BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

30
14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Untuk mendefinisikan komunikasi massa tidaklah mudah. Setiap pakar dan ahli komunikasi memiliki definisi tersendiri mengenai komunikasi massa. Hal ini terjadi, dikarenakan perbedaan sudut pandang dan pendekatan yang dilakukan peneliti dalam mendefinisikan arti komunikasi. Mulyana (2002) menyatakan: “Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen” (Mulyana, 2002:75) Dalam melakukan interaksi dizaman modern ini seseorang tidak lagi perlu lagi bertatap muka untuk menyampaikan sebuah pesan. Kumpulan simbol-simbol (non verbal) dan susunan kata yang dibentuk menjadi sebuah kalimat (verbal) tidak lagi terbatas oleh ruang gerak dan waktu, ketidakterbatasan ini lebih luas dalam cakupan penyampaian pesan yang dapat diarahkan kebanyak komunikan. Komunikasi semacam ini disebut sebagai komunikasi massa, komunikasi massa diambil dari dua kata dasar yang sangat mendasar, yaitu komunikasi dan massa. Jika ditinjau dari definisi dasar kedua kata ini, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) melalui saluran tertentu dengan mengharapkan feedback atau umpan balik, sedangkan definisi dari massa itu sendiri mengarah kearah publik/ banyak orang.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

Untuk mendefinisikan komunikasi massa tidaklah mudah. Setiap pakar dan

ahli komunikasi memiliki definisi tersendiri mengenai komunikasi massa. Hal ini

terjadi, dikarenakan perbedaan sudut pandang dan pendekatan yang dilakukan

peneliti dalam mendefinisikan arti komunikasi. Mulyana (2002) menyatakan:

“Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen” (Mulyana, 2002:75)

Dalam melakukan interaksi dizaman modern ini seseorang tidak lagi perlu

lagi bertatap muka untuk menyampaikan sebuah pesan. Kumpulan simbol-simbol

(non verbal) dan susunan kata yang dibentuk menjadi sebuah kalimat (verbal) tidak

lagi terbatas oleh ruang gerak dan waktu, ketidakterbatasan ini lebih luas dalam

cakupan penyampaian pesan yang dapat diarahkan kebanyak komunikan.

Komunikasi semacam ini disebut sebagai komunikasi massa, komunikasi massa

diambil dari dua kata dasar yang sangat mendasar, yaitu komunikasi dan massa. Jika

ditinjau dari definisi dasar kedua kata ini, komunikasi adalah proses penyampaian

pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) melalui saluran

tertentu dengan mengharapkan feedback atau umpan balik, sedangkan definisi dari

massa itu sendiri mengarah kearah publik/ banyak orang.

15

Definisi komunikasi massa menurtu Freidson dibedakan dari jenis

komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan

kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau

beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga

mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan

komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang

yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat 2003: 188).

Wreight mengemukakan definisinya sebagai berikut: This new from can be

distinguished from older type by following major characteristics: it is directed

toward relatively large, heteregenous and anonymous audience; message are

transmitted publicly, of ten-times to reach most audience members simultaneously

and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a

complex organization that may involve great expense” ( Rakhmat, 2003 :189).

Menurut Prof. Onong Uchajana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. (Effendy., 2003:79)

Selain itu Vivian juga menjelaskan bahwa Kemampuan untuk menjangkau

ribuan, atau bahkan jutaan orang merupakan ciri dari komunikasi massa, yang

dilakukan melalui medium massa seperti televisi atau koran. Komunikasi massa

dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk

mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi,

menghibur, atau membujuk. (Vivian, 2008:450)

16

2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa

Banyak ahli yang mengemukakan sejumlah fungsi komunikasi massa

kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Karlinah

mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum sebagai berikut

(Ardianto & Erdinayah, 2004: 19):

1. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca, pendengat atau pemirsa. Berbagai informasi

dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan

kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia social akan selalu merasa

haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sebagian

informasi didapat bukan dari sekolah atau tempat bekerja melainkan dari media.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass

education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya

mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui

pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau

pembaca.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada

tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Fungsi mempengaruhi ini

dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yag

disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya

mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat tulisan tentang

17

suatu analisis produk tertentu. Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam

tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai

dengan yang diinginkan oleh media tersebut.

4. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi

dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah

pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari

pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu

manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada

komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan

mentalnya.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya

untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu menusia dalam

proses penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan

penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan

dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan kesamaan

di antara komunikator dan komunikan.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif.

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang

berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di

18

sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikan digunakan sebagai kontrol

utama dan pengatur lingkungan.

2.1.2 Efek Pesan Komunikasi Massa

1. Hypodermic needle theory

Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang

homogen dan mudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan

pada mereka akan selalu diterima. Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu

komunikasi yang dikenal dengan teori jarum suntik (Hypodermic Needle

Theory). Teori ini menganggap media massa memiliki kemampuan penuh

dalam mempengaruhi seseorang.

Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi

massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970 an dinamakan pula

hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum

hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950 an setelah peristiwa

penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion

From Mars”. Wilbur Schramm pada tahun 1950 an itu mengatakan bahwa

seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu

ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya. Tetapi pada tahun 1970 an

Scrhamm meminta pada khalayak peminatnya agar teori peluru komunikasi itu

tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak

pasif.

Model magig bullet theory atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori

ini tidak jauh berbeda dengan model SOR, yakni bahwa media secara langsung

dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan.

19

2. Cultivation theory

Teori ini, digagas oleh seorang Pakar komunikasi dari Annenberg

School of Communication, Profesor George Gerbner. Pada 1960, Profesor

Gerbner melakukan penelitian tentang “indikator budaya” untuk mempelajari

pengaruh televisi. Profesor Gerbner ingin mengetahui pengaruh-pengaruh

televisi terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa lain,

Profesor Gerbner memberikan penegasan dalam penelitiannya berupa dampak

yang di timbulkan televisi kepada khalayak.

Teori Kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam

konteks teori ini adalah televisi, memiliki andil besar dalam penanaman dan

pembentukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. “Menurut teori ini,

televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang

masyarakat dan kultur di lingkungannya”(Nurudin, 2004). Persepsi dan cara

pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi.

Atau dalam kalimat lain, apa yang kita pikirkan adalah apa yang dipikirkan

media massa.

3. Cultural imperalism theory

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun

1973. Tulisan pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini

adalah Communication and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya

menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini

berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media massa di

dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk

mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi

media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul

20

lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan

media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran

budaya asli di negara ketiga.

Salah satu yang mendasari munculnya teori ini adalah bahwa pada

dasarnya manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan bagaimana

mereka berpikir, apa yang dirasakan dan bagaimana mereka hidup. Umumnya,

mereka cenderung mereaksi apa saja yang dilihatnya dari televisi. Akibatnya,

individu-individu itu lebih senang meniru apa yang disajikan televisi.

Mengapa? Karena televisi menyajikan hal baru yang berbeda dengan yang

biasa mereka lakukan.

4. Media equation theory

Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford

Nass (professor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika) dalam

tulisannya The Media Equation: How People Treat Computers, Television,

and New Media Like Real People and Places pada tahun 1996. Teori ini relatif

sangat baru dalam dunia komunikasi massa.

Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin

menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan

secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah

(media itu) manusia? Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media

diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak

berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi

interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face.

Misalnya, kita berbicara (meminta pengolahan data) dengan komputer

kita seolah komputer itu manusia. Kita juga menggunakan media lain untuk

21

berkomunikasi. Bahkan kita berperilaku secara tidak sadar seolah-olah media

itu manusia.

5. Spiral silence theory

Elizabeth Noelle-Neumann (seorang professor emeritus penelitian

komunikasi dari Institute fur Publiziztik Jerman) adalah orang yang

memperkenalkan teori spiral keheningan/kesunyian ini. Teori ini

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1984 melalui tulisannya yang berjudul

The Spiral of Silence. Secara ringkas teori ini ingin menjawab pertanyaan,

mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu untuk

menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok

mayoritas? Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa seseorang sering merasa

perlu menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok

mayoritas.

6. Technological determinism theory

Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada

tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of

Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi

pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan

manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir,

berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan

manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.

Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju

masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang

memakai peralatan komunikasi elektronik.

22

7. Uses and gratification theory

Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media,

yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini

meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch

(dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications meneliti asal mula

kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu

dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan

media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan

pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa

kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa

atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media

dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian

besar mungkin tidak sengaja.

