BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker Paru Menurut WHO, kanker adalah istilah umum suatu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Menurut National Cancer Institute, kanker adalah istilah penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa control dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker paru ialah konsekuensi fenotip dari akumulasi perubahan genetik pada sel epitel saluran nafas yang berakibat terjadinya proliferasi seluler yang tidak terkontrol. 2.1.2. Epidemiologi Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering dikalangan laki-laki maupun perempuan. National cancer Institute melaporkan bahwa sekitar 61.4 % dari 100,000 kasus baru kanker paru terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan rata-rata 49.5% dari 100,000 meninggal akibat kanker paru.Kasus baru yang diestimasi pada tahun 2013 adalah sekitar 228,190 ( 13,7%) dengan kematian sebanyak 159,480 (27,5). National Cancer Institute mengestimasikan kanker paru di Amerika Syarikat pada tahun 2014 seperti berikut: 1. Sekitar 224,210 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116,000 orang laki-laki dan 108,210 orang perempuan). 2. Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 159,260 kasus (86,930 pada laki-laki dan 72,330 pada perempuan), berkisar 27% dari kasus kematian karena kanker. Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama behubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia. Menurut penelitian Melindawati jumlah penderita kanker paru di Rumah Sakit Adam Malik Medan Indonesia pada periode tahun 2004-2008 Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Paru

2.1.1. Definisi Kanker Paru

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum suatu kelompok besar

penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Menurut National

Cancer Institute, kanker adalah istilah penyakit di mana sel-sel membelah secara

abnormal tanpa control dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker paru

ialah konsekuensi fenotip dari akumulasi perubahan genetik pada sel epitel

saluran nafas yang berakibat terjadinya proliferasi seluler yang tidak terkontrol.

2.1.2. Epidemiologi

Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering

dikalangan laki-laki maupun perempuan. National cancer Institute melaporkan

bahwa sekitar 61.4 % dari 100,000 kasus baru kanker paru terjadi pada laki-laki

dan perempuan dengan rata-rata 49.5% dari 100,000 meninggal akibat kanker

paru.Kasus baru yang diestimasi pada tahun 2013 adalah sekitar 228,190 ( 13,7%)

dengan kematian sebanyak 159,480 (27,5).

National Cancer Institute mengestimasikan kanker paru di Amerika

Syarikat pada tahun 2014 seperti berikut:

1. Sekitar 224,210 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116,000 orang

laki-laki dan 108,210 orang perempuan).

2. Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 159,260 kasus (86,930 pada

laki-laki dan 72,330 pada perempuan), berkisar 27% dari kasus kematian

karena kanker.

Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan

dan hal ini terutama behubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di

seluruh dunia. Menurut penelitian Melindawati jumlah penderita kanker paru di

Rumah Sakit Adam Malik Medan Indonesia pada periode tahun 2004-2008

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

ditemukan pasien kanker rawat inap 378 orang dengan perincian pada tahun 2004

terdapat 63 orang , pada tahun 2005 sekitar 80 orang, pada tahun 2006 sebanyak

68 orang dan pada tahun 2007 sebanyak 70 orang dan pada tahun 2008 sebanyak

89 orang.

2.1.3. Etiologi dan Faktor Resiko

Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan kanker paru. Antaranya

ialah:

a. Merokok

Insidensi kanker paru-paru sangat berkorelasi dengan faktor merokok. Sekitar

90% kanker paru terjadi akibat daripada penggunaan tembakau.Risiko kanker

paru pada perokok dipengaruhi oleh usia seseorang individu mulai merokok,

jumlah batang rokok dihisap dalam setiap hari, lamanya kebiasaan rokok dan

lamanya berhenti merokok. (Melissa Stoppler, 2013).

b. Perokok Pasif

Perokok pasif, atau menghirup asap tembakau yang ditemukan oleh orang

lain di dalam ruang tertutup merupakan faktor risiko terjadinya pengembangan

kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahawa pada orang- orang

yang tidak merokok yang tinggal dengan perokok atau berdekatan dengan

perokok memiliki risiko terjadi kanker paru sekitar 24% (Melissa Stoppler 2013).

c. Jenis Kelamin

Sebagian besar kanker paru mengenai laki-laki (65%) dengan risiko 1:13 dan

pada perempuan 1:20. Perbandingan laki-laki terhadap perempuan adalah 4:1.

