BAB 2 RENCANA BISNIS - Perpustakaan Digital · PDF fileEHIS didirikan oleh Robby Martha...
Transcript of BAB 2 RENCANA BISNIS - Perpustakaan Digital · PDF fileEHIS didirikan oleh Robby Martha...
BAB 2
RENCANA BISNIS
2.1 Ringkasan Eksekutif
Indonesia saat ini mengalami akibat langsung dari semakin langkanya bahan
bakar minyak yang berasal dari minyak bumi, harga minyak mentah bergerak tidak
terkendali dan mengancam pertumbuhan ekonomi dalam negeri, karena kenaikan
harga minyak dapat menimbulkan inflasi yang melonjak tajam. Hal ini disebabkan
karena Indonesia saat ini telah menjadi negara pengimpor minyak mentah yang
cukup besar dikarenakan kebutuhan dalam negeri tidak sebanding dengan cadangan
minyak yang tersedia di dalam negeri sendiri. Kebutuhan BBM di Indonesia
setidaknya meningkat enam persen per tahun. Produksi BBM nasional tahun 2004
sekitar 44,5 juta kiloliter sedangkan konsumsi sekitar 62,3 kiloliter. Dengan
demikian diperkirakan ada defisit sekitar 17,8 juta kiloliter (pertamina.com, 2007).
Kebutuhan akan solar untuk industri dan transportasi memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap penambahan kebutuhan BBM tersebut, dan dengan krisis
harga minyak dunia akhir-akhir ini memberikan kerugian yang cukup besar terhadap
industri tekstil, transportasi dan jasa penyewaan mesin di Kabupaten dan Kota
Bandung, dimana bagi mereka BBM adalah cost driver yang sangat penting didalam
menjalankan usahanya.
Sehingga EHIS melihat ada sebuah peluang yang besar untuk mengisi
sebagian kebutuhan akan solar tersebut dengan Biodiesel yang dapat menjadi produk
alternatif bagi bahan bakar solar. Industri biodiesel sedang didalam tahap Growth,
sehingga terdapat sebuah peluang yang besar untuk berkembang pesat. Potensi pasar
untuk produk biodiesel di Kota dan Kabupaten Bandung sangat besar, sebagai
indikator adalah jumlah industri tekstil, jasa transportasi, dan jasa penyewaan mesin
diesel yang mencapai 308 perusahaan dan ukuran pasar sebesar Rp 15 milyar per
bulan.
Menurut hasil perhitungan kelayakan dari segi financial terlihat bahwa bisnis
ini layak dijalankan dimana dengan modal awal sebesar 575 juta rupiah dengan
menggunakan cost of capitals sebesar 18,25%, perusahaan diharapkan akan
memperoleh NPV sebesar Rp 177 juta dengan payback periode selama 27,9 bulan
atau 2,3 tahun, sehingga cukup layak untuk diusahakan.
5
2.2. Gambaran Perusahaan
2.2.1. Profil Perusahaan
Perusahaan akan berbentuk CV. Dengan nama Energi Hijau Indonesia
Sejahtera (EHIS), perusahaan ini merupakan perusahaan persekutuan yang didirikan
oleh empat orang penyandang dana, dimana salah satunya akan bertindak sebagai
sekutu aktif dan yang lain akan bertindak sebagai sekutu pasif sebagaimana yang
disyaratkan oleh pembentukan CV itu sendiri.
Perusahaan akan mendirikan kantor dan workshop di Jalan Achmadi Utara
No 10/35 Mohamad Toha Bandung selatan, yang merupakan kawasan industri
dengan infrastruktur yang memadai dan akses jalan yang strategis karena hanya
berjarak 700 m. dari gerbang tol Moh Toha, sehingga memudahkan proses
pengiriman dan pengadaan barang.
EHIS akan memproduksi dan memasarkan Biodisel untuk pasar Kota dan
Kabupaten Bandung dengan nama produk Diesel MAXi, perusahaan juga berencana
melebarkan hingga dapat melayani pasar Jawa Barat. Bahan baku yang digunakan
untuk membuat biodiesel ini adalah minyak jelantah yang banyak dihasilkan oleh
setiap dapur baik di rumah tangga ataupun industri hotel, restoran, caffe, dan juga
pedagang-pedagang gorengan yang banyak tersebar di Bandung dan sekitarnya.
Dengan menggunakan bahan dasar jelantah, biaya produksi akan dapat ditekan
sehingga diharapkan akan didapat harga produk jadi biodiesel yang yang terjangkau
dan kompetitif dibandingkan dengan harga solar subsidi ataupun harga solar industri
apalagi apabila dibandingkan dengan harga biodiesel berbahan dasar biji jarak yang
masih relatif tinggi.
EHIS didirikan oleh Robby Martha Legawa, Citra Karina Adhithiapuri, Imas
Parsita, dan Kusye Kusmayadi bertindak sebagai penanam modal. Sehingga seluruh
struktur permodalan merupakan 100% modal sendiri dengan jumlah disetor sebesar
Rp 575 Juta.
2.2.2. Visi Perusahaan
Perusahaan ini didirikan dengan visi ”Menjadi pengolah biodiesel utama di
Kota dan Kabupaten Bandung pada akhir tahun 2012”. Untuk menjadi pemasok
utama kebutuhan biodiesel maka perusahaan harus dapat menjaga keberlangsungan
6
suplai dan juga menghasilkan kualitas yang baik agar mendapatkan kepercayaan dari
pelanggan.
2.2.3. Misi Perusahaan
a. Menghasilkan biodiesel sesuai dengan standard kualitas SNI dengan harga
yang terjangkau agar dapat membantu mengurangi beban biaya industri di
Kota dan Kabupaten Bandung, sehingga mengairahkan sektor industri
manufaktur tekstil, jasa transportasi, dan penyewaan mesin diesel di daerah
ini dan agar produk dan layanannya dapat mempunyai daya saing di pasar
nasional maupun internasional.
b. Memanfaatkan used cooking oil atau minyak jelantah agar dapat
dimanfaatkan secara maksimal, agar tidak mecemari lingkungan karena
dibuang begitu saja, dan agar jelantah tidak dipergunakan secara terus
menerus untuk menghasilkan makanan yang dapat membahayakan kesehatan
manusia.
c. Menurunkan kadar pencemaran udara dengan menghasilkan bahan bakar
yang rendah emisi pembakaran, sehingga diharapkan akan memperbaiki
keadaan lingkungan secara global.
2.2.4. Definisi Bisnis
Definisi bisnis ini akan menjelaskan secara singkat mengenai bisnis yang
dijalankan yang meliputi produk yang dihasilkan, calon pembeli produk tersebut, dan
cara penciptaan nilai dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.2.4.1. Produk
EHIS memproduksi minyak pengganti Petrodiesel yaitu minyak mesin diesel
yang dihasilkan dari minyak bumi dengan biodiesel yaitu minyak mesin diesel yang
dihasilkan dari minyak nabati, dan untuk EHIS dihasilkan dari minyak jelantah.
Produk biodiesel ini akan diproduksi dengan merek (brand) Diesel MAXi.
7
2.2.4.2. Konsumen
Target konsumen dari EHIS adalah :
1. Industri manufaktur tekstil yang menggunkan mesin diesel dalam menjalan
usahanya baik sebagai mesin produksi ataupun mesin yang dapat
menghasilkan energi (generator), maupun memenuhi kebutuhan BBM untuk
kendaraan operasional.
2. Industri jasa transportasi darat khususnya perusahaan yang mempergunakan
bus sebagai alat usahanya.
3. Perusahaan jasa penyewaan alat-alat berat dengan berbasis mesin diesel,
seperti escavator, bulldozer, mesin genset dan mesin-mesin sejenis lainnya.
2.2.4.3. Penciptaan Inovasi Nilai
Didalam penciptaan nilai ini EHIS menawarkan Diesel MAXi sebagai produk
yang dapat memberikan benefit baik bagi perusahaan maupun bagi pembeli,
sebagaimana definisi inovasi nilai itu sendiri seperti disebutkan berikut ini dalam
buku Blue Ocean Strategy bab 1.
