BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media...

30
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosial 2.1.1 Definisi Media Sosial Media sosial merupakan sebutan aplikasi berbasis internet yang digunakan sebagai diskusi online di mana seseorang dapat berkomunikasi, berbagi informasi, pesan pribadi, gambar, beberapa konten pada tingkat yang luas dengan ratusan bahkan ribuan orang di seluruh dunia. Media sosial mencakup berbagai aplikasi contohnya Facebook, Twitter dan Google+ yang menggunakan istilah posting”, “tag”, “dig, blogdan lain-lain. Konten ini diciptakan oleh media sosial untuk informasi online yang dibuat menyebar dan digunakan oleh konsumen. Karena kemudahan dari cara penggunaan, kecepatan jangkauan, media sosial menjadi trendsetter dari lingkungan politik, teknologi industri hiburan. Media sosial juga disebut sebagai “Web 2.0” atau “jejaring sosial” (Ventola CL, 2014; Nadaraja, 2015). 2.1.2 Karakteristik Media Sosial Media sosial memiliki karakteristik sebagai berikut (Mayfield, 2008): a. Partisipasi Media sosial mendorong kontribusi konten, umpan balik dari semua orang yang tertarik. Hal ini mengaburkan batasan antara media dan audience. b. Keterbukaan Terbuka untuk umpan balik (feedback) dan partisipasi, voting, komentar. Jarang ada hambatan walaupun dilindungi oleh sandi.

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

2.1.1 Definisi Media Sosial

Media sosial merupakan sebutan aplikasi berbasis internet yang

digunakan sebagai diskusi online di mana seseorang dapat berkomunikasi,

berbagi informasi, pesan pribadi, gambar, beberapa konten pada tingkat yang

luas dengan ratusan bahkan ribuan orang di seluruh dunia. Media sosial

mencakup berbagai aplikasi contohnya Facebook, Twitter dan Google+ yang

menggunakan istilah “posting”, “tag”, “dig”, ”blog” dan lain-lain. Konten

ini diciptakan oleh media sosial untuk informasi online yang dibuat menyebar

dan digunakan oleh konsumen. Karena kemudahan dari cara penggunaan,

kecepatan jangkauan, media sosial menjadi trendsetter dari lingkungan

politik, teknologi industri hiburan. Media sosial juga disebut sebagai “Web

2.0” atau “jejaring sosial” (Ventola CL, 2014; Nadaraja, 2015).

2.1.2 Karakteristik Media Sosial

Media sosial memiliki karakteristik sebagai berikut (Mayfield, 2008):

a. Partisipasi

Media sosial mendorong kontribusi konten, umpan balik dari semua orang

yang tertarik. Hal ini mengaburkan batasan antara media dan audience.

b. Keterbukaan

Terbuka untuk umpan balik (feedback) dan partisipasi, voting, komentar.

Jarang ada hambatan walaupun dilindungi oleh sandi.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

6

c. Percakapan

Media dapat dilihat sebagai percakapan dua arah, "siaran (broadcast)"

atau (konten yang ditransmisikan atau didistribusikan kepada audiens).

d. Masyarakat/ Komunitas

Komunitas berbagi kepentingan bersama, seperti fotografi cinta, isu

politik atau acara televisi favorit.

e. Keterhubungan

Memanfaatkan link dari satu situs ke situs lain, sumber daya dan orang –

orang yang dikenal maupun yang belum dikenal, dekat maupun jauh.

Tabel 2.1 Alasan Terbanyak Penggunaan Media Sosial

Alasan Persentase

Untuk tetap berhubungan dengan apa yang teman saya

lakukan 42%

Untuk tetap up to date dengan berita dan peristiwa saat

ini 39%

Untuk mengisi waktu luang 39%

Karena banyak teman-teman yang menggunakan 34%

Terhubung dengan orang lain 33%

Berbagi foto atau video dengan orang lain 33%

Untuk menemukan konten lucu atau menghibur 32%

Berbagi opini 31%

Bertemu orang baru 28%

Untuk penelitian atau menemukan produk untuk dibeli 25% (GlobalWebIndex, 2017)

2.1.3 Jenis media sosial :

Terdapat beberapa jenis media sosial sebagai inovasi dan perubahan yang

telah marak di era jaman modern ini.

Gambar 2.1 Macam Media Sosial (https://www.justaskgemalto.com/en/social-media-trends-2017-everything-need-know/)

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

7

Media sosial dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan fungsi seperti

(Mayfield, 2008; Ventola CL, 2014):

a. Jaringan sosial

Halaman web pribadi, menghubungkannya dengan teman untuk berbagi

konten dan berkomunikasi. Contohnya adalah Facebook, LinkedIn, Google

Plus, Doctors’ Hangout, dan Doc2Doc.

b. Blog

Berperan sebagai dokumen komunal atau database, informasi media (teks,

video, audio). Pembaca dapat menanggapi konten dengan postingan komentar

sehingga terjadi dialog antara blogger dan audience. Contohnya adalah

Blogger, WordPress.

c. Wiki

Berperan sebagai dokumen komunal atau database, menambahkan konten

atau mengedit informasi mereka. Contohnya adalah Wikipedia, Medpedia.

d. Podcast

File audio, video yang tersedia dengan berlangganan seperti iTunes.

e. Forum

Area untuk diskusi online, umumnya dengan topik dan minat tertentu.

f. Komunitas Konten (Content communities) atau Media Sharing Web

Mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Contohnya Foto (Flickr), link

bookmark (del.icio.us), video (YouTube), www.thedoctorschannel.com

g. Microblogging

Jejaring sosial yang dikombinasikan dengan blogging, didistribusikan

secara online dan melalui jaringan telepon selular. Contohnya Twitter.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

8

2.1.4 Kelebihan Media Sosial

a. Konektivitas Seluruh Dunia

Seperti membuat teman baru, membuat koneksi bisnis, menemukan

percintaan, mencari pekerjaan, bantuan lokasi, dan lain-lain.

b. Kesamaan Kepentingan

Memiliki minat sama, hanya perlu berhubungan digital atau virtual secara

online kapan saja dan dimana saja daripada bertemu secara fisik.

c. Berbagi Informasi

d. Iklan Gratis

e. Peningkatan Kecepatan Berita. Berita tren atau terupdate.