Pada suatu penelitian yang dilakukan di RSUPH. Adam Malik Medan diketahui

bahwa berdasarkan jenis kelamin, pada kasus kanker paru ditemukan lebih banyak

jenis kelamin laki-laki sebanyak 73.3% daripada jenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 26,7%.

d. Paparan Zat Karsinogen pada Pekerja

• Asbestos sering menimbulkan mesothelioma

• Radiasi ion pada pekerja tambang uranium

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

• Pekerja yang terpajan dengan debu yang mengandung radon, arsen,

kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, vinil klorida dan gas mustard.

(Amin, 2009)

e. Diet

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap

betakarotene, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena

kanker paru.

The International Agency for Research on Cancer (IARC) menentukan bahwa

cat juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker terutama kanker paru di

samping kanker esophagus, abdomen dan kandung kencing. Cat jenis tertentu

diduga mengandung beberapa zat yang bersifat karsinogenik. Beberapa bahan

dalam cat yang dapat menyebabkan kanker paru antara lain timah, kromium,

molybdenum, asbestos, arsenik, titanium, dan mineral oil (polycylic aromatic

hydrocarbon).

2.1.4. Klasifikasi Kanker Paru

Diantara beberapa klasifikasi karsinoma paru, yang paling banyak diterima

adalah klasifikasi WHO tahun 1999 (table 2). Berdasarkan klasifikasi ini, terdapat

empat jenis histologi karsinoma paru yaitu adenokarsinoma, karsinoma

epidermoid (karsinoma sel skuamosa), karsinoma sel besar dan karsinoma sel

kecil. Keempat tipe ini merupakan 95% dari keseluruhan kanker paru. Di luar

keempat tipe tersebut, ditemukan beberapa sub tipe yang lain, tetapi sebagian

besar diantaranya tidak bernilai klinis maupun radiologis yang siknifikan.

Karsinoma paru yang terdiri lebih dari 1 tipe histopatologis diklasifikasikan

sebagai tumor campuran.

Tabel 2.1: Klasifikasi histologi kanker paru menurut WHO tahun 1999

1. Squamous Carcinoma (epidermoid carcinoma) 2. Small Cell Carcinoma 3. Adenocarcinoma 4. Large Cell Carcinoma 5. Aden squamous Carcinoma

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

6. Carcinoma with pleomorphic sarcomatoid atau sarcomatous elements 7. Carcinoid Tumor 8. Salivary Gland type Carcinoma 9. Unclassified Carcinoma

(World Health Organization, 1999

• Karsinoma Epidermoid

Angka kejadian karsinoma epidermoid sekitar 30% dari kasus kanker paru.

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk

metaplasia atau dysplasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului

timbulnya tumor. Gambaran mikroskopisnya ditandai adanya keratinisasi disertai

pembentukan ‘bridge’ intraselular yang prominent.

• Adenokarsinoma

Menempati sekitar 35-40% kanker paru.Khas dengan bentuk formasi

glandular dan kecenderungan kearah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya

membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar).

Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen) karsinoma ini bias

dibedakan dari mesothelioma.

• Karsinoma Sel Besar

Ini suatu subtype yang gambaran histologisnya dibuat secara ekslusi.Dia

termasuk NSCLC tapi tak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel

bersifat anaplastic, tak berdiferensiasi, biasamya disertai oleh infiltrasi sel netrofil.

• Karsinoma Sel Kecil (SCLC)

Karsinoma sel kecil terjadi 15% dari semua jenis kanker paru, kanker ini

cukup agresif, frekuensinya berhubungan dengan jarak metastasis dan mempunyai

prognosis yang buruk pada semua kanker paru primer. Gambaran histologinya

yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mukus

dengan sebaran kromatin yang sedikit sekali tanpa nukleoli. Sel-sel yang

bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

2.1.5. Stadium Kanker Paru

Pembagian stadium kanker dibuat menggunakan system TNM oleh The

International System for Staging Luncg Cancer, serta diterima oleh The American

Joint Committee on Cancer (AJCC) dan The Union International Contrele Cancer

(UICC), membuat klasifikasi kanker paru pda tahun 1973 dan kemudian direvisi

1986 dan terakhir pada tahun 1997.

