BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T...

51
Universitas Indonesia 11 BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris Tinjauan Notaris Lembaga notariat eksis disebabkan oleh kebutuhan masyarakat akan kepastian hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah pusat perdagangan Italia Utara yang merupakan tempat asal dari lembaga notariat yang dinamakan Latijnse Notariaat, yang karakteristiknya terlihat dari dalam diri notaris yang diangkat oleh penguasa untuk kepentingan masyarakat banyak dan menerima uang jasa dari masyarakat yang kepentingannya dituangkan dalam suatu akta. Perkembangan lembaga Notariat meluas dari Italia Utara ke Perancis, dinegara mana lembaga ini sepanjang masa dikenal sebagai suatu pengabdi kepada masyarakat umum, yang kebutuhan dan kegunaannya senantiasa mendapat pengakuan, telah memperoleh puncak perkembangannya. Dari Perancis ini pulalah, pada permualaan abad ke-19 lembaga notariat telah meluas kenegara-negara sekelilingnya dan bahkan kenegara-negara lain. 17 Nama “Notariat” sebenarnya telah dikenal jauh sebelum diadakannya lembaga notariat. Notariat itu sendiri berasal dari nama pengabdinya, yakni dari nama Notarius. Akan tetapi, apa yang dimaksudkan dengan nama Notarius dahulu tidaklah sama dengan notaris yang dikenal sekarang ini. Notarius ialah nama yang pada zaman Romawi diberikan kepada orang-orang yang menjalankan pekerjaan menulis. Dalam buku hukum dan tulisan Romawi klasik telah berulang kali ditemukan nama atau title Notarius untuk menandakan suatu golongan orang-orang yang melakukan suatu bentuk pekerjaan tulis menulis tertentu. 18 17 Lumban Tobing, Op.Cit., hal. 5 18 R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia. Suatu Penjelasan, Cetakan 2, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1993), hal. 13 Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

Tinjauan dan pengertian notaris

Tinjauan Notaris

Lembaga notariat eksis disebabkan oleh kebutuhan masyarakat akan kepastian

hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah pusat perdagangan Italia

Utara yang merupakan tempat asal dari lembaga notariat yang dinamakan Latijnse

Notariaat, yang karakteristiknya terlihat dari dalam diri notaris yang diangkat oleh

penguasa untuk kepentingan masyarakat banyak dan menerima uang jasa dari

masyarakat yang kepentingannya dituangkan dalam suatu akta.

Perkembangan lembaga Notariat meluas dari Italia Utara ke Perancis,

dinegara mana lembaga ini sepanjang masa dikenal sebagai suatu pengabdi kepada

masyarakat umum, yang kebutuhan dan kegunaannya senantiasa mendapat

pengakuan, telah memperoleh puncak perkembangannya. Dari Perancis ini pulalah,

pada permualaan abad ke-19 lembaga notariat telah meluas kenegara-negara

sekelilingnya dan bahkan kenegara-negara lain.17

Nama “Notariat” sebenarnya telah dikenal jauh sebelum diadakannya

lembaga notariat. Notariat itu sendiri berasal dari nama pengabdinya, yakni dari nama

Notarius. Akan tetapi, apa yang dimaksudkan dengan nama Notarius dahulu tidaklah

sama dengan notaris yang dikenal sekarang ini. Notarius ialah nama yang pada zaman

Romawi diberikan kepada orang-orang yang menjalankan pekerjaan menulis. Dalam

buku hukum dan tulisan Romawi klasik telah berulang kali ditemukan nama atau title

Notarius untuk menandakan suatu golongan orang-orang yang melakukan suatu

bentuk pekerjaan tulis menulis tertentu.18

17 Lumban Tobing, Op.Cit., hal. 5 18 R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia. Suatu Penjelasan, Cetakan 2,

(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1993), hal. 13

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

12

Pada permulaan abad ke-3 sesudah Masehi dikenal pula kata Tabeliones yang

memiliki beberapa persamaan dengan notaries saat ini yaitu untuk membuat akta-akta

dan surat-surat lainnya demi kepentingan masyarakat namun para Tabeliones ini tidak

diangkat atau ditunjuk oleh penguasa untuk melakukan formalitas yang ditentukan

oleh Undang-Undang sehingga akta-akta dan surat-surat yang mereka buat tidak

mempunyai otentisitas, hanya mempunyai kekuatan seperti akta dibawah tangan. Para

Tabeliones ini lebih tepat untuk dipersamakan dengan apa yang dikenal sekarang ini

sebagai zaakwaarnemer daripada sebagai notaris sekarang.19

Pada saat puncak perkembangan lembaga notariat, notariat Perancis

sebagaimana dikenal sekarang, dibawa ke negeri Belanda dan dengan dua buah

Dekrit Kaisar, masing-masing pada 8 Nopember 1810 dan 1 Maret 1811 dinyatakan

berlaku diseluruh negeri Belanda terhitung mulai 1 Maret 1811. Dengan adanya

kedua dekrit itu, negeri Belanda terdapat suatu peraturan yang berlaku umum untuk

pertama kalinya dibidang notariat.20

Notaris di Indonesia baru muncul dalam permualaan abad ke-17. Notaris

pertama di Indonesia, Melchior Kerchem, dimana dalam Surat Keputusan

Pengangkatannya oleh Gubernur Jenderal VOC secara singkat dimuat suatu instruksi

yang menguraikan bidang pekerjaan dan wewenangnya, yaitu untuk menjalankan

tugas jabatannya di wilayah jabatannya untuk kepentingan masyarakat umum.

Pada tanggal 26 Januari 1860, diundangkanlah Peraturan tentang Jabatan

Notaris di Indonesia (Reglement op het Notaris ambt) dengan ordonansi 11 Januari

1860 Staatsblad Nomor 3 yang mulai berlaku pada tanggal 1 juli 1860 berlaku.

Pasal-pasal yang terdapat dalam Peraturan Jabatan Notaris adalah copie dari

pasal-pasal dalam Notaris wet yang berlaku di negeri Belanda. Dalam pada itu di

dalam Peraturan Jabatan Notaris tidak terdapat satu pasal pun yang mengharuskan

adanya suatu “masa magang” (werkstage), berbeda dengan di negeri Belanda, di

19 Lumban Tobing, Op.cit., hal.7 20 Ibid., hal. 12-13

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

13

mana di dalam Notariswet, dari mana sebenarnya Peraturan Jabatan Notaris

dilahirkan, bahwa salah satu syarat untuk dapat diangkat sebagai Notaris, yang

bersangkutan harus dapat menyerahkan suatu bukti, bahwa ia sudah pernah bekerja

(tidak terputus-putus) pada salah satu kantor Notaris selama sekurang-kurangnya 3

(tiga) tahun.

Sebenarnya di Indonesia telah beberapa kali dikemukakan tentang perlunya

diadakan “masa magang” ini. Sangat disayangkan bahwa pada waktu itu dikeluarkan

Ordonansi Tahun 1907 No. 485, yang mengatur lebih lanjut perincian mengenai mata

pelajaran untuk ujian-ujian Bagian I, II dan III, tidak sekaligus diatur di dalamnya

tentang keharusan untuk menempuh suatu “masa magang” (werkstage) bagi para

calon Notaris.

Juga di dalam Peraturan Jabatan Notaris tidak ada diatur tentang pendidikan

notaris, yang diatur hanya tentang ujian Notaris, dengan menetapkan syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk dapat menempuh ujian Notaris, akan tetapi

bagaimana caranya ia memperoleh ilmu itu sama sekali tidak dipersoalkan.

Ujian Notaris sebagaimana diatur dalam Peraturan Jabatan Notaris adalah ujian

Negara, artinya untuk mengambil ujian, maka tiap-tiap kali oleh Departemen

Kehakiman dibentuk panitia yang dimaksud dalam Pasal Peraturan Jabatan Notaris.

Untuk kepentingan suatu pendidikan yang baik, terutama untuk memperoleh

pengetahuan juridis yang umum (algemene juridise ontwikkeling) sudah pada

tempatnya pendidikan notariat dijadikan pendidikan universitair berdasarkan undang-

undang.

Dengan diadakannya pendidikan notariat yang merupakan pendidikan “pasca

sarjana” pada Universitas Indonesia, yang kemudian disusul pada Universitas

Padjajaran, Universitas Gajah Mada dan terakhir Universitas Sumatera Utara adalah

sangat tepat dan merupakan perwujudan dari suatu keinginan yang telah lama ada.

Namun demikian masih disayangkan, bahwa adanya pendidikan notariat universitair

(pasca sarjana) di Indonesia belum diatur dalam suatu perundang-undangan dan juga

belum merupakan satu-satunya pendidikan notariat, oleh karena di samping itu masih

tetap diadakan ujian negara, sungguhpun hanya untuk bagian III (terakhir), sedang

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

14

ujian Bagian I dan II tidak diadakan lagi, walaupun belum pernah dihapuskan secara

resmi.

Pada tahun 1954 diundangkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1954 Tentang

Wakil Notaris dan Wakil Notaris Sementara (Lembaran Negara 1954 Nomor 101,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 7000). Dalam surat pengangkatannya, mereka

diangkat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk 1

(satu) tahun berikutnya, demikian seterusnya. Pengangkatannya ini menimbulkan

perasaan takut bagi yang bersangkutan bila masa jabatannya itu telah berakhir dan

tidak diperpanjang lagi. Akibatnya banyak Wakil Notaris dan Wakil Notaris

Sementara yang berusaha mendapatkan uang sebanyak mungkin selama mereka

menjabat. Hal ini menyebabkan merosotnya lembaga notariat di mata masyarakat.

Dalam periode tahun 1960 sampai tahun 1965, terutama di jaman Kabinet 100

Menteri, notariat banyak mengalami kegoncangan. Tanpa mengindahkan peraturan

yang berlaku, dikeluarkan surat keputusan yang bertujuan mengadakan peremajaan di

kalangan para Notaris, sekalipun mengenai batas usia bagi para Notaris untuk dapat

dipensiunkan telah diatur dalam undang-undang (Peraturan Jabatan Notaris). Diantara

para Notaris yang terkena peraturan peremajaan tersebut, ada yang diangkat kembali

berdasarkan dispensasi, dengan memperpanjang masa jabatannya.

Dipengaruhi oleh keadaan pada waktu itu, terjadilah pengangkatan-

pengangkatan para Notaris dan wakil Notaris baru, dengan tidak lagi berpedoman

pada ketentuan-ketentuan yang berlaku. Bahkan ada kalanya merupakan

pengangkatan yang bersifat politis.

