Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA...

9
Bab 2 SejarahStudi Be/ajar ~ A.PENDA~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an psikolog ada bidang ini d' elopori ahli-ahli seperti Ebbinghaus (1885), Bryan dan Harter (1897 189 dan Tho . e (1898), dan sebagainya. Langkah mereka diikuti terutama oleh para psikolog' a. Para pendidik profesional menilai psikologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dasar, dan mereka juga mempraktekkannya, serta mereka melakukan studi mengenai pembelajaran di laboratorium psikologi umum dan laboratorium psikologi pendidikan, yang saling mempengaruhi antara bidang mumi dan terapan. Karena hal tersebut, sangatlah biasa bila para psikolog merasa bahwa parapsikolog-Iah yang memelopori studi belajar (Hilgard, 1956). Sebagai tambahan dari alasan sejarahnya, ada dasar lain yang menjadi perhitungan daya tarik para psikolog dalam studi belajar. Yaitu pemusatan belajar lebih pada sistem umum teori psikologi. Ilmuwan yang ingin memuaskan rasa ingin tahu pada kejadian sebab mula-mula, punya kegemaran untuk menyusun fakta ke dalam sistem hukum dan teori. Ilmuwan tidak hanya tertarik pada bermacam-macam fakta dan hubungannya, tetapi juga cara yang runtut dan hemat dalam mengungkapkanfaktanya.Psikologyang berminat dengan sistem mendapati teori belajar begitu penting karena bermaca-macam perilaku manusia merupakan hasil belajar. Jika bermacam-macam perilaku itu dimengerti dan dihubungkan dengan sedikit prinsip-prinsip yang ada, sangatlahjelas bila prinsip itu akan berhubungan dengan bagaimana awal mula belajar muncul (Hilgard, 1956). Banyak psikolog membuat pengakuan eksplisit bahwa masalah belajar merupakan hal yang sentral dalam pembahasan atau teori mereka. Berikut ini terdapat tiga contoh yang mendukung pernyataan tersebut (Hilgard, 1956): 1. Tollman, di dalam definisinya mengenai perilaku sebagai hal yang terlebih-Iebih bersifat molar atau keseluruhan dari pada molecular atau bagian-bagiannya (perbedaan molar dan molecular terletak pada inti sistem). Tollman mengemukakan perilaku yang terlebih- lebih bersifat molar tersebut, yang utama diperoleh dari belajar. 2. Guthrie menandaskan bahwa belajar adalah memang sifatnya jiwa manusia. Dia menyatakan bahwa kemampuan belalar adalah ke~J2ua-'1!!leL~.s.PQn..P!:l.@ §D:'!~situasi dengan ca~~~beda -antar'a indIvidu satu dengan lainl!ya. _Karena m~sing__masing 11 ---

Transcript of Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA...

Page 1: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

Bab2 SejarahStudiBe/ajar

~

A.PENDA~NSeearahi~~~~diilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~.Tuotu'anpsikolog ada bidang ini d' elopori ahli-ahli seperti Ebbinghaus (1885), Bryan dan Harter(1897 189 dan Tho . e (1898), dan sebagainya. Langkah mereka diikuti terutama olehpara psikolog' a. Para pendidik profesional menilai psikologi pendidikan sebagai ilmupengetahuan dasar, dan mereka juga mempraktekkannya, serta mereka melakukan studimengenai pembelajaran di laboratorium psikologi umum dan laboratorium psikologipendidikan, yang saling mempengaruhi antara bidang mumi dan terapan. Karena haltersebut, sangatlahbiasa bilaparapsikolog merasabahwa parapsikolog-Iahyang memeloporistudi belajar (Hilgard, 1956).

Sebagai tambahan dari alasan sejarahnya, ada dasar lain yang menjadi perhitungan dayatarik para psikolog dalam studibelajar. Yaitupemusatan belajar lebihpada sistemumum teoripsikologi. Ilmuwan yang ingin memuaskan rasa ingin tahu pada kejadian sebab mula-mula,punya kegemaran untuk menyusun fakta ke dalam sistem hukum dan teori. Ilmuwan tidakhanya tertarik pada bermacam-macam fakta dan hubungannya, tetapi juga cara yang runtutdan hemat dalam mengungkapkanfaktanya.Psikologyangberminatdengansistemmendapatiteori belajar begitu penting karena bermaca-macam perilaku manusia merupakan hasilbelajar. Jika bermacam-macam perilaku itu dimengerti dan dihubungkan dengan sedikitprinsip-prinsip yang ada,sangatlahjelas bilaprinsip ituakanberhubungan denganbagaimanaawal mula belajar muncul (Hilgard, 1956).

