BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Web Serviceslibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00528-IF...

26
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Web Services Eric Newcomer (2002:7) menyatakan “web services adalah aplikasi Extensible Markup Language (XML) yang dipetakan ke dalam suatu program, objek, database atau ke dalam fungsi bisnis yang kompleks.” Dengan menggunakan dokumen XML yang dibuat dalam sebuah pesan, sebuah program mengirimkan request ke dalam web services melalui sebuah jaringan, dan menerima jawabannya juga dalam bentuk dokumen XML. Standar web services mendefinisikan format pesan tersebut, menentukan tampilan antarmuka pesan yang akan dikirim, menguraikan aturan untuk memetakan isi dari pesan yang masuk dan keluar dari program, dan menentukan mekanisme untuk mempublikasikan dan mengetahui antarmuka dari web services. Web services telah muncul sebagai generasi berikutnya dari teknologi berbasis web dalam hal pertukaran informasi. Web services adalah aplikasi modular, self-describing, dan self-contained yang dapat diakses melalui Internet. Berdasarkan pada standar yang terbuka, web services memungkinkan pembuatan aplikasi berbasis web dengan menggunakan platform, model objek, dan bahasa pemrograman apapun (Çetin Cömert dan Halil Akinci, 2003:7).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Web Serviceslibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00528-IF...

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Web Services

Eric Newcomer (2002:7) menyatakan “web services adalah aplikasi

Extensible Markup Language (XML) yang dipetakan ke dalam suatu program,

objek, database atau ke dalam fungsi bisnis yang kompleks.” Dengan

menggunakan dokumen XML yang dibuat dalam sebuah pesan, sebuah program

mengirimkan request ke dalam web services melalui sebuah jaringan, dan

menerima jawabannya juga dalam bentuk dokumen XML. Standar web services

mendefinisikan format pesan tersebut, menentukan tampilan antarmuka pesan

yang akan dikirim, menguraikan aturan untuk memetakan isi dari pesan yang

masuk dan keluar dari program, dan menentukan mekanisme untuk

mempublikasikan dan mengetahui antarmuka dari web services.

Web services telah muncul sebagai generasi berikutnya dari teknologi

berbasis web dalam hal pertukaran informasi. Web services adalah aplikasi

modular, self-describing, dan self-contained yang dapat diakses melalui Internet.

Berdasarkan pada standar yang terbuka, web services memungkinkan pembuatan

aplikasi berbasis web dengan menggunakan platform, model objek, dan bahasa

pemrograman apapun (Çetin Cömert dan Halil Akinci, 2003:7).

10

Gambar 2.1. Tampilan antarmuka web services dengan back-end systems

Pada ilustrasi gambar di atas (Eric Newcomer, 2002:8), web services

menyediakan standar antarmuka antara jaringan dengan software dari back-end

system, seperti Database Management System (DBMS), .NET, Java2 Platform

Enterprise Edition (J2EE), Common Object Request Broker Architecture

(CORBA), dan lainnya. Antarmuka web services menerima pesan dalam bentuk

XML dari jaringan, dan mengubahnya ke dalam format yang dipahami oleh

software dari back-end system, dan mengembalikan pesan tersebut. Implementasi

dari web services dapat dibuat dengan menggunakan bahasa program, sistem

operasi, atau perangkat lunak apapun.

11

2.1.1 Konsep Web Services

Infrastruktur XML Web services dibangun dari beberapa

komponen, yaitu XML Web service dan UDDI (Universal Description,

Discovery and Integration) dan XML Web Services Client seperti

gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Infrastruktur XML web wervices

Pada gambar di atas, urutan komponen dari web services ialah:

a. XML Web Services Directories, berfungsi menyediakan

lokasi utama untuk melokalisasikan XML web services

yang disediakan oleh suatu organisasi, menggunakan UDDI

registry. Jadi jika klien mencoba mengakses suatu web

12

services, maka XML web services directories yang akan

membantunya dengan memberikan link URL.

b. XML Web Service Discovery, ialah suatu proses mencari 1

atau lebih dokumen yang menjelaskan XML web services

tertentu menggunakan Web Services Description Language

(WSDL). Pada bagian ini, request dokumen yang

dibutuhkan klien ditangani oleh server XML web service.

c. XML Web Service Description, berfungsi untuk

menyediakan layanan deskripsi yang menjelaskan interaksi

apa yang diberikan pada XML web services tersebut. Pada

bagian ini, layanan deskripsi yang diminta oleh klien

ditangani oleh server XML web service.

d. XML Web Service Wire Format, berfungsi untuk

mengaktifkan komunikasi universal menggunakan open wire

format, ini merupakan protokol yang dikenal oleh sistem

operasi apa saja yang mendukung standar web. SOAP

(Simple Object Access Protocol) ialah protokol utama pada

XML web services.

