BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan...

60
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2010, p.10), sistem informasi adalah seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output) data dan informasi, menyediakan sebuah reaksi koreksi (mekanisme umpan balik) untuk mencapai sebuah obyektif. Menurut O’Brien (2006, p.703), sistem informasi adalah rangkaian orang, prosedur, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Atau sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai output-nya. Menurut Whitten, Bentley dan Ditman (2004, p10), sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan informasi (TI) atau teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sumber daya manusia, software, hardware, jaringan dan memproses sumber daya data menjadi informasi yang berguna bagi pengguna akhir. 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien dan Marakas (2006,p.24) sistem adalah sekelompok komponen yang berkaitan, dengan batasan-batasan yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p.10), sistem informasi adalah seperangkat

elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input),

memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output) data dan informasi,

menyediakan sebuah reaksi koreksi (mekanisme umpan balik) untuk mencapai sebuah

obyektif.

Menurut O’Brien (2006, p.703), sistem informasi adalah rangkaian orang,

prosedur, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi. Atau sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai

input dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai output-nya.

Menurut Whitten, Bentley dan Ditman (2004, p10), sistem informasi adalah

pengaturan orang, data, proses dan informasi (TI) atau teknologi informasi yang

berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai

output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sumber

daya manusia, software, hardware, jaringan dan memproses sumber daya data menjadi

informasi yang berguna bagi pengguna akhir.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien dan Marakas (2006,p.24) sistem adalah sekelompok komponen

yang berkaitan, dengan batasan-batasan yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

9

tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses

transformasi yang teratur.

Sistem memiliki tiga komponen yang berinteraksi :

1. Input: melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki

sistem untuk diproses.

2. Pemrosesan: melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

3. Output: melibatkan pemindahan elemen yang telah diproduksi oleh ke tujuan akhir.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Rainer dan Cegielski (2011, p.10) informasi adalah data yang sudah

diolah sehingga memiliki arti dan bernilai bagi penerimanya.

2.2 E-Business

Menurut Rainer dan Cegielski (2011, p.201), e-business adalah konsep yang

agak lebih luas dari e-commerce. Di samping pembelian dan penjualan barang dan jasa,

e-business juga mengacu melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis dan

melakukan transaksi elektronik dalam sebuah organisasi.

2.3 Manajemen

Menurut Robbins dan Coulter (2002, p6) manajemen adalah proses

pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan

secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Berdasarkan pengertian diatas, terdapat beberapa kata yang dapat dijabarkan

lebih lanjut untuk memperoleh pengertian secara detail atas konsep manajemen, antara

lain proses, efektif, dan efisien.

Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh para manajer. Efisiensi mengacu pada memperoleh output

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

10

terbesar dengan input yang terkecil, digambarkan dengan melakukan segala sesuatu

secara benar. Sementara efektivitas digambarkan sebagai melakukan sesuatu yang benar,

yaitu menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.

2.4 Sistem Informasi Manajemen

Menurut Whitten et al (2004, p10) sistem informasi manajemen adalah sebuah

sistem informasi yang menyediakan untuk pelaporan berorientasi manajemen

berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.

Menurut Laudon dan Laudon (2004, p16) sistem informasi manajemen adalah

sebuah bidang studi sistem informasi yang berfokus pada penggunaan sistem informasi

tersebut pada manajemen dan bisnis. Sistem informasi manajemen mengkombinasikan

konsep teoretis dari ilmu komputer, ilmu manajemen, dan riset operasional dengan

berorientasi pada praktek pengembangan solusi sistem untuk menghadapi masalah-

masalah yang terjadi pada dunia nyata dan mengelola sumber daya teknologi informasi

yang ada.

Menurut Mc Leod dan Schell (2004, p11) sistem informasi manajemen adalah

sebuah sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang

memiliki kebutuhan yang sama.

Menurut O’brien (2005, p15) sistem informasi manajemen berfokus pada

pengembangan aplikasi bisnis yang memberi para pemakai akhir tingkat manajerial

laporan manajemen yang telah ditetapkan, yang akan membantu para manajer tersebut

informasi yang mereka butuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

Jadi menurut beberapa definisi diatas, sistem informasi manajemen ialah suatu

sistem berbasis komputer yang berfokus pada bidang manajemen dan bisnis, dimana

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

11

sistem tersebut akan memberi laporan-laporan manajerial untuk mendukung para

praktisi bisnis dalam pengambilan keputusan.

2.5 Persediaan

Menurut Nasution (2003, p103), persediaan adalah sumberdaya menganggur

yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut adalah

berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada

system distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

Menurut Schroeder (2000, p304), persediaan adalah barang yang disimpan dan

digunakan untuk memfasilitasi kegiatan produksi atau untuk memenuhi permintaan

pelanggan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, persediaan adalah barang yang disimpan

dan sedang menunggu pemrosesan lebih lanjut dalam proses produksi untuk

memenuhi permintaan pelanggan

Menurut Nasution (2003, p103), dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari

tiga bentuk sebagai berikut :

1. Bahan baku, yaitu yang merupakan input awal dari proses transformasi

menjadi produk jadi.

2. Barang setengah jadi, yaitu yang merupakan bentuk peralihan antara bahan baku

dengan produk setengah jadi.

3. Barang jadi, yaitu yang merupakan hasil akhir proses transformasi yang

siap dipasarkan kepada konsumen.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

12

Menurut Schroeder (2000, p306), ada empat alasan diperlukannya persediaan :

1. Untuk mengatasi ketidakpastian.

Dalam sistem persediaan, terdapat ketidakpastian dalam hal penawaran,

permintaan, dan waktu tenggang. Persediaan pengaman dibuat untuk mengatasi

ketidakpastian tersebut.

2. Untuk pembelian dan produksi yang ekonomis.

Seringkali memproduksi barang dalam jumlah besar lebih ekonomis. Begitu juga

dengan pembelian bahan baku mentah.

3. Untuk mengatasi perubahan yang telah diperkirakan dalam permintaan

atau penawaran.

Ada beberapa tipe kondisi dimana perubahan dalam permintaan atau

penawaran dapat diperkirakan. Salah satunya adalah ketika harga atau

ketersediaan bahan baku mentah diperkirakan berubah.

4. Untuk memperlengkapi transit.

Persediaan transit terdiri dari barang dalam perjalanan dari satu titik ke titik

lainnya. Biasanya persediaan ini dipengaruhi oleh penentuan lokasi gedung dan

pemilihan pihak yang mengirim.

Menurut Render dan Heizer (2006, p471-472), tujuan dari kebanyakan model

persediaan adalah untuk meminimalkan biaya total. Terdapat tiga model persediaan yang

digunakan untuk menentukan kapan pemesanan dilakukan dan berapa banyak yang akan

dipesan. Model-model permintaan independen ini adalah Economic Order Quantity

(EOQ), Production Order Quantity (POQ), dan Quantity Discount. EOQ (Economic

Order Quantity) merupakan salah satu tehnik pengendalian persediaan tertua dan paling

dikenal.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

13

Beberapa Asumsi yang dipakai dalam EOQ (Render dan Heizer, 2006, p474),

adalah:

1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan.

2. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan, diketahui,

dan bersifat konstan.

3. Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan

tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu.

4. Tidak mungkin diberikan diskon.

5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya

penahan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu.

6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan

pada waktu yang tepat.