Banyak psikolog membuat pengakuan eksplisit bahwa masalah belajar merupakan halyang sentral dalam pembahasan atau teori mereka. Berikut ini terdapat tiga contoh yangmendukung pernyataan tersebut (Hilgard, 1956):

1. Tollman, di dalam definisinya mengenai perilaku sebagai hal yangterlebih-Iebih bersifatmolar atau keseluruhan dari pada molecular atau bagian-bagiannya (perbedaan molardan molecular terletakpada inti sistem).Tollmanmengemukakan perilaku yang terlebih-lebih bersifat molar tersebut, yang utama diperoleh dari belajar.

2. Guthrie menandaskan bahwa belajar adalah memang sifatnya jiwa manusia. Dia

menyatakan bahwa kemampuan belalar adalah ke~J2ua-'1!!leL~.s.PQn..P!:l.@§D:'!~situasidengan ca~~~beda -antar'a indIvidu satu dengan lainl!ya. _Karena m~sing__masing

11

---

Page 2: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

--

individu berbeda-beda pengalaman meresponnya. Yang membedakan makluk hidupsatu dengan lainnya adalah fungsi otaknya.

3. Hull dalam pengantar teori perilaku, menjelaskan mengenai perilaku kebiasaan untukmenjelaskan beberapa teori belajar. Hull sangatjarang memisahkan antara teori belajardan teori perilaku karena begitu pentingnya belajar dalam konsep perilaku. Buku-bukunya terutama membahas belajar.

Walaupun tidak semua psikolog memberiporsi sarnatentang teori belajar di dalam teori-teori mereka, kenyataannya mereka membuat hal tersebut sebagai keharusan dalam teori-teori mereka, terutama masalah belajar, dengan suatu cara yang sarna atau yang berbeda.Karena itu aspek sistematik teori belajar menjadi penting bagi semua psikolog yang tertarikdalam teori-teori belajar yang lebih umum (Hilgard, 1956).

Mengenai hal tersebut, Sumadi Suryabrata (1993)juga menandaskan bahwa sebagaian

teori-t~fiPSik.plogis menjadikan masalah belajar itu sebagai hal yang sentral, walaupunkadang-kadang tidak dinyatakan secara eksplisit.

B. PENGARUH PRA-PSIKOLOGI TERHADAP STUDI BELAJAR

Ketertarik'n melakukan ~di mengenai belaiar. sudah adajauh sebelum para psikolog untuk

pertamakali melakukan studi formal terh!~ap obyek keilmuan ~sikologi._./ Sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri, psikologi belajar dipengaruhi oleh filsafat dalam-. -membahas tentang belajar, dan ilmu alam mempengaruhi psikologi belajar dalam metode

~nelitian~ (~ittig,1981]. -- - - - - --1. Filsafat

Salah satu obyek yang selalu menarik para filosof adalah ~anan pikiran individu untukmempersel'~kan ~Il!!ia!.l~a.Tidak seperti otak, pikiran tidak dapat diukur atau diobservasisecara langsung. Seluruh ide "pikiran" merupakan suatu konstruk hipotetis, yang dapat

digunakan untuk menjelaskan fenomena~~r!e~tu(Wittig, 1981).PikiraI!Jtwat dijelask~nsebagai tempat menerima danmeI1-yimpan..sensasi.Tetapi para

filosof tidak setuju denganpendapatbahwa pikiran sebagai tempatmenerima dan menyimpanyang pasif.Para filosof mencoba engar-tikan.pikinmsebagaiproses..mentalYHl1g'"-stif.Aristoteles mengajukan pendapat bahwa bentuk-bentuk tertentu dari pikiran manusiamerupakan kemampuan mengetahui kebenaran. Aristoteles percaya bahwa asosiasi danpenggunaan informasi berperan memungkinkan manusia dapat memiliki pengertian yanglogis (Wittig, 1981).