2.1.4.1 Manfaat dari media sosial dengan professional kesehatan (Ventola

CL, 2014):

a. Jaringan Profesional

Kalangan dokter dapat berpartisipasi dalam komunitas online,

mendengarkan para ahli, dan berkomunikasi dengan rekan tentang masalah

pasien.

b. Pendidikan Profesional

Misalnya YouTube dapat digunakan di kelas untuk berdiskusi,

menggambarkan, atau memperkuat suatu konsep dan kemudian menanggapi

penalaran klinis dengan pertanyaan.

c. Promosi Organisasi

Seperti kelompok advokasi pasien, perusahaan farmasi, rumah sakit.

Tujuannya meningkatkan visibilitas organisasi, pemasaran produk, jasa, berita

tentang kegiatan, penggalangan dana, layanan pelanggan dan dukungan.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

9

d. Perawatan Pasien

Media sosial dapat bertujuan memberikan edukasi pada pasien sebagai

pemantauan kesehatan, mendorong perubahan perilaku dan kepatuhan obat,

dengan harapan dapat meningkatkan hasil perawatan dan kesehatan pasien.

e. Edukasi Pasien

Situs seperti PatientsLikeMe (www.patientslikeme.com) menyediakan

tempat bagi para pasien untuk mengakses informasi, saran, dan dukungan dari

orang lain yang memiliki penyakit yang sama atau serupa.

f. Program Kesehatan Masyarakat

Seperti tanggap darurat bencana, donor organ dan lain-lain.

2.1.5 Kekurangan Media Sosial (Jadoon RN, 2010) :

a. Tatap muka secara langsung yang terancam punah

Bersosialisasi secara online dapat menghambat perkembangan seseorang

untuk bersosial dengan orang lain.

b. Cyber bullying dan Kejahatan terhadap Anak

Anak-anak bisa terkena pornografi atau konten yang tidak pantas lainnya,

pelecehan atau kontak yang tidak pantas dari orang lain.

c. Risiko Penipuan atau Pencurian Identitas

Informasi yang telah diposting di Internet dapat diakses oleh semua orang

yang cukup pintar untuk mengaksesnya/hack.

d. Invasi Perusahaan Privasi

Suatu perusahaan dapat menyerang privasi dan menjual informasi pribadi

pengguna. Misalnya iklan yang muncul dengan konten yang terkait dengan

posting pengguna.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

10

2.2 Tidur

2.2.1 Definisi tidur

Tidur merupakan suatu keadaan berulang, tetatur, reversibel ditandai

dengan keadaan relatif tidak bergerak serta tingginya ambang respon stimulus

luar dibandingkan terjaga. Tidur memberikan fungsi homeostatik yang

bersifat menyegarkan, penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan

energi (Sadock, 2010). Selama tidur fungsi otak dan tubuh tetap aktif.

Masing-masing tahap tidur terkait dengan gelombang otak (pola khas

aktivitas listrik di otak). Seberapa baik tidur dan manfaatnya tidak hanya pada

total waktu tidur, tetapi juga seberapa banyak tidur yang telah didapatkan

setiap malam dan waktu tahap tidur (National Institutes of Health 2011).

Tidur merupakan proses yang kompleks di mana tubuh melakukan

sejumlah kegiatan penting. Ini melibatkan rendahnya kesadaran dari dunia

luar, otot menjadi rileks, dan terjadi keadaan anabolik yang membantu kita

membangun dan memperbaiki tubuh terutama bagi otak untuk memulihkan

dan regenerasi (Mental Health Foundation 2011).

2.2.2 Fungsi Tidur :

Berikut beberapa fungsi dari tidur (National Institutes of Health 2011) :

a. Belajar, Daya ingat dan suasana hati.

Kurang tidur dapat menyebabkan proses berpikir menjadi lebih lambat,

sulit fokus, perhatian menjadi berkurang, mudah bingung, dan mudah marah.

b. Jantung

Saat tidur jantung dan sistem pembuluh darah akan beristirahat. Selama

tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement), detak jantung dan tekanan darah

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

11

semakin lambat seiring memasuki tahap tidur lebih dalam. Selama tidur REM

(Rapid Eye Movement), saat menanggapi mimpi detak jantung dan

pernapasan dapat naik turun sehingga tekanan darah menjadi berubah-rubah.

c. Hormon

Deep sleep (tahap 3 tidur non-REM) akan memicu pelepasan hormon

pertumbuhan (growth hormone/GH) untuk pertumbuhan anak-anak,

meningkatkan massa otot, perbaikan sel dan jaringan pada anak-anak dan

orang dewasa. Pelepasan hormon seks juga memberikan kontribusi untuk

pubertas dan kesuburan.

2.2.3 Fisiologi tidur

Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia

Usia Direkomendasikan Mungkin Tepat Tidak

Direkomendasikan

Bayi Baru Lahir

0 – 3 bulan

11 – 17 jam 11 – 13 jam

18 – 19 jam

< 11 jam

> 19 jam

Bayi

4 – 11 bulan

12 – 15 jam 10 – 11 jam

16 – 18 jam

< 10 jam

> 18 jam

Anak yang belajar berjalan

1 – 2 tahun

11 – 14 jam 9 – 10 jam

15 – 16 jam

< 9 jam

> 16 jam

Presekolah

3 – 5 tahun

10 – 13 jam 8 – 9 jam

14 jam

< 8 jam

> 14 jam

Anak sekolah

6 – 13 tahun

9 – 11 jam 7 – 8 jam

12 jam

< 7 jam

> 12 jam

Remaja

14 – 17 tahun

8 – 10 jam 7 jam

11jam

< 7 jam

> 11 jam

Dewasa Muda

18 – 25 tahun

7 – 9 jam 6 jam

10 – 11 jam

< 6 jam

> 11 jam

Dewasa

26 – 64 tahun

7 – 9 jam 6 jam

10 jam

< 6 jam

> 10 jam

Dewasa Tua

≥ 65 tahun

7 – 8 jam 5 – 6 jam

9 jam

< 5 jam

> 9 jam

(Hirshkowitz M et al, 2015)

Pada manusia jumlah tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pada

usia sehingga kebutuhan tidur berubah sepanjang siklus hidup. Bayi baru lahir

tidur rata-rata 16-18 jam per hari, menurun sekitar 13-14 jam setelah satu

tahun. Remaja cenderung memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan orang

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

12

dewasa, karena perubahan fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Orang dewasa

tidur 7-8 jam per hari. Orang dewasa yang lebih tua tidur 6-7 jam per hari,

lebih sering tidur pada siang hari. Rata-rata membutuhkan tidur bervariasi

dari orang ke orang, antara 5 dan 11 jam (Mental Health Foundation 2011).