8. Agenda setting theory

Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media

kepada agenda publik. Teori Agenda Setting didasari oleh asumsi demikian.

Teori ini sendiri dicetuskan oleh Profesor Jurnalisme Maxwell McCombs dan

Donald Shaw. Menurut McCombs dan Shaw, “we judge as important what the

media judge as important”. Kita cenderung menilai sesuatu itu penting

sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa

menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya

penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media

23

massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan

menjadi tidak terlihat sama sekali.

Denis McQuail (2000: 426) mengutip definisi Agenda Setting sebagai

“process by which the relative attention given to items or issues in news

coverage infulences the rank order of public awareness of issues and

attribution of significance. As an extension, effects on public policy may

occur.”

9. Media critical theory

Teori media kritis akarnya berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang

bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh yang mempeloporinya

antara lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch,

Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse,

Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir

Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan

emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak

status quo dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari

status quo dan struktur sistem yang menindas).

Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik

juga bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka

menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis

membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk

menginterpretasikan hukum sosial media massa.

24

2.2 Media Massa

2.2.1 Definisi Media Massa

Istilah ‘media massa’ memberikan gambaran mengenai alat komunikasi

yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat

mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala yang sangat

luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media massa mengacu

kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap

dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi,

internet dan lain-lain.

Dalam kehidupan dewasa ini, informasi tentang kejadian disekeliling

tidak lagi menjadi pintu rapat yang sulit untuk diketahui oleh banyak orang di

luar sana. Hal ini terwujud dengan adanya media massa yang menjadi saluran

komunikasi secara massa yang dapat menjangkau banyak orang dimanapun

tanpa terbatas ruang gerak dan waktu. Media massa secara umum mempunyai

definisi sebagai alat penyebarluasan.

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa

sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis, seperti surat kabar, film, radio dan televisi. (Cangara, 2003, p.134).

Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan

yang signifikan. Kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum

memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya

berita-berita tentang bahaya merokok bagi kesehatan perokok pasif. Publik pun

25

mendukung Presiden Clinton yang mengemukakan isu nasional tahun 1995,

yaitu diberlakukannya peraturan pemerintah federal tentang larangan merokok

bagi anak remaja. Kampanye serupa tentang pencegahan hari AIDS ( Acquired

Immune Deficiency Syndrome) dilakukan melalui media massa. Disini secara

instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan

tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai pada

rana sikap (Ageee, 2002: 24-25)

2.2.2 Karakteristik Media Massa

Hampir setiap hari kita menggunakan media massa. Media massa atau

mass media merupakan sebuah alat, saluran, channel yang digunakan untuk

komunikasi massa. Melalui media massa, pesan yang disampaikan komunikator

menjadi lebih luas cakupannya.

“Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi” (Cangara,

2004:122). Adapun karakteristik media massa ialah :

1. Bersifat melembaga: Dikelola oleh lembaga.

2. Bersifat satu arah: Umpan balik tertunda.

3. Meluas dan serempak: Mengatasi rintangan jarak dan waktu

4. Memakai peralatan teknis dan mekanis: Media cetak dan elektronik

5. Bersifat terbuka: Pesannya universal.

(Cangara, 2004:122).

26

2.2.3 Jenis-Jenis Media Massa

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,

dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media

massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual)

misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape

recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film,

video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).

Secara umum dewasa ini media terbagi atas 3 bagian besar, yaitu:

1. Media Massa Cetak (Printed Media).

Media massa dicetak dalam lembaran kertas.Dari segi formatnya dan ukuran

kertas, media massa cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar

(ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c)

majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah),

(e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f) buletin

(1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa umumnya

terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan

suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia),yakni media massa yang dapat

kita temukan di internet (situs web)

27

2.2.4 Efek-Efek Media Massa

1. Individu Difference Perspective

Yaitu, Setiap individu menanggapi pesan yang disiarkan media secara

berbeda.

2. Social Categories Perspective

Setiap individu,anggota kelompok akan mempunyai kecenderungan

merespons sama seperti yang dilakukan anggota kelompok dalam satu

perkumpulan sosial.

3. Social Relation Perspective

Individu dipengaruhi oleh sikap dan perilaku individu anggota

audience yang didapatkannya dari media massa,atara individu saling

mempengaruhi satu sama lain dan menghasilkan respons yang hampir sama.

