BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id · diskusi dan kegiatan intensif pada subjek atau...
Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id · diskusi dan kegiatan intensif pada subjek atau...
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Tinjauan Umum Pusat Kreatif
Berdasarkan Creative HubKit, yang dibuat oleh British Council
(2019), pusat kreativitas adalah tempat, baik fisik maupun virtual yang
menyatukan orang-orang kreatif serta berperan menyediakan ruang
dan dukungan untuk menjalin koneksi, pengembangan bisnis, dan
keterlibatan masyarakat dalam sektor kreatif, budaya, dan teknologi.
Menurut Domus Academy (2011) sekolah desain swasta di
Milan, Italia, pusat kreativitas didefinisikan sebagai ruang yang dapat
mendorong berpikir kreatif, yang merupakan kombinasi kreativitas,
keingintahuan dan komunikasi. Tempat nyata atau virtual, dimana
para desainer bertemu dengan orang lain untuk memberikan pengaruh
dan tindakan kreatif.
Gambar 2. 1 Ilustrasi Ruang Kreatif
Sumber: (Pinterest, 2020)
2.1.1.1 Fungsi Pusat Kreatif
Fungsi pusat kreatif menurut British Council (2019) dalam
Creative Hubkit yang mereka buat, antara lain:
1. Untuk memberikan dukungan melalui layanan dan atau
fasilitas untuk gagasan, proyek, organisasi dan bisnis yang
menjadi tuan rumahnya, baik dalam jangka panjang atau
jangka pendek, termasuk acara, pelatihan keterampilan,
pengembangan kapasitas dan peluang global.
6
2. Untuk memfasilitasi kolaborasi dan koneksi di antara
komunitasnya.
3. Untuk menjangkau pusat penelitian dan pengembangan,
institusi, industri kreatif dan non-kreatif.
4. Untuk berkomunikasi dan terlibat dengan khalayak yang
lebih luas, mengembangkan strategi komunikasi aktif.
5. Untuk memperjuangkan dan merayakan bakat yang
muncul; menjelajahi batas-batas praktik kontemporer dan
mengambil risiko terhadap inovasi.
2.1.1.2 Jenis-jenis Pusat Kreatif
Pusat kreatif tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan
dapat dijelaskan dengan berbagai cara – kolektif, koperasi,
laboratorium, incubator, dan bisa statis, bergerak, atau online
(British Council, 2019).
Berikut beberapa jenis pusat kreatif, antara lain:
1. Studio
Kelompok individu kecil dan atau usaha kecil, dalam
sebuah co-working space.
2. Centre
Bangunan berskala besar yang mungkin memiliki aset
lainnya seperti kafe, bar, bioskop, makerspace, pertokoan
dan ruang pameran.
3. Network
Kelompok individu atau bisnis yang disebarkan –
cenderung berupa sektor atau tempat yang spesifik.
4. Cluster
Individu dan bisnis kreatif yang berbagi ruangan di suatu
area geografis.
5. Online Platform
Hanya menggunakan metode online – situs atau media
sosial untuk terlibat dengan khalayak yang tersebar.
7
6. Alternative
Berfokus pada eksperimen dengan komunitas baru, sektor
dan model keuangan.
2.1.1.3 Jenis Kegiatan pada Pusat Kreatif
Lingkup kegiatan dari industri kreatif dapat mencakup
banyak aspek. Kementerian Perdagangan mengidentifikasi
setidaknya empat belas sektor yang termasuk dalam industri
kreatif (Kamil, 2015).
Tabel 2. 1 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia
Sumber: (Kementerian Perdagangan, 2008)
8
2.1.1.4 Aktivitas pada Pusat Kreatif
Berikut beberapa aktivitas yang dapat mendukung kinerja
pusat kreatif, antara lain:
1. Workshop
Pertemuan di mana sekelompok orang terlibat dalam
diskusi dan kegiatan intensif pada subjek atau proyek
tertentu.
2. Pameran
Kegiatan penyajian karya seni rupa untuk
dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasikan oleh
masyarakat luas.
3. Seminar
Konferensi atau pertemuan lain untuk diskusi atau
pelatihan.
4. Membaca
2.1.1.5 Fasilitas pada Pusat Kreatif
Berikut beberapa fasilitas yang dapat mendukung kinerja
pusat kreatif, antara lain:
1. Makerspace atau ruang kelas
Ruang untuk kegiatan kreativitas membuat atau
menciptakan karya.
2. Exhibition Space
Ruang tempat untuk memamerkan karya seni.
3. Perpustakaan
Ruang koleksi buku dan majalah, sebagai kumpulan
informasi yang bersifat ilmu pengetahuan.
