BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library &...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library &...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Data
Data merupakan suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan.
Karena data yang baik diperlukan oleh perusahaan untuk selanjutnya
akan diproses menjadi suatu informasi yang akurat.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian data yang
dikemukakan para ahli. Menurut O’Brien dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh Fitriasari dkk (2005, p38), data adalah fakta-fakta
mentah. Biasanya tentang suatu kejadian atau transaksi.
Sedangkan menurut McLeod (2007, p9), data terdiri dari fakta-
fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai;
fakta mentah yang belum diolah.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa data merupakan fakta-fakta mentah yang belum diolah, sehingga
belum memiliki arti yang berguna untuk perusahaan.
10
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang telah memiliki arti; itu biasanya memberitahukan
sesuatu kepada pengguna yang sebelumnya tidak diketahui oleh mereka.
Selain itu menurut Kusrini dan Koniyo (2007, p7), informasi
adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau
mendukung sumber informasi.
Sedangkan menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p23),
informasi merupakan data yang telah diproses atau diorganisasi ulang
menjadi bentuk yang berarti.
Dari definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
informasi adalah hasil dari kumpulan data yang telah diolah, sehingga
lebih bernilai dan dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.3 Pengertian Sistem
Untuk mengerti tentang sistem informasi, maka konsep sistem
harus terlebih dulu dipahami karena konsep sistem merupakan dasar dari
konsep sistem informasi, ada beberapa pendapat ahli mengenai sistem
Informasi.
Sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
11
Menurut Mathiassen dkk (2000, p9), sistem adalah kumpulan
komponen yang mengimplementasikan kebutuhan, fungsi-fungsi, dan
tampilan yang telah dimodelkan
Sedangkan menurut O’Brien dalam bukunya yang diterjemahkan
oleh Fitriasari dkk (2005, p29), sistem adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan, yang bekerja sama dalam mencapai suatu
tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran
(output) dengan melalui proses transformasi.
Dari definisi yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling terintegrasi dan
saling berhubungan untuk melakukan suatu tujuan.
Terdapat tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi dan
dua komponen tambahan yang dimiliki sistem seperti yang dijabarkan
O’Brien dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Fitriasari dkk (2005,
p29-32), yaitu:
‐ Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen
yang memasuki sistem untuk diproses.
‐ Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah
input menjadi output.
‐ Output melibatkan perpindahan elemen yang diproduksi oleh
proses transformasi ke tujuan akhirnya.
‐ Umpan balik adalah data mengenai kinerja sistem
12
‐ Pengendalian melibatkan pengawasan dan pengevaluasian
umpan balik untuk menetapkan apakah sistem bergerak
menuju pencapaian tujuan atau tidak.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi telah semakin penting untuk kemampuan
bertahan dari suatu organisasi. Sistem informasi sudah diketahui untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi dengan
meningkatkan kekuatan tawar-menawar dan efisiensi komparatif seperti
yang diungkapkan Bakos & Treacy (1986) dalam Jogiyanto (2005, p4).
Terdapat beberapa pendapat ahli mengenai sistem informasi,
seperti menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi
teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.
Aktivitas dasar sistem informasi dalam dunia bisnis adalah :
1. Input
2. Pemrosesan
3. Output
4. Penyimpanan
5. Pengendalian
Selain pengertian sistem informasi yang diungkapkan O’Brien,
ada pendapat lain seperti yang diungkapkan Laudon (2007, p14) yaitu,
13
sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan
yang bekerja sama mengumpulkan (atau mengambil), memproses,
menyimpan, dan menyebar informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Sedangkan menurut McLeod (2007, p10), sistem informasi
adalah suatu sistem virtual yang memungkinkan manajemen
mengendalikan operasi sistem fisik perusahaan.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling
terintegrasi dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyebar informasi untuk mendukung operasional dari
suatu organisasi.
2.1.4.1 Komponen Sistem Informasi
Menurut Rainer & Turban (2009), sumber daya sistem
informasi terdiri dari lima komponen, antara lain :
• Sumber Daya Hardware
Konsep sumber daya hardware meliputi semua
peralatan fisik seperti prosesor, monitor, keyboard dan
printer. Peralatan fisik bekerja sama dalam menerima data
dan informasi, memprosesnya dan menampilkannya.
14
• Sumber Daya Software
Konsep sumber daya software meliputi semua program
atau kumpulan program yang memungkinkan hardware
untuk memproses data.
