BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)
Transcript of BAB 2 Pencernakan Ikan (Autosaved)
BAB 4. FEEDING HABIT, FOOD HABIT DAN PENCERNAKAN IKAN
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 DESKRIPSI
3.1.2 RELEVANSI
Mahasiswa dan praktisi budidaya ikan diharapkan mampu memahami tentang manfaat
pakan ikan dalam proses budidaya ikan dan mengetahui jenis pakan pada ikan sesuai kebutuhan
ikan, serta memahami hubungan pakan ikan dengan pertumbuhan ikan.
3.1.3 KOMPETENSI
Pada akhir pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pemahaman
sistem pencernakan, feeding habit (kebiasaan makan) dan food habit (kebiasaan makanan) pada
ikan. Indikator pencapaiannya adalah :
Mampu menjelaskan kembali sistem pencernakan sesuai jenis ikan
Mampu menjelaskan kembali feeding habit ikan sesuai jenis ikan
Mampu menjelaskan kembali food habit ikan sesuai dengan jenis ikan
2.1 PENDAHULUAN
Pencernakan merupakan suatu proses panjang untuk mengambil manfaat dari makanan
yang masuk pada sistem pencernakan. Molekul-molekul besar makanan diberikan perlakuan
secara fisik dan kimia mulai dari mulut untuk menyerap molekul nutrisi yang dibutuhkan sebagai
sumber energy dan pertumbuhan. Terdapat tiga kategori zat biokimiawi yang diserap dalam
pencernakan dan dimanfaatkan sebagai sumber energy dan pertumbuhan. Ketiganya adalah
karbohidrat, lemak dan protein. Dengan kebutuhan utama ketiga zat tersebut, maka pencernaan
makanan secara umum dapat dinilai sebagai hidrolisis protein menjadi asam amino, trigliserida
lemak menjadi glycerol dan asam lemak serta polisakarida menjadi glukosa, fruktosa dan
galaktosa.
Sistem pencernaan ikan tidak berbeda dengan saluran pencernaan hewan lainnya. Ikan
berdasarkan makanannya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu herbivora, karnivora, dan
omnivora. Ikan herbivora merupakan ikan pemakan tumbuhan. Ikan karnivor merupakan ikan
pemakan daging. Ikan omnivore dapat memakan daging dan tumbuhan. Ikan karnivora memiliki
saluran pencernaan lebih pendek dibandingkan ikan herbivora. Lambung dan usus memiliki
butiran sel submukosa eosinofilik. Beberapa spesiaes ikan Salmonids memeiliki pylorus caeca.
Organ tersebut mensekresikan enzim pencernaan yang diperlukan untuk mencerna makanan.
Sementara ikan lain yang tidak memiliki pylorus caeca memproduksi enzim pencernakan di hati
dan pancreas. Sehingga dalam pencernaan ikan tidak terbagi antara usus besar dan usus halus
(Robert, 2011).
Dalam saluran pencernaan ikan, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi. Beberapa
hewan air seperti pada ikan lele, menggunakan gigi untuk menggigit dan mengoyak pakan
sebagai pencernaan mekanisnya. Struktur tembolok pada hewan air (pada ikan dan udang) juga
digunakan untuk pencernaan mekanik. Sebanyak 85% ikan teleostey memiliki lambung yang di
gunakan untuk pencernaan mekanik. Sedangkan pencernaan kimiawi melibatkan enzim sebagai
katalisator untuk mempercepat prosesnya. Dalam kondisi normal reaksi berjalan lambat, tetapi
dengan hidrolisis dan kerja enzim reaksi kimia berjalan lebih cepat. Pencernaan protein oleh
enzimprotease yang terdiri atas enzim eksopeptidase dan endopeptidase. Enzim tersebut terdapat
pada hewan avertebrata dan vertebrata yang hidup di perairan. Pencernaan lemak oleh lipase juga
terdapat pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan karbohidrat, hidrolisis oleh amylase,
katalisis oleh sukrase, prosesnya serupa pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan
selulosa memerlukan selulosa yang di hasilkan oleh bakteri simbiotik. System pencernaan
berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang
sederhana agar dapat diserap oleh sel.
2.2 SALURAN PENCERNAKAN IKAN
Saluran pencernaan makanan pada ikan dimulai dengan mulut dan diakhiri dengan anus.
Makanan yang dibutuhkan ikan yang berupa karbohidrat, protein dan lemak dicerna dengan
pencernaan mekanis (fisik) dan kimiawi. Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan
dari ukuran besar menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu
pencernaan mekanik adalah gigi, lambung, usus. Pada pencernaan mekanik umumnya tidak
mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik dipermudah
dengan adanya saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan
saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).
Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur
dengan enzim pencernaan (pengadukan).