Dalam lingkungan produksi, ada waktu tertentu dimana sebuah perusahaan dapat

menerima persediaannya sepanjang suatu periode. Keadaan seperti ini mengharuskan

pemakaian model yang berbeda, yaitu model yang tidak memerlukan asumsi penerimaan

pesanan seketika. Model ini diterapkan ketika persediaan secara terus menerus mengalir

atau terbentuk sepanjang suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan atau ketika

produk diproduksi dan dijual pada saat bersamaan. Production Order Quantity (POQ)

merupakan modifikasi dari teknik EOQ akan tetapi perbedaannya adalah teknik ini

mempunyai besar ukuran lot yang berbeda tiap pesanannya. Model ini disebut

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

14

Production Order Quantity (POQ) dengan asumsi EOQ tradisionalnya valid (Render

dan Heizer, 2006, p477).

POQ = Q* p =

Keterangan :

Q* = Jumlah optimal barang per pesanan

D = Permintaan tahunan barang persediaan

S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pemesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

p = Tingkat produksi harian

d = Tingkat permintaan harian

N =

Keterangan :

N = Jumlah pemesanan

D = Permintaan tahunan barang persediaan

POQ = Jumlah unit yang dipesan.

Menurut Render dan Heizer (2006,p476), model-model persediaan

mengasumsikan bahwa suatu perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya

mencapai nol. Sebelum perusahaan memesan lagi, dan dengan seketika kiriman yang

dipesan akan diterima. Akan tetapi, waktu antara dilakukannya pemesanan, disebut Lead

Time atau waktu pengiriman, bisa cepat, beberapa jam atau lambat, beberapa bulan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

15

Maka, keputusan kapan akan memesan biasanya diungkapkan dalam konteks Reorder

Point (ROP), tingkat persediaan dimana harus dilakukan pemesanan.

ROP = d x L

Keterangan :

d = Tingkat permintaan harian

L = Lead time untuk pemesanan baru dalam hari

Persamaan diatas mengasumsikan bahwa permintaannya sama dan bersifat

konstan. Bila tidak demikian halnya, harus ditambahkan stok tambahan, seringkali

disebut stok pengaman (safety stock). Penambahan safety stock menyebabkan perubahan

persamaan menjadi :

Safety Stock = (p - d) x L

ROP = d x L + Safety Stock

Keterangan :

d = Tingkat permintaan harian

L = Lead time untuk pemesanan baru dalam hari

p = Tingkat produksi harian

2.6 Procurement

Pengadaan barang, atau disebut juga procurement, merupakan salah satu bagian

dari supply chain management. Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p314)

procurement secara luas mencakup semua aktivitas perusahaan yang melibatkan proses

mendapatkan barang dari pemasok, termasuk didalamnya terdapat proses permintaan,

pembelian, pengiriman, penyimpanan, dan penggunaannya didalam lingkup perusahaan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

16

Proses procurement tradisional biasanya terdiri dari :

Gambar 2.1 Proses Procurement Tradisional Sumber : Turban et al (2010, 253)

Di dalam SAP, proses procurement terdiri dari:

1. Determination of requirement

User dari departemen yang bersangkutan dapat menyerahkan data kebutuhan

bahan kepada bagian pembelian dalam bentuk Purchase Requisition (PR).

2. Determination of source supply

Departemen pembelian membuat Request for Quotation (RFQ).

3. Vendor selection

Sistem menyeleksi pemasok dengan membuat perbandingan harga dari

berbagai quotation yang ada.

4. Purchase order handling

Membuat Purchase Order (PO) baik secara manual atau secara otomatis

dengan menggunakan sistem

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

17

5. Purchase order monitoring

Kita dapat memonitor status pemrosesan dari purchase order dalam sistem

6. Good receipt

Ketika terjadi incoming deliveries dalam sistem, kita dapat langsung

menemukan PO yang sesuai sehingga dapat menghemat waktu entry dan kita

dapat mengecek apakah barang yang dikirim dan jumlahnya sudah sesuai

dengan PO.

7. Invoice verification

Ketika masuk ke dalam invoice, dapat mengecek perhitungan dan akurasi

dari invoice.

8. Payment processing

Pembayaran dijalankan dalam modul Financial Accounting

Terdapat beberapa metode procurement yang dapat digunakan oleh

perusahaan dalam menperoleh barang dan jasa menurut Turban (2010, p251),

antara lain:

1. Membuat sistem penawaran dimana supplier akan berkompetisi antara satu

sama lain. Biasanya metode ini digunakan dalam pengadaan yang

kuantitasnya besar.

2. Membeli langsung dari pabrik, wholesaler, dan pengecer, baik dari katalog

yang telah disediakan, maupun dengan metode negosiasi.

3. Membeli dari lelang, baik yang bersifat pribadi maupun umum, dimana

perusahaan berpartisipasi sebagai pembeli.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

18

4. Membeli dari catalog perantara (e-distributor) yang menggabungkan catalog-

katalog penjual lainnya.

5. Membeli dari katalog pembelian internal, dimana katalog vendor yang telah

disetujui oleh perusahaan, termasuk harga yang telah disepakati bersama,

tergabung didalamnya. Pendekatan ini digunakan untuk implementasi dari

desktop purchasing, yang memungkinkan peminta dapat memesan langsung

kepada vendor, tanpa melalui bagian pengadaan.

6. Bergabung dengan suatu grup sistem pembelian yang menggabungkan

permintaan anggota-anggotanya dan mengumpulkannya menjadi jumlah

yang besar. Kemudian grup tersebut akan melakukan negosiasi harga atau

memulai proses penawarannya.

7. Membeli pada industrial mall

8. Berkolaborasi dengan supplier untuk berbagi informasi mengenai penjualan

dan persediaan, sehingga ketika persediaan berkurang dan mengalami stock-

out, perusahaan dapat melakukan just-in-time delivery.

2.7 Manajemen Pengadaan

Menurut Turban (2010, p253) manajemen pengadaan adalah proses perencanaan,

pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pembelian

barang dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai misi organisasi.

Menurut Pujawan (2005, p137) manajemen pengadaan adalah salah satu

komponen utama dari supply chain management. Terdapat beberapa tugas dari

manajemen pengadaan secara umum, yakni:

1. Menyediakan input, berupa barang dan jasa yang dibutuhkan dalam

kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

19

2. Menyediakan jasa seperti jasa transportasi dan pegudangan, jasa konsultasi,

dan sebagainya.

3. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.

4. Memilih supplier.

5. Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok.

6. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.