“Inovasi nilai diciptakan dalam wilayah dimana tindakan perusahaan secara
positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran nilai bagi pembeli. Penghematan
biaya dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi
titik persaingan dalam industri. Nilai pembeli ditingkatkan dengan menambah dan
menciptakan elemen-elemen yang belum ditawarkan industri. Dalam perjalanan
waktu, biaya berkurang lebih jauh ketika ekonomi skala bekerja setelah terjadi
volume penjualan tinggi akibat nilai unggul yang diciptakan” (Chan Kim dan
Mauborgne. 2006).
Gambar berikut memperlihatkan trade off biaya dan nilai pembeli yang
menghasilkan inovasi nilai.
Gambar 2.1. Inovasi Nilai (Chan Kim dan Mauborgne. 2006)
8
Nilai bagi pembeli sendiri telah tercipta apabila kita melihat rumus berikut
Customer Value = Customer Benefit –Customer Cost
(Kotler, P.2003)
Dari rumus tersebut kita bisa melihat bahwa nilai akan tercipta bagi
pelanggan apabila benefit yang ia terima di bandingkan dengan biaya akan bernilai
positif, sehingga hal ini sejalan dengan apa yang ditawarkan oleh Diesel-MAXi
dimana manfaat sebagai sebuah bahan bakar akan dinikmati oleh pembeli dengan
biaya yang lebih rendah dari rata-rata produk yang memiliki manfaat yang sama.
2.2.5. Strategi Pada Level Bisnis
Strategi pada level bisnis adalah sebuah tindakan yang dimulai dari
perencanaan arah kebijakan strategis hingga implementasi bisnis agar terciptanya
suatu competitive advantages bagi produk dan pola bisnis yang kita kembangkan dan
tawarkan kepada konsumen dimana ada sebuah kelebihan daripada apa yang
ditawarkan oleh perusahaan lain.
Diesel-MAXi mengikuti strategi generik yang diciptakan oleh Michael Porter
seperti telihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2. Porter’s Generic Strategy (Kotler, P. 2003)
EHIS akan menerapkan strategi integrated cost leadership and differentiation
sebagai strategi awal perkenalan produk ini ke pasar. Oleh sebab itu EHIS selalu
menjaga agar bahan mentah dan ongkos produksi selalu terjaga pada level yang
9
dapat mendukung cost leadership dan juga akan memberikan suatu produk biodiesel
yang berbeda dari produk yang beredar dipasaran sekarang dimana yang lain belum
dapat menghasilkan produk yang 100% digunakan tanpa campuran petro solar.
10
2.3. Rencana Produk dan Layanan
2.3.1. Produk
Diesel MAXi adalah biodiesel yang merupakan bahan bakar mesin diesel
yang dibuat dari bahan baku minyak jelantah sebagai limbah minyak goreng.
Diesel MAXi dapat dipergunakan langsung sebagai bahan bakar minyak
mesin diesel tanpa harus dicampur dengan solar (B100), akan tetapi apabila
dikehendaki Diesel MAXi akan berfungsi baik sebagai aditif atau bahan campuran
solar.
2.3.2. Layanan
Layanan yang akan diberikan dibedakan berdasarkan konsumen yang dibidik,
adapun layan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan antar sampai ke tempat (delivery) bagi konsumen industri yang
membutuhkan biodiesel diatas 1000 liter setiap order dan konsumen
mempunyai tempat penampungan sendiri, atau apabila tidak EHIS akan
memberikan layanan peminjaman tangki penampungan dengan perjanjian
sebelumnya.
2. Layanan juga diberikan kepada perusahaan yang mengambil langsung ke
workshop EHIS, bahkan bagi kendaraan perusahaan yang mendatangi depo
pengisian di workshop dan membeli secara berkala akan diberikan reward
yang akan dibahas didalam bagian promosi penjualan.
2.3.3. Keunikan Produk
Diesel MAXi mempunyai keunikan dibandingkan dengan produk lain, yaitu
bahwa Diesel MAXi dapat dipergunakan langsung tanpa ada campuran solar hal ini
dikarenakan telah hilangnya kadar keasaman tinggi yang dapat menghancurkan karet
seal dari komponen saluran bahan bakar dan tidak membutuhkan modifikasi mesin
apabila ingin berjalan 100% dengan biodiesel, hanya saja harus dipastikan bahwa
saringan bahan bakar yang terpasang masih bersih, apabila tidak sebaiknya saringan
tersebut diganti, hal ini karena sifat biodiesel yang mampu membersihkan ruang
bakar sehingga kotoran yang selama ini bertumpuk di sana akan terbawa kedalam
saringan dan menyumbat system bahan bakar kendaraan.
11
Berbeda dengan produk biodiesel lain yang mensyaratkan penggunaan
maksimal hingga 30%, sedangkan Diesel MAXi dapat dipergunakan menggantikan
solar hingga 100%, keunikan ini diperoleh dengan dilakukannya formulasi campuran
zat kimia yang tepat, dengan tiga tingkat proses pembuatan biodiesel, sedangkan
produk yang ada dipasaran saat ini biasanya hanya dua kali atau bahkan hanya satu
kali proses. Didalam dua proses awal dicampurkan zat kimia yang membuat susunan
kimia Diesel MAXi dapat diterima oleh mesin seperti petro solar yang berkualitas
tinggi sedangkan proses ketiga dilakukan pencucian agar kimia yang berfungsi
sebagai katalis bisa hilang dan tidak terbawa ke mesin diesel.
Keunikan lainnya adalah sifat dasar biodiesel yang dapat membersihkan
ruang bakar, sehingga umur komponen saluran bahan bakar mesin menjadi lebih
tahan lama, juga fungsi injection mesin diesel bekerja dengan lebih sempurna karena
hilangnya jelaga yang menimbulkan kerak yang biasanya ditinggalkan oleh petro
solar berkualitas rendah yang selama ini beredar di Indonesia.
2.3.4. Analisis Produk Pesaing
Apabila kita melihat persaingan di produk sejenis yang ada di pasaran, ada
beberapa perusahan besar BUMN dan swasta yang mulai memasarkan produk sejenis
yang diproduksi oleh masing-masig perusahaan itu. Akan tetapi yang sudah
mengeluarkan produk untuk umum adalah BPPT dengan produknya Solarmax dan
PT Energi Alternatif Indonesia dengan produk Nature Fuel.
Kedua produk tersebut mempergunakan minyak jarak sebagai bahan dasarnya
sehingga memiliki harga jual yang masih tinggi dan membatasi hanya sebagai aditif
karena tingkat keasaman minyak jarak yang tinggi, dalam bidang pemasaran juga
produk ini masih belum memiliki channel distribusi yang jelas, sehingga awareness
terhadap brand ini juga masih belum terlihat, terutama di Bandung awareness
terhadap produk-produk tersebut belum terlihat.
12
2.4. Analisis Pasar
2.4.1. Analisis Peluang Bisnis
Kota dan Kabupaten Bandung memiliki banyak perusahaan manufaktur
tekstil dan jasa transportasi darat yang sebagian membutuhkan bahan bakar mesin
diesel untuk kelangsungan usahanya. Selama ini kebutuhan tersebut dipenuhi oleh
solar industri yang harganya berkisar 20% hingga 50% diatas harga solar subsidi
bagi perusahaan tekstil, dan harga tersebut sangat fluktuatif karena mengikuti harga
pasar dunia, sehingga harga yang sudah tinggi tersebut diperburuk oleh
ketidakpastian biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Peluang bisnis yang lainnya adalah perusahaan jasa angkutan transportasi
darat seperti bus dan microlet yang membutuhkan banyak bahan bakar minyak dan
jasa penyewaan mesin berat seperti excavator untuk proyek infrastuktur yang
jumlahnya cukup significant di kota Bandung.