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana
ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang
membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat bekerja pada substrat tertentu, memerlukan
suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat
lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian
pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan
sebaliknya.
Saluran pencernaan ikan secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaotu bagian kepala
(headgut), bagian depan (foregut), bagian tengah (midgut) dan bagian belakang (hindgut).
Headgut terdiri dari rongga mulut dan faring. Rongga mulut berisi gigi dan lidah. Foregut terdiri
dari esophagus yang pendek, lambung dan pylorus. Dibagian pylorus terdapat sejumlah pilorik
kaeka pada ikan yang memilikilambung. Midgut terdiri dari usus yang panjang Usus sebagai
tempat penyerapan dapat melingkar. Hindgut pada beberapa jenis ikan terdiri dari anus.
Sedangkan pada ikan hiu dan ikan pari, bagian ini adalah kloaka. Kelenjar pencernakan ikan
terdiri dari hati dan pankreas.
Gambar 6. Bagian-bagian saluran pencernakan ikan dan posisinya dibandinga organ lainnya. (http://visual.merriam-webster.com/animal-kingdom/fishes/bony-fish/anatomy-perch.php)
a) Cavum Oris (Rongga Mulut)
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal.
Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala
(tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang
berbedabeda, bentuk mulutpun bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat
kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior
mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap
mangsa yang lewat di atasnya.
Gambar 6. Tipe-tipe mulut ikan. A. Terminal, B.Sub-terminal, C.Superior.
Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila
dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut
yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap
mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa ikan
cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan
besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan
baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).
Rongga mulut ikan berhubungan langsung dengan faring. Rongga mulut dan faring
disebut rongga “buccopharynx”. Di rongga mulut ikan terdapat gigi dan lidah. Lidah pada
ikan berbentuk kaku dan tidak bisa digerakkan yang terdapat pada dasar mulut. Lidah ikan
tidak mengeluarkan kelenjar saliva hanya ada sel mucus atau sel lendir. Organ pengecap
sering menyelimuti lidah untuk membantu menyeleksi makanan. Dalam rongga mulut juga
terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah. Dalam proses
mempermudah jalannya makanan, terdapat Glandula Mukosa atau kelenjar lender.
Gigi merupakan alat bantu pencernaan secara mekanis. Gigi dibentuk oleh dentin dan
jaringan pengikat. Gigi berperan dalam mengambil, mencengkeram, merobek, memotong
atau menghancurkan makanan. Ikan memeiliki beberapa jenis gigi berdasarkan posisinya
yaitu gigi maksila, gigi premaksila, gigi mandibula, gigi vomer, gigi paraspenoid, gigi
palatin, gigi ektopterigoid, gigi lingual dan gigi faring. Berdasarkan bentuk dan fungsinya,
gigi ikan terdiri dari incisiviform yaitu gigi yang digunakan untuk memotong; caniform yaitu
gigi yang digunakan untuk mencengkeram; molariform yaitu gigi yang digunakan untuk
menggerus; viliform dan cardiform yaitu gigi yang digunakan untuk merobek makanan
(Affandi et al.2004). Tipe gigi sangat menetukan kebiasaan makan (feeding habits) dan
kebiasaan makanan (food habits) pada ikan. Ikan yang mempunyai tipe gigi caniform
biasanya merupakan jenis ikan predator / pemangsa dan daging (sebagai contoh Psettodes
erumei). Gigi viliform umumnya terdapat pada ikan-ikan pelagis pemakan tumbuh-
tumbuhan. Terdapat juga pada ikan omnivore seperti ikan lele, gabus dan tongkol.
Gambar 7. Tipe gigi pada ikan. A. Villiform, B. Molariform, C. Comb-like teeth, D. Caniform dan E. Incisivifor.
Pada rongga mulut ikan juga terdapat organ palatin yang terletak pada langit-langit
bagian belakang, dan merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini terdiri dari
lapisan otot dan serat kolagen dan berfungsi sebagai proses penelanan makanan dan
membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan (Fujaya, 2004)
b) Faring
Faring ikan adalah bagian setelah rongga mulut. Di sisi kiri dan kanan faring terdapat
insang. Pada bagian insang yang mengarah ke faring terdapat tapis insang. Pada ikan
pemakan plankton, tapis insang berfungsi sebagai penyaring makanan, sedangkan pada ikan
karnivora tidak berfungsi. Beberapa spesies ikan memeiliki gigi faring pada segmen
faringnya. Keberadaan gigi faring berhubungan erat dengan kebiasaan makan ikan. Gigi
faring berkembang baik pada ikan herbivore dan ikan karnivora pemakan gastropoda. Gigi
faring digunakan untuk menggerus bahan makanan yang berasal dari tumbuhan dan
gastropoda. Bentuk gigi faring adalah molar dan kanin (Affandi et al, 2004).
c) Esofagus
Esophagus ikan berukuran pendek, lebar dan lurus. Beberapa spesies ikan mempunyai
esophagus berhubungan dengan gelembung renang seperti pada ikan sidat yang bagian
anterior esofagusnya berhubungan dengan saluran gelembung renang. Esofagus mempunyai
bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan terdapat dibelakang insang. Pada organ ini
mengandung lender yang berfungsi untuk membantu penelanan makanan. Esophagus ikan air
tawar lebih panjang dibandingkan ikan air laut.
d) Lambung
Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penampung makanan dan
pencerna makanan. Lambung ikan terdiri dari bagian kardia, fundus (kaeka) dan pylorus.
