BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periplaneta americanaeprints.umm.ac.id/67544/3/BAB 2 .pdf · 2020. 10....
Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periplaneta americanaeprints.umm.ac.id/67544/3/BAB 2 .pdf · 2020. 10....
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Periplaneta americana
2.1.1 Taksonomi Periplaneta americana
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Orthoptera
Famili : Blattidae
Genus : Periplaneta
Spesies : Periplaneta americana
2.1.2 Morfologi
a. Stadium Telur
Gambar 2.1 Ooteka Periplaneta Americana (Barbara 2014)
Telur-telur kecoa Periplaneta americana terdapat dalam suatu kapsul
yang disebut ootheca , bentuknya seperti kacang merah dengan bagian dalam
7
yang terbelah menjadi dua dengan dinding penyekat, terdiri atas ruang yang
berisi telur-telur. Ootheca berisi 16 butir telur yang terlihat pada abdomen
kecoa Periplaneta americana betina dan selalu dibawa kemana-mana. Kecoa
Periplaneta americana betina dapat meletakkan 58 buah ootheca seumur
hidupnya. Telur-telur kecoa Periplaneta americana akan menetas setelah 15-
59 hari dan menjadi nympha. (Soekiman 1991)
b. Stadium Nympha
Pada stadium nympha, bentuknya sudah menyerupai kecoa Periplaneta
americana dewasa hanya saja berbeda ukuran tubuhnya dan pada stadium ini
sayap belum terlihat dan bantalan sayap baru akan terlihat pada instar 3 atau 4,
setelah menetas, instar akan berwarna putih lalu menjadi coklat kemerahan
dengan batas posterior dari segmen thoraks dan abdomen berwarna lebih gelap
(Barbara 2014).
Gambar 2.2 Nympha Periplaneta americana (Barbara 2014)
Antennae Pronotum
Legs
8
c. Stadium Dewasa
Gambar 2.3 Anatomi Periplaneta americana (Discoverlife.org 2014)
Kecoa Periplaneta americana memiliki tubuh pipih dorsoventral, panjang
badannya 2,5 – 3,8 cm , berwarna coklat atau hitam mengkilat dan mempunyai
sepasang antenna yang panjang, bentuk mulut untuk mengunyah (chewimg mouth
part), mempunyai dua pasang sayap, sayap depan sempit dan keras yang disebut
tegmina dan sayap belakang membranous, baik pada kecoa Periplaneta americana
jantan maupun betina sayap menutupi abdomennya. (Soebaktiningsih 2015).
Tubuh kecoa Periplaneta americana terdiri dari tiga bagian dari anterior ke
posterior yaitu caput, thorax dan abdomen. Caput dilengkapi dengan sepasang antena
yang panjang dan satu pasang mata , caput akan menyempit dan membentuk leher
yang pendek dan sempit. Bagian tengah yaitu thorax yang terdiri dari tiga segmen
dengan tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Abdomen merupakan bagian paling
posterior yang terdiri atas sepuluh segmen.
Antenna
Foreleg
Middleleg
Wings
Anal Cerci
Pronotum
9
a. Caput
Caput terdiri dari tiga bagian, yaitu :
Epicranium terletak disebelah belakang, daerah di antara dan
dibelakang kedua mata.
Clypeus bagian yang meluas vertical kearah ventral.
Genue bagian-bagian pada kedua sisi lateral.
Terdapat mata majemuk yang berwarna hitam pada kedua sisi caput. Dibawah
mata terdapat cekungan tempat antenna yang panjang keluar.