4. Co-office
Ruang kerja yang dapat disewakan untuk individu atau
kelompok yang bekerja secara independen atau
kolaboratif.
5. Stockroom
Ruang dimana sejumlah narang disimpan.
9
2.1.2 Tinjauan Umum Kreativitas
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Sedemikian
beragam definisi itu, sehingga pengertian kreativitas tergantung pada
bagaimana orang mendefinisikannya – “creativity is a matter of
definition”. Tidak ada satu definisi pun yang dianggap dapat mewakili
pemahaman yang beragam tentang kreativitas (Supriadi, 1996).
Berdasarkan penekanannya, definisi-definisi kreativitas dapat
dibedakan ke dalam dimensi person, proses, produk dan press. Rhodes
(Supriadi, 1996) menyebut keempat dimensi kreativitas tersebut
sebagai “the Four P’s of Creativity”. Definisi kreativitas yang
menekankan dimensi person dikemukakan misalnya oleh Guilford
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative
people”. Definisi yang menekankan segi proses diajukan oleh
Munandar “Creativity is a process that manifests itself in fluency, in
flexibility as well in originality of thinking”. Barron menekankan segi
produk, yaitu “the ability to bring something new into existence”;
sementara Amabile mengemukakan, “Creativity can be regarded as
the quality of products or responses judged to be creative by
appropriate observers”. Namun, pada intinya ada persamaan di antara
definisi-definisi tersebut, yaitu kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya (Supriadi, 1996).
Ada hubungan yang erat antara definisi dan teori kreativitas.
Bagaimana kreativitas didefinisikan, tergantung kepada bagaimanakah
kreativitas di teorikan. Namun, tidak ada satu pun teori yang mampu
menjelaskan secara komprehensif fenomena kreativitas yang
kompleks dan multidimensi. Karena itu ada usaha untuk
mengelompokan teori-teori kreativitas (Supriadi, 1996).
• Menurut Gowan mengelompokkan teori-teori kreativitas
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, antara lain:
1. Kognitif, rasional dan sematik.
2. Faktor-faktor kepribadian dan lingkungan.
3. Kesehatan mental dan penyesuaian diri.
10
4. Psikoanalitik dan neo-psikoanalitik.
5. Psikodelik yang menekankan aspek eksistensial dan non-
rasional manusia.
• Mackler & Sontz menggolongkan teori kreativitas ke dalam enam
kelompok, antara lain:
1. Teori psikoanalitik menganggap bahwa proses ketidaksadaran
melandasi kreativitas. Kretivitas merupakan menifestasi dari
psikopathologi.
2. Teori asosiasi memandang kreativitas sebagai hasil dari proses
asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada,
sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
3. Teori Gestalt memandang kreativitas sebagai manifestasi dari
proses tilikan indivisu terhadap lingkungannya secara holistik.
4. Teori eksistensial mengemukakan bahwa kreativitas merupakan
proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan
antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.
5. Teori interpersonal menafsirkan kreativitas dalam konteks
lingkungan sosial. Dengan menempatkan pencipta (kreator)
sebagai innovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang
mengakui hasil kreativitas.
6. Teori sifat atau ciri memberikan tempat khusus kepada usaha
untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik
utama kreativitas.
2.1.2.1 Ciri-ciri Kreativitas
Berdasarkan analisis faktor, Guilford menemukan bahwa ada
lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif
(Supriadi, 1996), antara lain:
1. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk
menghasilkan banyak gagasan.
2. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk
mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah.
11
3. Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak
klise.
4. Penguraian (elaboration), adalah kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara terinci.
5. Perumusan kembali (redefinition), adalah kemampuan
untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif
yang berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
2.1.2.2 Asumsi tentang Kreativitas
Ada enam asumsi tentang kreativitas, yang diangkat dari teori
dan berbagai studi tentang kreativitas (Supriadi, 1996), antara
lain:
1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat
yang berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama sekali
tidak memiliki kreativitas dan yang diperlukan adalah
bagaimanakah mengembangkan kreativitas tersebut.
2. Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk
kreatif, baik berupa benda maupun gagasan (creative
ideas).
3. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses
interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan
lingkungan (eksternal).
4. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-
faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat
perkembangan kreativitas.
5. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam
kevakuman, melainkan didahului oleh dan merupakan
pengembangan dari hasil-hasil kreativitas orang-orang
yang berkarya sebelumnya.
6. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan,
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang
menuntut kecakapan, keterampilan dan motivasi yang
kuat.
12
2.1.2.3 Proses Kreatif
Wallace menjelaskan pada peringkat awal proses kreativitas
adalah mengumpulkan dan menghimpunkan data serta bahan
yang diperlukan untuk penyelesaian sesuatu permasalahan
atau pemikiran kreatif. Pada peringkat ini juga seseorang
individu itu perlu peka terhadap permasalahan ataupun isu
yang akan dicoba diselesaikan.
