BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

34
BAB 4. FEEDING HABIT, FOOD HABIT DAN PENCERNAKAN IKAN 4.1 PENDAHULUAN 4.1.1 DESKRIPSI 3.1.2 RELEVANSI Mahasiswa dan praktisi budidaya ikan diharapkan mampu memahami tentang manfaat pakan ikan dalam proses budidaya ikan dan mengetahui jenis pakan pada ikan sesuai kebutuhan ikan, serta memahami hubungan pakan ikan dengan pertumbuhan ikan. 3.1.3 KOMPETENSI Pada akhir pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pemahaman sistem pencernakan, feeding habit (kebiasaan makan) dan food habit (kebiasaan makanan) pada ikan. Indikator pencapaiannya adalah : Mampu menjelaskan kembali sistem pencernakan sesuai jenis ikan Mampu menjelaskan kembali feeding habit ikan sesuai jenis ikan Mampu menjelaskan kembali food habit ikan sesuai dengan jenis ikan 2.1 PENDAHULUAN

Transcript of BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Page 1: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

BAB 4. FEEDING HABIT, FOOD HABIT DAN PENCERNAKAN IKAN

4.1 PENDAHULUAN

4.1.1 DESKRIPSI

3.1.2 RELEVANSI

Mahasiswa dan praktisi budidaya ikan diharapkan mampu memahami tentang manfaat

pakan ikan dalam proses budidaya ikan dan mengetahui jenis pakan pada ikan sesuai kebutuhan

ikan, serta memahami hubungan pakan ikan dengan pertumbuhan ikan.

3.1.3 KOMPETENSI

Pada akhir pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pemahaman

sistem pencernakan, feeding habit (kebiasaan makan) dan food habit (kebiasaan makanan) pada

ikan. Indikator pencapaiannya adalah :

Mampu menjelaskan kembali sistem pencernakan sesuai jenis ikan

Mampu menjelaskan kembali feeding habit ikan sesuai jenis ikan

Mampu menjelaskan kembali food habit ikan sesuai dengan jenis ikan

2.1 PENDAHULUAN

Pencernakan merupakan suatu proses panjang untuk mengambil manfaat dari makanan

yang masuk pada sistem pencernakan. Molekul-molekul besar makanan diberikan perlakuan

secara fisik dan kimia mulai dari mulut untuk menyerap molekul nutrisi yang dibutuhkan sebagai

sumber energy dan pertumbuhan. Terdapat tiga kategori zat biokimiawi yang diserap dalam

pencernakan dan dimanfaatkan sebagai sumber energy dan pertumbuhan. Ketiganya adalah

karbohidrat, lemak dan protein. Dengan kebutuhan utama ketiga zat tersebut, maka pencernaan

makanan secara umum dapat dinilai sebagai hidrolisis protein menjadi asam amino, trigliserida

lemak menjadi glycerol dan asam lemak serta polisakarida menjadi glukosa, fruktosa dan

galaktosa.

Sistem pencernaan ikan tidak berbeda dengan saluran pencernaan hewan lainnya. Ikan

berdasarkan makanannya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu herbivora, karnivora, dan

Page 2: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

omnivora. Ikan herbivora merupakan ikan pemakan tumbuhan. Ikan karnivor merupakan ikan

pemakan daging. Ikan omnivore dapat memakan daging dan tumbuhan. Ikan karnivora memiliki

saluran pencernaan lebih pendek dibandingkan ikan herbivora. Lambung dan usus memiliki

butiran sel submukosa eosinofilik. Beberapa spesiaes ikan Salmonids memeiliki pylorus caeca.

Organ tersebut mensekresikan enzim pencernaan yang diperlukan untuk mencerna makanan.

Sementara ikan lain yang tidak memiliki pylorus caeca memproduksi enzim pencernakan di hati

dan pancreas. Sehingga dalam pencernaan ikan tidak terbagi antara usus besar dan usus halus

(Robert, 2011).

Dalam saluran pencernaan ikan, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi. Beberapa

hewan air seperti pada ikan lele, menggunakan gigi untuk menggigit dan mengoyak pakan

sebagai pencernaan mekanisnya. Struktur tembolok pada hewan air (pada ikan dan udang) juga

digunakan untuk pencernaan mekanik. Sebanyak 85% ikan teleostey memiliki lambung yang di

gunakan untuk pencernaan mekanik. Sedangkan pencernaan kimiawi melibatkan enzim sebagai

katalisator untuk mempercepat prosesnya. Dalam kondisi normal reaksi berjalan lambat, tetapi

dengan hidrolisis dan kerja enzim reaksi kimia berjalan lebih cepat. Pencernaan protein oleh

enzimprotease yang terdiri atas enzim eksopeptidase dan endopeptidase. Enzim tersebut terdapat

pada hewan avertebrata dan vertebrata yang hidup di perairan. Pencernaan lemak oleh lipase juga

terdapat pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan karbohidrat, hidrolisis oleh amylase,

katalisis oleh sukrase, prosesnya serupa pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan

selulosa memerlukan selulosa yang di hasilkan oleh bakteri simbiotik. System pencernaan

berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang

sederhana agar dapat diserap oleh sel.

