BAB 2 Landasan Teori - library.binus.ac.id Bab2001.pdfmanagement system adalah DB II, FoxPro, SQL...
Transcript of BAB 2 Landasan Teori - library.binus.ac.id Bab2001.pdfmanagement system adalah DB II, FoxPro, SQL...
9
BAB 2
Landasan Teori
2.1. Teori Umum
Dalam merancang suatu sistem, dibutuhkan teori-teori umum sebagai
landasan pengetahuan. Adanya teori-teori umum yang berkaitan dengan sistem
infomasi akan dijelaskan sebagai berikut.
2.1.1. Data
Menurut Connolly and Begg (2010, p70), data adalah bagian yang paling
penting dari komponen sebuah DBMS. Data bertindak sebagai jembatan antara
komponen mesindan komponen manusia.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa data adalah bagian terpenting
dari sebuah DBMS yang merupakan jembatan antara komponen mesin dan
komponen manusia.
2.1.2. Sistem
Menurut O’brien (2010, p26) Sistem merupakan sekelompok komponen-
komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur.
2.1.3. Informasi
Menurut O’brien (2010, p34), Informasi merupakan data dalam konteks yang
telah dikonversi bermakna dan berguna bagi pengguna akhir tertentu.
Menurut Williams dan Sawyer(2011, p25), Informasi merupakan data yang
telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk tujuan pengambilan
keputusan.
10
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
merupakan data yang telah diolah agar berguna dan bermakna bagi pengguna untuk
tujuan pengambilan keputusan.
2.1.4. Database
Menurut Connoly dan Begg (2010,p65),Database adalah kumpulan data yang
saling berhubungan secara logis serta deskripsi dari data tersebut, yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
Menurut O’brien (2010, p173),Database merupakan suatu kumpulan terpadu
dari elemen data yang logis dan saling berhubungan.
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa database adalah
kumpulan elemen data yang saling berelasi dan terintegrasi yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi perusahaan.
2.1.4.1. Database management system (DBMS)
Menurut Connolly & Begg (2010, p.66), DBMS adalah sebuah sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat mendefinisikan,
menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. DBMS dapat
berinteraksi dengan pengguna program aplikasi dan basis data. Secara
khusus,fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh DBMS yaitu:
• DBMS memungkinkan pengguna untuk dapat
mendefinisikan basis data, yang biasanya
menggunakan DDL (Data Definition Language).
• DBMS memungkinkan pengguna untuk dapat
memasukkan (insert), memperbaharui (update),
dan memperoleh kembali (retrieve) data dari basis
data, yang biasanya menggunakan DML (Data
Manipulation Language).
• DBMS menyediakan akses terkontrol ke basis
data, seperti sistem keamanan (security system),
sistem integritas (integrity system), dan katalog
yang dapat diakses oleh pengguna (user accessible
11
catalog). Dengan ada-nya database management
system maka akan dapat memelihara dan
mengontrol basis data yang ada di dalam
perusahaan tersebut. Contoh dari database
management system adalah DB II, FoxPro, SQL
dan ORACLE.
2.1.4.1.1 Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Menurut Connolly (2010, p77-81) terdapat kelebihan dan kekurangan
dalam menggunakan DBMS, yaitu :
Kelebihan DBMS :
• Kontrol terhadap redudansi data
Database berusaha untuk menghilangkan pengulangan dengan
mengintegrasikan dokumen sehingga berbagaisalinan dari data
yang sama tidak tersimpan.Bagaimanapun juga pendekatan ini
tidak menghilangkan secara menyeluruh, tetapi
mengendalikan jumlah pengulangan dalam database.
• Konsistensi data
Dengan menghilangkan atau mengendalikan redudansi, kita
telah mengurangi resiko ketidak konsistenan yang terjadi. Jika
item data disimpan hanya sekali di dalam database, maka
berbagai update bagi nilai data tersebut harus dibuat hanya
sekali dan nilai baru tersebut harus tersedia dengan segera
kepada semua pengguna.Jika item data disimpan lebih dari
sekali, sistem dapat memastikan bahwa semua salinan dari
item tersebut tetap konsisten.
• Informasi yang lebih banyak dari beberapa data yang
sama
Dengan data operasional yang terintegrasi, memungkikan bagi
organisasi untuk mendapatkan informasi tambahan dari data
yang sama.
• Sharing data
12
Biasanya berkas dimiliki oleh seseorang atau departemen yang
menggunakannya, tetapi database dimiliki oleh seluruh
organisasi dan dapat digunakan oleh pengguna yang
dipercaya.
• Meningkatkan integritas data
Integritas database mengacu pada validitas dan konsistensi
data yang disimpan. Integritas biasanya digambarkan dalam
istilah batasan yang berupa aturan konsisten yang tidak boleh
dilanggar oleh database. Integrasi memungkinkan DBA untuk
menjelaskan dan memungkinkan DBMS untuk membuat
batasan integritas.
• Meningkatkan keamanan data
Keamanan database adalah melindungi sebuah database dari
pengguna yang tak berotoritas.Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan format username dan password untuk
mengidentifikasi orang yang berotoritas untuk menggunakan
database.Akses penguna yang berotoritas pada database
mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti pengambilan,
insert, update dan delete data.
• Penetapan standarisasi
Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan
membuat standard yang diperlukan. Standar ini termasuk
standard departemen, organisasi, nasional,atau internasional
dalam hal format data, untuk memfasilitasi pertukaran data
antara sistem, ketetapan penamaan, standar dokumentasi,
prosedur update danaturan akses.
• Ekonomis
Dengan menyatukan semua data operasional organisasi ke
dalam satu database dan pembuatan sekelompok aplikasi yang
bekerja pada satu sumber data dapat mengurangi biaya.
Penyatuan biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem pada
setiap departemen akan menghasilkan total biaya yang lebih
rendah. Sehingga biaya lainnya dapat digunakan untuk
13
membeli konfigurasi sisten yang sesuai bagi kebutuhan
organisasi.
• Menyeimbangkan konflik kebutuhan
Setiap pengguna mempunyai kebutuhan yang mungkin
bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Sejak database
dikendalikan oleh DBA. DBA dapat membuat keputusan
berkaitan dengan perancangan dan penggunaan operasional
database yang menyediakan penggunaan terbaik dari sumber
daya bagi keseluruhan organisasi.
• Meningkatkan akses dan respon data
Dengan pengintegrasian data yang melintasi batasan
departemen dapat secara langsung diakses pada pengguna
akhir. Hal ini dapat menyediakan sebuah sistem dengan lebih
banyak fungsinya seperti fungsi untuk menyediakan layanan
yang lebih baik pada pengguna akhir atau iklan organisasi.