Gambar 2. 2 Proses Kreatif
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Proses berpikir kreatif, gambaran mengenai bagaimana dan
kapan proses kreatif sedang berjalan teramat abstrak untuk
dijelaskan (Priyanto, 2014).
Wallace dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan
bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, antara lain:
1. Tahap Persiapan, adalah tahap pengumpulan informasi
atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah.
Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar
berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah
yang dihadapinya.
2. Tahap Inkubasi, adalah tahap dieraminya proses
pemecahan masalah dalam alam pra-sadar. Tahap ini
berlangsung dalam waktu tak menentu, bisa lama dan bisa
juga sebentar. Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi
proses pelupaan terhadap konteksnya dan akan teringat
lagi pada saat berakhirnya tahap pengeraman dan
munculnya masa berikutnya.
13
3. Tahap Iluminasi, yaitu tahap munculnya inspirasi atau
gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam
tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan.
4. Tahap Verifikasi, adalah tahap munculnya aktivitas
evaluasi terhadap gagasan kritis, yang sudah mulai
dicocokan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
2.1.3 Tinjauan Umum Kreativitas Anak
Kreativitas merupakan aspek tetap dalam semua aspek
perkembangan. Oleh karenanya, sebuah pembelajaran tidak hanya
terfokus pada satu area; akan tetapi harus mendukung dan menguatkan
perkembangan anak di segala aspek. Lingkungan bermain yang kreatif
adalah dasar filosofi dari suatu bentuk pembelajaran yang dapat
mengembangkan kreativitas pada anak usia dini.
Kegiatan bermain yang dilakukan anak pada dasarnya
mencerminkan tingkat-tingkat perkembangan mereka. Berikut akan
diuraikan tentang tahapan bermain dari beberapa ahli. Sesuai dengan
tingkat usia seorang anak, Sofia Hartati membagi tahapan bermain
menjadi tiga tahap (Priyanto, 2014), antara lain:
1. Exploration Play (0-2 tahun)
Dalam tahap ini anak sudah mulai timbul rasa ingin tahunya untuk
menjelajahi dunia sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan bergerak
ke sana ke mari hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya,
dilakukan tanpa aturasn serta tujuan yang jelas.
2. Competency Play (3-6 tahun)
Adalah tahap anak melakukan aktivitas dengan cara meniru orang
lain yang dilihatnya. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk
mencapai tingkat keterampilan tertentu, misalnya cara memegang
sesuatu.
3. Achievement Play (7-10 tahun)
Adalah tahap permainan di mana anak sudah mulai melakukan
kegiatan bermain yang sifatnya kompetitif. Kegiatan ini dilakukan
karena anak sudah ingin menunjukan prestasinya.
14
Anak-anak menunjukan sikap kreatif mereka ketika sedang
melakukan suatu kegiatan (Fox & Schirrmacher, 2014), antara lain:
1. Mencoba ide-ide baru dan berbagai cara untuk melakukan sesuatu.
2. Melewati batas-batas dan mengeksplorasi kemungkinan.
3. Memanipulasi dan mengubah ide dan bahan.
4. Memisahkan dan menyatukan kembali dengan cara yang berbeda.
5. Bermain secara fisik dengan objek.
6. Membayangkan, terlibat dalam fantasi atau hanya lamunan.
7. Memecahkan masalah atau mencoba memecahkannya.
8. Mengajukan pertanyaan atau menantang cara berpikir atau
bertindak yang diterima.
2.1.3.1 Memfasilitasi Ekspresi Kreatif
Anak-anak membutuhkan orang dewasa yang memfasilitasi
ekspresi kreatif. Strategi berikut memberikan pesan kepada
anak-anak bahwa ekspresi kreatif mereka dihargai (British
Council, 2019), antara lain:
1. Celebrate Creativity
Bantu anak-anak mengidentifikasi diri dengan pahlawan
kreatif. Sebagai contoh, bawa teleskop pada hari ulang
tahun Galileo, membaca buku tentang individu yang
kreatif dan mengajukan pertanyaan untuk membantu anak
berpikir kreatif.
2. Value Children’s Creativity
Melihat perkembangan kreatif sebagai komponen vital
seluruh anak. Beri anak kebebasan untuk berpikir dan
bertindak secara berbeda.
3. Be a Creative Partner
Menjadi temay bermain yang bersedia untuk memasuki
dunia kreatif mereka dan mengikuti jejak anak-anak
daripada memaksakan plot, urutan dan skrip.