2.2 SALURAN PENCERNAKAN IKAN

Saluran pencernaan makanan pada ikan dimulai dengan mulut dan diakhiri dengan anus.

Makanan yang dibutuhkan ikan yang berupa karbohidrat, protein dan lemak dicerna dengan

pencernaan mekanis (fisik) dan kimiawi. Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan

dari ukuran besar menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu

pencernaan mekanik adalah gigi, lambung, usus. Pada pencernaan mekanik umumnya tidak

mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik dipermudah

dengan adanya saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan

saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).

Page 3: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur

dengan enzim pencernaan (pengadukan).

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim

pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang

kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana

ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang

membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat bekerja pada substrat tertentu, memerlukan

suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat

lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian

pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan

sebaliknya. 

Saluran pencernaan ikan secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaotu bagian kepala

(headgut), bagian depan (foregut), bagian tengah (midgut) dan bagian belakang (hindgut).

Headgut terdiri dari rongga mulut dan faring. Rongga mulut berisi gigi dan lidah. Foregut terdiri

dari esophagus yang pendek, lambung dan pylorus. Dibagian pylorus terdapat sejumlah pilorik

kaeka pada ikan yang memilikilambung. Midgut terdiri dari usus yang panjang Usus sebagai

tempat penyerapan dapat melingkar. Hindgut pada beberapa jenis ikan terdiri dari anus.

Sedangkan pada ikan hiu dan ikan pari, bagian ini adalah kloaka. Kelenjar pencernakan ikan

terdiri dari hati dan pankreas.

Page 4: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Gambar 6. Bagian-bagian saluran pencernakan ikan dan posisinya dibandinga organ lainnya. (http://visual.merriam-webster.com/animal-kingdom/fishes/bony-fish/anatomy-perch.php)

a) Cavum Oris (Rongga Mulut)

Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal.

Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala

(tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang

berbedabeda, bentuk mulutpun bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat

kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior

mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap

mangsa yang lewat di atasnya.

Gambar 6. Tipe-tipe mulut ikan. A. Terminal, B.Sub-terminal, C.Superior.

Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila

dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut

yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap

mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa ikan

cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan

besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan

baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).

Rongga mulut ikan berhubungan langsung dengan faring. Rongga mulut dan faring

disebut rongga “buccopharynx”. Di rongga mulut ikan terdapat gigi dan lidah. Lidah pada

ikan berbentuk kaku dan tidak bisa digerakkan yang terdapat pada dasar mulut. Lidah ikan

tidak mengeluarkan kelenjar saliva hanya ada sel mucus atau sel lendir. Organ pengecap

sering menyelimuti lidah untuk membantu menyeleksi makanan. Dalam rongga mulut juga

Page 5: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah. Dalam proses

mempermudah jalannya makanan, terdapat Glandula Mukosa atau kelenjar lender.

Gigi merupakan alat bantu pencernaan secara mekanis. Gigi dibentuk oleh dentin dan

jaringan pengikat. Gigi berperan dalam mengambil, mencengkeram, merobek, memotong

atau menghancurkan makanan. Ikan memeiliki beberapa jenis gigi berdasarkan posisinya

yaitu gigi maksila, gigi premaksila, gigi mandibula, gigi vomer, gigi paraspenoid, gigi

palatin, gigi ektopterigoid, gigi lingual dan gigi faring. Berdasarkan bentuk dan fungsinya,

gigi ikan terdiri dari incisiviform yaitu gigi yang digunakan untuk memotong; caniform yaitu

gigi yang digunakan untuk mencengkeram; molariform yaitu gigi yang digunakan untuk

menggerus; viliform dan cardiform yaitu gigi yang digunakan untuk merobek makanan

(Affandi et al.2004). Tipe gigi sangat menetukan kebiasaan makan (feeding habits) dan

kebiasaan makanan (food habits) pada ikan. Ikan yang mempunyai tipe gigi caniform

biasanya merupakan jenis ikan predator / pemangsa dan daging (sebagai contoh Psettodes

erumei). Gigi viliform umumnya terdapat pada ikan-ikan pelagis pemakan tumbuh-

tumbuhan. Terdapat juga pada ikan omnivore seperti ikan lele, gabus dan tongkol.

Gambar 7. Tipe gigi pada ikan. A. Villiform, B. Molariform, C. Comb-like teeth, D. Caniform dan E. Incisivifor.

