BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00959-STIF... · Suatu...

45
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi “Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum terjadi”. [Salim, 2008: 1] Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992, “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” [Satria, 2011: 12] Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246 adalah : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

Transcript of BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00959-STIF... · Suatu...

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Asuransi

2.1.1 Pengertian Asuransi

“Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian

kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian

besar yang belum terjadi”.

[Salim, 2008: 1]

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992,

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau

lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,

dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.”

[Satria, 2011: 12]

Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal

246 adalah :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana

seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima

suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

8

kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi

karena suatu peristiwa tak tertentu.”

[Satria, 2011: 13]

2.1.2 Prinsip-prinsip Asuransi

Dalam dunia asuransi terdapat enam prinsip dasar yang harus dipenuhi,

yaitu:

1. Insurable Interest. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu

hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan

diakui secara hukum.

2. Utmost Good Faith. Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat

dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu

yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.

3. Indemnity. Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan

kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam

posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD

Pasal 252, 253 dan dipertegas dalam Pasal 278).

4. Proximate Cause. Suatu sebab aktif yang mengakibatkan terjadinya suatu

peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu kekuatan

lain.

5. Subrogation. Hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada

tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan

asuransinya mengalami kerugian.

[Satria, 2011: 15]

9

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Asuransi

Fungsi asuransi dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Fungsi utama, terdiri dari pemindahan risiko, pengumpulan dana, dan

premi yang seimbang.

2. Fungsi sekunder, merangsang pertumbuhan usaha, keamanan, sehingga

tertanggung dapat berkonsentrasi pada usahanya, pencegahan kerugian

melalui identifikasi risiko-risiko potensial, pengendalian kerugian untuk

meminimalkan kerugian, manfaat sosial untuk mempercepat pemulihan

perekonomian dan tabungan (investasi).

3. Fungsi tambahan, terdiri dari investasi dana dari premi yang terkumpul

dan invisible earnings.

[Nugraha, 2008: 8]

Tujuan dari asuransi, yaitu :

1. Untuk memberikan jaminan perlindungan risiko yang diderita suatu pihak.

2. Untuk meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus

mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan

perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya.

3. Untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup hanya

dengan mengeluarkan biaya untuk premi saja yang jumlahnya sudah

tertentu secara tetap setiap periode.

4. Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem perkreditan yang

dilakukan oleh bank. Bank memerlukan jaminan atau agunan yang

diberikan oleh peminjam uang.

5. Sebagai tabungan, bahkan lebih daripada itu karena yang dibayar kepada

asuransi akan diterima kembali.

10

6. Untuk memupuk earning power seseorang, badan usaha yang akan

digunakan pada waktu terjadi keadaan dimana ia tidak dapat berfungsi.

7. Untuk modal investasi, bagi pihak lain melalui penggunaan dana yang

dikapitalisasi oleh asuransi.

[Salim, 2008: 29]

2.1.4 Jenis Asuransi

Jenis asuransi dibedakan menjadi empat, yaitu :

1. Asuransi Jiwa (life insurance)

Yang dapat diasuransikan adalah kemampuan untuk mendapat penghasilan

setelah mengalami musibah/memasuki masa pensiun, biaya rawat

inap/pengobatan, biaya pendidikan dimasa depan dan biaya melunasi

agunan atau kredit bank.

2. Asuransi Umum(general/non-life insurance)

Yang dapat diasuransikan adalah asset berupa bangunan berikut isi

bangunan, kegiatan konstruksi, kehilangan pekerjaan yang semestinya

diperoleh jika tidak terjadi musibah kendaraan/alat transportasi,

barang/mesin dalam perjalanan, barang pribadi, uang.

3. Asuransi Sosial (social insurance)

Yang dapat diasuransikan adalah kemampuan untuk mendapat penghasilan

setelah mengalami musibah/memasuki masa pensiun, dan biaya rawat

inap/pengobatan.

4. Asuransi Kesejahteraan Social (social security insurance)

Asuransi ini khusus untuk orang tidak mampu dan tidak terjamin oleh

sistem asuransi sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi

peserta.

11

[Syahsono, 2010: 10]

2.1.5 Risiko yang Dapat Diasuransikan

Tidak semua risiko dapat diasuransikan, secara umum risiko yang dapat

diasuransikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Loss-Unexpected. Terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian

adalah benar-benar tidak direncanakan sehingga tidak dapat diperkirakan

bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

2. Reasonable. Risiko yang dapat dipertanggungkan adalah benda yang

memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun pihak tertanggung.

3. Catastrophic. Risiko yang tidak akan menimbulkan rugi sangat besar yang

terjadi bersamaan.

4. Homogeneous. Barang yang akan dipertanggungkan homogen.

Dengan demikian risiko-risiko yang dapat diasuransikan adalah:

1. Risiko yang dapat diukur dengan uang.

2. Risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh

asuransi).

3. Risiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan).

4. Risiko partikular (risiko dari sumber individu).

5. Risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental).

6. Insurable interest (tertanggung memiliki kepentingan atas obyek

pertanggungan).

7. Risiko yang tidak bertentangan dengan hukum.

[Satria, 2011: 14]

12

2.2 Klaim, Premi, dan Polis

2.2.1 Pengertian Klaim

“Klaim adalah tuntutan ganti rugi sehubungan dengan peristiwa kerugian

terhadap objek asuransi dipertanggungkan”.

[Widiastuti, 2004: 24]

2.2.2 Pengertian Premi dan Polis

“Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung sebagai

imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung”.

[Djojosoedarso, 2003: 127]

“Polis adalah surat perjanjian yang mengatur segala hak dan kewajiban

dari masing-masing pihak”.

[Djojosoedarso, 2003: 72]

2.3 Proses Stokastik

Proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan

sesuatu,rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan

produk dan stokastik adalah unsur peluang atau kemungkinan. Maka definisi dari

Proses Stokastik adalah koleksi peubah acak dengan t menyatakan indeks

waktu.