Dengan timbulnya masalah pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak diesel
bagi perusahaan manufaktur dan jasa transportasi tersebut maka EHIS melihat ada
sebuah peluang bisnis yang belum tergantikan oleh jenis bahan bakar lain di Kota
dan Kabupaten Bandung ini. Sehingga dengan kemampuan memproduksi bahan
bakar nabati untuk mesin diesel yang dimiliki oleh EHIS diharapkan mampu menjadi
produk substitute BBM solar pertama di Kota dan Kabupaten Bandung.
2.4.1.1. Analisis Penawaran
Maksud dialakukannya analisis penawaran adalah untuk mengetahui besar
penawaran yang tersedia di pasar yang sama pada suatu waktu tertentu. Analisis
penawaran dilakukan dengan mengidentifikasi berapa banyak perusahaan sejenis
yang beroperasi di Kota dan Kabupaten Bandung, berdasarkan pengamatan ada satu
perusahaan sejenis yang beroperasi di Kota Bandung dengan brand Biostar, akan
tetapi berbeda target market yang mereka bidik bukan segmen bisnis sehingga dapat
dikatakan berbeda dengan segmen yang dibidik oleh EHIS.
2.4.1.2 Analisis Permintaan
Maksud diadakannya analisis permintaan adalah untuk dapat memperkirakan
besar permintaan terhadap produk dan layanan yang disediakan oleh jenis usaha ini.
13
Identifikasi dari prospect adalah perusahaan manufaktur tekstil, jasa transportasi, dan
perusahaan penyewaan alat-alat berat yang ada di Kota dan Kabupaten Bandung.
Dan hasilnya adalah didapat sebanyak 308 perusahaan yang sesuai dengan target
market. Dengan perincian jumlah masing-masing industri seperti terlihat pada Tabel
2.1 berikut.
Table 2.1 Jumlah Perusahaan Tekstil dan TransportasiSumber data berasal dari Business Directory 2006-2007, b2b Indonesia
2.4.2. Ukuran dan Pertumbuhan Pasar
Untuk dapat memasarkan produk Diesel MAXi, EHIS menyesuaikan target
penjualannya dengan melihat besarnya pasar yang tersedia akan tetapi besarnya
target penjualan tetap disesuaikan dengan kapasitas produksi.
Dari perhitungan yang dilakukan jumlah pasar yang tersedia adalah sebanyak
308 perusahan dan berdasarkan data Departemen Perindustrian pertumbuhan
perusahaan pertahunnya adalah sebesar 1% sedangkan berdasarkan pertumbuhan
konsumsi BBM sebesar 4,9% pertahun.
Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 52 perusahaan maka didapatkan
konsumsi BBM solar rata-rata setiap bulan adalah 15.274.768.740 rupiah
Dengan identifikasi ini menunjukan bahwa pasar ini layak untuk digarap.
2.4.3. Identifikasi Konsumen
Untuk mengidentifikasi konsumen EHIS sebenarnya maka diputusakan untuk
melakukan riset pasar. Identifikasi konsumen ini penting dilakukan karena dengan
mengetahui siapa konsumennya perusahaan akan memahami pelanggan potensial
sehingga dapat melayani dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
mereka.
Riset dilakukan melalui study literatur dan riset lapangan, dua teknik yang
dipakai dalam riset lapangan adalah interview dan penyebaran kuesioner terhadap
perusahaan yang dianggap sesuai dengan segmen yang di identifikasi. Responden
No Keterangan % Jumlah1 Perusahaan Tekstil 53% 1622 Jasa Penyewaan alat berbasis mesin diesel 8% 253 Perusahaan Jasa Transportasi 39% 121
Total 100% 308
14
berasal dari perusahaan disekitar Kota dan Kab Bandung dengan tingkat konsumsi
BBM yang bervariasi.
2.4.3.1. Karakteristik Demografi
Secara demografis, karakteristik konsumen di pasar ini adalah :
1. Jumlah perusahaan tekstil yang memenuhi kriteria (60%), jumlah perusahaan
transport (30%), dan jasa penyewaan mesin diesel (10%).
2. Jabatan dalam perusahaan; Top Management (10%), manajemen (70%),
karyawan biasa (20%).
2.4.3.2. Perilaku Pembelian
Informasi ini mengidentifikasi konsumen menurut perilaku pembelian
1. Perusahaan yang mengkonsumsi BBM perbulan hingga 1000 liter (20%),
yang mengkonsumsi hingga 5000 liter (30%), dan yang mengkonsumsi lebih
dari 5000 liter (50%).
2. Seberapa penting peran BBM solar bagi perusahaan; Penting sekali (40%),
Penting (30%), Biasa saja (30%).
3. Yang mengambil keputusan tempat membeli untuk kebutuhan mesin; Top
management (45%), bagian Pembelian (22%), dan ada responden yang tidak
memberikan jawaban, hal ini karena ada perusahaan responden tidak
menggunakan mesin produksi untuk usahanya (33%).
4. Selama ini perusahaan membeli solar industri (60%), sedangkan yang
menggunakan solar subsidi (40%).
5. Yang mengambil keputusan tempat membeli BBM untuk kendaraan, driver
(78%), bagian pembelian (22%).
6. Berapa harga wajar bagi biodiesel; setara solar (87%), dibawah solar (13%).
7. Apabila ada biodiesel murah akankah membeli; ya (87%), tidak (13%) .
8. Media informasi perusahaan; media cetak (49%), internet (38%), dan televisi
(13%)
2.4.3.3. Pengetahuan Produk dan Kepuasan Pelanggan
15
Informasi ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan produk dan kepuasaan
terhadap produk yang selama ini dikonsumsi.
• Pengetahuan mengenai kualitas dan efek terhadap mesin dari biodiesel; tidak
tahu (90%), kualitasnya sama dengan solar (10%).
2.4.3.4. Kesimpulan Hasil Riset
Hasil riset menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan yang dijadikan
responden melihat bahan bakar minyak solar sangat penting bagi kelangsungan usaha
mereka, dan besarnya konsumsi BBM menunjukan jumlah yang cukup besar dengan
tingkat harga yang sangat mempengaruhi perilaku pembelian, akan tetapi
pengetahuan mereka terhadap produk biodiesel sangat minim dan ini harus
diperhatikan dengan serius untuk menyusun strategi penetrasi pasar.
2.4.4. Marketing Environtmental Analysis
Agar perusahaan siap dalam berkompetisi dan memenangkannya, perusahaan
harus melakukan scaning marketing environtmental yang biasa disebut PEST, yaitu
Political, Economical, Social, dan Technological.
2.4.4.1. Politik
Dengan terjadinya krisis energi dengan harga minyak yang melambung tinggi
pada tahun 2005 telah memaksa pemerintah untuk mencari sumber energi alternative
yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang semakin
langka di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan Perpres No.5 tahun
2006 tentang kebijakan energi nasional dan Inpres no 1 tahun 2006 tentang
penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati. Hal ini merupakan suatu
keuntungan dimana pada saat ini keadaan politik mendukung untuk jalannya usaha
ini.
2.4.4.2. Ekonomi
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 2007 cenderung menunjukan
perbaikan di tataran makro, dimana tingkat inflasi kembali menurun menjadi 9% dari
sebelumnya yang sempat 17 % inflasi tahunan, tingkat suku bunga juga mengalami
penurunan hingga empat kali dalam satu tahun hingga menyentuh kisaran 9,25%
16
sehingga secara tidak langsung kembali menggairahkan ekonomi Indonesia. Dan
secara tidak langsung keadaan ini mendukung bagi kemampuan belanja industri,
khususnya pembelian BBM.
2.4.4.3. Sosial
Ditinjau dari sudut sosial masyarakat, dewasa ini terjadi peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan alam, dimana pada saat ini mereka lebih
sadar adanya ancaman nyata pemanasan global yang diakibatkan polusi udara dari
pembakaran minyak bumi dan batu bara. Begitu juga terhadap kalangan industri
dimana mereka secara langsung ataupun tidak dituntut agar lebih ramah lingkungan
dan mereka menjadikan hal ini sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility.
