BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian...

19
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasis Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu. 3,4 Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan, kolon, lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kandung empedu dan meluas ke belakang vena kava. 15 Kuadran kanan atas abdomen didominasi oleh hati serta saluran empedu dan kandung empedu. 1 Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hati. 2 Kandung empedu adalah sebuah kantung terletak di bawah hati yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu sampai ia dilepaskan ke dalam usus. 16,17 Kebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga yang terbentuk primer di dalam saluran empedu. 3 Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran. 3,18 Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis). Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya. 18 Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kolelitiasis

Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam

kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian

besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu.3,4

Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan, kolon,

lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi

lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kandung empedu dan

meluas ke belakang vena kava.15 Kuadran kanan atas abdomen didominasi oleh hati

serta saluran empedu dan kandung empedu.1 Pembentukan dan ekskresi empedu

merupakan fungsi utama hati.2

Kandung empedu adalah sebuah kantung terletak di bawah hati yang

mengonsentrasikan dan menyimpan empedu sampai ia dilepaskan ke dalam usus.16,17

Kebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada

juga yang terbentuk primer di dalam saluran empedu.3

Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami

aliran balik karena adanya penyempitan saluran.3,18 Batu empedu di dalam saluran

empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis). Jika saluran

empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan

infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan

menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.18

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

Adanya infeksi dapat menyebabkan kerusakan dinding kandung empedu,

sehingga menyebabkan terjadinya statis dan dengan demikian menaikkan batu

empedu. Infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal dari makanan. Infeksi bisa

merambat ke saluran empedu sampai ke kantong empedu.3,4 Penyebab paling utama

adalah infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa terasa menyebabkan peradangan

pada saluran dan kantong empedu sehingga cairan yang berada di kantong empedu

mengendap dan menimbulkan batu. Infeksi tersebut misalnya tifoid atau tifus. Kuman

tifus apabila bermuara di kantong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal yang

tidak dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun demam. Namun, infeksi lebih

sering timbul akibat dari terbentuknya batu dibanding penyebab terbentuknya batu.19

2.2. Anatomi dan Fisiologi Kandung Empedu

2.2.1. Anatomi

Kandung empedu bentuknya seperti kantong, organ berongga yang

panjangnya sekitar 10 cm, terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi

antara lobus hati kanan dan kiri.7 Kandung empedu merupakan kantong berongga

berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat tepat di bawah lobus kanan hati.2,3

Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, dan kolum. Fundus bentuknya bulat,

ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di atas tepi hati. Korpus

merupakan bagian terbesar dari kandung empedu. Kolum adalah bagian yang sempit

dari kandung empedu yang terletak antara korpus dan daerah duktus sistika.7

Empedu yang disekresi secara terus-menerus oleh hati masuk ke saluran

empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus

kanan dan kiri yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Duktus

hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. 2,20

2.2.2. Fisiologi

Fungsi kandung empedu, yaitu:

a. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada

di dalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini

adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.

b. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan

vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari

usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah

menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam

empedu.2,7

Kandung empedu mampu menyimpan 40-60 ml empedu. Diluar waktu

makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Empedu hati tidak

dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus,

empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. Dalam kandung empedu,

pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dari garam-garam anorganik,

sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira lima kali lebih pekat

dibandingkan empedu hati.20,21

Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif dan

diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan.2 Pengaliran cairan empedu

diatur oleh 3 faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

tahanan sfingter koledokus. Dalam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan

dialih-alirkan ke dalam kandung empedu. Setelah makan, kandung empedu

berkontraksi, sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke duodenum.3

Memakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormon duodenum, yaitu

kolesistokinin (CCK), yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung

empedu, lemak merupakan stimulus yang lebih kuat. Reseptor CCK telah dikenal

terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum

terjadi dalam waktu 90-120 menit setelah konsumsi makanan. Empedu secara primer

terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit, yang normalnya disekresi oleh

hepatosit. Zat terlarut organik adalah garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid.7

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu

dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum

memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu

berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan

bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki fungsi, yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak,

berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol, garam empedu

meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk

membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus

besar untuk membantu menggerakkan isinya, bilirubin (pigmen utama dari empedu)

dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

serta obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari

tubuh.22

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan

dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi

enterohepatik.22 Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi

sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu

masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu

menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan

sisanya dibuang bersama tinja.22 Hanya sekitar 5% dari asam empedu yang

disekresikan dalam feses.7

2.3. Gambaran Klinis

Batu empedu tidak menyebabkan keluhan penderita selama batu tidak masuk

ke dalam duktus sistikus atau duktus koledokus. Bilamana batu itu masuk ke dalam

ujung duktus sistikus barulah dapat menyebabkan keluhan penderita. Apabila batu itu

kecil, ada kemungkinan batu dengan mudah dapat melewati duktus koledokus dan

masuk ke duodenum.4

Batu empedu mungkin tidak menimbulkan gejala selama berpuluh tahun.