Aristoteles (dalam Wittig, 1981)mengajukan tigahukum asosiasi yang men.gatur~pikiran manusia. Pertama, contiguity berarti terdapat hubungan antara ide satu de..ngan.;:, . . '. ,"-. .---

J!11~~m~mbentuk suatu a~~§j tertentu. Kedua,similarity memi1ikU~likasi bahwaide-ide be!!iub_uEgankarena adanya kesamaan dan kesesuaian. Ide-ideberhubungan karena_. . - . -...terdapat perbedaan atau perlawaiian, kondisi tersebut sesmiI ~engan I!LWof contrast. Misalnya:tiga subyek berada di dalam laboratrium penelitian, dan peneliti menyampatkan stimulus

12

Page 3: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

berupa kata "hitam", serta meminta setiap subyek untuk menuliskan di kertas tentang apayang pertama kali mereka pikirkan mengenai kata "hitam" tersebut. Subyek pertama menuliskata "malam", subyek kedua menulis kata "negro", dan subyek ketiga menulis kata "putih".Ketiga respon tersebut sesuai dengan hukum asosiasi Aristoteles: respon subyek pertamamerupakan contiguty (menghubungkan) antara kegelapan (hitam) dengan waktu malam,respon subyek kedua menunjukk~nad~nyasimilaritas (kefamaa~), dan respon subyekketigamenunj!lkkan ~.Qa!!yaperbedaa!!...atall"perlawanan.

Aristoteles (dalam Wittig, 1981) percaya bahwa individu menggunakan i.!!formasiberdasarkan kebenaran, dengan melihat bagia!l-1?~ian gafi !!!for.masitersebyt sehinggadapat dibua1 suafu ringkasan-terteJ1tu.(disebuLpemikirallinduksi), atau melihat proposisiyang ada dan membuat kesimpulan perbagiannya (disebut pemikiran decIuksi).Contoh~l!1ikiran induksi:seorangpsikologmelakukanQJ)serv~ite..r~a9apkeiadi~n-k_e.illdla!Lkbusus,kemudian ia membuat prinsip-prinsjp umum tentang hasil obser.vasi tersebut. Contohpemikiran deduksi: prinsip-prinsip umuII)xang ada digunakan untuk memp~dik~ kejadian-kejadian khusus.

2. Psikologi Belajar Sebagai IImu Pengetahuan

Sebagaimana cabang-cabang psikologi lainnya, psikologi belajar menggunakan pendekatanilmiah untuk studi tentang perilaku. Ini berarti bahwa kesimpulan-kesimpulan psikologis~arus berdasarkan hasil observasi yang tepa1..Qanobyektif. Dan psikologi belajar mendapatkontribusi tentangmetodeeksperimentaldari ilmupengetahuanala~~njagLki!RP~ndekatanpsikolog16~laiar -~~sllat Tmia~.NIIsaIriya: iIinuwan fisika, melakukan kontrol terhadapvariabel-variabelyangtidakberhubunganatautidakrelevandenganpenelitian,agarfenomena-fenomenapenelitian tidakterkontaminasiolehvariabel-variabeltersebut.Sesuaicarapandangilmuwan fisika, para psikolog mengontrol variabel-variabel yang tidak relevan dengan

peneliti~genai belajar, sehingga hasilpenelitian dapat diinterpretasikan sesuai prinsip-rinsip belajaij

I

~rman Ebbinghaus

HermanEbbinghau~merupakaneen~litipert;!JJlatentaogbela~. Bahkanmetodepenelitiannyamasih digunakan sampai sekarang. Ebbinghaus merupakan ilm.!lwanyang pertama kalimeneliti secara sistematis mengenai ingatan. Dari hasil penelitiannya, Ebbinghaus (dalam-Wittig, 1981) menyimpulkan bahwa ada beberapa variabel yang mempengaruhi ingatanYill!:u:himanya waktu antara belajar dan mengingat kembali, tipe benda yang diingat, jumlahmateri yang dHng<!t,dan pengaruh dari pengalaman belajar terhadap pengalaman-belajar~Jlnj!ll!lya. Contoh penelitian yang dilakukan'Ebbinghaus: sebagai peneliti sekaligussubyek penelitian, Ebbinghaus mencoba mengingat silabel yangtidak membentuk kata, yangterdiri dari konsonan - vokal - konsonan, misalnya YOF. Ebbinghaus tidak mendapatkanpengalaman belajar yang berupa kemampuan untuk~asosiasikan silabel tersebut. Danterbukti setelah beberapa tahun, pengalaman tersebut tidak berubah secara substansial