Momentum ini sangat baik apabila bisa dimanfaatkan, karena hal ini sejalan dengan
misi EHIS.
2.4.4.4. Teknologi
Perkembangan teknologi yang mendukung pembuatan biodiesel di Indonesia
cukup tinggi, dimana pengetahuan baik tentang teknologi pembuatan mesin pengolah
dan pengetahuan tentang biodisel di kalangan tertentu berkembang pesat, sehingga
tidak sulit untuk keperluan pembuatan mesin pengolah biodiesel.
2.4.5. Analisis Persaingan Industri
Alat yang dapat dipergunakan unuk menganalisa persaingan industri adalah
Porter’s Five Forces Model, seperti terlihat pada gambar berikut. (Kotler, P. 2003).
Gambar 2.3. Porter’s Five Forces (Kotler, P . 2003)
• Persaingan Industri
17
Tingkat persaingan industri biodiesel untuk keperluan industri pada saat ini
belum terlalu nyata, hal ini disebabkan oleh pelaku industri yang telah ada cenderung
untuk memasok langsung ke instansi pemerintah yang membutuhkan pasokan
biodiesel sebagai campuran solar, seperti ke Pertamina yang dipasok oleh untuk
menghasilkan biosolar dan juga para produsen biodiesel ini sedang menawarkan ke
PLN.
Akan tetapi hal ini berbeda bagi pengunaan kendaraan pribadi atau umum,
Pertamina telah terlebih dahulu mengeluarkan produk Biosolar yang merupakan
campuran dari 95% petro solar dan 5% Fatty Acid Methyl Esther (FAME) yang
dapat digolongkan sebagai biodiesel. Petro solar dan Biosolar Pertamina akan
menjadi pesaing terberat karena adanya jalur distribusi yang telah mapan. Sedangkan
produsen biodiesel yang lain masih tampak kesulitan didalam memasarkan
produknya bagi pengguna kendaraan pribadi dan umum.
• Ancaman Pendatang Baru
Ada sekitar 20 perusahaan baru yang akan memproduksi biodiesel yang
didanai oleh investor lokal maupun asing, dijadwalkan perusahaan-perusahaan ini
akan mulai berproduksi pada tahun 2007 dan 2008. Walaupun target pasar
perusahaan-perusahaan tersebut adalah pasar ekspor akan tetapi hal ini tetap akan
menjadi ancaman apabila perusahaan tersebut mulai membidik pasar lokal sebagai
targetnya, apalagi perusahaan tersebut mempunyai kapasitas produksi yang sangat
besar pertahunnya.
• Kekuatan Pemasok
Pemasok bahan baku utama yaitu minyak jelantah mempunyai kekuatan
tawar yang cukup kuat, karena minyak jelantah banyak dicari oleh para penampung
untuk dijual kembali ke para pedagang gorengan dan warung-warung nasi pinggir
jalan, akan tetapi hal tersebut menimbulkan isu kesehatan yang diangkat oleh
beberapa media masa akhir-akhir ini, hal tersebut berkaitan dengan hasil investigasi
mereka tentang naiknya harga minyak goreng sehingga ada minyak jelantah yang
disuling dan dioplos menggunakan kimia yang berbahaya bagi manusia sehingga
menjadi jernih kembali seperti minyak goreng baru, akan hal tersebut akhir-akhir ini
penjual minyak jelantah cenderung berhati-hati menjual, selain itu juga naiknya
18
harga minyak goreng dapat menurunkan pembelian dan penggunaan minyak goreng
sehingga pasokan akan minyak jelantah dapat berkurang.
Akan tetapi dengan isu penjualan minyak jelantah kepada pengoplos EHIS
memanfaatkan diangkatnya isu ini dengan memberikan pengertian bahwa minyak
jelantah yang EHIS beli tidak untuk dipergunakan sebagai konsumsi makanan
manusia kembali dan juga memberikan education kepada para penjual minyak
jelantah tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari minyak jelantah yang digunakan
kembali untuk menggoreng makanan dan juga berkaitan dengan masalah hukum
yang mungkin timbul .
Bahan kimia utama yang dibutuhkan yaitu Methanol juga cenderung
meningkat seiring dengan banyaknya perusahaan baru yang mulai menggeluti usaha
biodiesel, sehingga hal ini perlu disikapi secara serius agar biaya produksi tidak
melonjak. Akan tetapi situasi ini diharapkan dapat membaik seiring dengan mulai
jalannya pabrik methanol di Bunyu dan pabrik milik group Medco Energy.
• Kekuatan Pembeli
Secara umum kekuatan pembeli akan cukup kuat dibandingkan dengan
produsen biodiesel karena selama solar bersubsidi masih ada pembeli akan
cenderung memilih solar bersubsidi karena harga yang murah dan mudah didapat
terutama pengguna BBM perorangan, hal tersebut tidak terjadi terhadap pembeli
dengan skala industri, karena regulasi pemerintah tidak mengijinkan mereka untuk
membeli solar bersubsidi, sehingga mereka harus membeli solar industri yang
harganya 25% lebih mahal dari biodiesel. (harga rata-rata biodiesel pada 2007 Rp
6300,- per liter sedangkan solar industri Rp 6500,- per liter).
• Ancaman Produk Substitusi
Ancaman dari produk substitusi adalah timbulnya energi yang lebih murah
yaitu energy Hydro yang berbahan dasar air dan adanya kendaraan hybrid, akan
tetapi ancaman tersebut tidak akan secara nyata mempengaruhi industri biodiesel
karena kendaraan tersebut masih sangat mahal dan tidak efisien apabila
dipergunakan untuk keperluan niaga, karena power kendaraan-kendaraan tersebut
masih dibawah kendaraan konvensional, dan juga bahan bakar tersebut belum dapat
di terapkan di mesin untuk industri.
19
2.4.6. Segmenting, Targeting, Positioning
2.4.6.1. Segmenting
Didalam melakukan segmentasi EHIS memutuskan untuk menjadikan
segmen business market dan consumer market, hal ini dipilih karena peluang yang
teridentifikasi menunjukan pasar bisnis sangat menjanjikan, dan dari hasil survey
menunjukan adanya kesesuaian kebutuhan industri dengan yang diharapkan oleh
EHIS, dan dipilihnya pula consumer market adalah karena dari hasil survey
menunjukan bahwa keputusan untuk membeli bensin untuk kendaraan transportasi
ada di tangan driver.
• Business Market Segment
Didalam menentukan segmen bisnis ada beberapa variable yang dapat
dijadikan latar belakang pemilihan segmen, yaitu :
Demographic
1. Berdasarkan pilihan jenis industri, yaitu industri tekstil, jasa transportasi,
dan jasa penyewaan mesin diesel.
2. Lokasi yang dijadikan pilihan adalah Kota dan Kabupaten Bandung.
Purchasing Approaches
Berdasarkan purchasing criteria, akan dipilih perusahaan yang
memperhatikan harga kemudian kualitas kemudian service.
2.4.6.2. Targeting
Perusahaan tekstil yang di bidik adalah perusahaan yang mempergunakan
mesin diesel baik sebagai mesin produksi, sebagai pembangkit tenaga listrik, dan
juga pembelian BBM untuk konsumsi kendaraan operasional perusahaan Untuk
perusahaan transportasi, target yang dibidik adalah perusahaan yang mempergunakan
bus sebagai sarana usaha mereka, karena konsumsi BBM sebagai cost driver
sehingga tawaran harga BBM yang lebih rendah merupakan sesuatu yang menarik
untuk mereka. Jenis industri yang terakhir dipilih adalah jasa penyewaan mesin
diesel, walapun jumlah perusahaannya sedikit akan tetapi jumlah konsumsi BBM
klien mereka cukup tinggi, sehingga pasar ini mempunyai daya tarik tersendiri.