Gejalanya mencolok: nyeri saluran empedu cenderung hebat, baik menetap maupun

seperti kolik bilier (nyeri kolik yang berat pada perut atas bagian kanan) jika ductus

sistikus tersumbat oleh batu, sehingga timbul rasa sakit perut yang berat dan menjalar

ke punggung atau bahu. Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan

kolik biliaris. Sekali serangan kolik biliaris dimulai, serangan ini cenderung makin

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

meningkat frekuensi dan intensitasnya. Gejala yang lain seperti demam, nyeri seluruh

permukaan perut, perut terasa melilit, perut terasa kembung, dan lain-lain.16,23

2.4. Komplikasi

2.4.1. Kolesistisis

Kolesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu

tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung

empedu.24

2.4.2. Kolangitis

Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi

yang menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran

menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.24

2.4.3. Hidrops

Obstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops kandung

empedu. Dalam keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan sindrom yang berkaitan

dengannya. Hidrops biasanya disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus sehingga

tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung empedu yang normal. Kolesistektomi

bersifat kuratif.3,7

2.4.4. Empiema

Pada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat

membahayakan jiwa dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.3,7

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

2.5. Keluhan Penderita Kolelitiasis Berdasarkan Lokasi Batu Empedu

Istilah kolelitiasis menunjukkan penyakit batu empedu yang dapat ditemukan

di dalam kandung empedu, saluran empedu, atau pada kedua-duanya.3 Terbentuknya

batu empedu tidak selalu memunculkan gejala pada penderitanya. Gejala yang

dirasakan pada penderita batu empedu tergantung dari lokasi tempat batu empedu

berada. Batu empedu dapat masuk ke dalam usus halus ataupun ke usus besar lalu

terbuang melalui saluran cerna sehingga tidak memunculkan keluhan apapun pada

penderitanya.25

Jika tidak ditemukan gejala dalam kandung empedu, maka tidak perlu

dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan

menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Namun, jika batu kandung empedu

menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola

makan, maka dianjurkan untuk pemeriksaan lanjut.26 Batu empedu yang berada

dalam kandung empedu bisa bertambah besar dan berisiko menyumbat saluran

empedu serta dapat menimbulkan komplikasi (kolesistisis, hidrops, dan empiema).

Kandung empedu dapat mengalami infeksi. Akibat infeksi, kandung empedu dapat

membusuk dan infeksi membentuk nanah.26,27 Bilamana timbul gejala, biasanya

karena batu tersebut bermigrasi ke saluran empedu.27 Batu empedu berukuran kecil

lebih berbahaya daripada yang besar. Batu kecil berpeluang berpindah tempat atau

berkelana ke tempat lain.28

Nyeri yang muncul akibat penyumbatan pada saluran empedu memiliki

sensasi yang hampir sama dengan nyeri yang muncul akibat penyumbatan pada

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

bagian kandung empedu. Apabila batu empedu menyumbat di dalam saluran empedu

utama, maka akan muncul kembali sensasi nyeri yang bersifat hilang-timbul. Lokasi

nyeri yang terjadi biasanya berbeda-beda pada setiap penderita, tetapi posisi nyeri

paling banyak yang dirasakan adalah pada perut atas sebelah kanan dan dapat

menjalar ke tulang punggung atau bahu. Penderita seringkali merasakan mual dan

muntah.25 Peradangan pada saluran empedu atau yang disebut dengan kolangitis

dapat terjadi karena saluran empedu tersumbat oleh batu empedu.24 Jika terjadi infeksi

bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul demam.25

2.6. Tipe Batu Empedu

Ada 3 tipe batu Empedu, yaitu:

