Bab 2 strategi dakwah islam di indonesia

6
BAB II STRATEGI DAKWAH ISLAM DI INDONESIA A. Kegiatan Perekonomian Kesibukan lalu lintas perdagangan di Selat Malaka oleh pedagang Muslim Arab sudah terjadi sejak abad VII sampai XVI M. Perekonomian dijadikan sebagai saluran Islamisasi karena dinilai sangat efektif. Dalam perdagangan dengan sendirinya terjadi interaksi dengan semua golongan, termasuk para kaum bangsawan. Hal ini dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk melakukan dakwah sambil berdagang atau berdagang sambil berdakwah. Karena dalam Islam tidak ada pemisahan antara dagang dan agamanya. Pada mulanya para pedagang muslim berdatangan dan bertempat tinggal sementara di tempat-tempat perdagangan, bahkan diantara mereka ada yang menempat selamanya. Perkampungan yang terdiri dari golongan pedagang muslim ini disebut “Pekojan”. Diantara mereka ada yang kaya raya, bahkan sering dipercaya sebagai syahbandar, mereka dengan sendirinya termasuk golongan elit birokrat dalam suatu kerajaan. Posisi ini dimanfaatkan untuk melakukan dakwah Islam dipusat-pusat pemerintahan. Diantara pedagang muslim ada yang memasuki birokrat lewat jalur perkawinan, hal ini sangat mngkin krena stastus ekonomi mereka. Dalam proses islamisasi, jalur perkawinan ini ternyata sangat menguntungkan, karena dengan sendirinya akan terbentuk suatu keluarga muslim, apa lagi perkawinan itu dilakukan dengan keluarga bangsawan. Hal lain yang ikut memepercepat proses islamisasi adalah situasi dan kondisi politik kerajaan Hindu-Budha

description

Dalam Bab ini akan dijelaskan tentang Strategi Dakwah Islam di Indonesia

Transcript of Bab 2 strategi dakwah islam di indonesia

Page 1: Bab 2   strategi dakwah islam di indonesia

BAB II

STRATEGI DAKWAH ISLAM DI INDONESIA

A. Kegiatan Perekonomian

Kesibukan lalu lintas perdagangan di Selat Malaka oleh pedagang Muslim Arab sudah terjadi sejak abad VII sampai XVI M. Perekonomian dijadikan sebagai saluran Islamisasi karena dinilai sangat efektif. Dalam perdagangan dengan sendirinya terjadi interaksi dengan semua golongan, termasuk para kaum bangsawan. Hal ini dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk melakukan dakwah sambil berdagang atau berdagang sambil berdakwah. Karena dalam Islam tidak ada pemisahan antara dagang dan agamanya.

Pada mulanya para pedagang muslim berdatangan dan bertempat tinggal sementara di tempat-tempat perdagangan, bahkan diantara mereka ada yang menempat selamanya. Perkampungan yang terdiri dari golongan pedagang muslim ini disebut “Pekojan”. Diantara mereka ada yang kaya raya, bahkan sering dipercaya sebagai syahbandar, mereka dengan sendirinya termasuk golongan elit birokrat dalam suatu kerajaan. Posisi ini dimanfaatkan untuk melakukan dakwah Islam dipusat-pusat pemerintahan.

Diantara pedagang muslim ada yang memasuki birokrat lewat jalur perkawinan, hal ini sangat mngkin krena stastus ekonomi mereka. Dalam proses islamisasi, jalur perkawinan ini ternyata sangat menguntungkan, karena dengan sendirinya akan terbentuk suatu keluarga muslim, apa lagi perkawinan itu dilakukan dengan keluarga bangsawan.

Hal lain yang ikut memepercepat proses islamisasi adalah situasi dan kondisi politik kerajaan Hindu-Budha (Sriwijaya-Majapahit), para adipadi di pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan.

B. Seni dan Budaya

Disamping jalur perekonomian, seni dan budaya, seperti pertunjukkan

wayang, gamelan dan seni ukir juga menjadi sarana islamisasi di Indonesia. Hal ini

menunjukkan bahwa proses islamisasi masuk ke Indonesia amat bijaksana dan damai.

Jika dilihat secara ilmu jiwadan taktik perjuangan, dakwah lewat seni dan budaya

lebih mengutamakan isi daripada kulit.

Jenis kesenian yang banyak digunakan sebagai media dakwah adalah

pertunjukkan wayang. Ide menjadikan wayang sebagai sarana dakwah datang dari

sunan Kalijaga yang disepakati oleh Wali Songo dengan modifikasi isi ceritanya.

Page 2: Bab 2   strategi dakwah islam di indonesia

Cerita yang digubah Sunan Kalijaga banyak mengandung ungkapan simbolik

dan filosofis, seperti cerita Pandowo Limo. Yang menceritakan lima bersaudara

penegak kebenaran yang selalu tabah, sabar dan tahan uji. Pendowo Limo merupakan

simbolik Rukun Islam.

Punokawan Pendowo yang terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong

juga termasuk cerita yang digubah oleh Sunan Kalijaga, yang mengandung arti:

1. Semar dari bahasa Arab, Samir (paku) menunjukkan kokohnya ajaran Islam

2. Petruk dari Fatruk (tinggalkan) semua selain Allah

3. Gareng dari Naala Gariin yang artinya banyak memperoleh teman

4. Bagong dari Bagha (berontak) atas segala kedhaliman

Dalam cerita “Jimat Kalimosodo” diungkapakan setiap orang yang mendapat

jimat tersebut akan selamat hidupnya di dunia dan akhirat. Jimat itu adalah simbol

dari dua kalimat syahadat.