2.3 Televisi

2.3.1 Definisi Televisi

Televisi adalah merupakan bagian dari media elektronik yang mempunyai

sifat audio dan visual. Dalam menyampaikan pesannya televisi mampu

mempersentasikan maksud dan tujuannya secara nyata, hal ini dikarenakan

kemampuan televisi yang mempunyai sifat audio dan visual. Audio yang

berartikan suara dan video yang mempunyai berdefinisikan gambar memberikan

daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk menyimak dengan mudah tanpa harus

berkonsentrasi untuk mendapatkan pesan yang ingin diketahuinya.

“Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang

menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual

gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola

pikir, dan tindak individu” (Baksin 2006: 16).

28

Menurut ensiklopedia Indonesia lebih luas lagi dinyatakan bahwa:

“Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan

kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan

kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel

listrik kepada pesawat penerima”(Parwadi 2004: 28).

2.3.2 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama

adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film dan web. (Vivian,

2008:453)

McLuhan menyatakan bahwa sebagai media berfungsi sebagai

kepanjangan indra manusia pada masing-masing era, yaitu kesukuan (tribal),

tulisan (literate), cetak (print), dan elektronik (Morissan, 2010:32).

Era Kesukuan

Menurut McLuhan, era kesukuan (tribal era) adalah era dimana

indera pendengaran, penciuman dan perasa merupakan indera yang paling

banyak digunakan orang untuk berkomunikasi. Era kesukuan memiliki ciri-

ciri lisan yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan

tradisi, ritual dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan.

Era Tulisan

Pada era tulisan orang menekankan pada indera penglihatan yang

ditandai dengan diperkenalkannya huruf abjad dan karenanya, mata menjadi

indra yang dominan dalam berkomunikasi. Pada era tulisan ini, orang mulai

mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota kelompok lainnya dan

karenanya, masyarakat mulai cenderung bersifat individualistik dan mulai

meninggalkan orientasi pada kelompok sehingga mempengaruhi kekuatan

29

ikatan masyarakat suku. Munculnya tulisan menjadi awal era dimana

komunikasi tidak perlu dilakukan secara tatap muka.

Era Cetak

Teknologi cetak memungkinkan orang untukmenyimpan informasi

secara lebih permanen dan tidak mengandalkan ingatan saja sebagaimana

pada era tulisan. Menurut McLuhan hasil utama dari era cetak adalah

munculnya masyarakat yang semakin terkotak-kotak. Hasil cetakan berupa

buku atau bentuk cetak lainnyayang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca

dimana saja dan bersifat lebih privat. Sehingga hal ini membuat orang

menjadi terisolasi dari lingkungan komunitasnya dan mendorong munculnya

individualisme.

Era Elektronika

Menurut McLuhan, era elektronika justru telah membawa manusia

kembali pada situasi era kesukuan yang kebih menekankan pada komunikasi

secara lisan. Media elektronik memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan

yang bersifat segera dan singkat, yang berarti penerimaan informasi dan

reaksi yang diberikan bersifat segera dan singkat. Perbedaannya terletak pada

tempat, era elektronik tidak terikat pada tempat karena pesan dapat dikirim

secara elektronis (disiarkan).

Televisi bertindak sebagai komunikator, dimana informasi sebagai pesan,

dan pemirsanya adalah komunikan. Maka dengan demikian televisi ini berfungsi

sebagai media komunikasi. Karena komunikannya bukan hanya terdiri dari

sekelompok atau organisasi saja melainkan dilihat oleh khalayak maka televisi

digolongkan masuk ke dalam media yang memerantai antara narasumber dengan

massa yang disebut dengan media komunikasi massa.

30

Dari sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,majalah,

radio, televise ,internet dan film , ternyata televisilah yang menduduki tingkat

teratas yang diminati banyak khalayak. Karena kelebihan televisi yang

menampilkan informasi secara menarik melalui audio visual hal inilah yang

memudahkan khalayak untuk menerima informasi secara cepat dan mudah.

Televisi sangat berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya

dalam bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing msing

jadwal televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan

pendidikan, seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar seminar yang

mendukung edukasi. Kemudian dalam bidang ekonomi, kita bisa mendapatkan

informasi tentang perkembangan naik turunya nilai kurs dollar dan sebagainya.

