BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Web Serviceslibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00528-IF...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Web Serviceslibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00528-IF...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Web Services
Eric Newcomer (2002:7) menyatakan “web services adalah aplikasi
Extensible Markup Language (XML) yang dipetakan ke dalam suatu program,
objek, database atau ke dalam fungsi bisnis yang kompleks.” Dengan
menggunakan dokumen XML yang dibuat dalam sebuah pesan, sebuah program
mengirimkan request ke dalam web services melalui sebuah jaringan, dan
menerima jawabannya juga dalam bentuk dokumen XML. Standar web services
mendefinisikan format pesan tersebut, menentukan tampilan antarmuka pesan
yang akan dikirim, menguraikan aturan untuk memetakan isi dari pesan yang
masuk dan keluar dari program, dan menentukan mekanisme untuk
mempublikasikan dan mengetahui antarmuka dari web services.
Web services telah muncul sebagai generasi berikutnya dari teknologi
berbasis web dalam hal pertukaran informasi. Web services adalah aplikasi
modular, self-describing, dan self-contained yang dapat diakses melalui Internet.
Berdasarkan pada standar yang terbuka, web services memungkinkan pembuatan
aplikasi berbasis web dengan menggunakan platform, model objek, dan bahasa
pemrograman apapun (Çetin Cömert dan Halil Akinci, 2003:7).
10
Gambar 2.1. Tampilan antarmuka web services dengan back-end systems
Pada ilustrasi gambar di atas (Eric Newcomer, 2002:8), web services
menyediakan standar antarmuka antara jaringan dengan software dari back-end
system, seperti Database Management System (DBMS), .NET, Java2 Platform
Enterprise Edition (J2EE), Common Object Request Broker Architecture
(CORBA), dan lainnya. Antarmuka web services menerima pesan dalam bentuk
XML dari jaringan, dan mengubahnya ke dalam format yang dipahami oleh
software dari back-end system, dan mengembalikan pesan tersebut. Implementasi
dari web services dapat dibuat dengan menggunakan bahasa program, sistem
operasi, atau perangkat lunak apapun.
11
2.1.1 Konsep Web Services
Infrastruktur XML Web services dibangun dari beberapa
komponen, yaitu XML Web service dan UDDI (Universal Description,
Discovery and Integration) dan XML Web Services Client seperti
gambar di bawah ini.
Gambar 2.2. Infrastruktur XML web wervices
Pada gambar di atas, urutan komponen dari web services ialah:
a. XML Web Services Directories, berfungsi menyediakan
lokasi utama untuk melokalisasikan XML web services
yang disediakan oleh suatu organisasi, menggunakan UDDI
registry. Jadi jika klien mencoba mengakses suatu web
12
services, maka XML web services directories yang akan
membantunya dengan memberikan link URL.
b. XML Web Service Discovery, ialah suatu proses mencari 1
atau lebih dokumen yang menjelaskan XML web services
tertentu menggunakan Web Services Description Language
(WSDL). Pada bagian ini, request dokumen yang
dibutuhkan klien ditangani oleh server XML web service.
c. XML Web Service Description, berfungsi untuk
menyediakan layanan deskripsi yang menjelaskan interaksi
apa yang diberikan pada XML web services tersebut. Pada
bagian ini, layanan deskripsi yang diminta oleh klien
ditangani oleh server XML web service.
d. XML Web Service Wire Format, berfungsi untuk
mengaktifkan komunikasi universal menggunakan open wire
format, ini merupakan protokol yang dikenal oleh sistem
operasi apa saja yang mendukung standar web. SOAP
(Simple Object Access Protocol) ialah protokol utama pada
XML web services.
13
2.1.2 Komponen Web Services
2.1.2.1 XML (Extensible Markup Language)
Ron Schmelzer et al. (2002:9) menjelaskan “dengan
adanya XML, Anda dapat menyandi informasi dalam sebuah
dokumen yang tidak hanya berisi data saja di dalamnya, tetapi
juga berisi informasi yang menjelaskan maksud dari data tersebut,
dan dalam struktur yang dapat dibaca manusia.”
Secara sederhana, XML adalah dokumen yang
memperbolehkan pemakainya untuk menyimpan data secara
terstruktur dan juga menyandi informasi.