[KBBI, 2008]

Jika nilai suatu masa depan (future value) hanya dapat digambarkan dalam

suatu distribusi probabilitas maka time series dikatakan sebagai stokastik time

series. Dengan demikian, jika dari pengalaman yang lalu keadaan yang akan

datang suatu barisan kejadian dapat diramalkan secara pasti, maka barisan

kejadian itu dinamakan deterministik. Sebaliknya jika pengalaman yang lalu

13

hanya dapat menyajikan struktur peluang keadaan yang akan datang, maka

barisan kejadian yang demikian disebut stokastik.

[Halim, 2006: 2]

Proses stokastik adalah suatu himpunan dari peubah

acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang state S. Jadi, untuk

setiap t pada himpunan indeks T, adalah suatu peubah acak. Setiap t pada

himpunan indeks T juga sering diinterpretasikan sebagai waktu, dan sebagai

state (keadaan) dari proses pada waktu t.

Suatu proses stokastik X disebut proses stokastik dengan waktu kontinu

jika T adalah suatu interval. Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu

disebut memiliki inkremen bebas jika untuk semua

, peubah acak

adalah bebas. Dengan kata

lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu X disebut memiliki inkremen

bebas jika proses berubahnya nilai pada interval waktu yang tidak tumpang tindih

(tidak overlap) adalah bebas.

Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu disebut

memiliki inkremen stasioner jika memiliki sebaran yang sama

untuk semua nilai t. Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu

kontinu X disebut memiliki inkremen stasioner jika sebaran (distribusi) dari

perubahan nilai antara sembarang dua titik hanya tergantung pada jarak antara

kedua titik tersebut, dan tidak tergantung dari lokasi titik-titik tersebut.

[Ross, 2010: 84]

14

2.4 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang

hasilnya tidak bisa diprediksi dengan tepat tapi kita bisa mengetahui semua

kemungkinan hasil yang muncul disebut percobaan acak.

[Hogg , McKean & Craig, 2012]

Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu

percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω. Suatu kejadian A adalah himpunan

bagian dari Ω. Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya

adalah himpunan kosong .

[Pinsky & Karlin, 2011: 4]

Medan-σ adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan

bagian ruang contoh Ω, yang memenuhi syarat berikut:

1.

2. Jika , maka

3. Jika maka

[Pinsky & Karlin, 2011: 4]

Misalkan Ω adalah ruang contoh suatu percobaan dan adalah medan-σ

pada Ω. Ukuran peluang adalah suatu fungsi pada (Ω, ) yang

memenuhi :

1. P tak negatif, yaitu untuk setiap , .

15

2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika adalah himpunan yang

saling lepas, yaitu untuk setiap pasangan i ≠ j, maka

3. P bernorma satu, yaitu .

Pasangan (Ω, P) disebut ruang ukuran atau ruang probabilitas.

[Pinsky & Karlin, 2011: 4]

2.5 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

Misalkan Ω adalah ruang contoh dari suatu percobaan acak. Fungsi X yang

terdefinisi pada Ω yang memetakan setiap unsur ω∈Ω ke satu dan hanya satu

bilangan real X(ω) = x disebut peubah acak. Ruang dari X adalah himpunan bagian

bilangan real = x : x = X(ω), ω∈Ω. Peubah acak dinotasikan dengan huruf

kapital, misalnya X, Y, Z. Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf

kecil seperti x, y, z.

[Pinsky & Karlin, 2011: 5]

Peubah acak X dikatakan diskret jika semua himpunan nilai dari peubah

acak tersebut merupakan himpunan tercacah.

[Pinsky & Karlin, 2011: 8]

Catatan :

Suatu himpunan bilangan C disebut terhitung jika C terdiri atas bilangan terhingga

atau anggota C dapat dikorespondensikan 1-1 dengan bilangan bulat positif.

Peubah acak X dikatakan kontinu jika ada fungsi sehingga fungsi

sebaran dapat dinyatakan sebagai :

16

adalah fungsi yang terintegralkan. Fungsi f disebut

fungsi kepekatan peluang dari X .

[Pinsky & Karlin, 2011: 8]

Fungsi kerapatan peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi p :

→ [0,1] yang diberikan oleh :

[Pinsky & Karlin, 2011: 8]

Suatu peubah acak X disebut peubah acak Poisson dengan parameter λ, λ >

0, jika fungsi kerapatan peluangnya diberikan oleh :

[Pinsky & Karlin, 2011: 22]

Misalkan X adalah suatu peubah acak dengan ruang A. Fungsi sebaran dari

peubah acak X dinyatakan sebagai,

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 31]

Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Eksponensial dengan parameter

θ, jika X memiliki fungsi kepekatan peluang :

[Pinsky & Karlin, 2011: 28]

Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Gamma dengan parameter α dan

β, dinotasikan Gamma(α,β), jika memiliki fungsi kepekatan peluang

17

> 0 dan Г( ) > 0, dimana

[Pinsky & Karlin, 2011: 30]

Jika usaha yang saling bebas, dilakukan berulang kali menghasilkan

sukses dengan peluang p sedangkan gagal dengan peluang q = 1-p, maka peubah

acak X (yaitu banyaknya usaha yang berakhir tepat pada usaha ke-k) disebut

berdistribusi Binomial negatif jika dan hanya jika :

Untuk dan

[Pinsky & Karlin, 2011: 21]

Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Invers-Gamma dengan

parameter s dan m, jika memiliki fungsi kepekatan peluang :

Dengan dan

[Hogg & Klugman, 2009]

Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Pareto dengan parameter x0 dan

α, jika memiliki fungsi kepekatan peluang :

[Ross, 2010]

Fungsi sebaran bersama dua peubah acak X dan Y merupakan suatu fungsi

yang didefinisikan oleh

18

[Pinsky & Karlin, 2011: 501]

Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu, maka fungsi kepekatan

peluang bersama dari X dan Y adalah

dan fungsi kepekatan peluang marjinal dari peubah acak Y adalah

[Pinsky & Karlin, 2011: 501]

2.6 Momen, Nilai Harapan, dan Ragam

Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang

. Nilai harapan dari X, dinotasikan dengan E(X), adalah

jika jumlah di atas konvergen mutlak.

