BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

32
BAB II PENJELASAN TEKNIS DAN PERSYARATAN BAHAN PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Nama Kegiatan/ Pekerjaan : Nama Kegiatan adalah PENINGKATAN, AKSES, MUTU, KESEJAHTERAAN DAN SUBSIDI RA/BA DAN MADRASAH Nama Pekerjaan adalah PEMBANGUNAN 3 RUANG KELAS BARU MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI CIAWITALI 1.2. Lokasi Pekerjaan : Lokasi Pekerjaan yang dimaksud Item 1.1. Pasal ini adalah : KEC. CIKALONG WETAN KAB. BANDUNG BARAT 1.3. Lingkup Pekerjaan Pemborongan : A Pekerjaan Persiapan B Pekerjaan Struktur Lantai 1 (Satu) I Pekerjaan Tanah Dan Pasir II Pekerjaan Pasangan III Pekerjaan Beton IV Pekerjaan Lantai Dan Dinding V Pekerjaan Pengecatan C Pekerjaan Lantai 2 (Dua) I Pekerjaan Tanah Dan Pasir II Pekerjaan Pasangan III Pekerjaan Beton IV Pekerjaan Kusen Pintu/Jendela V Pekerjaan Kuda-Kuda Dan Atap VI Pekerjaan Plafond VII Pekerjaan Lantai Dan Dinding VIII Pekerjaan Instalasi Listrik IX Pek. Alat Penggantung & Kaca X Pekerjaan Pengecatan 1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan : 1. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini. 1 SPESIFIKASI TEKNIS Pembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Transcript of BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

Page 1: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

BAB IIPENJELASAN TEKNIS DAN PERSYARATAN BAHAN

PASAL 1LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Kegiatan/ Pekerjaan :Nama Kegiatan adalah PENINGKATAN, AKSES, MUTU, KESEJAHTERAAN DAN SUBSIDI RA/BA DAN MADRASAH

Nama Pekerjaan adalah PEMBANGUNAN 3 RUANG KELAS BARU MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI CIAWITALI

1.2. Lokasi Pekerjaan :Lokasi Pekerjaan yang dimaksud Item 1.1. Pasal ini adalah : KEC. CIKALONG WETAN KAB. BANDUNG BARAT

1.3. Lingkup Pekerjaan Pemborongan :

A Pekerjaan PersiapanB Pekerjaan Struktur Lantai 1 (Satu)I Pekerjaan Tanah Dan PasirII Pekerjaan PasanganIII Pekerjaan BetonIV Pekerjaan Lantai Dan DindingV Pekerjaan PengecatanC Pekerjaan Lantai 2 (Dua)I Pekerjaan Tanah Dan PasirII Pekerjaan PasanganIII Pekerjaan BetonIV Pekerjaan Kusen Pintu/JendelaV Pekerjaan Kuda-Kuda Dan AtapVI Pekerjaan Plafond VII Pekerjaan Lantai Dan DindingVIII Pekerjaan Instalasi ListrikIX Pek. Alat Penggantung & KacaX Pekerjaan Pengecatan

1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan :1. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA

KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini.2. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-

SYARAT pekerjaan ini.3. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Panitia

Pelelangan kepada Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/ Rapat Aanwijzing Pekejaan, Risalah Aanwijzing.

4. Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Konsultan Pengawas pada waktu pekerjaan dilaksanakan.

1 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 2: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

PASAL 2S I T U A S I

2.1. Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.

2.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.

2.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

PASAL 3UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam cm dan m, kecuali ukuran baja/ besi yang dinyatakan dalam Inc atau MM.

3.2. Permukaan atas lantai ubin (Peil 0,00) adalah 30 cm dari muka tanah sekitarnya, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan/ kayu terentang 5/7 x 3 M yang diketam rata semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ke tanah asli sedalam 1 M, ukuran penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dipelihara selama pelaksanaan.

3.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.

3.5. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) Orang Pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukkan/ prima silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.

PASAL 4PEKERJAAN TANAH

4.1. Lingkup pekerjaan ini adalha untuk lantai satu meliputi :1. Penggalian pondasi stauss pile2. Penggalian pondasi plat beton P13. Penggalian pondasi batu kali/kiermir4. Urugan kembali bekas galian dan penimbunan5. Urugan pasir bawah pondasi dan laintai6. Pemadatan tanah bawah lantai

4.2. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan1. Galian strauss pile dia. 20 cm kedalaman sesuai gambar.

2 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 3: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

2. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah keras, apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

2. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum

3. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat yang direncanakan yang disetujui Direksi, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ke tempat yang disetujui Direksi.

4.3. Harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.

PASAL 5PAPAN BOUWPLANK

5.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/ terentang diserut rata dan terpasang waterpass dengan peil 0,00 m.Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran 5/7 cm.Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.