• Sumber Daya Manusia
Manusia terdiri dari individu yang menggunakan
hardware dan software, berhadapan dengannya atau
menggunakan hasil output
• Sumber Daya Database
Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para
manajer dan pakar sistem informasi. Database
merupakan kumpulan dari file atau table yang saling
terkait dan berisi data.
• Sumber Daya Jaringan
Konsep sumber daya jaringan merupakan sistem
penghubung (wireline atau wireless) yang
memperbolehkan komputer-komputer yang berbeda
untuk berbagi sumber daya.
• Sumber Daya Prosedur
Prosedur adalah kumpulan instruksi mengenai
bagaimana mengkombinasikan semua komponen di atas
agar mampu memproses informasi dan menghasilkan
hasil output yang diinginkan.
15
2.1.5 Proses Bisnis
Menurut Brady et al (2001, p3), proses bisnis adalah kumpulan
aktivitas-aktivitas yang mengambil satu atau beberapa jenis masukan
(input) dan menciptakan keluaran (output) yang berguna bagi pelanggan.
Hal ini diilustrasikan oleh diagram dibawah ini:
Gambar 2.1 Proses Bisnis
Sedangkan menurut Butler Group di Yulfitri (2007), proses bisnis
adalah Sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang
diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh manusia atau sistem,
baik di luar atau di dalam organisasi.
Sehingga dapat disimpulkan dari definisi-definisi diatas proses
bisnis adalah kumpulan tugas atau aktivitas suatu yang saling terkait
untuk mengambil satu atau beberapa jenis masukan (input) dan
menciptakan keluaran (output) yang berguna bagi pelanggan
2.1.6 Pengertian ERP
Di dalam persaingan global, sebuah perusahaan menuntut agar
sebuah efektivitas dan efisiensi terwujud dalam proses bisnis mereka.
Konsep sistem ERP menjadi pilihan perusahaan-perusahaan untuk
mendapatkan hal tersebut, sehingga konsep ERP ini kemudian banyak
16
diterapkan pada perusahaan untuk dapat menghasilkan proses bisnis yang
efektif dan efisien.
Menurut O’Brien (2005, p668), ERP adalah tulang punggung
teknologi dari E-Business, sebuah kerangka kerja transaksi keseluruhan
perusahaan dengan berbagai hubungan pemrosesan pesanan penjualan,
manajemen dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan
distribusi, serta keuangan.
Sedangkan menurut Brady et al (2001, p153), ERP adalah sebuah
sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti marketing,
produksi, pembelian, accounting dalam kesatuan integrasi.
Menurut O’Brien dalam bukunya yang diterjemahkan oleh
Fitriasari dkk (2005, p322), terdapat beberapa manfaat dari konsep
sistem ERP, diantaranya adalah :
1. Kualitas dan Efisiensi
ERP menciptakan kerangka kerja untuk
mengintegrasikan dan meningkatkan proses bisnis internal
perusahaan yang menghasilkan peningkatkan signifikan
dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi
dan distribusi.
2. Penurunan Biaya
Banyak perusahaan melaporkan penurunan signifikan
dalam biaya pemrosesan transaksi hardware dan software,
serta karyawan pendukung IT, Jika tidak dibandingkan
17
dengan sistem warisan yang tidak terintegrasi, yang
digantikan dengan sistem ERP baru mereka.
3. Pendukung Keputusan
ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis
lintas fungsi yang sangat penting secara cepat untuk untuk
para manajer agar dapat signifikan meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara
tepat waktu di lintas bisnis keseluruhan perusahaan.
4. Kelincahan Perusahaan
Meng-implementasikan sistem ERP meruntuhkan
banyak dinding departemen dan fungsi atau “benteng”
berbagai proses bisnis, Sistem informasi dan sumber daya
informasi. Hal ini menghasilkan struktur organisasi,
tanggung jawab material, dan peran kerja yang lebih
fleksibel, dan karenanya menghasilkan organisasi dan peran
kerja yang lebih lincah dan adaptif, yang dapat lebih mudah
memanfaatkan berbagai peluang bisnis.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ERP sistem menjadi
konsep sistem yang mutlak harus diterapkan oleh sebuah perusahaan
untuk menghasilkan proses bisnis agar lebih efektif dan efisien, dapat
mengintegrasikan semua fungsi-fungsi perusahaan, menghasilkan report
yang dapat mendukung pengambilan keputusan, karena menghasilkan
data yang akurat dan juga menghindari redudansi data dalam database.