Terdapat tiga bentuk lambung ikan yaitu berbentuk lurus, bentuk U dan bentuk Y. lambung
ikan berbentuk lurus atau memanjang ditemukan pada beberapa jenis ikan karnivora seperti
pada ikan pike (Esox lucius). Lambung yang berbentuk U terdapat pada ikan sturgeon
(Acipenser sturio). Ikan trout (Salmo fario) dan ikan patin (Pangasius pangasius). Pada ikan
Ciprinidae, Gobies dan Scarid tidak dapat dibedakan anatara usus dan lambung dan dapat
dikatakan tidak berlambung. Pada ikan tersebut fungsi penampung makanan digantikan oleh
usus depan yang dimodifikasi menjadi kantung yang membesar atau sering disebut lambung
palsu.
Seluruh Permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam dan berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari
kerja asam klorida. Pada lambung juga mempunyai sel-sel penghasil cairan gastric yang
terletak dibagian bawah dari lapisan epithelium yang berfungsi untuk mensekresikan peptin
dan asam klorida. Proses pencernaan di lambung dilakukan ada yang kimiawi dan ada pula
pencernaan secara mekanik juga dilkukan di lambung. Pada ikan hebivora contohnya ikan ini
menggerus makanan pada lambung, lambung tersebut sering disebut gizard atau lambung
khusus.
Didalam lambung ini akan terjadi proses pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat.
Pencernaan protein di lambung akan mengalamimdenaturasi ole kerja HCl dan dihidrolisis
oleh enzim pepsin, sehingga protein menjadi peptid. Pencernaan protein, lemak dan
karbohidrat di lambung merupakan tahap awal, tetapi secara intensif dilakukan di usus.
Sedangkan pada ikan yang tidak mempunyai lambung, pencernaan protein dilakukan pad usu
depan oleh enzim protease (Fujaya, 2004)
Gambar 8. Posisi lambung pada ikan ciprinus carpio.
(http://iweb.tntech.edu/mcaprio/fish_right_gonad__L.jpg)
e) Pylorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Pada segmen
ini berfungsi sebagi pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen usus (Fujaya,
2004). Pylorus merupakan saluran pencernaan yang bagiannya menyempit. Dibagian ini
terdapat kantung buntu yang disebut pilorik kaeka. Kantung pilorik berfungsi untuk
memperluas permukaan dinding lambung agar pencernaan dan penyerapan makanan
berlansung lebih sempurna. Pilorus tidak terdapat pada spesies ikan yang tidak memiliki
lambung.
Gambar 8. Posisi pyloric caeca atau kantung pilorik pada ikan mas (http://iweb.tntech.edu/mcaprio/fish_left_caeca_L.jpg)
f) Usus
Bagian ini merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan ikan. Ikan memiliki
usus leih sederhana bila dibandingkan hewan tingkat tinggi lainnya. Usus ikan dapat
berbentuk pipa panjang yang berkelok-kelok atau menggulung dengan diameter yang sama.
Usus ikan umumnya terbagi dalam dua bagian yaitu usus bagian depan dan usus bagian
belakang. Pada bagian depan usus ini ada yang terdapat dua saluran dan ada yang satu
saluran. Dua saluran tersebut yaitu saluran yang berasal dari kantong empedu (ductus
choledochus) dan saluran yang berasal dari pancreas. Sedangkan yang hanya mempunyai
satu saluran pada depan lambung ini, karena pancreas pada ikan tertentu tersebut menyebar
pada organ hati.
Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epithelium dengan bentuk prismatic. Pada
lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan atau prisma atau villi yang membentuk seperti sarang
tawon pada usus bagian depan dan akan lebih beraturan pad usus bagian belakang. Bentuk
sel yang umum ditemukan di epithelium usus adalah sel enterosit dan sel mukosit. Sel
enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga usus. sel ini adalah sel
yang paling dominan, yang jumlahnya akan semakin meningkat kearah bagian belakang
usus. Sel enterosit memiliki tonjolan kecil atau mikrovilli kecil yang berperan dalam
penyerapan makanan.