Banyak DBMS menyediakan query language yang
memungkinkan 25 pengguna untuk menanyakan pertanyaan
ad hoc dan memperoleh informasi yang diperlukan dengan
segera pada terminal mereka, tanpa memerlukan programmer
menuliskan beberapa software untuk mengubah informasi
tersebut dari database.
• Meningkatkan produktifitas
DBMS menawarkan banyak fasilitas yang memudahkan dalam
menyusun aplikasi sehingga waktu pengembangan aplikasi
dapat diperpendek.Meningkatkan pemeliharaan melalui data
yang independen DBMS menyediakan pendekatan yang
membuat perubahan dalam data tidak membuat program harus
diubah.
• Meningkatkan konkurensi
Dalam file-based system, jika lebih dari dua pengguna
diijinkan untuk mengakses suatu file yang sama secara
bersamaan, dapat menganggu akses yang akhirnya akan terjadi
kehilangan informasi, bahkan hilangnya integritas.
14
• Meningkatkan pelayanan Back up dan Recovery
Meningkatkan pelayanan Back up dan Recovery DBMS
melindungi pengguna dari efek kegagalan sistem.Jika terjadi
kegagalan, DBMS dapat mengembalikan data sebagaimana
kondisi saat sebelum terjadi kegagalan melalui fasilitas backup
dan recovery database.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p80-81), kerugian DBMS:
• Kompleksitas
DBMS memiliki kompleksitas tinggi demi menjamin
fungsionalitas yang baik.
• Ukuran
DBMS membutuhkan media penyimpanan yang sangat besar
agar DBMS bisa berjalan dengan efisien, hal ini disebabkan
kompleksnya fungsionalitas DBMS itu sendiri.
• Biaya untuk DBMS
Biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan DBMS bervariasi
tergantung dari kebutuhan, lingkungan dan fungsionalitas yang
diberikan.
• Biaya tambahan perangkat keras
Tempat penyimpanan yang besar untuk DBMS dan database
mungkin memerlukan tambahan biaya untuk membeli tempat
penyimpanan yang kosong lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan
DBMS.
• Meningkatkan biaya untuk konversi data
Dalam menerakan DBMS, aplikasi yang telah berjalan
kemungkinan tidak kompatibel dengan DBMS. Karena hal ini
dibutuhkan biaya tambahan untuk mengubah aplikasi yang
telah ada ke bentuk yang kompatibel dengan DBMS.
Disamping itu dibutuhkan pula biaya untuk pelatihan
karyawan agar dapat menggunakan DBMS.
15
• Kinerja
DBMS akan menyebabkan beberapa aplikasi tidak dapat
bekerja secepat semestinya. Hal ini dikarenakan DBMS
diciptakan untuk melayani berbagai aplikasi sehingga
kemungkinan besar akan ada hambatan dalam kinerja aplikasi
yang menggunakan DBMS.
• Dampak kegagalan yang lebih besar
Dalam penerapan DBMS, akan terjadi sentralisasi sistem pada
DBMS. Hal ini berarti system sangat bergantung pada DBMS
dan semua bagian system terkait satu sama lain sehingga jika
ada kegagalan pada satu bagian sistem, kegiatan operasional
akan terhenti.
2.1.5. Database language
Sebuah data sublanguage terdiri dari dua bagian, yaitu DDL (Data Definition
Language) dan DML (Data Manipulation Language). DDL digunakan untuk
menspesifikasikan skema basis data, sedangkan DML digunakan untuk membaca
dan memperbaharui basis data.
2.1.5.1. DDL (Data definition language)
Menurut Connolly & Begg (2010, p.92), DDL merupakan bahasa yang
memungkinkan DBA (Database Administrator) atau pengguna untuk menciptakan
dan memberi nama suatu entitas, atribut, serta hubungan-hubungan yang dibutuhkan
untuk aplikasi, berikut dengan batasan-batasan keamanan dan integritasnya. DDL
juga dapat digunakan untuk mendefinisikan dan memodifikasi skema basis data,
tetapi tidak dapat digunakan untuk memanipulasi data.
2.1.5.2.DML (Data manipulation language)
Menurut Connolly & Begg (2010, p.92), DML merupakan bahasa yang menyediakan
sekumpulan operasi untuk mendukung operasi dasar manipulasi data di dalam basis
data. Pada umumnya operasi manipulasi data mencakup :
• Memasukkan data baru ke dalam basis data.
• Memodifikasi data yang telah disimpan di dalam basis data.
16
• Mencari data yang terdapat di dalam basis data.
• Menghapus data dari basis data.
2.1.6. Pengelolaan Siklus Sistem Database
Menurut Connolly(2010, p313), Sistem database merupakan komponen yang paling
mendasar yang harus dipenuhi pada organisasi yang memiliki sistem informasi yang
besar dan berdasarkan kebutuhan organisasi tersebut.
Gambar 2.1 Pengelolaan Siklus Sistem Database
2.1.6.1 Tahap pengelolaan siklus sistem database
• Database Planning
Perencanaan database merupakan suatu aktifitas yang memungkinkan
tahapan dari pengelolaan siklus sistem database dapat terelasisasi secara
efisien dan efektif. Perencanaan database harus diintegrasikan dengan
keseluruhan istrategi sistem informasi, yaitu :
17
I. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan termasuksistem
informasi yang dibutuhkan.
II. Mengidentifikasi sistem informasi yang telah ada untuk menetapkan
kelebihan dan kekurangan yang ada di sistem informasi tersebut.
III. Menaksirkan kesempatan IT yang memungkinkan dapat memberikan
keuntungan yang kompetitif.
• Mendefinisikan sistem
Menetapkan batasan dan cakupan dari sistem database dan sudutpandang
pengguna yang diutamakan. Sebelum merancang sistem database, hal ini
penting kita pertama kali harus mengidentifikasi cakupan sistem kita harus
melakukan investigasi dan bagaimana interface dengan bagian lain dari
sistem informasi dalam organisasi tersebut. Sudut pandang pengguna
mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi database dari
perspektif aturan kerja seperti Manager dan Supervisor. Aplikasi database
dapat memiliki satu atau lebih sudut pandang pengguna.Identifikasi sudut
pandat pengguna untuk membantu memastikan bahwa tidak ada user
utama dari suatu database yang terlupakan ketika pembuatan aplikasi.
Sudut pandang pengguna juga membantu dalam pengembangan aplikasi
database yang kompleks yang memungkinkan permintaan-permintaan
dipecah kedalam bagian yang lebih sederhana.