[Pinsky & Karlin, 2011: 7]

Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dan adalah fungsi

kepekatan peluang bersyarat dari X dengan syarat Y = y. Nilai harapan dari X

dengan syarat Y = y adalah

[Pinsky & Karlin, 2011: 7]

Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang

dan nilai harapan E(X). Maka ragam dari X, dinotasikan dengan var (X) atau

, adalah ( )( )( ) ( )( ) ( )2 22X X

x

X X x X p xσ =Ε − Ε = − Ε∑

19

[Pinsky & Karlin, 2011: 7]

Jika k adalah bilangan bulat positif , maka momen ke-k atau dari

peubah acak X adalah . Jika k adalah bilangan bulat positif , maka

momen pusat ke-k atau dari peubah acak X adalah . Nilai

harapan dari peubah acak X juga merupakan rataan atau momen pertama dari X.

Nilai harapan dari kuadrat perbedaan antara peubah acak X dengan nilai

harapannya disebut ragam atau variance dari X. Ragam merupakan momen pusat

ke-2 dari peubah acak X.

[Pinsky & Karlin, 2011: 7-8]

2.7 Likelihood

Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah contoh acak dari suatu sebaran dengan fungsi

kepekatan peluang dengan x merupakan realisasi dari peubah acak X.

Fungsi kepekatan peluang bersama dari X1, X2, ..., Xn (fungsi likelihood) adalah :

Fungsi kemungkinan maksimum merupakan bentuk maksimum dari fungsi

likelihood.

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 258]

Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah contoh acak berukuran n dari suatu sebaran dengan

fungsi kepekatan peluang Penduga kemungkinan maksimum bagi

dinotasikan dengan , adalah yang memaksimumkan fungsi

likelihood

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 259]

20

2.8 Pendekatan Bayes

Suatu peubah acak X yang memiliki fungsi kepekatan peluang bersama yang

dilambangkan dengan dan fungsi marjinal , dinamakan

sebaran prior.

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 228]

Misalkan peubah acak X memiliki sebaran prior dengan fungsi kepekatan peluang

bersama dan memiliki fungsi kepekatan peluang marjinal

. Fungsi kepekatan peluang gabungan dari dilambangkan dengan

dinamakan fungsi kepekatan peluang dari sebaran posterior, dan

dinyatakan dengan :

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 228]

Misalkan X adalah suatu peubah acak dengan parameter dan penduga

parameternya . Fungsi kerugian (loss function) dari parameter tersebut adalah

dan

Fungsi kerugian kuadratik merupakan fungsi kerugian dengan kesalahan kuadrat

dari parameter tersebut yang dinyatakan dengan :

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 230]

21

Fungsi resiko adalah nilai harapan dari fungsi kerugian, yang dinyatakan sebagai

berikut :

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 230]

Misalkan θ adalah suatu parameter dengan penduga parameternya , dengan

fungsi kerugian L[θ, ] dan nilai harapan dari fungsi kerugian tersebut E[L[ θ, ]],

dikatakan solusi Bayes jika penduga parameter meminimumkan

Solusi Bayes ini tergantung dari fungsi kerugiannya, jika diaplikasikan dalam

fungsi kerugian kuadratik (quadratic error loss) :

Sehingga menjadi :

[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 229]

2.9 Rantai Markov

Proses stokastik yang memiliki sifat bahwa jika diberi nilai , maka

untuk s > t, nilai tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai dari u < t disebut

sebagai suatu proses Markov . Dapat diartikan sebagai, peluang perilaku

tertentu di masa yang akan datang dari suatu proses, jika diketahui state saat

22

ini, tidak dapat dipengaruhi oleh informasi tambahan di masa yang sudah

lalu.

[Pinsky & Karlin, 2011: 79]

Rantai Markov diskrit adalah suatu proses Markov yang ruang state-

nya adalah gugus hingga atau gugus yang dapat dihitung dengan gugus

indeks . Dapat dirumuskan sebagai berikut untuk semua titik

yang berada pada waktu n dan semua state :

PrXn+1 = j|X0 = i0, . . . , Xn−1 = in−1, Xn = i

= PrXn+1 = j|Xn = i

Ruang state pada rantai Markov dinyatakan sebagai bilangan bulat tak

negatif, Xn = 1 yang menyatakan bahwa Xn terdapat pada state i.

Proses stokastik dengan disebut rantai Markov

state hingga jika:

1. Memiliki sejumlah hingga state

2. Bersifat Markov

3. Peluang peralihan stasioner

4. Memiliki peluang awal P (X0 = i) untuk semua i.

[Pinsky & Karlin, 2011: 79]

Analisis Markov merupakan suatu metode yang mempelajari sifat-sifat

suatu variabel pada masa sekarang yang didasarkan pada sifat-sifatnya di masa

lalu dalam usaha menaksir sifat-sifat variabel yang sama di masa yang akan

datang.

Sebuah proses stokastik dikatakan mempunyai sifat Markov jika

peluang bersyarat dari kejadian yang akan datang P (Xt = j|Xt = i) disebut

peluang peralihan. Dapat diartikan bahwa proses stokastik mempunyai sifat

(2.1)

23

Markov jika peluang bersyarat dari state yang akan datang Xt+1 = j, jika

diberikan state yang telah lalu dan sekarang Xt = 1, tidak tergantung pada

state sekarang dari sebuah proses. Peluang bersyarat P(Xt+1 = j|Xt = i) disebut

Peluang transisi.