20
2.4.6.3. Positioning
Positioning yang dipilih adalah sebagai perusahaan yang menawarkan produk
BBM Best for Value, yang artinya karena strategi generic bisnis perusahaan adalah
cost leadership and differentiation, maka harga yang murah menjadi sebuah
attractiveness didalam memasarkan produk perusahaan.
2.5. Rencana dan Strategi Pemasaran
2.5.1. Tujuan dan Sasaran Pemasaran
21
Tujuan pemasaran perusahaan adalah sebagi berikut:
1. Membentuk awareness di target market
2. Menambah jumlah market share
3. Meningkatkan jumlah konsumsi produk konsumen
Didalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa target yang harus tercapai
sebagai milestone, berikut target-target tersebut :
1. diharapkan awareness jumlah target market meningkat sebesar 10% terhadap
DieselMAXi pada tahun pertama dan terus meningkat sekitar 20% pertahun.
2. Berusaha menciptakan marketshare minimum 1% pada tahun pertama dan
tumbuh sebesar 1% setiap tahunnya.
3. Seiring dengan penambahan awareness dan produk knowledge terhadap
Diesel MAXi, diharapakan target market akan menambah jumlah pembelian
untuk konsumsi mereka sebesar 5% pertahunnya.
2.5.2. Strategi Pemasaran
Didalam pemasaran perlu disusun langkah-langkah strategis yang baik,
penyusunan strategi ini dilakukan agar kita dapat memenangkan kompetisi di pasar
nantinya, didalam strategi ini ditetapkan langkah-langkah strategis yang biasa
dilakukan dalam pemasaran, adapun langkah-langkah tersebut adalah
memformulasikan marketing mix, strategi distribusi, anggaran pemasaran, branding,
dan menetapkan proyeksi penjualan.
2.5.2.1. Marketing Mix
Didalam marketing mix ini hanya akan dibahas mengenai kebijakan harga,
kebijakan tempat dan langkah promosi, sedangkan produk telah cukup dibahas dalam
bagian khusus mengenai rencana produk.
• Kebijakan Harga (Pricing)
Didalam menentukan kebijakan harga EHIS menetapkannya sesuai dengan
positioning dari dari produk Dieel MAXi dimana produk tersebut di posisikan
sebagai produk yang Best for Value, sehingga harga yang ditetapkan harus
memberikan efek murah di benak konsumen dengan value yang sesuai bagi benefit
yang diterima.
22
Sehingga harga dari DieselMAXi ditetapkan harus dibawah harga solar
subsidi, akan tetapi tidak mengorbankan tingkat keuntungan dari perusahaan. Harga
yang ditawarkan kepada pasar adalah 4000 rupiah per liter dimana harga tersebut
adalah lebih murah 300 rupiah per liter dibandingkan dengan solar subsidi.
• Kebijakan Tempat
Lokasi didirikannya workshop EHIS adalah di Bandung Selatan yang dekat
dengan sebagian besar industri teksti dan transportasi, lokasi ini juga masuk kedalam
kawasan industri, tepatnya di jalan Moh Toha KM 5, lokasi ini hanya dua menit dari
gerbang tol Mohamad Toha sehingga memudahkan pengiriman produk kemanapun
dan juga memudahkan untuk mendatangkan bahan mentah bagi kepentingan
produksi.
• Promotion Mix
Sebagai perusahaan baru EHIS harus mampu menjawab tantangan awareness
building bagi target market yang dibidik sehingga melakukan komunikasi yang tepat
dengan target market adalah sesuatu yang mutlak, cara yang dilakukan adalah
dengan strategi promotion mix, yang diantaranya adalah:
1. Iklan, di media:
• Cetak, produk DieselMAXi akan di iklankan didalam media cetak yang
relevan seperti Pikiran Rakyat, Kompas, dan Bisnis Indonesia.
• Internet, beriklan di internet tidak mengeluarkan biaya yang besar dan
juga berdasarkan hasil survey internet menjadi salah satu media pilihan
bagi mencari informasi bisnis. Adapun situs yang dijadikan media adalah
situs populer seperti Detik atau listing di Google.
2. Sales Promotion
• Akan memberikan fasilitas penyimpanan gratis bagi perusahaan baru
yang melakukan pemesanan lebih dari 5000 liter setiap bulan.
• Melakukan penggantian saringan bahan bakar kendaraan secara gratis
bagi kendaraan perusahaan yang membeli Diesel MAXi dengan cara
datang langsung ke workshop dan dengan jumlah pengisian lebih dari 400
liter dalam satu kali transaksi, dan rutin, penggantiannya pun akan
dilakukan secara berkala.
23
3. Brosur dan Katalog
Karena salah satu fokus utama EHIS adalah segmen bisnis maka pembuatan
brosur dan katalog adalah media komunikasi yang tepat. Yang
penyampaiannya akan dilakukan oleh staf penjualan.
4. Customer Relation
Memelihara hubungan baik dengan pelanggan di dunia bisnis saat ini adalah
sesuatu yang wajar, sehingga EHIS menyediakan layanan terbuka bagi
pelanggan untuk memberikan informasi, menerima complain, memberikan
product education dan hal-hal lain yang berhubungan dengan produk Diesel
MAXi.
2.5.2.2. Strategi Distribusi
EHIS menawarkan produknya langsung kepada pasar bisnis, berikut strategi
distribusi yang dilakukan:
Prospect akan di dekati dengan menggunakan tenaga penjual yang dibekali
oleh product knowledge dan juga economic impact dari bagi perusahaan,
sehingga mereka akan mengetahui benefit secara ekonomis dari pembelian
produk ini. Selain itu juga mereka akan dibekali dengan brosur dan katalog
sebagai marketing kit. Pengiriman akan dilakukan langsung dari workshop
apabila terjadi transaksi.
2.5.2.3. Anggaran Pemasaran
Anggaran pemasaran akan dialokasikan sesuai dengan bobot kepentingannya,
adapaun pembagiannya adalah seperti terlihat pada Tabel 2.2 berikut.
24
Tabel 2.2 Bobot Anggaran Pemasaran
Jenis Bobot AlokasiIklan 20%Sales Promotion 40%Brosur dan katalog 10%Costumer Relation 10%
2.5.2.4. Branding
Produk yang akan dijual diberi nama Diesel MAXi, nama ini sengaja dibuat
agar orang langsung tahu bahwa produk ini berhubungan dengan mesin diesel, dan
apabila melihat bentuknya mereka tahu bahwa ini adalah bahan bakar, sedangkan
MAXi agar kata-kata tersebut memberikan kesan baik seperti maksimal atau
memberikan sesuatu yang lebih bagi mesin diesel dan i dibelakang max yang
menjadi kecil sengaja dibuat yang melambangkan inovasi. Adapun lambang yang
berupa tetesan minyak di dalam daun melambangkan bahan bakar nabati yag ramah
lingkungan seperti telihat pada gambar berikut.
Gambar 2.4. Logo Diesel Maxi
2.5.2.5. Proyeksi Penjualan
EHIS melakukan proyeksi penjualan untuk lima tahun (2007-2012).
Penjualan diproyeksikan berdasarkan jumlah produksi per hari dan diasumsikan
terjual habis dan juga berdasarkan permintan konsumen, pertumbuhan penjualan
didapatkan dari rata-rata pertumbuhan konsumsi BBM nasional sebesar 5% per
tahun. Sehingga diharapkan pada tahun ke lima EHIS akan menerima penjualan
sebesar 3 milyar rupiah.
2.6 Rencana dan Strategi Operasi
Didalam rencana dan strategi operasi ini dibahas mengenai produksi,
inventory management, bagian penjualan, dan pemasok (supplier).
25
2.6.1. Produksi
Core competence dari EHIS adalah teknologi pengolahan produk biodiesel,
sehingga seluruh proses dari pembelian bahan baku, penggudangan, dan produksi
biodiesel dilakukan langsung oleh sumber daya didalam perusahaan sedangkan
penambahan tenaga penjualan adalah sebuah rangkaian dari proses bisnis yang harus
dilakukan. Adapun didalam bagian ini akan dibahas mengenai Workshop dan
layoutnya, tiga tahapan proses produksi, dan kapasitas produksi.