• Pengumpulan data dan analisis
Proses mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagiandari
organisasi yang didukung oleh sistem database, dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem yang
baru. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi
tersebut, seperti teknik Fact-Finding.Informasi yang dikumpulkan untuk
setiap sudut pandang pengguna utama meliputi:
� Deskripsi data yang digunakan
� Mengetahui secara detil bagaimana data digunakan
� Menambahkan beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem
database yang baru
• Mendesain Database
18
Desain database merupakan proses menciptakan perancangan yang akan
mendukung tujuan perusahaan untuk kebutuhan sistem database.Terdapat
empat pendekatan dalam perancangan database, yaitu :
1) Bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut(yaitu
properti dari entitas dan hubungan relasional)dimana melalui
analisis dan gabungan antar atribut,dikelompokkan ke dalam relasi
yang mempresentasikantipe entitas dan hubungan antar entitas.
Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan database yang
sederhana dengan jumlah atribut yang relative kecil.
2) Top-down
Pendekatan ini dimulai dari perkembangan model data yang terdiri
dari beberapa entitas tingkat tinggi dan hubungannya.
3) Inside-out
Hampir sama dengan bottom-up tetapi berbeda pada saat
identifikasi himpunan entitas utama dan kemudian menyebar untuk
mempertimbangkan entitas lain,hubungan, dan himpunan atribut
identifikasi pertama.
4) Mixed-strategy
Strategi ini menggunakan kedua pendekatan terlebih dahulu yaitu
bottom-up dan top-down untuk bermacam-macam bagian model
sebelum digabungkan dengan semuanya.
Tiga fase mendesain database :
1. Conceptual database design
Suatu proses membangun model dari data yang digunakan didalam
perusahaan, independen dari keseluruhan aspek fisik.
2. Logical database deisgn
Suatu proses membangun model dari data yang digunakan
perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi independen
terhadap DBMS dan aspek fisik lainnya.
3. Physical database design
Proses yang menghasilkan deskripsi implementasi dari database
pada penyimpanan sekunder. Menjelaskan dasar relasi, organisasi
19
file, penggunaan index untuk mencapai efisiensi akses ke data, dan
beberapa batasan integritas danpengukuran keamanan database.
• DBMS Selection
Pemilihan produk DBMS yang tepat untuk mendukung sistem
database.Tahapan-tahapan utama untuk memilih produk DBMS:
1. Mendefinisikasi kerangka acuan penelitian
2. Membuat dua atau tiga list produk yang akan digunakan
3. Evalusasi produk yang akan digunakan
4. Merekomendasikan pilihan dan buat laporannya
• Application Design
Mendesain interface antar pengguna dan program aplikasi yang akan
digunakan untuk memproses ke dalam database. Desain database dan
aplikasi merupakan aktifitas yang salingberhubungan meliputi dua
aktifitas penting, yaitu :
1) Transaction Design
Transaksi merupakan aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan
oleh user tunggal atau program aplikasi, yangmengakses atau
merubah isi dari database. Tujuan dari desain transaksi adalah
untuk menetapkan dan keterangan karakteristik high-level dari
suatu transaksi yang dibutuhkan pada database, diantaranya :
� Data yang digunakan oleh transaksi
� Karakteristik fungsional suatu transaksi
� Hasil Transaksi
� Keuntungan bagi user
� Tingkat kegunaan sesuai yang diharapkan
Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu :
o Retrieval Transaction, yang digunakan untukp
emanggilan data untuk ditampilkan di layar atau
menghasilkan suatu laporan.
o Update transaction, yang digunakan untuk menambah
data, menghapus, atau memodifikasi data yang sudah
ada didalam database.
20
o Mixed transaction, transaksi yang melibatkan
pemanggilan dan perubahan data.
2) User Interface Design Guidelines
Sebelum mengimplementasikan form atau report, hal ini penting
pada saat pertama kali mendesain layout, ada beberapa aturan
pokok dalam pembuatan user interface:
� Meaningful title, pemberian nama suatu form yang cukup
jelas untuk menerangkan kegunaan form tersebut
� Comprehensible instructions, penggunaan terminologi yang
umum untuk menyampaikan instruksi ke user dan jika
informasi tambahan dibutuhkan, maka harus disediakan
helpscreen.
� Logical grouping and sequencing of fields, field yang saling
berhubungan ditempatkan pada form/report yang sama.
Urutan field harus logis dan konsisten.
� Visually appealing layout of the form / report, tampilan
form/report harus menarik, dan sesuai dengan hard copy
agar konsisten.
Familiar field labels, label yang digunakan harus familiar
sehingga pengguna yang menggunakan aplikasi tersebut
merasa lebih nyaman.
� Consistent terminology and abbreviations, terminologi dan
singkatan yang digunakan harus konsisten.
� Consisten use of color, warna yang digunakan harus
meningkatkan penampilan dari form/report yang ada.
� Visible space and boundaries for data-entry fields, jumlah
tempat yang disediakan untuk menginput data harus
diketahui oleh pengguna.
� Convenient cursore movement, pengguna dapat mudah
menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakan
cursor pada form/report.
� Error correction for individual characters and entire
field,pengguna dapat dengan mudah menjalankan operasi
21
yang diinginkan dan melakukan perubahan terhadap nilai
field.
� Error messages for unacceptable values, memberikan
pesan kesalahan terhadap nilai yang salah.
� Optional fields marked clearly, field yang optimal dapat
dengan mudah di identifikasi oleh pengguna.
� Explanatory messages for fields, ketika user menempatkan
kursor ke field, informasi tentang field tersebut harus dapat
dilihat.
� Completion Signal, indikator yang menjelaskan bahwa
suatu proses telah selesai dilaksanakan.
• Prototyping
Membuat model kerja sistem database. Tujuan dari pembuatan prototyping
adalah :
o Mengidentifikasi fungsi dari sistem yang ada berjalan dengan baik
atau tidak.
o Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fungsi
yang baru.
o Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna.
o Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi)dari
disain sistem khusus.
• Implementation
Merupakan realisasi fisik dari disain database dan aplikasi.Implementasi
database dicapai dengan menggunakan:
o DDL untuk membuat skema database dan file database kosong.
o DDL untuk membuat sudut pandang pengguna yangdiinginkan
o 3GL(Third Generation Language) dan 4GL(FourthGeneration
Language) untuk membuat program aplikasi.Termasuk transaksi
database disertakan dengan menggunakan DML, atau
ditambahkan pada bahasa pemrograman.
• Data Conversion and Loading
Pemindahan data yang ada ke yang baru dan mengkonversi ke aplikasi
untuk menjalankan database yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika
sistem database baru menggantikan sistem yang lama. DBMS biasanya
22
memiliki utilitas yang memanggil ulang file yang sudah ada ke dalam
database baru.