Jika untuk setiap i dan j berlaku P(Xt+1 = j(Xt = i) = P (Xt = j|X0 =

1) untuk semua t = 0, 1, . . . , n maka peluang transisi satu langkah

dikatakan stasioner dan dilambangkan dengan . Artinya peluang transisi

stasioner adalah peluang transisi yang tidak berubah terhadap waktu (tidak

tergantung parameter t), sehingga untuk setiap i, j dan n, untuk n = 0, 1, . . .

, sehingga P (Xt+n = j(Xt = i) = P (Xn = j|X0=1) untuk t = 0, 1, . . . , n.

Peluang bersyarat ini dilambangkan oleh dan disebut peluang transisi n

langkah. adalah peluang bersyarat variabel acak X dimulai dari state i

hingga keadaan j setelah n-langkah.

Untuk n = 0 P(Xn = j|X0 = i) = , dimana

Karena adalah peluang bersyarat maka haruslah 0 untuk

semua i,j dan n = 0,1,…. dan karena proses membuat transisi ke dalam

beberapa state maka :

, untuk semua i dan n = 0, 1, ….. , n

Peluang transisi dapat juga ditulis dalam bentuk matriks untuk n = 0, 1,

. . . , n :

Table 2.1 Peluang Peralihan Dalam Bentuk Matriks

24

State 0 1 ... M

0 P P … P

1 P P … P

P(n) = . . . . .

. . . . .

. . . . .

M P P … P

[Pinsky & Karlin, 2011: 95]

2.10 Sistem Bonus Malus

Bonus berasal dari bahasa latin yang memiliki arti hadiah karena kinerja

yang baik, sedangkan Malus berasal dari bahas latin yang memiliki arti buruk,

jahat, merugikan. Sistem Bonus-Malus pertama kali diperkenalkan dan

dikembangkan di Eropa pada awal tahun 1960. Khususnya pada asuransi

kendaraan bermotor premi dasar ditentukan berdasarkan besar, harga atau

kapasitas dari kendaraan yang diasuransikan. Setelah masuk asuransi, penentuan

besar premi pada tahun berikutnya hanya dipengaruhi oleh banyaknya kecelakaan

dalam satu tahun periode sebelumnya. Perubahan premi kendaraan bermotor dari

tahun pertama ke tahun kedua, dengan tahun pertama tidak ada klaim, atau ada

satu klaim, atau dua klaim, dan seterusnya direalisasikan sebagai bentuk transisi

dari keadaan.

25

Sistem Bonus-Malus (BMS) mempresentasikan banyaknya tarif grup yang

berhingga dan bergantung pada premi tahunan. Setiap tahun, tarif grup ditetapkan

sebagai tarif grup dari tahun sebelumnya dan banyaknya klaim yang tercatat dari

tertanggung asuransi pada perusahaan asuransi selama tahun itu. Jika tidak ada

klaim atau klaim tidak tercatat maka tertanggung tersebut akan mendapat Bonus

yang berbentuk pengurangan nilai premi. Sedangkan jika terjadi klaim, paling

sedikit satu klaim yang tercatat maka premi yang harus dibayar pada tahun

berikutnya oleh tertanggung akan naik. Dengan kata lain jika dalam satu tahun

periode terjadi klaim maka akan mendapat Malus.

Sistem Bonus-Malus dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Banyaknya tarif grup berhingga di awal periode dari asuransi dinotasikan

dengan Ci, dimana i = 1,2,….n. Sedangkan banyaknya tarif grup di akhir periode

asuransi dinotasikan dengan Cj, dimana j = 1,2…n. Tarif grup terendah disebut

dengan super-Bonus dan tarif grup tertinggi disebut dengan super-Malus. Premi

tahunan bergantung pada banyaknya tarif grup yang terjadi.

2. Persentase dari premi dasar (dalam %) menotasikan persentase yang akan

dikalikan dengan premi dasar sebagai premi berikutnya yang harus dibayar,

dengan .

3. Perpindahan dari tarif grup sebelumnya (ke-i) ke tarif grup berikutnya (ke-j)

dengan k klaim yang tercatat, dinyatakan dengan :

tij = (2.9.1)

Untuk selanjutnya, misalkan untuk seorang pemegang polis, klaim yang

tercatat dalam satu tahun adalah berbentuk suatu barisan X1, X2,…. Xm dari suatu

peubah acak yang saling bebas dengan fungsi peluang bersama qk. Dinotasikan

26

bahwa C1,C2,… adalah tarif grup dari tahun ke tahun dari pemegang polis. Tarif

grup tahun sebelumnya dengan banyaknya klaim yang tercatat. Dengan demikian

maka permasalahan sistem Bonus-Malus dapat dipandang sebagai model rantai

Markov. Dengan menggunakan teori Markov, maka Cn barisan peubah acak

dengan ruang tarif grup berhingga. Cn adalah Rantai Markov yang memiliki

matrik M=(pij) sedemikian hingga untuk semua n = 1,2,… dan i0,i1,…,in,

Pr(Cn = in | Cn-1 = in-1,…., C0 = i0 )

= P(in-1, in) (2.9.2)

Dimana, Pr(Cn-1 = in-1,…., C0 = i0 ) > 0

Peluang transisi pij merupakan peluang perpindahan dari tarif grup ke-i ke tarif

grup ke-j dari pemegang polis dapat dituliskan sebagai

Banyaknya klaim (k) yang terjadi dan tercatat oleh pemegang polis

diasumsikan memenuhi definisi proses Poisson dengan laju λ. Dengan

menggunakan persamaan (2.9.1) maka matrik transisi pij dari rantai Markov dapat

menjadi

Dengan,

Misal didefinisikan :

Dari persamaan (2.9.2) peluang untuk tidak ada klaim adalah positif, P0(λ) < 0.