5.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

5.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib memintakan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

PASAL 6PEKERJAAN PONDASI

6.1. Pondasi yang dipakai adalah : 1. Pondasi plat beton (P1) dengan strauss pile

Pondasi plat seperti yang ditunjukan pada gambar kerja dipasang pada tiap-tiap kolom utama dan selasar bangunan.Pada pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Pondasi strauss pile pertama di cor dg ukuran dan kedalaman sesuai

gambar kerja, dimulai dari alas pondasi tapak.b) Alas pondasi tapak (poer) harus mencapai kedalaman tanah asli seperti

ditunjukan pada gambar kerja. c) Setelah pengecoran strauss pile alas pondasi tapak di urug pasir dan

dipasang lantai kerja. Tulangan straus pile dibengkok keluar. d) Pemasangan pembesian/penulangan besi plat seperti ditunjukan pada

gambar. Pelaksana/Kontraktor agar dengan cermat meneliti gambar kerja dan memperoleh petunjuk Konsultan Pengawas.

e) Mortal beton menggunakan mutu beton, K-225, untuk agregat, air semen dan persyaratan lain lihat pasal pekerjaan beton.

2. Pondasi Batu Kali

3 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 4: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

Pondasi batu kali terdiri dari pondasi lajur batu kali dan batu kali setempat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan

pada gambar kerja, kemudian dipasang cerucuk bambu dengan jumlah per m² minimal 9 buah bambu seperti ditunjukan pada gambar yang dipancangkan sampai kedalaman tanah keras berdasarkan pukulan pada peil-2,70 m.

b) Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris dan disiram sampai kepadatan maksimum.

c) Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah setebal 15 cm ditimbris pasir atau batu belah sehingga kokoh.

d) Material batu kali/belah yang keras bermutu baik tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.

e) Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Psr.f) Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang

dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik lainnya.

6.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Konsultan Pengawas.

6.3. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan kedalaman, besaran, beban letak dan kondisi dasar galian.Sebelum pemasangan pondasi dimulai, ijin dari Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.

6.4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan sporing pipa plumbing yang harus menembus pondasi.

6.5. Antara sloof dan pondasi batu kali menerus dipasang stek-stek besi 10 mm berjarak minimal 1 m.

6.6. Karena adanya perbedaan ketinggian kontur tanah, pemborong harus memperhatikan kedalaman terhadap tanah dasar/ tanah keras.

PASAL 7PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

7.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :1. Pasangan dinding bata 1/2 batu2. Plesteran/ acian dinding bata3. Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk

kedalam pekerjaan ini.

7.2. Bahan yang dipakai adalah :1. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan

retak, maksimal belah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan PUBBI 70. Dalam hal bata merah sulit didapat, pemborong dengan ijin tertulis dari Direksi dapat mempergunakan bahan bangunan alternatif pengganti batu bata atau dinding ferrocement (Simpai Wall).

4 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 5: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

2. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.

3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I menurut ASTM dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.

4. Keramik/ porselen warna, buatan dalam negeri, mutu yang baik sekualitas Mulia.

7.3. Adukan/ Campuran1. Adukan Trasraam 1 Pc : 3 Psr dilaksanakan untuk :

a) Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof diatas lantai pada semua dinding yang berhubungan dengan air setinggi 160 cm.

b) Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat-tempat lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding

c) Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, saluran pasangan trasraam, plint plesteran, afwerking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc : 3 Psr tersebut diatas.

2. Adukan 1 Pc : 5 Psr dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak trasraam seperti tercantum di atas.

7.4. Pelaksanaan Pekerjaan1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah

vertikal maupun horizontal.Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi 10 mm dari kolom, pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.Batu bata sebelum dipasangkan terlebih dahulu dibasahi air.

2. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1 Pc : 3 Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.

3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari4. Untuk plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam5. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/ afwerking permukaan

beton perlu dikasarkan/ dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3 Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.

6. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

PASAL 8PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

8.1. Lingkup Pekerjaan1. Yang termasuk beton bertulang dalam pekerjaan ini adalah :

a) Pekerjaan Pondasi tapak dan strauss pileb) Pekerjaan kolom pedestalc) Pekerjaan kolom utama dan praktisd) Pekerjaan Sloof

5 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 6: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

e) Pekerjaan balok – balok f) Pekerjaan plat dak beton

8.2. Bahan-bahan1. Agregat Beton

a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wets System Stone Crusher.

b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.

c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cmd) System penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi

kontaminasi bahan yang tidak diinginkane) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%.

2. Agregat Kasara) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras

tidak berpori dan bentuk kubus.b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampui 20% dari

jumlah berat seluruhnya.

Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin Los Angeles ASTM-C 131-55.Gradasi :

Saringan Ukuran Lewat Saringan1” 25,00 mm 100

3/4“ 20,00 mm 90 - 1003/8” 95,00 mm 20 - 25

No. 4 4,76 mm 0 - 100

3. Agregat Halusa) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir

Galunggung Tasikmalaya.b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-

substansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%

c) Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Untuk beton, pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.

d) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.