Gambar 2.4 Kepala Periplaneta americana (Discoverlife.org 2014)
b. Thorax
Tiga segmen yang menyusun thoraks yaitu prothorax , mesothorax dan
metathorax yang tertutup dengan lembaran eksoskeleton. Sayap anterior berupa
lembaran tebal , sempit dan tidak tembus cahaya , sedangkan sayap posteriror
berupa lembaran tipis transparan . Pada saat istirahat, sayap posterior berada
dibawah sayap anterior meliput longitudinal. Pada bagian prothorax terdapat
10
bentukan seperti perisai yaitu pronotum (Soekiman 1991). Pronotum
mempunyai warna yang berbeda pada setiap spesies sehingga merupakan salah
satu bagian tubuh yang menjadi acuan dalam penentuan spesies. Pada kecoa
Periplaneta americana pronotum berwarna coklat kemerahan (Ogg, et al. 2006)
Gambar 2.5 Thorax Periplaneta americana (Discoverlife.org 2014)
c. Abdomen
Abdomen merupakan bagian terbesar dari 2 bagian sebelumnya. Seluruh bagian
abdomen bersegmen kecuali anal cerci pada kelamin dan anal styles (Cameron
1961). Abdomen terdiri dari sepuluh segmen yang masing-masing diperkuat
dengan eksoskeleton. Pada kecoa Periplaneta americana jantan, segmen
kesepuluh dilengkapi dengan stylus yang pendek. Pada kecoa Periplaneta
americana betina, segmen ketujuh jauh lebih jelas daripada jantan (Soekiman
1991).
Pronotum
Sayap
11
Gambar 2.6 Periplaneta americana dewasa. Terlihat anal cerci dan anal
styles (Cameron 1961)
2.1.3 Siklus Hidup
Gambar 2.7 Siklus hidup Periplaneta americana (Purdue 2014)
Siklus hidup Periplaneta americana terdiri dari 3 fase yaitu telur, nympha dan
dewasa. Kecoa Periplaneta americana betina kawin dan akan menghasilkan telur
Dewasa
Telur
Stadium
Nympha
12
dalam 3-7 hari. Dalam 24 sampai 38 hari, kecoa Periplaneta americana imatur akan
muncul pada kondisi hangat (Perrott, Rachael and Dini 2010)
2.1.4 Habbit
Kecoa Periplaneta americana kebanyakan terdapat di daerah tropis yang
menyebar ke daerah sub tropis atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya kecoa
Periplaneta americana tinggal didalam rumah-rumah dan omnivora , mengotori
makanan manusia dan berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa Periplaneta americana
bisa terbang dan tergolong pelari cepat “cursorial“, dapat bergerak cepat dan aktif pada
malam hari. Adanya kecoa Periplaneta americana menunjukkan bahwa sanitasi
didalam rumah yang bersangkutan kurang baik.
Kecoa Periplaneta americana dewasa lebih sering ditemukan di rumah-rumah
manusia daripada di gedung-gedung komersil. Kecoa Periplaneta americana bisa
memasuki ruangan-ruangan sempit di dalam rumah (Kesumawati 2011).
Periplaneta americana biasanya menyukai tempat yang gelap, lembab dan kotor
seperti kamar mandi/wc, gudang, tempat sampah, selokan, kandang binatang dll,
sebagian besar berkembang biak pada saat iklim dingin. Kecoa Periplaneta americana
akan meninggalkan bangunan ketika keadaan temperatur hangat, mereka berpindah
dari gedung ke gedung melalui saluran air yang kotor , tempat sampah , kakus umum
dan tangki septik (Soekiman 1991).
13
Kecoa Periplaneta americana bersifat omnivora akan menghisap susu, mengigit
keju , kue kering , bulir padi , daging , gula , coklat yang manis, juga suka memakan
bahan yang bukan merupakan makanan bagi manusia seperti bagian dalam tapak sepatu
, pinggiran buku , serangga mati , kulit mereka sendiri yang sudah mati dan usang ,
kotoran badan , darah segar maupun kering , dahak , serta jempol dan jari kaki manusia
yang sedang tidur ataupun pingsan. (Soekiman 1991).
2.1.5 Kepentingan Medis
Kecoa Periplaneta americana bisa berbahaya bagi kesehatan karena
merupakan vektor mekanik dari banyak pathogen yaitu virus, jamur , protozoa , bakteri
, dan telur cacing, kecoa Periplaneta americana juga memakan kotoran manusia dan
bisa bermigrasi dari parit ke rumah sehingga dapat mengontaminasi makanan manusia
(Bell and Adiyodi 1981), sifatnya omnivora dan dapat merusak buku , bahan wool dan
bahan kulit. Kelenjar sekresi akan menimbulkan bau sehingga menyebabkan makanan
menjadi basi dan jika termakan bisa menyebabkan asma (Soebaktiningsih 2015).