Sel mukosit atau sering disebut sel penghsil lender. Merupakan sel yang berbentuk
seperti piala, pada permukaan sel ini juga terdapat mikrovilli. Lendir ini berfungsi sebagai
pelumas dan pelindung dinding usus.
Panjang usus ikan sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan
jenis makanan ikan. Ikan herbivore memiliki panjang usus berkisar 0,8 – 15 kali panjang
badan. Sedangkan ikan omnivore memiliki panjang usus berkisar 0,6 – 0,8 kali panjang
badannya dan ikan karnivora panajang ususnya berkisar 0,2 – 2,5 kali panjang badan. Usus
yang panjang berfungsi untuk memperlama proses pencernaan dan meningkatkan daerah
absorbs terhadap zat makanan yag tercerna.
Gambar 9. Saluran usus dari 4 spesies ikan laut herbivore.(http://physrev.physiology.org/content/78/2/393/F1.expansion.html)
Pada gambar 9 dapat terlihat bahwa, Surgeonfish memiliki pyloric caeca dan usus yang
relatif lebih panjang. Ikan Belanak (mugil cephalus) adalah pemakan tumbuhan perut yang
berdinding tebal (daerah yang diarsir) dan pyloric caeca. Ikan parrot adalah ikan pemakan
tumbuhan dengan gigi pada faring (pharyngeal teeth), tidak memiliki lambung dan usus
relative pendek namun memiliki diameter yang besar. Sedangkan Sea Chub diketahui
memiliki pyloric caeca dan hindgut terdapat katup persimpangan dengan midgut dan pyloric
caeca yang lebih kecil.
Gambar 10. Perbandingan saluran pencernaan dari a). ikan Rainbow trout (carnivore); a). Catfish (omnivore cenderung carnivora); c). Carp (omnivore, cenderung herbivora); d). Milkfish (pemakan plankton). (http://www.fao.org/docrep/X5738E/x5738e02.htm)
Anatomi secara umum empat jenis ikan budidaya yang memiliki kebiasaan makan
beragam dijelaskan berdasarkan hubungan makanan dan pencernaan. Garis putus-putus
dimaksudkan untuk menjadi panduan umum untuk perbandingan bagian organ pencernaan
diantara keempat spesies.
Rainbow Trout (Salmon gairdneri)
Rainbow trout sebagian besar karnivora, tetapi menunjukkan spesialisasi anatomi
beberapa untuk menangkap dan mencerna mangsa. Gigi yang sederhana dan kecil tanpa
elaborasi lain dari struktur untuk menangkap, menahan, atau menelan mangsanya. Salmonids
menelan seluruh makanan mereka melalui kerongkongan lebar ke dalam perut berbentuk
Y. Banyak caecae cabang pilorus mendekati akhir pilorus dari midgut tersebut, jumlah
mereka sering menjadi penting taksonomi antara spesies salmonid berbagai. Pankreas difus
tersebar di jaringan lemak dan ikat sekitar caecae pilorus dan tidak mudah terlihat. Kandung
empedu meluas dari lobus tengah hati dan saluran empedu biasanya dapat ditelusuri dari sana
ke midgut atas dalam spesimen yang lebih besar. Midgut menyatu ke hindgut tanpa batas
tertentu.
Pada umumnya, ikan Rainbow trout mewakili ikan salmonids merupakan ikan relatif
primitif dan karnivora yang memiliki kemampuan renang yang baik untuk menangkap
mangsa, perut yang dengan mudah memanjang pada bagian posterior untuk menelan mangsa
yang relatif besar, dan usus pendek untuk penanganan makanan yang mengandung jumlah
minimal bahan dicerna. Total panjang usus (diukur dari oesofagus sampai anus) adalah 0,6-
0,8 kali panjang tubuh (Gambar 10a).
Catfish (Ictalurus punctatus)
Catfish memiliki mulut yang lebar dan besar, dilengkapi dengan sungut pengecapan yang
berfungsi membantu mencari makan dan memilah dalam lumpur untuk mendapatkan bahan
organik terutama serangga, siput, cacing, tanaman, dan sampah organik. Rongga mulut dapat
ditutup sepenuhnya untuk memeras lumpur melalui alat penyapu insang dan bar
insang. Kerongkongan lebih pendek dari salmonids dan mengarah ke lambung bulat yang
terletak bagian perut.
Secara umum, catfish adalah omnivora serbaguna. Mereka relatif tidak aktif, meskipun
lele laut (keluarga Arridae) tampaknya lebih aktif daripada spesies air tawar dan
menghabiskan lebih banyak waktu dari bawah. Sungut rahang atas memaksimalkan
kemampuan mereka untuk mencari makanan pada malam hari atau dalam air keruh di mana
pandangan sebagian besar tidak berguna. (Gambar 10b).