13

-- - --

Page 4: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

dibandingkan kesimpulan pada tahun pertama. HasHpenelitian tersebut dapat digambarkanmelalui kurva berikut ini (dalam Wittig, 1981):

Tinggi

Perform ani

kinerja

Rendah

o ~TWaktu selama belajar

Gambar 2

2. "~em" PsikolQgiDengan berkembangnya psikologi menjadi ilmu pengetahuan, ada beberapa usaha untukmel!ielasJ~aI1p~rilakusecara komprehensif, ini disebut "sistem" psikologi. Di dalam sejarahstudi tentang belajar, "sistem" berusaha menjelaskan seiuruh perilaku, yang mana termasukdan mempengaruhi studi tentang belajar (Wittig, 1981).

"Sistem" vs "Teori"

Sistem secara mendasar adalah usaha menjelaskan seluruh perilaku, sementara teori yangkemudian dikembangkan hanya berusaha menjelaskan sebagian perilaku. Jadi teori belajaradalah secaraekslusifhanya menjelaskantentang belajar, daripada menjelaskan keseluruhanrange dari perilaku yang dibahas di dalam psil~Qlogi.Tetapi bagaimanapunjuga, spesialisasitelahdiusahakan di psikologi,penyelidikandipersempitlapangan studinyasesuai spesialisasi,dan masing-masing mengikatkan diri untuk menyelidiki hukum-hukum dan model-modelpsikologis (Wittig, 1981) .a. Strukturalisme

Struk~er!lpakan sistem psikologi yang pertama kali ada. Penemunya adalah~ ~ - - ..~-

Wilhelm WuJ!flt (1832 - 1920) dan Edward Titchener (1867 - 1927) berusaha menjelaskanstruk!J,lr.l2i!<iran.Usaha ini menjadikan sistem dari W. Wundt dan E. Titchener disebutstl1J~tu_r~li~~e.ParastrukturalismengumpulI<anCfat'adenganmenggunakanlaporanintrospeksidari subyek individu dewasa yang normal. Mereka mengadakan penelitian dalam settinglabratorium dan menggunakan metode ilmiah. Introspeksi mendasarkan pada laporan-laporan subyektif dari subyek, yang berupa laporan mengenai pengalaman sensasi, imajinasidan perasaan subyek. Tetapi perkembangan selanjutnya, sebagian dari para strukturalismengembangkan sitematika yang berbeda-beda, yaitu ada yang membatasi studi mereka

14

Page 5: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

dengan menggunakan subyek individu dewasa yang normal, dan ada pula yang tidak puasterhadap cara pengumpulan data dengan metode introspeksi (Wittig, 1981).

b. Fungsionalisme

Kelompok yang menekankan pentin.8?yakegunaan atau fu~gsi dari l2erilal<umem)Jncylkangstem yang qisebut fungsionalisme. Adaptasi terhadap lingkungan merupakan. aspekfungsionalisme yang utama. Adaptasi terhadap lingkungan, tIdak hanya dipelajari olehindiv1dUaewasa yang n;mi~l tetapi jug!! olel1...anak~.an::lk,hewaQJ:lallQIang:Qrqogyangmemilikl pola kepiiGadTanabl\oonal. I~ara fungsionalis telah membantu perkembanganpsTkologT:dengan mempelajari variasi subyek dalaJILberbagaLkeadaan atau.JingkuIl.gan,misalnya penelitian di dalam kelas,perusahaan, ataualamdalam seting laboratorium (Wittig,1981).

c. Asosiasionisme

Perhatian utama asosiasionisme adal~hmenc.Qb.!l.Un1uk.mem::lbamibagaimana..t~rbentuknya-- -- - ,- .'pasangan stimulus :-respon. Sumbangan utama dari asosiasionisme, seperti dinyatakan olehEd.w.ardIl19mdjl<e(1874 - 1949) tentang pentingnya reinf~cement dalam mempengaruhiperilaku, dimana pengaruh reinforcement tersebut mernunculkanhukum efek (Wittig, 1981).