2.2.3.1 Perubahan fisiologi pada tidur

Berikut beberapa perubahan fisiologi saat tidur (Schuup M, 2003) :

a. Sistem Pernapasan

Selama tidur NREM terjadi penurunan frekuensi pernafasan,

penurunan tonus otot saluran napas atas, hipoventilasi alveolar, sedikit

peningkatan PaCO2, penurunan PaO2. Saat REM frekuensi pernafasan

umumnya bertambah cepat, dangkal dan tak menentu. Penurunan fungsi

respirasi selama tidur terutama REM akibat kolapsnya sebagian saluran

napas atas disertai penurunan tonus otot interkostal dan genioglosus.

b. Sistem Kardiovaskular

Selama NREM, ada pengurangan dalam denyut jantung, curah

jantung dan tekanan darah, karena vasodilatasi. Selama REM tekanan

darah dan detak jantung secara keseluruhan meningkat mungkin karena

vasokonstriksi lebih terlihat pada otot rangka selama tidur REM.

c. Sistem Saraf Pusat

Saat tidur aliran darah otak / Cerebral blood flow (CBF) akan

meningkat sebesar 50-100% dibandingkan saat terjaga. Tingkat

metabolisme otak dan konsumsi oksigen berkurang selama tidur NREM

tetapi meningkat selama tidur REM. Sistem saraf otonom akan lebih

stabil saat tidur dibandingkan terjaga.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

13

d. Renal sistem

Selama tidur laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal akan

menurun. Sekresi aldosteron meningkat seperti (Antidiuretic Hormone

/ADH), sehingga produksi urin turun dan konsentrasi urin meningkat.

e. Gastrointestinal (GI)

Selama tidur motilitas saluran pencernaan, sekresi asam lambung,

reflek menelan akan menurun kecuali pasien ulkus duodenum, yang

menunjukkan peningkatan sekresi asam lambung 3-20 kali saat tidur.

f. Sistem Endokrin

Melatonin dilepaskan dari kelenjar pineal di bawah kendali nukleus

suprakiasmatik (SCN), dimulai pada awal gelap dan akan terhambat

atau tertunda oleh paparan cahaya terang. Hormon pertumbuhan

sebagian besar disekresi pada awal dari tidur gelombang lambat,

khususnya masa pubertas.

g. Kontrol suhu

Suhu tubuh akan mengalami penurunan terutama tidur gelombang

lambat akibat penurunan set point anterior hipotalamus, tubuh

mempunyai mekanisme kehilangan panas (berkeringat) untuk

mendinginkan tubuh dan membuat set point baru. Tidur REM juga akan

terjadi pengurangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.

2.2.4 Tahapan dan siklus tidur

2.2.4.1 Tahapan tidur

Tahapan tidur dinilai menggunakan elektrofisiologis; EEG

(elektroensefalogram) menunjukkan gelombang otak. EOG (elektro-

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

14

oculogram) menunjukkan gerakan bola mata. EMG (elektromiogram)

yang mengukur aktivitas otot (Mental Health Foundation 2011).

Saat kondisi terjaga pada orang normal, EEG menunjukkan dua pola

dasar aktivitas. Pertama aktivitas alfa, terdiri atas gelombang teratur

berfrekuensi sedang 8 – 12 Hz yang mana terjadi saat orang beristirahat

dengan tenang, tidak terangsang atau bergairah dan tidak terlibat dalam

aktivitas mental yang berat contohnya memecahkan suatu masalah.

Kedua aktivitas beta, terdiri dari gelombang tidak teratur, sebagian

besar memiliki amplitudo rendah dengan frekuensi 13 – 30 Hz.

Aktivitas beta menunjukkan desinkroni yang mencerminkan banyak

sirkuit neuron berbeda di otak sedang aktif mengolah informasi-

informasi atau sedang aktif berfikir (Carlson NR 2013).

Tidur memiliki dua periode yaitu NREM (non rapid eye movement)

dan REM (rapid eye movement). Tidur NREM memiliki tahap satu

sampai empat. Tahap satu merupakan transisi tidur dan terjaga yang

ditandai beberapa aktivitas teta (3,5 – 7,5 Hz), menunjukkan terjadi

penembakkan neuron di neurokorteks menjadi tersinkronasi. Gerakan

kelopak mata dari waktu ke waktu seperti membuka dan menutup

secara perlahan, matanya naik dan turun (Carlson NR 2013).

Tidur tahap dua umumnya mempunyai gelombang EEG tidak

teratur. Tahap ini mempunyai gelombang teta, gelendang tidur dan

kompleks K. Gelendong tidur berperan dalam konsolidasi ingatan.

Gelendang tidur merupakan semburan singkat gelombang 12-14 Hz

yang terjadi dua dan lima kali per menit selama tidur tahap 1-4.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

15

Kompleks K merupakan bentuk gelombang tajam yang mendadak,

tejadi spontan, lamanya kira-kira satu kali permenit (Carlson NR 2013).

Tidur tahap tiga dan empat menunjukkan terjadinya aktivitas delta

yaitu gelombang yang memiliki amplitudo tinggi kurang dari 3,5 Hz.