18
Konsep sistem seperti ini sudah banyak diterapkan di perusahaan yang
levelnya menengah ke atas.
2.1.7 SAP AG
Menurut Wikipedia (2011) dan SAP (2006) SAP AG adalah
perusahaan Jerman yang merupakan perusahaan perangkat lunak terbesar
di EROPA. SAP AG didirikan pada tahun 1972 dengan nama
Systemanalise und Programmentwicklung oleh 5 mantan karyawan IBM
di Mannheim, Jerman. Kantor pusatnya di Walldorf, Jerman. Perusahaan
ini mempekerjakan 35.873 pekerja pada tahun 2005.
2.1.7.1 Sejarah Perusahaan SAP
SAP dibentuk pada tahun 1972 di Walldorf, Jerman oleh
lima orang mantan karyawan IBM yaitu : Dietmar Hopp, Hans-
Warner Hector, Hasso Plattner, Klaus Tschira dan Claus
Wellenreuther. Setahun kemudian, perangkat lunak khusus
akuntasi keuangan dibuat dan menjadi awal mula komponen-
komponen SAP dikembangkan yang dikenal dengan produk R/1.
Dengan bekerja sama menggunakan Database IBM dan
menggunakan dialog control system menjadi sebuah pendorong
untuk memberikan pendekatan baru terhadap SAP software,
setelah itu dibuatlah SAP R/2 (versi Mainframe) pun di-release
ke pasar.
19
Di saat terdapat peningkatan penjualan di pasar, maka
peningkatan profit tersebut digunakan untuk investasi dengan
mengeluarkan dana sekitar 110 juta untuk departemen R&D
untuk mengembangkan lebih lanjut R/2 dan mengembangkan
produk baru R/3.
Pada tahun 1992, SAP R/2 berkembang menjadi SAP R/3
dengan konsep Client/Server. Dengan sistem ini, konsumen dapat
meng-install sistem inti dan satu atau lebih komponen fungsional
atau membeli software secara lengkap.
2.1.7.2 Sejarah SAP R/3
Pada tahun 1990, peningkatan penjualan produk SAP
berdampak kepada penjualan saham perusahaan. Perolehan atas
penjualan saham yang meningkat, dana tersebut digunakan untuk
melakukan investasi, 110 juta disediakan untuk kegiatan Divisi
R&D, untuk pengembangan R/2 dan pengembangan baru untuk
R/3.
Pada tahun 1991, SAP menghadirkan sistem R/3 untuk
pertama kalinya di CeBIT di Hanover. Produk ini mendapat
persetujuan berdasarkan beberapa persyaratan. R/3 diluncurkan
ke pasar umum pada tahun 1992. Perusahaan konsultasi
independen mulai mendukung konsumen dalam instalasi R/3.
20
Tiga tingkat arsitektur membagi sistem menjadi 3 functional
layer, yaitu :
1. Database Layer
2. Application Layer
3. Presentation Layer
SAP R/2 berkembang menjadi R/3 dengan konsep Client-
Server. SAP terus berkembang menjadi provider dunia yang
pertama dari solusi bisnis Client-Server yang dikenal saat ini.
2.1.7.3 Modul-modul SAP
a. Modul Sales and Distribution (SD) membantu dalam
proses transaksi penjualan suatu produk berikut dengan
melakukan penawaran harga dengan customer sehingga
menghasilkan dealing agreement dengan customer dan
juga mengatur mengenai jadwal pengiriman suatu barang
dan ketersediaan barang.
b. Modul Material Management (MM) membantu dalam
peningkatan proses akuisisi bahan baku, melengkapi
management inventory dan sebagai analisa pembuatan
laporan dari keseluruhan aktivitas dari proses pembelian.
Selain itu sebagai alat supplier relationship management,
dan memungkinkan pemilihan supplier sesuai kualifikasi,
kontrak, negosiasi dan evaluasi supplier.