Gradasi :Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,000 mm 100No. 4 4,760 mm 90 - 100No. 8 2,380 mm 90 - 100

No. 16 0,190 mm 90 - 100 No. 30 0,595 mm 90 - 100 No. 50 0,297 mm 90 - 100

No. 100 0,149 mm 90 - 100 No. 200 0,074 mm 90 - 100

6 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 7: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

4. PC (Portland Cement)Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8 Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton.Semen ini harus disimpan pada tempat kering dengan lantai terangkat, agar terhindar dari air dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.

5. Pembesian/ Penulangana) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian

rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.

b) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang dinyatakan dalam gambar.

c) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui pengawas.

d) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan harus sesuai PBI 1971.

e) Pembuatan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.

f) Tulangan beton harus diikat kuat dengan kawat beton untuk menjamin agar besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton/ beton deking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.

6. Besi Beton Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari perencana/ pengelola Kegiatan/ konsultan pengawas.Direksi/ Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada ditempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.

7. Kawat PengikatHarus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2.

8. A i rAir harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2.Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan pada laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui

7 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 8: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.

9. AdditiveUntuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300 R atau setaraf. Additive yang mengandung Chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.

8.3. PelaksanaanSebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan material test atau mixed design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh pengawas “Deviasi Standard” yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.

1. Pengecoran Beton.a) Memberitahukan direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu

pengecoran beton dilaksanakan.Persetujuan direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.

b) Adukan beton tidak boleh dituangkan bila waktu sejak dicam-purnya air pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 3 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.

c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan material (Segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya, harus mendapatkan persetujuan direksi.

d) Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

e) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “Initial Set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.

f) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebal 3 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.

g) Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat.Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

2. Pemadatan Beton

8 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 9: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalannya secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.

b) Pelaksanaan penuangan serta penggetaran beton adalah sangat penting. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan (Over Vibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.

c) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.d) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan

penggetar berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

e) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.

3. Lantai KerjaSemua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug dengan pasir padat setebal 10 s/d 15 cm atau sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu BO setebal 3 cm, dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dibawah konstruksi beton tersebut.

4. Beton RabatBeton rabat dengan mutu beton BO yang digunakan harus dari campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.

5. Slump (Kekentalan Beton)Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi Slump/Max (Cm) Min (Cm)- Plat, Kolom dan Balok 15 7,5- Pondasi Telapak 12,5 5,0

bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 15,0 cm.

6. Penyambungan Beton dan Construction Jointa) Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan

dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG CALBOND atau sejenisnya yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.

b) Rencana/ Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penye-lesaian satu struktur secara menyeluruh.

c) Dalam schedule tersebut direksi akan memberikan persetujuan dimana letak construction joint tersebut. Dalam keadaan mendesak direksi dapat merubah letak construction joint tersebut.

9 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 10: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

d) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat serta dengan menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam atau kurang dari 4 jam sejak beton dituang.

e) Bila pada sambungan beton/ coran timbul retak atau bocor perbaikan dilakukan dengan Concresive SGP Process.

7. Pengujian Kekuatan BetonSelama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m³ beton harus dibuat 1 benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang disetujui pengawas dan biasanya ketentuan PBI-1971 harus dipenuhi. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-225.

8. Pemeriksaan LanjutanApabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan Core Drilling untuk meyakinkan terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan PBI-1971.Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan benda uji maupun pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

8.4. Cetakan Beton1. Standard

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan norma-lisasi dibawah ini :

- NI - 2 - 1971- NI - 3 - 1970

2. Bahan-bahana) Bahan pelepas acuan (Releasing Agent) harus sepenuhnya digunakan

pada semua acuan untuk pekerjaan beton.b) Cetakan untuk beton cor ditempat, biasa bahan cetakan harus dibuat

dari kayu terentang kelas II yang cukup kering, tebal dan keras dengan diberi penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan frame work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, serta untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.

c) Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

d) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

e) Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan permukaan yang halus dan rata.

f) Sebelum beton dituangkan, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.

g) Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperda-gangkan (form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakan.

10 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 11: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.

h) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang baru dituangkan.

i) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :- Balok Tanpa beban konstruksi 7 Hari- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari- Pelat Lantai 21 HariDengan persetujuan Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 21 hari.Segala izin yang diberikan oleh Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/ membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

j) Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

3. Hasil Pengecoran dan Finishinga) Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa

cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.b) Permukaan beton yang akan difinishing dengan cat, tidak akan diplester

lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.c) Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan

menyatakan persetujuannya.

PASAL 9PEKERJAAN LANTAI

9.1. Lingkup PekerjaanYang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :1. Keramik 30x30 putih polos.

9.2. Bahan/ Material1. Lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih polos sekualitas Mulia tidak cacat

dan rata digunakan untuk lantai ruang kelas.2. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong menga-jukan contoh

terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi, bahan tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.

3. Semua ubin keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.

9.3. Adukan

11 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 12: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

1. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 5 Psr dipakai untuk pemasangan lantai ubin keramik dalam ketebalan aduk maksimal 3 cm.

2. Lantai kerja dibawah pasangan keramik 30 x 30 cm dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan ketebalan minimal 5 cm.