Pada tidur tahap tiga mengandung 20 sampai 50 persen aktivitas delta

sedangkan tahap empat mengandung lebih dari 50 persen. Tidur tahap

tiga dan empat didominasi dengan EEG gelombang lambat sehingga

disebut sebagai tidur gelombang lambat (Carlson NR, 2013).

Tahap tidur paling terdalam disebut tidur REM (rapid eye

movement) atau gerakan cepat bola mata yang merupakan ciri dari tahap

ini saat EOG. Pada EMG menunjukkan otot menjadi lumpuh (paralisis)

dan terjadi kedutan sekali-sekali, sebagian besar neuron motorik spinal

dan kranial dihambat dengan sangat kuat kecuali neuron motorik yang

mengontrol pernapasan dan gerakan mata (Carlson NR 2013).

(Carlson, 2013)

Gambar 2.2 Gelombang otak di berbagai tahap tidur

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

16

2.2.4.2 Siklus tidur

Sebuah mekanisme yang disebut siklus sirkadian atau ritme harian

mengatur pola tidur bangun dan memiliki interaksi dengan

homeostatis tidur. Kebanyakan makhluk hidup memiliki ritme

sirkadian internal artinya mereka beradaptasi untuk hidup dalam siklus

siang dan malam. Orang dewasa menyumbang rata-rata 75 - 80 persen

tidur non-REM dari total tidur. Proses ini adalah siklus selama satu

malam, mengalami empat atau lima siklus berulang dari non-REM dan

REM yang masing-masing berlangsung 90 - 110 menit. Pola tidur dan

terjaga mengikuti siklus 24 jam (Mental Health Foundation 2011).

2.2.5 Mekanisme Tidur dan Terjaga

2.2.5.1 Kontrol Neuron atas Tidur-Terjaga

Neuron pendorong keterjagaan (Szabadi E, 2015):

a. Basal otak depan/ basal forebrain (BF) : terdapat neuron kolinergik

pendorong keterjagaan.

b. Talamus : terdapat neuron glutamatergik pendorong keterjagaan.

c. Hipotalamus : terdiri dari histaminergik tuberomamillary nucleus

(TMN) dan the neuron oreksinergik pada lateral hipotalamus (LH)

/bagian perofornikal (PF).

d. Batang otak : terdiri dari noradrenergik locus coeruleus (LC),

dopaminergik ventral tegmental area (VTA), serotonergik dorsal

raphe nukleus (DR) dan the kolinergik pedunulopontin

tegmental(PPT)/laterodorsal tegmental nuklei (LDT).

Neuron pendorong tidur gelombang lambat (Szabadi E, 2015) :

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

17

a. Basal otak depan/ basal forebrain (BF) : terdapat neuron inhibitor

GABA yang diarahkan ke korteks serebral

b. Talamus : terdapat ventrolateral preoptic nucleus (VlPO). Neuron

inhibitor GABAergik dari VlPO menuju tuberomamillary nucleus

(TMN) dan locus coeruleus (LC)

c. Hipotalamus : terdapat neuron yang mengandung melanin

concentrating hormone (MCH) yang bercampur dengan neuron

oreksinergik mengirimkan inhibitor pada semua neuron pendorong

tidur gelombang lambat

d. Batang otak : terdapat akson interneuron inhibitor GABA yang

menghambat noradrenergik pendorong tidur gelombang lambat dan

neuron dopaminergik.

Neurotransmiter yang berperan adalah asetilkolin (ACh),

noradrenalin (NA), histamin (H), oreksin (Ox), MCH (melanin-

concentrating hormone), GABA (γ-aminobutyric acid), dopamin

(DA), 5HT (5-hydroxytryptamine), glutamate (Glu). Reseptor yang

terdiri dari eksitatori α1-adrenoseptor, inhibitor α2-adrenoseptor,

eksitatori H1 reseptor, 5HT2A dan 5HT2C, eksitatori 5HT reseptor.

(Szabadi E, 2015)

Gambar 2.3 Kontrol Neuron atas Tidur-Terjaga

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

18

Keterangan gambar : nukleus pendorong keterjagaan (kuning),

nukleus pendorong tidur (ungu), nukleus pendorong tidur REM

(putih), Eksitatori (merah), inhibitori (biru)

a. Asetilkolin (Ach)

Asetilkolin mempunyai peran penting dalam arousal. Saat terjaga

dan tidur REM aktivitas asetilkolin sangat tinggi, namun rendah saat

tidur gelombang lambat (Carlson NR, 2013).

(Carlson, 2013)

Gambar 2.4 Pelepasan Asetilkolin selama Siklus Tidur-Terjaga

b. Noradrenalin

Badan sel noradrenergik terdapat di lokus koeruleus (LC) yang

terletak di pons dorsal. Aktivasi neuron-neuron lokus koeruleus (LC)

akan terjadi pelepasan neuron norepinefrin sehingga meningkatkan

kesiagaan, rendah saat tidur gelombang lambat, dan nyaris nol saat

tidur tahap REM. Beberapa detik setelah terbangun laju penembakan

neuron-adrenergik akan meningkat dramatis (Carlson NR, 2013).

(Carlson, 2013)

Gambar 2.5 Norepinefrin dan Siklus Tidur-Terjaga

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

19

c. Serotonin (5HT)

Neuron serotonergik banyak ditemukan di nukleus rafe. Akson

neuron ini menjulur ke banyak bagian otak termasuk hipotalamus,

hipotalamus, ganglia basal, hipokampus dan neokorteks. Aktivitas

neuron serotonergik menurun dan nyaris nol saat tidur REM dan

kembali sangat aktif setelah tahap REM berakhir (Carlson NR, 2013).