Dengan menggunakan sifat dari rantai Markov yang regular maka diperoleh

i. Jika distribusi peluang untuk banyaknya klaim selama satu periode adalah

saling bebas terhadap periode, maka tarif grup untuk polisnya berbentuk

27

rantai Markov dengan matrik transisi M(λ) yang diberikan dalam persamaan

(2.9.2).

ii. Jika peluang untuk tidak ada klaim dalam satu periode P0(λ) > 0, maka

disebut dengan regular.

Akibatnya Pk(λ) > 0. Dengan demikian rantai Markov dari sistem Bonus-Malus

adalah regular. Artinya terdapat bilangan q ≥ 1, sehingga M(λ)q semua unsurnya

bernilai positif murni. Dalam kasus regular dengan nilai eigen satu yaitu nilai

eigen dari matrik M. Distribusi stasioner, vektor kolom π(λ) merupakan solusi

tunggal dari persamaan dengan

[Supandi, 2010: 45-46]

2.11 Teori Risiko

Risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang

menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai

ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian.

2.11.1 Klasifikasi Risiko

Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Speculative Risks (Risiko Spekulatif)

Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan

untung (gain) atau rugi (loss) atau tidak untung dan tidak rugi (break

even). Risiko Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).

2. Pure Risks (Risiko Murni)

28

Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian.

Sehingga tidak ada orang yang akan menarik keuntungan dari risiko

ini.

3. Fundamental Risk (Risiko fundamental)

Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak

menyangkut seseorang). dimana kerugian yang timbul dari risiko

yang bersifat fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang

individu melainkan menimpa banyak orang.

4. Particular Risks (Risiko Khusus)

Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh peristiwa-

peristiwa individual dan akibatnya terbatas.

5. Perubahan Klasifikasi Risiko

Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab

terjadinya risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula

disebabkan adanya cara pandang seseorang terhadap risiko tersebut.

6. Guna Klasifikasi Risiko

Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah

suatu risiko dapat diasuransikan atau tidak dan untuk menentukan

apakah suatu risiko lebih tepat ditangani oleh pemerintah atau

diserahkan kepada lembaga asuransi komersial.

7. Risiko Yang Dapat Diasuransikan dan Risiko Yang Tidak Dapat

Diasuransikan

29

Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko

ini terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan. Risiko

murni dapat diasuransikan karena hanya mempunyai satu

kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian, tetapi berdasarkan

pertimbangan secara yuridis maupun komersial tidak semua risiko

murni dapat diasuransikan. Risiko fundamental biasanya asuransinya

dikelola oleh pemerintah, hal ini dikarenakan akibat dari risiko ini

dalam jumlah dan area yang luas.

[Griffin, & Lemmon, 2008]

2.11.2 Analisis Risiko

Dalam berbagai aspek kehidupan, terdapat perbedaan tingkatan pada

risiko. Hal-hal yang berpengaruh pada tingkatan risiko adalah aspek seringnya

kejadian terjadi (frekuensi) dan tingkat keparahan (severity). Kombinasi dari

kemungkinan munculnya suatu peristiwa dan besarnya kerugian (severity) yang

dialami peristiwa tersebut kita namakan risiko. Hubungan antara frekuensi dan

severity adalah frekuensi tinggi severity rendah, dan severity tinggi frekuensi

rendah.

[Salim, 2008]

2.12 Java Programming Language

Pemograman dengan bahasa Java dikembangkan oleh Sun Microsystems

sebagai bahasa berorientasi objek untuk tujuan umum yaitu, aplikasi bisnis

interaktif, dan aplikasi internet berbasis web. Java dapat dijalankan di berbagai

komputer karena tidak mengeksekusi instruksi pada komputer secara langsung.

Sebaliknya, Java berjalan pada komputer hipotetis yang dikenal sebagai Java

Virtual Machine.

30

[Farrell, 2012: 8]

Selain itu Java sendiri mempunyai karakteristik yang telah dikembangkan,

dimana karakteristik inilah yang menjadi ciri khas dari bahasa Java. Berikut

adalah karakteristik dari bahasa Java :

1. Berorientasi Objek, Java telah menerapkan konsep pemrograman

beorientasi objek dalam implementasinya.

2. Robust, Java mendorong pemrograman yang bebas dari kesalahan dengan

bersifat strongly typed dan memiliki run-time checking.

3. Portable, program Java dapat dieksekusi di platform manapun selama

tersedia JVM (Java virtual machine) untuk platform tersebut.

4. Multithreading, Java mendukung penggunaan multithreading yang telah

terintegrasi secara langsung dalam bahasa Java.

5. Dinamis, program Java dapat melakukan suatu tindakan yang ditentukan

pada saat eksekusi program dan bukan pada saat kompilasi.

6. Sederhana, Java menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dipelajari.

7. Terdistribusi, Java dirancang pada lingkungan yang terdistribusi seperti

halnya internet.

8. Aman, aplikasi yang dibuat dengan bahasa Java dapat dipastikan

keamanannya terutama untuk aplikasi internet.

9. Netral secara arsitektur, Java tidak terikat pada suatu mesin atau sistem

operasi tertentu.

10. Interpreted, aplikasi Java dapat dieksekusi pada platform yang berbeda-

beda dengan melakukan interpretasi pada bytecode.

[Wintari & Purnama, 2011: 8-9]

31

Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek atau OOP (object

oriented programming) karena semua aspek yang ada di Java adalah objek. Hal

tersebut sangat memudahkan programmer untuk merancang, membuat,

mengembangkan dan mengalokasikan kesalahan secara cepat, tepat, mudah dan

terorganisir. Elemen-elemen dari pemrograman Java itu diantaranya :

1. Encapsulation, mekanisme pemrograman yang mengikat data dan program

bersama-sama dan mengamankannya dari penyalahgunaan dan intervensi

dari luar.