9.4. Pelaksanaan Pekerjaan1. Pemasangan lantai ubin diatas lantai kerja t=7 cm, terlebih dahulu diteliti

kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan pada peil yang ditentukan.

2. Semua ubin keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air, pengisian siar-siar harus cukup merata dan padat setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan dengan air semen.

3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong, lantai yang sudah terpasang dipel dan dibersihkan.

4. Lantai rabat beton dipasang diatas pasir urug tebal 5 cm, satu elemen dengan elemen lainnya harus dipisah, ketebalan rabat beton minimal 7 cm difinish dengan pukulan sapu lidi.

PASAL 10PEKERJAAN KAYU

10.1. Lingkup Pekerjaan1. Pekerjaan daun pintu 2. Pekerjaan kusen pintu dan jendela, rangka daun pintu dan jendela dan

segala sesuatu yang termasuk pekerjaan ini.

10.2. Persyaratan Bahan1. Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus, tidak retak, tidak

bengkok dan mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970 - NI.5.

2. Semua kayu harus terlebih dahulu diawetkan dengan bahan anti rayap (perendaman garam wolfman)

3. Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu menga-jukan contoh kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

10.3. Pelaksanaan Pekerjaana) Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga

memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.b) Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata

dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/ joint yang berfungsi sebagai pengunci.

c) Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

12 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 13: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

10.4. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela1. Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela adalah

kayu lokal kelas II dengan ukuran yang tercantum dalam gambar, untuk kusen ukuran 5/14 cm adalah ukuran jadi (sesuai gambar).

2. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu/ jendela list kaca dengan tiang kusen harus betul-betul rapih, tegak lurus dan tidak terdapat celah-celah.

3. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan dinding bata dan kolom setiap sisinya harus dipasang besi angker diameter 10 mm sebanyak 3 buah sesuai gambar, alur-alur air harus diberikan pada permukaan kusen yang berhubungan dengan dinding/ kolom setebal 1 cm luar dan dalam.

4. Rangka Daun Pintu dan Jendelaa) Rangka daun pintu atas, samping dan tengah ukuran 3,6/12 sedangkan

rangka bagian bawah ukuran 3,6/20 cm.b) Rangka daun jendela ukuran 2,8/8 cmc) Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.d) Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat mudah

ditutup/buka.e) Bahan panel dari multiplek 12 mm, untuk pintu KM/ WC panel dilapis

almunium plat.f) Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak dan

lem kayu.g) Pekerjaan kayu yang tidak rapih, kasar, bengkok, retak dan tidak

menggunakan bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong.

10.5. Pekerjaan Pintu 1. Rangka Daun Pintu

a) Rangka daun pintu atas, samping dan tengah ukuran 3,6/12 sedangkan rangka bagian bawah ukuran 3,6/20 cm.

b) Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.c) Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat mudah

ditutup/buka.d) Bahan panel dari multiplek 12 mm, untuk pintu KM/ WC panel dilapis

almunium plat atau formika.e) Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak dan

lem kayu.f) Pekerjaan kayu yang tidak rapih, kasar, bengkok, retak dan tidak

menggunakan bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong.

PASAL 11PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP BAJA RINGAN

11.1. Lingkup Pekerjaan1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok

tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat sambung, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan

13 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 14: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja ringan sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat Kontrak Kerja.

2. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur overhang (jika ada), dan batang pengaku / bracing. Yang dimaksud dengan pengaku / bracing meliputi: Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai hot–dipped-

Allumunium-Zinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT) Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped-Allumunium-

Zinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT) Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing / cross brace)

memakai hot–dipped-Allumunium-Zinc 40x0.45 (tebal 0,5 mm TCT)

11.2. Persyaratan Bahan1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan adalah baja high

tensile strength hot–dipped-Allumunium-Zinc G550 (minimum yield strength 550 MPa) sekualitas Bluescope sebagai berikut: Batang utama (chord) memakai hot–dipped-Allumunium-Zinc C75.100

(tebal 1,05 mm TCT). Web memakai hot–dipped-Allumunium-Zinc C75.100 (tebal 1,05 mm

TCT) atau C75x75 (tebal 0,8 mm TCT)2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok tembok)

adalah juga high tensile strength hot–dipped-Allumunium-Zinc G550 sebagai berikut:

Reng memakai hot–dipped-Allumunium-Zinc 40x30 (tebal 0,5 mm TCT)

Batang-batang pengaku (bracing) memakai hot–dipped-Allumunium-Zinc 40x30 (tebal 0,5 mm TCT)

Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari profil hot–dipped-Allumunium-Zinc C75.100 (tebal 1,05 mm TCT) atau C75x75 (tebal 0,8 mm TCT)

3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan adalah sekrup khusus yaitu sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang sesuai dengan persyaratan pada “Screws – Self Drilling – for The Building and Construction Industries” (Australian Standard 3566).

4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk menahan beban vertikal dan horisontal dengan Multigrip (MG), dengan bahan Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 MPa dan Design Tensile Strength 150 MPa.