Carp (Cyprinus carpio)
Ikan mas mewakili cyprinids, termasuk ikan mas adalah omnivore dan mirip dalam
beberapa hal dengan ikan lele, tetapi juga berbeda secara signifikan dalam hal yang
lain. Carp memiliki sungut rahang atas untuk membantu mencari ikan seperti ikan
lele. Namun, ikan mas menelan sejumlah tanaman jauh lebih besar dari dari lele dan
kemudian mengunyah tanaman yang ditelan menggunakan satu set interdigitating gigi faring
yang berada tepat pada anterior pada esofagus. Carp tidak memiliki perut, tapi memiliki usus
yang panjang yang memenuhi seluruh rongga visceral. Makanan tertelan dalam partikel-
partikel kecil dengan aliran relatif stabil sehingga fungsi penyimpanan perut mungkin tidak
tidak terlalu dibutuhkan. (Gambar 10c).
Bandeng (Chanos chanos)
Bandeng memiliki bentuk tubuh, penutup di atas mata, dan ekor bercabang sesuai
menjadikan ikan bandeng perenang cepat. Terdapat alat penyapu insang sebagai filter
makanan, menjadikan ikan bendeng bukan sebagai karnivora, omnivora, atau herbivore,
karena plankton merupakan campuran dari bentuk kehidupan, termasuk beberapa yang
terlalu sederhana dan belum jelas tanaman atau hewan. Bandeng adalah ikan yang paling
sering ditunjuk sebagai planktovores microphagus. Sebuah organ epibranchial khusus di atas
dan di belakang insang dapat membantu untuk menyaring microplankton. Perut ikan bandeng
berbentuk tabung sederhana, agak berbelit-belit, dan ukuran sedang. Akhir pilorus lambung
memiliki dinding tebal. Daerah pilorus dari usus yang panjang dan sempit memiliki banyak
pilorus caecae dengan diameter kecil. (Gambar 10d).
g) Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan yang paling terujung. Segmen ini berfungsi
sebagai penyerap air dan ion. Sedangkan pada larva ikan, selain sebagai penyerap air dan ion,
rectum juga sebagai penyerap protein (Anonim, 2008)
h) Anus
Anus merupakan ujung saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah
depan saluran genital. Ikan bertulang rawan memiliki kloaka sebagai tempat bermuaa
bersama saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Dalam proses mencerna makanan, organ-organ saluran pencernakan dibantu dengan
organ lain yang mendukung proses pencernaan. Organ-organ tersebut adalah sebagai berikut :
a) Hati
Hati adalah organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Hati
memiliki banyak fungsi pada proses anabolisme (sintesis protein, lipid dan karbohidrat) dan
proses katabolisme (nitrogen, glikoneogenesis, detoksikasi). Hati ikan juga memegang
peranan penting dalam vitellogenesis dan sedikit berperan dalam metabolism karbohidrat.
Secara umum, hati terletak di bagian cranio-ventral di caudal jantung higga di sekitar usus
bagian depan. Hati memiliki 3 lobi yaitu lobus dorsalis, lobus dexter (kanan) dan lobus
sinister (kiri).
Hati termasuk kelenjar yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa
mencapai 20 % bobot tubuhnya. Hati ikan berwarna merah kecoklatan karena organ ini kaya
vaskularisasi sedangkan hati ikan yang berwarna kuning banyak menyimpan lemak. Ikan
Anguilla Anguilla, ikan dicentrachus labrax dan ikan Sparus auratus mempunyai hati
berwarna kekuningan. Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi
lambung. Pembentukan hati asalnya sepasang. Hal ini dapat dilihat pada Myxine dewasa,
dimana hati kiri dan kanan tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu
yang menuju ke dalam kantung empedu dan dari sini empedu dialirkan ke melalui ductus
kholedokhus ke dalam usus bagian tengah.Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi mungkin
hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada hati terdapat
kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk ke dalam
saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus. Disamping
berperan dalam pencernaan, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan
glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah
seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan
menetralkan racun serta menghasilkan panas.
Ikan-ikan mempunyai variasi dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati. Pada
Pleuronectiformes dan gadidae, lemak terutama disimpan di dalam hati, sedangkan pada
Scombridae dan Clupeidae, lemak lebih banyak disimpan di dalam otot. Selain lemak, hati
ikan juga menyimpan vitamin A dan D.
b) Vesica Fellea
Vesica vellea disebut juga kandung empedu, organ ini terletak disekitar hati dan
berwarna hijau kebiruan. organ ini berfungsi menampung cairan empedu. jika kekurangan
cairan empedu dapat menurunkan kecernaan lemak dan kekurangan vitamin-vitamin yang
hanya larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, K (Fujaya, 2004). Kantung empedu atau
vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijauhijauan, letaknya pada
hati bagian depan salurannya disebut ductus cysticus bermuara pada usus dekat venticulus.
Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung/menyimpan empdu (bilus) dan
mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan. Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak.
c) Pankreas
Pankreas merupakan organ mensekresikan enzim dan bikarbonat yang berperan dalam
proses pencernaan. Terdapat tiga tipe pancreas pada ikan yaitu kompak, diffuse dan
disseminated. Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan dan lambung. Saluran
pankreati ini bermuara pada usus depan. Warnanya kekuning-kuningan. Pada pancreas ini
mempunyai dua tipe sel, yang pertama adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk mensistesis
enzim. Hasil utama pancreas eksokrin adalah enzim-enzim pencernaan, seperti protease,
amylase, khitinase, dan lipase.Sel yang kedua adalah sel endokrin yang berfungsi untuk
mensistesis hormone (Fujaya, 2004)
Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian eksokrin yang menghasilkan getah
pankreas, penting bagi pencernaan makanan, dan bagian endokrin yang menghasilkan
hormon ensulin, mengendalikan kadar gula di dalam darah. Pankreas mensekresikan
beberapa enzym yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Pada ikan yang
bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari
sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas. Pada ikan cucut dan pari
pankreas merupakan dua buah organ yang kompak.
Macam-macam enzim pencernaan yaitu :
a) Enzim ptyalin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim
ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
b) Enzim amylase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas.Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum
merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase
memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana
yaitu maltosa.
c) Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa
menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida).
Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah
dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.
d) Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya
pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin.Enzim pepsin memecah
molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton.
Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.
e) Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum). Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding
molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh
sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino
membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
f) Enzim rennin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju.
Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.
g) Asam khlorida (HCl)
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida
yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang
sering disebut penyakit ”mag”.
h) Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa
pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah
(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran
yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi.
i) Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya
sangat sedikit. Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul
kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah
bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim
lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul
lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka
pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).
2.3 PROSES PENCERNAAN NUTRISI MAKANAN
2.3.1 Proses Pencernaan Protein
Menurut Yowono dan Purnama (2001), pada hewan air pencernaan protein membutuhkan
enzim protease sebagai katalisator. Enzim protease yang pertama pada udang, misalnya adalah
tripsin dan kemotripsin. Pada vertebrata pencernaan protein menbutuhkan pepsin misalnya pada
perut ikan karnivora, tripsin yang terdapat dalam usus dan pancreas kimotripsin dan erepsin yang
terdapat usus.
Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease. Protease
disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen), yang dapat segera diaktifkan. Penyimpanan
protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk menhindari terjadinya self digestion
(mencerna sel /jaringannya sendiri). Apabila disimpan dalam bentuk aktif, protease dapat
mencerna sel lambung, yang juga banyak mengandung protein (Isnaeni,2006).
Didalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan. Baru
didalam lambung terdapat enzim pepsine dan HCl yang bekerjasama memecah protein makanan
menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptide, yaitu peptone, albumosa dan proteosa
(Sediaoetama,2004).
2.3.2 Proses Pencernaan Lemak
Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic. Pada
hewan air lemak merupakan konstituen pakan yang menghasilkan energy tinggi. Lemak dalam
pakan mengandung vitamin yang larut didalamnya dan asam lemak. Pada berbagai spesies enzim
lipase disekresikan pada pancreas. Tetapi enzim lipase juga terdapat dalam mukosa (Yuwono
dan Purnama,2001). Lemak didalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan didalam
rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam rongga mulut, karena
tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya
terhadaalintp pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali, pH di dalam gaster tidak
cocok untuk aktivitas lipase tersebut (Sediaotama,2004).
Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus. Pencernaan ini
terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung dan lipase pancreas. Lipase akan
menghidrolisis lipid dan trigliserida, monosakarida, gliserol dan asam lemak bebas. Lipase
pancreas lebih mudah bereaksi dengan trigliserida berantai panjang, yang biasanya berlangsung
pada pH 7-9 (Isnaeni, 2006).
2.3.3 Proses Pencernaan Karbohidrat
Menurut Sediaoetama (2004), proses pencernaan karbohidrat yaitu amilum di dalam
rongga mulut sudah mulai mengalami pencernaan oleh enzim ptyalin yang terdapat dalam air liur
(salifa). Ptyalin melepaskan satuan-satuan maltose. Karena amylum tidak mempunyai rasa
(tawar), sedangkan maltose berasa manis. Didalam gaster proses pencernaan amylum oleh enzim
ptyalin masih terus berlangsung, selama reaksi bolus masih belum cukup asam ; ini terjadi
dilapisan tengah dari tumpukan lapisan bulus.