Produksi biodiesel dari bahan baku minyak jelantah ini dilakukan dalam tiga
kali proses utama, proses yang pertama bertujuan untuk mengurangi kadar keasaman
minyak jelantah disebut sebagai estersifikasi, proses yang kedua adalah mereaksikan
katalis dengan jelantah sehingga terpisah antara produk jadi biodiesel dengan
glycerine yang terdapat didalam jelantah yang disebut sebagai transestersifikasi dan
proses yang terakhir adalah pencucian agar biodiesel menjadi lebih bersih secara
tampilan dan terbebas dari residu kimia yang berbahaya bagi mesin diesel.
2.6.1.1 Workshop
Workshop adalah tempat untuk mengkonversi minyak jelantah menjadi
biodiesel, digunakan terminologi workshop karena kapasitas produksi perhari yang
2000 liter masih dianggap sedikit sehingga tidak nyaman bagi para pemilik untuk
menggunakan kata pabrik. Pada dasarnya didalam mengkonversi minyak jelantah ini
terdapat tiga proses utama akan tetapi ada kegiatan praoperasi dan kegiatan
pascaoperasi yang harus dilakukan.
Alur produksi dirancang agar searah tidak ada proses maju mundur yang
menjadikannya bottle neck dalam seluruh rangkaian sistem produksi, selain itu juga
layout tata letak alat produksi didalam workshop di rancang bertingkat sehingga
mengurangi kebutuhan pompa bagi penyaluran bahan baku cair dan bahan jadi cair
dari satu bagian alat produksi ke bagian yang lainnya, karena dengan hanya
menempatkan processor diatas tangki settling atau tangki penyimpanan maka dengan
bantuan gravitasi cairan tersebut akan mengalir dengan sendirinya, dengan demikian
penggunaan pompa akan bisa lebih dihemat, yang kaitannya membuat penggunaan
energi lebih efektif dan efisien, dan yang juga dihemat adalah space workshop
26
dimana lantai kerja akan lebih lega, sehingga pergerakan orang dan barang akan
lebih leluasa.
2.6.1.2 Proses Pembuatan Biodiesel
• Proses persiapan
Bahan baku jelantah yang sudah ada disaring dan dipanaskan hingga 70 -
derajat celcius agar terbebas dari air, sementara dipersiapkan katalis basa
yaitu H2SO4 dengan Methanol kuantitas sesuai dengan jumlah dan derajat
keasaman dari jelantah, derajat keasaman dapat diketahui melalui proses yang
disebut tritasi. Apabila telah diyakini jelantah telah terbebas dari air maka
proses pertama dapat dimulai.
• Proses Estersifikasi
Setelah bahan baku siap maka dilakukan proses pengurangan asam didalam
tabung processor dengan memasukan katalis basa dan methanol tadi
kedalam jelantah yang sedang diaduk, setelah satu jam proses pengadukan
dihentikan dan bahan yang telah di proses bebas asam disimpan dalam tanki
stetling agar terpisah dari glycerin awal. Setelah terpisah bahan baku dapat
dilanjutkan ke proses berikutnya yang merupakan pembuatan Biodiesel
utama.
• Proses Trans-estersifikasi
Bahan baku bebas asam kemudian kembali dimasukan kedalam tabung
processor untuk dipanaskan dan diaduk, sementara dipersiapkan campuran
NaoH dan Methanol dengan kuantitas sesuai dengan jumlah bahan baku yang
akan direaksikan, campuran ini disebut sebagai methoksida. Setelah bahan
baku siap masukan methoksida kedalam tabung, dan biarkan bereaksi selama
dua jam, kemudian di alirkan kedalam tanki settling untuk mengendapkan
cairan glycerine, setelah terpisah dari glycerine produk yang keluar
merupakan biodiesel prewash.
• Proses Pencucian Biodiesel
27
Biodiesel prewash kemudian dicuci dengan menggunakan air dalam tabung
pencucian sebanyak tiga kali dalam interval waktu satu jam hingga produk
terlihat bersih dan dikeringkan dari air dengan cara memanaskan hingga 45
derajat celcius untuk selanjutnya disimpan dalam tanki produk jadi dan siap
untuk didistribusikan.
2.6.1.3. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dari workshop telah dipersiapkan dalam tahap
perencanaan disesuaikan dengan kemampuan daya tampung dimensi bangunan akan
tetapi telah dipersiapkan pula kemungkinan penambahan kapasitas produksi.
Kapasitas utama produksi diproyeksikan perhari sebanyak 2000 liter per hari
dengan dua kali produksi setiap hari menggunakan sebuah tanki penampungan bahan
mentah sebanyak 5000 liter dan dua buah tabung processor kapasitas 1200 liter, dua
buah tanki setling, seperangkat tanki pencuci dan tanki penyimpanan barang jadi
sebesar 5000 liter.
Kapasitas maksimal produksi dapat ditingkatkan menjadi 3000 liter perhari
akan tetapi dalam melaksanakannya harus ada tambahan jam kerja perhari dari
normal 9 jam perhari menjadi 12 jam, tentu saja hal ini berkaitan dengan jumlah
permintaan dan naik turunnya proyeksi penjualan.
2.6.1.4. Kualitas Produk
Perusahaan selalu menekankan adanya suatu proses produksi yang standar
sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang standar pula,
untuk menjaga proses produksi yang standar bagian produksi telah diberikan suatu
SOP atau Standard operational Procedure untuk berbagai tindakan rutin yang ada
dalam proses produksi.
Produk jadi yang dihasilkan akan selalu di periksa mutu sehingga sesuai
dengan yang disyaratkan oleh SNI mengenai mutu Biodiesel, proses pemeriksaan ini
dilakukan di laboratorium yang ada di dalam workshop, sehingga seluruh produk
dapat terjamin mutunya.
2.6.2. Inventory Management
28
Dalam proses produksi tidak terlalu banyak komponen yang dibutuhkan
sehingga kebijakan invetory dibuat semudah mungkin, dengan memiliki satu gudang
bahan kimia dan dua tanki storage kapasitas 5000 liter yang masing-masing
dipergunakan untuk bahan mentah dan barang jadi.
Walaupun begitu manajemen inventory sangat berguna untuk memantau dan
mengendalikan ketersediaan bahan baku untuk produksi dan ketersediaan barang
jadi, sehingga ada tiga informasi yang harus diperhatikan, yaitu informasi tentang
kapan harus membeli barang, kebijakan penggunaan barang di gudang untuk proses
produksi dan ketersediaan barang jadi bagi pelanggan.
2.6.2.1. Kebijakan Pengadaan Barang
Kebijakan pengadaan barang harus diperhatikan, alasan pertama adalah agar
tidak terjadi penumpukan barang yang berakibat biaya cariying cost yang terlalu
tinggi, yang kedua adalah jangan sampi terjadi stock out barang mentah dan bahan
baku sehingga terganggunya proses produksi.
Sehingga untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi pengadaan barang
akan dihitung sesuai dengan model Fixed Order Quantity Model with Usage dimana
dalam model ini dihitung pengadaan barang dengan tingkat ekonomis yang paling
baik atau EOQ dan perusahaan juga mempunyai kebijakan harus ada safety stock
agar tidak terjadi gangguan dalam operasional.
2.6.2.2. Pemantauan Ketersediaan Barang
Perusahaan menyediakan sistem penggunaan dan penyimpanan barang yang
terkomputerisasi dan setiap penambahan atau pengurangan bahan akan terpantau,
sehingga inventory system akan terjaga dengan baik.