Atau dalam bidang jurnalisme sendiri yang terus menyiarkan berita sesuai

dengan perkembangan dunia. Apalagi dalam dunia entertainment yang sekarang

mendominasi bisnis pertelevisian, mudah untuk mengkomunikasikan apa saja

yang dilakukan oleh para selebritis melalui infotainment ataupun acara yang

lain.

Semuanya itu telah memudahkan kita untuk menerima pesan dari

informasi yang diberikan nara sumber melalui televisi dan disebarkan kepada

khalayak, sungguh menakjubkan hanya dengan sekali pandang televisi kita bisa

mendapatkan banyak informasi yang global.

Televisi sebagai media komunikasi Massa selain sebagai penyampai

informasi ternyata memiliki banyak fungsi, Jay Black dan Frederick C Whitney

(1988) menjelaskan ada 4 Fungsi komunikasi Massa, yaitu:

1. To inform

2. To entertain

31

3. To persuade

4. Transmission culture

Dengan dasar tersebut kita bisa menganalisis fungsi televisi sebagai

media komunikasi massa dalam era modern ini. To inform, artinya adalah untuk

menginformasikan, maka televisi memiliki fungsi sebagai penyampai informasi

jurnalisme mengambil kedudukan penting disini. Karena tugas dari jurnalistik

sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan menyiarkan berita yang

layak disampaikan kepada khalayak ramai. To entertain, artinya adalah untuk

menghibur. Bias kita lihat bersama dalam perkembanganya ternyata televise

memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam hiburan. Aktifitas hiburan

ini bias dicontohkan misalnya acara konser music, pentas seni, acara komedi,

ataupun acara lainya yang menghibur.

2.3.3 Format Program Televisi

Menurut Wibowo (2007, 53-225), format acara televisi dibagi menjadi

beberapa bagian sebgai berikut :

1. Program Seni Budaya

Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam televisi. Ada

beberapa macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar, materi seni

budaya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran.

Yang termasuk dalam seni pertunjukan antara lain seni musik, seni tari, dan

pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik misalnya

dapat berupa konser musik, gamelan jazz, konser musik, musik klasik atau

pagelaran musik.

32

2. Program Talk Show

Program wicara ditelevisi atau bisa disebut The Talk Show Program, meliputi

banyak format, antara lain, kuis, interviw (wawancaara) baik dalam stdio

maupun diluar studio dan diskusi panel ditelevisi. Semua memang dapat

disebut sebagai program Wicara The Talk Program.

3. Program Berita

Dalam pengertian sederhana program news mempunyai definisi suatu sajian

laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita ( unusual,

factual, esensial) dan disiarkan melalu media secara periodik. Pengertian

penyajian fakta dan kejadian didalam berita bersifat objektif. Liputan gambar

dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya

tidak terlalu membuat shock. Namun objektifitas semacam ini masih

tergantung pada subjektivitas dari peiput. Secara garis besar program berita

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft news.

4. Progeram Dokumenter

Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang

nyata/faktual (ada atau terjadi), dan esensial (bernilai atau memiliki makna).

Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-

berkas tertulis(ijazah, diktat dan rontal catatan).

5. Program Feature

Feature adalah salah satu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu

tema diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi,

mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format.

33

6. Program Magazine

Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara.

Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit

mingguan, bulanan , tergantung dari kemauan produser. Program magazine

mirip dengan program feature. Perbedaannya kalau program feature suatu

pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat

beberapa format. Sementara itu program magazine tidak hanya menyoroti

satu pokok permasalahan , melainkan membahas suatu bidang kehidupan,

seperti wanita, film, endidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-

rubrik yang tetap dan disajikan lewat berbagai format.

7. Program Spot

Program Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan

mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan

tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Durasi suatu program

spot biasanya berkisar antara 15 detik sampai 1,5 menit .

8. Program Sinetron

Dimasa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI nama program

sinetron belum dikenal luas. Program semacam itu dijaman televisi pertama

TVRI disebut sebagai drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi.

Produksi program drama televisi pada waktu itu juga sangat berbeda dengan

produksi sinetron. Program drama biasanya diproduksi sepenuhnya

menggunakan setting indoor didalam studio televisi.

34

2.3.4 Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004:127)

1. Audio Visual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya

yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.

