT juga digunakan oleh organisasi

edukasi di United Kingdom. Sistem ini dikenal sebagai CBT(Computer Based

Testing) dan CAA (Computer Assisted Assessment). Keduanya menggunakan

29

teknologi XML. Selain itu CBT juga digunakan oleh Frontier Nursing

University (FNU) sebagai sistem belajar mengajar sejak 1970. Perbedaan

antara CAT dan CBT adalah penamaan saja. CAT merupakan istilah secara

umum tetapi CBT, CAA adalah istilah spesifik sesuai dengan fungsi dari

sistem tersebut. Tentu saja CAT dan sejenisnya ini membutuhkan infrastruktur

yang memadai untuk mengadakan proses ujian yang handal. Oleh karena itu,

diadakan penelitian untuk menghasilkan jaringan WAN yang mampu

menghubungkan server-server CAT yang ada dan server-server tersebut dapat

saling berkomunikasi dengan baik.

30