Page 6: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Pada rongga mulut ikan juga terdapat organ palatin yang terletak pada langit-langit

bagian belakang, dan merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini terdiri dari

lapisan otot dan serat kolagen dan berfungsi sebagai proses penelanan makanan dan

membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan (Fujaya, 2004)

b) Faring

Faring ikan adalah bagian setelah rongga mulut. Di sisi kiri dan kanan faring terdapat

insang. Pada bagian insang yang mengarah ke faring terdapat tapis insang. Pada ikan

pemakan plankton, tapis insang berfungsi sebagai penyaring makanan, sedangkan pada ikan

karnivora tidak berfungsi. Beberapa spesies ikan memeiliki gigi faring pada segmen

faringnya. Keberadaan gigi faring berhubungan erat dengan kebiasaan makan ikan. Gigi

faring berkembang baik pada ikan herbivore dan ikan karnivora pemakan gastropoda. Gigi

faring digunakan untuk menggerus bahan makanan yang berasal dari tumbuhan dan

gastropoda. Bentuk gigi faring adalah molar dan kanin (Affandi et al, 2004).

c) Esofagus

Esophagus ikan berukuran pendek, lebar dan lurus. Beberapa spesies ikan mempunyai

esophagus berhubungan dengan gelembung renang seperti pada ikan sidat yang bagian

anterior esofagusnya berhubungan dengan saluran gelembung renang. Esofagus mempunyai

bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan terdapat dibelakang insang. Pada organ ini

mengandung lender yang berfungsi untuk membantu penelanan makanan. Esophagus ikan air

tawar lebih panjang dibandingkan ikan air laut.

d) Lambung

Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penampung makanan dan

pencerna makanan. Lambung ikan terdiri dari bagian kardia, fundus (kaeka) dan pylorus.

Terdapat tiga bentuk lambung ikan yaitu berbentuk lurus, bentuk U dan bentuk Y. lambung

ikan berbentuk lurus atau memanjang ditemukan pada beberapa jenis ikan karnivora seperti

pada ikan pike (Esox lucius). Lambung yang berbentuk U terdapat pada ikan sturgeon

(Acipenser sturio). Ikan trout (Salmo fario) dan ikan patin (Pangasius pangasius). Pada ikan

Ciprinidae, Gobies dan Scarid tidak dapat dibedakan anatara usus dan lambung dan dapat

Page 7: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

dikatakan tidak berlambung. Pada ikan tersebut fungsi penampung makanan digantikan oleh

usus depan yang dimodifikasi menjadi kantung yang membesar atau sering disebut lambung

palsu.

Seluruh Permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung

mukopolisakarida yang agak asam dan berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari

kerja asam klorida. Pada lambung juga mempunyai sel-sel penghasil cairan gastric yang

terletak dibagian bawah dari lapisan epithelium yang berfungsi untuk mensekresikan peptin

dan asam klorida. Proses pencernaan di lambung dilakukan ada yang kimiawi dan ada pula

pencernaan secara mekanik juga dilkukan di lambung. Pada ikan hebivora contohnya ikan ini

menggerus makanan pada lambung, lambung tersebut sering disebut gizard atau lambung

khusus.

Didalam lambung ini akan terjadi proses pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat.

Pencernaan protein di lambung akan mengalamimdenaturasi ole kerja HCl dan dihidrolisis

oleh enzim pepsin, sehingga protein menjadi peptid. Pencernaan protein, lemak dan

karbohidrat di lambung merupakan tahap awal, tetapi secara intensif dilakukan di usus.

Sedangkan pada ikan yang tidak mempunyai lambung, pencernaan protein dilakukan pad usu

depan oleh enzim protease (Fujaya, 2004)

Gambar 8. Posisi lambung pada ikan ciprinus carpio.

(http://iweb.tntech.edu/mcaprio/fish_right_gonad__L.jpg)

e) Pylorus

Page 8: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Pada segmen

ini berfungsi sebagi pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen usus (Fujaya,

2004). Pylorus merupakan saluran pencernaan yang bagiannya menyempit. Dibagian ini

terdapat kantung buntu yang disebut pilorik kaeka. Kantung pilorik berfungsi untuk

memperluas permukaan dinding lambung agar pencernaan dan penyerapan makanan

berlansung lebih sempurna. Pilorus tidak terdapat pada spesies ikan yang tidak memiliki

lambung.

Gambar 8. Posisi pyloric caeca atau kantung pilorik pada ikan mas (http://iweb.tntech.edu/mcaprio/fish_left_caeca_L.jpg)

f) Usus

Bagian ini merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan ikan. Ikan memiliki

usus leih sederhana bila dibandingkan hewan tingkat tinggi lainnya. Usus ikan dapat

berbentuk pipa panjang yang berkelok-kelok atau menggulung dengan diameter yang sama.

Usus ikan umumnya terbagi dalam dua bagian yaitu usus bagian depan dan usus bagian

belakang. Pada bagian depan usus ini ada yang terdapat dua saluran dan ada yang satu

saluran. Dua saluran tersebut yaitu saluran yang berasal dari kantong empedu (ductus

choledochus) dan saluran yang berasal dari pancreas. Sedangkan yang hanya mempunyai

satu saluran pada depan lambung ini, karena pancreas pada ikan tertentu tersebut menyebar

pada organ hati.

Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epithelium dengan bentuk prismatic. Pada

lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan atau prisma atau villi yang membentuk seperti sarang

Page 9: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

tawon pada usus bagian depan dan akan lebih beraturan pad usus bagian belakang. Bentuk

sel yang umum ditemukan di epithelium usus adalah sel enterosit dan sel mukosit. Sel

enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga usus. sel ini adalah sel

yang paling dominan, yang jumlahnya akan semakin meningkat kearah bagian belakang

usus. Sel enterosit memiliki tonjolan kecil atau mikrovilli kecil yang berperan dalam

penyerapan makanan.

Sel mukosit atau sering disebut sel penghsil lender. Merupakan sel yang berbentuk

seperti piala, pada permukaan sel ini juga terdapat mikrovilli. Lendir ini berfungsi sebagai

pelumas dan pelindung dinding usus.

Panjang usus ikan sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan

jenis makanan ikan. Ikan herbivore memiliki panjang usus berkisar 0,8 – 15 kali panjang

badan. Sedangkan ikan omnivore memiliki panjang usus berkisar 0,6 – 0,8 kali panjang

badannya dan ikan karnivora panajang ususnya berkisar 0,2 – 2,5 kali panjang badan. Usus

yang panjang berfungsi untuk memperlama proses pencernaan dan meningkatkan daerah

absorbs terhadap zat makanan yag tercerna.

Page 10: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Gambar 9. Saluran usus dari 4 spesies ikan laut herbivore.(http://physrev.physiology.org/content/78/2/393/F1.expansion.html)

Pada gambar 9 dapat terlihat bahwa, Surgeonfish memiliki pyloric caeca dan usus yang

relatif lebih panjang. Ikan Belanak (mugil cephalus) adalah pemakan tumbuhan perut yang

berdinding tebal (daerah yang diarsir) dan pyloric caeca. Ikan parrot adalah ikan pemakan

tumbuhan dengan gigi pada faring (pharyngeal teeth), tidak memiliki lambung dan usus

relative pendek namun memiliki diameter yang besar. Sedangkan Sea Chub diketahui

memiliki pyloric caeca dan hindgut terdapat katup persimpangan dengan midgut dan pyloric

caeca yang lebih kecil.

Page 11: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Gambar 10. Perbandingan saluran pencernaan dari a). ikan Rainbow trout (carnivore); a). Catfish (omnivore cenderung carnivora); c). Carp (omnivore, cenderung herbivora); d). Milkfish (pemakan plankton). (http://www.fao.org/docrep/X5738E/x5738e02.htm)

Anatomi secara umum empat jenis ikan budidaya yang memiliki kebiasaan makan

beragam dijelaskan berdasarkan hubungan makanan dan pencernaan. Garis putus-putus

dimaksudkan untuk menjadi panduan umum untuk perbandingan bagian organ pencernaan

diantara keempat spesies.  

Rainbow Trout (Salmon gairdneri)

Rainbow trout sebagian besar karnivora, tetapi menunjukkan spesialisasi anatomi

beberapa untuk menangkap dan mencerna mangsa. Gigi yang sederhana dan kecil tanpa

elaborasi lain dari struktur untuk menangkap, menahan, atau menelan mangsanya. Salmonids

menelan seluruh makanan mereka melalui kerongkongan lebar ke dalam perut berbentuk

Y. Banyak caecae cabang pilorus mendekati akhir pilorus dari midgut tersebut, jumlah

mereka sering menjadi penting taksonomi antara spesies salmonid berbagai. Pankreas difus

tersebar di jaringan lemak dan ikat sekitar caecae pilorus dan tidak mudah terlihat. Kandung

empedu meluas dari lobus tengah hati dan saluran empedu biasanya dapat ditelusuri dari sana

Page 12: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

ke midgut atas dalam spesimen yang lebih besar. Midgut menyatu ke hindgut tanpa batas

tertentu.

Pada umumnya, ikan Rainbow trout mewakili ikan salmonids merupakan ikan relatif

primitif dan karnivora yang memiliki kemampuan renang yang baik untuk menangkap

mangsa, perut yang dengan mudah memanjang pada bagian posterior untuk menelan mangsa

yang relatif besar, dan usus pendek untuk penanganan makanan yang mengandung jumlah

minimal bahan dicerna. Total panjang usus (diukur dari oesofagus sampai anus) adalah 0,6-

0,8 kali panjang tubuh (Gambar 10a).

Catfish (Ictalurus punctatus)

Catfish memiliki mulut yang lebar dan besar, dilengkapi dengan sungut pengecapan yang

berfungsi membantu mencari makan dan memilah dalam lumpur untuk mendapatkan bahan

organik terutama serangga, siput, cacing, tanaman, dan sampah organik. Rongga mulut dapat

ditutup sepenuhnya untuk memeras lumpur melalui alat penyapu insang dan bar

insang. Kerongkongan lebih pendek dari salmonids dan mengarah ke lambung bulat yang

terletak bagian perut. 