2. Berpikir dalam gambar

Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang

menjadi gambar secara individual dan merangkai gambar-gambar individual

sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih

kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun

lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan

oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu:

1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan

warna.

2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara

berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.

3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila

dibandingkan dengan program radio.

35

4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala

sesuatusesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.

5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih

mahal.

6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.

7. Komunikasinya bersifat satu arah.

8. Umpan baliknya tertunda (delayed).

2.4 Program Komedi Televisi

2.4.1 Definisi Program Komedi Televisi

Program komedi adalah suatu bentuk acara televisi atau radio yang unsur

acaranya memfokuskan pada program yang berbumbu humoris. Komedi, terbagi

menjadi beberapa jenis a.l :

1. Program Komedi Situasi adalah program yang mengandung cerita lucu yang

kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.

2. Program Komedi Slapstic adalah program yang mengandung cerita lucu yang

diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak

vulgar dan kasar.

3. Program Komedi Satire, adalah program yang mengandung cerita lucu yang

penuh sindiran tajam.

4. Program Komedi Farce, adalah program yang mengandung cerita lucu yang

bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan

gerak laku lucu.

36

2.4.2 Definisi Program Variety Show

Dari kata dasarnya variety show merupakan suatu program yang

mempunyai banyak unsur didalam suatu penyajiannya. Sedangkan komedi

adalah suatu program yang memfokuskan program acaranya pada unsur humor

atau lawakan. Jadi program Variety Show adalah suatu program televisi yang

mengemas berbagai unsur dalam produksi suatu program yang difokuskan

kearah lawak atau humor.

Program Variety Comedy Show adalah merupakan suatu program televisi

yang mempunyai genre komedi yang sifatnya penggabungan dari berbagai

macam genre komedi yang digabungkan menjadi satu, atau dapat juga

didefinisikan sebagai komedi bebas yang tidak mempunyai batasan akan

eksplorasi dari komedi itu sendiri.

2.4.3 Program K-POP Global TV

K-POP adalah program komedi yang begenrekan variety comedy. Basic

konsep dari program ini sendiri adalah akan terdapat komedian yang akan

bernyanyi sambil menunjukkan lawakannya. Perform yang ditampilkan oleh

komedian tersebut akan dinilai oleh juri yang 2 diatara 3 juri yang dihadirkan

adalah seorang komedian juga. Esensial dari acara ini terletak dimana sangat

jarang sekali penonton menyaksikan komedian bernyanyi dan dikomentari

secara langsung. Komentar yang akan diberikan kepada komedian tersebut akan

diberikan nilai lebih dalam konteks negatif, dengan kata lain sang juri akan

menjatuhkan performan yang ditampilkan oleh komedian tersebut dengan

kritikan dan penilaian yang pedas. Penilaian dengan icon-icon yang telah

ditentukan akan menambah kelucuan yang tercipta oleh situasi yang ada.

37

Komedian yang berhasil memenangkan kompetisi bernyanyi para

komedian ini akan mendapatkan throphy kemenangan K-POP, sedangkan yang

kalah akan mendapatkan gayung sebagai simbolisasi bahwa komedian tersebut

tidak cocok untuk bernyanyi diatas panggung dan lebih cocok bernyanyi

didalam kamar mandi.

2.5 Landasan Konseptual

2.5.1 Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”. yang

dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.

John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr., (2003), “Strategic Management,

formulation, implementation and control”, Irwin McGraw-Hill., mendefinisikan

strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan

formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.

Menurut Wikipedia: Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang

berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah

aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat

koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang

sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi

dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan

waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali

mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

38

2.5.2 Konsep Strategi Produksi Siaran Televisi

Kata dasar strategi berasal dari turunan bahasa Yunani yaitu “stratēgos”.

yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi

Athena. Definisi ini lalu dikembangkan dengan bahasa sederhana yaitu langkah-

langkah dalam meraih suatu hal.

Televisi sebagai bagian dari media mempunyai persaingan yang ketat

dengan sesama media lainnya, baik dengan media diluar televisi ataupun dengan

sesama media televisi. Persaingan ini terwujud dalam point produksi yang mana

merupakan bagian dari nilai jual suatu media. Persaingan yang kuat membawa

media menyusun strategi guna mendapatkan audiensnya. Dengan kata lain

strategi produksi televisi dapat disimpulkan sebagai cara-cara atau langkah yang

ditempuh dalam proses produksi guna mendapatkan target audiens atau

penonton.