5. Pelapisan (coating) anti karat menggunakan hot–dipped-Allumunium-Zinc coating AZ100 (100 gram/m2) komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

11.3. Persyaratan Pelaksanaan1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan komputer menggunakan software Roof dan sesuai dengan Truss System’s Standards and Specifications.

2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

14 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 15: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan / disediakan / dikerjakan.

4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ringan dilakukan di workshop dan dilaksanakan dengan mesin rakit / jig

5. Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop maupun instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtighten.

6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui

7. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda.

8. Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel pada bagian dari kuda-kuda.

9. Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun persetujuan dari direksi.

10.Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan penutup atap, agar dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda-kuda tiba di lokasi proyek.

PASAL 12PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1. Bahan Penutup AtapAtap yang dipakai adalah genteng PalentongPada pelaksanaannya harus memperhatikan hal sebagai berikut :

a) Bahan penutup diharapkan sekualitas ex Jatiwangi, kualitas baik dan memenuhi persyaratan.

b) Pemasangan bubungan atap Palentong pemasangan meperhatikan sambungan dan pemakuannya.

c) Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, tidak rata dan berombak harus diperbaiki atas biaya pemborong.

12.2. Pemborong wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail / pertemuan dari bagian – bagian penutup atap yang tidak / belum tercantum dalam gambar kerja.

15 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 16: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

12.3. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang berat dan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Perencana.Semua perubahan-perubahan ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang.

12.4. Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan semua bagian-bagian penutup atap.

12.5. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu pabrik. Sebelum dipesan/ dikirim ke lokasi pekerjaan pemborong terlebih dahulu mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.

12.6. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang rata.

PASAL 13PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

13.1. Pekerjaan Rangka Langit-langit dan Penutupnya.1. Rangka langit-langit dipakai kayu kelas II yang kering, lurus tidak bengkok

dengan ukuran 5/10 cm untuk balok induk dan 5/7 cm untuk balok anak dan bidang permukaan harus diserut rata.

2. Penggantung langit-langit menggunakan bahan kayu 6/12 cm yang dipasang secukupnya, sehingga konstruksi rangka langit-langit benar-benar kokoh.

3. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang sudah terpasang sebelum melaksanakan penutupan langit-langit.

4. Pelaksanaan rangka langit-langit adalah 60 x 60 cm, untuk setiap jarak maksimal 3 m harus dipasang balok induk 5/10 cm kearah bentang pendek, agar diperhatikan bahwa gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang, sehingga langit-langit benar-benar kaku.

5. Permukaan rangka langit-langit bagian bawah harus diserut halus dan rata dan sebelum dipasang penutup langit-langit, rangka harus benar-benar rata dan waterpass secara keseluruhan.

6. Semua langit-langit bangunan termasuk selasar digunakan GRC dengan permukaan rata, licin, tidak berombak, sisi luar yang lurus, rata dan tidak retak dengan ukuran 240 x 120 cm tebal 4 mm.

7. Pertemuan antara langit-langit diberi nat sebesar 3 mm yang lurus dan rapat, pertemuan langit-langit dan dinding sisi/ listplank dipasang list kayu 1 x 5 cm.

8. Secara keseluruhan langit-langit yang berombak atau meleng-kung, nat yang tidak lurus harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

PASAL 14PEKERJAAN GANTUNGAN

16 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 17: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

14.1. Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan sistem penguncian ganda (double slaag ) setara merk SES/UNION panjang 20 cm/8”,kecuali untuk kunci pintu km/wc dengan sistem penguncian satu kali putar. Tiap kunci harus mempunyai tiga anak kunci.

14.2. Untuk pintu dua daun dan pintu baja pada sisi salah satu daun pintunya dipasang sloot tanam (atas bawah ) panjang 25 cm produksi dalam negeri SII.

14.3. Engsel/penggantung daun pintu menggunakan engsel cabut sekualitas patron ukuran 10 cm sebanyak 3 ( buah ) untuk setiap daun pintu.Sedangkan penggantung daun jendela menggunakan engsel type kupu-kupu sebayak 2 buah.

14.4. Semua hardware kunci gantungan, engsel harus diberi pelumas agar berfungsi baik dan semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan direksi / pengawas. Bila kunci dan alat penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.

PASAL 15PEKERJAAN KACA DAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

15.1. Lingkup Pakerjaan Meliputi1. Pekerjaan kusen pintu dan jendela

Ukuran sesuai dengan gambar kerja, bahan yg digunakan kayu kelas 2 (lihat pasal 10)

2. Pekerjaan pemasangan kaca Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kaca kualitas baik

sekualitas Asahi Mas, rata dan tidak bergelembung, dengan ketentuan kuat menahan beban angin minimal sampai 40 kg/ m².

Penggunaan kaca bening adalah :a) Kaca tebal 5 mm digunakan pada jendela-jendela bagian bawah dan

atas pada daun jendela/ bouvenlich.b) Satu dan lain hal dilaksanakan sesuai gambar kerja

Pemasangan kaca harus tepat masuk pada rangkanya, diberi kelonggaran sedikit sehingga pada waktu kaca/ rangkanya menyusut kacanya tidak pecah. Setiap pemasangan kaca harus diberi list sesuai gambar detail.

Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih dan kokoh, tidak menimbulkan bunyi pada waktu menerima getaran atau tiupan angin.

Setelah dipasang kaca harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada goresan diganti.

3. Pekerjaan partisi pintu polding gate

Pekerjaan Partisi yaitu partisi antara kelas yg biasanya dengan dinding bata diganti dengan polding gate, sehingga dapat dibuka tutup.a. Bahan untuk polding gate menggunakan

Slet daun galvanized dengan ketebalan Minimal 0.8mm

17 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 18: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

Besi Plat strip 4mm X 19mm Besi UNP 2mm Kunci Folding Gate Standar Handle luar dalam stainless steel

PASAL 16PEKERJAAN PENGECATAN

16.1. Pekerjaan Pengecatan Kayu dan Besi1. Pengecatan daun pintu dengan finishing plituran jadi.2. Pekerjaan dempulan, plamur dan penghalusan (dihampelas) harus

dilaksanakan hingga rapih dan halus sebelum plituran dilaksanakan.3. Pengecatan besi menggunakan sek, SEIV atau AVIAN untuk railing tangga.

16.2. Pengecatan Tembok dan Langit-langit1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan

beton yang tidak dilindungi bahan lain, ring balk dan langit-langit.2. Cat tembok yang digunakan adalah setaraf Sanlex, semua contoh cat

terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.3. Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamur atau didempul

dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga licin dan rata, pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari Direksi.

4. Khusus pendempulan langit-langit untuk dicat harus dijaga terhadap neut yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.

5. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.6. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah serta masih tipis

harus diulangi dan diperbaiki atas biaya pemborong.

PASAL 17PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

17.1. Lingkup PekerjaanYang diartikan didalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan, pemasangan , pengujian , percobaan dan pemeliharaan instalasi serta sistemnya yang tergambar serta tertulis dalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.

Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan dan Accessories yang mungkin sacara detail tidak tergambarkan atau tidak tersepesifikasikan sempurna namun merupakan hamparan dari instalasi ini sebagai suatu yang bekerja / operasi dengan baik .

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi pengadaan , pemasangan , percobaan dan pemeliharaan instalasi daya dan penerangan dalam bangunan, yang meliputi :1. Distribusi kabel / non kabel dari panel distribusi (MDP) ke panel-panel

distribusi penerangan dan daya dalam bangunan.2. Instalasi kabel / non kabel dari panel daya ke mesin-mesin dalam bangunan

bengkel.

18 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 19: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

3. Instalasi kabel dan non kabel dari panel-panel distribusi sampai terminal lampu-lampu / fixtures saklar stop kontak dll, dalam bangunan bengkel maupun kantor.

4. Fixtures lampu ; fitting ; dudukan penggantung dan seluruh komponen yang diperlukan

5. Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi lengkap dengan pentanahan; penunjang; rangka; dudukan lain-lain.

6. Sistem pengentantanahan/grounding baik yang dibawah tanah maupun yang diatas tanah.

7. Accessories lain yang diperlukan oleh sistem instalasi penerangan dan daya untuk bisa dipasang dan bekerja dengan baik.

17.2. Penjelasan Sistem 1. Power Supply

Tegangan utama sistem distribusi listrik 380/220 Volt, 3 , 50 Hz , disupply oleh PLN melalui Panel MDP.

2. Instalasi Penerangan Pada dasarnya penerangan untuk bangunan kantor dan bengkel supply dayanya dari masing-masing panel yang ada dalam bangunan, untuk menghidupkan atau mematikan lampu dapat dilakukan dengan memfungsikan saklar tunggal/saklar seri yang ada pada bangunan tersebut.

3. Instalasi di UdaraSemua instalasi penerangan/daya yang berada di udara, dipasang diatas kabel tray/trench cable atau pada rangka kap bangunan.Kabel-kabel untuk instalasi penerangan/daya dari panel menuju ke fiting lampu/fixtures melalui rak kabel vertikal, kabel tray dan dimasukan dalam conduit/pipa atau seperti yang tertera pada gambar.