2. Polymorphism, mengakses general class dalam prosesnya.

3. Inheritance, proses dimana penurunan suatu objek terhadap objek lain

yang menjadi parent.

[Andriyanto, Adian, & Sofwan, 2011: 2]

2.13 Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip -

prinsip teknik suara dalam rangka untuk memperoleh perangkat lunak secara

ekonomis yang handal dan bekerja secara efisien pada mesin nyata. Definisi

rekayasa perangkat lunak adalah sebuah teknologi yang terdiri dari lapisan-lapisan

dan bertumpu pada komitmen organisasi kepada kualitas. Lapisan-lapisan dari

rekayasa perangkat lunak, yaitu:

1. Fokus pada kualitas (quality focus)

2. Proses (process)

3. Metode (methods)

4. Alat bantu (tools)

32

Terdapat empat kegiatan mendasar yang umum untuk semua proses perangkat

lunak, yaitu:

1. Spesifikasi, merupakan kegiatan dimana customer mendefinisikan

perangkat lunak yang akan diproduksi dan kendala pada operasi.

2. Pengembangan, merupakan kegiatan dimana perangkat lunak ini

dirancang dan diprogram.

3. Validasi, merupakan kegiatan dimana perangkat lunak tersebut akan

diperiksa untuk memastikan bahwa itu merupakan permintaan dari

customer.

4. Evolusi, merupakan kegiatan dimana perangkat lunak tersebut

dimodifikasi untuk memenuhi keinginan customer dan persyaratan pasar.

[Pressman, 2010: 12-13]

2.14 Waterfall Model

Model waterfall adalah model yang bersifat sistematis dan sekuensial

dalam pengembangan perangkat lunak yang melalui tahapan communication,

planning, modelling, construction, dan deployment. Disebut waterfall karena

tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan

berjalan secara berurutan. Tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada

gambar 2.1.

33

Gambar 2.1 Model Waterfall

(Pressman, 2010: 39)

Berikut penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut:

1. Communication

Tahapan ini terdiri dari project initiation dan requirements gathering,

yaitu merupakan tahap pengumpulan informasi dan mencari kebutuhan

dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk

software.

2. Planning

Tahapan ini terdiri dari estimating, scheduling dan tracking. Pada tahap ini

pengembang software membuat perkiraan yang diperlukan serta

penjadwalan agar pembuatan software dapat selesai sesuai dengan waktu

yang diperkirakan.

3. Modelling

Tahapan ini terdiri dari analysis dan design. Proses ini bertujuan untuk

mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi software

sebelum proses penulisan kode (coding) dimulai.

4. Construction

Terdiri dari proses coding dan pengujian software, pada tahap ini design

software diterjemahkan menjadi bahasa yang dimengerti oleh mesin. Lalu

semua fungsi software diuji coba agar software bebas dari error dan

hasilnya sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

5. Deployment

34

Terdiri dari delivery, support dan feedback. Pada tahap ini software

digunakan langsung oleh customer. Pengembang juga menyediakan

dokumentasi untuk semua fitur dan fungsi, dan pengembang mendapatkan

umpan balik terhadap software untuk kepentingan modifikasi fitur dan

fungsi.

[Pressman, 2010: 39]

2.15 Unified Modelling Language (UML)

UML adalah pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah

sistem piranti lunak yang terkait dengan objek. UML terdiri dari beberapa tipe

diagram yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan

Class Diagram.

2.15.1 Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara

sistem, eksternal sistem, dan pengguna. Diagram ini menyediakan informasi

mengenai siapa saja yang akan menggunakan sistem tersebut dan bagaimana cara

untuk menggunakannya.

Terdapat beberapa komponen kunci pada use case diagram, yaitu :

1. Use cases, digunakan untuk menggambarkan deskripsi fungsional dari sistem

dari perspektif pengguna (user), yang berisi satu set perilaku terkait transaksi

yang biasanya dilakukan bersama-sama untuk menghasilkan nilai bagi

pengguna.

2. Actors, mewakili peran orang, sistem lain, perangkat lain, ketika

berkomunikasi dengan kasus penggunaan tertentu dalam sistem.

35

3. Relationships, digambarkan sebagai garis antara dua simbol pada use case

diagram. Arti dari setiap relationship berbeda tergantung dari bagaimana

garis tersebut ditarik dan jenis simbol yang terhubung. Terdapat beberapa

jenis relationship pada use case diagram, yaitu :

a. Associations, terjadi apabila hubungan antara actor dan use case tersebut

mendeskripsikan interaksi antara kedua belah pihak.

b. Extends, terjadi apabila terdapat hubungan antara extention use case dan

use case. Sebuah use case diperbolehkan untuk mempunyai banyak

extends relationship, tetapi extension use case hanya dapat dilakukan

apabila bersama dengan use case yang sedang berkembang

c. Include, terjadi apabila ada urutan perilaku (use case) yang digunakan

dalam sejumlah kasus, dan user ingin menghindari penyalinan deskripsi

yang sama ke dalam setiap use case yang digunakan. Include Relationship

biasa disebut sebagai penggambaran use case yang memiliki perilaku dari

use case lain.

[Whitten & Bentley, 2007: 382]

36

Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram

(Whitten & Bentley, 2007: 384)

2.15.2 Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk menggambarkan aliran berurutan dari

sebuah proses use case atau business process. Selain itu, dapat juga digunakan

untuk logika model dengan sistem yaitu, menggambarkan tindakan (action) yang

akan dijalankan ketika suatu proses sedang berjalan dan beserta hasil dari proses

yang dijalankan tersebut.

Terdapat beberapa komponen dalam menggambarkan activity diagram,

yaitu :

1. Initial Node, bentuk lingkaran berisi penuh melambangkan awal dari suatu

proses.

37

2. Actions, bentuk persegi panjang yang mempunyai ujung lingkaran yang

melambangkan tahap-tahap per individu. Sequence dari actions menunjukan

total dari aktivitas yang dilihat dari diagram.