(Carlson, 2013)

Gambar 2.8 Serotonin dan Siklus Tidur

d. Histamin

Badan sel neuron ini terletak di nukleus tuberomamilaris. Akson

neuron ini menjulur ke serebrum, talamus, ganglia basal, otak depan

basal dan wilayah lain di hipotalamus. Saat terjaga aktivitas neuron

histaminergik tinggi, namun rendah saat tidur gelombang lambat dan

REM (Carlson NR, 2013).

e. Oreksin

Sekitar 7000 neuron oreksinergik dalam otak manusia dan akson

neuron ini menjulur hampir ke semua bagian otak termasuk korteks

serebrum dan wilayah yang terlibat dalam arousal dan keterjagaan

termasuk lokus koeruleus, nukleus rafe, nukleus tuberomamilaris,

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

20

neuron asetilkolinergik di pons dorsal dan otak depan basal. Aktivitas

neuron ini tinggi saat terjaga aktif, rendah saat terjaga diam, tidur

gelombang lambat dan tidur REM (Carlson NR, 2013).

(Carlson, 2013)

Gambar 2.7 Oreksin dan Siklus Tidur-Terjaga

f. Dopamin (DA)

Neuron dopaminergik berlokasi di nukleus yang berbeda pada otak

tengah, hipotalamus, bulbus olfactori. Semua nukleus di otak tengah

melakukan kontribusi ke efek pendorong keterjagaan dari sistem

dopaminergik, melalui proyeksi langsung dan tidak lagsung ke korteks

serebral dan nuleus pendorong keterjagaan lainnya (Szabadi E, 2015).

g. Glutamat

Di talamus terdapat neuron glutamatergik spesifik (sensorik) and

non-spesifik yang menyebar ke korteks serebral. Neuron non-specifik

berlokasi di intralaminar dan nukleus retikular, dimana sebagai

pendorong keterjagaan dan merupakan bagian “ascending arousal

system” . Neuron ini menerima masukan rangsang dari kolinergik

pendorong keterjagaan dan neuron histaminergik. Neuron

glutamatergik di bagian atas batang otak (nukleus parabrachial dan

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

21

area precoeruleus) membangkitkan keterjagaan melalui output

eksitatori ke basal otak depan (Szabadi E, 2015).

h. GABA

GABA merupakan the neurotransmiter inhibitor terbanyak di otak.

Neuron GABAergik tersebar luas di seluruh neuraxis. Neuron

GABAergik mendorong tidur gelombang lambat dan menghambat

tidur REM (Szabadi E, 2015).

i. Galanin

Neuron galaninergik diidentifikasi di VlPO dimana bercampur

dengan neuron GABAergik. Neuron galaninergik memiliki target

proyeksi yang sama dengan neuron GABAergik. Melalui sinergisme

dari neuron GABAergik pendorong tidur di VlPO dan inhibisi dari

noradrenergik pendorong keterjagaan dan neuron serotonergik,

galanin mendesak aksi dari pendorong tidur (Szabadi E, 2015).

j. Melatonin

Hormon melatonin dihasilkan kelenjar pineal. Disintesis dibawah

kontrol sirkadian oleh SCN, dan dimodulasi oleh cahaya. Melatonin

menstimulasi reseptor MT1 dan MT2 sehingga memberikan efek

pendorong tidur dan memodulasi tidur (Szabadi E, 2015).

k. Adenosin

Adenosin akan terakumulasi di otak selama terjaga yang

berlangsung lama. Ini adalah agen pendorong tidur “somnogen” oleh

meningkatnya kecenderungan untuk tidur. Efek pendorong tidur dari

adenosin adalah dimediasi melalui inhibisi dari neuron pendorong

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

22

keterjagaan dan stimulasi neuron pedorong tidur (Szabadi E, 2015).

l. MCH (Melanin Concentrating Hormon)

Neuron MCH diam selama terjaga, sedikit bergerak selama SWS,

dan bergerak maksimal selama tidur REM. Aktivasi neuron MCH

dapat mengganti SWS ke tidur REM (Szabadi E, 2015).

2.2.6 Kualitas tidur

Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti

lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun

dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Kualitas tidur dan

waktu tidur yang sama pentingnya dengan kuantitas tidur. Orang yang

tidurnya sering terganggu atau mempersingkat waktu tidur mungkin tidak

akan cukup mendapatkan dari kedua tidur non-REM dan tidur REM. Kedua

jenis tidur ini penting untuk belajar dan daya ingat, pertumbuhan dan

perbaikan sel (National Institutes of Health, 2011).

2.2.7.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

1. Penyakit

a. Gangguan Psikiatri

i. Pada depresi serotonin, norepinefrin, dopamin akan menurun

dimana neuron tersebut berperan dalam keterjagaan sehingga

orang dengan depresi memiliki gangguan pada pola tidur REM

yaitu memiliki tidur REM yang berlebih, lebih cepat memasuki

tahap REM dan densitas REM yang meningkat (Sadock, 2010).

ii. Orang dengan kecemasan (anxiety), norepinefrin, epinefrin,

serotonin akan meningkat menyebabkan meningkatnya

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

23

keterjagaan dan kewaspadaan (Sadock, 2010), memiliki waktu

kurang dalam tidur nyenyak (Mental Health Foundation 2011).

iii. Orang skizofrenia dapat terjadi penundaan dalam mencapai tidur

nyenyak dan tidur REM (Mental Health Foundation 2011).

iv. Pada bipolar dapat terjadi gangguan pola tidur dan waktu

sirkadian, meskipun tidak jelas apakah waktu sirkadian atau

homeostatis tidur yang bertanggung jawab atas gangguan tidur

yang mendasari (Mental Health Foundation 2011).

v. Gangguan berjalan sambil tidur (somnambulisme), berbicara

sambil tertidur (somniloquy), membenturkan kepala terkait tidur

(jactatio capitis nocturia), gangguan mimpi buruk, gangguan teror

tidur menunjukkan gejala parasomnia yang menandai sebagian

besar gangguan tidur. Parasomnia terjadi pada tahap 3 dan 4,

merupakan fenomena tidak biasa, tidak diinginkan, terjadi tiba-

tiba saat tidur atau pada ambang tidur-bangun (Sadock, 2010).

vi. Narkolepsi menunjukkan gejala hypersomnia (tidur yang

berlebihan, somnolen siang hari yang berlebihan, atau keduanya),

manifestasi abnormal tidur REM terjadi setiap hari sedikitnya 3

bulan, 2-6 kali sehari, 10-20 menit (Sadock, 2010). Penyebab dari

penyakit ini adalah degenerasi dari neuron oreksinergik dimana

neuron ini berperan dalam keterjagaan (Carlson NR, 2013).

b. Gangguan Neurologi

i. Pasien demensia tipe alzheimer mengalami kerusakan pada sel

otak sehingga mengalami penurunan fungsi otak salah satunya

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

24

gangguan tidur yang ditandai dengan berkurangnya tidur REM

dan tidur gelombang pendek (Sadock, 2010).

ii. Pada Epilepsi impuls listrik sel saraf akan berlebih sehingga

menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.