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa, galakian dan pentosan dialirkan
terus ke colon. Di dalam colon jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat
di dalam usus, melalui proses fermentasi dan menghasilkan energy untuk keperluan mikroba
tersebut dan bahan sisa seperti air dan karbohidrat. Menurut Yuwono dan Purnama (2001),
enzim yang penting dalam pencernaan karbohidrat adalah amylase yang bekerja pada amylum
dan memecahnya menjadi glukosa dengan proses pencernaan kimiawi. Pencernaan dikontrol
oleh hormone gastrointestinal yang terdiri atas sekretin, kolsistokinin, gastein dan peptida
penghambat gastric. Hormone ini dilepaskan ke dalam darah oleh sel-sel endokrin
gastrointestinal dan bersirkulasi ke seluruh tubuh.
Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase. Enzim
ini memutuskan ikatan glikosidik pada karbohidrat sehingga dapat dihasilkan disakarida,
trisakarida, dan polisakarida lain yang memiliki rantai lebih pendek. Berdasarkan jumlah unit
sakarida penyusunnya karbohidrat dapat di bedakan menjadi dua, yaitu polisakarida dan
oligosakarida ( Isnaeni,2006).
2.4 KEBIASAAN MAKAN IKAN
Kebiasaan ikan terhadap makanan merupakan intraksi antara beberapa faktor yang
menentukan kapan ikan akan makan dan makanan apa yang diinginkan. Kebiasaan untuk makan
secara umum dipengaruhi oleh motivasi internal atau dorongan untuk makan seperti waktu
makan, musim, intensitas cahaya dan suhu. Faktor lain adalah rangsangan makan yang diterima
oleh panca indera seperti rasa, bau, penglihatan, sentuhan dan sistem garis rusuk. Beberapa jenis
ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan rasa dan bau, lebih condong makan pada
malam hari, misalnya pada ikan Ictalurus . Sedangkan ikan yang mendapatkan makanan dengan
menggunakan indera mata atau penglihatan cenderung lebih aktif pada waktu siang hari.
Ikan Synbranchus dan Onchorhynchus menghentikan kegiatan mencari makan pada saat
musim pemijahan. Selama pemijahan, ikan berada dalam lubang yang lembab dan berlumpur dan
hanya menggunakan akumulasi lemak dalam tubuhnya.
2.4.1 Jenis Ikan Berdasarkan Cara Makan
Lagler et al., (1977) membagi ikan secara garis besar berdasarkan cara makannya ke
dalam golongan predator, grazer, penyaring makanan, pengisap makanan dan parasit. Umumnya
ikan-ikan yang memakan binatang-binatang makroskopik mempunyai adaptasi tertentu. Mereka
biasanya mempunyai gigi pencengkram yang berkembang dengan baik, seperti yang terdapat
pada ikan cucut (Elasmobranchii), Sphyraenae dan Lepisosteus. Pada ikan-ikan predator terdapat
lambung yang jelas dengan sekresi asam kuat dan ususnya relative lebih pendek dari pada ikan
herbivore, pada ukuran panjang ikan yang sama. Banyak predator seperti bluefish (Pomatomus
sallatrix) merupakan ikan laut yang aktif memburu mangsanya, sedangkan yang lain seperti
kerapu (Epinephelus sp) sering berdiam diri dan menunggu sampai ada seekor binatang lewat
yang kemudian diserbu dan ditangkap.
Lophiidae dan Antennaridae mengembangkan jari-jari pertama sirip punggup menjadi
semacam umpan untuk memancing perhatian si mangsa. Ikan sumpit (Toxotes jaculator) sering
menyumpit jatuh serangga yang sedang hinggap di tanaman air dengan “ air liurnya”. Ketepatan
menyumpit sasarannya ini merupakan hasil dari hasil perkembangan mata yang dapat digunakan
untuk melihat udara di luar permukaan air. Beberapa ikan predator melakukan perburuan dengan
mengandalkan mata, sedangkan cucut (Squaliformes), ikan-ikan nocturnal (misalnya, Ictalurus)
dan Muraenidae bertumpu kepada bau, rasa, sentuhan dan mungkin pula mengandalkan syaraf
garis rusuk /gurat sisi untuk menemukan tempat si mangsa.
Gambar 11. Ikan Antennaridae, Toxotes jaculator dan Muraenidae( www.foa.webboy.net, www.aquascope.ru dan www.content.lib.washington.edu)
Penyaringan organisme dari air merupakan cara makan yang paling umum dilakukan
karena sasaran makanan yang dipilih berdasarkan ukuran dan bukan berdasarkan jenis. Prinsip
adaptasi ikan penyaring makanan terletak pada pengembangan tapis insang yang memanjang,
rapat dan dalam jumlah yang banyak. Ikan dewasa mampu menyaring satu sampai dua gallon air
per menit dengan tapis insangnya, dan dalam waktu yang sama beberapa cc kumpulan plankton
terutama diatom dan krustacea diperolehnya. Kelompok ikan yang menyaring makanan
ditemukan banyak pada clupeoid (Dorosoma).