Setelah terjadinya pergeseran kepemimpinan, beberapa Notaris yang terkena

peremajaan dan tidak mendapat dispensasi, diangkat kembali (direhabilitas). Adanya

rehabilitas ini ditujukan untuk menghilangkan pandangan dalam masyarakat umum

terhadap Notaris yang timbul karena peremajaan tersebut, yakni anggapan

masyarakat bahwa apa yang telah terjadi bukanlah suatu peremajaan, tetapi

pemecatan-pemecatan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan para Notaris yang

melanggar hukum.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

15

Pada tanggal 6 Oktober 2004 disahkan Undang-Undang Nomor 30 tentang

Jabatan Notaris oleh Presiden Republik Indonesia setelah mengalami perdebatan yang

mendalam di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), yang

diharapkan Undang-Undang ini dapat membawa angin pembaharuan demi

kepentingan hukum masyarakat.

Pengertian Notaris.

Black’s Law Dictionary 5th Edition 1979 mengatakan:

A notary public is a public officer, whoose function it is:

a. To administer oaths;

b. To attest and certify by his hand and official seal certain classes of

documents, in order to give them credit and authenticity in foreign

jurisdictions;

c. To take acknowledgment of deeds and other conveyances and certify the

same;

d. To perform certain official acts, chiefly in commercial matters, such as

protesting of notes and bills, the noting of foreign drafts and marine

protests in cases of loss and damage.

Halsbury’s Law of England, vol. 34, Butterworth 1980, mengatakan:

A notary public is a duly appointed officer, whose public office it is among others

matters:

1. To draw, attest and certify under his official seal, deeds and other documents,

including conveyances of real and personal property and powers of attorney;

2. To note or certify transactions relating to negotiable instruments;

3. To prepare wills and other testamentary documents;

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

16

4. To draw up protests or other formal papers relating to occurrences on the

voyages of ships and their navigation as well as the carriage of cargo in

ships.21

Dilihat dari pengertian diatas, hanya sebagian kecil dari tugas-tugas notaris

yang dijabarkan. Namun, hal-hal tersebut telah menggambarkan pengertian dari

notaris sendiri, yakni orang yang menyelanggarakan tugas-tugas keadministrasian,

menjamin keotentikan dari suatu dokumen untuk dipergunakan sesuai dengan

kepentingan dari pihak-pihak dan menyatakan keotentikan dari suatu dokumen serta

membuat akta-akta seperti akta protes dan perjanjian bisnis.

Baik dalam Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3

(Peraturan Jabatan Notaris) dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris ditegaskan pengertian dari Notaris. Notaris adalah pejabat umum

yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.22 Notaris diangkat oleh pemerintah melalui

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengemban tanggung jawab untuk

melayani masyarakat atas pembuatan akta dan memberikan nasehat-nasehat yang

berkenaan dengan pembuatan akta atau hal-hal yang berkaitan dengan kenotariatan.

Undang-Undang tentang Jabatan Notaris membatasi kewenangan notaris untuk tidak

berhak membuat akta-akta yang telah diwenangkan kepada pejabat lain seperti yang

telah diamanatkan oleh Undang-Undang tersebut, seperti pembuatan akta kelahiran,

akta perkawinan dan akta kematian merupakan wewenang pejabat kantor catatan sipil

sedangkan pembuatan akta lelang dilaksanakan oleh pejabat lelang.

Profesi notaris merupakan jabatan yang sangat mulia dan harus diemban

dengan rasa tanggung jawab yang besar. Untuk mendukung penguatan moral seorang

notaris, sebelum menjalankan profesi jabatannya tersebut, seorang notaris harus

21 Tan Thong Kie, Studi Notariat (Beberapa Mata Pelajaran) dan Serba-Serbi Praktek Notaris, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000), hal. 232 22 Indonesia (a). op.cit., psl. 1 angka 1.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

17

mengangkat sumpah sesuai dengan Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dan

Kode Etik Profesi Notaris yang akan dipaparkan pada sub bab berikutnya.

Didalam majalah Renvoi bulan September tahun 2005, Herlien Budiono

mengemukakan bahwa notaris mempunyai dua kewenangan dalam pembuatan akta

otentik, yaitu:

1. Menjalankan tugas perundang-undangan;

2. Menjalankan tugas diluar tugas perundang-undangan.

Menjalankan tugas perundang-undangan adalah tugas utama dari notaris yaitu

pembuatan akta otentik (dan kewenangan lain sebagaimana diatur dalam pasal 15

Undang-Undang tentang Jabatan Notaris); menjalankan tugas diluar perundang-

undangan adalah kegiatan notaris lainnya selain pembuatan akta otentik, misalnya

mengurus pendaftaran fidusia, pengurusan pengesahan sebagai badan hukum bagi

perseroan terbatas pada instansi yang berwenang.23

Komar andasasmita menyatakan bahwa selain tugas utama membuat akta otentik,

sehari-harinya notaris melaksanakan tugas lainnya, yaitu:

- Bertindak selaku penasehat hukum, terutama yang menyangkut masalah

hukum perdata;

- Mendaftarkan akta-akta/surat dibawah tangan (stukken), melakukan

“waarmeking”;

- Melegalisir tanda tangan;

- Membuat dan mensahkan (waarmerken) salinan/turunan berbagai dokumen;

23 Herlien Budiono, “Pertanggungjawaban Notaris Berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun

2004 (Dilema Notaris Diantara Negara, Masyarakat, dan Pasar)”, Renvoi (September 2005), hal. 33.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

18

- Mengusahakan disahkannya badan-badan, seperti perseroan terbatas dan

perkumpulan, agar memperoleh persetujuan/pengesahan sebagai badan hukum

dari Menteri Kehakiman;

- Membuat keterangan hak waris (dibawah tangan), dan;

- Pekerjaan-pekerjaan lain yang bertalian dengan lapangan yuridis dan

perpajakan, seperti urusan bea materai dan sebagainya.24

Persyaratan dan prosedur pengangkatan notaris

Persyaratan Pengangkatan Notaris

Seorang untuk dapat diangkat menjadi notaris, harus memenuhi persyaratan

tertentu sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 30 tahun 2004

Tentang Jabatan Notaris juncto pasal 2 ayat (1) “Peraturan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.-HT.03.01 Tahun 2006 tentang

Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, dan Pemberhentian Notaris25.

Pasal 3 Undang-undang Jabatan Notaris menyebutkan bahwa:

“Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris adalah:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Berumur paling sedikit 27 (dua puluh tujuh) tahun;

d. Sehat jasmani dan rohani;

e. Berijasah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan;

f. Telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan

Notaris dalam waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut pada kantor Notaris

atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus

strata dua kenotariatan; dan

24 Komar Andasasmita, Notaris Selayang Pandang, (Bandung:Alumni, 1983), hal. 7 25 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, dan Pemberhentian Notaris, Permen Kehakiman dan HAM No.M.01.-HT.03.01 Tahun 2006, tanggal 5 Desember 2006.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

19

g. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat Negara, advokat, atau tidak

sedang memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk

dirangkap dengan jabatan Notaris.

Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Nomor: M.01.-HT.03.01 Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara

Pengangkatan, Perpindahan, dan Pemberhentian Notaris menyebutkan bahwa “Syarat

untuk dapat diangkat menjadi Notaris adalah:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

d. Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari

dokter rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta;

e. Sehat rohani/jiwa yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari

psikiater rumah sakit pemerintah atau swasta;

f. Berijasah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan atau

berijasah hukum lulusan pendidikan Spesialis Notariat yang belum

diangkat sebagai Notaris pada saat Undang-undang Jabatan Notaris

mulai berlaku;

g. Berumur paling rendah 27 (dua puluh tujuh) tahun;

h. Telah mengikuti pelatihan teknis calon Notaris yang diselenggarakan

oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bekerja sama

dengan Pihak lain;

i. Telah menjalani magang atau telah nyata-nyata bekerja sebagai

karyawan Notaris dalam waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut pada

kantor Notaris yang dipilih atas prakarsa sendiri atau yang ditunjuk atas

rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus pendidikan sebagaimana

dimaksud pada huruf f;

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

20

j. Tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal yang dinyatakan dengan

surat keterangan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia;

k. Mengajukan permohonan pengangkatan menjadi Notaris secara tertulis

kepada Menteri;

l. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat Negara, advokat,

pemimpin atau pegawai Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Daerah, Badan Usaha Milik Swasta, atau sedang memangku jabatan lain

yang oleh peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap

dengan jabatan Notaris.

Didalam Pasal 13 Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3

(Peraturan Jabatan Notaris), menyebutkan bahwa :

“Tidak seorangpun dapat diangkat menjadi Notaris, kecuali mereka yang :

1. Berkewarganegaraan Indonesia;

2. Telah mencapai umur 25 (duapuluh lima) tahun;

3. Membuktikan kelakuan baik sekurang-kurangnya dalam empat tahun

terakhir, yang dinyatakan dengan suatu keterangan yang diberikan oleh

Kepala Pemerintahan setempat, yang selama itu mempunyai tempat

tinggal yang tetap;

4. Telah memilikinijasah bagian III Ujian Negara atau lulusan pendidikan

Notariat pada suatu Universitas Negari.”

Prosedur Pengangkatan Notaris

Seorang calon notaris yang telah memenuhi syarat-syarat untuk diangkat mesti

mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri, dalam hal ini Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Peraturan yang mengatur

mengenai tata cara pengangkatan notaris ini dapat dilihat pada bab III dari Peraturan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.01.-HT.03.01

Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, dan

Pemberhentian Notaris selain mengacu pada UUJN.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

21

Dalam Pasal 4 Peraturan Menteri tersebut menyebutkan bagaimana prosedur

pengangkatan seorang notaris, bahwa:

1. Permohonan untuk diangkat menjadi Notaris diajukan hanya untuk 1

(satu) tempat kedudukan di Kabupaten atau Kota.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan

untuk 1 (satu) kali, tidak dapat dicabut, dan pemohonan tidak dapat

mengajukan permohonan baru.

3. Permohonan yang telah diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hanya dapat dialihkan ke tempat kedudukan yang lain setelah lewat

jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari terhitung sejak

permohonan diterima.

4. Dalam keadaan tertentu Menteri berwenang mengangkat Notaris untuk

Kabupaten atau Kota di luar tempat kedudukan yang domohonkan.

5. Permohonan pengangkatan Notaris yang telah memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diterima untuk dicatat dalam

buku agenda Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi

Hukum Umum sesuai dengan tanggal dan nomor kendali penerimaan.

6. Permohonan pengangkatan Notaris yang telah, diterima sebagaimana

dimaksud pada ayat (5), diproses sesuai dengan formasi, kecuali

Menteri mempunyai pertimbangan lain.