Sleep disorder berhubungan dengan terjadinya kejang sehingga

mengganggu tidur normal bahkan saat tidur dapat terjadi kejang.

Pada epilepsi terjadi peningkatan bangun nokturnal, bangun lebih

pagi, susah memulai tidur, kantuk siang hari yang berlebihan dan

kualitas tidur yang buruk (Watson NF et al, 2013).

iii. Multiple Sclerosis (MS), tumor dan stroke dapat menyebabkan

gangguan tidur sesuai lokasi lesi. Lesi di hipotalamus termasuk

Tuberomamillary nucleus (TMN) atau hipokretin/produksi

oreksin dapat menyebabkan rasa kantuk. Lesi pontine termasuk

area sublaterodorsal tegmental nucleus dapat menimbulkan REM

sleep behavior disorder (SBD). Lesi Ventrolateral preopic

nucleus (VlPO) cenderung insomnia. Tumor serebral terutama

yang berloksi di daerah sellar dan suprasellar

(craniopharyngioma, Astrositoma pilocytic, dan Adenoma

pituitary) dapat menyebabkan kantuk melalui keterlibatan

neoplastik langsung atau tekanan pada hipotalamus, dengan

penurunan hipokretin (oreksin) sebagai faktor penyebabnya.

Selain itu juga dapat menyebabkan disfungsi endokrin yang

mempengaruhi produksi melatonin. Glioma batang otak dan

tumor hemisfer (invasi hemisfer bilateral atau edema

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

25

menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial atau herniasi

serebri) menunjukkan somnogenik, dengan terganggunya

reticular activating system (RAS) sebagai kemugkinan

penyebab. SDB mungkin disebabkan oleh tumor yang melibatkan

batang otak yang menyebabkan disfungsi pada pusat pernapasan

dan nukleus yang terlibat dalam diafragma dan kontrol otot

bulbar.

iv. Nyeri kepala menyebabkan insomnia,durasi tidur lebih pendek

(6,7 dibandingkan 7jam), latensi tidur lebih lama (31,4

dibandingkan 21,1menit), butuh waktu lebih lama melanjutkan

tidur setelah malam terbangun (Watson NF et al, 2013).

c. Gangguan Kardio-Respirasi

i. COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) dapat beresiko

terjadi OSA (Obstruktive Sleep Apnea) dimana terjadi penurunan

saturasi oksigen saat nokturnal yang menyebabkan hipoksia

sehingga mempengaruhi kualitas tidur (Zohai MA et al, 2014).

ii. Asma juga beresiko menyebabkan Obstructive sleep apnea

syndrome (OSAS), desaturasi oxyhemoglobin. Tidur khususnya

tahap REM terjadi keterbatasan aliran udara, upaya pernafasan

meningkat, hipoksemia, retensi karbon dioksida (Salles C, 2013).

iii. SDB (Sleep-disordered Breathing) pada CHF ada 2 tipe: central

sleep apneu dengan pernapasan Cheyne-Stokes dan OSA

(Obstruktive Sleep Apnea). CSB menyebabkan hipoksemia

berulang, hiperkapnia, hipokapnia, meningkatkan tekanan negatif

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

26

intratorak. Perubahan ini menyebabkan pelepasan mediator

inflamasi, tekanan transmural di ruang jantung meningkat, dan

pengiriman oksigen ke jaringan berkurang (Sharma B et al, 2010).

d. Gangguan Metabolik

i. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer ( diabetic

neuropathy) yang menyebabkan rasa kebas, rasa geli, rasa sakit

pada kaki dan tangan. Gejala tersebut dapat membuat sulit untuk

tidur dan atau mempertahankan tidur (Patel et al, 2014).

e. Gangguan Muskuloskeletal

i. Rheumatoid arthritis (RA), rasa nyeri yang dirasakan dapat

menimbulkan insomnia dan fatigue sehingga membuat kualitas

tidur yang jelek (Jae-Hyun, 2016).

2. Zat dan Obat

a. Zat

i. Kafein menstimulasi SSP (sistem saraf pusat), meningkatkan detak

jantung, meningkatkan produksi adrenalin, menekan produksi

melatonin melalui antagonis reseptor adenosin menyebabkan

penundaan pada awal tidur, ketidakmampuan untuk

mempertahankan tidur, terbangun pada dini hari (Sadock, 2010).

ii. Alkohol meningkatkan efek GABA, menimbulkan rasa kantuk dan

kesulitan bangun pada keesokkan harinya. Konsumsi alkohol

sebelum tidur pada pra akut dapat terjadi peningkatan SWS (slow

wave sleep) dan tidur REM (Carskadon MA dan Dement WC,

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

27

2011). Selain itu berdampak pada sistem diuretik yang

menyebabkan sering ke toilet untuk kencing (Sadock, 2010).

iii. Kanabis dapat menyebabkan munculnya gejala gangguan tidur.