2.6.1. Batu Empedu Kolesterol

Batu kolesterol mengandung paling sedikit 70% kolesterol, dan sisanya

adalah kalsium karbonat, kalsium palmitit, dan kalsium bilirubinat. Bentuknya lebih

bervariasi dibandingkan bentuk batu pigmen. Terbentuknya hampir selalu di dalam

kandung empedu, dapat berupa soliter atau multipel. Permukaannya mungkin licin

atau multifaset, bulat, berduri, dan ada yang seperti buah murbei.3,29 Batu Kolesterol

terjadi kerena konsentrasi kolesterol di dalam cairan empedu tinggi. Ini akibat dari

kolesterol di dalam darah cukup tinggi. Jika kolesterol dalam kantong empedu tinggi,

pengendapan akan terjadi dan lama kelamaan menjadi batu. Penyebab lain adalah

pengosongan cairan empedu di dalam kantong empedu kurang sempurna, masih

adanya sisa-sisa cairan empedu di dalam kantong setelah proses pemompaan empedu

sehingga terjadi pengendapan.30

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

2.6.2. Batu Empedu Pigmen

Penampilan batu kalsium bilirubinat yang disebut juga batu lumpur atau batu

pigmen, tidak banyak bervariasi. Sering ditemukan berbentuk tidak teratur, kecil-

kecil, dapat berjumlah banyak, warnanya bervariasi antara coklat, kemerahan, sampai

hitam, dan berbentuk seperti lumpur atau tanah yang rapuh.3,29 Batu pigmen terjadi

karena bilirubin tak terkonjugasi di saluran empedu (yang sukar larut dalam air),

pengendapan garam bilirubin kalsium dan akibat penyakit infeksi.22,30

2.6.3. Batu Empedu Campuran

Batu ini adalah jenis yang paling banyak dijumpai (±80%) dan terdiri atas

kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium. Biasanya berganda dan

sedikit mengandung kalsium sehingga bersifat radioopaque.3,29

2.7. Patogenesis

Empedu adalah satu-satunya jalur yang signifikan untuk mengeluarkan

kelebihan kolesterol dari tubuh, baik sebagai kolesterol bebas maupun sebagai garam

empedu.1 Hati berperan sebagai metabolisme lemak. Kira-kira 80 persen kolesterol

yang disintesis dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian

disekresikan kembali ke dalam empedu; sisanya diangkut dalam lipoprotein, dibawa

oleh darah ke semua sel jaringan tubuh.31,32

Kolesterol bersifat tidak larut air dan dibuat menjadi larut air melalui agregasi

garam empedu dan lesitin yang dikeluarkan bersama-sama ke dalam empedu. Jika

konsentrasi kolesterol melebihi kapasitas solubilisasi empedu (supersaturasi),

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

kolesterol tidak lagi mampu berada dalam keadaan terdispersi sehingga menggumpal

menjadi kristal-kristal kolesterol monohidrat yang padat.1

Etiologi batu empedu masih belum diketahui sempurna. Sejumlah

penyelidikan menunjukkan bahwa hati penderita batu kolesterol mensekresi empedu

yang sangat jenuh dengan kolesterol.2 Batu empedu kolesterol dapat terjadi karena

tingginya kalori dan pemasukan lemak. Konsumsi lemak yang berlebihan akan

menyebabkan penumpukan di dalam tubuh sehingga sel-sel hati dipaksa bekerja keras

untuk menghasilkan cairan empedu.4,19 Kolesterol yang berlebihan ini mengendap

dalam kandung empedu dengan cara yang belum dimengerti sepenuhnya.2

Patogenesis batu berpigmen didasarkan pada adanya bilirubin tak terkonjugasi

di saluran empedu (yang sukar larut dalam air), dan pengendapan garam bilirubin

kalsium.22 Bilirubin adalah suatu produk penguraian sel darah merah.15

Gambar 2.1. Batu empedu dalam kandung empedu dan saluran empedu33

Keterangan Gambar:

1 2

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

1. Kandung empedu

2. Saluran Empedu

2.8. Epidemiologi

2.8.1. Distribusi dan Frekuensi Kolelitiasis Berdasarkan Orang

Di negara barat, batu empedu mengenai 10% orang dewasa. Angka prevalensi

orang dewasa lebih tinggi. Angka prevalensi orang dewasa lebih tinggi di negara

Amerika Latin (20% hingga 40%) dan rendah di negara Asia (3% hingga 4%). Batu

empedu menimbulkan masalah kesehatan yang cukup besar, seperti ditunjukkan oleh

statistik AS ini:

a. Lebih dari 20 juta pasien diperkirakan mengidap batu empedu, yang total

beratnya beberapa ton.

b. Sekitar 1 juta pasien baru terdiagnosis mengidap batu empedu per tahun,

dengan dua pertiganya menjalani pembedahan1

Kolelitiasis termasuk penyakit yang jarang pada anak. Menurut Ganesh et al

dalam pengamatannya dari tahun januari 1999 sampai desember 2003 di Kanchi

kamakoti Child trust hospital, mendapatkan dari 13.675 anak yang mendapatkan

pemeriksaan USG, 43 (0,3%) terdeteksi memiliki batu kandung empedu. Semua

ukuran batu sekitar kurang dari 5 mm, dan 56% batu merupakan batu soliter. Empat

puluh satu anak (95,3%) dengan gejala asimptomatik dan hanya 2 anak dengan gejala