7. Permohonan pengangkatan Notaris yang tidak memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tidak dapat diterima dan

pemohon dapat mengambil berkas permohonannya dalam waktu paling

lama 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak surat pemberitahuan secara

resmi melalui surat tercata dikirimkan melalui pos.

8. Dalam hal permohonan pengangkatan Notaris diajukan untuk

Kabupaten atau Kota yang tidak tersedia formasi, permohonan tidak

dapat diterima dan pemohon dapat dapat mengambil berkas

permohonannya dalam waktu paling lama 30 (tigapuluh)hari terhitung

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

22

sejak surat pemberitahuan secara resmi melalui surat tercatat

dikirimkan melalui pos.

9. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) dapat

diajukan kembali untuk formasi yang tersedia.

10. Setiap pemohon dapat mengetahui tindak lanjut dari permohonannya

secara terbuka.

Permohonan proses pengangkatan dan Surat keputusan pengangkatan Notaris

harus telah paling lama dalam waktu 90 (sembilanpuluh) hari dan diambil dengan,

mesti diambil dalam waktu 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak pemberitahuan secara

resmi melalui surat tercatat yang dikirimkan melalui pos, menyerahkan bukti

pembayaran penerimaan negara bukan pajak.

Telah menjadi suatu azas hukum publik (publiekrechtelijk beginsel), bahwa

seorang pejabat umum, sebelum dapat menjalankan jabatannya dengan sah, harus

terlebih dahulu mengangkat sumpah (diambil sumpahnya). Selama hal itu belum

dilakukan, maka jabatan itu tidak boleh dan tidak dapat dijalankan dengan sah.26

Sumpah jabatan notaris ini diatur dalam Pasal 4 UUJN dan Pasal 6 dan 7 Peraturan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.01.-HT.03.01

Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, dan

Pemberhentian Notaris, yang berbunyi :

“Saya bersumpah/berjanji:

Bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara Republik Indonesia,

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, Undang-Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan perundang-

undangan lainnya.

Bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan amanah, jujur, seksama,

mandiri, dan tidak berpihak.

Bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan menjalankan

kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat, dan

tanggung jawab saya sebagai Notaris.

26 Lumban Tobing. Op.Cit., hal. 114

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

23

Bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam

pelaksanaan jabatan saya.

Bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun, tidak pernah dan

tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun.”

Setelah pengambilan sumpah jabatan dilaksanakan, maka notaris yang telah diambil

sumpahnya, dalam 30 (tiga puluh) hari, harus melaksanakan jabatannya secara nyata

sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 7 UUJN, yaitu :

“Dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal pengambilan

sumpah/janji jabatan Notaris, yang bersangkutan wajib:

a. Menjalankan jabatannya dengan nyata;

b. Menyampaikan berita acara sumpah/janji jabatan Notaris kepada Menteri,

organisasi Notaris, dan Majelis Pengawas daerah; dan

c. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan

cap/stempel jabatan Notaris berwarna merah kepada Menteri dan pejabat lain

yang bertanggung jawab di bidang agraria pertanahan, Organisasi Notaris,

Ketua Pengadilan Negeri, Majelis Pengawas Daerah, serta Bupati atau

Walikota ditempat Notaris diangkat.”

Wewenang dan Pengawasan notaris

Wewenang Notaris

Dalam menjalankan tugas dan Jabatannya, notaris harus selalu tunduk dan

patuh sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang terutama

sebagaimana yang disebutkan didalam Pasal 1 Pasal 60 Reglement op Het Notaris

Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3 (Peraturan Jabatan Notaris) Pasal 15 ayat (1), (2) dan

(3) dan yang berturut-turut berbunyi :

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

24

“Para Notaris adalah pejabat-pejabat umum, khususnya berwenang untuk

membuat akta-akta otentik mengenai semua perbuatan, persetujuan dan

ketetapan-ketetapan, yang untuk itu diperintahkan oleh suatu Undang-Undang

umum atau yang dikehendaki oleh orang-orang yang berkepentingan, yang

akan terbukti dengan tulisan otentik, menjamin hari dan tanggalnya,

menyimpan akta-akta dan mengeluarkan grosse-grosse, salinan-salinan dan

kutipan-kutipannya; semua itu sejauh pembuatan akta-akta tersebut oleh suatu

Undang-Undang umum tidak juga ditugaskan atau diserahkan kepada pejabat-

pejabat atau orang-orang lain.”

“Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,

perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-

undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk

dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,

menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya

sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan

kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang.”27

“Notaris berwenang pula:

a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal

surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

b. Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam

buku khusus;

c. Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan

yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam

surat yang bersangkutan;

d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;

27 Indonesia, Op.Cit., Pasal 15 ayat (1)

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

25

e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan

akta;

f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau

g. Membuat akta risalah lelang.

“Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), notaris

mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.”

Kewenangan lain yang dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) ini berupa

pembuatan akta keterangan hak waris, dimana dalam Undang-Undang Nomor 30

tahun 2004 tidak dengan tegas dinyatakan namun diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Sebelumnya, penulis melihat terlebih dahulu pengertian dari peraturan

perundang-undangan dari beberapa sumber peraturan, diantaranya:

1. Pasal 1 angka 2 UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, yang memberikan definisi sebagai berikut :

“Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk

oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara

umum.”

2. Pasal 1 angka 2 UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, yang memberikan pengertian sebagai berikut :

“Badan atau Pajabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang

melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku”

3. Penjelasan Pasal 1 angka 2 UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara, yang memberikan definisi sebagai berikut :

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

26

“Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan” dalam undang-

undang ini ialah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum

yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah baik

di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua keputusan badan

atau pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat

daerah, yang juga bersifat mengikat secara umum.”

4. Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden No. 1 tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan,

memberikan definisi sebagai berikut :

“Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk

oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara

umum.”

Dari penjelasan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor : 5 tahun 1986

ternyata yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan” bukan hanya

“undang-undang” saja, tetapi juga meliputi semua keputusan badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, yang juga bersifat

mengikat secara umum.

Pasal 7 ayat 1 dan 4 Undang-Undang Nomor : 10 tahun 2004 menyebutkan bahwa:

(1)Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

27

(4)Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah, menyatakan bahwa :

(1) Untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan mengenai bidang

tanah hak yang sudah didaftar dan hak milik atas satuan rumah susun

sebagai yang diwajibkan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 36, wajib diserahkan oleh yang menerima hak atas tanah

atau hak milik atas satuan rumah susun yang bersangkutan sebagai

warisan kepada Kantor Pertanahan, sertipikat hak yang bersangkutan,

surat kematian orang yang namanya dicatat sebagai pemegang haknya

dan surat tanda bukti sebagai ahli waris.

Penjelasan Pasal 42 ayat 1 alinea 3 dari Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan bahwa :

“Surat tanda bukti sebagai ahli waris dapat berupa Akta Keterangan Hak

Mewaris, atau Surat Penetapan Ahli Waris atau Surat Keterangan Ahli

Waris.”

Dengan demikian, maka Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 1997 dapat

dianggap sebagai Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi dari ketentuan

Pasal 111 ayat 1 huruf c Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No. 3 tahun 1997 yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat 4 Undang-Undang

Nomor : 10 Tahun 2004.

Atas dasar uraian tersebut, maka Surat Direktur Jenderal Agraria atas nama

Menteri Dalam Negeri tertanggal 20 Desember 1969 No. Dpt/12/63/12/69 tentang

surat keterangan warisan dan pembuktian kewarganegaraan juncto pasal 42 ayat 1

Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Juncto

ketentuan pasal 111 ayat 1 huruf c Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

28

Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang berbunyi :

c. Surat tanda bukti sebagai ahli waris yang dapat berupa:

1. Wasiat dari pewaris, atau

2. Putusan Pengadilan, atau

3. Penetapan Hakim/Ketua Pengadilan, atau

a. Bagi warga negara Indonesia penduduk asli.

surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan

disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala

Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu

meninggal dunia.

b. Bagi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa.

Akta keterangan hak mewaris dari Notaris.

c. Bagi warga negara Indonesia keturunan Timur Asing lainnya.

d. Surat Keterangan waris dari Balai Harta Peninggalan.

Juga termasuk dalam pengertian “peraturan perundang-undangan” yang dimaksud

dalam pasal 15 ayat 3 UUJN.

Berdasarkan penjelasan dan definisi mengenai pengertian “peraturan

perundang-undangan” yang dimuat dalam penjelasan pasal 1 angka 2 UU No. 5 tahun

1986 dan ketentuan pasal 1 angka 2 UU No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan tersebut diatas, praktek pembuatan akta keterangan

hak waris oleh Notaris bagi mereka yang tunduk pada Hukum Waris menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, masih dapat diberikan dan dilanjutkan berdasarkan

ketentuan pasal 15 ayat 3 UUJN juncto Surat Dirjen Agraria a.n. Mendagri tertanggal

20 Desember 1969 No. Dpt 12/63/12/69 juncto pasal 42 ayat 1 PP No. 24 tahun 1997

juncto pasal 111 ayat 1 huruf c angka 3 PMNA/KBPN No. 3 tahun 1997 tersebut

diatas.

UU No 30 tahun 2004 tidak mengatur secara tegas tentang kewenangan notaris untuk

membuat akta keterangan hak mewaris sebagaimana pernah ada pada ketika masih

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

29

dalam bentuk Rancangan Undang-undang, hal ini mungkin dengan pertimbangan

karena hukum waris merupakan bagian dalam bidang hukum yang sangat rawan

karena berkaitan dengan agama dan kebhinekaan adat istiadat, karena itu untuk

sementara ini dibiarkan saja dan secara bertahap dikondisikan untuk secara mantap

menuju cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa dengan cara melakukan unifikasi

hukum.28

2.3.2. Pengawasan Notaris

Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris pasal 89

mengatur mengenai kode etik bagi para notaris berikut sanksi-sanksinya. Pengawasan

terhadap notaris menurut UUJN dilaksanakan oleh tiga instansi yaitu:

a. Pemerintah sebanyak tiga (3) orang;

b. Organisasi Notaris sebanyak tiga (3) orang;

c. Akademisi sebanyak tiga (3) orang.

yang dibentuk oleh Menteri Hukum Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dalam tiga tingkatan, yaitu Majelis Pengawas Pusat, Majelis Pengawas

Wilayah dan Majelis Pengawas Daerah. Sebelum adanya Undang-undang Nomor 30

tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, berdasarkan Reglement op Het Notaris Ambt in

Indonesia Stbl. 1860:3 (Peraturan Jabatan Notaris), pengawasan terhadap Notaris

dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dimana wilayah hukum dari Notaris yang

bersangkutan dengan dibantu oleh Penuntut Umum.