Gejala tersebut hampir selalu menghilang dalam hitungan hari atau

minggu setelah penggunaan kanabis tersebut dihentikan (Sadock,

2010).

iv. Nikotin. Reseptor asetilkolin nikotinik saat diaktivasi oleh nikotin

di terminal saraf dopaminergik akan meningkatkan pelepasan

dopamin sehingga meningkatkan keterjagaan (Szabadi, 2015),

penurunan jumlah tidur REM (rapid eye movement) pada si

pengguna (Mental Health Foundation 2011).

v. Opioid misal morfin menghambat lokus koeruleus melalui

stimulasi reseptor μ opioid inhibitor pada neuron noradrenergik,

menyebabkan sering hipersomnia dibanding insomnia (Sadock,

2010).

vi. Kokain bekerja sebagai dopamin reuptake inhibitor sehingga

menyebabkan keterjagaan (Szabadi, 2015).

vii. Amfetamin bekerja sebagai dopamin reuptake inhibitor sehingga

menyebabkan keterjagaan (Szabadi, 2015). Intoksikasi amfetamin

menimbulkan insomnia, sedangkan pasien dengan keadaan putus

amfetamin dapat mengalami mimpi buruk (Sadock, 2010).

viii. Minuman berenergi atau minuman stimulant dapat meningkatkan

kinerja dan daya tahan tubuh. Memiliki kandungan utama yaitu

kafein dan kandungan lainnya seperti guarana (semacam kafein),

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

28

taurine, L-carnitine, glucuronolactone, vitamin B, ginseng

(Richards G dan Smith AP, 2016).

b. Obat

i. GABA

Aktivasi agonis reseptor GABAA (Barbiturat, benzodiazepine),

Agonis reseptor GABAB (Gamma–hydroxybutyrate (GHB) dapat

mendorong tidur (Szabadi, 2015).

ii. Alpha 2 Delta Ligands.

Obat antiepilepsi ini tidak berikatan pada reseptor GABAA,

GABAB, tapi ke alpha 2 delta subunits voltage-gated calcium

channels. Obat pregabalin dan alprazolam meningkatkan kualitas

tidur dan kemudahan memulai tidur. Obat gabapentin (indikasi

epilepsi dan neuropathic pain) meningkatkan tahap tidur

gelombang lambat (Roehrs T and Roth T, 2010).

iii. Beta Bloker (Beta 1-adrenergik reseptor inhibitor)

Beta bloker merupakan jenis obat yang digunakan untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Hubungannya dengan tidur karena mempunyai efek yaitu

mengurangi produksi melatonin (Patrick R, 2012).

iv. Kortikosteroid

Kortikosteroid seperi prednisolon dapan mensupresi pada tidur

gelombang lambat tahap tiga dan empat, insomnia, mimpi buruk

(Consultant pharmacist continuing education series 2011).

v. Antidepressan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

29

Obat-obat antidepressan seperti Monoamine oxidase inhibitors

(MAOIs), Tricyclic antidepressan (TCAs), dan Selective Serotonin

Reuptake Inhibitors (SSRIs) dapat mensupresi tidur REM (Rapid

Eye Movement). (Consultant pharmacist continuing education

series 2011).

vi. Diuretik

Penggunaan obat-obat diuretik dapat menyebabkan nokturia

(Asplund R, 2002).

vii. Histamin

H1-antihistamin telah digunakan untuk pengobatan alergi. H1

Reseptor Antagonis seperti dipenhidramin, prometazin,

klorpeniramin dapat melewati blood–brain barrier (BBB) dan

memiliki efek sedatif / hipnosis yang poten (Szabadi, 2015).

viii. Asetilkolin (kolinesterase inhibitor)

Asetilkolinesterase Inhibitor memiliki efek samping gangguan tidur

pada pasien demensia (Clinical Practice Guideline, 2017).

Donepezil digunakan untuk fungsi kognitif pada pasien demensia,

meningkatkan keterjagaan, insomnia dan meningkatkan tidur REM

(Szabadi, 2015).

3. Perubahan Lingkungan

a. Cahaya

Retina bola mata terdapat fotoreseptor yang menerima informasi

tentang jumlah cahaya di lingkungan. Sinyal dari mata akan

diteruskan ke suprachiasmatic nucleus (SCN) terletak tepat di atas

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

30

saraf optik dan mengirimnya ke otak. Selanjutnya diteruskan ke

kelenjar pineal yang mengontrol produksi hormon melatonin yang

membuat rasa kantuk. Selama tidur, kadar melatonin meningkat

tajam. Saat kurang cahaya, seperti pada waktu malam, ia

memberitahu otak untuk menciptakan lebih banyak melatonin,

sebaliknya jika cahaya terlalu terang maka akan sulit untuk

memulai tidur (Carlson NR 2013).

b. Suhu

Paparan suhu yang dingin atau panas dari lingkungan dapat

mempengaruhi termoregulasi tubuh sehingga dapat memberikan

efek yaitu meningkatkan keterjagaan dan menurunkan tidur REM

dan tidur gelombang lambat (Okamoto-Mizuno K, 2012).

c. Suara

Paparan suara yang berisik atau ramai akan meningkatkan frekuensi

bangun selama tidur dan menurunkan tahap slow-wave sleep atau

deep sleep sehingga beresiko terjadinya gangguan tidur dan

membuat kualitas tidur menjadi jelek (Kwak et al, 2016)

d. Dan Lain-lain

a. Usia lanjut.

Beberapa faktor menyebabkan gangguan tidur pada usia lanjut;

lingkungan, emosional, penyakit, dan obat-obatan yang dikonsumsi

(Centre for Ageing Research and Development in Ireland, 2014).

Terjadi pengurangan tidur gelombang pendek dan REM. Beberapa

orang tua mengeluh sulit tidur, terbangun pagi, terbangun lama

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

31

(sering pada malam hari), mengantuk di siang hari, kurang segar

saat bangun tidur (National Institutes of Health, 2011).

b. Gangguan tidur irama sirkadian

Menurut DSM-IV-TR terdapat empat jenis; pertama tipe fase tidur

tertunda ditandai dengan waktu tidur dan waktu bangun yang lebih

lambat dari yang diinginkan. Kedua tipe jetlag, disebabkan lama

perjalanan antara zona waktu yang berbeda, berkaitan dengan

kurang tidur. Ketiga tipe kerja bergiliran seperti kerja shift malam

yang menyebabkan pola tidur terganggu. Keempat pola tidur-

bangun kacau dan sindrom memajukan fase tidur (Sadock, 2010).

c. Kebiasaan makan

Makan makanan berat membuat tubuh menghabiskan waktu untuk

mencerna sebelum bisa tidur. Makanan yang membantu tidur

misalnya beras, gandum, susu mengandung asam amino triptofan,

mengandung sejumlah kecil melatonin yang dapat meningkatkan

rasa ingin tidur (Mental Health Foundation 2011).