4. Provide Time and Space for Creative Expression
Anak-anak membutuhkan banyak ruang untuk meletakan
material dan bekerja sendiri atau bersama untuk
15
memberikan bentuk pada ide. Menurut Matlock dan
Hornstein, kreativitas sering melibatkan interaksi sosial
dan mungkin memerlukan kebisingan, gerakan dan
kekacauan. Kekhawatiran yang berlebihan untuk
kebersihan atau kerapian yang terus-menerus menghambat
kreatif untuk ‘mengotak-atik’.
5. Provide Toys and Materials Conducive to Creativity
Biarkan anak secara kreatif menggunakan dan mengubah
mainan dan materi. Dalam memilih dan menyediakan
mainan dan bahan, barang yang terbuka lebih kondusif
untuk ekspresi kreatif daripada yang tertutup. Material
terbuka memiliki struktur yang longgar dan tidak
memerlukan satu penggunaan khusus. Misalnya air, pasir,
balok, plastisin dan potongan bangunan bersifat terbuka
karena mereka memberdayakan anak-anak untuk
menggunakannya dengan cara yang berbeda. Sebaliknya,
sebuah puzzle adalah contoh dari bahan yang tertutup
karena dirancang dengan hasil tunggal atau penggunaan
yang benar: untuk menyatukan potongan-potongan dalam
pola yang telah ditentukan.
6. Provide a Psychological Climate Conducive to Creativity
Anak-anak hidup dalam lingkungan yang aman secara
psikologis yang menghormati, memercayai dan
memberdayakan mereka untuk bertindak secara mandiri
tanpa takut akan kritik, penolakan, kegagalan atau tekanan
untuk menyesuaikan diri.
7. Weave Creativity and Creative Expression Throughout
Your Curriculum
Kreativitas tidak boleh dijadikan keterampilan yang
dijadwalkan dengan hari yang sudah penuh jadwalnya.
Anak-anak tidak dapat secara instan mengaktifkan
kreativitas mereka untuk mengisi waktu.
16
2.1.3.2 Strategi untuk Memfasilitasi Berpikir Kreatif
Strategi berikut ini akan membantu anak-anak merasa bahwa
upaya mereka dalam berpikir kreatif dihargai (Fox &
Schirrmacher, 2014), antara lain:
1. Membangun pemikiran kreatif ke dalam program, hindari
penekanan berlebihan pada konformitas dan pemikiran
konvergen. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk
mengeksplorasi pilihan kreatif, bermain dengan ide-ide
mereka.
2. Model berpikir kreatif menurut Sternberg dan Lubart, cara
terbaik untuk menumbuhkan kreativitas anak adalah
dengan memberikan teladan yang kreatif.
3. Mengenali, mendorong, dan menilai berpikir kreatif dan
memecahkan masalah. Hadiahi proses berpikir kreatif
daripada ide itu sendiri.
4. Bantu anak menghargai cara berpikirnya kreatifnya
sendiri. Bantu anak membela ide-ide mereka dalam
menghadapi kritik dan tekanan teman sebayanya.
5. Menyelesaikan masalah yang membutuhkan solusi kreatif.
Misalnya carilah banyak ide dan berbeda, bantu anak-anak
membangun ide satu sama lain dan berikan waktu berpikir
yang cukup.
6. Libatkan anak-anak dalam pemikiran kritis.
7. Ajukan pertanyaan yang terbuka atau luas jangkauannya,
sehingga tidak ada jawaban yang benar. Anak akan
mengundang berbagai kemungkinan tanggapan.
2.1.3.3 Mode Ekspresi Kreatif
Orang dewasa harus mulai mendorong ekspresi kreatif sejak
dini dalam kehidupan anak kecil (Di Leo, 2003). Penting
untuk diingat bahwa seni atau seni visual hanyalah salah satu
aspek dari seni. Menurut Edwards ‘seni’ termasuk sastra,
drama, musik, tari dan seni visual (Fox & Schirrmacher,
2014).
17
• Sastra: puisi, ilustrasi, penulisan, buku, mendongeng,
membaca dan berbicara.
• Drama: drama kreatif, pantonim, improvisasi dan produksi
drama.
• Musik: suara, nada, irama, bernyanyi, memainkan alat
musik, permainan musik, mendengarkan dan gerakan
kreatif.
• Tarian: kesadaran tubuh, gerakan dan kreatif ekspresi.
• Seni visual: ekspresi diri, seni visual dan sentuhan, media
cetak dan kerajinan, analisis artistic, dan inter pretasi; baik
dua dimensi (menggambar, melukis, mencetak) dan tiga
dimensi (modeling, sculpting, construction).