Dalam implementasi penggunaan sistem ini dibutuhkan komitmen semua
pihak untuk selalu menjalankan sistem yang telah dirancang. Karyawan produksi
harus selalu mengisi kartu pengambilan barang dan memasukan data tersebut
kedalam komputer gudang, sehingga manager operasi juga harus memeriksa
informasi ini setiap saat agar dapat diambil tindakan atas situasi berdasarkan keadaan
barang yang ada. Bagian penjualan pun harus selalu melaporkan jumlah order dari
pelanggan dan banyak barang yang dikirim agar ketersediaan barang jadi terus
29
terpantau, sehingga informasi ini dapat pula berguna bagi pemantauan performance
penjualan perusahaan dilihat dari barang yang terjual.
2.6.3. Bagian Penjualan
Bagian penjualan akan menerima dan mencari order penjualan dengan
standar jam kerja jam 8 wib hingga jam 17 wib dan bekerja selama 6 hari dalam
seminggu, akan tetapi perusahaan meberikan kebebasan kepada staf penjualan untuk
menerima order di waktu luar jam kerja, dan pengiriman barang akan dilayani pada
hari kerja.
2.6.4. Pemasok (Supplier)
Untuk menjamin keberlangsungan proses produksi selain inventory
management yang baik di dalam perusahaan hal lain yang harus diperhatikan juga
adalah faktor dari luar perusahaan, yaitu kemampuan supplier memberikan pasokan
bahan baku yang berkelanjutan, sehingga agar pasokan bahan baku terjamin,
perusahaan mempunyai kebijakan untuk bekerja sama dengan lebih dari satu
supplier untuk satu macam bahan baku, hal ini dilakukan untuk menghindari
ketergantungan kepada satu supplier.
Pasokan bahan utama berupa minyak jelantah disediakan oleh lebih dari 10
pemasok, pemasok ini rata-rata adalah pengepul minyak jelantah akan tetapi ada juga
yang merupakan group rumah makan besar di Bandung. Pasokan kimia relatif
mudah, untuk pasokan kimia yang murah EHIS mendapatkannya dari Jakarta, akan
tetapi apabila pemasok tersebut tidak memiliki persediaan, pemasok kimia di
Bandung pun mampun memberikan dukungan, akan tetapi dengan harga yang sedikit
mahal.
30
2.7. Rencana Organisasi dan Manajemen
Energi Hijau Indonesia Sejahtera (EHIS) adalah sebuah perusahaan baru yang
bertujuan profit oriented yang dikelola secara professional. Adapun tujuan
fungsional dari Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rencana bisnis ini adalah :
1. Menyediakan SDM dengan kemampuan dan pegalaman yang tepat di setiap
bagian perusahaan.
2. Mempunyai attitude yang tepat untuk bergabung dengan EHIS yaitu jujur,
menghargai sesama karyawan, mau bekerjasama, bekerja cerdas dan
memahami visi dan misi perusahaan agar dapat terwujud sebagai cita-cita
bersama.
2.7.1. Rencana Personil
Pada tahap awal pembentukan, perusahaan membutuhkan delapan orang
karyawan. Satu orang sebagai direktur pengembangan bisnis, dua orang manajer, dan
satu orang karyawan laboratorium, dua orang karyawan produksi, dan dua orang
karyawan pemasaran, seperti tertera dalam Tabel 2.3. berikut.
Tabel 2.3. Rencana Jabatan dan Jumlah Personil
Jabatan Jumlah
(orang)Dir Pengembang Bisnis dan
Manager Operasi
Manager Keuangan
Manager Pemasaran
Staf labolatorium
Karyawan produksi
Karyawan Pemasaran
1
1
1
1
2
2Jumlah 8
31
2.7.2. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi dari EHIS adalah sebagai berikut.
Gambar 2.5 Struktur Organisasi EHIS
2.7.3. Ringkasan Manajemen
Robby Martha Legawa, S.H. Alumni Fakultas Hukum UNPAD Bandung,
mempunyai pengalaman mengembangkan usaha baru dan memberikan kemajuan
yang cukup nyata bagi usaha tersebut, diantaranya adalah pendirian usaha game
center yang berhasil membukukan peningkatan penjualan dari 70 juta rupiah pada
2005 menjadi 220 juta pada 2006. adapun tugas utama di EHIS adalah sebagai
Direktur Pengembang Bisnis yang bertanggung jawab untuk merancang dan
menerapkan strategi bisnis bagi perusahaan dan merancang rencana usaha baik
jangka pendek ataupun jangka panjang, juga merangkap sebagai manajer operasi
yang bertugas untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan seluruh sistem
produksi di perusahaan dari mulai pembelian bahan, penyimpanan bahan baku,
penyusunan sistem produksi sampai dengan pengaturan Storage biodiesel siap pakai.
Rengga Adhitia, S.T. Alumni Teknik Industri Itenas, mempunyai
pengalaman sebagai staf back office di Bank Permata, memiliki ketelitian dan
ketepatan yang cukup tinggi didalam berkerja. Didalam perusahaan beliau memiliki
Direktur Pengembangan BisnisRobby Martha Legawa
Manager KeuanganRengga Adhitia Manager Operasi
Robby Martha LegawaManager PemasaranTedi Budi Rachman
Staf LaboratoriumIwan Setiawan
Karyawan ProduksiHeri PermansyahDian Rosdiansyah
Karyawan PemasaranDudi Rachman
Wisna
32
tanggung jawab sebagai manajer keuangan yang memiliki tanggung jawab terhadap
budgeting, pencatatan dan pelaporan seluruh aspek keuangan perusahaan.
Tedi Budi Rachman, S.H. Alumni Fakultas Hukum UNPAD, memiliki
pengalaman di bidang marketing, memulai karir sebagai tenaga penjual hingga
akhirnya menjadi manager penejualan untuk beragam produk makanan dan spare
part kendaraan. Di EHIS bertugas sebagai Manager Penjualan yang bertugas untuk
merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pemasaran Diesel MAXi.
2.7.4. Kebijakan Gaji
Kebijakan perusahaan adalah memberikan gaji yang fair terhadap effort dari
setiap karyawan yang ada didalam perusahaan, dan memproyeksikan akan
memberikan kenaikan gaji setiap tahunnya sebesar 4% bagi seluruh karyawan,
adapun besar gaji masing-masing posisi pada tahun pertama adalah seperti terlihat
pada Tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4. Gaji Pokok Seluruh Karyawan Setiap Bulan Pada Tahun
Pertama
Jabatan Gaji dalam
RupiahDir Pengembang Bisnis dan
Manager Operasi
Manager Keuangan
Manager Pemasaran
Staf labolatorium
Karyawan produksi (2 orang)
Karyawan Pemasaran (2 orang)
2.000.000,-
1.500.000,-
1.500.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
Jumlah 10.000.000,-
33
2.8. Rencana Keuangan
2.8.1. Tujuan dan Sasaran Keuangan
Tujuan akhir dari keuangan bagi EHIS sebagai perusahaan adalah tercapainya
kenaikan dari Shareholder value. Didalam usaha untuk mencapai tujuan perencanaan
keuangan ada beberapa sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam rencana 5
tahun ke depan, yaitu :
1. Nilai NPV dalam lima tahun ke depan harus bernilai positif, sehingga
menunjukan bahwa investasi yang dilakukan oleh pemegang saham
mempunyai timbal balik yang positif.
2. Jangka waktu pengembalian dari investasi ini di bawah tiga tahun yang
dihitung dengan menggunakan metode discounted.
2.8.2. Asumsi Dasar
Ada beberapa asumsi dasar yang dipergunakan didalam pembuatan rencana
keuangan ini, asumi-asumsi tersebut antara lain: Laju inflasi 9%, suku bunga
pinjaman 9,25%, pajak 15%, risk Premium 9%, dan Cost of Capital sebesar 18,25%,
produksi dilakukan selama 9 jam setiap hari dengan hari kerja 6 hari selama satu
minggu dan 12 bulan dalam satu tahun.