3. Flows, panah pada diagram mengindikasikan kemajuan dari sebuah actions.

Kebanyakan flow tidak membutuhkan kata untuk mengidentifikasikan mereka

kecuali kata tersebut keluar dari decision.

4. Decision, bentuk berlian dengan satu flow masuk dan dua atau lebih flow

keluar. Flow keluar menandakan untuk indikasi sebuah kondisi.

5. Merge, bentuk berlian dengan dua atau lebih flow masuk dan satu flow keluar.

Merupakan penggabungan flow yang sebelumnya dipisahkan oleh decision.

6. Fork, bar hitam dengan satu flow yang masuk beserta dua atau lebih flow

yang keluar. Actions dengan flow pararel di bawah fork dapat terjadi dengan

adanya urutan secara bersamaan.

7. Join, bar hitam dengan dua atau lebih flow yang masuk beserta satu flow yang

keluar, tercatat pada akhir dari proses secara bersamaan. Semua actions yang

menuju join harus lengkap sebelum proses dapat berlanjut.

8. Activity Final, lingkaran solid di dalam lingkaran berongga yang menandakan

akhir dari proses

Selain komponen – komponen di atas, terdapat dua tambahan komponen dari

activity diagram, yaitu :

1. Subactivity Indicator, simbol seperti sisir terbalik yang berada pada actions

mengindikasikan bahwa actions telah keluar menuju activity diagram yang

lain. Hal ini dapat membantu activity diagram agar tidak menjadi terlalu

kompleks.

38

2. Connector, huruf yang berada di dalam lingkaran dan memberikan alat untuk

mengarut kompleksitas. Flow yang menuju connector melompati flow yang

keluar dari connector dengan huruf yang sama.

[Whitten & Bentley, 2007: 382-392]

Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram

(Whitten & Bentley, 2007: 392)

39

2.15.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi

antara actor dengan sistem dalam skenario use case yang sedang berlangsung.

Diagram ini menggambarkan bagaimana pesan dikirim dan diterima antar objek

dan urutannya.

Terdapat 5 (lima) komponen penting dalam sequence diagram, yaitu :

1. Actor : ditunjukkan dengan symbol aktor

2. System : kotak yang mengindikasikan sistem sebagai ‘black box’ atau sebagai

keseluruhan. Tanda (:) adalah standar notasi sequence diagram untuk

mendikiasikan sebuan ‘running instance’ sistem.

3. Lifetimes : garis vertical memanjang kebawah dari actor dan system symbols,

dimana mengindikasikan sequence.

4. Activition bars : sebuah jalur yang menindikasikan lama waktu ketika

pengguna aktif dalam interkasi.

5. Input messages : panah horisontal dari actor ke system yang mengindikasikan

masukan pesan.

6. Output messages : panah horizontal dari system ke actor yang ditandakan

dengan garis putus putus.

[Whitten & Bentley, 2007: 394-396]

40

Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram

(Whitten & Bentley, 2007: 396)

2.15.4 Class Diagram

Class Diagram adalah sebuah diagram yang memberikan gambaran grafis

dari sistem struktur object statis, menunjukkan kelas objek bahwa sistem tersebut

tersusun atas hubungan – hubungan antara kelas object.

41

Gambar 2.5 Contoh Class Diagram

(Whitten & Bentley, 2007: 406)

Dalam penggunaannya, class diagram memiliki beberapa istilah, yaitu:

1. Visibility

Fungsi dari visibility dalam class diagram adalah untuk menentukan apakah

atribut atau operasi dari suatu kelas dapat digunakan oleh kelas lain

42

Tabel 2.2 Penjelasan Visibility

Visibility Simbol Keterangan

Private - Hanya dapat digunakan oleh kelas yang

mendefinisikan

Protected # Dapat digunakan oleh kelas yang

mendefisinikan dan turunannya

Public + Dapat digunakan oleh kelas yang

berhubungan

2. Multiplicity and Associations

Fungsi dari multiplicity dalam class diagram adalah untuk menentukan

banyaknya kelas yang berhubungan dengan kelas yang dimaksud.

Gambar 2.6 Contoh Multiplicity dan Associations

(Whitten & Bentley, 2007: 377)

43

3. Generalization

Fungsi dari generalization pada class diagram adalah untuk menggambarkan

hubungan antara superclass dan subclass. Superclass adalah bentuk umum

dari subclass, subclass adalah bentuk spesifik dari superclass

Gambar 2.7 Contoh Generalization

(Whitten & Bentley, 2007: 404)

4. Aggregration

Fungsi dari aggregation adalah untuk menggambarkan hubungan dimana satu

kelas merupakan bagian dari kelas lain. Dalam agregasi tidak

menggambarkan sebuh inheritance, tetapi bersifat asimetris. Misalnya

terdapat dua buah kelas team dan play, kelas player merupakan bagian kelas

dari team, tetapi team bukan bagian kelas dari player.

44

Gambar 2.8 Contoh Agregration

(Whitten & Bentley, 2007: 379)

[Whitten & Bentley, 2007: 379-406]

2.16 Object Oriented Programming

Object oriented programming (OOP) merupakan cara programming yang

menggunakan obyek. Objek merepresentsaikan perancangan software yang

berorientasi objek dilakukan dengan membagi fungsi-fungsi berdasarkan

pembagian tanggung jawab yang ditetapkan kepada setiap kelas yang dibuat.

Setiap kelas menyediakan pelayanan untuk mengerjakan operasi tertentu dan

dilakukan oleh objek yang dibuat dari kelas tersebut.

Secara garis besar, suatu bahasa pemrograman dapat dikatakan sebagai

Object Oriented Programming (OOP) apabila program tersebut mendukung

konsep abstraksi (abstraction), enkapsulasi (encapsulation), polimorfisme

(polymorphism), dan pewarisan (inheritance). Selain konsep-konsep ini, ada

beberapa konsep fundamental lainnya, seperti kelas, objek, dan message.