2.1.3.4 Mengekspresikan Kreativitas melalui Permainan
Balke (1997) melihat kesamaan dalam permainan dan seni
anak-anak. Dia percaya bahwa elemen ekspresif bermain
itulah yang membuatnya mirip dengankarya artis. Anak-anak
bermain dengan mainan seperti halnya artis bermain dengan
media.
Bermain mengambil banyak bentuk dan wujud. Kategori
yang tumpang tindih ini (Fox & Schirrmacher, 2014), antara
lain:
1. Permainan fisik, yang melibatkan aktivitas dan gerakan
motorik. Melibatkan aktivitas motorik kasar (otot besar)
misalnya, kegiatan bermain outdoor seperti berlari,
memanjat, melompat, dan motorik halus (melibatkan otot
kecil dan koordinasi mata) misalnya, kegiatan
manipulative seperti merangkai manik-manik, puzzle,
menjahit.
2. Permainan konstruktif, menurut Kieff dan Casbergue
permainan konstruktif ketika anak memanipulasi bahan
dengan tujuan menciptakan sesuatu yang baru atau sesuatu
18
yang mewakili objek nyata. Membangun dengan balok
adalah salah satu contoh permainan konstruktif.
3. Drama dramatis, disebut juga sebagai permainan yang
melibatkan fantasi, imajinasi atau make-believe. Anak-
anak terlibat dalam permainan dramatis sendiri atau
dengan orang lain dan biasanya dengan alat peraga.
4. Permainan dengan material alami, seperti permainan
dengan air atau pasir dan pertukangan atau pekerjaan
dengan kayu.
5. Games, dengan permainan yang kooperatif yang
mendorong pembangunan tim dan kerjasama daripada
menang dengan mengorbankan orang lain.
2.1.3.5 Program Seni untuk Anak Usia Dini
Penting bagi anak untuk memiliki banyak kesempatan
membuat karya seni. Namun, meskipun dasar, pemrosesan
dengan media untuk membuat karya seni hanyalah satu dari
empat komponen kunci dari program seni anak usia dini yang
lengkap. Program yang lengkap menyediakan (Fox &
Schirrmacher, 2014), antara lain:
1. Pengalaman sensorik
Menurut Piaget, anak-anak belajar tentang dunia mereka
melalui indera dan tindakan mereka. Peran orang dewasa
adalah membantu anak-anak mencatat detail dan
menggunakan indera mereka untuk membangun konsep
objek yang kaya. Misalnya, mencium dan merasakan
cocok ketika mengunjungi toko roti.
2. Pengalaman estetika
Keindahan ditemukan di alam, di lingkungan dan benda
sehari-hari. Anak-anak menggunakan indera dan tubuh
mereka untuk mengejar keindahan, mata mengeksplorasi
seni secara visual dan telinga mendengarkan suara dan
musik.
3. Waktu, ruang dan bahan untuk membuat seni.
19
4. Pengantar seni, seniman dan berbagai seni bentuk dan
gaya.
2.2 Tinjauan Khusus Lokasi
Untuk kebutuhan data agar dapat memperluas wawasan dan
menguatkan desain perancangan Pusat Kreatif Anak, maka dilakukan survei
pada tiga tempat yang berada di Jakarta yaitu Ganara Art Studio, Jakarta
Creative Hub, dan Rimba Baca.
Tabel 2. 2 Hasil Analisa Survei
Sumber: (Mazaya N, 2020)
2.2.1 Ganara Art Studio
Berlokasi pada lingkungan pusat perbelanjaan di lantai 1
Senayan City, Unit 9-11, Jalan Asia Afrika No. 19 Gelora, Jakarta
Pusat.
2.2.1.1 Profil Ganara Art Studio
Ganara Art Studio adalah sekolah seni bertempat di Jakarta
yang didirikan pada 2013, sang pendiri Saraswati Djumaryo
atau Miss Tita pada awalnya membuka kelas kecil untuk
salah satu putranya yang mengalami keterlambatan berbicara
melalui seni.
Dengan latar belakang seni dan pengalaman bertahun-tahun
sebagai pelukis dan pendidik, akhirnya membuat sekolah seni
untuk balita dan anak-anak dengan pendekatan yang lebih
kreatif dan edukatif.
Visi Ganara Art Studio, antara lain:
20
• Untuk melanjutkan seni dan pendidikan dunia.
• Untuk menjadi tolok ukur lembaga pendidikan seni
independen di Indonesia.
• Memperkaya keluarga Ganara Art.
Misi Ganara Art Studio, antara lain:
• To provide, pendidikan kreatif dan artistik terbaik untuk
semua.
• To develop, pola pikir kreatif dan untuk membentuk
individu yang kreatif.
• To enhance, kepercayaan diri dan kemandirian.
• To actualize, seni dan kreativitas dalam kehidupan sehari-
hari.