14
2.2 Trombiculid
2.2.1 Taksonomi Trombiculid
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Chelicerata
Class : Arachnida
Sub Class : Acari
Order : Acarina
Family : Trombiculidae (Yuwono 2007)
2.2.2 Morfologi
a. Telur
Telur berwarna putih (Nurisa and Ristiyanto 2005) berbentuk bulat dengan garis
tengah 0,1-0,2 mm, diletakkan di atas tanah yang lembab (Yuwono 2007).
(Michener 2017)
Gambar 2.8
1. Telur Trombiculid
2. Deutovum tampak belakang yang sebagian
tertutup cangkang telur yang rusak
3. Deutovum tampak belakang tanpa cangkang telur
1 2
3
15
b. Larva
Larva Trombiculid berbentuk oval. Kerangka luar tubuh halus dan juga
sangat tipis. Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu idiosoma dan
gnathosoma (Chaisiri 2016). Tubuh dan kaki diliputi setae halus dan juga rambut yang
bercabang, pada bagian anterior permukaan dorsal terdapat scutum di bagian tepi
terdapat dua pasang mata, pada scutum terdapat 3-10 feathered setae, satu pasang
sensile, bagian ujungnya melebar berambut atau tanpa rambut yang keluar dari
sensillary base. Bagian mulut terdiri dari satu pasang chelicera yang terdiri dari basal
segmen, bagian distal berbentuk seperti pisau yang berfungsi untuk menusuk, satu
pasang palp berbentuk seperti kaki terdiri dari lima segmen dan terdapat claw pada
segmen ke-4. Adanya chelicera dan palp seakan-akan larva mempunyai kepala palsu.
(Ristiyanto, et al. 2016)
Gambar 2.9 Larva Trombiculid
claw palp
16
Terdapat tiga pasang kaki masing-masing terdiri 6-7 segmen, panjang 0,15-0,3 mm,
berwarna putih kekuningan, oranye, coklat, atau merah (Soebaktiningsih 2015)
c. Nimfa
Nimfa Trombiculid berukuran 0,5-1mm, berwarna merah, tubuhnya diliputi
rambut, mempunyai empat pasang kaki, sepasang kaki pertama merupakan yang
terpanjang. Pada permukaan ventral terdapat dua pasang genital sucker. Bagian
mulutnya sama dengan stadium larva, pada stadium nimfa tidak bersifat parasitik
(Soebaktiningsih 2015)
d. Dewasa
Gnathosoma
Chelicera
Palp
(Michener, 2016)
Gambar 2.10 Trombiculid Dewasa dan Nimfa
(Deutonimfa)
Idiosoma
17
(Takahashi, Misumi, et al. 2004)
Gambar 2.11 Siklus Hidup Trombiculid
Trombiculid dewasa sangat mirip dengan nimfa, memiliki panjang tubuh
berkisar 1-2mm berwarna putih kekuningan atau berwarna kecoklatan dengan empat
pasang kaki, memiliki alat reproduksi yang sudah matang dibanding nimfa karena
memiliki tiga pasang genital sucker, berbentuk ovoid sampai globuler, tekstur tubuh
tampak membranosa. Kepala kecil dengan mata sederhana yang kadang tak tampak,
lempeng anal, lempeng sternal, dan lempeng genitoventral dapat digunakan untuk
membedakan jenis. Trombiculid dewasa mempunyai ciri khusus, yaitu adanya tonjolan
seperti cakar yang besar pada pasangan kaki pertama untuk mencengkeram rambut host
(Yuwono 2007)
2.2.3 Siklus hidup
18
Trombiculid merupakan parasit yang bermetamorfosis tidak sempurna
(hemimetabolous metamorphosis) melalui beberapa tahapan, yaitu : telur – larva –
nimfa – dewasa (Yuwono 2007), sepuluh hari setelah menjadi dewasa dan fertilisasi,
Trombiculid betina bertelur satu-satu sebanyak 30-40 butir selama satu bulan, di daerah
tropis telur diletakkan di atas tanah secara terus menerus selama satu tahun, setelah 7-
10 hari dinding telur membelah, larva tetap didalam telur selama satu minggu periode
ini disebut deutovum, kemudian larva meninggalkan kulit telur aktif dan merangkak
ke atas tanah di bawah tumbuh-tumbuhan, menunggu host lewat untuk mencari makan
dan berkembang menjadi stadium berikutnya. Bila telah bertemu dengan hostnya, larva
mencari tempat yang cocok untuk melekat yaitu kulit yang tipis dan lembab seperti
telinga, genetalia, mamae, sekitar anus, di tempat-tempat tersebut, larva bergerombol.