Beberapa keuntungan XML menurut Conolly dan Begg
(2010:1074) antara lain:
a. XML didesain secara sederhana (simplicity)
dengan menggunakan bahasa berbasis teks yang
dapat dimengerti oleh manusia.
b. Tidak bergantung pada platform atau vendor
tertentu (platform/vendor independent).
c. User dapat membuat tag sendiri sesuai kebutuhan
(extensibility) dan dapat digunakan pada aplikasi
lain (reuse).
14
2.1.2.2 SOAP (Simple Object Access Protocol)
Ron Schmelzer et al. (2002:630) menjelaskan “SOAP
adalah sebuah cara standar untuk menghubungkan informasi yang
dibutuhkan untuk meminta sebuah services yang terletak pada
sistem yang jauh, sehingga informasi dapat dikirim melalui
jaringan menuju sistem tersebut, dalam format yang dapat
dimengerti oleh sistem tersebut, tanpa memperhatikan sistem
operasi yang berjalan pada sistem tersebut atau bahasa program
yang digunakannya.”
Gambar 2.3. Bagian – bagian SOAP
Pada ilustrasi gambar 2.3 di atas, SOAP terdiri dari tiga
blok besar yang menjadi bagian dari pesan SOAP, yaitu envelope,
header, dan body. Envelope adalah bagian yang dibutuhkan dalam
Envelope
Header
Body
Unit Komunikasi
Atribut dari Komunikasi
Pesan
15
SOAP, karena envelope menandai awal dan akhir dari pesan
SOAP. Header merupakan bagian yang opsional, berfungsi
sebagai pembawa atribut dari pesan yang akan disampaikan. Body
merupakan bagian yang diperlukan, dan terdiri dari pesan itu
sendiri (Eric Newcomer, 2002:83).
2.1.2.3 WSDL (Web Services Description Language)
Eric Newcomer (2002) menjelaskan “WSDL dibuat untuk
menjelaskan dan mempublikasikan sebuah format dan protokol
sebuah web service dalam cara yang standar.” Elemen – elemen
WSDL berisi deskripsi dari sebuah data, yang dikirim melalui
web service, sehingga pengirim dan penerima dapat mengetahui
dan mengerti data yang sedang ditukar. WSDL juga berisi sebuah
deskripsi dari operasi yang akan dilakukan terhadap data tersebut,
sehingga penerima dapat mengetahui bagaimana cara
mengirimnya.
2.1.2.4 UDDI (Universal Description, Discovery, and Integration)
Ron Schmelzer et al. (2002:695) menjelaskan “UDDI
adalah sebuah kerangka kerja yang tidak bergantung pada sebuah
sistem operasi, yang menjelaskan sebuah services, mencari dan
mengintegrasikan business services dengan menggunakan
16
internet.” Dengan kata lain, UDDI digunakan untuk
mempublikasi dan menemukan web services.
UDDI terdiri dari dua bagian. Pertama, UDDI adalah
spesifikasi teknis untuk membangun direktori yang terdistribusi
dalam sebuah bisnis dan web services. Data disimpan dalam
format XML tertentu dan dalam spesifikasi UDDI, termasuk
detail API (Application Programming Interface) untuk mencari
data yang sudah ada dan memuat data baru. Kedua, UDDI
Business Registry adalah implementasi dari spesifikasi UDDI
yang sepenuhnya operasional (Ethan Cerami, 2002:135).
Gambar 2.4. Model kerja UDDI
Gambar di atas (Kenn Scribner dan Mark C. Stiver, 2001)
menunjukkan cara UDDI bekerja. Pada model tersebut, service
provider bertanggungjawab dalam mempublikasi informasi
mengenai web services ke dalam registry. Di sisi lain, Service
requestor dapat melakukan permintaan kepada registry untuk
Find Publish
Bind
UDDI
Registry Service
Requestor
Service
Provider
17
mencari service yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemudian,
setelah service tersebut sudah terletak di dalam registry, service
requestor dapat terhubung dengan service dan sudah dapat
digunakan.
2.2 .NET Framework
Adam Sills et al. (2002:3) menjelaskan “.NET adalah produk dari
Microsoft dalam dunia pemrograman (pemrograman untuk komputer dan
aplikasi web), yang mendukung interoperabilitas.”