4. Panel Boarda) Konstruksi

Semua panel penerangan dan daya harus diperkuat dengan rangka utama, penggunaan rangka tambahan/rangka sekunder untuk penerangan peralatan dan kemudahan pemasangan peralatan adalah diperlukan dan disesuaikan, kemudian pada dinding samping panel harus dilengkapi dengan ventilasi yang harus dibuat dengan cara punch dan rapi, untuk bagian depan panel harus dilengkapi dengan pintu, handle dan kunci panel. Seluruh rangka panel dan pintu harus dibuat dengan menggunakan plat minimum 1,7 mm kemudian seluruhnya diberi cat dasar/primer coat dan diberi pelapis cat akhir.

b)Accecoris PanelJika dalam pemasangan komponen panel diperlukan rel/busbar, hendaknya rel/busbar harus terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus’ 150 % dari arus perubahan terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 1987(daftar no.630/PUIL 1987) dan harus tahan terhadap gaya elektro mekanikal akibat hubungan singkat, kemudian semua rel harus dicat sesuai urutan phase dan dipegang oleh bahan isolator kerangka panel. Untuk semua terminal pencabangan harus diberi lapis tembaga(vertin) dan diskrup dengan menggunakan mur baud ring dari bahan tembaga. Apabila incoming/ outgoing feeder yang menuju ke satu terminal terdiri atas beberapa buah kabel , maka tidak diperkenankan menunjuk lebih dari satu buah sepatu kabel. Rel utama RST Netral dan pentanahan harus sesuai dengan PUIL 1978.

19 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 20: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

c) Pentanahan/GroundingPanel harus dilengkapi dengan busbar pentanahan/grounding dari bahan tembaga dan diberi cat kuning/hijau, rangka panel harus terhubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanamkan melalui elektroda pentanahan.

d) Dudukan, Pondasi, Rangka PemegangPanel harus dilengkapi dengan dudukan, baik itu berupa pondasi pasangan bata/beton atau rangka besi atau dudukan lainnya yang sesuai dan disetujui. Pondasi/dudukan adalah termasuk dalam lingkungan pekerjaan ini.

5. Kabela) Instalasi Umum

Untuk instalasi pada Bangunan di atas digunakan kabel type NYA, NYM dan NYY. Rating tegangan 0,6/ 1 KV sesuai disebutkan pada gambar. Sedangkan untuk kabel Feeder dari PLN menggunakan kabel NYFGBY dengan Patris tegangan 6/20 KV.

b) Sepatu KabelSemua inti kabel diatas 4 mm². Dihubungkan ke terminal harus menggunakan sepatu kabel sampai dengan penampang 6 mm2

menggunakan “silver plated eroper cable lugs”. Sedang mulai penampang 10 mm² menggunakan “flattimmed cable lugs”.Hubungan sepatu-sepatu dengan kabel dilakukan dengan jalan tekan pressed. Setiap akhiran isolasi dari pada kabel-kabel di atas 6 mm² harus dirapikan dan diikat dengan benang linen.

c) Klem KabelSetiap kabel di klem pada rak kabel tray setiap jarak 1 m, kecuali disebutkan lain pada gambar. Kalau terdapat beberapa macan ukuran kabel dan akan menggunakan satu klem, maka diperkenankan menggunakan bahan tambahan/pembatu agar semua kabel dapat dijepit oleh satu buah klem tersebut.

d) Sambungan KabelKhusus untuk kabel-kabel feeder tidak diperkenankan adanya sambungan kabel. Semua kabel ditarik penuh dari terminal panel langsung ke terminal panel.

e) Peralatan ListrikSemua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (Rated Voltage). Minimal 600 V 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.I Switcher (Load Break Switch) pisau, menggunakan Rotary Switch

dengan pemasangan pada base plate 3 phase 4 Puil.II Fuse (and frame) Rated Voltage 500 Volt

- Rated fuse, untuk fuse lebih kecil dari 63 amp menggunakan diazed type dan dari type quick response fuses.

- Untuk arus besar mulai 63 amp menggunakan HRC fuse (NH fuse) Rated Breaking capacity 1000 KA minimal. Apabila pada gambar disebutkan pengguanaan miniaturs circuit breaker, maka harus dipasang dari type yang mempunyai instantaneous tripping value sebesar dua belas (12) kali arus in (model G breakers).

- Contactor (Rated Voltage 500 Volt), coil beroperasi dengan tegangan 220 Volt.

f) Jalan Kabel

20 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 21: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

Kalau tidak disebutkan lain, maka untuk panel-panel ini kabel-kabel incoming maupun out going itu arahnya dari atas, namun arah dari bawahpun harus dimungkinkan. Lainnya atau ke peralatan, kecuali disebutkan lain pada gambar.

6. Fixtures Lampua) Flourescent Lamp

I. Armatur harus dari bahan plat minimal 0,7 mm, semua komponen listrik berada di dalam (built in) lengkap dengan reflektor, seluruh rumahan harus dilapisi car dasar serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara store enameld (bake enamelled/car bakar), armatur harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan.

II. Type Flourescent Lamp/TL- TL 1x36 W surface montade type TKI- Flourescent tube type standar untuk lampu-lampu didaerah

kantor, Flourescent tube dengan type warna putih/white.- Balast, dengan memakai bahan dari bahan polyster ( untuk TL

dengan 2 lampu disusun / digunakan Twin lamp balast anti stroboscopic . Rated Voltage 220 Volt balast harus dilengkapi dengan counection terminal dan rugi/ losses balast tidak lebih dari 40 watt. Losses max 11 watt.

- Capacitor, untuk semua lampu-lampu flourescent disyaratkan bahwa power faktor harus mencapai paling kurang 0,85 s/d 0,95 untuk itu akan dilakukan pengecualian di lapangan , caranya dengan menggunakan kapasitor secukupnya dengan rated voltage 220 volt.