• Testing
Suatu proses menjalankan sistem database dengan tujuan untuk
menemukan error. Dengan menggunakan strategi uji coba yang
direncakan dan data yang sesungguhnya. Pengujian hanya akan terlihat
jika kesalahan software. Mendemonstrasikan database dan program
aplikasi terlihat berjalan seperti yang diharapkan.
• Case tools
Pada bukunya Connolly dan Begg (2010, p366), tahap pertama dari siklus
perencanaan pembangunan basis data sistem database juga dapat
melibatkan pemilihan yang di bantu Computer-Aided Software
Engineering(CASE) tools. dalam arti luas, CASE dapat diterapkan untuk
setiap alat yang mendukung pengembangan software.
• Operational Maintenance
Suatu proses mengawasi dan memelihara sistem database setelah proses
instalasi selesai, meliputi :
o Pengawasan performa sistem, jika performa menurun maka
memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database.
o Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database.
o Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi database.
2.1.7 Database Design
Pada bukunya Connolly dan Begg (2010, p466), Dalam
menyajikan metodologi desain database, proses desain dibagi
menjadi tiga tahap utama: conceptual, logical, dan physical
database design. Pada tahap conceptual ini bertujuan membuat
model data yang digunakan perusahaan independen dari semua
pertimbangan fisik. Conceptual database design ini dibagi menjadi
beberapa langkah, yaitu :
� Step 1 Membangun Conceptual Data Model
Tujuannya adalah untuk membangun local conceptual data
model dari perusahaan untuk tiap view yang spesifik. Tiap
23
local konseptual data model terdiri dari entity type, relation
type, atribut - atribut, domain–domain atribut,primary key,
alternate key, dan integrity constraint. Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk membangun conceptual data model adalah
1. Identifikasikan Tipe Entitas
Tujuan mengidentifikasi tipe entitas adalah untuk
mengenali tipe–tipe entitas utama yang dibutuhkan oleh
user sebagai view.
2. Identifikasikan Tipe Relationship
Bertujuan untuk mengenali relationship–relationship
penting yang ada diantara tipe – tipe entitas yang telah
diidentifikasi terlebih dahulu.Untuk dapat mengerti
relationship, pertama harus memahami multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah dari kejadian–kejadian yang
mungkin dari sebuah tipe entitas yang terhubung pada
kejadian tunggal dari tipe entitas yang berhubungan
melalui relationship penting.Jenis-jenis multiplicity
adalah:
� One-to-One (1:1) Relationship
Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling
terlibat adalah satu-satu dan dapat pula member entitas
yang satu ada yang tidak berhubungan dengan member dari
entitas yang berelasi dengannya dan entitas tersebut juga
berelasi maksimal 1. Berikut ini merupakan contoh
relationship dari one-to-one yang dapat dilihat pada
gambar.
24
Gambar 2.2 Relationship One-to-One
Pada Gambar 2.2, dapat terlihat bahwa A hanya terhubung
one-to-one (1:1), dengan C, dan B hanya terhubung one-to-
one (1:1), dengan D. Jadi dari Gambar 2.2 dapat dituliskan
notasi multiplicity–nya seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.3 One-to-One Relationship Nation
� One-to-Many (1:*) Relationship
Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling
terlibat adalah satu-banyak. Dimana sebuah member dari
entitas dapat berhubungan dengan satu atau banyak
member dari entitas yang lain dan member dari entitas yang
lainnya berhubungan (bisa dari 0), sampai maksimal 1.
Berikut ini merupakan contoh relationship dari one-to-
many yang dapat dilihat pada Gambar dibawah.
25
Gambar 2.4 Relationship One-to-Many
Pada Gambar 2.4, dapat terlihat bahwa B terhubung one-to-
many (1:*), dengan D dan E. Jadi dari Gambar 2.4 dapat
dituliskan notasi multiplicity-nya seperti yang terlihat pada
gambar di bawah.
Gambar 2.5 One-to-Many Relationship Nation
� Many-to-Many (*:*) Relationship
Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling
terlibat adalah banyak-banyak. Member dari sebuah entitas
dapat berelasi dengan entitas yang lain dengan maksimal
multiplicity banyak (*),dan sebaliknya dengan relasi entitas
yang berhubungan tersebut.Berikut ini merupakan contoh
relationship dari many-to-many yang terlihat pada gambar
dibawah.
26
Gambar 2.6 Relationship Many-to-Many
Pada Gambar 2., dapat terlihat bahwa A terhubung one-to-many (1:*),
dengan D dan E, sedangkan E terhubung one-to-many (1:*), dengan A
dan B. Jadi dari entitas Group 1 (nilainya A dari Gambar 2.6), dan
Group 2 (nilainya E dari Gambar 2.6), terhubung many-to-many(*:*).
Jadi dari Gambar 2.6 dapat dituliskan notasi multiplicity-nya seperti
yang terlihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.7 Many-to-Many Relationship Nation
3. Identifikasikan dan Asiosiasikan Atribut dengan Tipe
Entitas dan Tipe Relationship.
27
Tujuannya adalah untuk menghubungkan atribut –
atribut yang ada dengan entitas atau relationship type
yang sesuai.
4. Menentukan Domain Atribut
Bertujuan untuk menentukan domain – domain untuk
atribut – atribut dalam local conceptual data model.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p479), Domain
atribut merupakan identifikasi, pencatatan nama mereka
dan karateristik dalam suatu kamus data.Setiap atribut
di dalam relasi ditetapkan dalam domain. Domain
mungkin berbeda untuk tiap atribut, atau dua atau lebih
atribut mungkin ditetapkan dalam domain yang sama.
5. Penentuan Atribut Candidate Key, Primary Key, dan
Alternate Key
Bertujuan untuk mengidentifikasikan candidate –
candidate key untuk tiap tipe entitas, dan jika terdapat
lebih dari satu candidate key, maka pilih salah satu
untuk dijadikan primary key. Menurut Connolly dan
Begg (2010 ,p 479-481), ketika memilih primary key
diantara candidate key, kita dapat menggunakan
panduan berikut untuk membantu pemilihan primary
key, yaitu :
- Candidate key dengan kumpulan atribut
yang minimal
- Candidate key yang nilainya jarang
berubah
- Candidate key dengan karakter –
karakter yang paling sedikit(untuk yang
memiliki textual attributes),Candidate
key dengan nilai maksimum paling
rendah (untuk yang memiliki numerical
attributes),Candidate key yang paling
mudah digunakan dari sudut pandang
user
28
6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling
concept(optional)
Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan
enhanced modeling concepts, seperti specialization /
generalization, aggregation, dan composition.