7. Melakukan proses pembelian.

8. Mengevaluasi kinerja supplier.

2.8 E-procurement

2.8.1 Pengertian E-procurement

Menurut Chaffey (2007, p309) e-procurement adalah pengelolaan dan

integrasi aktivitas pengadaan secara elektronik, termasuk didalamnya proses

permintaan, otorisasi, pemesanan, pengiriman, dan pembayaran antara pembeli

dan supplier. Sementara menurut Turban (2010, p253) e-procurement adalah

perolehan barang dan jasa secara elektronik untuk kebutuhan perusahaan.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa e-procurement adalah

proses pengadaan barang, termasuk didalamnya adalah permintaan, otorisasi,

pemesanan, pengiriman, dan pembayaran antara perusahaan sebagai pembeli

dengan vendor, dengan bantuan internet atau jaringan lainnya.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

20

Gambar 2.2 Manajemen E-Procurement Sumber : Kalakota (2001, p339)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

21

2.8.2 Proses dan kegiatan dalam E-procurement

Gambar 2.3 Proses E-Procurement Sumber : Turban et al (2010, p354)

Seperti yang telah dijelaskan pada gambar 2.5, proses e-procurement

terdiri dari beberapa tahap, yakni:

Search for vendor and Product E-catalog, brochures, conventions, exhibits, telephone calls, visits

Qualify Vendors Which vendors can we do business with? Research firms, financial stability, and credit history

Select a Market Mechanism Private, public, auctions (tendering), exchange, bartering (tendering system has a special process)

Compare and Negotiate Compare price, financing, delivery, quality, etc. Select a vendor

Make a Purchase Arrangement (individual or committee) Have a contract Arrange payment

Pre – Purchase Activities

Initiate a Purchase Order (PO) Fill in electronic form or trigger ready order

Arrange a pickup or receive shipment Check shipping documents

Make payments Approve payments Arrange money transfer

After- Purchase Activities

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

22

1. Melakukan pencarian vendor dan produk dengan menggunakan katalog,

brosur, telepon, dan lainnya.

2. Melakukan kualifikasi vendor sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan. Dari list vendor yang ada, ditentukan mana yang sekiranya dapat

diajak bekerja sama.

3. Memilih mekanisme pasar, seperti private, umum, lelang, barter, dll.

4. Melakukan perbandingan serta negosiasi, baik mengenai kualitas barang,

harga barang, metode pengiriman, dll.

5. Membuat kesepakatan pembelian setelah negosiasi berhasil.

6. Membuat Purchase Order (PO).

7. Mengatur jadwal pengambilan atau pengiriman barang, sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibentuk sebelumnya.

8. Melakukan pembayaran terhadap vendor.

Menurut Kalakota (2001, p315), proses E-Procurement terangkum dalam

skema rantai e-procurement seperti gambar dibawah ini.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

23

Gambar 2.4 Rantai E-Procurement Sumber : Kalakota (2001, p315)

2.8.3 Tujuan dan Manfaat E-procurement

Menurut Turban (2010, p254), terdapat beberapa tujuan dan manfaat

dalam penggunaan e-procurement, antara lain:

Meningkatkan produktivitas dari bagian pembelian (menyediakan lebih

banyak waktu dan mengurangi tekanan pekerjaan)

1. Mengurangi harga pembelian melalui adanya standarisasi produk,

reverse auction, diskon, dan pembelian konsolidasi.

2. Meningkatkan arus dan pengelolaan informasi. Misal : informasi

supplier dan informasi harga.

3. Meminimalisasi pembelian dari vendor yang tidak memiliki kontrak

kerja sama dengan perusahaan (maverick buying).

4. Meningkatkan proses pembayaran dan penyimpanan untuk

mempercepat proses pembayaran (untuk penjual).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

24

5. Menciptakan hubungan yang kolaboratif dan efisien dengan supplier.

6. Memastikan proses pengiriman tepat waktu setiap saat.

7. Memangkas waktu pemrosesan dan pemenuhan pesanan dengan

leveraging automation.

8. Mengurangi kebutuhan akan keahlian dan kebutuhan pelatihan untuk

bagian pembelian.

9. Mengurangi jumlah supplier.

10. Mempersingkat proses pembelian dan membuatnya lebih cepat dan

mudah dimengerti (biasanya melibatkan adanya otorisasi peminta

dalam melakukan permintaan melalui desktop, tanpa melalui bagian

pengadaan).

11. Mempersingkat proses rekonsiliasi invoice dan adanya perselisihan

dalam pemecahan masalah.

12. Mengurangi biaya proses administrasi per pemesanan.

13. Dapat menemukan supplier dan vendor baru yang dapat menyediakan

barang dan jasa lebih cepat atau lebih murah.

14. Mengintegrasi pengawasan anggaran yang ada dalam proses

pengadaan.

15. Meminimalisasi adanya human error dalam proses pembelian dan

pengiriman.

16. Mengawasi dan meregulasi perilaku pembelian.

Menurut Pujawan (2005, p165) banyak manfaat yang bisa direalisasikan

dengan mengaplikasikan e-commerce, antara lain:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

25

1. Proses administrasi dapat dilangsungkan lebih cepat, akurat, dan

murah. Mengundang supplier untuk memasukkan proposal atau

penawaran tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi bisa

dilakukan dengan fasilitas web.

2. Perusahaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapatkan

keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan

sedapat mungkin menurunkan harga penawaran agar bisa menjadi

pemenang.

3. Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih banyak

dari berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan transaksi

dengan supplier yang lebih berkompeten.

4. Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun proses-

proses fisik (pengiriman, dll.) sehingga kedua belah pihak cepat

mengetahui kalau ada masalah yang membutuhkan penanganan lebih

lanjut.

5. Pihak perusahaan maupun supplier bisa melakukan proses-proses

tersebut dari mana saja asalkan terhubung dengan jaringan internet.

2.9 Pemilihan dan Penilaian Vendor

Pemilihan vendor merupakan salah satu aktivitas vital dalam proses

procurement. Pemilihan vendor akan berkaitan erat dengan harga produk, kualitas

produk, dan bahkan margin yang didapatkan serta secara tidak langsung akan

berpengaruh terhadap harga jual produk atau jasa yang dihasilkan. Menurut Pujawan

(2005, p137), memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

26

tersebut akan memasok item yang penting dan/atau akan digunakan dalam jangka

panjang sebagai supplier penting.

Pemilihan vendor berkaitan erat dengan perhitungan performa vendor. Dengan

melakukan evaluasi performa vendor yang telah melakukan transaksi sebelumnya, maka

hasil evaluasi tersebutlah yang akan digunakan sebagai data dalam pemilihan vendor

dimasa datang. Menurut Gordon (2005, p21) terdapat beberapa alasan mengapa kita

harus melakukan evaluasi performa supplier, antara lain :

1. You can’t manage, when you don’t measure. Perusahaan tidak akan dapat

mengelola baik proses procurement secara keseluruhan, maupun mengelola

hubungan dengan supplier ketika perusahaan tersebut tidak menghitung atau

menganalisis apa yang telah dilakukan supplier, bagaimana kinerjanya,

bagaimana kualitas barang, dan lain-lain.

2. If you measure supplier, they will improve. Ketika perusahaan menganalisa,

menghitung, dan melaporkan hasil perhitungan kuantitatif tersebut kepada

supplier, maka supplier akan menerima suatu laporan atas kinerjanya.

Supplier dapat menjadikannya tolak ukur atas kinerjanya sendiri dan tentunya

akan menjadikannya sebagai pertimbangan untuk meningkatkan performa

mereka.

3. You can uncover and remove hidden waste and cost driver in the supply

chain. Dengan menghitung sesuai dengan data kuantitatif, maka tidak ada

lagi produk-produk yang terbuang dan perusahaan dapat mengendalikan

biaya yang timbul dalam proses supply chain.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

27

4. You can facilitate supplier performance improvement. Seperti yang telah

dikemukakan sebelumnya, perhitungan atas performa supplier dapat

memfasilitasi supplier untuk meningkatkan performanya.

5. You can increase competitiveness by shrinking order cycle times and

inventory levels. Menyusutkan tingkat persediaan dan waktu siklus

pemesanan, perusahaan akan meningkatkan persaingan antar supplier. Siklus

pemesanan yang lebih singkat akan memacu supplier untuk terus

meningkatkan kinerja secara cepat sehingga dapat lebih unggul dari supplier

lainnya.