- Lampu halders dan sockets ,Rating lock lamp holder/ fitting, dengan atau tanpa stater socket

yang disempurnakan dengan rumahan yang disempurnakan.

b) Armature MercuryArmature “ Build in type” electrical connetion, balast, capacitor semua terpasang dalam rumahan yang identic dengan armature untuk high pressure mercury, rumah dari armature tersebut dari bahan last alumunium ratting voltage 220 volt housing frame untuk 220 watt.Konstruksi rumahan / housing sedemikian rupa adalah kuat, kokoh serta dapat dengan mudah dibuka untuk maintenace, rumahan dilengkapi dengan sarana accessories agar mudah / dapat dipasangkan pada tiang lampu.

7. Instalasia) Instalasi Umum

Insatalasi umum menggunakan kabel NYA, NYM dan NYY, kecuali disebutkan lain pada spesifikasi , maka semua kabel yang keluar/ masuk harus dimasukkan ke dalam conduit besi/pipa kabel instalasi feeder utamanya pada cabel tray tidak perlu dimasukkan ke dalam konduit/ pipa.Konduit kabel harus diklem dengan rapih pada jaeak 1 meter kecuali disebutkan lain pada spesifikasi / gambar, untuk mencegah luka pada isolasi kabel . Sewaktu-waktu ditarik maka setiap pipa dan jalan masuk

21 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 22: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

kabel ke panel / terminal box/doos/ fixtures dan lain-lain harus dilengkapi dengan pengakhiran berupa kabel gland atau semacamnya.

b) Ukuran terkecil adalah penampang 2,5 m² khusus untuk kabel-kabel yang dipasang pada besi baja C . Rangka kap atau pada cable tray maka kabel harus disusun rapih mendatar tidak boleh bertumpuk kemudian di klem yang rapih sehingga tidak akan terlihat dari bawah.

d) kanal penggantung dan perlengkapan lain termsuk dalam pekerjaan ini sehingga fixtures instalasi dapat terpasang baik dan rapih, canal penggantung di gantung pada rangka gording sesuai dengan gambar selain itu terdapat baja pengkait tertentu horizontal antar kanal / sambungan kanal C.

e) Dalam Instalasi tidak dipergunakan adanya sambungan pada kabel feeder antar panel sedangkan untuk instalasi penerangan/ stop kontak maka prinsip instalasinya adalah point to point connection, pengertiannya adalah bahwa semua sambungan / koneksi banyak dilakukan pada terminal peralatan , hal ini untuk mencapai dan mengurangi kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh losses contact, ataupun impedansi besar pada sambungan.Untuk instalasi penerangan dan stop kontak yang panjang dan berbelok-belok maka tetap harus ditarik tanpa perlu adanya penyambungan pada kabel, pemutusan / penyambungan kabel yang dilakukan harus di dalam terminal box/ T doos dan dalam penyambungan tersebut harus diperhatikan hal-hal sbb :- konduktor harus disambung dengan putaran yang baik dan harus

kokoh.- Setelah dilakukan sambungan yang baik dengan putaran yang baik

dan kokoh maka perlu dilapisi lagi dengan tape PVC/ Isolasi.- Sambungan harus ditutup dengan jenis lost atau connection cup

yang baik.Semua pemasangan peralatan seperti kabel, panel fixture dan lain-lain harus di pasang dengan baik, kokoh dan secara estetika baik.

17.3. Persyaratan Bahan/Material1. Syarat Bahan

Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material yang dipasang haruslah dari produk terbaru. Untuk material-material yang tersebut dibawah ini maka pemberi tugas harus dijamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru serta dalam jangka waktu tertentu dinyatakan masih ada stok dengan jelas menunjukan surat order pengiriman barang tersebut dari dealer/agen/pabrik.a) Peralatan panel = Swicth, MCB, MCCB, FUSE CONTACTOR dll.b) Peralatan lampu = Armatur, Tubelamp,Balast, Capasitor dll.c) Kabel = Kabel NYA, NYM, NYY, BC, Rel cooper dar

NYFGBY.

2. MaterialUntuk semua material yang ditawarkan maka pemborong wajib mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, dan kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu lelang/dalam surat penawaranTabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik atau assembling.

22 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali

Page 23: BAB 2 RKS SPESIFIKASI spek bajaringan.doc

PASAL 15PEKERJAAN LAIN-LAIN

15.1. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas pemborong diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan administrasi

15.2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari Kegiatan.

15.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pemborong untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

15.4. Pemborong wajib menyerahkan barang penutup atap/ genting metal sheet sebanyak kurang lebih 20 lembar kepada Kegiatan sebagai cadangan. Bahan tersebut harus diserahkan sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan ke II.

15.5. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penye-rahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar sempurna.

15.6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

23 SPESIFIKASI TEKNISPembangunan 3 Ruang Kelas Baru MIN Ciawitali