Sebagai pelengkap pertunjukkan wayang, Wali Songo mengubah gending-gending

atau syair yang penuh dengan muatan keagamaan, pendidikan dan falsafah kehidupan,

seperti:

1. Sunan Giri mengubah Asmaradhana, Pucung dan Ilir-ilir

2. Sunan Kudus mengubah Maskumambang dan Mijil

3. Sunan Muria mengubah Sinom dan Kinanti

4. Sunan Drajat mengubah Pangkur

Selain pertunjukkan wayang dan gending-gending, seni ukir dan arsitektur juga

dijadikan media Islamisasi. Seni ukir yang sudah bermasyarakat dengan motif

manusia dan hewan dirubah dengan motif dedaunan dan tumbuhan. Bahkan mulai

dikenalkan seni ukir huruf arab. Hasilnya dapat dilihat di Masjid Sunan Giri Gresik,

Sunan Sendang Dhuwur Lamongan.

Seni arsitektur juga diperkenalkan lewat bangunan masjid yang terbentuk persegi

atau bujur sangkar dengan atap bertumpang dua, tiga, empat atau lima merupakan

perpaduan dengan bangunan tradisional.

Adat istiadat dijadikan media Islamisasi, seperti kenduri dan selametan yang telah

berjalan dimasyarakat, adat istiadat tersebut dilestarikan dengan diberi nafas Islam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan betapa kerasnya upaya Mubaligh dalam

Page 3: Bab 2   strategi dakwah islam di indonesia

menanamkan ajaran Islam. Akhirnya Islam dapat diterima oleh bangsa Indonesia

tanapa menimbulkan kekerasan. Bahkan Islam membawa beberapa perubahan

dibidang seni dan budaya.

C. Politik dan Pemerintahan

Dakwah Islam dilingkungan kerajaan sasaran utamanya adalah Raja, keluarga

Raja dan pria pembesar kerajaan. Masyarakat Jawa khususnya adalah masyarakat

pathernalistik, masyarakat bawahan mengikuti atasannya. Maka ketika raja atau

keluarga raja masuk Islam akan diikuti rakyatnya untuk masuk Islam.

Di Sumatera ada Syekh Ismail dari Makkah yang melakukan dakwah di

Kerajaan Sumatera Utara dari Raja Merah Silu masuk Islam dan selanjutnya begelar

Malikus Shalaeh. Masuknya Islam raja Merah Silu diikuti oleh para pembesar

kerajaan yang lain. Seperti Sri Kaya yang bergelar Said Khayasuddin dan Bawa yang

bergelar Ali Hisamuddin. Akhirnya Islam berkembang dengan pesat sampai akhirnya

berdiri kerajaan Islam pertama di Samudera Pasai.

Di Jawa Sunan Ampel berdakwah dilingkungan kerajaan Majapahit. Meskipun

Prabu Brawijaya tidak masuk Islam, namun beliau memberi kesempatan seluas-

luasnya kepada Sunan Ampel untuk melakukan dakwah dilingkungan Majapahit.

Bagian dari bentuk perhatian Prabu Brawijaya kepada Sunan Ampel diberi sebidang

tanah di Ampel Denta Surabaya yang kemudian didirikan Pesantren oleh Sunan

Ampel.

Dari Pesantren tersebut Sunan Ampel melakukan aktifitas dakwah. Beberapa

kader diantaranya adalah Raden Patah yang oleh Sunan Ampel dijadikan menantu dan

diberi tugas berdakwah di daerah Bintoro Demak Jawa Tengah dengna mendirikan

Pesantren Glagahwangi. Pada tahun 1462 M beliau diangkat menjadi adipati Bintoro.

Setelah Sunan Ampel wafat, bermusyawaralah para Wali Songo yang

dipimpin Sunan Giri dan memutuskan Raden Patah sebagai Sultan Demak Bintoro,

sehingga berdirilah Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Berdirinya kerajaan Demak Binoto dengan demikian dapat diketahui:

1. Kerajaan Demak merupakan hasil musyawarah para Wali Songo

2. Raden Patah menjadi raja diangkat oleh Wali Songo

3. Kebijkan kerajaan Demak ditentukan oleh kesepakatan Wali Songo

Berdirinya kerajaan Demak tidak untuk dijadikan alat menindas, tetapi

semata-mata untuk sarana melakukan dakwah Islam.

Page 4: Bab 2   strategi dakwah islam di indonesia

D. Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidiakn sangat berperan dalam proses awal perkembangan Islam.

Dalam kegiatan pendidikan ini, umat Islam mendapatkan bimbingan, pendlaaman

aqidah, pembelajaran tata cara beribadah kepada Allah dan budi pekerti.

Pendidikan pada mulanya dilakukan disurau, langgar yang sebelum Islam

masuk tempat tersebut menjadi tempat berkumpul, berunding, tempat tidur anak laki-

laki remaja, yang selanjutnya oleh para pelaku dakwah diperlebar fungsinya menjadi

tempat pendidikan pembangunan dan pengamalan ajaran Islam.

Praktik pembelajaran dilakukan dengan halaqah, umat duduk melingkar

menghadap guru. Dalam perkembangannya pendidikan tidak hanya untuk mendalami

ajaran Islam semata tetapi semua hal terkait dengan kebutuhan hisup dna ilmu

keislaman yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut didirikanlah lembaga

khusus yang dinamakan Pesantren.