Secara umum, catfish adalah omnivora serbaguna. Mereka relatif tidak aktif, meskipun

lele laut (keluarga Arridae) tampaknya lebih aktif daripada spesies air tawar dan

menghabiskan lebih banyak waktu dari bawah.  Sungut rahang atas memaksimalkan

kemampuan mereka untuk mencari makanan pada malam hari atau dalam air keruh di mana

pandangan sebagian besar tidak berguna. (Gambar 10b).

Carp (Cyprinus carpio)

Ikan mas mewakili cyprinids, termasuk ikan mas adalah omnivore dan mirip dalam

beberapa hal dengan ikan lele, tetapi juga berbeda secara signifikan dalam hal yang

lain. Carp memiliki sungut rahang atas untuk membantu mencari ikan seperti ikan

lele. Namun, ikan mas menelan sejumlah tanaman jauh lebih besar dari dari lele dan

kemudian mengunyah tanaman yang ditelan menggunakan satu set interdigitating gigi faring

yang berada tepat pada anterior pada esofagus. Carp tidak memiliki perut, tapi memiliki usus

yang panjang yang memenuhi seluruh rongga visceral. Makanan tertelan dalam partikel-

partikel kecil dengan aliran relatif stabil sehingga fungsi penyimpanan perut mungkin tidak

tidak terlalu dibutuhkan.  (Gambar 10c).

Bandeng (Chanos chanos)

Page 13: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Bandeng memiliki bentuk tubuh, penutup di atas mata, dan ekor bercabang sesuai

menjadikan ikan bandeng perenang cepat.  Terdapat alat penyapu insang sebagai filter

makanan, menjadikan ikan bendeng bukan sebagai karnivora, omnivora, atau herbivore,

karena plankton merupakan campuran dari bentuk kehidupan, termasuk beberapa yang

terlalu sederhana dan belum jelas tanaman atau hewan. Bandeng adalah ikan yang paling

sering ditunjuk sebagai planktovores microphagus. Sebuah organ epibranchial khusus di atas

dan di belakang insang dapat membantu untuk menyaring microplankton. Perut ikan bandeng

berbentuk tabung sederhana, agak berbelit-belit, dan ukuran sedang. Akhir pilorus lambung

memiliki dinding tebal. Daerah pilorus dari usus yang panjang dan sempit memiliki banyak

pilorus caecae dengan diameter kecil.  (Gambar 10d).

g) Rectum

Rectum merupakan segmen saluran pencernaan yang paling terujung. Segmen ini berfungsi

sebagai penyerap air dan ion. Sedangkan pada larva ikan, selain sebagai penyerap air dan ion,

rectum juga sebagai penyerap protein (Anonim, 2008)

h) Anus

Anus merupakan ujung saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah

depan saluran genital. Ikan bertulang rawan memiliki kloaka sebagai tempat bermuaa

bersama saluran pencernaan dan saluran urogenital.

Dalam proses mencerna makanan, organ-organ saluran pencernakan dibantu dengan

organ lain yang mendukung proses pencernaan. Organ-organ tersebut adalah sebagai berikut :

a) Hati

Hati adalah organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Hati

memiliki banyak fungsi pada proses anabolisme (sintesis protein, lipid dan karbohidrat) dan

proses katabolisme (nitrogen, glikoneogenesis, detoksikasi). Hati ikan juga memegang

peranan penting dalam vitellogenesis dan sedikit berperan dalam metabolism karbohidrat.

Secara umum, hati terletak di bagian cranio-ventral di caudal jantung higga di sekitar usus

bagian depan. Hati memiliki 3 lobi yaitu lobus dorsalis, lobus dexter (kanan) dan lobus

sinister (kiri).

Hati termasuk kelenjar yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa

mencapai 20 % bobot tubuhnya. Hati ikan berwarna merah kecoklatan karena organ ini kaya

vaskularisasi sedangkan hati ikan yang berwarna kuning banyak menyimpan lemak. Ikan

Page 14: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Anguilla Anguilla, ikan dicentrachus labrax dan ikan Sparus auratus mempunyai hati

berwarna kekuningan. Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi

lambung. Pembentukan hati asalnya sepasang. Hal ini dapat dilihat pada Myxine dewasa,

dimana hati kiri dan kanan tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu

yang menuju ke dalam kantung empedu dan dari sini empedu dialirkan ke melalui ductus

kholedokhus ke dalam usus bagian tengah.Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi mungkin

hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada hati terdapat

kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk ke dalam

saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus. Disamping

berperan dalam pencernaan, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan

glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah

seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan

menetralkan racun serta menghasilkan panas.