7. Memeriksa model dari redundancy
Bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat
redundancy dalam model.Dua kegiatan dalam langkah
ini adalah : memeriksa kembali one-to-one relationship
dan menghilangkan redundany relationships.Dalam
menghilangkan redundant dalam basis data ada sebuah
tehnik yang dinamakan normalisasi, Menurut Connolly
dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah teknik untuk
menghasilkan satu set hubungan dengan sifat yang
diinginkan, berdasarkan kebutuhan data perusahaan.
8. Validasi Model Konseptual dengan User Transaction
Bertujuan untuk menjamin bahwa model konseptual
mendukung transaksi – transaksi yang dibutuhkan oleh
view.
9. Meninjau local conceptual data model dengan
pengguna
Bertujuan untuk meninjau local conceptual data model
dengan user untuk menjamin bahwa model tersebut
adalah representasi yang sebenarnya dari data yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
� Step 2 Membangun Logical database design
perancangan logikal database adalah suatu proses
pembangunan model datadan pemetaan model konseptual
ke model logikal yang dipengaruhi oleh model data yang
menjadi tujuan dari database. Dalam perancangan model
logikal,model data yang telah diperoleh dalam database
konseptual diubah dalam bentuk dimana data yang ada
dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan
29
database.Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun
logical data model adalah :
1) Menentukan Relasi – Relasi untuk Model Data Logikal
Bertujuan untuk menciptakan relasi – relasi untuk
model data logikal untuk merepresentasikan entitas –
entitas, relationship – relationship,dan atribut – atribut
yang telah diidentifikasikan.Relationship yang dapat
muncul pada model data konseptual diantaranya adalah
:
- Strong Entity Type dan Weak Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010, p383)
strong entity type adalah tipe entitas yang
keberadaannya tidak bergantung (independent),
pada beberapa tipe entitas lainnya.Karakteristik
dari strong entity type adalah tiap entity
occurrence dapat diidentifikasi secara unik
menggunakan atribut primary key dari tipe
entitas.Strong entity type sering juga disebut
parent atau owner atau dominant entities.weak
entity type adalah tipe entitas yang
keberadaannya bergantung (dependent), pada
beberapa tipe entitas lainnya. Weak entity type
juga disebut child, dependent,atau subordinate
entities.
- Superclass/subclass relationship types Menurut
Connolly dan Begg (2010, p400), untuk tiap
superclass / subclass relationship dalam data
model konseptual,kita mengidentifikasikan
entitas superclass sebagai entitas parent dan
entitas subclass sebagai entitas child. Terdapat
banyak pilihan dalam merepresentasikan
relationship sebagai salah satu atau lebih relasi
– relasi. Pilihan yang paling sesuai tergantung
dari sejumlah faktor seperti disjointnese dan
30
participation constraint pada superclass /
subclass relationship apakah subclass–subclass
terlibat dalam distinct relationship dan jumlah
participan–participan dalam superclass /
subclass relationship.
- Complex relationship types Menutur Connolly
dan Begg (2010, p498), untuk setiap complex
relationship menciptakan sebuah relasi untuk
merepresentasikan relationship dan termasuk
semua atribut yang merupakan bagian dari
relationship tersebut.Kita menyalin salinan
primary key dari entitas yang berhubungan
dalam complex relationship kedalam relasi baru,
untuk berlaku sebagai foreignkey.
- Multi-valued attributes Menurut Connolly dan
Begg (2010, p471), menciptakan relasi yang
merepresentasikan atribut–atribut multi-valued
dan menyalin salinan primary key dari entitas
owner kedalam relasi baru untuk menjadi
foreign key.
2) Validasi Model dengan Normalisasi
Bertujuan untuk untuk memvalidasi relasi – relasi
dalam model data konseptual menggunakan teknik
normalisasi.Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk
meminimalkan redudansi data (perulangan data), dan
update anomalies, menciptakan representasi data,
hubungan antar data dan contraint yang akurat, serta
meningkatkan stabilitas.Untuk mencapai tujuan
tersebut maka harus dilakukan identifikasi dengan benar
atas relasi–relasi yang ada. Pada dasarnya, proses
normalisasi ini dilakukan karena terjadinya redundansi
data atau kejanggalan pengubahan (update anomaly).
Menurut Connolly dan Begg (2010, p391),update
anomaly ada tiga jenis yaitu insert anomaly, delete
31
anomaly, dan modification/update anomaly. Insert
anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap
sebuah table pada saat dilakukan penambahan suatu
record, yaitu berupa pelanggaran terhadap integrity
constraint. Delete anomaly adalah kejanggalan yang
terjadi terhadap suatu tabel pada saat dilakukan
penghapusan suatu record, penghapusan bermaksud
untuk menghapus suatu data tertentu tetapi
menyebabkan kehilangan informasi lain dari tabel
tersebut. Modification/update anomaly adalah
kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat
dilakukan pengubahan suatu record, pengubahan
terhadap suatu nilai tertentu harus dilakukan lebih dari
sekali.Hal ini amat memungkinkan terjadinya
inkonsistensi data.
Berikut ini adalah tahapan- tahapan dari Normalisasi :
A. UNF (Un-Normal Form)
Proses normalisasi dimulai dari bentuk UNF
(Un-NormalForm), yaitu tabel yang masih
mengandung repeating group.Tabel UNF ini
dibuat dengan mentransformasi data dari
sumber informasi seperti formulir atau bon-bon
ke dalam tabel berbentuk baris dan kolom.
B. 1NF (First-Normal Form)
Pada bentuk normal pertama (First Normal
Form–1NF),sebuah relasi dimana pada setiap
sel atau perpotongan baris dan kolom, jika dan
hanya jika mengandung satu nilai, setiap
elemen gandung nilai atomik (single value).
Untuk menjadikan bentuk tidak normal
menjadi normal pertama dengan
mengidentifikasikan dan menghilangkan
repeating groups(sebuah atau sekumpulan
atribut dalam tabel yang memiliki multiple
32
values untuk single occurrence dari atribut key
yang terpilih untuk tabel tersebut), yang ada di
dalam tabel.
C. 2NF (Second Normal Form)
Sebuah tabel disebut berada pada bentuk
normal kedua (2NF), jika dan hanya jika setiap
atribut bukan primary key ( PK ),tergantung
sepenuhnya pada PK. Untuk mengetahui
apakah 1NF telah berada pada 2NF maka
tentukan PK dan funtional dependency.
D. 3NF (Third Normal Form)
Sebuah tabel disebut berada pada bentuk
normal ketiga jika dan hanya jika tidak ada
atribut bukan primary key yang bergantung
kepada atribut bukan primary key
lainnya.Sebuah tabel yang mengandung atribut
bukan PK yang tergantung pada atribut PK
lainnya disebut transitive dependency. Dengan
kata lain sebuah tabel disebut berada pada 3NF
jika dan hanya jika tidak mengandung
transitive dependency.