Disamping Majelis Pengawas, pengawasan terhadap notaris juga dilaksanakan

oleh Dewan Kehormatan sebagai suatu badan atau lembaga yang mandiri dan bebas

28 Wahyudi Suyanto, Dasar Hukum-Kewenangan Notaris Untuk Membuat Akta Keterangan

Hak Mewaris, <notarisinteraktif.files.wordpress.com/2008/02/keterangan-hak-mewaris-ws-edisi-2.doc>, 27 Januari 2008.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

30

dari keberpihakan dalam Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia (INI), yang terdiri

dari Dewan Kehormatan Pusat, Dewan Kehormatan Wilayah dan Dewan Kehormatan

Daerah.

Kode etik adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan

Ikatan Notaris Indonesia yang selanjutnya akan disebut “Perkumpulan” berdasar

keputusan Kongress Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi

serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota perkumpulan dan semua orang yang

menjalankan tugas jabatan sebagai notaris, termasuk didalamnya para pejabat

sementara notaris, notaris pengganti dan notaris pengganti khusus.29

Mengenai tata cara pengawasan dan pelaksanaan kode etik tersebut dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Pada tingkat pertama oleh Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan kehormatan daerah;

b. Pada tingkat banding oleh Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan kehormatan Wilayah;

c. Pada tingkat terakhir oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia dan

Dewan kehormatan Pusat;30

Adanya Dewan Kehormatan yang mempunyai tugas utama untuk melakukan

pengawasan dan pelaksanaan kode etik notaris dimaksudkan untuk kepentingan para

notaris itu sendiri yang mempunyai ikatan dengan pengawasan yang dilakukan

Majelis Pengawas yang telah ditentukan oleh Undang-undang. Mesti diperhatikan

bahwa Dewan Kehormatan didalam menjalankan tugas dan wewenangnya selalu

mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang telah ada, baik yang berkaitan dengan

organisasi Ikatan Notaris Indonesia maupun undang-undang jabatan notaris.

29 Ikatan Notaris Indonesia, Kode Etik Hasil Konggres Ikatan Notaris Indonesia (INI) Bab I, tanggal 27 Januari 2005, (Bandung : 2005). Pasal 1.

30 Ibid., Pasal 7.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

31

Dalam Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia di Bandung pada tanggal

28 januari 2005, menetapkan kode etik Ikatan Notaris Indonesia mengenai kewajiban,

Larangan dan pengecualian bagi notaris dalam bab III, yaitu :

Pasal 3 tentang kewajiban, Notaris dan orang lain yang memangku dan menjalankan

jabatan notaris wajib:

1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik.

2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat jabatan notaris.

3. Menjaga dan membela kehormatan perkumpulan.

4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggung jawab

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan notaris.

5. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki tidak terbatas pada ilmu

pengetahuan hukum dan kenotariatan.

6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara.

7. Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa kenotariatan lainnya untuk

masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut honorarium.

8. Menetapkan satu Kantor ditempat kedudukan kantor tersebut merupakan satu-

satunya kantor bagi notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas

jabatan sehari-hari.

9. Memasang 1 (satu) buah papan nama didepan/di lingkungan kantornya

dengan pilihan ukuran yaitu 100cm X 40cm, 150cm X 60cm atau 200cm X

80cm, yang memuat :

a. Nama lengkap dan gelar yang sah;

b. Tanggal dan nomor Surat Keputusan Pengangkatan yang terakhir

sebagai notaris;

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

32

c. Tempat kedudukan;

d. Alamat Kantor dan nomor telepon/fax.

Dasar papan Nama berwarna putih dengan huruf berwarna hitam

dan tulisan diatas papan nama harus jelas dan mudah dibaca

kecuali dilingkungan kantor tersebut tidak memungkinkan untuk

pemasangan papan nama dimaksud.

10. Hadir, mengikuti dan berpatisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang

diselenggarakan oleh perkumpulan, menghormati, mematuhi, melaksanakan

setiap dan seluruh keputusan perkumpulan.

11. Membayar uang iuran perkumpulan secara tertib.

12. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang

meninggal dunia.

13. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium ditetapkan

perkumpulan.

14. Menjalankan jabatan notaris terutama dalam pembuatan, pembacaan dan

penandatanganan akta dilakukan dikantornya, kecuali karena alasan-alasan

yang sah.

15. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan

tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan rekan

sejawat secara baik, saling menghormati, saling menghargai, saling membantu

serta selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim.

16. Memperlakukan setiap klien yang datang dengan baik, tidak membedakan

status ekonomi dan/atau status sosialnya.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

33

17. Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut sebAgai

kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas

pada ketentuan yang tercantum dalam :

a. UU nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 30 tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris;

c. Isi sumpah jabatan notaries;

d. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ikatan notaris

Indonesia.

Pasal 4 tentang larangan, notaris dan orang lain yang memangku jabatan notaris

dilarang:

1. Mempunyai lebih dari satu kantor, baik kantor cabang ataupun kantor

perwakilan.

2. Memasang papan Nama dan/atau tulisan yang berbunyi “Notaris. Kantor

Notaris” diluar lingkungan Kantor.

3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri maupun secara bersama-

sama, dengan mencantumkan nama dan jabatannya, menggunakan sarana

media cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk :

a. Iklan;

b. Ucapan selamat;

c. Ucapan belasungkawa;

d. Ucapan terima kasih;

e. Kegiatan pemasaran;

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

34

f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang social, keagamaan, maupun

olahraga.

4. Bekerjasama dengan biro jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya

bertindak sebagai perantara untuk mencari atau mendapatkan klien.

5. Menandatangani akta yang proses pembuatan minutanya telah dipersiapkan

oleh pihak lain.

6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani.

7. Berusaha atau berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah dari

Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang

bersangkutan maupun melalui perantaraan orang lain.

8. Melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen-dokumen

yang telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud

agar klien tersebut tetap membuat akta padanya.

9. Melakukan usaha-usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang

menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan sesama rekan

Notaris.

10. Menetapkan honorarium yang harus dibayar oleh klien dalam jumlah yang

lebih rendah dari honorarium yang telah ditetapkan Perkumpulan.

11. Mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan kantor

Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang bersangkutan.

12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan Notaris atau akta yang dibuat

olehnya. Dalam hal seorang Notaris menghadapi dan/atau menemukan suatu

akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di dalamnya terdapat

kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau membahayakan klien, maka Notaris

tersebut wajib memberitahukan kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas

kesalahan yang dibuatnya dengan cara yang tidak bersifat menggurui,

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

35

melainkan untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap

klien yang bersangkutan ataupun rekan sejawat tersebut.

13. Membentuk kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat eksklusif dengan

tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi

menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk berpartisipasi.

14. Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

15. Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang secara umum disebut sebagai

pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, antara lain namun tidak terbatas

pada pelanggaran-pelanggaran terhadap :

a. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris;

b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 tahun

2004 tentang Jabatan Notaris;

c. Isi sumpah jabatan Notaris;

d. Hal-hal yang menurut ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga dan/atau Keputusan-keputusan lain yang telah

ditetapkan oleh organisasi Ikatan Notaris Indonesia tidak boleh

dilakukan oleh anggota.

Pasal 5 tentang pengecualian, hal ini tidak termasuk pelanggaran, yaitu:

a. Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita dengan mempergunakan

kartu ucapan, surat, karangan bunga ataupun media lainnya dengan tidak

mencantumkan Notaris, tetapi hanya nama saja.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

36

b. Pemuatan nama dan alamat Notaris dalam buku panduan nomor telepon, fax

dan telex, yang diterbitkan secara resmi oleh PT. Telkom dan/atau instansi-

instandan/atau lembaga-lembaga resmi lainnya.

c. Memasang 1 (satu) tanda penunjuk jalan dengan ukuran tidak melebihi 20 cm

x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf berwarna hitam, tanpa mencantumkan

nama Notaris serta dipasang dalam radius maksimum 100 meter dari kantor

Notaris.

2.4. Kode Etik Notaris

Setiap profesi memiliki kode etik sendiri-sendiri, begitupun profesi notaris.

Dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat akan suatu profesi dapat diperkuat

karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin,

dengan kata lain kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial.

Menurut etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang

berarti memiliki watak kesusilaan atau beradat.31 Etika merupakan refleksi kritis ,

metodis, dan sistematis dari seorang manusia dengan memperhatikan norma-norma

yang hidup dimasyarakat dimana manusia tersebut berada yang dilihat dari sisi baik

dan buruknya.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 1998, ada tiga arti etika, yaitu:

a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban

moral (akhlak);

b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

31 Ignatius Ridwan Widyadharma, Etika Profesi Hukum (Semarang: Badan Penerbitan

Universitas Diponegoro, 1996), hal. 7.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

37

c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh satu golongan atau

masyarakat umum.32

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan nilai-nilai

yang hidup didalam suatu masyarakat dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat

sebagai hal yang mesti dipatuhi.

Sedangkan Profesi berasal dari bahasa Latin "Proffesio" yang mempunyai dua

pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang

lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah

yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Dalam arti sempit profesi berarti

kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut

daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.33

Menurut Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

memberikan pengertian bahwa Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan

pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya

memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus

untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,

keuangan, militer, dan teknik. Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut

profesional.34

Notaris dalam menjalankan jabatannya, akan selalu berpegang kepada kode

etik profesi, yang telah diterima dan harus dilaksanakan oleh komunitas notaris,

untuk dapat menjunjung tinggi integritas dan moral dan sebagai dampaknya akan

dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat umum. Disamping itu,

kode etik profesi yang dijalankan oleh notaris dengan baik, akan dapat melindungi

notaris itu sendiri dari jebakan-jebakan ataupun ancaman-ancaman dari masyarakat

dimana notaris tersebut memberikan pelayanan.

32 K. Bartens, Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1977), hal. 5-6 33 Yunita Maria Yeni M, Profesi Guru: Antara Pengabdian dan Tuntutan,

http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/9910/psiko1.htm-sumber 34 wikipedia Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi-sumber, diakses 20 Maret 2008.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

38

Etika Profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan

yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut sebagai kalangan

professional.35 Disinilah para notaris dituntut untuk melaksanakan profesinya secara

professional dipadu dengan kode etik profesi yang harus selalu dijunjung tinggi.

Menurut Bartens dalam judul bukunya Etika menyatakan bahwa agar kode

etik profesi dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya, ada dua syarat yang mesti

dipenuhi :

1. Kode etik itu harus dibuat oleh profesi itu sendiri.

Kode etik tidak akan efektif, kalau diterima begitu saja dari atas, dari instansi

pemerintah atau instansi lain, karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan

nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

2. Agar kode etik berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi

terus menerus.36

Untuk itu diperlukan adanya Majelis Pengawas dari setiap tingkatan dan Dewan

Kehormatan seperti yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya.