Ikan-ikan mempunyai variasi dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati. Pada

Pleuronectiformes dan gadidae, lemak terutama disimpan di dalam hati, sedangkan pada

Scombridae dan Clupeidae, lemak lebih banyak disimpan di dalam otot. Selain lemak, hati

ikan juga menyimpan vitamin A dan D.

b) Vesica Fellea

Vesica vellea disebut juga kandung empedu, organ ini terletak disekitar hati dan

berwarna hijau kebiruan. organ ini berfungsi menampung cairan empedu. jika kekurangan

cairan empedu dapat menurunkan kecernaan lemak dan kekurangan vitamin-vitamin yang

hanya larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, K (Fujaya, 2004). Kantung empedu atau

vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijauhijauan, letaknya pada

hati bagian depan salurannya disebut ductus cysticus bermuara pada usus dekat venticulus.

Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung/menyimpan empdu (bilus) dan

mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan. Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak.

c) Pankreas

Pankreas merupakan organ mensekresikan enzim dan bikarbonat yang berperan dalam

proses pencernaan. Terdapat tiga tipe pancreas pada ikan yaitu kompak, diffuse dan

disseminated. Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan dan lambung. Saluran

pankreati ini bermuara pada usus depan. Warnanya kekuning-kuningan. Pada pancreas ini

Page 15: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

mempunyai dua tipe sel, yang pertama adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk mensistesis

enzim. Hasil utama pancreas eksokrin adalah enzim-enzim pencernaan, seperti protease,

amylase, khitinase, dan lipase.Sel yang kedua adalah sel endokrin yang berfungsi untuk

mensistesis hormone (Fujaya, 2004)

Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian eksokrin yang menghasilkan getah

pankreas, penting bagi pencernaan makanan, dan bagian endokrin yang menghasilkan

hormon ensulin, mengendalikan kadar gula di dalam darah. Pankreas mensekresikan

beberapa enzym yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Pada ikan yang

bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari

sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas. Pada ikan cucut dan pari

pankreas merupakan dua buah organ yang kompak.

Macam-macam enzim pencernaan yaitu :

a) Enzim ptyalin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim

ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

b) Enzim amylase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar

pankreas.Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum

merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase

memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana

yaitu maltosa. 

c) Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa

menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida).

Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah

dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

d) Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya

pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin.Enzim pepsin memecah

molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton.

Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

Page 16: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

e) Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari

(duodenum). Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding

molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh

sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino

membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

f) Enzim rennin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk

mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju.

Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

g) Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh

kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh

mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida

yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang

sering disebut penyakit ”mag”.

h) Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu

mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa

pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah

(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah

merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran

yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi.

i) Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus

dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya

sangat sedikit. Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul

kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah

bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim

lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul

Page 17: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka

pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).

2.3 PROSES PENCERNAAN NUTRISI MAKANAN

2.3.1 Proses Pencernaan Protein

Menurut Yowono dan Purnama (2001), pada hewan air pencernaan protein membutuhkan

enzim protease sebagai katalisator. Enzim protease yang pertama pada udang, misalnya adalah

tripsin dan kemotripsin. Pada vertebrata pencernaan protein menbutuhkan pepsin misalnya pada

perut ikan karnivora, tripsin yang terdapat dalam usus dan pancreas kimotripsin dan erepsin yang

terdapat usus.

Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease. Protease

disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen), yang dapat segera diaktifkan. Penyimpanan

protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk menhindari terjadinya self digestion

(mencerna sel /jaringannya sendiri). Apabila disimpan dalam bentuk aktif, protease dapat

mencerna sel lambung, yang juga banyak mengandung protein (Isnaeni,2006).

Didalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan. Baru

didalam lambung terdapat enzim pepsine dan HCl yang bekerjasama memecah protein makanan

menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptide, yaitu peptone, albumosa dan proteosa

(Sediaoetama,2004).

2.3.2 Proses Pencernaan Lemak

Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic. Pada

hewan air lemak merupakan konstituen pakan yang menghasilkan energy tinggi. Lemak dalam

pakan mengandung vitamin yang larut didalamnya dan asam lemak. Pada berbagai spesies enzim

lipase disekresikan pada pancreas. Tetapi enzim lipase juga terdapat dalam mukosa (Yuwono

dan Purnama,2001). Lemak didalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan didalam

rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam rongga mulut, karena

tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya

terhadaalintp pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali, pH di dalam gaster tidak

cocok untuk aktivitas lipase tersebut (Sediaotama,2004).

Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus. Pencernaan ini

terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung dan lipase pancreas. Lipase akan

Page 18: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

menghidrolisis lipid dan trigliserida, monosakarida, gliserol dan asam lemak bebas. Lipase

pancreas lebih mudah bereaksi dengan trigliserida berantai panjang, yang biasanya berlangsung

pada pH 7-9 (Isnaeni, 2006).

2.3.3 Proses Pencernaan Karbohidrat

Menurut Sediaoetama (2004), proses pencernaan karbohidrat yaitu amilum di dalam

rongga mulut sudah mulai mengalami pencernaan oleh enzim ptyalin yang terdapat dalam air liur

(salifa). Ptyalin melepaskan satuan-satuan maltose. Karena amylum tidak mempunyai rasa

(tawar), sedangkan maltose berasa manis. Didalam gaster proses pencernaan amylum oleh enzim

ptyalin masih terus berlangsung, selama reaksi bolus masih belum cukup asam ; ini terjadi

dilapisan tengah dari tumpukan lapisan bulus.

Karbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa, galakian dan pentosan dialirkan

terus ke colon. Di dalam colon jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat

di dalam usus, melalui proses fermentasi dan menghasilkan energy untuk keperluan mikroba

tersebut dan bahan sisa seperti air dan karbohidrat. Menurut Yuwono dan Purnama (2001),

enzim yang penting dalam pencernaan karbohidrat adalah amylase yang bekerja pada amylum

dan memecahnya menjadi glukosa dengan proses pencernaan kimiawi. Pencernaan dikontrol

oleh hormone gastrointestinal yang terdiri atas sekretin, kolsistokinin, gastein dan peptida

penghambat gastric. Hormone ini dilepaskan ke dalam darah oleh sel-sel endokrin

gastrointestinal dan bersirkulasi ke seluruh tubuh.

Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase. Enzim

ini memutuskan ikatan glikosidik pada karbohidrat sehingga dapat dihasilkan disakarida,

trisakarida, dan polisakarida lain yang memiliki rantai lebih pendek. Berdasarkan jumlah unit

sakarida penyusunnya karbohidrat dapat di bedakan menjadi dua, yaitu polisakarida dan

oligosakarida ( Isnaeni,2006).

2.4 KEBIASAAN MAKAN IKAN

Kebiasaan ikan terhadap makanan merupakan intraksi antara beberapa faktor yang

menentukan kapan ikan akan makan dan makanan apa yang diinginkan. Kebiasaan untuk makan

secara umum dipengaruhi oleh motivasi internal atau dorongan untuk makan seperti waktu

Page 19: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

makan, musim, intensitas cahaya dan suhu. Faktor lain adalah rangsangan makan yang diterima

oleh panca indera seperti rasa, bau, penglihatan, sentuhan dan sistem garis rusuk. Beberapa jenis

ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan rasa dan bau, lebih condong makan pada

malam hari, misalnya pada ikan Ictalurus . Sedangkan ikan yang mendapatkan makanan dengan

menggunakan indera mata atau penglihatan cenderung lebih aktif pada waktu siang hari.

Ikan Synbranchus dan Onchorhynchus menghentikan kegiatan mencari makan pada saat

musim pemijahan. Selama pemijahan, ikan berada dalam lubang yang lembab dan berlumpur dan

hanya menggunakan akumulasi lemak dalam tubuhnya.

2.4.1 Jenis Ikan Berdasarkan Cara Makan

Lagler et al., (1977) membagi ikan secara garis besar berdasarkan cara makannya ke

dalam golongan predator, grazer, penyaring makanan, pengisap makanan dan parasit. Umumnya

ikan-ikan yang memakan binatang-binatang makroskopik mempunyai adaptasi tertentu. Mereka

biasanya mempunyai gigi pencengkram yang berkembang dengan baik, seperti yang terdapat

pada ikan cucut (Elasmobranchii), Sphyraenae dan Lepisosteus. Pada ikan-ikan predator terdapat

lambung yang jelas dengan sekresi asam kuat dan ususnya relative lebih pendek dari pada ikan

herbivore, pada ukuran panjang ikan yang sama. Banyak predator seperti bluefish (Pomatomus

sallatrix) merupakan ikan laut yang aktif memburu mangsanya, sedangkan yang lain seperti

kerapu (Epinephelus sp) sering berdiam diri dan menunggu sampai ada seekor binatang lewat

yang kemudian diserbu dan ditangkap.

Lophiidae dan Antennaridae mengembangkan jari-jari pertama sirip punggup menjadi

semacam umpan untuk memancing perhatian si mangsa. Ikan sumpit (Toxotes jaculator) sering

menyumpit jatuh serangga yang sedang hinggap di tanaman air dengan “ air liurnya”. Ketepatan

menyumpit sasarannya ini merupakan hasil dari hasil perkembangan mata yang dapat digunakan

untuk melihat udara di luar permukaan air. Beberapa ikan predator melakukan perburuan dengan

mengandalkan mata, sedangkan cucut (Squaliformes), ikan-ikan nocturnal (misalnya, Ictalurus)

dan Muraenidae bertumpu kepada bau, rasa, sentuhan dan mungkin pula mengandalkan syaraf

garis rusuk /gurat sisi untuk menemukan tempat si mangsa.

Page 20: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Gambar 11. Ikan Antennaridae, Toxotes jaculator dan Muraenidae( www.foa.webboy.net, www.aquascope.ru dan www.content.lib.washington.edu)

Penyaringan organisme dari air merupakan cara makan yang paling umum dilakukan

karena sasaran makanan yang dipilih berdasarkan ukuran dan bukan berdasarkan jenis. Prinsip

adaptasi ikan penyaring makanan terletak pada pengembangan tapis insang yang memanjang,

rapat dan dalam jumlah yang banyak. Ikan dewasa mampu menyaring satu sampai dua gallon air

per menit dengan tapis insangnya, dan dalam waktu yang sama beberapa cc kumpulan plankton

terutama diatom dan krustacea diperolehnya. Kelompok ikan yang menyaring makanan

ditemukan banyak pada clupeoid (Dorosoma).