Sebagai tambahan untuk perubahan yang lebih teknis, .NET berusaha
untuk menjadi sesederhana mungkin. .NET mengandung fungsi yang dapat
diakses oleh para pengembang program dengan mudah. Fungsi yang sama ini
beroperasi dalam batas-batas dari tipe data standar dan aturan penamaan. Fungsi
internal ini juga mencakup pembuatan data khusus dalam assembly file yang
sangat vital bagi interoperabilitas, keamanan .NET, dan pengelolaan sumber daya
secara otomatis dari .NET.
Bagian lain dari filosofi “keep it simple” adalah bahwa aplikasi .NET
yang diarahkan untuk menjadi instalasi yang hanya disalin. Dengan kata lain,
paket instalasi khusus tidak lagi dibutuhkan untuk aplikasi Anda.Sebagian besar
aplikasi .NET dapat bekerja hanya dengan menyalinnya ke sebuah direktori,
yang dapat memudahkan pada programmer.
18
2.2.1 Konsep .NET
Gambar 2.5. Susunan kerangka kerja .NET
Pada gambar 2.5 di atas (Bipin Joshi, 2007:11), bagian paling
dasar dari kerangka .NET adalah sistem operasi. Sepanjang pembuatan
aplikasi dengan menggunakan .NET masih berjalan, sistem operasi Anda
akan menjadi salah satu bagian dari produk Windows, termasuk
Windows XP, atau Windows Vista.
Di lapisan kedua terdapat lapisan Common Language Runtime
(CLR). CLR adalah inti dari kerangka .NET, yang menyediakan
lingkungan untuk mengeksekusi program kepada setiap aplikasi .NET.
jadi, untuk menjalankan aplikasi .NET, Anda harus memiliki CLR yang
telah terinstalasi. CLR melakukan banyak hal terhadap aplikasi Anda,
termasuk manajemen memory, dan pemerikasan keamanan.
Vis
ual S
tudi
o
Programming Language
Custom Application
Base Class Library
Common Language Runtime (CLR)
Operating System
19
Di lapisan ketiga terdapat banyak kumpulan class yang diberi
nama Base Class Library. Base Class Library ini menyediakan banyak
class untuk melakukan hampir semua yang Anda butuhkan dalam aplikasi
Anda. Termasuk class untuk input/output (IO), mengakses basis data,
memanipulasi XML, dan lainnya.
Di lapisan keempat terdiri atas aplikasi Windows, termasuk model
aplikasi web. Model aplikasi web ini diwakili oleh ASP.NET, termasuk
Web Forms dan Web Services. ASP.NET hadir dengan pengontrol Web
Form yang tertanam di dalamnya, yang berfungsi untuk menghasilkan
tampilan antarmuka. ASP.NET menirukan atribut khusus HTML, seperti
text boxes atau button. Apabila pengontrol ini tidak cocok dengan
keinginan Anda, Anda bebas untuk membuat sendiri pengontrolnya. Web
Services memberikan Anda sebuah model yang dapat mengikat aplikasi
yang berbeda melalui sebuah internet. Model ini berbasis pada
infrastruktur dan aplikasi yang sudah ada. Oleh karena itu, Web Services
merupakan model yang sederhana dan dapat beradaptasi.
Di lapisan paling atas terdapat beberapa bahasa pemrograman
yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi .NET.Kerangka
.NET menyediakan 5 bahasa program, yaitu Visual Basic .NET, Visual
C#, Managed C++, Jscript .NET, dan Visual J#.
20
2.3 ASP.NET
Ken Cox (2008:12) menjelaskan “ASP.NET adalah sebuah teknologi
untuk menyampaikan aplikasi web yang interaktif melalui internet dan intranet.”
Di dalam ASP.NET terdapat beberapa kontrol, seperti text boxes, buttons, image,
dan data grids, yang dapat disatukan, dikonfigurasikan, dan dimanipulasi dengan
kode untuk membuat halaman HTML yang muncul pada browser – browser
yang populer.
Ketika dikombinasikan dengan logika pemrograman, ASP.NET
membiarkan Anda mengirimkan kode HTML yang khusus untuk keadaan setiap
pengguna komputer. Contohnya, jika seorang pengguna komputer menginginkan
sebuah halaman web untuk menampilkan tabel HTML dengan warna teks hijau
dan latar belakang ungu, kode Anda dapat membaca request yang datang,
memeriksa apakah kode tersebut dapat dilaksanakan, dan merespon.