Arti penting akta otentik dan bentuk akta

Arti Penting Akta Otentik

Akta otentik diperlukan oleh subjek hukum sebagai alat bukti dan untuk

melengkapi suatu perbuatan hukum sebagaimana yang diperintahkan oleh Undang-

Undang. Pasal 1 angka 7 UUJN, akta notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh

atau dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-

Undang. Dengan demikian, dapat dilihat unsur-unsur otentisitas suatu akta notaris

tersebut, yaitu:

35 E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum: Sebuah Pendekatan Sosio-Religius, (Jakarta: Storia

Grafika, 2001), hal. 12 36 Bartens, Op.Cit. hal. 113

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

39

a. Akta itu harus dibuat “oleh” (door) atau “dihadapan” (ten overstaan)

seorang pejabat umum;

b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh Undang-

Undang;

c. Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai

wewenang untuk membuat akta itu.

Berdasarkan Pasal 1867 KUHPerdata, dapat dikemukakan bahwa dua macam akta

yang dikenal, yaitu :

1. Akta Otentik

Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang

ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-

pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta itu

dibuat.

Pejabat pembuat akta yang dimaksud selain Notaris adalah panitera,

jurusita, pegawai pencatat sipil, hakim dan lain-lain.

Menurut G.H.S. Lumban Tobing, apabila suatu akta hendak

memperoleh stempel otentisitas, maka harus memenuhi persyaratan-

persyaratan sesuai dengan Pasal 1868 KUHPerdata, yaitu :37

a. Akta itu harus dibuat oleh (door) atau dihadapan (ten

overstaan) seorang pejabat umum;

b. Akta itu harus dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-

undang; dan

c. Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu harus

mempunyai wewenang untuk membuat akta itu.

2. Akta di bawah tangan

Akta di bawah tangan ialah akta yang sengaja dibuat untuk pembuktian

oleh para pihak tanpa bantuan dari seorang pejabat. Jadi semata-mata

37 Tobing, op.cit., hal. 48.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

40

dibuat antara para pihak yang berkepentingan. Akta di bawah tangan

diatur dalam S. 1867 nomor 29 untuk Jawa dan Madura, sedang untuk

luar Jawa dan Madura diatur dalam Pasal 286 sampai dengan 305 Rbg

(Rechtsreglement Buitengewesten), diatur juga pada Pasal 1874 - 1880

KUHPerdata. Termasuk dalam surat di bawah tangan menurut S. 1867

Nomor 29 ialah surat-surat daftar (register), catatan rumah tangga, dan

surat-surat lainnya yang dibuat tanpa bantuan pejabat.

Menurut G.H.S. Lumban Tobing, perbedaan terbesar antara akta otentik dan

akta di bawah tangan adalah :

a. Akta otentik mempunyai tanggal yang pasti, sedang mengenai tanggal

dari akta yang dibuat dibuat di bawah tangan tidak selalu demikian.

b. Grosse dan akta otentik dalam beberapa hal mempunyai kekuatan

eksekutorial seperti putusan hakim, sedang akta yang dibuat di bawah

tangan tidak mempunyai kekuatan eksekutorial.

c. Kemungkinan akan hilangnya akta yang dibuat di bawah tangan lebih

besar dibandingkan dengan akta otentik38.

Beberapa pendapat para sarjana hukum atau pakar hukum mengenai arti atau definisi

dari suatu akta.

Prof. Subekti mengatakan bahwa:

“Akta adalah suatu tulisan yang semata-mata dibuat untuk membuktikan

sesuatu halatau peristiwa, karenanya suatu akta harus selalu ditanda

tangani.”39

Tan Thong Kie dalam bukunya yang berjudul Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktek

Notaris menerjemahkan pengertian akta menurut Veegens Oppenheim-Polak yaitu:

“Suatu tulisan yang diatnda tangani dan dibuat untuk dipergunakan sebagai

bukti.”40

38 Ibid., hal. 54.

39 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, cet. 31, (Jakarta: Intermasa, 2003), hal. 178.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

41

Sedangkan A. Pitlo berpendapat bahwa :

“Akta adalah suatu surat yang ditandatangani, diperbuat untuk dipakai sebagai

bukti, dan untuk dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu

dibuat.”41

Sudikno Mertokusumo, berpendapat :

“Akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa-peristiwa

yang menjadi dasar daripada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak

semula dengan sengaja untuk pembuktian.”42

Black’s Law Dictionary 5th Edition 1979 memberikan beberapa pengertian yang tidak

terpisahkan atau saling terkait mengenai akta, khususnya akta otentik, yaitu:

To certify means to authenticate a thing in writing, to attest as being true.

To attest means:

a. To bear witness to a act;

b. To affirm to be true or genuine;

c. To certify to the verity of a copy of a public document formally by

signature.

Authentic is genuine, true, real, reliable, trustworthy, having the character

and authority of an original.43

40 Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktek Notaris. Cet. 2, (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2000), hal. 154. Sebagaimana mengutip dari Veegens dan Oppenheim. Schets Van Het Nederlandsch Burgelijk Recht. D1.III, (1934), hal. 459.

41 Teguh Samudera. Hukum Pembuktian Dalam Acara Perdata, cet.2, (bandung: Alumni, 2004), hal.37. sebagaimana mengutip dari Pitlo, Pembuktian Dan Daluwarsa, cetakan 1, (Jakarta: Intermasa, 1978), halaman 52.

42 Ibid. Sebagaimana mengutip dari Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, cet. 1, (Yogyakarta: Liberty, 1977), halaman 101.

43 Op.Cit., Tan Thong Kie. Hal 231

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

42

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akta otentik merupakan

suatu surat, dokumen, ataupun alat yang menyatakan kebenaran suatu perbuatan

hukum yang dituangkan ke dalam media tersebut adalah benar adanya dan bersifat

otentisitas.

Menurut Teguh Samudera, secara umum didalam lalu lintas hukum perdata

yang dimaksud dengan akta adalah suatu surat (akta) yang dibuat oleh notaris.44

Dengan demikian suatu akta didalam hukum dapat digunakan sebagai pernyataan dari

suatu perbuatan hukum dan alat pembuktian.45

Dengan demikian, akta otentik merupakan suatu bukti dan menyempurnakan

perbuatan hukum dari subjek hukum, sebagai tanda, data-data ataupun identitas

subjek hukum dinyatakan secara tegas didalam akta dan ditandatangani oleh subjek

hukum yang bersangkutan, telah dilakukannya perbuatan hukum antara para pihak

yang dinyatakan dalam suatu akta dan sebagai bukti bila dikemudian hari terjadi

sengketa diantara subjek hukum yang yang telah tertuang dalam akta tersebut, yang

dibuat “oleh” atau “dihadapan” pejabat yang berwenang.

Bentuk akta

Bentuk akta merupakan salah satu syarat dari ke-otentisitas-an dari suatu akta,

hal ini dapat dimaklumi karena telah ditegaskan didalam UUJN. Setiap akta notaris

terdiri dari:

a. Awal Akta;

b. Badan Akta;

c. Akhir Akta.

Didalam awal akta, terdiri dari:

1. Judul;

44 Ibid., hal. 38 45 Ibid., hal

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

43

2. Nomor;

3. Jam;

4. Hari;

5. Tanggal;

6. Bulan;

7. Tahun dan;

8. Nama lengkap serta tempat kedudukan notaris.

Sedangkan didalam badan akta harus memuat:

1. Nama lengkap;

2. Tempat dan tanggal lahir;

3. Kewarganegaraan;

4. Pekerjaan;

5. Jabatan;

6. Kedudukan;

7. Tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka wakili;

8. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;

9. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang

berkepentingan dan;

10. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan

dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

44

Didalam akhir atau penutup akta menjelaskan tentang:

1. uraian tentang pembacaan akta;

2. uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatangan atau

penerjemahan akta bila ada;

3. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan,

dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta dan;

4. uraian tentang tidak adanya perubahan akta atau uraian tentang adanya

perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan atau penggantian.

Suatu akta dapat dikatakan otentik apabila bentuk atau formatnya sesuai

dengan yang telah diamanatkan oleh UUJN. Dengan hanya melihat dari bentuk

lahiriah suatu akta, dengan mudah subjek hukum mengenali suatu akta otentik atau

tidak.

2.6. PEMBAHASAN

2.6.1. Deskripsi Kasus

Kasus yang hendak dibahas dalam thesis ini adalah mengenai “kebatalan akta

notaris”, namun didalam kasus yang akan penulis bahas tidak secara tegas

menyatakan pembatalan akta, penulis menganalisa bagaimana dalam kasus tersebut

suatu akta notariil menjadi cacat hukum yang mengakibatkan batalnya akta tersebut

yang dengan tegas berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 1440 K/Pdt/1996, tanggal 30 Juni 1998 yang terjadi antara nona Lie Syani

dengan tuan Sudarmodjo dan nyonya Chodidjah.

Menurut keterangan nona Lie Syani, tuan Sudarmodjo mempunyai hutang

sebesar Rp 61.000.000,- (enampuluh satu juta rupiah) kepada nona Lie Syani dan

memberikan kuasa kepadanya untuk menjual barang jaminan berupa tanah hak milik

sertipikat hak milik nomor 407 luas 350 m² atas nama nyonya Chodidjah, dibuktikan

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

45

dengan akta notariil nomor 07 tanggal 12 Mei 1992 yang dibuat dihadapan Notaris A,

Notaris di Slawi yang mengikat kedua belah pihak.

Munculnya kebatalan akta ini didasarkan atas bukti berupa akta notaris

tersebut bahwa nona Lie Syani menggugat untuk membayar hutang beserta ganti rugi

dan uang paksa (dwangsom) kepada tuan Sudarmodjo dan bila tuan Sudarmodjo tidak

dapat melaksanakan kewajiban untuk membayar hutang beserta ganti rugi dan uang

paksa (dwangsom) maka menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas objek atas

nama nyonya Chodidjah yang terletak didesa Jatibarang, Kabupaten Brebes tersebut.

2.6.1.1. Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Slawi.

Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal di Slawi berdasarkan putusan Nomor

08/Pdt.G/1994/PN.Slw, tanggal 3 Januari 1995 memutuskan akta Nomor 07 tanggal

12 Mei 1992 merupakan akta yang cacat hukum yang dikarenakan Penggugat (nona

Lie Syani) dengan Tergugat I (tuan Sudarmodjo) tidak pernah mempunyai hutang

pada Penggugat dan pada tanggal 12 Mei 1992 tidak pernah secara bersama-sama

menghadap Notaris untuk membuat akta tersebut, hal ini sangat bertentangan dengan

Pasal 24 juncto 28 Peraturan Jabatan Notaris (Reglement op Het Notaris Ambt in

Indonesia Stbl. 1860:3), berturut-turut menyebutkan bahwa:

“Para penghadap harus dikenal atau diperkenalkan kepada Notaris oleh dua

orang saksi yang memenuhi syarat menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran menurut hukum,

tanpa mengecualikan keluarga sedarah atau semenda.”

“……..segera setelah akta tersebut dibacakan oleh Notaris kepada para

penghadap, ditanda tangani kecuali jika ditentukan bahwa mereka tidak dapat

membubuhkan tanda tangannya atau berhalangan untuk itu……….”

Akta tersebut selain memuat pengakuan hutang juga memuat pemberian kuasa

menjual sehingga akta tersebut cacat hukum karena menurut Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal di Slawi memutuskan bahwa suatu akta otentik

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

46

yang berisi pengakuan hutang tidak dapat ditambahkan persyaratan lain apalagi

dalam bentuk perjanjian dan “Kuasa Mutlak” menjual objek tersebut berdasarkan

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14/1982 dan Surat Direktorat Jenderal

Agraria Nomor 594/493/AGR, tidak diperbolehkan. Dasar gugatan Penggugat adalah

akta yang kemudian terbukti adalah cacat hukum maka gugatan Penggugat (nona Lie

Syani) tersebut dinilai tidak terbukti menurut hukum sehingga Pengadilan Negeri

Kabupaten Tegal di Slawi memberikan putusan Menolak gugatan Penggugat (nona

Lie Syani).

2.6.1.2. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah.

Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah di Semarang berpendapat lain

dengan Putusan Nomor 320/Pdt/1995/PT.Smg tanggal 20 September 1995

memutuskan bahwa akta tersebut adalah sah karena Tergugat I (tuan Sudarmodjo)

mengakui mempunyai hutang uang sebesar Rp 61.000.000,- (enampuluh satu juta

rupiah) kepada tuan Lie Giang Seng, ayah Penggugat dan tidak menolak

menandatangani “Akta Pengakuan Hutang” sebagai pihak dihadapan Notaris dan

menandatangani akta tersebut meskipun Tergugat I (tuan Sudarmodjo) menyangkal

kebenaran Akta tersebut. Disebabkan hal tersebut, Majelis Hakim Putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Tengah di Semarang berkeputusan mengadili untuk membatalkan

Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal Nomor 08/Pdt.G/1994, tanggal 3

Januari 1995 yang dimohon banding oleh nona Lie Syani, mengadili sendiri untuk

mengabulkan gugatan untuk sebagian dan menghukum para Tergugat (yaitu tuan

Sudarmodjo dan nyonya Chodidjah) untuk membayar lunas hutangnya sebesar Rp

61.000.000,- (enampuluh satu juta rupiah) serta ganti rugi sebesar 6% (enam persen)

setahun dari Rp 61.000.000,- (enampuluh satu juta rupiah) terhitung sejak

terdaftarnya perkara ini di Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal di Slawi.

2.6.1.3. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan untuk mengadili sendiri

dengan pertimbangan dari pemeriksaan sidang ternyata bahwa Akta memuat dua

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

47

perbuatan hukum (Pengakuan Hutang dan Kuasa untuk menjual tanah), melanggar

dalil (adegium) bahwa suatu akta (otentik) atau bawah tangan hanya berisi satu

perbuatan hukum. Akta yang demikian tersebut tidak memiliki executorial title ex

Pasal 224 H.I.R. dan bukan berarti tidak sah. “Kuasa Mutlak” yang tercantum dalam

Akta tersebut adalah bertentangan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14

tahun 1982 juncto Surat Dirjen Agraria Nomor 594/493/AGR mengakibatkan akta

tersebut batal demi hukum. Disamping itu, tuan Sudarmodjo membantah mempunyai

hutang kepada nona Lie Syani dan membantah juga telah bersama-sama pergi

membuat Akta, sedangkan Notaris yang bersangkutan berkeberatan (tidak menjawab

pertanyaan Hakim) di pemeriksaan persidangan tentang kehadiran tuan Sudarmodjo

dihadapannya, maka berdasarkan fakta-fakta yang telah diungkapkan dalam

pemeriksaan di sidang-sidang pada tingkat I yaitu Pengadilan Negeri dan tingkat II

Pengadilan Tinggi, dapat dibuktikan bahwa Akta tersebut tidak dibuat olehnya

tanggal 12 Mei 1992 dan karenanya tidak mempunyai daya bukti formal. Tergugat I

mengakui mempunyai hutang kepada Tuan Lie Giang Seng bukan pada penggugat

(anaknya Tuan Lie Giang seng) maka gugatan penggugat tersebut tidak beralasan

(ongegrond). Berdasarkan atas pertimbangan diatas, Majelis Hakim Mahkamah

Agung Republik Indonesia memberi putusan membatalkan putusan Pengadilan

Tinggi Jawa Tengah di Semarang Nomor 320/Pdt/1995 yang membatalkan putusan

Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal di Slawi Nomor 08/Pdt/G/1994/PN.Slw dan

mengadili sendiri perkara ini dengan amar menolak gugatan nona Lie Syani

seluruhnya.

2.6.2. Analisa Kasus

Di dalam kasus ini tidak terdapat menggugat pembatalan akta notaris tersebut,

gugatan berupa untuk meminta pembayaran lunas hutang beserta ganti ruginya

namun yang menjadi alas dari gugatan untuk pembayaran lunas hutang beserta ganti

ruginya adalah akta sebagaimana ternyata dalam Akta tentang Pengakuan Hutang dan

Kuasa Menjual yang dibuat oleh Notaris A.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

48

Setelah dianalisa dan dikaji lebih dalam didapatkan fakta bahwa :

1. Benar adanya tuan Sudarmodjo mempunyai hutang sebesar Rp.

61.000.000,- (enampuluh satu juta rupiah) kepada Tuan Lie Giang Seng

bukan kepada Lie Syani.

2. Tuan Sudarmodjo tidak pernah datang menghadap kepada Notaris A

bersama dengan nona Lie Syani namun datang menghadap bersama Tuan

Lie Giang Seng yang dituangkan dalam akta tertanggal 12 Mei 1992

dengan nomor 07.

3. Nyonya Chodidjah tidak pernah memberikan kuasa kepada tuan

Sudarmodjo untuk menyerahkan sertipikat hak milik nomor 407 luas 350

m² atas namanya sebagai jaminan atas hutangnya tuan Sudarmodjo kepada

nona Lie Syani, nyonya Chodidjah memberikan kuasa kepada tuan

Sudarmodjo untuk menjaminkan hutang kepada Bank.

Notaris adalah seorang pejabat umum (openbaar ambtenaar) yang

bertanggung jawab untuk membuat surat keterangan tertulis yang dimaksudkan

sebagai bukti dari perbuatan-perbuatan hukum.46 Akta Notaris dalam lapangan

hukum keperdataan di Republik ini mempunyai tempat yang kuat dan penting,

dikarenakan mempunyai kekuatan pembuktian yuridis yang sempurna. Maksud dari

kekuatan pembuktian yang sempurna adalah kekuatan pembuktian yang secara

yuridis telah bernilai penuh dari suatu alat bukti sehingga dengan mengajukan alat

bukti tersebut saja dalam suatu pengadilan, maka dalil-dalil yang diajukan oleh pihak

yang bersangkutan berdasarkan alat bukti tersebut oleh Hakim dapat dianggap telah

terbukti secara penuh dan menyakinkan, sehingga pihak yang bersangkutan itu tidak

perlu lagi menambah pembuktian untuk memperkuat dalilnya tersebut47 sepanjang

telah sesuai dengan unsur esenselia suatu akta (formalitas), yaitu :

1. Dalam bentuk yang telah ditentukan oleh Undang-Undang;

46 Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 256. 47 A. Ridwan Halim, Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Ghalia, 1984), hal. 192.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

49

2. Dibuat oleh pejabat yang berwenang;

3. Didalam kewenangan wilayah Pejabat yang membuat akta tersebut.

Berdasarkan kasus kebatalan akta notaris ini seperti tersebut diatas, pertama

kali kita harus mengecek ke otentisitas dari akta tertanggal 12 Mei 1992 Nomor 07

tersebut telah terpenuhi atau tidak. Hal ini harus dilakukan mengingat suatu akta

notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum (openbaar

ambtenaar) yang berwenang menurut bentuk dan tata cara yang telah ditetapkan oleh

Undang-Undang. Suatu akta dilihat secara lahiriahnya akan terdiri Kepala Akta,

Badan Akta, Akhir akta.

1. Kepala Akta.

Pada kepala akta akan terdapat judul akta, nomor akta yang diikuti dengan

hari, tanggal pembuatan dan jam berapa akta tersebut mulai dibuat serta nama

lengkap dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta tersebut. Khusus untuk

kasus ini karena dibuat sebelum Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang

Jabatan notaris maka berdasarkan Undang-Undang yang lama masih belum terdapat

tambahan jam pembuatan pada awal akta tersebut dan untuk kasus ini masih tetap

berlaku ketentuan lama tersebut yaitu memuat keterangan-keterangan, kedudukan

Notaris yang membuat akta dan nama-nama para pihak yang datang mengahadap

Notaris.

2. Badan Akta

Untuk badan akta terdapat identitas lengkap dari penghadap yang disebut

komparisi dari penghadap atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum

untuk dituangkan dalam suatu akta notaris. Para penghadap disini penggugat dan

tergugat I, sehingga secara lahiriah dapat dilihat bahwa akta tersebut telah memenuhi

salah satu syarat otentisitas dari suatu akta tersebut. Namun, untuk kasus ini, gugatan

Lie Syani menjadi lemah karena berdasarkan kesaksian tuan Sudarmodjo pada

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

50

pemeriksaan di persidangan bahwa nona Lie Syani tidak pernah menjadi pihak dalam

akta tersebut namun yang menjadi pihak adalah tuan Lie Giang Seng.

Tujuan dari dicantumkannya identitas para pihak atau para penghadap yang

merupakan syarat pengenalan para pihak oleh Notaris dalam suatu akta yang

merupakan salah satu persyaratan otentisitas dalam pembuatan akta otentik, oleh

karenanya Notaris harus mengenal siapa yang menghadap, yaitu berdasarkan

identitasnya.