Hukum efek menyatakan bahwa individu cenderung mengulangi respon yang sarnadalam situasi yang sarna, bila respon tersebut mendatangkan }<:epuasanbagi dirinya. Dansebaliknya, bila respon tidak mendatangkan kepuasan, maka individu cende!Jlngtidakakanmengulangi lagi. Hasil penelitian Thorndike menunjukkan bahw1!..Punishmenttidaklah sarnadimbahkan berlawanaJ.ldengan reinforcemenf.'Leblh-lan]ltlThorndike menjelaskanbahwa

~~s!:!p'unj!}divic!.\!.menghadapi stimulu~yang sarna. tempi kehadiran punishment dapatmenekan respon yang pernah individu lakuk_ap,dan_dalam-wak.m-yang&amaindivid1.lakanmelakukan respon I'ainnya.Misalnya: salah satu penelitianThorndikeuntuk menggambarkanpengaruh reinforcement dan punishment terhadap perilaku ayam. Ayam sebagai subyekpenelitian diletakkan di dalam kotak besar yang memiliki tiga lorong yang dapatmembingungkan ayam. Lorong pertama menuju ke kotak makanan, lorong kedua dan ketigamerupakan lorong buntu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan ayam untukmemilih lorong pertama meningkat karena adanya makanan, tetapi sebaliknya akan menurundan bahkan memilih lorong lainnya bila pada lorong pertama makanannya ditiadakan dandiganti dengan kehadiran punishment yang berupa kurungan (Wittig, 1981).

d. Behaviorisme

Satu sistem yang dikenal radikal dan dikembangkan sebagai reaksi terh::lcl<1pstmkturalisme,dikenal sebagai behaviorisme. John B. Watson (18.78.:~piH pendekatan ini, cI<1nmenggambarkan organisma sebagai "kotak hitam" (tLdalLdikeJablli prn<:esmentalnya) yanghanya akan memberikanrespon t5Ila ada stnTiiiJUSYangmengenain.ya. Watson berpendapatbahwa studi ten tang perilaku yang dilakukan para psikolog, seharusnya diarahkan kepada

studi~el!~1]gjJenlaKu-perilaku-yang dapardt615servasi misalnya gerakan otot muskuler dansekresi kelenjar, bukannya aktivitas mental yang tidak dapat diobservasi (Wittig, 1981).

15

- -

Page 6: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

Pendapat Watson tersebut menunjukkan bahwa behaviorisme meru~kan sistem yangradikal, tidak bersedia !J1emikirkanproses betpikir 9J!!l.1idakm~erimakOOseJLPemTICTranyang lain. Kemudian muncul behaviorisme yang lebih moderat, yang berpendapat bahwameskipun ~ros~LPjkiran tidakda-pat Qt()b~ervasilangsung, tetapi dapat diobservasi dariperilaku yang nampak yang merupakan ha~ildari prose.spikiran. Behavioris!l1~yang_radikalcenderung berpedoman ada physical determinism yaitu respon organisl1}1}merupabn has.iIdari kondisi lingkungannya (Wittig, 1981).

e. Sistem Lainnya

Dua sistem yang lain yang juga berpengaruh pada psikologi belajar yaitu Psikologi Gestaltdan Psikologj Psikoanalisa.Psikologi gestalt melakukanstudipadabidang belajarper:septual.Psikologi gestalt berpendapat bahwa keseluruhan selalu memberi arti yang lebih bermaknadari pada bagian-bagiannya. Psikologi gestalt mengajukan konsep insig_htyang memilikipengertian bahwa belajar adalah pemerolehan insight atau p~mahaman agar tercap~nyapengertianpenuh ataumeaningfuII (Wittig, 1981).

Psikologi psikoanalisa muncul lebih disebabkan adanya minat Freud terhadap bidangterapi psikolo_gidari pada usaha sistematisasi psikologi. Sebagian hesar para psikoanalislebih tertarik mem)2elajaribagian tak sadar organisma (aktivitas mental yang berada padabagian tak sadar organisma) (Wittig 1981).