Tidak seperti halaman HTML yang statis dan tersimpan dalam keadaan
lengkap, halaman ASP.NET biasanya tampil dalam bentuk seperti
kerangka.Halaman ASP.NET menjadi lengkap ketika pengguna komputer me-
request sebuah halaman yang dianalisa oleh ASP.NET, dan mengisi semua
content (biasanya dari sebuah basis data), mengirimkannya dalam bentuk HTML
yang dapat dibaca oleh browser.
21
2.4 Database
Conolly dan Begg (2010:14) menjelaskan “Database adalah kumpulan
data yang saling berhubungan dan didesain sedemikian rupa untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Database adalah sebuah tempat
penyimpanan dari data yang digunakan secara bersamaan oleh banyak
departemen dan pengguna. Database tidak lagi dimiliki oleh satu departemen
tetapi menjadi sumber daya bersama dalam perusahaan.”
Database tidak hanya memegang data operasional organisasi tetapi juga
deskripsi dari data tersebut. Untuk alasan ini, database dapat juga diartikan
sebagai sekumpulan data terintegrasi yang mejelaskan dirinya sendiri.
2.4.1 Data Definition Language (DDL)
Conolly dan Begg (2010:41) menjelaskan “DDL adalah sebuah
bahasa yang mengijinkan Database Administrator atau pengguna untuk
menggambarkan dan memberi nama dari entitas, attribute, dan
relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi bersama dengan semua
kepercayaan yang berhubungan dengan batasan keamanan. Contoh dari
operasi DDL adalah create, drop, dan alter table.”
2.4.2 Data Manipulation Language (DML)
Conolly dan Begg (2010:41) menjelaskan “DML adalah sebuah
bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi yang mendukung operasi
22
manipulasi data di dalam database. Contoh dari operasi DML adalah
insert, update dan delete.”
2.5 Database Management System (DBMS)
Connolly dan Begg (2010:16) menjelaskan “DBMS (Database
Management System) adalah sebuah sistem software yang memungkinkan
pengguna untuk mendefinisikan, memuat, memelihara, dan mengatur akses ke
dalam database. DBMS merupakan sebuah software yang berinteraksi dengan
pengguna program aplikasi dan database.”
2.6 World Wide Web (WWW)
Conolly dan Begg (2010:1028) menjelaskan “WWW adalah penjelajahan
halaman informasi yang sangat besar yang berada di dalam internet. Informasi
yang ada di dalam web dipresentasikan di dalam sebuah halaman web yang
terbentuk dari sekumpulan teks, grafik, gambar, suara, dan video. Dengan
tambahan, halaman web dapat dapat berisi hyperlink yang tertuju ke halaman
web lain yang membuat user dapat mencari informasi lain”
WWW terdiri atas jaringan dari beberapa komputer yang dapat berperan
sebagai server (yang menyediakan informasi), dan client, umumnya disebut
sebagai browser (yang meminta informasi). Contoh dari server adalah Apache
HTTP Server, Microsoft Internet Information Server (IIS) dan Netscape
23
Enterprise Server. Contoh dari browser adalah Google Chrome, Mozilla Firefox,
dan Internet Explorer.
Banyak informasi dari web tersimpan di dalam dokumen yang
menggunakan bahasa HTML (HyperText Markup Language), dan browser harus
memahami dan menerjemahkan HTML untuk menampilkan dokumen ini.
Protokol yang mengatur pertukaran informasi antara server dengan browser
dinamakan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Dokumen dan lokasi dokumen
tersebut diidentifikasikan oleh sebuah alamat, yang disebut sebagai Uniform
Resource Locator (URL).
Gambar 2.6. Komponen dasar web dan lingkungannya
Internet
Web Client Web HTTP over a
TCP/IP network HTTP over a
TCP/IP network
HTML Document
HTML Document
24
2.6.1 HyperText Transfer Protocol (HTTP)
Conolly dan Begg (2010:1028) menjelaskan “HTTP atau
HyperText Transfer Protocol Mendefinisikan bagaimana client dan
server berkomunikasi. HTTP adalah protokol tak berdomain untuk
mengirimkan informasi antara client dan server.”