2.5.3 Konsep Analisis SWOT

Menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian dari

perencanaan strategis. Salah satu tools yang digunakan adalah SWOT yang

merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunity (O) dan

Threat (T). Analisa SWOT umumnya digunakan sebagai kerangka dasar strategi

perusahaan, produk atau pemasaran dengan cara membuat daftar kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan yang selanjutnya akan menentukan strategi

perusahaan dalam menanggapi persaingan, mengantisipasi situasi serta

mencapai tujuan. Dalam teori SWOT, analisa lingkungan dibagi menjadi 2 :

1. Lingkungan Internal (di dalam perusahaan) :

• Strength / Kekuatan

39

• Weakness / Kelemahan

2. Lingkungan Eksternal (di luar dalam perusahaan) :

• Opportunity / Peluang

• Threat / Tantangan

2.5.3.1 Strenght

Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif

yang menonjol dari perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai

competitive advantage (keunggulan bersaing). Misalnya :

1. Brand nama yang terkenal

2. Hak paten

3. Market share yang relatif besar / dominan

4. Reputasi yang baik

5. Skill / kemampuan / spesialisasi perusahaan

6. Jaringan distribusi yang luas

7. Dan lain – lain.

2.5.3.2 Weakness

Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau

hal-hal yang tidak / belum dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar.

Misal :

1. Brand nama tidak terkenal

2. Reputasi yang kurang baik di mata konsumen

3. Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing

4. Harga yang kurang kompetitif

40

Weakness juga dapat menjadi sisi lain dari strength yang dimiliki

perusahaan. Misal : Perusahaan memiliki pabrik dengan skala produksi

yang besar dengan nilai investasi yang besar juga. Di satu sisi, ini adalah

strength. Namun disisi lain, apabila terjadi perubahan di pasar atau

konsumen, misalnya perubahan spesifikasi produk menjadi lebih kecil /

compact dan berbeda dari produk yang ada, maka strength tadi dapat pula

menjadi weakness karena perusahaan tersebut menjadi kurang tanggap

untuk mengantisipasi perubahan tersebut atau tindakan antisipasinya

menjadi mahal.

2.5.3.3 Oppurtunity

Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal

perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market

share atau pertumbuhan. Beberapa contoh opportunity antara lain :

1) Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya

beli masyarakat

2) Adanya permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum

dilayani oleh produk / perusahaan lain

3) Teknologi baru yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi

lebih efisien atau dapat meningkatkan kualitas produk / jasa

4) Peraturan pemerintah yang mendukung bisnis

5) Dibukanya larangan perdagangan di negara tertentu

6) Dbukanya jalur distribusi baru, dan lain – lain.

41

2.5.3.4 Threat (Tantangan)

Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan

halangan atau ancaman bagi perusahan dalam memperluas pasar atau

mendapatkan profit. Misalnya :

1) Pesaing yang semakin gencar

2) Munculnya produk substitusi / pengganti

3) Konsumen mengurangi daya konsumsinya

2.6. Teori Khusus

2.6.1 Tahapan Proses Produksi Televisi

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang

dan dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga

perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap

harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya . Tahapan

produksi sendiri terdiri dari tiga bagian ditelevisi yang lazim disebut standart

operational procedure (SOP), seperti berikut: , Wibowo (2009:38)

a. Pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan)

b. Produksi (Pelaksanaan)

c. Pasca produksi (penyelesaian dan penayangan)

2.6.1.1 Tahap Pra Produksi

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan

rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah

beres. Wibowo (2009:39). Tahap ini meliputi tiga bagian, sebagai berikut

42

a. Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau

gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti

naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja ( time schedule ),

penyempurnaan naskah, pemilihan artis, likasi, dan crew. Selain

estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan

bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati – hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan

melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik

diselesaikan menurut jangka waktu kerja ( time schedule ) yang sudah

ditetapkan.

2.6.1.2 Tahap Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan

produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew

mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan

(shooting script) menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita.

Wibowo (2009:40)

43

2.6.1.3 Tahap Pasca produksi

Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline,

editing online dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik

editing , yaitu :Pertama, Editing dengan teknik analog atau linier. Kedua

Editing dengan teknik digital atau non liner dengan komputer. (Wibowo,

2009: 42)