6. You can make informed business decision that impact the enterprise. Hasil

evaluasi performa supplier dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan

dalam perusahaan, baik keputusan dalam pemilihan supplier maupun

keputusan bisnis lainnya.

Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan vendor.

Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan strategi supply chain maupun

karakteristik dari item yang akan dipasok.

Terdapat beberapa kriteria dasar dalam pemilihan vendor yang digunakan oleh

perusahaan, antara lain : kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu

pengiriman. Namun tidak jarang juga perusahaan membutuhkan kriteria lainnya yang

dianggap penting untuk pemilihan vendor. Berikut keragaman criteria vendor yang ada

berdasarkan penelitian terhadap 170 manajer pembelian di Amerika Serikat.

Tabel 2.1 Tabel Kriteria Pemilihan Supplier Kriteria Skor

Quality 3.5 Delivery 3.4

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

28

Performance History 3.0 Warranties and Claim Policies 2.8 Price 2.8 Technical Capability 2.8 Financial Position 2.5 Procedural Compliance 2.5 Communication System 2.5 Reputation and Position in Industry 2.4 Desire for Business 2.4 Management and Organization 2.3 Operating Control 2.2 Repair Service 2.2 Attitudes 2.1 Impression 2.1 Packaging Ability 2.0 Labor Relations Record 2.0 Geographical Location 1.9 Amount of Past Business 1.6 Training Aids 1.5 Reciprocal Arrangements 0.6

Sumber : Pujawan (2005, p138)

Berdasarkan banyaknya keragaman kriteria yang muncul itulah, maka

kriteria pemilihan vendor menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk

diidentifikasi secara jelas oleh perusahaan dalam pemilihan vendor.

Terdapat banyak metode dalam melakukan perhitungan performa vendor,

baik menggunakan cara tradisional maupun modern. Salah satunya ialah dengan

menggunakan metode Linear Average (Rata-rata Linear). Dalam metode ini,

kriteria terdapat tiga kriteria yang digunakan, antara lain: On Time Delivery

(OTD), Quality, dan Total Cost. Ketiga kriteria ini akan diperhitungkan dengan

rumus masing-masing, dan kemudian hasilnya akan dikalikan dengan bobot

tertentu, sesuai dengan kebijakan perusahaan. Hasil perkalian tersebutlah yang

kemudian akan menjadi nilai akhir dari performa vendor.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

29

1. On Time Delivery (OTD)

Menurut Cormican dan Cunningham (2006, p356), matriks OTD

supplier digunakan untuk membandingkan antara tanggal yang

dijanjikan dengan tanggal actual dimana barang akan diterima oleh

tangan perusahaan atau pembeli. Pada umumnya, batas keterlambatan

penerimaan yang ditoleransi ialah 5 hari keterlambatan, dengan

mempertimbangkan adanya akhir pekan dan hari libur. Rumus

perhitungan OTD ialah :

OTD = Number parts received on time x 100% Number of total parts expected

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

30

2. Quality

Menurut Cormican dan Cunningham (2006, p358), indikator kualitas

supplier ialah persentase perbandingan dari jumlah barang / bagian

yang dikembalikan kepada supplier (RTS) dan jumlah barang / bagian

yang diterima dari supplier. Terdapat dua jenis metode yang dapat

digunakan untuk menghitung indikator kualitas, antara lain:

1. Angka Kualitas untuk Produk Volume Rendah

Menurut Howmet (2002, p2) dan Cormican dan Cunningham

(2006, p358), cara dasar dalam menghitung angka kualitas ialah

dengan membandingkan antara jumlah barang yang ditolak atau

dikembalikan kepada supplier dengan jumlah total barang yang

diterima. Rumusnya ialah :

Namun dalam perhitungan ini, yang dibutuhkan ialah perhitungan

dari sisi jumlah barang yang diterima sehingga ketika nilai akan

digabungkan dengan perhitungan kriteria lainnya dapat sebanding.

Oleh karena itu, rumusnya ialah:

2. Angka Kualitas dengan Produk Volume Tinggi

Menurut Howmet (2002, p2) dan Cormican dan Cunningham

(2006, p358), untuk produk dengan volume tinggi maka

Angka Kualitas = Jumlah Barang yang di tolak x 100% Total barang yang diterima

Angka Kualitas = 1- Jumlah Barang yang di tolak x 100% Total barang yang diterima

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

31

perhitungan akan dilakukan dengan berbasis Part Per Million

(PPM) dan final point nya akan dikonversikan dengan

menggunakan PPM Conversion Table. Rumusnya ialah :

Dalam perhitungan ini, Cormican dan Cunningham (2006, p358)

memiliki spesifikasi khusus dalam hal pembobotannya.

Pembobotan yang akan diberikan ialah 40 %, 40%, dan 20%

untuk masing-masing nilai OTD, nilai Kualitas, dan nilai TC.

Pembobotan ini sesuai dengan tabel PPM Conversion yang hasil

akhirnya telah dibobotkan sebanyak 40 %.

Tabel 2.2 Tabel Konversi PPM

Sumber : Cormican dan Cunningham (2006, p358)

3. Total Cost (TC)

PPM = Jumlah Barang yang di tolak x 1.000.000 Total barang yang diterima

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

32

Matriks Total Cost supplier diperoleh dari rasio total biaya yang

dibutuhkan per total biaya yang pantas keluar untuk barang-

barang tersebut (maximum reasonable price). Rumusnya ialah :

2.9.2 Metode Coefficient of Variance

Mengukur persebaran data merupakan salah satu hal yang paling

penting dalam pengambilan keputusan berbasis kuantitatif. Persebaran

data mengindikasikan seberapa besar resiko yang terdapat dalam

distribusi data tertentu. Semakin besar persebaran data maka tingkat

resiko akan semakin besar dan sebaliknya. Pengukuran persebaran data

dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun sebelumnya, perlu

dilakukan terlebih dahulu pengukuran deskriptif akan data.

Menurut Groebner et al. (2001, p106), terdapat beberapa

pengukuran deskriptif yang penting yang berguna untuk merubah data

menjadi informasi yang memiliki arti. Dua dari pengukuran deskriptif

tersebut adalah Mean (rata-rata) dan Standar Deviasi.

Menurut Groebner et al. (2001, p82), mean atau rata-rata adalah

sebuah pengukuran numerik terpusat atas sekumpulan perhitungan

kuantitatif yang dihitung dengan cara membagi total dari nilai-nilai data

yang ada dengan jumlah data yang ada.

Menurut Aczel dan Sounderpandian (2009, p24), mean adalah

rata-rata. Mean ialah jumlah total dari seluruh observasi yang dilakukan

dibagi dengan jumlah observasi yang dilakukan.

Total Cost = 1 – Biaya yang harus dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

33

Menurut Groebner et al. (2001, p85), rumus mean ada dua, yakni

mean dari sampel dan mean dari populasi. Populasi ialah sekumpulan

objek atau individu yang memiliki kepentingan tertentu atau pengukuran

yang diperoleh dari objek-objek atau individu-individu yang memiliki

ketertarikan sama. Sementara sampel adalah bagian dari populasi itu

sendiri. Rumus mean untuk sampel adalah :

n

xxx

n

Xi

xn

n

i +++==∑

= ...211

Dimana x adalah nilai data yang dihasilkan dari setiap observasi

yang dilakukan dan n adalah jumlah observasi yang dilakukan. Sementara

rumus mean untuk populasi adalah :

µ = N

xN

i

i∑=1

Dimana x adalah nilai data yang dihasilkan oleh tiap observasi

dan N adalah ukuran atau jumlah dari populasi yang ada.