[Liang, 2011: 288]

45

2.17 8 Aturan Emas

8 (delapan) aturan emas dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik

untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight

Golden Rules of Interface Design, yaitu :

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah

tersembunyi, dan fasilitas makro.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan

balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat

diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal

yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya

muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau

muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian

awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan

indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan

kelompok tindakan berikutnya.

46

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan

dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi keraguan pengguna karena pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut

untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem

mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau

banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup

waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

[Shneiderman & Plaisant, 2010: 88-89]

2.18 Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Penggunaan kuesioner ini dimaksudkan untuk mendapat informasi

yang diinginkan dan mendukung terhadap penelitian.

47

[Sugiyono, 2007: 199]

2.18.1 Analisis Kuesioner

Apabila form isian kuesioner telah tersebar, terkumpul, dan terisi,

selanjutnya dianalisis dengan menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi data)

dengan menggunakan rumus persentase yang merupakan teknik statistik

sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan

frekuensi jawaban yang diberikan responden, yaitu:

Dimana:

P = persentase

f = frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih responden

n = jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden

(jumlah sampel)

100% = konstanta

Tabel 2.3 Kategori Persentase

Persentase Kategori

0% Tidak seorang pun

1% - 24% Sebagian kecil

25% - 49% Hampir setengahnya

48

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar

75% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

[Santoso, 2001]

2.19 Bagan Alir (Flowchart)

Flowchart merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menjelaskan

aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis. Bagan alir

menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan prosedur

pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus

menguraikan aliran data dalam sebuah sistem.

2.19.1 Simbol-simbol Flowchart

Simbol dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok sebagai berikut:

1. Input/output. Yaitu simbol yang menggambarkan alat atau media yang

memberikan input kepada atau merekam output dari kegiatan pengolahan

data.

2. Processing. Merupakan simbol yang menunjukan jenis alat yang digunakan

untuk mengolah data (dengan komputer atau dikerjakan secara manual).

3. Storage. Simbol yang menggambarkan alat yang digunkaan untuk

menyimpan data yang saat ini tidak dipakai oleh sistem.

49

4. Lain-lain. Simbol yang menunjukan arus data dan barang. Simbol ini juga

menggambarkan saat mulai dan berakhirnya flowchart, serta penjelasan-

penjelasan tambahan pada flowchart tersebut.

Tabel 2.4 Simbol-simbol Flowchart

Simbol Nama Penjelasan

Simbol-simbol Input/Output

Dokumen Sebuah dokumen atau laporan, dokumen dapat dibuat dengan tangan atau dicetak oleh computer.

Dokumen rangkap Digambarkan dengan menumpuk simbol dokumen dan pencetakan nomor dokumen di bagian depan dokumen pada bagian kiri atas.

Input / Output,

Jurnal/Buku Besar

Digunakan untuk menggambarkan berbagai media input dan output dalam sebuah flowchart program. Menggambarkan jurnal dan buku besar dalam flowchart dokumen.

Tampilan Informasi ditampilkan oleh alat output on-line seperti terminal CRT atau monitor computer PC.

Pemasukan data

on-line

Entri data oleh alat on-line seperti terminal CRT atau komputer pribadi.

Terminal CRT,

Komputer Pribadi

Simbol tampilan dan entri data digunakan bersama-sama untuk menggambarkan terminal CRT dan computer pribadi

50

Simbol-simbol Pemrosesan

Pemrosesan

komputer

Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh komputer biasanya menghasilkan perubahan terhadap data atau informasi.

Kegiatan manual Sebuah kegiatan pemrosesan yang dilaksanakan secara manual.

Kegiatan

campuran

Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksakan dengan menggunakan alat selain computer.

Kegiatan

pemasukan data

off-line

Sebuah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah alat pemasukan data off-line (entri data ke disket, register kas).

Disk bermagnit Data disimpan secara permanen data disk bermagnit, digunakan untuk menyimbolkan file induk (master file).

Pita bermagnit Data disimpan dalam sebuah pita bermagnit

Disket bermagnit Data disimpan dalam sebuah disket.

Penyimpanan on-line

Data disimpan sementara dalam file on-line dalam sebuah media direct access seperti disket.

Arsip Arsip dokumen disimpan dan diambil secara manual. Huruf didalamnya menunjukan cara pengurutan arsip: N = Urut nomor; A = Urut abjad; T = Urut tanggal

N

51

Simbol-simbol Arus dan Simbol lain-lain

Arus dokumen atau pemrosesan

Arah arus dokumen atau pemrosesan, arus normal adalah ke kanan atau ke bawah.

Arus data atau informasi

Arah arus data atau informasi; sering digunakan untuk menunjukan data yang dikopi dari sebuah dokumen ke dokumen lain.

Hubungan komunikasi

Transmisi data dari sebuah lokasi ke lokasi lain melalui saluran komunikasi.

Penghubung dalam sebuah halaman

Menghubungkan bagan alir pada halaman yang sama. Simbol ini digunakan untuk menghindari terlalu banyak anak panah yang saling melintang dan membingungkan.

Penghubung pada halaman berbeda

Menghubungkan bagan alir yang berada dihalaman yang berbeda.

Arus barang Perpindahan fisik barang; digunakan terutama dalam bagan alir dokumen

Terminal Digunakan untuk memulai, mengakhiri, atau titik henti dalam sebuah proses atau program; juga digunakan untuk menunjukan pihak eksternal.

Keputusan Sebuah tahap pembuatan keputusan; digunakan dalam bagan alir program computer untuk menunjukan cabang bagi alternative cara.

Anotasi Tambahan penjelasana deskriptif atau keternagan, atau catatan sebgaai klarifikasi.

[Krismiadji, 2010: 71]