13

2.1.2 Komponen Web Services

2.1.2.1 XML (Extensible Markup Language)

Ron Schmelzer et al. (2002:9) menjelaskan “dengan

adanya XML, Anda dapat menyandi informasi dalam sebuah

dokumen yang tidak hanya berisi data saja di dalamnya, tetapi

juga berisi informasi yang menjelaskan maksud dari data tersebut,

dan dalam struktur yang dapat dibaca manusia.”

Secara sederhana, XML adalah dokumen yang

memperbolehkan pemakainya untuk menyimpan data secara

terstruktur dan juga menyandi informasi.

Beberapa keuntungan XML menurut Conolly dan Begg

(2010:1074) antara lain:

a. XML didesain secara sederhana (simplicity)

dengan menggunakan bahasa berbasis teks yang

dapat dimengerti oleh manusia.

b. Tidak bergantung pada platform atau vendor

tertentu (platform/vendor independent).

c. User dapat membuat tag sendiri sesuai kebutuhan

(extensibility) dan dapat digunakan pada aplikasi

lain (reuse).

14

2.1.2.2 SOAP (Simple Object Access Protocol)

Ron Schmelzer et al. (2002:630) menjelaskan “SOAP

adalah sebuah cara standar untuk menghubungkan informasi yang

dibutuhkan untuk meminta sebuah services yang terletak pada

sistem yang jauh, sehingga informasi dapat dikirim melalui

jaringan menuju sistem tersebut, dalam format yang dapat

dimengerti oleh sistem tersebut, tanpa memperhatikan sistem

operasi yang berjalan pada sistem tersebut atau bahasa program

yang digunakannya.”

Gambar 2.3. Bagian – bagian SOAP

Pada ilustrasi gambar 2.3 di atas, SOAP terdiri dari tiga

blok besar yang menjadi bagian dari pesan SOAP, yaitu envelope,

header, dan body. Envelope adalah bagian yang dibutuhkan dalam

Envelope

Header

Body

Unit Komunikasi

Atribut dari Komunikasi

Pesan

15

SOAP, karena envelope menandai awal dan akhir dari pesan

SOAP. Header merupakan bagian yang opsional, berfungsi

sebagai pembawa atribut dari pesan yang akan disampaikan. Body

merupakan bagian yang diperlukan, dan terdiri dari pesan itu

sendiri (Eric Newcomer, 2002:83).

2.1.2.3 WSDL (Web Services Description Language)

Eric Newcomer (2002) menjelaskan “WSDL dibuat untuk

menjelaskan dan mempublikasikan sebuah format dan protokol

sebuah web service dalam cara yang standar.” Elemen – elemen

WSDL berisi deskripsi dari sebuah data, yang dikirim melalui

web service, sehingga pengirim dan penerima dapat mengetahui

dan mengerti data yang sedang ditukar. WSDL juga berisi sebuah

deskripsi dari operasi yang akan dilakukan terhadap data tersebut,

sehingga penerima dapat mengetahui bagaimana cara

mengirimnya.

2.1.2.4 UDDI (Universal Description, Discovery, and Integration)

Ron Schmelzer et al. (2002:695) menjelaskan “UDDI

adalah sebuah kerangka kerja yang tidak bergantung pada sebuah

sistem operasi, yang menjelaskan sebuah services, mencari dan

mengintegrasikan business services dengan menggunakan

16

internet.” Dengan kata lain, UDDI digunakan untuk

mempublikasi dan menemukan web services.

UDDI terdiri dari dua bagian. Pertama, UDDI adalah

spesifikasi teknis untuk membangun direktori yang terdistribusi

dalam sebuah bisnis dan web services. Data disimpan dalam

format XML tertentu dan dalam spesifikasi UDDI, termasuk

detail API (Application Programming Interface) untuk mencari

data yang sudah ada dan memuat data baru. Kedua, UDDI

Business Registry adalah implementasi dari spesifikasi UDDI

yang sepenuhnya operasional (Ethan Cerami, 2002:135).