2.2.1.2 Kegiatan Ganara Art Studio
Gambar 2. 3 Kelas Kegiatan Ganara Art Studio Senayan
City
Sumber: (Ganara Art Studio, 2019)
21
Gambar 2. 4 Jadwal Ganara Art Studio Senayan City
Sumber: (Ganara Art Studio, 2019)
2.2.1.3 Fasilitas Ganara Art Studio
1. Ruang kelas
Area ruang kelas berada disisi bagian kiri saat memasuki
Ganara Art Studio memiliki 2 meja panjang dan 16 kursi.
Ruang kelas ini langsung terlihat dari pintu masuk dan
terekspos dengan koridor mall didepannya.
2. Galeri
Area galeri beradar disisi bagian kanan saat memasuki
Ganara Art Studio. Sebagian galeri dapat terlihat dari pintu
masuk.
3. Kantor staff
Area kantor staff berada di belakang ruang kelas, akses
untuk masuk kantor staff harus melalui ruang kelas.
22
2.2.1.4 Elemen Interior Ganara Art Studio
1. Lantai
Lantai pada seluruh ruangan Ganara Art Studio Senayan
City merupakan lantai semen yang tidak dipoles. Hal ini
karena banyaknya kegiatan dan juga penggunaan cat dan
tanah liat dalam kegiatan.
2. Dinding
Dinding yang menempel pada bangunan gedung
merupakan dinding bata, selain itu partisi pemisah ruangan
menggunakan gypsum board dan dicat putih. Dinding
pada ruang kelas dihiasi dengan mural sedangkan dinding
pada galeri hanya putih polos.
3. Plafon
Plafon pada seluruh ruang Ganara Art Studio Senayan City
adalah open ceiling.
4. Pencahayaan
Pencahayaan pada area ruang kelas dan kantor staff
menggunakan lampu TL sedangkan pada galeri
menggunakan track light.
5. Penghawaan
Penghawaan pada seluruh ruang Ganara Art Studio
Senayan City menggunakan AC central yang berasal dari
gedung Senayan City.
2.2.2 Jakarta Creative Hub
Berlokasi pada lingkungan perkantoran di lantai 1 Graha Niaga
Thamrin, Jalan K. H. Mas Mansyur No. 2 Tanah Abang, Jakarta
Pusat.
2.2.2.1 Profil Jakarta Creative Hub
Jakarta Creative Hub adalah program pemerintah propinsi
DKI Jakarta yang diresmikan pada 1 Maret 2017, merupakan
program yang dibangun untuk membantu memajukan
perekonomian kreatif yang khususnya berada di wilayah DKI
23
Jakarta. Merupakan wadah bagi pelaku seni dan industri
usaha kreatif dalam mengembangkan kreativitas.
2.2.2.2 Kegiatan Jakarta Creative Hub
Kegiatan pada Jakarta Creative Hub merupakan kegiatan
rekan kerja Jakarta Creative Hub umumnya pelaku pada
bidang industri kreatif yang mengadakan kelas seperti
kerajinan tangan, menjahit, melukis dan lainnya.
2.2.2.3 Fasilitas Jakarta Creative Hub
1. Area masuk
Jakarta Creative Hub berada di lantai 1 gedung, akses naik
ada elevator maka saat keluar dari elevator Jakarta
Creative Hub berada di sebelah kanan dari elevator
sedangkan jika menggunakan tangga maka ada di sebelah
kiri dari tangga.
2. Ruang kelas
Ruang kelas di Jakarta Creative Hub terbagi menjadi 3
yaitu, kelas A kapasitas 60 orang, kelas B kapasitas 35
orang dan kelas C kapasitas 35 orang. Ruang kelas ini
biasa digunakan oleh rekan kerja untuk melakukan
kegiatan dan seminar.
3. Makerspace
Makerspace di Jakarta Creative Hub terbagi menjadi 3
yaitu, bidang fashion, digital dan woodworking. Yang
terdapat alat-alat penunjang.
Gambar 2. 5 Makerspace Fashion Jakarta Creative
Hub
24
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Gambar 2. 6 Makerspace Digital Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Gambar 2. 7 Makerspace Digital Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Gambar 2. 8 Makerspace Woodworking Jakarta Creative
Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
4. Co-office
Terdapat 12 ruang co-office yang masing-masing memiliki
luas 12 m2. Co-office ini ditujukan untuk pengusaha-
pengusaha pada industri kreatif yang baru memulai
usahanya.
25
Gambar 2. 9 Area Co-office Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Gambar 2. 10 Ruang Co-office Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
5. Meeting Room
Meeting Room di Jakarta Creative Hub diperuntukan
untuk staff internal dan rapat pertemuan dinas. Dengan 1
meja rapat dan 8 kursi.