2.3 Hubungan Penggunaan Media Sosial dan Kualitas Tidur

Penggunaan yang berlebih dari media sosial dapat berdampak negatif terhadap

kualitas tidur sebagai dampak ketergantungan / kecanduan, pemborosan terhadap

waktu dan pengaruh pencahayaan dari perangkat yang digunakan untuk.

2.3.1 Kecanduan dan pembuang waktu

Penggunaaan media sosial yang berlebih dapat menjadi pemborosan

terhadap waktu (Jadoon RN, 2010). Kecanduan terhadap media sosial dapat

menimbulkan perilaku seperti attention-deficit / hyperactivity disorder

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

32

(ADHD), obsessive - compulsive disorder (OCD) (Andreassen CS, 2016).

Kecanduan mempengaruhi pola tidur akibat waktu tidur yang tidak teratur

sehingga kualitas tidur menjadi jelek (Patrick C.K, Steijn R, 2014).

(GlobalWebIndex, 2017)

Gambar 2.8 Persentase Penggunaan Perangkat untuk Jejaring Sosial

2.3.2 Psikis atau Kesehatan Mental

Dampak penggunaan media sosial pada kesehatan, salah satunya psikis

yang berhubungan dengan perubahan emosi antara lain kecemasan dan

depresi. Perasaan khawatir atau cemas dapat terjadi saat tidak dapat

terhubung dengan situs media sosial. Depresi diakibatkan karena stress,

perasaan iri, selalu membanding diri dan bullying (Scott H, 2015).

2.3.3 Pencahayaan dari perangkat

2.3.3.1 Hormon Melatonin

Hormon melatonin (5-methoxy-N-acetyltryptamine) disekresi oleh

kelenjar pineal, sebuah kelenjar yang berukuran sekitar 1 cm, terletak di atas

otak tengah, tepat di depan serebrum (McGilion, 2002). Di dalam kelenjar

pineal tersebut ada serabut-serabut saraf di yang berhubungan langsung

dengan saraf penglihatan sehingga sangat sensitif terhadap cahaya. Melatonin

disekresikan langsung ke dalam sirkulasi dan disalurkan ke seluruh tubuh.

Selain itu melatonin juga disekresikan ke dalam cairan cerebrospinal melalui

pineal recess (Doghramji K, 2007).

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

33

2.3.3.2 Fisiologi Melatonin

Hormon melatonin merupakan hormon yang mengatur dan memelihara

irama sirkadian (sistem jam biologis tubuh yang memegang peranan penting

dalam mengatur tidur dan terjaga), diatur oleh suprachiasmatic nucleus

(SCN) yang dipengaruhi oleh siklus terang – gelap. Saat siang hari neuron

SCN aktif secara maksimal, tidak ada melatonin yang dilepaskan, sedangkan

pada malam hari, ketika neuron ini diam, melatonin disintesis dan disekresi.

Sekresi melatonin dimulai pada pukul 22.00 – 23.00 dan memuncak pada

03.00 – 04.00. Hal ini dikarenakan pada waktu itu gangguan cahaya paling

minimal. Konsentrasi melatonin terendah pada pukul 07.00 – 09.00 pagi.

Pada orang dewasa muda normal, rata-rata sekresi melatonin pada siang hari

berkisar 10 pg/ml dan pada malam hari berkisar 60 pg/ml (Buscemi N, 2004).

2.3.3.3 Pengaruh melatonin dengan tidur

Melatonin memiliki reseptor MT1 dan MT2, paling banyak ditemukan di

SCN. Paparan dari cahaya yang dihasilkan oleh perangkat (smartphone,

pc/komputer, laptop, tablet) akan menghambat rangsangan oleh reseptor

MT1 dan MT2 menyebabkan sintesis dan produksi melatonin terhambat

akibatnya waktu tidur akan tertunda, waktu terjaga lebih lama, durasi tidur

menjadi lebih pendek, efisiensi tidur berkurang, dan onset tidur yang

memanjang sehingga kualitas tidur menjadi jelek (Christensen MA, 2016).

2.3.5 Social networking time use scale (SONTUS)

Kuesioner SONTUS menunjukkan seberapa sering selalu menggunakan

media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Myspace,

Pinterest dan lain-lain selama seminggu. Dalam SONTUS terdapat lima

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosialeprints.umm.ac.id/41609/3/jiptummpp-gdl-windykirta-49631... · 2018. 12. 7. · Masyarakat/ Komunitas Komunitas berbagi kepentingan bersama,

34

komponen yaitu relaksasi dan periode bebas, periode terkait akademik,

tempat umum yang berhubungan dengan penggunaan, periode stres yang

berhubungan, motif yang digunakan. Komponen skor dijumlahkan untuk

menghasilkan skor global yang berkisar 5 - 23. Interpretasi dalam

menggunakan situs jejaring sosial adalah pengguna rendah dengan skor 5-9,

sedang dengan skor 10-14, tinggi dengan skor 15-19 dan sangat tinggi dengan

skor lebih dari 19 (Olufadi Y, 2015).

2.3.6 The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)

Kuesioner PSQI memperkirakan latensi tidur, durasi, frekuensi dan

perkiraan dari tingkat keparahan masalah tidur. PSQI menilai interval selama

satu bulan, mengkombinasi informasi kuantitatif dan kualitatif. Skor PSQI

memiliki penilaian secara keseluruhan kualitas tidur untuk menghitung dan

memungkinkan perbandingan dari pasien atau kelompok. Hasil akan diukur

dari tujuh komponen yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur,

efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan

disfungsi siang hari selama satu bulan terakhir. Hasil skor akan dibagi dalam

baik dan buruk. Total skor lima atau lebih menunjukkan kualitas tidur buruk

dan jika total skor kurang dari lima maka menunjukkan kualitas tidur baik

(Buysse DJ et al,1988).