Menurut Groebner et al. (2001, p99), varians adalah rata-rata dari

jarak antara nilai data dengan mean yang dinyatakan dalam persegi.

Sementara standar deviasi adalah akar positif dari varians. Berikut adalah

rumus varians dan standar deviasi.

N

XN

ii∑

=

−= 1

2

2

)(

:Variance Population

µσ

1

)(

:Variance Sample

2

12

−=∑

=

n

xx

s

n

ii

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

34

N

xN

ii

2

12

)(

:Deviation Standar Population

µσσ

−==∑

=

1

)(

:Deviation Standard Sample

1

2_

−=∑

n

xxs

n

ii

Menurut Groebner et al. (2001, p106), standar deviasi digunakan

untuk menghitung variasi dalam sekelompok data. Untuk para pengambil

keputusan, standar deviasi mengindikasikan bagaimana persebaran atau

bagaimana variable dari sebuah distribusi data. Untuk distribusi data yang

memiliki rata-rata (mean) yang sama, maka distribusi data dengan standar

deviasi yang terbesar memiliki persebaran data relatif yang terbesar pula.

Namun ketika dua atau lebih distribusi data memiliki rata-rata (mean)

yang berbeda, pengukuran persebaran data tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan standar deviasi saja.

Metode Coefficient of Variation (CV) digunakan untuk

melakukan pengukuran variasi persebaran data relatif dengan rata-rata

(mean) yang berbeda. Rumus untuk metode CoV adalah:

%100

: CV Population

xCVµσ=

%100

:CV Sample

xx

sCV =

Dalam membandingka dua atau lebih nilai CV, maka distribusi

data dengan nilai CV terbesar merupakan distribusi data yang memiliki

persebaran data relatif yang terbesar, dengan kata lain, memiliki tingkat

resiko yang lebih tinggi.

2.10 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

35

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.14-15), analisa dan perancangan berorientasi

objek meliputi empat aktivitas atau kegiatan utama yang terdiri dari dua tahap analisa

dan dua tahap perancangan, yaitu analisis problem-domain, analisis application-domain,

desain arsitektur (architectural design), dan desain komponen (component design).

Gambar 2.6 Kegiatan utama dan hasil analisa dan perancangan berorientasi objek

(Sumber: Matthiasen et al., p. 15)

Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified Modelling

Language). UML hanya digunakan sebagai notasi dan bukan sebagai metode dalam

melakukan modelling.

2.10.1 Object

“Object is an entity with identity, state, and behaviour.” (Mathiassen et

al., 2000, p.4)

Yang artinya objek adalah sebuah entitas dengan identitas, keadaan, dan

perilaku. Identitas objek membedakan antara satu objek dengan objek lainnya.

Identitas suatu objek juga mengekspresikan bagaimana objek lain dapat

mengenali dan mengaksesnya. Dalam analisis, objek dipergunakan untuk

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

36

membantu pemahaman konteks sistem. Dalam desain, objek digunakan untuk

menggambarkan sistem itu sendiri.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.5-6), keuntungan dari orientasi objek

(object-orientation), yaitu:

a. Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem.

b. Terdapat kaitan yang erat antara analisa berorientasi objek (object-

oriented analysis), desain berorientasi objek (object-oriented design),

antar muka berorientasi objek (object-oriented user interface),

pemrograman beroorientasi objek (object-oriented programming).

2.10.2 System Definition

”System definition is a conscise description of a computerized system

expressed in natural language.” (Mathiassen et al., 2000, p.24)

Yang artinya definisi sistem adalah definisi singkat dari sistem yang

terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural. System definition

mendeskripsikan konteks sistem, informasi apa yang ada didalamnya, mana yang

akan digunakan, dan kondisi pengembangan apa yang berlaku.

2.10.3 Rich picture

“Rich picture is an informal drawing that present the illistrator’s

understanding of a situation.” (Mathiassen et al., 2000, p.26)

Yang artinya rich picture adalah sebuah gambaran informal yang

digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka

terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat

digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik

antara pengguna dalam sistem.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

37

2.10.4 The FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39-40), kriteria FACTOR terdiri dari

6 (enam) elemen, yaitu:

• Functionality

Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas dalam application

domain.

• Application domain

Bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor atau

mengontrol problem domain.

• Conditions

Kondisi di mana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

• Technology

Mencakup teknologi yang akan digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi dimana sistem akan dijalankan.

• Objects

Objek utama dari problem domain.

• Responsibility

Tanggung jawab keseluruhan sistem dalam hubungan dengan

konteksnya.

2.10.5 Problem Domain Analysis

“Problem domain is that part of a context that is administrated,

monitored, and controlled by a system.” (Mathiassen et al., 2000, p.6)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

38

Yang artinya problem-domain adalah bagian dari konteks yang

diadministrasikan, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem

domain memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan

menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari class, objek,

stucture dan behaviour yang ada dalam problem domain.

Gambar 2.7 Aktivitas didalam model problem-domain

(Sumber: Matthiasen et al., p. 46)

2.10.6 Classes

“Class is a description of a collection of object sharing structure,

behavioral pattern, and attributes.” (Mathiassen et al., 2000, p.53)

Yang artinya class adalah deskripsi dari sekumpulan objek yang

mempunyai struktur, pola perilaku, dan atribut. Class merupakan kegiatan yang

pertama dilakukan didalam analisis problem-domain. Ada beberapa tugas utama

dalam kegiatan ini, yaitu:

i. Mengklasifikasikan objek (objects) dan kejadian (events)

“Object is an entity with identity, state, and behaviour.”

(Mathiassen et al., 2000, p.51)

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

39

Yang artinya objek adalah sebuah entitas yang memiliki identitas

keadaan, dan perilaku.

“Event is an instantaneous incident involving one or more objects.”

(Mathiassen et al., 2000, p.51)

Yang artinya kejadian adalah insiden atau kejadian seketika yang

melibatkan satu atau lebih objek.

ii. Menemukan Class

Dimulai dengan menentukan kandidat kelas (class candidates),

kemudian menentukan class yang tepat.

iii. Menemukan Event

Dimulai dengan menentukan kandidat kejadian (event candidates),

kemudian menentukan event yang tepat untuk setiap class.

iv. Evaluasi sistematis

Pada bagian ini dilakukan evaluasi kriteria class dan event yang

sudah ditemukan.

Gambar 2.8 Sub-aktivitas dalam memilih problem-domain class dan

event (Sumber: Matthiasen et al., p. 55)

2.10.7 Structure

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

40

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.69), structure bertujuan untuk

menggambarkan hubungan terstruktur antara classes dan object dalam problem

domain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.70), object oriented structure dapat

dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Structure antar class, terdiri dari:

a. Generalization

“Generalization is a general class (the super class) describes

properties common to a group of specialized classes (the

subclasess).” (Mathiassen et al., 2000, p.72)

Yang artinya generalisasi adalah hubungan antara 2 atau lebih

class yang lebih khusus (sub class) dengan class yang lebih

umum (super class).