Pada manusia larva mencari tempat perbatasan antara badan dengan baju, misalnya
disekitar ikat pinggang di abdomen. Larva hanya makan cairan limfe dari jaringan host.
Larva tetap melekat di kulit host selama kurang lebih satu bulan, setelah kenyang
tubuhnya menggelembung, kemudian menjatuhkan diri di atas tanah diikuti oleh
teman-temannya, larva diam stadium ini disebut nymphochrysalis (protonimfa). Satu
minggu kemudian menjadi nimfa (deutonimfa) yang aktif memakan arthropoda kecil
di tanah. Setelah aktif di tanah kemudian diam kembali disebut imagochrysalis
(tritonimfa), lalu menjadi stadium dewasa yang aktif. Siklus hidup ini biasanya terjadi
selama dua bulan (Soebaktiningsih 2015)
19
2.2.4 Habitat
Larva Trombiculid umumnya sebagai ectoparasite pada beberapa hewan dan
mamalia. Umumnya bagian yang disukai adalah rambut, telinga dan pori-pori kulit.
Trombiculid dewasa memiliki habitat yang sangat beragam, seperti hutan, padang
rumput, pantai, lahan pertanian, semak belukar dan rawa-rawa (Takahashi, Kenichi
and Hitoko 2012)
2.2.5 Patogenesis
Trombiculid stadium larva menginfeksi manusia dengan cara larva
Trombiculid yang telah terinfeksi oleh Rickettsia tsutsugamushi menggigit manusia
dan air ludahnya yang mengandung enzim perusak dimasukkan ke dalam kulit yang
mampu menghancurkan dinding sel. Sel endotel dari hampir seluruh organ, seperti
kulit, paru-paru, jantung, otak, pancreas dan ginjal merupakan sel target. Parasit
berkembang sehingga menyebabkan limfadenopati regional dan generalisata. Parasit
ini juga mampu bereplikasi di sitoplasma dan lolos dari fagosom, menyebar melalui
makrofag dan sel-sel endotel (Aryal 2016), setelah masa inkubasi selama sepuluh
hingga dua belas hari (bisa juga dari 5-20 hari), onset penyakit mulai ditunjukkan
dengan adanya eschar, dan limfadenopati regional diikuti demam, general malaise,
mialgia dan sakit kepala. Penyakit ini ditandai dengan vaskulitis fokal atau luas dan
perivaskulitis, yang mungkin melibatkan paru-paru, hati, jantung, limpa, dan sistem
saraf pusat (Raj, et al. 2014)
20
Trombiculosis merupakan ruam merah dikarenakan gigitan larva Trombiculid
pada manusia yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan pembengkakan yang
disertai warna merah seperti jerawat atau berbentuk tonjolan (Bauman 2001). Penyakit
ini diawali saat Trombiculid menempel kuat pada host dan menyuntikkan cairan
pencernaannya yang menghasilkan autolisis seluler. Sitoplasma dari sel kulit host
menjadi tidak terorganisir dan inti sel terfragmentasi. Kulit host menjadi mengeras dan
membentuk bentukan seperti sebuah terowongan yang disebut stylostome akan
mengendur dan jatuh ke tanah saat sudah kenyang. Cairan pencernaan Trombiculid
menyebabkan tempat perlekatan terasa gatal setelah beberapa jam (Zaman 1997).