;3. Teori-teori BelajarI Di dalam sejarah studi tentang belajar, ke enam sistem atau aliran tersebut di atas (strukturali~me,

fungsionalisme, asosiasionisme,behaviorisme,psikologigesataltdan psikologipsikoanaIisa)mempengaruhi penelitian-p~nelit!an pada awal abad ke - 20. '!,'etapipengaruhnya mulaiberkura~ada tahun 1930, sebab penelitian-penelitian psikologi selanjutnya lebihmemusatkan ~tian kepada-masalah proses sentral psikologi...ss:perti...belaiar.motivasi,p~epsl._Teori-teOribelaJar kompreh~sif menjadi kekuatan bam. yang d01J1in;lndalamperkembangan selanjutnya. Pola yang berkembang antara lain (1) psikologi mengutamakanpenelitian dan percobaan-percobaan, (2) tekanan studi psikologi menggunakan observasiperilaku, (3) tekanan kepada pentingnya proses belajar, (4) analisis S-R dalam studi perilaku,dan (5) penelitian mengenai belajar merupakanupaya iImudasar bukan sekedar iImuterapan(Nana Sujana, 1990).

Dengan semakin berkurangnya pengaruh sistem-sistem tersebut di atas, maka mulaidibangun teori-teori baru. Sebagai contoh, berkurangnya pengaruh behaviorisme, makamuncul neo-behaviorisme.Padaumumnya,teori-teoribelajardidentifikasi darinama pencetusteori tersebut, dan bukan dari tanda diskriptif (contoh tanda diskriptif: strukturalisme,fungsionalisme) .

a. Edwin Guthrie

Edwin Guthrie (1886 - 1959) percaya bahwa contiguity (hubungan) ada di dalam prosesbelajar, yaitu contiguity antara stimulus dan respon. Dan reinforcement berperan penting didalam belajar yaitu merubah kondisi stimulus, sehingga stimulus hanya memunculkan

16

Page 7: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

respon tertentu yang diharapkan dan mencegah munculnya respon-respon lain yang tidakdiharapkan (Wittig, 1981).Selain itu, Guthrie mengkritik hukum efek dari Thorndike yangdinilainya terlalu memperhatikan hasil belajar dari pada proses belajar. Jadi Guthrie lebihmenitik beratkan pada proses belajar.

b.

~rk Hull

Teor' elajar yang diusulkan oleh Clark Hull (1884 - 1952) dikenal sebagai teori deduktif-mat matis (Wittig, 1981), Hal tersebut menunjukkan bahwa Hull berusaha menjelaskan

enderungan munculnya respon dari dalil-dalil yang formal dan berlaku umum (deduktif),dan berusaha memformulasikan dalam bentuk matematis. Berdasarkan teori deduktif -matematis, Hull (dalamWittig, 1981)menjelaskankecenderungan respon organisma sebagaiberikut:

keterangan:sEr

sHrpotensi reaksi (kecenderungan respon)kekuatan kebiasaan

V : intensitas stimulus ~

D : dorongan (motivasi)

K : nilai reinforcement

I r : hambatan reaksi (potensi hambatan yang bersifat temporal)

cJsIr : hambatan yang dikondisikan ( potensi hambatan yang dipelajari )

c. dward Tolman

Ed ardTolman (dalam Nana Sujana, 1990)mengusulkan teori behaviorisme yang purposif,yang didalamnya mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif. Tolmanmenganggap teori psikologi harus membahas tujuan akhir dari suatu proses. Tolmanmengakui keberadaan tiga teori belajaryang salingbersaing yaituteori reflekyang berkondisi,teori trial and error, dan teori gestalt; danjuga koinbinasi dari ketiga teori tersebut. Tolmanberpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yangdapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang~usat.

d. B.F. Skinner

B.F. Sk\nner mencurahkan karirnya untuk berusaha mencari jawaban tentang bagaimanaperilak~ dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement? Dalam usahanya

~rsebut, Skinnertidakmemperhitungkankondisiinternalorganisma,sepertikondisipsikologis