Gambar 2.9 Generalization Structure

(Sumber: Matthiasen et al., p. 73)

b. Cluster

“Cluster is a collection of related class.” (Mathiassen et al.,

2000, p.74)

Yang artinya kluster adalah kumpulan class yang saling

berkaitan. Cluster digambarkan dengan notasi file folder yang

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

41

mencakup class-class di dalamnya. Class dalam cluster yang

sama dihubungkan dengan generalization ataupun aggregation,

sedangkan class yang berada pada cluster yang berbeda

dihubungkan dengan association.

Gambar 2.10 Cluster Structure

(Sumber: Matthiasen et al., p. 75)

2. Structure antar objek, terdiri dari:

a. Aggregation

“Aggregation is a superior object (the whole) consist of a number

of inferior objects (the parts).” (Mathiassen et al., 2000, p.76)

Yang artinya agregasi adalah objek superior (keseluruhan) yang

terdiri dari sejumlah objek inferior (bagian).

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

42

Gambar 2.11 Aggregation Structure

(Sumber: Matthiasen et al., p. 76)

Terdapat tiga struktur agregasi, yaitu:

• Whole-Part

Dimana objek superior merupakan penjumlahan dari objek

inferior; jika objek inferior tersebut ditambah atau

dihilangkan, akan mengubah total objek superior.

• Container-Content

Dimana objek superior adalah container untuk objek inferior.

Objek superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan

atau penghapusan objek inferior.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

43

• Union-Member,

Dimana objek superior merupakan kesatuan dari objek

inferior. Objek superior tidak akan berubah jika terjadi

penambahan atau penghapusan objek inferior, namun tetap

memiliki batasan.

b. Association

“Association is a meaningful relation between a number of

objects.” (Mathiassen et al., 2000, p.77)

Yang artinya asosiasi adalah hubungan antara sejumlah objek

yang memiliki arti di mana objek-objek yang saling berhubungan

tersebut bukan merupakan bagian dari objek lainnya.

Gambar 2.12 Association Structure

(Sumber: Matthiasen et al., p. 77)

2.10.8 Behaviour

Menurut Mathiassen et al. (2000, p89), behaviour bertujuan untuk

memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem-domain sistem

sepanjang waktu. Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola

perilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap kelas.

2.10.8.1 Event Trace

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

44

“Event trace is a sequence of events involving a specific objects.”

(Mathiassen et al., 2000, p.90)

Yang artinya jejak peristiwa (event trace) adalah urutan dari kejadian

yang terjadi pada suatu objek.

2.10.8.2 Behavioral Pattern

“Behavioral pattern is a description of possible event traces for all

objects in class.” (Mathiassen et al., 2000, p. 90)

Yang artinya pola perilaku (behavioral pattern) adalah daftar

kemungkinan event traces yang terjadi pada semua objek didalam class.

Tiga jenis notasi untuk behavioural pattern yaitu:

1. Sequence (urutan), dimana event muncul satu per satu secara

berurutan. Notasinya: ”+”

2. Selection (pilihan), dimana terjadi pemilihan satu event dari

sekumpulan event yang muncul. Notasinya: ”|”

3. Iteration (iterasi), dimana sebuah event muncul sebanyak

muncul nol atau beberapa kali. Notasinya: ”*”

Gambar 2.13 Struktur kontrol dalam statechart

(Sumber: Matthiasen et al., p. 95)

2.10.8.3 Explore Pattern

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

45

Terdapat 3 (tiga) macam pola, yaitu:

1. The Stepwise Relation Pattern

Digunakan untuk assosiasi dengan agregasi multiple level.

2. The Stepwise Role Pattern

Digunakan untuk lifecycle yang menambah peran baru.

3. The Composite Pattern

Digunakan ketika part ditambahkan secara recursive.

2.10.9 Application Domain Analysis

“Application domain is an organization that administrates, monitors, or

controls a problem domain.” (Mathiassen et al., 2000, p.115)

Yang artinya application domain adalah organisasi yang mengatur,

memonitor, atau mengendalikan problem-domain. Analisa application domain

memfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan dengan menentukan

kebutuhan function dan antarmuka sistem.

2.10.10 Usage

Menurut Mathiassen et al. (2000, p119), tujuan dari kegiatan usage

adalah untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau

sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan

sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Hasil dari kegiatan usage ini adalah

deskripsi lengkap dari semua use case dan aktor yang ada, yang digambarkan

dalam tabel aktor atau use case diagram. Use case dapat dimulai dengan

mengidentifikasi aktor yang berhubungan dengan target sistem.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

46

“Actor is an abstraction of users or other systems that interact with the

target system.” (Mathiassen et al., 2000, p.119)

Yang artinya aktor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yag

berinteraksi dengan sistem target.

Aktor dapat digambarkan dalam spesifikasi aktor yang dibagi menjadi 3

(tiga) menurut Mathiassen (2000, p.126), yaitu:

i. Tujuan, yaitu peran dari aktor dalam sistem target.

ii. Karakteristik, maenggambarkan aspek-aspek yang penting dari

aktor.

iii. Contoh dari aktor tersebut.

“Use case is a pattern for interaction between the system and actors in

the appication domain.” (Mathassen et al., 2000, p.120)

Yang artinya use case adalah pola interaksi antara sistem dan aktor di

dalam application domain.

Gambar 2.14 Contoh use case diagram

(Sumber: Matthiasen et al., p. 129)

2.10.11 Sequence Diagram

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

47

“A sequence diagram describes the interaction among several object

over time.” (Matthiasen, et al., 2000, p.340)

Yang artinya sequence diagram mendeskripsikan interaksi antar beberapa

objek sepanjang waktu. Sequence diagram melampirkan class diagram yang

mendeskripsikan situasi umum dan statis. Sequence diagram dapat menguasai

detail mengenai situasi komplek dan dinamis meliputi beberapa dari banyak

objek yang diciptakan dari kelas-kelas dalam class diagram.

“The sequence diagram is semantically equivalent to communication

diagram for simple interaction. A sequence diagram shows an interaction

between objects arranged in time sequence.” (Bennet et al., 2006, p.252-253)

Yang artinya sequence diagram dapat dikatakan equivalen dengan

diagram komunikasi untuk interaksi yang sederhana. Sebuah sequence diagram

menunjukkan interaksi antara objek yang disusun dalam suatu sequence.

Interaction sequence diagram adalah satu dari beberapa jenis UML

interaction diagram. Sequence diagram pada umumnya serupa dengan diagram

yang memperlihatkan komunikasi untuk interaksi objek yang sederhana. Sebuah

interaksi menkhususkan pola komunikasi antara serangkaian objek atau sistem

yang berpartisipasi dalam kolaborasi. Interaksi dideskripsikan dengan sebuah

sequence di mana pesan ditempatkan dalam sebuah rangkaian waktu dua atau

lebih pesan mungkin dikirimkan pada waktu yang sama di antara objek atau

aturan komunikasi. Secara umum, selama analisis kebutuhan atau desain

interaksi, objek dimodelkan dalam bentuk peranan yang mereka mainkan dan

berkomunikasi dengan meneruskan pesan.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

48

Sebuah sequence diagram memperlihatkan interaksi antar objek yang

diatur dalam sebuah rangkaian waktu. Sequence diagram dapat digambar pada

level detil yang berbeda dan untuk menemukan tujuan yang berbeda pada

beberapa tingkatan dalam pengembangan daur hidup. Aplikasi sequence diagram

yang paling umum adalah untuk merepresentasikan interaksi objek detail yang

terjadi untuk sebuah use case atau untuk suatu operasi.