21
c. Modul Production Planning (PP) melakukan perencanaan
produksi, penjadwalan produksi dan mencatat kegiatan
produksi, penentuan sumber daya produksi, menentukan
kuantitas produksi yang harus dibuat.
d. Quality Management (QM) membantu dalam
merencanakan kontrol, pemeriksaan dan juga menjamin
kualitas dari produk yang dibuat dan sertifikasi sebuah
material.
e. Plant Maintenance (PM) mengatur tentang perawatan
sebuah pabrik produksi termasuk di dalamnya adalah
mengenai umur mesin, maintenance mesin dan
penggunaan mesin di pabrik, sehingga tidak ada masalah
yang signifikan dalam proses produksi yang dapat
menghambat proses tersebut.
f. Modul Human Capital Management (HCM) membantu
memaksimalkan nilai dari karyawan dan mensejajarkan
kemampuan karyawan, aktivitas dan pendorong dengan
tujuan dan strategi bisnis. MySAP ERP HCM juga
menyediakan alat untuk menangani, mengukur, dan
memberikan penghargaan untuk individual dan kontribusi
tim.
g. Modul Financial Accounting (FI) membantu dalam
pencatatan transaksi dalam buku besar, membuka dan
22
menutup periode transaksi, dan juga menghasilkan
laporan untuk pihak eksternal.
h. Modul Controlling (CO) digunakan sebagai alat oleh
manajemen internal untuk melakukan kontrol terhadap
operasional yang dilakukan perusahaan dengan
melakukan analasis biaya dan melakukan penempatan
cost center pada sebuah plant.
i. Modul Asset Management (AM) membantu perusahaan
dalam penyediaan aset, pemeliharaan aset dan juga
menentukan depresiasi atas sebuah aset.
j. Modul Project System (PS) memungkinkan perencanaan
dan kontrol kontruksi dan proyek. Modul ini membantu
agar biaya dari proyek dapat dialokasikan setepat
mungkin pada saat proses pengembangan proyek.
k. Modul Workflow (WF) digunakan untuk menganalisa
aliran tugas dan proses.
l. Modul Industry Solution (IS) berisi pengaturan dan
konfigurasi yang ada di SAP untuk industri sektor.
Pengaturan ini mempermudah implementasi R/3 dan
memberikan pengalaman industri SAP kepada pembeli.
23
2.2 Teori Khusus
2.2.1 The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT) merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini
yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk. (2003). UTAUT mensintesis
elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi terkemuka
untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user acceptance.
Kedelapan teori terkemuka yang disatukan dalam UTAUT adalah Theory
of Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM),
Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB),
Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPTU), Innovation
Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Faktor-
faktor yang sama dari delapan model di atas kemudian diseragamkan
dalam empat faktor yang nantinya digunakan dalam model UTAUT dan
mendorong system acceptance dan system usage dengan empat
moderator kunci. Model ini terbukti lebih berhasil dibandingkan
kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian
niat (intention).
24
Gambar 2.1 Model penerimaan teknologi (UTAUT)
Empat faktor dalam model UTAUT yang mempengaruhi user
acceptance adalah:
1. Performance Expectancy adalah tingkatan keyakinan user
bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu mereka
menghasilkan kinerja kerja yang maksimal. Teori-teori yang
tergabung dalam faktor ini adalah:
1. Perceived Usefulness
2. Extrinsic Motivation
3. Job-fit
4. Relative Advantage
5. Outcome Expectations
25
2. Effort Expectancy adalah tingkatan kemudahan yang
dirasakan user dalam mengunakan sistem. Teori-teori yang
tergabung dalam faktor ini adalah:
1. Perceived Ease of Use
2. Complexity
3. Ease of Use
3. Social Influence adalah kesadaran seseorang mengenai
adanya orang lain yang menggunakan sistem. Teori-teori
yang tergabung dalam faktor ini adalah:
1. Subjective Norm
2. Social Factors
3. Image
4. Facilitating Conditions adalah keyakinan adanya fasilitas
organisasi dan teknis yang mendukung aktivitas user. Teori-
teori yang tergabung dalam faktor ini adalah:
1. Perceived Behavioral Control
2. Facilitating Conditions
3. Compatibility
Empat moderator kunci untuk model ini adalah gender, usia,
pengalaman, dan kesukarelaan penggunaan sistem. Performance
Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating
Conditions berhubungan dengan Behavioral Intention yang akan
26
menghasilkan use behavior. Faktor use behavior inilah yang menjadi
pengukur user acceptance dari sebuah sistem.
2.2.2 Gap Analysis / Importance Performance Analysis (IPA)
IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai
bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil
analisa yang memudahkan usulan perbaikan kinerja (Martinez, 2003).
IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi
berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen
sangat mempengaruhi kepuasan dan royalitas mereka, dan faktor-faktor
pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi
saat ini belum memuaskan.
IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan
tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan
penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA
sangat mudah, dimana grafik IPA dibagi menjadi empat buah kuadran
berdasarkan hasil pengukuran kepentingan-kinerja yaitu : pertahankan
kinerja, cenderung berlebihan, prioritas rendah, dan tingkatkan kinerja.