HTTP didasarkan pada pola request – response. Sebuah proses
HTPP terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
a. Connection – client membuat koneksi dengan web server
b. Request – client mengirim pesan kepada web server
c. Response – web server mengirim response (contohnya sebuah
dokumen HTML) kepada client
d. Close – koneksi ditutup oleh web server
2.6.2 Hypertext Markup Language (HTML)
Conolly dan Begg (2010:1031) menjelaskan “HTML atau
HyperText Markup Language adalah sistem untuk menandai atau
tagging, sebuah dokumen sehingga dapat di publikasikan di dalam
sebuah web. HTML mendefinisikan apa yang di kirimkan secara umum
antara noda di dalam jaringan”
Guy Hart, Davis (2010), menjelaskan “HTML adalah bahasa
format dimana halaman web sudah ditulis sejak web dimunculkan. Label
25
(tag) HTML menggambarkan bagaimana halaman web terlihat, tetapi
tidak menjelaskan jenis content yang dimiliki.”
Dari teori – teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa HTML
adalah suatu bahasa format dalam suatu dokumen yang berfungsi untuk
menggambarkan tampilan sebuah halaman web.
HTML lebih fleksibel dan lebih “memaafkan”, maksudnya adalah
jika beberapa halaman web mengandung kode yang salah, umumnya
banyak browser sudah dibuat untuk menoleransi kesalahan tersebut, dan
menampilkan halaman web yang salah sebaik mungkin. Umumnya, lebih
baik untuk melihat halaman web bahkan jika tidak muncul persis seperti
yang seharusnya, dibandingkan beralasan dengan masalah teknis, seperti
kehilangan sebuah label (tag) (Guy Hart dan Davis, 2010).
2.7 Unified Modeling Language (UML)
Whitten et al. (2007:371) menjelaskan bahwa Unified Modeling
Language (UML) adalah pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah sistem piranti lunak yang terkait dengan objek.
2.7.1 Use Case Diagram
Whitten dan Bentley (2007:246) menjelaskan bahwa use case
diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem,
external system, dan pengguna. Diagram ini memberikan informasi
26
mengenai siapa saja yang akan menggunakan sistem tersebut dan
bagaimana cara menggunakannya.
2.7.1.1 Use Cases
Menurut Whitten et al. (2007:246), use case modeling
mengidentifikasi dan mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dengan
menggunakan bantuan yang bernama use cases. Use case juga
mendeskripsikan fungsi sistem tersebut dilihat dari sudut pandang
pengguna luar dengan cara dan istilah yang dimengerti oleh mereka.
Gambar 2.7. Model Use-Case
2.7.1.2 Aktor (Actor)
Menurut Whitten et al. (2007:247), aktor merupakan sesuatu
yang berinteraksi dengan sistem untuk saling bertukar informasi.
Aktor tidak harus berupa manusia, tetapi dapat berupa suatu organisasi
atau sistem informasi.
27
Gambar 2.8. Simbol Aktor
2.7.1.3 Hubungan (Relationship)
Menurut Whitten et al. (2007:248), relationship digambarkan
sebagai garis antara dua simbol pada use case diagram. Makna dari
setiap relationship berbeda tergantung dari bagaimana garis tersebut
digambarkan dan jenis simbol yang dihubungkan. Berikut ini adalah
jenis relationship yang terdapat pada diagram use case, yaitu:
a. Associations
Hubungan antara aktor dan use case terjadi apabila use case
tersebut mendeskripsikan interaksi antara keduanya. Hubungan ini
disebut sebagai association. Association digambarkan sebagai garis
yang menghubungkan aktor dengan use case. Association yang
mempunyai mata panah di ujungnya menandakan bahwa use case
telah diimitasi oleh aktor yang menunjuknya. Association yang tidak
memiliki mata panah di ujungnya menandakan bahwa adanya
interaksi antara use case dengan external server atau aktor.
Association dapat berupa komunikasi dua arah (bidirectional) atau
satu arah (unidirectional).
28
Gambar 2.9. Hubungan Association
b. Extends
Use case kemungkinan berisi fungsi yang kompleks yang
terdiri dari beberapa tahapan yang membuat logika use case menjadi
sulit untuk dimengerti. Fungsi yang kompleks ini dapat dipecah
menjadi tahapan – tahapan yang terpisah. Hasilnya dinamakan
extention use case yang merupakan perluasan dari use case awal.