Dalam sequence diagram yang diadaptasi dari Bennet, et al., terdapat

satu buah notasi yang disebut fragment. Fragment ini biasa digunakan dalam

setiap tipe UML diagram. Fragment yang digunakan pada sequence diagram

dimaksudkan untuk memperjelas bagaimana sequence ini saling dikombinasikan.

Fragment terdiri dari beberapa jenis interaction operator yang

menspesifikasikan tipe dari kombinasi fragment. Tipe-tipe interaction operator

yang ada dalam sequence diagram antara lain dibahas dalam Tabel sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Tipe interaction operator yang digunakan dalam fragment

Interaction

Operator

Penjelasan dan Penggunaan

alt Alternatif ini mewakili alternative behavior yang ada,

setiap behavior ditampilkan dalam operasi yang terpisap.

opt Option ini merupakan pilihan tunggal atas operasi yang

hanya akan dieksekusi bila batasan interaksi bernilai true.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

49

break Break mengindikasi bahwa dalam combined fragment

ditampilkan sementara oleh sisa dari interaction fragment

yang terlampir.

par Parallel mengindikasi bahwa eksekusi operasi dalam

combined fragment biasa digabungkan dalam sequence

manapun.

seq Weak Sequencing menampilkan dalam urutan dari tiap

operasi yang telah dimaintain tetapi keterjadian suatu event

adalah berbeda operasinya dalam perbedaan lifeline yang

dapat terjadi dalam urutan apapun.

Strict Strict Sequencing membuat sebuah strict sequence berada

dalam eksekusi sebuah operasi tapi tidak termasuk urutan

dalam operasi.

neg Negative menggambarkan sebuah operasi yang bersifat

tidak sap.

critical Critical Region mengadakan sebuah batasan dalam sebuah

operasi yang tidak memiliki event yang terjadi dalam

lifeline.

ignore Ignore menandakan tipe pesan, spesifikasi sebagai

parameter, yang seharusnya diabaikan dalam sebuah

interaksi.

consider Consider merupakan keadaan dimana pesan-pesan

seharusnya dipertimbangkan dalam sebuah interaksi.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

50

assert Assertion merupakan keadaan bahwa sebuah sequence dari

pesanan dalam operasi hanyalah satu-satunya yang

memiliki lanjutan yang bersifat sap.

loop Loop digunakan untuk mengindikasi sebuah operasi yang

diulang berkali-kali sampai batasan interaksi untuk

pengulangan berakhir.

Sumber : Bennet, et al. (2006, p270)

2.10.12 Function

“Function is a facility for making a model useful for actors.” (Mathiassen

et al., 2000, p.137)

Yang artinya function adalah sebuah fasilitas yang membuat model dapat

berguna bagi aktor. Kegiatan function memfokuskan pada bagaimana cara

sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.137), tujuan dari kegiatan function

adalah untuk menentukan kemampuan sistem memproses informasi. Hasil dari

kegiatan ini adalah sebuah daftar function-function yang merinci function-

function yang kompleks. Daftar function harus lengkap, menyatakan kebutuhan

kolektif dari pelanggan dan aktor, dan harus konsisten dengan use case.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.138), terdapat 4 (empat) tipe fungsi

dari functions, yaitu:

1. Update, fungsi diaktifkan oleh kejadian di problem-domain dan

mengakibatkan perubahan di keadaan model.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

51

2. Signal, fungsi diaktifkan dengan perubahan di keadaan model dan

menghasilkan reaksi pada konteks.

3. Read, fungsi diaktifkan berdasarkan kebutuhan informasi dalam

pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

4. Compute, fungsi diaktifkan berdasarkan kebutuhan informasi dalam

pekerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi

yang disediakan oleh aktor atau model; hasil dari function ini adalah

tampilan dari hasil komputasi.

Gambar 2.15 Hubungan semua tipe fungsi

(Sumber: Matthiasen et al., p. 140)

Hasil dari fungsi ini adalah function list yang lengkap dengan

spesifikasi fungsi yang kompleks. Class biasa menimbulkan read dan

update function, event menimbulkan update function, dan use case dapat

menimbulkan semua jenis function.

2.10.13 Interfaces

“Interface is facilities that make a system’s model and functions

avaliable to actor.” (Mathissen et al., 2000, p.151)

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

52

Yang artinya interface adalah sebuah fasilitas yang dapat membuat

sebuah model sistem dan fungsi-fungsi tersedia bagi aktor.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.151-152), terdapat 2 (dua) macam

tipe interface, yaitu:

1. User interface, yaitu interface yang menghubungkan user dengan

sistem.

2. System interface, yaitu interface yang menghubungkan suatu sistem

dengan sistem lain.

Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan tugas

pengguna dan konsep dari sistem tersebut. Kualitas user interface ditentukan

oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability

tergantung pada pengguna dan situasi saat sistem tersebut digunakan. Oleh

karena itu, usability bukan merupakan sebuah ukuran yang pasti atau objektif.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.154-156), terdapat 4 (empat) jenis

pola dialog yang penting dalam menentukan user interface, yaitu:

1. Menu selection, menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user

interface.

2. Form-fill, merupakan pola klasik untuk memasukkan data.

3. Command language, dimana user memasukkan dan mengaktifkan

format perintah sendiri.

4. Direct manipulation, dimana user memilih objek dan melaksanakan

fungsi objek, serta melihat hasil dari interaksi tersebut.

Hasil dari kegiatan interface adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user

interface dan system interface yang lengkap, dimana kelengkapan sistem ini

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

53

menunjukkan pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user

interface berupa form presentasi dan dialogue style, diagram window terpilih,

dan diagram navigasi. Sedangkan hasil dari system interface berupa class

diagram untuk peralatan dan external protocol untuk berinteraksi dengan sistem

yang lain.

Gambar 2.16 Contoh navigation diagram

(Sumber: Matthiasen et al., p. 160)

2.10.14 Architectural Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.173), tujuan dari architecture design

adalah untuk membentuk struktur dari sistem yang telah terkomputerisasi. Baik atau

tidaknya sistem tergantung pada kuat atau tidaknya architecture design. Aktivitas

dalam architectural design meliputi criteria, component architecture, dan process

architecture.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

54

Gambar 2.17 Aktivitas dalam architectural design

(Sumber: Matthiasen et al., p. 176)

2.10.15 Criteria

“Criterion is a preferred property of an architecture.” (Mathiassen et al.,

2000, p.177)

Yang artinya kriteria adalah properti istimewa dari sebuah arsitektur. Tujuan

dari kriteria yaitu untuk menyiapkan prioritas dari sebuah rancangan.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 186), ada 3 (tiga) prinsip desain yang

baik, yaitu:

1. Tidak memiliki kelemahan

Cacat tunggal cukup dapat membatalkan sistem. Desain yang baik

sehingga serusaha untuk mencapai sifat yang baik, dan pada saat yang

sama menghidari yang buruk.

2. Menyeimbangkan beberapa kriteria

Desain yang baik harus memenuhi beberapa kriteria. Karena kriteria

ini dapat bertentangan, memprioritaskan semua kriteria sangatlah

penting.