2.8.3. Investasi Awal
Ketersediaan dana awal sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat berjalan,
kebutuhan tersebut dialokasikan untuk biaya strart up dan biaya pengadaan aset yang
berguna untuk operasional, adapun biaya start up diperkirakan membutuhkan dana
sejumlah 15 Juta Rupiah, dana tersebut akan digunakan untuk membiayai perijinan,
dan biaya riset sedangkan biaya aset adalah dana yang menyangkut pembuatan
permesinan dan alat-alatnya, pembuatan workshop, dan kendaraan operasional yang
menghabiskan dana sebesar 560 juta Rupiah, sehingga total kebutuhan awal sebesar
575 juta Rupiah.
2.8.4. Analisis Titik Impas
Dalam perencanaan usaha hal yang sering menjadi acuan untuk mengetahui
minimal produk yang harus terjual dalam suatu waktu tertentu agar tidak mengalami
34
kerugian adalah dengan mengetahui titik impas yang dapat diketahui melalui besaran
produk atau melalui jumlah nominal. Dalam rencana bisnis ini telah dihitung titik
impas untuk besaran produk adalah sebanyak 9998 liter, sedangkan titik impas dalam
jumlah nominal adalah sebesar Rp 39.991.694,- setiap bulannya.
2.8.5. Data Pemasaran, Persediaan, Administrasi dan Umum.
Dalam memproyeksikan data pemasaran, persediaan, administrasi dan umum
dilakukan untuk lima 5 tahun (2007 – 2012). Data pemasaran ini menghitung
perkiraan penjualan, COGS, dan biaya pemasaran, perhitungan terhadap persediaan
dilakukan berdasarkan data pembelian dan persediaan akhir tahun dan naik atau
turunnya mengikuti persentase dari proyeksi penjualan setiap tahunnya, dan yang
terakhir adalah perhitungan mengenai Administrasi dan Umum meliputi berbagai
macam biaya yang menunjang jalannya perusahaan yang diantaranya adalah: Biaya
Gaji, telepon dan pemeliharaan. Kebutuhan biaya-biaya ini meningkat seiring dengan
penambahan proyeksi penjualan.
2.8.6. Proyeksi Neraca Saldo
Didalam proyeksi neraca saldo ini pokok bahasan mencakup kebijakan arus
kas, persediaan, dan pendanaan.
2.8.6.1. Kebijakan Arus Kas
Dalam menentukan besarnya nilai minimun kas, perusahaan akan menyimpan
uang kas perusahaan untuk kebutuhan biaya operasional minimal 1 bulan di muka.
Dari hasil perhitungan, kas perusahaan menunjukkan penambahan yang nyata dan
sudah selayaknya dicarikan suatu instrumen investasi yang lebih baik daripada
disimpan dalam tabungan atau giro sehingga perusahaan menetapkan akan
menyetorkan dana lebih kedalam deposito minimum 100 juta rupiah setiap tahun,
namun apabila kas yang diterima kurang dari seratus juta rupiah maka perusahaan
akan menyetorkan maksimal sebesar 50% dari uang cash yang tersedia di akhir
tahun.
35
2.8.6.2. Kebijakan Persediaan
Didalam mengatur masalah persediaan perusahaan sangat memperhatikan
masalah tersebut, karena kelancaran persediaan sangat penting bagi jalannya proses
operasional perusahaan, baik persediaan berupa raw material yang kelancaranya
mendukung keberlangsungan produksi, maupun persediaan barang jadi yang
menjamin ketersedian barang bagi konsumen. Sehingga perusahaan selalu
menyediakan menjaga ketersediaan dana untuk hal ini.
2.8.6.3. Kebijakan Pendanaan
Dalam kebijakan pendanaan ini ada beberapa hal yang diperhatikan yaitu:
kebijakan sumber modal, kebijakan struktur modal, dan kebijakan deviden.
• Kebijakan Sumber Modal
Sumber dana pendirian dan investasi awal EHIS sepenuhnya menggunakan
modal sendiri. Hal ini dilakukan karena dengan modal yang berhasil dikumpulkan
telah memenuhi nilai minimum dana yang dibutuhkan.
Dana awal yang diterima akan dipergunakan untuk biaya praoperasi,
pembelian persediaan awal, biaya pembelian dan sewa aset tetap, dan juga kas yang
sebagian dipergunakan untuk operasional minimum selama satu bulan awal.
• Kebijakan Struktur Modal
Modal awal yang berhasil dikumpulkan bersumber dari modal sendiri
sehingga kebijkan komposisi struktur modal adalah sepenuhnya berupa ekuitas.
Penentuan besarnya cost of capital menggunakan metode Bond Yield Plus Risk
Premium dimana tingkat suku bunga pinjaman sebesar 9,25% dijumlahkan dengan
premium risk perusahaan yang merupakan nilai minimum pengembalian investasi
yang ada, yang disepakati dapat memenuhi nilai psikologis bagi penanam modal
yaitu sebesar 7%.
Sehingga perhitungan besarnya cost of capital adalah sebagi berikut:
Kd = 9,25%
Premium risk = 9%
Ks = Kd + Premium risk
Ks = 18,25%
36
• Kebijakan Deviden
Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membagikan deviden setiap satu
tahun sekali apabila laba bersih setelah pajak menunjukan nilai positif dan kas yang
tersisa dapat membiayai minimum operasional bulan awal pada tahun berikutnya.
Besarnya deviden yang akan dibagikan sebesar 10 % dari laba bersih setelah pajak.
2.8.7. Proyeksi Laba-Rugi
Proyeksi laba-rugi ini mengungkapkan kebijakan perusahaan dalam
mengelola biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi yang meliputi perhitungan
dan pembelanjaan COGS, pengelolaan biaya Administrasi dan Umum serta
penentuan besarnya biaya pemasaran.
• Kebijakan Perhitungan COGS
Kebijakan pembelanjaan COGS dihitung berdasarkan beban seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang dihasilkan dan dijual. Setelah
dilakukan perhitungan maka diketahui bahwa beban biaya COGS adalah sebesar
76,44% dari jumlah nilai penjualan produk yang dihasilkan.
• Kebijakan Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum disini meliputi:
o Biaya gaji
o Biaya telepon
o Biaya pemeliharaan bangunan dan mesin
o Biaya umum
Kenaikan dari biaya operasi disesuaikan dengan peningkatan proyeksi
penjualan produk dan menyesuaikan dengan inflasi.
• Kebijakan Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran akan disesuaikan dengan proyeksi keuntungan yang
diterima oleh perusahaan, sehingga rencana besarnya nilai ini adalah 10% dari
proyeksi laba kotor, dan akan dialokasikan sesuai dengan instrumen pemasaran yang
di gariskan dalam strategi pemasaran.
37
2.8.8. Proyeksi Arus Kas
Proyeksi arus kas ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber dan
pengeluaran kas yang mengalir melalui perusahaan. Alokasi kas yang dihasilkan
sebagian akan disimpan dalam deposito karena tingkat keamanan dan tingkat bunga
pengembalian yang lebih baik daripada hanya disismpan dalam tabungan atau giro.
Laporan proyeksi arus kas secara detail ditunjukan dalam lampiran arus kas.
2.8.9. Penilaian Investasi dan Rasio Keuangan
Metode penilaian investasi yang digunkan adalah metode Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.
Setelah dilakukan perhitungan maka masing-masing didapat NPV sebesar
Rp177.085.372,- dalam lima tahun, IRR sebesar 30,6 %, dan Payback Period
selama 27,9 bulan atau 2,3 tahun.
Untuk menghitung rasio keuangan EHIS tidak menghitung liquidity ratio
karena diasumsikan tidak berutang, sedangkan perhitungan terhadap profitability
ratio adalah sebagai berikut:
Profitability Ratio
1. ROE rata-rata setiap tahun sebesar = 25,04 %
2. Gross Profit Margin = 23,6 %
3. Operation Profit Margin = 14,3 %
4. Net Profit margin = 10,9 %
Dari rasio-rasio di atas dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan mempunyai
kemampuan untuk memberikan tingkat pengembalian keuntungan kepada penanam
modal dan penambahan jumlah aset yang semakin tinggi setiap tahunnya.
38