17

- -- --

Page 8: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

ataukognitif organisma.Skinnermelakukanpenelitian-penelitian, danberhasil mendapatkanjawaban dalam bentuk penjelasan mengenai "perilaku operan" dan kondisi-kondisi yangdapat mempengaruhi perilaku organisma.

e. Teori Belajar Lainnya

Donald Hebb (1904) mengusulkan suatu teori yang disebut physiological learning ataubelajar fisiologis. Hebb (dalam Wittig, 1981) menyatakan bahwa di dahim belaj~apatproses perubahan elektrokimia di dalam satu atau lebih sinaps,.~ang '?~rad..adi antara axonsatu sel syaraf dan dendrit. Perubahan di sinaps tersebut dikendalikan oleh sistem syaraf

pusat, yang memungkinkan dapat terjadi sign'!Lsjl~.!1..g~~s!n~ps. -_ Teori dari Hebb ini salah satu dari teori-teori yang berdasarkan proses fisiologis. Teori

yang lain (di dalam Wittig, 1981)menyatakan bahwa belajar adalah hasil dari penyimpananpesan-pesan di dalam molekul-molekul partikular seperti protein yang dihasilkan oleh RNA(ribonucleic acid) yang ditemukan di dalam nukleus sel-sel syaraf.

Teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses-pr~~~ mental-y<!ngleblll t!Eggi,

s~i sikap, k~ercayaan, dan persepsi. Teori ini secara khusus tertarik pada prosesi~1.lal, d'!!.1_I1!.~eljt!cara-S1'tJ:ao.n~.,!nismamenggunakan dan mengembangkan perananlogika, ~emecahan masala~nbahas.a. Sehmggasubyek-subyekpenelitian yangdigunakanadalah manusia (Wittig, 1981).~_._-

_ Teori belajarperkembangan menekankan pentingnya interaksi antaraJJ.ertumbuhanfisikdan perkembangan intele!<tualorganisma. Salah satu teori belaj'arperkembangan adalah teoriperkemban~n kognitif darl J~an Piaget, yang membagi perkembangan kognitif organismamenjadi e~Pflt tah"ful'!.n!.d~n antara tahapan satu dengan yang lainnya saling berhubungan.Teori ini menunjukkan pentingnya-perkemba!!ga!11isik~ankesiapan kognitif (Wittig, 1981).--D. PENDEKA TAN-PENDEKA TAN KONTEMPORER

Di dalam sejarahnya, pendekatan-pendekatan di dalam mengupas tentang belajarterbagi tigayaitu: pendekatan asosiasi dan pendekatan kognitif, pendekatan ethologi, serta pendekatanbelajar verbal.

1. Pendekatan Asosiasi dan Pendekatan Kognitif

Dari penjelasan tentang teori-teori belajar tersebut di atas, teori-teori tersebut terbagi duakelompok besar yaitubehaviorisme (pendekatan asosiasi) dan kognitif (pendekatan kognitit).Kelompok pertama menekankan pentingnya proses asosiasi yaitu "ikatan stimulus - respon"di dalam belajar. Dan kelompok kedua menekankan pentingnya proses kognitif yaitu adanyaproses mental yang lebih tinggi (Wittig, 1981).

2. Pendekatan Ethologi

Selain pendekatan asosiasi dan kognitif tersebut di atas, muncul pendekatan ethologi. Paraethologi melakukan observasi pada organisma di dalam seting alami mereka, dan berusahamenentukan karakteristik perilaku organisma berdasarkan spesiesnya. Pendekatan ethologi

18

Page 9: Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar - elearning.gunadarma.ac.id · Bab 2 Sejarah Studi Be/ajar ~ A. PENDA ~N Seeara hi~~~~di ilmiah 0 eoal bela ar dilakukao terutama oleh psikoJo~. Tuotu'an

menenkankan pentingnya struktur biologis dalam mempelajari respon organisma (Wittig,1981).

3. Pendekatan Belajar Verbal

Satu bidang studi dalam belajar yang tidak dapat dimasukkan ke dalam katagori-katagoripendekatan di atas adalah belajar verbal (verbal learning) dan perilaku bahasa (languagebehavior). Pendekatan belajar verbal dan perilaku bahasa berusaha menerapkan pendekatanasosiasi dan kognitif (Wittig, 1981).

19