(Gustawan, 2007).34

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

2.8.2. Distribusi dan frekuensi kolelitiasis berdasarkan tempat

Tiap tahun 500.000 kasus baru dari batu empedu ditemukan di Amerika

Serikat. Kasus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas, sedangkan

pada anak-anak jarang.35 Insiden kolelitiasis atau batu kandung empedu di Amerika

Serikat diperkirakan 20 juta orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita. Pada

pemeriksaan autopsy di Amerika, batu kandung empedu ditemukan pada 20% wanita

dan 8% pria.15 Pada pemeriksaan autopsy di Chicago, ditemukan 6,3% yang

menderita kolelitiasis.36 Sekitar 20% dari penduduk negeri Belanda mengidap

penyakit batu empedu yang bergejala atau yang tidak. Persentase penduduk yang

mengidap penyakit batu empedu pada penduduk Negro Masai ialah 15-50 %. Pada

orang-orang Indian Pima di Amerika Utara, frekuensi batu empedu adalah 80%.37

Di Indonesia, kolelitiasis baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara

publikasi penelitian batu empedu masih terbatas. Sebagian besar pasien dengan batu

empedu tidak mempunyai keluhan.13

2.8.3. Faktor risiko

Faktor risiko untuk kolelitiasis, yaitu:

a. Usia

Risiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya

usia. Orang dengan usia > 40 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis

dibandingkan dengan orang degan usia yang lebih muda.1,38 Di Amerika

Serikat, 20 % wanita lebih dari 40 tahun mengidap batu empedu.39 Semakin

meningkat usia, prevalensi batu empedu semakin tinggi. Hal ini disebabkan:

a.1. Batu empedu sangat jarang mengalami disolusi spontan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

a.2. Meningkatnya sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai dengan

bertambahnya usia.

a.3. Empedu menjadi semakin litogenik bila usia semakin bertambah.40

b. Jenis Kelamin

Wanita mempunyai risiko dua kali lipat untuk terkena kolelitiasis

dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormon esterogen

berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung

empedu.41,42 Hingga dekade ke-6, 20 % wanita dan 10 % pria menderita batu

empedu dan prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia, walaupun

umumnya selalu pada wanita.43

c. Berat badan (BMI). Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai

resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. Ini karenakan dengan tingginya

BMI maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi, dan juga

mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi/ pengosongan kandung

empedu.1,42

d. Makanan. Konsumsi makanan yang mengandung lemak terutama lemak

hewani berisiko untuk menderita kolelitiasis. Kolesterol merupakan

komponen dari lemak. Jika kadar kolesterol yang terdapat dalam cairan

empedu melebihi batas normal, cairan empedu dapat mengendap dan lama

kelamaan menjadi batu.44 Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang

cepat mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat

menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu.42

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

e. Aktifitas fisik. Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan

resiko terjadinya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu

lebih sedikit berkontraksi.42

2.9. Pencegahan Kolelitiasis

2.9.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kolelitiasis pada orang

sehat yang memiliki risiko untuk terkena kolelitiasis. Pencegahan primer yang

dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kolelitiasi adalah

dengan menjaga kebersihan makanan untuk mencegah infeksi, misalnya

S.Thyposa, menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi asupan lemak jenuh,

meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, dan serat makanan lain yang akan

mengikat sebagian kecil empedu di usus sehingga menurunkan risiko stagnasi cairan

empedu di kandung empedu , minum sekitar 8 gelas air setiap hari untuk menjaga

kadar air yang tepat dari cairan empedu. 45,46

2.9.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini terhadap

penderita kolelitiasis dan biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kolelitiasis agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat.

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan non bedah ataupun bedah.