3. Dapat digunakan, fleksibel, dan dapat dipahami.

Kegunaan sistem ditentukan oleh ketegangan antara kualitas sistem

teknis dan penerapan untuk pekerjaan pengguna.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

55

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.184), untuk menciptaan sebuah desain

yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi dari setiap proyek yang

dapat mempengaruhi kegiatan desain, yaitu:

1. Teknis, terdiri dari:

a. Perangkat keras, perangkat lunak dasar, dan sistem yang ada.

b. Penggunaan kembali pola dan komponen yang ada.

c. Menggunakan komponen standart yang dibeli.

2. Organisasi, terdiri dari:

a. Pengaturan kontrak.

b. Rencana untuk pengembangan lebih lanjut.

c. Pembagian kerja antar pengembang.

3. Manusia, terdiri dari:

a. Kompetensi desain.

b. Pengalaman dengan sistem serupa.

c. Pengalaman dengan platform teknis.

Tabel 2.4 Kriteria kualitas perangkat lunak

Criterion Ukuran dari

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan

diri dengan konteks, organisasi yang

berhubungan dengan pekerjaan dan teknis

Secure Ukuran keamanan sistem dalam

menghadapi akses yang tidak terotorisasi

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

56

terhadap data dan fasilitas

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas

platform teknis

Correct Pemenuhan dari kebutuhan

Reliable Ketepatan pemenuhan kebutuhan untuk

melaksanakan fungsi

Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki

kerusakan sistem

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sitem yang

dibentuk dapat melaksanakan fungsi yang

diinginkan

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang

dibentuk

Comprehensible Usaha untuk mendapatkan pemahaman

sistem

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian

sistem pada sistem lain yang berhubungan

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke

platform teknis yang berbeda

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke

sistem lain

Sumber: Matthiasen et al.,(2000, p. 178)

2.10.16 Component Architecture

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

57

“Component architecture is a system structure composed of interconnected

components.” (Mathiassen et al., 2000, p.190)

Yang artinya component architecture adalah struktur sistem yang terdiri dari

komponen-komponen yang saling berhubungan. Component architecture yang baik

menunjukkan beberapa prinsip, yaitu mengurangi kompleksitas dengan membagi

menjadi beberapa tugas, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem, dan

memungkinkan suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.193-197), terdapat beberapa pola umum

dalam component architecture, yaitu:

1. Layered architeture pattern

Sebuah layered- architecture terdiri dari beberapa komponen yang

dibentuk menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas

bergantung pada lapisan yang di bawahnya. Perubahan pada suatu

lapisan akan mempengaruhi lapisan di atasnya.

Gambar 2.18 Layered architeture pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 193)

2. Generic architecture pattern

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari

komponen interface, function, dan model. Komponen model terletak

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

58

pada lapisan yang paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan

function layer dan paling atasnya komponen interface.

Gambar 2.19 Generic architecture pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 196)

3. Client-server architecture pattern

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa

client. Tanggung jawab server adalah menyediakan database dan

resource yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan. Client

bertanggung jawab untuk menyediakan interface lokal untuk setiap

user-nya. Identifikasi komponen umumnya dimulai dengan layer

architecture dan client-server architecture dimana keduanya

merupakan dua layer yang berbeda tapi saling melengkapi.

Gambar 2.20 Client-server architecture pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 197)

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

59

Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server,

dimana U adalah user interface, F adalah function, dan M adalah model.

Tabel 2.5 Jenis arsitektur client-server

Client Server Architecture

U U+F+M Distibuted Presentation

U F+M Local Presentation

U+F F+M Distibuted Functionality

U+F M Centralized Data

U+F+M M Distibuted Data

Sumber: Matthiasen et al., (2000, p. 200)

2.10.17 Process Architecture

“Process architecture is a system-execution structure composed of

interdependent process.” (Mathiassen et al., 2000, p.211)

Yang artinya process architecture adalah eksekusi sistem yang terdiri dari

proses-proses yang saling bergantungan. Tujuan dari process architecture adalah

untuk menetapkan struktur fisik sistem. Hasilnya adalah sebuah deployment diagram

yang menunjukan processor dengan komponen program dan objek yang aktif.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.215-219), terdapat 3 (tiga) pole distribusi,

yaitu:

1. Centralized pattern

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya

dapat melihat user interface. Keuntungannya adalah dapat

diimplementasikan pada client dengan murah, semua data konsisten

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

60

karena berada di satu tempat, strukturnya mudah dimengerti dan

diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya moderat.

Gambar 2.21 Centralized pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 216)

2. Distributed pattern

Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya

menyebarkan model yang terbaru di antara client. Keuntungannya

adalah waku akses yang rendah, kinerja lebih maksimal, dan banyak

back-up data. Kerugiannya adalah redudansi data sehingga konsistensi

data terancam, kemacetan jaringan tinggi, arsitektur sulit dipahami

dan diimplementasikan.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

61

Gambar 2.22 Distributed pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 217)

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

62

3. Decentralized pattern

Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Pada pola ini, client

memiliki data tersendiri sehingga data umum hanya berada di server.

Server menyimpan data umum dan fungsi data-data tersebut,

sedangkan client menyimpan data milik application domain client.

Keuntungannya adalah konsistensi data, tidak ada duplikasi data, lalu

lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan untuk update

data umum di server. Kekurangannya adalah semua prosesor harus

mampu melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara model

dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan biaya hardware.

Gambar 2.23 Decentralized pattern

(Sumber: Matthiasen et al., p. 219)

2.10.18 Component Design

Tujuan dari kegiatan component design adalah untuk menentukan kebutuhan

implementasi dalam kerangka arsitektural. Kegiatan component design berawal dari

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

63

spesifikasi arsitektural dan kebutuhan sistem. Hasil kegiatan ini adalah spesifikasi

dari komponen yang saling berhubungan. Aktivitas dari component design meliputi

model component, function component, dan connecting component.

Gambar 2.24 Component design

(Sumber: Matthiasen et al., p. 232)

2.10.19 Model Component

“Model component is a part of system that implements the problem-domain

model.” (Mathiassen et al., 2000, p.235)

Yang artinya model component adalah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan model problem domain. Tujuan dari model component adalah

merepresentasikan model pada problem-domain. Hasil dari kegiatan ini adalah revisi

dari class diagram dari kegiatan analisis yang terdiri dari kegiatan penambahan

class, atribut, dan struktur baru yang mewakili event.

Gambar 2.25 Revised class diagram

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

64

(Sumber: Matthiasen et al., p. 236)

2.10.20 Function Component

“Function component is a part of system that implements functional

requirements.” (Mathiassen et al., 2000, p.251)

Yang artinya function component adalah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan function component adalah

untuk menentukan fungsi yang harus diimplementasikan.

Hasil utama kegiatan ini adalah class diagram dengan operation dan

specification dari operation yang kompleks. Sub kegiatan ini menghasilkan

kumpulan operasi yang dapat mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang

ditentukan dalam problem domain analysis dan function list.

Gambar 2.26 Class diagram dengan operation

(Sumber: Matthiasen et al., p. 235)

2.10.21 Connecting Components

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

65

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.271), tujuan dari connecting component

yaitu untuk menghubungkan komponen-komponen sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p272-273), ada 2 (dua) konsep dalam

connecting component, yaitu:

• Coupling adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan

bagaimana dekatnya hubungan antara dua class atau component.

• Cohesion adalah ukuran seberapa kuatnya ikatan dari suatu class

atau component.

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

66

2.11 Kerangka Pikir

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI output ) data dan informasi,library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01408-MNSI... · pengelolaan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang berkaitan

67

Gambar 2.27 Kerangka Pikir