Sekresi pencernaan dapat menghasilkan pruritus intens yang dapat menyebabkan
ekskoriasi pada host (Prescott 1984)
2.2.6 Gejala scrub typhus
Tanda-tanda yang dapat diamati pada pasien Scrub typhus, yaitu hiperemia dan
bahkan perdarahan dapat ditemukan pada konjungtiva selama fase akut penyakit. Ada
(Cennimo 2015)
Gambar 2.12 Eschar pada Kulit Manusia
Red areola
Depressed black
scab
21
laporan tentang perdarahan dan gangguan koagulasi, sebagian besar komplikasi
gastrointestinal pada pasien Scrub typhus. Pasien dengan kondisi yang parah dapat
menderita pendarahan mukosa saluran cerna dan erosi berulang.
Komplikasi terberat seperti kegagalan multiorgan terjadi pada beberapa kasus.
Manifestasi multiorgan yang berat termasuk penyakit kuning, gagal ginjal akut,
pneumonitis, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), miokarditis, syok septik,
meningoensefalitis, perikarditis, dan koagulasi intravaskular diseminata (DIC) (Xu, et
al. 2017).
2.2.7 Diagnosis
Untuk Scrub typhus, dapat ditegakkan dengan Indirect Fluorescent Antibody (IFA)
test. Tes menggunakan epifluorescence untuk memvisualisasikan fluorescein-linked
anti-human antibody conjugate untuk mendeteksi ada tidaknya Scrub typhus
(Blacksell, et al. 2007). Videodermatoscopy merupakan metode untuk mendiagnosis
Trombiculosis karena teknik ini dapat melihat lebih detail bagian dari kulit yang
terinfeksi dengan pembesaran sampai dengan seribu kali, alat ini terhubung langsung
dengan komputer dan dapat menyimpannya dalam bentuk foto (Micali, et al. 2011)
2.3 Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu bagian dari upaya kesehatan
lingkungan. Kesehatan lingkungan yaitu upaya pencegahan penyakit dan gangguan
Kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
22
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Lingkungan sehat mencakup
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus
bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan.
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki kriteria minimal akses air minum, akses
jamban sehat, lantai, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI (Kemenkes 2015).
Menurut Kepmenkes RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, ketentuan rumah yang memenuhi persyaratan Kesehatan
sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan antara lain: debu total kurang dari 150µg/m2 ,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, dan timah hitam (Pb) kurang
dari 300mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tempat tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme pathogen (terbuat dari bata dan semen)
2. Komponen dan penataan ruangan rumah
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
23
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air
dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10m dan terdapat penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap dan juga air limbah
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/ atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18-30°C
b. Kelembaban udara 40-70%
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran gas udara 5 kaki3/ menit/ penghuni
e. Gas CO2 kurang dari 100 ppm/8 jam
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai
6. Vektor penyakit
24
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter
orang/ hari
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan Kesehatan air bersih dan/ atau air
minum
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman
9. Pembuangan limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 4x4m dan tidak dianjurkan untuk lebih dari dua
orang tidur
2.4 Pondok Pesantren
Pondok Pesantren PPAI An-Nahdliyah bertempat di Jalan Raya Kepuharjo No.
18 A Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan luas kurang lebih 6.400 m².
Pondok pesantren PPAI An-Nahdliyah memiliki jumlah penghuni yang padat yaitu 40
25
santri dan 110 santriwati dengan fasilitas kamar yang sempit, terdapat 4 kamar untuk
santri dan 17 kamar untuk santriwati serta 11 kamar mandi. Setiap kamar tidur
berukuran 3 x 4 m² dan di fasilitasi 1 tempat tidur susun dan 1 kasur tambahan dengan
jumlah penghuni setiap kamar 5-6 orang sehingga dengan terbatasnya ruang tidur, para
santri menggunakan tempat tidur secara bersama. Fasilitas lain yang dimiliki oleh
pondok pesantren PPAI An-Nahdliyah yaitu kamar mandi yang berada di luar kamar
dan menjadi satu dengan tempat mencuci baju serta tempat jemur yang terbatas, selain
itu terlihat sampah yang menumpuk di pinggiran sungai kawasan tersebut sehingga
kebersihan pondok kurang.
26
Gambar 2.13 Pondok Pesantren PPAI An-Nahdliyah
Keterangan gambar :
1. Tumpukan sampah di area pondok
2. Tempat sampah di dalam pondok
3. Kamar tidur
4. Halaman
5. Kamar mandi