Tabel 2.2 pembagian Stadium Kanker

STADIUM TNM

Karsinoma in situ Tx, N0, M0

Stadium 0 Tis, N0, M0

Stadium IA T1, N0, M0

Stadium IB T2, N0, M0

Stadium IIA T1, N1, M0

Stadium IIB T2, N1, M0

Stadium IIIA T3, N1, M0

T1-3, N2, M0

Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0

T4, N berapa pun, M0

Stadium IV T berapa pun, N berapa pun,

Keterangan:

Tx : tumor terbukti ganas didapat dari secret bronkopulmoner, tapi tidak terlihat

secara bronkoskopis dan radiologis

Tis : karsinoma in situ

T0 : tidak terbukti adanya tumor primer

T1 : tumor, diameter ≤ 3 cm

T2 : tumor, diameter > 3 cm

T3 : tumor ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma,

perikardium, < 2 cm dari karina, terdapat atelaktasis total

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

T4 : tumor ukuran apapun invasi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura

malignan.

N0 : tidak ada kelenjar getah bening (KGB) terlibat

N1 : metastasis KGB bronkopulmoner atau ipsilateral hilus

N2 : metastasis KGB mediastinal atas sub karina

N3 : metastasis KGB mediastinal kontra lateral atau hilus atau KGB skalenues

atau supraklavikula

M0 : tidak ada metastasis jinak

M1 : metastasis jinak pada organ

(Amin, 2009)

2.1.6. Diagnosis Kanker Paru

a. Deteksi Dini Kanker paru

Diagnosis klinis karsinoma paru harus berdasarkan analisa gabungan dari

manifestasi klinis dan hasil berbagai teknik pencitraan, tapi diagnosis pasti

terakhir harus diambil dari bukti sitologi atau histopatologi. Anamnesis dan

pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan lengkap, pada pasien kanker paru

terdapat gejala- gejala klinis, beberapa faktor yang perlu diperhatikan.

b. Prosedur Diagnostik

1) Foto Rontgen Dada secara Posterior-Anterior dan Lateral pemeriksaan

sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Studi dari Mayo Clinic

USA, menemukan 61% tumor paru terdeteksi dalam pemeriksaan rutin dengan

foto rontgen dada biasa.

2) Pemeriksaan Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging

Pemeriksaan CT Scan pada torak, lebih sensitif daripada pemeriksaan foto

dada biasa, karena dapat mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter

minimal 3mm dan bila lesi di lokasi tumor yang tindih struktur anatomi yang sulit

ditemukan pada foto rontgen serta mudah menentukan karsinoma paru diantara

jaringan sekitarnya. Pemeriksaan CT Scan bisa sebagai pemeriksaan skrining

kedua setelah foto dada biasa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dikerjakan,

karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang menginvasi ke dalam

vertebra, medulla spinal, dan mediastinum.Keunggulan MRI dibandingkan CT

Scan adalah lebih mudah membedakan antara tumor padat dan pembuluh darah,

dan dapat menampilkan trakeobronkus serta pembuluh darah yang tertekan,

bergeser, dan terobstruksi, namun dalam memeriksa nodul kecil dalam paru tidak

sebaik CT Scan.

c. Pemeriksaan Sitologi

Pemeriksaan sitologi sputum dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan

seperti batuk.Pemeriksaan ini merupakan salah satu metode terpenting dalam

diagnosis kanker paru, suatu metode diagnosis sederhana non invasif. Pada kanker

paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan

hasil positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamosa. Untuk mendapatkan

sel tumor in situ juga hanya bisa dengan pemeriksaan sitologi sputum dengan

bantuan bronkoskopi. Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru

dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal,

supraklavikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopis.

d. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi adalah standar emas diagnosis kanker paru, untuk

mendapatkan spesimennya dengan cara biopsi melalui:

1) Bronkoskopi. Modifikasi dari bronkoskopi serat optik dapat langsung melihat

lesi di saluran trakeobronkial, juga dapat menjepit dan menyikat yang bertujuan

mendapatkan jaringan untuk diagnosis histopatologi dengan langsung, berupa:

trans bronchial lung biopsy (TBLB), fluorescence ronchoscopy, ultrasound

bronchoscopy, trans-bronchial needle-aspiration (TBNA). Hasil positif dengan

bronkoskopi ini dapat mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-

80% untuk tumor letaknya perifer.

2) Trans Torakal Biopsi (TTB)

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran >2

cm sensitivitasnya mencapai 90-95%.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

3) Torakoskopi

Indikasi utama melakukan torakoskopi adalah: kelainan pleura, efusi pleura

malignan, lesi difus pleura, dll. Biopsi tumor di daerah pleura dengan cara Video

Assisted Thorachoscopy memiliki sensitivitas dan spesifisitas hingga 100%.

4) Mediastinoskopi

Mediastinoskopi adalah suatu cara diagnosis melalui suatu lubang artifisial di

celah depan trakea dimasukkan medistinoskop untuk melihat kelainan sekitar

trakea, sekaligus melakukan biopsi. Pemeriksaan ini sangat berguna dalam

memastikan ada tidaknya metastasis kelenjar limfe mediastinum pada kanker

paru. Lebih dari 20% kanker paru bermetastasis ke mediastinum, terutama Small

Cell Ca dan Large Cell Ca. Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar

getah bening yang terlibat dapat melakukan pemeriksaan mediastinoskopi dengan

hasil nilai positif 40%.

5) Torakotomi

Torakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan jika berbagai prosedur non

invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor. (Amin, 2009)

2.1.7. Tatalaksana

Pengobatan kanker paru adalah multi-modaliti terapi. Pemilihan terapi bukan

hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi

juga pada kondisi medis seperti fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit dan

ekonomi penderita juga.

• Pembedahan

Terapi bedah dilakukan untuk membuang lobus paru tempat yang

ditemukan tumor, dan juga membuang semua kelenjar getah bening

mediastinal supaya tidak terjadinya penyebaran kanker yang lanjut.

• Radioterapi

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

Terapi ini menggunakan tenaga X-ray yang tinggi atau tenaga radiasi

yang lain untuk membunuh sel kanker. Radioterapi dapat diberikan secara

tunggal atau gabungan den kemoterapi. Fungsi radioterapi ialah untuk

mengecilkan tumor jika diberikan secara sebagai terapi tunggal.

• Kemoterapi

Kemoterapi merupakan salah satu cara memberi obat anti kanker pada

pasien melalui infus. Biasanya pada kemoterapi diberikan lebih dari satu

jenis obat anti kanker, tujuanya agar lebih banyak sel kanker dapat

dibunuh dengan jalur yang berbeda. Terdapat beberapa syarat untuk

pemberian kemoterapi antara lain ialah kondisi umum harus dalam

keadaan baik, pasien masih dapat melakukan aktivitas sendiri, fungsi hati,

fungsi ginjal dan fungsi hemostatik juga harus baik. (Jett, Schild, Keith,

Kesler, 2007)

2.1.8. Bagaimana Rokok Menyebabkan Kanker Paru

Gambar 2.1. Skema Bahan Kimia Rokok Menyebabkan Terjadinya Kanker Paru.