E. BCNF (Boyce-Codd Normal Form)
Suatu relasi dianggap sebagai bentuk normal
BCNF jika dan hanya jika setiap determinan
adalah candidate key.Untuk mengetahui
apakah suatu tabel sudah berada pada bentuk
normal BCNF maka harus dilakukan analisa
atas functional dependency dari sebuah tabel.
3) Memvalidasi Relasi dengan User Transaction
Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi – relasi dalam
model data logikal mendukung transaksi – transaksi
yang dibutuhkan oleh view.
4) Mendefinisikan Kendala Integrity
33
tujuannya adalah memeriksa integrity constraint yang
direpresentasikan dalam model data logical. Integrity
constraint terdiridari 5 jenis, yaitu : data yang
dibutuhkan, attribute domain constrain,entity integrity,
referential integrity, dan general constraint.
- Data yang dibutuhkan
beberapa atributharus selalu memiliki nilai yang
valid. Dengan kata lain, atribut tersebut tidak
boleh bernilai null.
- Attribute domain constraint
tiap atribut mempunyai domain, yaitu kumpulan
nilai-nilai yang legal.Misalnya, ada 2 jenis
kelamin yaitu ‘M’ atau ‘F’, jadi domain untuk
atribut jenis kelamin adalah karakter string
tunggal yang terdiri dari ‘M; atau ‘F’. Batasan
ini harus diidentifikasikan ketika kita memilih
domain atribut untuk model data.
� Multiplicity
Dalam bukunya dan Begg (2010,
p503),multiplicity merepresentasikan
batasan yang diletakkan pada relationship
antara data di dalam database.
� Entity integrity
Dalam bukunya Connolly dan Begg (2010,
p503), menyatakan,primary key dari entitas
tidak boleh bernilai null. Batasan ini harus
betul – betul dipertimbangkan ketika kita
mengidentifikasikan primary key untuk tiap
tipe entitas.
� Referential integrity
Dalam bukunya Connolly dan Begg (2010,
p503) menyatakan, foreign key
menghubungkan tiap tuple dalam relasi child
ke tupledalam relasi parent yang meliputi
34
nilai candidate key yang sesuai. Referential
integrity berarti bahwa jika foreign key
memiliki nilai,maka nilai tersebut harus
menunjuk pada tuple yang ada pada relasi
parent. Dalam bukunya Connolly dan Begg
(2010, p504), terdapat 5 strategi untuk
mempertahankan referential integrity pada
saat penghapusan tuple pada relasi parent,
yaitu :
- NO ACTION
Mencegah penghapusan dari relasi parent
jika terdapat tuple–tuple child yang ditunjuk.
- CASCADE
Ketika tuple parent dihapus, secara otomatis
juga dihapus tuple-tuple child yang ditunjuk
- SET NULL
Ketika tuple parent dihapus, nilai foreign
key dalam semua tuple – tuple child yang
berhubungan secara otomastis diubah
menjadi null.
- SET DEFAULT
Ketika tuple parent dihapus, nilai foreign
key dalam semua tuple – tuple child yang
berhubungan secara otomatis diubah
menjadi nilai default-nya.
- NO CHECK
Ketika tuple parent dihapus, tidak
melakukan apa–apa untuk menjamin
referential integrity tetap terjaga.
� General constraints
Pengubahan–pengubahan pada entitas –
entitas mungkin diatur oleh batasan –
batasan yang memerintah transaksi
35
’realworld’ yang direpresentasikan oleh
pengubahan tersebut
5) Me-review logical data model dengan User
Bertujuan untuk menjamin bahwa pengguna
mempertimbangkan model data logikal menjadi
representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data
perusahaan.
6) Menggabungkan Logical Data Model ke dalam
Global Model (optional)
Bertujuan untuk merepresentasikan semua user
views dari database.
7) Memeriksa untuk perkembangan lebih lanjut
Bertujuan untuk menentukan apakah terdapat
perubahan signifikan pada masa depan yang dapat
diramalkan dan untuk menilai apakah model data
logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.
� Step 3 Membangun Physical Database Design
perancangan fisik database adalah proses membuat deskripsi
dariimplementasi database pada secondary storage,
mendeskripsikan relasi dasar,file organization, dan index yang
digunakan untuk mendapatkan akses efisien pada data dan
semua integrity constraint yang berhubungan dan security
measures. Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana
struktur logikal diimplementasikan (sebagai relasi dasar),
secara fisik dalam DBMS yang dipilih.Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk membangun logical data model adalah :
1) Menerjemahkan logical data model untuk DBMS yang
dipilih
Bertujuan untuk menghasilkan relational database schema
dari data model logikal yang dapat diimplementasikan
dalam DBMS yang dipilih 3 aktifitas ini :
o Merancang relasi – relasi dasar
o Merancang Representasi untuk Data Turunan
o Merancang General Constraint
36
� Step 4 Membuat File Organization dan Indexes
Bertujuan untuk menentukan file organisasi yang optimal untuk
menyimpan relasi–relasi dasar dan indeks–indeks yang
dibutuhkan untuk mencapai performance yang dapat diterima,
dengan begitu, relasi dan tuple akan disimpan pada secondary
storage. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun
Membuat File Organization dan Indexes adalah :
1. Menganalisa Transaksi
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang
akan diterapkan pada database dan untuk
menganalisa transaksi – transaksi yang penting.
2. Memilih Organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
efisien untuk tiap relasi dasar.
3. Memillih index – index
Bertujuan untuk mempertimbangkan apakah dengan
menambahkan index akan meningkatkan
performansi dari sistem.
4. Memperkirakan kebutuhan disk space
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah disk space
yang dibutuhkan oleh database, dalam menyimpan
data dan semua index – index nonclustered dasar
dalam tabel yang tidak mempunyai clustered index
maka kita dapat menggunakan beberapa langkah
berikut :
- Menghitung space yang digunakan untuk
menyimpan data
- Menghitung space yang digunakan untuk
menyimpan tiap index nonclustered dasar.
Menjumlahkan nilai–nilai yang telah
dikalkulasikan.
� Step 5 Merancang user view
37
Bertujuan untuk merancang user view yang diidentifikasikan
selama pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari system
development lifecycle.
� Step 6 Merancang mekanisme keamanan
Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan untuk
database seperti yang ditentukan oleh user pada waktu tahap
pengumpulan kebutuhan dari system development life cycle.
Mekanisme keamanan yang dirancang dalam database yaitu
mekanisme keamanan sistem dan mekanisme keamanan data.