2.2.3 Metode Penelitian Kuantitatif
Sugiyono (2009, p13) mengatakan bahwa metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
27
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisa data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2.2.4 Variabel Penelitian
2.2.4.1 Pengertian Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009, p38), variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.
2.2.4.2 Macam-Macam Variabel Penelitian
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain, maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi (Sugiyono, 2009, p38):
a. Variabel Independen / Bebas : Merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen / Terikat : Merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
28
c. Variabel Moderator : Adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel
disebut juga sebagai variabel independen ke dua.
d. Variabel Intervening : Adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur.
e. Variabel Kontrol : Adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.
2.2.5 Instrumen Penelitian
2.2.5.1 Pengertian Instrumen Penelitian
Menurut Kountur (2009, p159), instrumen adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen untuk
penelitian sosial dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar. Pertama, instrumen berupa kuesioner yang digunakan
untuk penelitian kuantitatif, dan kedua, instrumen yang adalah
peneliti itu sendiri (manusia). Apabila peneliti itu sebagai
instrumen, maka penelitiannya adalah penelitian kualitatif.
29
2.2.5.2 Validitas
Menurut Sugiyono (2009, p121), instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
2.2.5.3 Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009, p121), instrumen yang reliable
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Menurut Kountur ( 2009, p165), reliabilitas berhubungan
dengan konsistensi. Suatu penelitian disebut reliable apabila
instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas
apa yang diukur.
2.2.6 Populasi dan Sampel
2.2.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2009, p80), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Kountur (2009, p145), populasi adalah suatu
kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan
30
perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup,
benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.
2.2.6.2 Sampel
2.2.6.2.1 Pengertian Sampel
Menurut Sugiyono (2009, p81), sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Menurut Kountur (2009, p146), sampel adalah
bagian dari populasi. Pada umumnya, kita tidak bisa
mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari
suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa
kita lakukan adalah mengambil beberapa representasi
dari suatu populasi dan kemudian diteliti.
2.2.6.2.2 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2009, p81), teknik sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
31
2.2.7 Jenis-jenis Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p12) macam-macam data penelitian
ada dua, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data
yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Sedangkan
data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
yang diangkakan.
Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit atau
nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat
digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori.
Misalnya: dalam suatu kelas terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria
dan 20 wanita. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut
tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran.
Data kontinum dibagi menjadi tiga, yaitu data ordinal, data
interval dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking
atau peringkat. Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak
mempunyai nilai nol absolut atau mutlak. Data ratio adalah data yang
jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.
2.2.8 Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2004, p129), teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
32
2.2.8.1 Interview (Wawancara)
Menurut Sugiyono (2004, p130-132), wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
face), maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terdiri
dari :
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bagi peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh.
2. Wawancara tidak teratur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan dinyatakan.
33
2.2.8.2 Kuesioner
Menurut Sugiyono (2004, p135), kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien, bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain
itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
internet.
2.2.8.3 Observasi
Menurut Sugiyono (2004, p140), observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner secara berkomunikasi dengan
orang maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Observasi terbagi menjadi :
1. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
34
dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan
apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa
yang akan diamati.
2. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang
tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti apa yang akan diamati.
2.2.8.4 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2004, p86), skala Lickert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang selanjutnya disebut dengan penelitian.
Dengan skala Lickert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang menggunakan skala Lickert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif.
35
2.2.9 Hipotesa
Menurut Sugiyono (2009, p64), hipotesa merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja (H1) dan
hipotesis nol (H0). Hipotesa kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan
hipotesa nol dinyatakan dalam kalimat negatif.
2.2.10 Teknik Korelasi Product Moment
Menurut Sugiyono (2008, p248), teknik korelasi product moment
adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui erat tidaknya
kaitan antara data yang telah disusun menurut peringkat. Bentuk rumus
koefisien korelasi sederhana Product Moment:
∑
∑ ∑
Uji signifikansi korelasi Product Moment ditunjukkan dengan rumus:
√ 2√1
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
xi = Jumlah variabel X
yi = Jumlah variabel Y
n = Jumlah sampel
36
2.2.11 Teknik Regresi
Menurut Sugiyono (2008, p269), regresi digunakan untuk
mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui
variabel independen. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua
variabel berupa hubungan fungsional. Bentuk persamaan regresi linier
sederhana:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
X = Subyek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.