Badan akta juga terdapat kehendak atau keinginan dari para penghadap atau

para pihak yang berkepentingan, dalam kasus ini kehendak para pihak memuat

pemberian sejumlah uang dengan kuasa untuk menjual tanah yang dituangkan dalam

akta pengakuan hutang dan pemberian kuasa untuk menjual tanah. Disini hakim

menemukan kejanggalan dalam akta tersebut adalah:

1. Suatu akta tidak boleh terdapat 2 (dua) perbuatan hukum sekaligus.

Dilihat dari perjanjian yang dilaksanakan adalah perjanjian pengakuan

hutang antara tuan Sudarmodjo dengan tuan Lie Giang Seng. Perjanjian

pengakuan hutang ini merupakan perjanjian pokok sedangkan melihat

jaminan yang diberikan yaitu objek atas nama nyonya Chodidjah tersebut

dapat dikategorikan sebagai jaminan dari suatu perjanjian yang merupakan

accesoir dari perjanjian pokok. Untuk menganalisa perjanjian pengakuan

hutang ini, penulis melihat bahwa perjanjian tersebut sama dengan yang

dikatakan dalam pasal 1162 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyatakan bahwa tentang Hipotik :

“Hipotik adalah suatu hak kebendaan atau benda-benda tak

bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi

pelunasan suatu perikatan.”

Kata-kata “untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan

suatu perikatan” menunjukkan kepada kita, bahwa hipotik sama seperti

semua perjanjian penjaminan yang lain tidak dapat berdiri sendiri, ia

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

51

selalu dikaitkan dengan sengaja pada perikatan lain, yang merupakan

pokoknya (perikatan pokok) dan wujudnya selalu adalah tagihan (dalam

arti luas).48 Perikatan pokoknya merupakan perikatan yang berdiri sendiri,

tidak bergantung dari perikatan lain, apalagi dari accesoir-nya. Dengan

demikian, hipotiknya boleh batal, tetapi perikatan pokoknya bisa tetap

berjalan, sekalipun mungkin selanjutnya kreditur hanya berkedudukan

sebagai kreditur konkuren saja (kalau hipotik tersebut adalah satu-satunya

jaminan khusus).49

Hakim Mahkamah Agung mempertimbangkan isi dari akta tersebut

dengan memberikan pertimbangan bahwa dalam suatu akta tidak

diperbolehkan memuat 2 (dua) perbuatan hukum, karena perjanjian pokok

harus berdiri sendiri, bila perjanjian accesoirnya dimasukkan kedalam akta

yang sama maka perjanjian pokoknya akan cacat hukum atau batal demi

hukum. Dengan kata lain, akta tersebut melanggar dalil a quo dan oleh

karena itu, akta a quo tidak memiliki alas hak (kekuatan) eksekusi

(execution real title) seperti ditentukan dalam Pasal 224 HIR, yang

menyebutkan :

“Grosse dari akta hipotek dan surat hutang yang dibuat

dihadapan Notaris di Indonesia dan yang kepalanya berbunyi

“Demi keadilan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”berkekuatan sama dengan keputusan hakim. Jika tidak

dengan jalan damai, maka surat demikian dijalankan dengan

perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri, yang

dalam daerah hukumnya tempat dia atau tempat tinggal debitur

itu atau tempat kedudukan yang dipilihnya, yaitu menurut cara

yang dinyatakan pada pasal-pasal yang lalu dalam bagian ini,

tetapi dengan pengertian, bahwa paksaan badan hanya boleh

dilakukan, jika sudah dengan Putusan Hakim. Jika Keputusan

48 J. Satrio, S.H., Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, (Purwokerto : PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hal. 210

49 Ibid., hal. 211

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

52

Hakim itu harus dilakukan seluruhnya atau sebagian diluar

daerah hukum Pengadilan Negeri yang memerintahkan

pelaksanaan Keputusan itu, maka haruslah dituruti peraturan

pasal 195 ayat (2) dan seterusnya.”

Melihat isi dari Pasal 224 HIR ini, terlihat dengan jelas bahwa Notaris

pembuat akta pengakuan hutang dan kuasa menjual tertanggal 12 Mei

1992 dengan nomor 07 tidak menguasai keterampilan kenotariatannya

yang mengakibatkan kerugian dari salah satu pihak yaitu tidak adanya

kekuatan eksekutorial dari akta tersebut.

Disamping pengetahuan hukum secara komprehensif yang harus dikuasai

oleh seorang Notaris, memasukkan kuasa untuk menjual dalam satu akta

merupakan suatu ketidak tahuan dalam pengetahuan hukum oleh Notaris

A tersebut dimana sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor

14 tahun 1982 tersebut diatas. Hendaknya Notaris kasus ini, melaksanakan

tugasnya secara hati-hati dan memperhatikan perkembangan peraturan

perundang-undangan yang ada di Indonesia.

2. Hakim menemukan fakta dalam pembuatan akta tersebut bahwa tuan

Sudarmodjo tidak pernah pergi bersama-sama nona Lie Syani untuk

menghadap kepada Notaris untuk pembuatan akta tersebut sehingga

terbukti bahwa akta tersebut tidak benar dibuat pada tanggal 12 Mei 1992

yang berakibat pada kekuatan akta tersebut yang tidak mempunyai daya

bukti formal. G.H.S. Lumban Tobing menyatakan bahwa dalam arti

formal, maka terjamin kebenaran/kepastian tanggal dari akta itu,

kebenaran tanda tangan yang terdapat dalam akta itu, identitas dari orang-

orang yang hadir (comparanten), demikian juga tempat dimana akta itu

dibuat dan sepanjang mengenai akta partij, bahwa para pihak ada

menerangkan seperti yang diuraikan dalam akta ini, sedang kebenaran dari

keterangan-keterangan itu sendiri hanya pasti antara pihak-pihak sendiri.50

50 G.H.S. Lumban Tobing., Op.Cit., hal. 57

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

53

Dan hal ini juga berarti bahwa Notaris tersebut tidak membacakan akta

tersebut kepada para penghadap yaitu nona Lie Syani dan tuan

Sudarmodjo dikarenakan ditemukan bahwa tuan Sudarmodjo tidak pernah

datang kepada Notaris tersebut dengan nona Lie Syani sehingga sangat

dengan jelas Notaris tersebut telah melanggar Pasal 39 ayat (2) dan (3)

juncto Pasal 44 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang

jabatan Notaris, berturut-turut berbunyi sebagai berikut:

“Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan

kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur

paling sedikit 18 (delapanbelas) tahun atau te;ah menikah dan

cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2

(dua) penghadap lainnya.”

“Pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan

secara tegas dalam akta.”

“Pembacaan, penerjemahan atau penjelasan, dan

penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(3)dan Pasal 43 ayat (2), ayat (3), dan ayat (5) dinyatakan secara

tegas pada akhir akta.”

Begitupun dalam Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3

(Peraturan Jabatan Notaris) Pasal 28 juncto Pasal 24 menyebutkan hal yang sama

sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 39 ayat (2) dan (3) juncto Pasal 44 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan Notaris

Untuk kasus ini terlihat dengan jelas dan sah bahwa Notaris tersebut tidak

melaksanakan Pasal 39 juncto Pasal 44 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004

tentang jabatan Notaris dan Pasal 28 juncto Pasal 24 Reglement op Het Notaris Ambt

in Indonesia Stbl. 1860:3 (Peraturan Jabatan Notaris), sehingga akta tersebut batal

demi hukum dikarenakan, yaitu :

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

54

a. Bahwa Notaris membuat akta tidak dihadapan para pihak yang

berkepentingan.

b. Bahwa Notaris tidak membacakan, menjelaskan serta

penandatanganannya tidak dihadapan para pihak.

3. Akhir Akta

Didalam akhir atau penutup akta menjelaskan tentang:

1. uraian tentang pembacaan akta;

2. uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatangan atau

penerjemahan akta bila ada;

3. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,

kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta dan;

4. uraian tentang tidak adanya perubahan akta atau uraian tentang adanya

perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan atau

penggantian.

Pada akhir akta, terdapat kalimat tentang uraian dari setelah membacakan akta

“segera setelah minuta ini dibacakan oleh saya, Notaris, dihadapan para penghadap,

saksi-saksi, maka dengan seketika minuta ini ditandatangani oleh para penghadap,

saksi-saksi dan saya, Notaris” yang harus dibacakan Notaris untuk disampaikan

kepada para penghadap dan saksi-saksi.

Berdasarkan kasus ini terlihat dengan jelas bahwa Notaris tersebut tidak

membacakan akta dihadapan salah satu penghadap, apalagi sebagai pihak dalam

penandatanganan akta tersebut.

Penulis menegaskan bahwa, akta tertanggal 12 Mei 1992 Nomor 07 tersebut

berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah akta yang cacat

hukum, dalam artian akta tersebut menjadi batal demi hukum.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

55

Tanggung Jawab Notaris sebagai Pejabat Umum.

Kepentingan seseorang yang menghadap notaris untuk dituangkan dalam

suatu akta merupakan tanggung jawab yang sangat berat, hal ini dilihat dari

bagaimana kepentingan penghadap tersebut dapat terakomodir dalam suatu akta.

Keahlian dan ketrampilan dari notaris meramu keinginan para pihak namun harus

mengerti peraturan perundang-undangan yang berlaku serta yang terpenting adalah

sikap moral dari notaris itu sendiri terhadap jabatannya.

Sebagai abdi hukum, notaris memiliki fungsi sebagai ambtelijke model,

rechtelijke model, dan rechtshulf model51 yang dijalankan dengan bijaksana, terutama

bagi pihak-pihak yang tidak mengerti kepentingannya sama sekali, disinilah

ketrampilan notaris diminta untuk meracik suatu akta dengan tidak

mengenyampingkan aturan hukum yang berlaku.

Pelanggaran yang dilakukan oleh notaris dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yaitu pelanggaran

terhadap kewajiban notaris untuk bertindak jujur, mandiri dan tidak berpihak dan

menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum, diberikan sanksi

menurut ketentuan Pasal 50 Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stbl.

1860:3 (Peraturan Jabatan Notaris) dapat dijatuhkan sanksi berupa :

1. Teguran;

2. Pemberhentian sementara selama 3 (tiga) sampai 6 (enam) bulan

yang dijatuhi oleh Hakim Pengadilan Negeri dimana wilayah hukum kedudukan

Notaris yang bersangkutan setelah mendapatkan laporan dari Penuntut Umum.

Didalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris setelah diputuskan oleh Majelis Pengawas Daerah tempat dimana

kewenangan dari Notaris tersebut, berupa :

51 Prof. Mr. J.M. Polak dalam Soetomo Ramelan, “Peran Notaris dalam Pembangunan Hukum, “ dimuat dalam Majalah Hukum dan Pembangunan, Agustus 1996, hal. 353-354.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

56

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis;

c. pemberhentian sementara;

d. pemberhentian dengan hormat; atau

e. pemberhentian dengan tidak hormat

setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Notaris yang bersangkutan, khusus untuk

pemberhentian tidak hormat dilaksanakan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

manusia yang merupakan usulan dari Majelis Pengawas Pusat.

Jabatan Notaris merupakan jabatan yang sangat melekat kepada pribadi orang yang

bersangkutan, seperti halnya tanggung jawab Notaris untuk menjaga kehormatan

jabatannya dalam setiap kehidupannya, seperti tidak berlaku asusila ataupun hal yang

yang tidak patut didalam masyarakat pada umumnya.

Kewenangan yang dimiliki Notaris dalam membuat akta otentik akan

menimbulkan tanggung jawab dalam menjalankan jabatannya. Wewenang Notaris

dalam membuat akta meliputi 4 (empat) hal:

a. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut akta yang

dibuat itu;

Sebagai pejabat umum, Notaris berwenang untuk membuat semua akta

otentik, sepanjang tidak dibatasi oleh Undang-Undang, seperti akta

catatan sipil dibuat oleh pegawai Kantor Catatan Sipil.

b. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai orang untuk

kepentingan siapa akta itu dibuat;

Notaris dilarang membuat akta untuk kepentingan diri sendiri,

keluarga, keluarga sedarah, semenda baik secara pribadi maupun

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

57

melalui kuasa. Bila hal ini dilanggar maka akan memyebabkan akta

tersebut menjadi batal demi hukum.

c. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, dimana akta itu

dibuat;

Kewenangan Notaris disini didasarkan dari daerah jabatannya sebagai

pejabat umum.

d. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta

tersebut;

Notaris berwenang membuat akta sepanjang ia masih menjalankan

jabatannya senyata-nyatanya, sekalipun ia dalam keadaan cuti, ia tidak

dibolehkan oleh Undang-Undang untuk membuat akta otentik, bila

dilanggar maka akan berdampak akta tersebut akan memiliki

pembuktian dibawah tangan.

Tanggung jawab Notaris terhadap akta yang dibuatnya akan terus hidup

selama Notaris tersebut masih hidup. Akta otentik, khususnya akta partij, sepanjang

telah memenuhi syarat formalitas suatu akta akan terus mempunyai daya pembuktian

formal sepanjang kepentingan dari para pihak dapat terjaga ataupun telah terpenuhi

dengan semestinya.

Akibat Hukum bagi Notaris terhadap akta yang dibatalkan.

Setiap kewenangan yang dimiliki oleh seseorang akan ada suatu tanggung

jawab, begitupun kewenangan yang dimiliki oleh seorang Pejabat umum dalam hal

ini Notaris. Melalaikan apalagi menyalahgunakan kewenangan akan menimbulkan

tanggung jawab yang akan bermuara kepada akibat-akibat hukum berupa sanksi-

sanksi yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang pada umumnya.

Melihat tanggung jawab Notaris tersebut, terlebih dahulu kita melihat baik

Pasal 1 Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3 (Peraturan Jabatan

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

58

Notaris) dan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris merupakan wewenang yang akan ditentukan kemudian berdasarkan aturan

hukum lain yang akan datang (ius constituendum). Berkaitan dengan wewenang

tersebut, jika Notaris melakukan tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan,

maka Notaris telah melakukan tindakan diluar wewenang, maka produk atau akta

Notaris tersebut tidak mengikat secara hukum atau tidak dapat dilaksanakan

(nonexecutable). Pihak atau mereka yang merasa dirugikan oleh tindakan Notaris

diluar wewenang tersebut, maka Notaris dapat digugat secara perdata ke Pengadilan

Negeri.52

Dalam kasus ini, para pihak dalam akta nomor 07 tanggal 12 Mei 1992

tersebut adalah antara tuan Lie Giang Seng dengan tuan Sudarmodjo. Berdasarkan

gugatan nona Lie Syani kepada tuan Sudarmodjo, meskipun akhirnya gugatan nona

Lie Syani ditolak pada tingkat Kasasi, namun akta tersebut berdasarkan putusan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1440 K/Pdt/1996, tanggal 30 Juni

1998 telah memutuskan bahwa akta tertanggal 12 Mei 1992 dengan Nomor 07 adalah

cacat hukum dan tidak sah yang dikarenakan dalam satu akta terdapat 2 (dua)

perbuatan hukum sekaligus, yaitu Pengakuan Hutang dan Surat Kuasa Mutlak

sebagaimana tertuang dalam Pasal 5 dari akta tersebut yang didasarkan pada Instruksi

Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1982 juncto Surat Dirjen Agraria Nomor

594/493/AGR khusus untuk kuasa mutlak untuk menjual sebidang tanah kepada

orang lain tidak dibenarkan lagi, sehingga akta tersebut secara hukum dianggap tidak

pernah ada atau tidak pernah dibuat.

Tuntutan terhadap Notaris dalam bentuk penggantian biaya, ganti rugi, dan

bunga sebagai akibat akta notaris mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta

dibawah tangan atau batal demi hukum, berdasarkan adanya:

52 Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum., Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris Sebagai

Pejabat Publik, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), hal. 35.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

59

1. Hubungan hukum yang khas antara Notaris dengan para penghadap

dengan bentuk sebagai perbuatan melawan hukum.

2. Ketidakcermatan, ketidaktelitian, dan ketidaktepatan dalam :

a. Teknik administratif membuat akta berdasarkan Undang-Undang

Jabatan Notaris.

b. Penerapan berbagai aturan hukum yang tertuang dalam akta yang

bersangkutan untuk para penghadap, yang tidak didasarkan pada

kemampuan menguasai keilmuan bidang Notaris secara khusus

dan hukum pada umumnya.53

Melihat kasus kebatalan akta ini, jelas sekali Notaris tersebut menjalankan

tugasnya tidak mandiri karena berpihak kepada salah satu penghadap dan tidak

memiliki kemampuan menguasai keilmuan dan hukum secara umumnya, yaitu tidak

memperhatikan peraturan perundang-undangan dimana membuat satu akta untuk dua

perbuatan hukum dan ditambah lagi dengan salah satu perbuatan hukum dalam akta

tersebut adalah kuasa mutlak yang telah dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

Dikarenakan hal tersebut diatas, Notaris A dapat dimintakan penggantian

biaya, ganti rugi, dan bunga atas cacatnya dan tidak sahnya akta yang telah dibuatnya.

Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum., menyatakan bahwa penggantian biaya, ganti rugi,

dan bunga bila terlebih dahulu dibuktikan terdapat :

a. adanya diderita kerugian;

b. antara kerugian yang diderita dan pelanggaran atau kelalaian dari Notaris

terdapat hubungan kausal;

c. pelanggaran (perbuatan) atau kelalaian tersebut disebabkan kesalahan

yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Notaris yang bersangkutan.

53 Ibid, hal.104.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

60

Dari 3 (tiga) kriteria diatas, untuk kasus ini, Notaris tersebut oleh para pihak

yang menghadap untuk dibuatkan akta tersebut dapat diminta penggantian biaya,

ganti rugi dan bunga karena telah menimbulkan kerugian kepada salah satu pihak,

namun ia tidak menggugat Notaris tersebut untuk menggugat penggantian biaya,

ganti rugi dan bunga terhadap akta yang dibuatnya menjadi cacat hukum yang

mengakibatkan akta tersebut menjadi batal demi hukum. Nona Lie Syani tidak ada

hubungan hukum terkait dengan Notaris tersebut karena Nona Lie Syani tidak pernah

menjadi pihak dalam akta tersebut. Namun, untuk pihak Tuan Lie Giang Seng

(ayahnya Nona Lie Syani) hal ini ada hubungannya dikarenakan adanya kerugian

yang diderita yaitu berupa pembayaran atas piutangnya tidak dibayarkan oleh Tuan

Sudarmodjo tidak tepat pada waktunya. Berdasarkan Pasal 60 Reglement op Het

Notaris Ambt in Indonesia Stbl. 1860:3 (Peraturan Jabatan Notaris), Pasal 52 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris juncto Pasal 1365

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa:

“Jika akta yang dibuat dihadapan Notaris tidak memenuhi syarat mengenai

bentuk, dan karenanya dibatalkan menurut hukum atau dianggap hanya dapat

berlaku sebagai akta dibawah tangan, ..................”

”Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah

tangan apabila akta itu ditandatangani oleh penghadap, tanpa mengurangi

kewajiban Notaris yang membuat akta itu untuk membayar biaya, ganti rugi,

dan bunga kepada yang bersangkutan.”

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang

lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut.”

Sedangkan secara administratif, Notaris tersebut dapat dikenakan sanksi yang

diputuskan oleh Majelis Pengawas mulai dari tingkat Daerah, Wilayah dan Pusat

dalam memeriksa kasus Notaris tersebut yang merupakan salah satu kewenangannya

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan dan pengertian notaris ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/119781-T 25317 Kebatalan suatu... · hukum, hal ini dimulai sejak abad ke 11 dan 12 didaerah

Universitas Indonesia

61

berupa menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara ataupun mengusulkan

pemberian sanksi berupa pemberhentian dengan tidak hormat kepada Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan tingkat pelanggaran yang

dibuatnya.

Disamping itu, Notaris tersebut dapat dijatuhi hukuman pidana. Menurut Dr.

Habib Adjie, S.H., M.Hum., terdapat 3 batasan pemidanaan terhadap Notaris, yaitu

bila :

1. Ada tindakan hukum dari Notaris terhadap aspek formal akta yang

sengaja, penuh kesadaran dan keinsyafan serta direncanakan,

bahwa akta yang dibuat dihadapan Notaris atau oleh Notaris

bersama-sama (sepakat) untuk dijadikan dasar untuk melakukan

suatu tindak pidana;

2. Ada tindakan hukum dari Notaris dalam membuat akta dihadapan

atau oleh Notaris yang jika diukur berdasarkan UUJN tidak sesuai

dengan UUJN; dan

3. Tindakan Notaris dinilai tidak sesuai menurut instansi yang

berwenang, dalam hal ini Majelis Pengawas Notaris.

Penjatuhan sanksi pidana terhadap Notaris dapat dilakukan sepanjang batasan-

batasan sebagaimana tersebut diatas dilanggar, artinya disamping memenuhi rumusan

pelanggaran yang tersebut dalam UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris juga harus

memenuhi rumusan tersebut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Kebatalan suatu ..., Ryan Oetary, FH UI., 2009.