Penanggulangan non bedah yaitu disolusi medis, ERCP, dan ESWL. Penanggulangan

dengan bedah disebut kolesistektomi.45,47

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

a. Penanggulangan non bedah

a.1. Disolusi Medis

Disolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi non operatif

diantaranya batu kolesterol diameternya <20mm dan batu kurang dari 4

batu, fungsi kandung empedu baik, dan duktus sistik paten.8

a.2. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)

Untuk mengangkat batu saluran empedu dapat dilakukan ERCP terapeutik

dengan melakukan sfingterektomi endoskopik. Teknik ini mulai berkembang

sejak tahun 1974 hingga sekarang sebagai standar baku terapi non-operatif

untuk batu saluran empedu. Selanjutnya batu di dalam saluran empedu

dikeluarkan dengan basket kawat atau balon ekstraksi melalui muara yang

sudah besar tersebut menuju lumen duodenum sehingga batu dapat keluar

bersama tinja. Untuk batu saluran empedu sulit (batu besar, batu yang

terjepit di saluran empedu atau batu yang terletak di atas saluran empedu

yang sempit) diperlukan beberapa prosedur endoskopik tambahan sesudah

sfingterotomi seperti pemecahan batu dengan litotripsi mekanik dan litotripsi

laser.48

a.3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL) adalah Pemecahan batu dengan

gelombang suara. ESWL Sangat populer digunakan beberapa tahun yang

lalu, analisis biaya manfaat pada saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar dipertimbangkan untuk

menjalani terapi ini.7

b. Penanggulangan bedah, yaitu:

b.1. Kolesistektomi terbuka

Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan

kolelitiasis simtomatik. Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi

adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.7

b.2. Kolesistektomi laparoskopik

Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan

sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopik.

Delapan puluh sampai sembilan puluh persen batu empedu di Inggris

dibuang dengan cara ini. Kandung empedu diangkat melalui selang yang

dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut.7 Indikasi pembedahan batu

kandung empedu adalah bila simptomatik, adanya keluhan bilier yang

mengganggu atau semakin sering atau berat. Indikasi lain adalah yang

menandakan stadium lanjut, atau kandung empedu dengan batu besar,

berdiameter lebih dari 2 cm, sebab lebih sering menimbulkan kolesistitis

akut dibanding dengan batu yang lebih kecil.3,7 Kolesistektomi laparoskopik

telah menjadi prosedur baku untuk pengangkatan batu kandung empedu

simtomatik. Kelebihan yang diperoleh pasien dengan teknik ini meliputi luka

operasi kecil (2-10 mm) sehingga nyeri pasca bedah minimal.48

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

c. Diagnosis kolelitiasis

c.1. Anamnesis

Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis.

Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran

terhadap makanan berlemak. Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di

daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikomdrium. Rasa nyeri lainnya

adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru

menghilang beberapa jam kemudian. Timbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan

tetapi pada 30% kasus timbul tiba-tiba. Lebih kurang seperempat penderita

melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau terjadi

kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas dalam.3

c.2. USG atau Pemeriksaan Ultrasonografi

USG ini merupakan pemeriksaan standard, yang sangat baik untuk

menegakkan diagnosa Batu Kantong Empedu. Kebenaran dari USG ini dapat

mencapai 95% di tangan Ahli Radiologi.30

c.3. CT Scanning.

Pemeriksaan dengan CT Scanning dilakukan bila batu berada di dalam

saluran empedu.30

c.4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan ini apabila ada komplikasi sakit

kuning.30

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

c.5. Pemeriksaan laboratorium

Batu kandung empedu yang asimptomatik, umumnya tidak menunjukkan

kelainan laboratorik. Kenaikan ringan bilirubin serum terjadi akibat penekanan

duktus koledokus oleh batu, dan penjalaran radang ke dinding yang tertekan tersebut.3

2.9.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan

mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit

dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain. Pencegahan tersier dapat dilakukan

dengan memerhatikan asupan makanan. Intake rendah klorida, kehilangan berat

badan yang cepat (seperti setelah operasi gatrointestinal) mengakibatkan gangguan

terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi

kandung empedu.42

2.10. Keluhan Penderita Kolelitiasis Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Indikasi paling umum untuk kolesistektomi (bedah) adalah adanya keluhan

bilier yang mengganggu atau semakin sering atau berat dan adanya komplikasi.3,7

Apabila tindakan kolesistektomi tidak dilakukan, prosedur ESWL (Extracorporeal

Shock Wave Lithotripsy), ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio

Pancreatography), disolusi medis (penanggulangan dengan non bedah) dapat

diberikan sebagai alternatif.49

2.11. Ukuran Batu Empedu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Jika ukuran batu empedu sudah membesar, yakni sekitar 3-4 cm, sudah

selayaknya batu itu diangkat. Kalau ukuran batu besar, kandung empedu harus cepat

diangkat dan segera dibuang. Tapi, jika ukuran batu empedu masih tergolong kecil

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolelitiasisrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34994/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Pengertian Kolelitiasis . Kolelitiasis

atau berkisar 2-3 mm, langkah operasi pengangkatan kandung empedu tidak perlu

dilakukan.7,50

Universitas Sumatera Utara