� Step 7 Mempertimbangkan pengenalan redudancy control
Bertujuan untuk menentukan apakah pengenalan redundancy
yang dikontrol dengan aturan – aturan normalisasi akan
meningkatkan performansi sistem.
� Step 8 Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional
Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan
meningkatkan performansi dari sistem untuk memperbaiki
keputusan perancangan yang tidak sesuai atau merefleksikan
perubahan kebutuhan.
2.1.8 Entity Relationalship Model
2.1.8.1 Entitas
Menurut Connoly & Begg,(2010, p373) Entitas adalah sekumpulan
objek yang memiliki sifat-sifat yang sama dan diidentifikasi oleh
perusahaan sebagai objek yang mempunyai keberadaan yang bebas.
Sebuah entitas dapat menjadi objek secara fisik seperti Staff, barang,
atau menjadi objek dengan keberadaan konseptualseperti penjualan
atau pembayaran.
2.1.8.1.2 Relationship
Menurut Connolly & Begg (2010,p374), relationship adalah
sekumpulan hubungan yang berati antara satu atau lebih entitas. Setiap
tipe hubungan diberi nama yang menggambarkan fungsi tersebut.
38
2.1.8.1.3 Attribute
Menurut Connolly & Begg (2010, p.379), atribut adalah sifat dari
entitas atau tipe relationship.Atribut menyimpan nilai yang
menjelaskan setiap kejadian entitas dan menunjukkan bagian
utama dari data yang disimpan di dalam database.Jenis – jenis
attribute :
1) Simple Attribute yaitu atribut yang terdiri dari
suatu komponen tunggal dengan keberadaan yang
independent dan tidak dapat dibagi menjadi lebih
kecil lagi. Dikenal juga dengan nama atomic
attribute.
2) Composite attribute yaitu atribut yang terdiri dari
beberapa komponen.
3) Single-Valued Attribute, yaitu atribut yang
mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian.
4) Multi-valued attribute, yaitu atribut yang
mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian.
5) Derived-attribute yaitu atribut yang memiliki nilai
yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut
lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
2.1.8.1.4 Key
Menurut Connoly dan Begg (2010, p150), key relasi sangat
dibutuhkan untuk mengidentifikasi satu atau lebih attribute yang
memiliki nilai unik. jenis-jenis key:
1. Simple Key
Simple key adalah suatu Key yang dibentuk oleh
satu atribut.
2. Composite Key
Composite Key adalah key yang disusun
berdasarkan lebih dari satu atribut.
3. Candidate Key
39
Candidate Key adalah suatu atribut atau satu set
minimal atribut yang mengidentifikasikan secara
unik suatu kejadian dari entity.
4. Primary Key
Primary Key adalah satu atribut atau satu set
minimal attribute yang tidak hanya
mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian
spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian
dari suatu entity.
5. Alternative Key
Alternative Key adalah Candidate Key yang tidak
terpakai sebagai PrimaryKey.
6. Foreign key
Foreign key adalah satu atribut yang melengkapi
satu hubungan (relationship)yang menunjuk ke
induknya.
2.2. Teori Khusus
2.2.1 Penjualan
Menurut Hall, (2011, p154), prosedur pemesanan penjualan meliputi
tugas-tugas yang terkait dalam penerimaan dan pemrosesan sebuah
pesanan klien, mengisi formulir pemesanan, dan pengiriman produk ke
klien, penagihan pelanggan pada saat yang tepat, dan akuntansi transaksi
secara benar.
1. Penerimaan pesanan
Pada tahap ini, karyawan membuat sebuah sales order yang
mencakup informasi penting mengenai pelanggan, seperti nama
pelanggan, alamat pelanggan, nama, nomor, dan deskripsi barang
yang dijual serta jumlah dan harga satuan barang yang dijual.
Setelah itu, karyawan membuat sebuah salinan sales order dan
menempatkannya dalam customer open order file.
2. Pemeriksaan kredit
40
Pada tahap ini, pihak perusahaan melakukan pemeriksaan
kelayakan kredit pelanggn untuk menentukan batas kredit yang
dapat dimiliki oleh pelanggan, apakah pelanggan tersebut memiliki
histori kredit yang baik atau tidak. Fungsi penerimaan pesanan
mengirimkan sales order (credit copy) kepada fungsi pemeriksaan
kredit untuk pengesahan.Berkas pengesahan sales order yang
dikembalikan memicu kelanjutan proses penjualan dengan
mengeluarkan informasi sales order secara bersamaan ke fungsi
yang beragam.
3. Pengambilan barang
Pada tahap ini, fungsi penerimaan pesanan meneruskan dokumen
pengeluaran stok barang kepada fungsi pengambilan barang dalam
gudang. Dokumen ini mengidentifikasikan barang-barang dalam
inventaris yang harus diambil dari rak gudang, juga menyediakan
otorisasi formal kepada personil gudang untuk mengeluarkan
barang yang ditentukan. Setelah mengambil barang, pesanan
diverifikasi dan dokumen pengeluaran stok sudah diverifikasi
diteruskan ke fungsi pengiriman barang.
4. Pengiriman barang
Sebelum kedatangan barang dan dokumen pengeluaran barang
yang sudah diverifikasi, divisi pengiriman menerima packing slip
dan shipping notice dari fungsi penerimaan pesanan. Packing slip
akan dikirimkan dengan barang untuk menggambarkan isi dari
pesanan. Shipping notice akan diteruskan kepada fungsi penagihan
sebagai bukti bahwa pesanan pelanggan sudah terpenuhi dan
dikirim.
5. Penagihan pelanggan
Pada tahap ini, fungsi penagihan menerima sales order(invoice
copy) dari fungsi penerimaan pesanan. Dokumen ini ditempatkan
dalam S.Opending file hingga penerimaan shipping notice. Setelah
shipping notice diterima, barang-barang yang dikirim dicocokan
dengan harga satuan barang yang dipesan, pajak, dan ongkos kirim
untuk ditambahkan kesalinan invoice dari sales order. Sales order
yang sudah dilengkapi merupakan tagihan pelanggan. Setelah itu,
41
transaksi penjualan yang sudah lengkap dicatat dalam jurnal
penjulan.
menurut jurnal Wawan Saputra pada jurnal ANALISIS DAN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN,
PEMBELIAN, DAN PENJUALAN PADA TOKO SINAR JAYA
(2010 : 1075) penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan yang
utama dalam memperoleh pendapatan baik untuk perusahaan besar
maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari
kegiatan pemasaran. Pada bagian ini terjadi penetapan harga
melalui perundingan dan perjanjian serah terima barang, cara
pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga
tercipta suatu titik kepuasan.