6. Area Publik
Jakarta Creative Hub memiliki ruang publik yang dapat
digunakan oleh warga DKI Jakarta, hanya dengan
mendaftarkan diri dengan identitas khusus DKI Jakarta.
Ruang publik ini dapat digunakan setiap saat dan dapat
disewakan untuk acara tertentu.
26
Gambar 2. 11 Mini Theatre Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
Gambar 2. 12 Kafe Jakarta Creative Hub
Sumber: (Mazaya N, 2019)
2.2.2.4 Elemen Interior Jakarta Creative Hub
Interior pada Jakarta Creative Hub memiliki konsep desain
industrial.
1. Lantai
Lantai pada hampir seluruh ruangan Jakarta Creative Hub
kecuali area kafe merupakan lantai semen yang tidak
dipoles. Hal ini karena banyaknya kegiatan dan barang
atau alat-alat berat. Sedangkan, kafe memiliki kenaikan
tinggi lantai dan menggunakan lantai tegel.
2. Dinding
Dinding yang menempel pada bangunan gedung
merupakan dinding bata, selain itu partisi pemisah ruang
menggunakan gypsum board dan dicat dominasi putih
serta abu-abu. Pada beberapa dinding pada ruangan dihiasi
dengan mural.
27
3. Plafon
Plafon pada seluruh ruangan Jakarta Creative Hub adalah
open ceiling.
4. Pencahayaan
Pencahayaan pada beberapa ruang yang memiliki jendela
mendapatkan cahaya matahari dan pencahayaan buatan.
Sedangkan, di ruangan lain yang tidak memiliki jendela
hanya memanfaatkan pencahayaan buatan yaitu lampu
downlight.
5. Penghawaan
Penghawaan pada seluruh ruang Jakarta Creative Hub
menggunakan AC central yang berasal dari gedung Graha
Niaga Thamrin.
2.2.3 Rimba Baca
Berlokasi pada lingkungan perumahan di Jalan RSPP No. 21
Cilandak, Jakarta Selatan.
2.2.3.1 Profil Rimba Baca
Rimba Baca adalah perpustakaan kecil yang menyediakan
koleksi buku lokal dan internasional untuk menumbuhkan
minat baca pada anak. Tumbuh bersama buku bacaan anak-
anak yang baik menjadi inspirasi pemilik perpustakaan
membangun Rimba Baca.
2.2.3.2 Kegiatan Rimba Baca
Kegiatan utama pada Rimba Baca adalah membaca buku.
Selain itu, Rimba Baca juga mengadakan kegiatan setiap
minggunya atau yang dijadwalkan, seperti story telling,
mewarnai, membuat prakarya dan lainnya.
Secara berkala Rimba Baca juga mengadakan acara-acara
seperti lomba mewarnai, menghias cupcake, belajar memasak
dan lainnya.
28
2.2.3.3 Fasilitas Rimba Baca
1. Area Masuk
Rimba Baca berada di sebuah bangunan rumah, pintu
masuk terdapat di lantai 1 dan langsung terlihat dari area
parkir. Saat memasuki Rimba Baca akan ditemukan area
reception.
2. Perpustakaan Anak
Ruang perpustakaan anak Rimba Baca berada di lantai 1.
Buku-buku yang ada di perpustakaan anak ini berbagai
jenis, mulai dari buku bacaaan untuk anak usia 0-8 tahun.
3. Perpustakaan Remaja dan Dewasa
Rimba Baca juga menyediakan ruang perpustakaan untuk
remaja dan dewasa, pada area ini Rimba Baca
menyediakan berbagai bacaan seperti novel, komik,
ensiklopedia, biografi, buku dekorasi rumah, buku
memasak, buku kerajinan tangan dan lainnya.
4. Art Room
Art Room yang ada di Rimba Baca digunakan untuk
kegiatan-kegiatan selain membaca yang diadakan oleh
Rimba Baca dan kegiatan luar yang ingin menggunakan
ruang ini. Ruang ini beara pada bagian garasi yang
dijadikan ruang tertutup.
Gambar 2. 13 Art Room Rimba Baca
Sumber: (Mazaya N, 2019)
29
5. Musholla dan Ruang Menyusui
Rimba Baca juga menyediakan ruang musholla dan ruang
menyusui untuk Ibu dan anak yang membutuhkannya
selama berada di Rimba Baca.
2.2.3.4 Elemen Interior Rimba Baca
1. Lantai
Lantai pada area baca perpustakaan menggunakan parket,
sedangkan pada ruang area masuk, Art Room, musholla
dan ruang menyusui menggunakan lantai keramik.