Pada beberapa anggota family Cyprinidae memiliki cara makan yakni, mengisap material

yang mengandung makanan ke dalam mulut dimana respon pengisapannya sangat bergantung

pada rangsangan sentuhan bibir. Beberapa dari mereka mampu memisahkan antara makanan

yang diinginkan dengan sedimen sebelum dia telan, namun pada beberapa kelompok seperti

Siluridae, endapan dan lumpur sering ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi bersama-sama

dengan jasad dasar pada saluran pencernaannya.

Beberapa kelompok ikan yang bersifat parasit misalnya, Simenchelys parasiticus,

petromyzon marinus, Lampreta tridentata mengisap cairan tubuh dari inangnya. Biasanya ikan

jantan relative kecil, begitu kecilnya sehingga lebih kecil dari pada sebuah gonad yang matang.

2.4.2 Jenis Ikan Berdasarkan Tipe Makanan

Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya,

walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan

perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis

makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan

berdasarkan jenis makanannya yaitu :

Herbivora

Page 21: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan

tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos

chanos).

Karnivora

Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya

ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates

calcarifer).

Omnivora

Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani,

namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair

(Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy).

Pemakan plankton

Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau

zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus).

Pemakan detritus

Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik

yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan

misalnya ikan belanak (Mugil sp.).

Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan

spesialisasi dari makanannya yaitu:

a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan

b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya

c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan.

Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus. Jenis bahan makanan dan

ketersediannya juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan. Umumnya, semakin besar ukuran

sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya.

2.5 RINGKASAN

Page 22: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

Pencernaan makanan secara umum dapat dinilai sebagai hidrolisis protein menjadi asam

amino, trigliserida lemak menjadi glycerol dan asam lemak serta polisakarida menjadi

glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Dalam saluran pencernaan ikan, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi.

Percernaan mekanis terjadi pada rongga mulut dengan adanya gigi serta pada lambung.

Sedangkan pencernaan kimiawi melibatkan enzim sebagai katalisator untuk mempercepat

prosesnya. Pencernaan protein oleh enzimprotease yang terdiri atas enzim eksopeptidase

dan endopeptidase. Pencernaan lemak oleh lipase juga terdapat pada hewan avertebrata

dan vertebrata. Pencernaan karbohidrat, hidrolisis oleh amylase, katalisis oleh sukrase,

prosesnya serupa pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan selulosa

memerlukan selulosa yang di hasilkan oleh bakteri simbiotik.

Saluran pencernaan ikan secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaotu bagian kepala

(headgut) terdiri dari rongga mulut dan faring, bagian depan (foregut) terdiri dari

esophagus yang pendek, lambung dan pylorus, bagian tengah (midgut) terdiri dari usus

yang panjang dan bagian belakang (hindgut) terdiri dari anus.

Panjang usus ikan sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan

jenis makanan ikan. Ikan herbivore memiliki panjang usus berkisar 0,8 – 15 kali panjang

badan. Sedangkan ikan omnivore memiliki panjang usus berkisar 0,6 – 0,8 kali panjang

badannya dan ikan karnivora panajang ususnya berkisar 0,2 – 2,5 kali panjang badan.

Usus yang panjang berfungsi untuk memperlama proses pencernaan dan meningkatkan

daerah absorbs terhadap zat makanan yag tercerna.

Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu : Herbivora dengan makanan

utamanya berasal dari bahan-bahan nabati, Karnivora dengan sumber makanan utamanya

berasal dari bahan-bahan hewani, Omnivora memiliki sumber makanannya berasal dari

bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan

yang tersedia, Pemakan plankton merupakan ikan dengan sepanjang hidupnya selalu

memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton, Pemakan detritus dengan sumber

makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam

air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan.

Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga

berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu: a) Monophagus : ikan hanya

Page 23: BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)

mengkonsumsi satu jenis makanan, b). Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang

terbatas jenisnya, c). Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau

campuran jenis makanan.

2.6 LATIHAN SOAL

1. Sebutkan saluran pencernakan yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos chanos).

2. Jelaskan perbedaan saluran pencernaan makanan pada ikan herbivore, karnivora,

omnivore dan pemakan plankton.

3. Jelaskan proses pencernaan mekanis apa sajakah yang terjadi pada pencernaan ikan.

4. Bagaimanakan proses pencernaan protein, lemak dan karbohidrat secara kimiawi?

5. Jelaskan perbedaan jenis makanan ikan berdasarkan jenis giginya.

6. Ikan Ciprinus carpio dan Clarias batracus memiliki kebiasaan yang berbeda dalam

mengkonsumsi makanannya. Jelaskan perbedaan diantara keduanya.