2.2.2. Pembelian
2.2.2.1 Siklus Pengeluaran
Menurut Samiaji Sarosa (2009, p. 80), Siklus pengeluaran terdiri dari
a. Membuat dan memelihara daftar pemasok.
b. Membuat dan memelihara catatan persediaan bahan baku.
c. Mencetak order pembelian.
d. Melaporkan informasi order pembelian.
e. Mencatat penerimaan kiriman bahan baku.
f. Mencetak cek dan catatan pengeluaran kas kepada pemasok.
g. Meringkas informasi pembelian dan utang.
Fokus utama dari siklus pengeluaran setiap perusahaan berbeda,
seperticontoh :
a. Pada perusahaan manufaktur, fokus utama dari siklus pengeluaran
adalah memesan, menerima, dan membayar untuk bahan baku
danbahan penolong.
b. Pada perusahaan dagang, fokus utama dari siklus pengeluarannya
adalah pembelian barang dagangan untuk di jual kembali.
c. Sedangkan pada perusahaan jasa, siklus pengeluaran bernilai kecil
karena mereka tidak membutuhkan bahan baku ataupun barang
42
dagangan. Karena selain barang, siklus pengeluaran berkaitan
juga dengan pengadaan jasa misalnya pengangkutan, reparasi, dan
perawatan mesin.
Gambar 2.8 Model Siklus Pengeluaran (Sarosa, 2009)
Ada perusahaan manufaktur siklus pengeluaran di mulai dari adanya
permintaan pembelian oleh salah satu bagian dalam produksi. Pada
perusahaan manufaktur modern, permintaan pembelian dilakukan dengan
berbagai cara seperti menggunakan MRP, Kanban, MRP II, dan lain-lain.
Dalam MRP digunakan aplikasi komputer yang menurunkan kebutuhan
material Master Production Schedule. Frekuensi dan kuantitas juga
permintaan juga ditentukan oleh bagaimana sistem produksi diterapkan.
Dengan menggunakan teknologi EDI dan EDI over the internet maka
permintaan barang, pembelian, penerimaan order oleh pemasok sampai
ke pembayaran dilakukan secara otomatis.
43
Gambar 2.9 Model siklus pembelian menggunakan EDI (Sarosa, 2009)
Gambar 2.10 Model siklus pembelian tidak menggunakan EDI (Sarosa, 2009)
Dalam perusahaan dagang, khususnya eceran, permintaan akan barang
yang dijual oleh konsumen sering tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu,
perusahaan dagang harus bertindak cepat dalam perubahan permintaan
barang agar dapat memenangkan persaingan. Bagian pembelian berperan
besar dalam menemukan pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan
dalam jangkawaktu dan biaya yang wajar. Data mengenai kebutuhan
barang, kinerja pemasok, dan analisis data tersebut penting dalam
44
membuat keputusan. Tahapan proses pembelian dalam suatu perusahaan
dimulai dengan adanya kebutuhan bahan yang tidak dapat dipenuhi oleh
persediaan yang ada di gudang. Permintaan pembelian diteruskan ke
fungsi pembelian. Fungsi pembelian membuat surat order pembelian dan
mengirimkannya ke pemasok. Pemasok mengirimkan barang yang
diterima oleh fungsi penerimaan barang. Fungsi penerimaan barang
memperbarui data persediaan. Setelah barang diterima, pemasok
mengirimkan Faktur yang berfungsi sebagai tagihan dengan
membandingkan order pembelian dan laporan penerimaan barang.
Selanjutnya adalah membayar kepada pemasok sesuai dengan tagihan
yang diverifikasi. Jika dalam siklus pendapatan kita bertindak sebagai
penjual, maka dalam siklus pengeluaran kita bertindak sebagai
pembelian.
Menurut jurnal Enggal Sriwardiningsih pada jurnal EFFECT ON
PERCEIVED STIMULATION DAN PERCEIVED CROWDING ON
THE DECISION OF THE UNPLANNED PURCHASE (IMPULSE
BUYING) (2011:771) Berdasarkan studi sebelumnya, peneliti melakukan
penelitian tentang pengaruh rangsangan yang dirasakan dan dianggap
berkumpul pada keputusan pembelian yang tidak direncanakan (impulse
buying) pada toko tunggal untuk membuktikan apakah itu juga
mempengaruhi perilaku konsumen di daerah tertentu. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi rangsangan yang dirasakan
konsumen pengaruh kesusahan dalam memutuskan pembelian tidak
terencana (impulse buying) secara bersamaan.
Menurut jurnal Kriswanto, Ririn Fibrina pada jurnal ANALISA &
EVALUASI SISTEM PEMBELIAN, PERSEDIAAN & PENJUALAN
TUNAI PADA PT. ZRB(2014 : 358) Siklus pembelian mencakup proses
pembelian, penerimaan barang maupun jasa. Setiap perusahaan memiliki
tahapan siklus pembelian yang berbeda-beda. Namun, secara umum
tahapan siklus pembelian pada perusahaan-perusahaan memiliki
kemiripan satu sama lain.
45
2.2.3. Persediaan
Menurut Samiaji Sarosa (2009, p53), data persediaan yang dibahas kali ini
yaitu tentang informasi mengenai persediaan barang yang siap dijual
kepada pelanggan. Informasi mengenai persediaan harus disimpan pada
Tabel Persediaan agar informasi yang tersedia konsisten.
2.2.4. Service
Menurut Kotler dan Keller (2009) service adalah setiap tindakan atau
kinerjayang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
Dapat disimpulkan pengertian service adalah tindakan yang
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak
mempunyai kepemilikan.
46
2.2.5. Kerangka Berpikir
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir
Pengembangan aplikasi ini berbasis pada database, dimana pengembangan aplikasi
ini terdiri dari 3 fase yaitu :
• Fase Inisialisasi :
Pada fase ini dimulai pada pengumpulan data dari perusahaan serta
gambaran umum PT. Multi Core Abadi berupa : visi misi perusahaan,
47
struktur organisasi, dan sistem yang berjalan pada perusahaan tersebut
seperti pembelian, penjualan, persediaan, dan servis.
• Fase analisis :
Pada fase ini data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis
data perusahaan menggunakan activity diagram untuk mengetahui proses
bisnis dan masalah yang terjadi sebagai acuan dalam perancangan sistem.
• Fase perancangan :
Pada fase perancangan untuk mengetahui dan mengidentifikasi entitas-
entitas yang terdapat pada PT. Multi Core Abadi oleh karena itu akan
merancang ER Modelling setelah itu akan dilakukan tahap normalisasi
yang akan menghasilkan entity relationship diagram dari ERD maka akan
dibuat user interfacenya yang akan menghubungkan antara user dengan
sistem.