2. Dinding
Dinding pada Rimba Baca merupakan dinding bata yang
dicat dengan warna-warna cerah pada area perpustakaan
dan dihiasi dengan ornament-ornamen dekorasi pada
beberapa sisi dindingnya.
3. Plafon
Plafon pada seluruh ruangan Rimba Baca adalah closed
ceiling yang menggunakan material gypsum board. Pada
beberapa bagian terdapat up ceiling.
4. Pencahayaan
Pencahayaan pada area perpustakaan mendapat cahaya
matahari karena sebagian besar area perpustakaan
memiliki jendela, selain itu juga terdapat pencahayaan
buatan yaitu lampu downlight untuk membantu
pencahayaan agar lebih terang dan juga untuk ruang-ruang
lain yang tertutup.
5. Penghawaan
Penghawaan pada seluruh ruang Rimba Baca
menggunakan AC split yang terbagi dimasing-masing
ruangan.
30
2.3 Tinjauan Khusus Literatur
Untuk kebutuhan data agar dapat memperluas wawasan dan
menguatkan desain perancangan Pusat Kreatif Anak, maka dilakukan survei
literatur tiga pusat kreatif anak yang berada di luar Indonesia.
Tabel 2. 3 Hasil Analisa Literatur
Sumber: (Mazaya N, 2020)
2.3.1 Child Creativity Lab, Santa Ana, California
Gambar 2. 14 Logo Child Creativity Lab
Sumber: (Child Creativity Lab, 2019)
Berlokasi di 1815 E. Wilshire Avenue, Suite #906, Santa Ana,
CA 92705, United States. Child Creativity Lab ini membuat dampak
yang diperlukan dalam dunia pendidikan, mempromosikan prinsip-
prinsip yang harus dimiliki oleh setiap anak dari latar belakang apa
pun.
Dengan menyatukan kreativitas, STEAM, Design Thinking dan
daur ulang, Child Creativity Lab menginspirasi siswa untuk belajar
keterampilan penting yang diperlukan untuk bersaing dan memimpin
generasi kerja abad ke-21 dan meningkatkan potensi mereka untuk
31
pengembangan pribadi dan kontribusi wirausaha kepada masyarakat
(Child Creativity Lab, 2019).
Sebuah organisasi yang tidak mencari keuntungan dan memiliki
sponsor. Memiliki program yang di desain untuk anak kelas TK
hingga kelas 12 berbasis STEM atau STEAM langsung dan dengan
pusat sumber materi hasil daur ulang yang dapat digunakan peserta,
anak-anak dan keluarga dan komunitas seniman (Great Non-profits,
2019).
Gambar 2. 15 Interior Child Creativity Lab
Sumber: (Child Creativity Lab, 2019)
Gambar 2. 16 Interior Child Creativity Lab
Sumber: (Child Creativity Lab, 2019)
2.3.2 Club Coco Nut, Singapore
Gambar 2. 17 Logo Club Coco Nut
Sumber: (Tanglin Mall, 2019)
Berlokasi di 163 Tanglin Rd #03-21 Tanglin Mall, Singapore
247933. Merupakan ruang keluarga tempat orangtua dapat menghibur
anak-anak mereka, menjadi produktif dan bertemu orang-orang yang
berpikiran sama.
32
Sebuah ruang edutainment multi-disiplin untuk anak-anak
berusia 6 bulan (yang didampingi orangtua) hingga 12 tahun.
Memiliki program kegiatan eksplorasi seni, lokakarya sensorik,
berbagai jenis olahraga (seperti karate dan yoga), Mandarin, ruang
bermain, pesta dansa, pesta ulang tahun dan lainnya.
Gambar 2. 18 Interior Club Coco Nut
Sumber: (Club Coco Nut, 2019)
Gambar 2. 19 Interior Club Coco Nut
Sumber: (Club Coco Nut, 2019)
2.3.3 Creativity Lab, New Jersey, United States
Gambar 2. 20 Logo Creativity Lab
Sumber: (Creativity Lab, 2019)
Berlokasi di 809 Main Street, Belmar, NJ, 07719, United States.
Creativity Lab merupakan ruang pendekatan dengan kelas yang
33
inovatif, menyenangkan dan menarik. Dengan kegiatan lokakarya dan
pesta ulang tahun untuk anak di atas 3 tahun.
Memiliki program membuat robot, kerajinan atau pengerjaan
kayu. Kelas-kelas pada Creativity Lab menekankan ekspresi kreatif
sambil menggunakan alat nyata untuk mengajar anak-anak tentang
sirkuit, pengkodean dan kerja kayu.
Gambar 2. 21 Interior Creativity Lab
Sumber: (Creativity Lab, 2019)
Gambar 2. 22 Interior Creativity Lab
(Sumber: (Creativity Lab, 2019)
34