Pada beberapa anggota family Cyprinidae memiliki cara makan yakni, mengisap material
yang mengandung makanan ke dalam mulut dimana respon pengisapannya sangat bergantung
pada rangsangan sentuhan bibir. Beberapa dari mereka mampu memisahkan antara makanan
yang diinginkan dengan sedimen sebelum dia telan, namun pada beberapa kelompok seperti
Siluridae, endapan dan lumpur sering ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi bersama-sama
dengan jasad dasar pada saluran pencernaannya.
Beberapa kelompok ikan yang bersifat parasit misalnya, Simenchelys parasiticus,
petromyzon marinus, Lampreta tridentata mengisap cairan tubuh dari inangnya. Biasanya ikan
jantan relative kecil, begitu kecilnya sehingga lebih kecil dari pada sebuah gonad yang matang.
2.4.2 Jenis Ikan Berdasarkan Tipe Makanan
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya,
walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan
perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis
makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan
berdasarkan jenis makanannya yaitu :
Herbivora
Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan
tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos
chanos).
Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya
ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates
calcarifer).
Omnivora
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani,
namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair
(Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy).
Pemakan plankton
Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau
zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus).
Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik
yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan
misalnya ikan belanak (Mugil sp.).
Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan
spesialisasi dari makanannya yaitu:
a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan
b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya
c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan.
Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus. Jenis bahan makanan dan
ketersediannya juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan. Umumnya, semakin besar ukuran
sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya.
2.5 RINGKASAN
Pencernaan makanan secara umum dapat dinilai sebagai hidrolisis protein menjadi asam
amino, trigliserida lemak menjadi glycerol dan asam lemak serta polisakarida menjadi
glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Dalam saluran pencernaan ikan, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi.
Percernaan mekanis terjadi pada rongga mulut dengan adanya gigi serta pada lambung.
Sedangkan pencernaan kimiawi melibatkan enzim sebagai katalisator untuk mempercepat
prosesnya. Pencernaan protein oleh enzimprotease yang terdiri atas enzim eksopeptidase
dan endopeptidase. Pencernaan lemak oleh lipase juga terdapat pada hewan avertebrata
dan vertebrata. Pencernaan karbohidrat, hidrolisis oleh amylase, katalisis oleh sukrase,
prosesnya serupa pada hewan avertebrata dan vertebrata. Pencernaan selulosa
memerlukan selulosa yang di hasilkan oleh bakteri simbiotik.
Saluran pencernaan ikan secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaotu bagian kepala
(headgut) terdiri dari rongga mulut dan faring, bagian depan (foregut) terdiri dari
esophagus yang pendek, lambung dan pylorus, bagian tengah (midgut) terdiri dari usus
yang panjang dan bagian belakang (hindgut) terdiri dari anus.
Panjang usus ikan sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan
jenis makanan ikan. Ikan herbivore memiliki panjang usus berkisar 0,8 – 15 kali panjang
badan. Sedangkan ikan omnivore memiliki panjang usus berkisar 0,6 – 0,8 kali panjang
badannya dan ikan karnivora panajang ususnya berkisar 0,2 – 2,5 kali panjang badan.
Usus yang panjang berfungsi untuk memperlama proses pencernaan dan meningkatkan
daerah absorbs terhadap zat makanan yag tercerna.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu : Herbivora dengan makanan
utamanya berasal dari bahan-bahan nabati, Karnivora dengan sumber makanan utamanya
berasal dari bahan-bahan hewani, Omnivora memiliki sumber makanannya berasal dari
bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan
yang tersedia, Pemakan plankton merupakan ikan dengan sepanjang hidupnya selalu
memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton, Pemakan detritus dengan sumber
makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam
air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan.
Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga
berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu: a) Monophagus : ikan hanya
mengkonsumsi satu jenis makanan, b). Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang
terbatas jenisnya, c). Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau
campuran jenis makanan.
2.6 LATIHAN SOAL
1. Sebutkan saluran pencernakan yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos chanos).
2. Jelaskan perbedaan saluran pencernaan makanan pada ikan herbivore, karnivora,
omnivore dan pemakan plankton.
3. Jelaskan proses pencernaan mekanis apa sajakah yang terjadi pada pencernaan ikan.
4. Bagaimanakan proses pencernaan protein, lemak dan karbohidrat secara kimiawi?
5. Jelaskan perbedaan jenis makanan ikan berdasarkan jenis giginya.
6. Ikan Ciprinus carpio dan Clarias batracus memiliki kebiasaan yang berbeda dalam
mengkonsumsi makanannya. Jelaskan perbedaan diantara keduanya.