Gambar 2.10. Hubungan Extends
c. Uses (atau Includes)
Sebuah use case abstrak dapat digunakan sebagai referensi
oleh use case lain yang membutuhkan fungsinya. Hubungan
29
antara use case abstrak dan use case tersebut dapat diartikan sebagai
uses / include relationship. Uses relationship digambarkan dengan
garis yang mempunyai mata panah di ujungnya (garis sambung atau
garis putus-putus) yang dimulai dari suatu use case dan menunjuk ke
use case yang digunakan. Setiap garis diberi label <<uses>>.
Gambar 2.11. Hubungan Uses
d. Depends On
Gambar 2.12. Hubungan Depends On
30
Hubungan Depends On adalah hubungan antar use case yang
menunjukkan bahwa satu use case tidak dapat berjalan sampai use
case yang lain selesai dijalankan.
e. Inheritance
Hubungan antar aktor dibuat untuk menyederhanakan
penggambaran ketika aktor abstrak menurunkan perannya kepada
lebih dari satu aktor.
Gambar 2.13. Hubungan Inheritance
2.7.2 Activity Diagram
Whitten et al. (2007:382) menjelaskan bahwa activity diagram adalah
diagram yang menggambarkan aliran yang berurutan dari sebuah proses use case
atau business process. Selain itu, activity diagram dapat juga digunakan untuk
memodelkan logika dengan sistem.
31
Tabel 2.1. Komponen Activity Diagram
No Simbol Gambar Keterangan
1 Initial
node
Menunjukkan awal dari suatu
proses.
2 Actions
Menunjukkan langkah – langkah
aktivitas sistem yang terjadi.
3 Flow
Untuk menunjuk ke aksi atau
proses yang lain. Dilengkapi
dengan kata-kata jika berasal dari
decision.
4 Decision
Memiiki sebuah flow masuk dan
dua atau lebih flow keluar.
Menunjukkan aktivitas yang dapat
dipilih.
5 Merge
Menyatukan flow yang
sebelumnya terpisah oleh
decision.
32
6 Fork
Menotasikan permulaan aksi atau
proses paralel yang dapat terjadi
dalam suatu urutan atau terjadi
secara bersamaan.
7 Join
Semua aksi yang masuk ke join
harus telah diselesaikan sebelum
proses berlanjut.
8 Activity
Final
Menunjukkan akhir dari proses.
2.7.3 Sequence Diagram
Whitten dan Bentley (2007:394) menjelaskan bahwa sequence diagram
menggambarkan interaksi antara setiap objek melalui pesan dalam eksekusi dari
sebuah use case atau operasi. Sistem pada sequence diagram membantu untuk
mengidentifikasi pesan-pesan tingkat tinggi yang masuk dan keluar dari sistem.
Kemudian pesan-pesan tersebut akan menjadi tanggung jawab dari setiap objek
yang akan memenuhi tanggung jawab dan berkomunikasi dengan objek lainnya.
Beberapa notasi yang terdapat pada sistem sequence diagram adalah:
a. Actor, berupa aktor yang memulai use case, ditunjukkan dengan
simbol use case aktor.
33
b. System, berupa kotak yang menunjukkan bahwa sistem sedang
berjalan, ditandai dengan notasi titik dua (:) pada awal nama
sistem.
c. Lifelines, berupa garis menurun yang putus-putus dari simbol
aktor dan sistem.
Gambar 2.14. Sequence Diagram
d. Activation bars, berupa balok yang terletak pada lifelines, yang
menunjukkan periode waktu ketika terjadi interaksi secara aktif.
e. Input messages, berupa anak panah mendatar dari aktor menuju
sistem yang menunjukkan sistem pesan masuk ke sistem, di mana
34
kata pertama di awali dengan huruf kecil, sedangkan huruf
pertama dari kata berikutnya adalah huruf besar dan tidak terdapat
spasi antara kata tersebut, serta disertakan dengan tanda kurung
yang berisi parameter yang dibutuhkan.
f. Output messages, berupa anak panah mendatar dengan garis
putus-putus dari sistem menuju aktor yang menunjukkan pesan
keluar dari sistem menuju aktor.