Menurut Hecht (2003) dalam Ibrahim (2007), skema ini menggambarkan peran

utama perubahan DNA dalam proses karsinogenesis. Dalam skema ini, nikotin

menyebabkan sifat adiksi ingin terus merokok dan menyebabkan pajanan kronis

terhadap bahan karsinogen. Karsinogen secara metabolik dapat diaktifkan untuk

bereaksi dengan DNA, membentuk produk kovalen gabungan yang disebut DNA

yang berubah (DNA adducts). Bersaing dengan proses metabolik ini, proses

detoksifikasi produk karsinogen gagal untuk diekskresikan. Jika DNA yang sudah

berubah tersebut dapat diperbaiki (repair) oleh enzim perbaikan seluler, DNA

akan kembali menjadi bentuk normalnya. Akan tetapi jika perubahan terus

berlangsung selama replikasi DNA, kegagalan pengkodean DNA dapat terjadi,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

yang cenderung menjadi mutasi permanen dalam urutan DNA. Sel-sel dengan

DNA rusak atau bermutasi dapat dilisiskan dengan proses apoptosis. Jika mutasi

terjadi pada bagian utama dalam gen-gen yang krusial, seperti RAS atau MYC

onkogen atau TP53 atau CDKN2A tumor supresor gen, hanya dapat terjadi

kehilangan kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal dan terjadi pertumbuhan

tumor. Nikotin dan karsinogen dapat juga berikatan secara langsung dengan

reseptor beberapa sel, selanjutnya mengaktivasi protein kinase B (AKT), protein

kinase A (PKA) dan faktor-faktor lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya

penurunan proses apoptosis, peningkatan angiogenesis, dan peningkatan

transformasi sel. Bahan isi tembakau juga berisi promotor tumor dan

kokarsinogen, yang dapat mengaktifkan proses karsinogenesis.

2.2. Rokok

2.2.1. Sejarah Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 100mm dengan

diameter sekitar 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.

Tembakau (Tobacco) adalah sejenis tanaman herbal yang berasal dari Amerika

Utara dan Amerika Selatan. Ajaran- ajaran kepercayaan mereka ada kaitanya

dengan tumbuhan tembakau , dimana pada waktu itu asap tembakau dipercaya

dapat memberi perlindungan dari makhluk halus yang sangat jahat. Christopher

Columbus pada waktu itu melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya pada

tahun 1942. Orang-orang asli Amerika bermukim di New World telah memberi

hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi trend

social.

( www.tuberose.com)

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

2.2.2 Jenis-Jenis Rokok

Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan

atas bahan pembungkus rokok, isi rokok, proses pembuatan rokok, dan

penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

• Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

• Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

• Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

• Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan isi.

• Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

• Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau

dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

• Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan

efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

• Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan

cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat

bantu sederhana.

• Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam

mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok

berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu

menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang

rokok per menit.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

Rokok berdasarkan penggunaan filter.

• Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

• Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

2.2.3. Kandungan Rokok

• Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.

• Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan

kimia di antaranya bersifat karsinogenik.

• Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

• Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah

terbakar dan tidak berwarna.

• Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.

• Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal

sebagai metil alkohol.

• Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan

Hidro karbon alkuna yang paling sederhana.

• Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam

kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

• Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk

mengawetkan mayat.

• Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk

membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan

pestisida.

• Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.

• Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap

buangan mobil. (Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat. 2010)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar

menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

seseorang (Notoatmodjo, 2010).

2.3.2. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan

yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatus (Notoatmodjo. 2010.halaman. 27).

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,

menyatakan, dan sebagainya (Notoatmodjo. 2007.halaman 140-141).

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mnginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut

(Notoatmodjo. 2010.halaman 27-28).

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah

diketahui tersebut pada situasi yang lain (Notoatmodjo. 2010.halaman 28 ).

d. Analisis (analysis)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Paru 2.1.1. Definisi Kanker ...

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang

tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut

(Notoatmodjo.2010.halaman. 28).

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada (Notoatmodjo. 2010 .halaman. 28).

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri.

(Notoatmodjo. 2010halaman 29).

2.3.3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan teknik wawancara

ataupun dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur

dari subjek penelitian ataupun responden (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Pratamo (1990) dan Akhbar (2011), pengetahuan responden

dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: Baik, Sedang, dan Kurang

dengan perincian nilai sebagai berikut :

1. Kategori baik apabila responden mempunyai skor > 75%

2. Kategori sedang apabila responden mempunyai skor 40-75%

3. Kategori kurang apabila responden mempunyai skor < 40%

Universitas Sumatera Utara