Gambar 2.4. Model kerja UDDI

Gambar di atas (Kenn Scribner dan Mark C. Stiver, 2001)

menunjukkan cara UDDI bekerja. Pada model tersebut, service

provider bertanggungjawab dalam mempublikasi informasi

mengenai web services ke dalam registry. Di sisi lain, Service

requestor dapat melakukan permintaan kepada registry untuk

Find Publish

Bind

UDDI

Registry Service

Requestor

Service

Provider

17

mencari service yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemudian,

setelah service tersebut sudah terletak di dalam registry, service

requestor dapat terhubung dengan service dan sudah dapat

digunakan.

2.2 .NET Framework

Adam Sills et al. (2002:3) menjelaskan “.NET adalah produk dari

Microsoft dalam dunia pemrograman (pemrograman untuk komputer dan

aplikasi web), yang mendukung interoperabilitas.”

Sebagai tambahan untuk perubahan yang lebih teknis, .NET berusaha

untuk menjadi sesederhana mungkin. .NET mengandung fungsi yang dapat

diakses oleh para pengembang program dengan mudah. Fungsi yang sama ini

beroperasi dalam batas-batas dari tipe data standar dan aturan penamaan. Fungsi

internal ini juga mencakup pembuatan data khusus dalam assembly file yang

sangat vital bagi interoperabilitas, keamanan .NET, dan pengelolaan sumber daya

secara otomatis dari .NET.

Bagian lain dari filosofi “keep it simple” adalah bahwa aplikasi .NET

yang diarahkan untuk menjadi instalasi yang hanya disalin. Dengan kata lain,

paket instalasi khusus tidak lagi dibutuhkan untuk aplikasi Anda.Sebagian besar

aplikasi .NET dapat bekerja hanya dengan menyalinnya ke sebuah direktori,

yang dapat memudahkan pada programmer.

18

2.2.1 Konsep .NET

Gambar 2.5. Susunan kerangka kerja .NET

Pada gambar 2.5 di atas (Bipin Joshi, 2007:11), bagian paling

dasar dari kerangka .NET adalah sistem operasi. Sepanjang pembuatan

aplikasi dengan menggunakan .NET masih berjalan, sistem operasi Anda

akan menjadi salah satu bagian dari produk Windows, termasuk

Windows XP, atau Windows Vista.

Di lapisan kedua terdapat lapisan Common Language Runtime

(CLR). CLR adalah inti dari kerangka .NET, yang menyediakan

lingkungan untuk mengeksekusi program kepada setiap aplikasi .NET.

jadi, untuk menjalankan aplikasi .NET, Anda harus memiliki CLR yang

telah terinstalasi. CLR melakukan banyak hal terhadap aplikasi Anda,

termasuk manajemen memory, dan pemerikasan keamanan.

Vis

ual S

tudi

o

Programming Language

Custom Application

Base Class Library

Common Language Runtime (CLR)

Operating System

19

Di lapisan ketiga terdapat banyak kumpulan class yang diberi

nama Base Class Library. Base Class Library ini menyediakan banyak

class untuk melakukan hampir semua yang Anda butuhkan dalam aplikasi

Anda. Termasuk class untuk input/output (IO), mengakses basis data,

memanipulasi XML, dan lainnya.

Di lapisan keempat terdiri atas aplikasi Windows, termasuk model

aplikasi web. Model aplikasi web ini diwakili oleh ASP.NET, termasuk

Web Forms dan Web Services. ASP.NET hadir dengan pengontrol Web

Form yang tertanam di dalamnya, yang berfungsi untuk menghasilkan

tampilan antarmuka. ASP.NET menirukan atribut khusus HTML, seperti

text boxes atau button. Apabila pengontrol ini tidak cocok dengan

keinginan Anda, Anda bebas untuk membuat sendiri pengontrolnya. Web

Services memberikan Anda sebuah model yang dapat mengikat aplikasi

yang berbeda melalui sebuah internet. Model ini berbasis pada

infrastruktur dan aplikasi yang sudah ada. Oleh karena itu, Web Services

merupakan model yang sederhana dan dapat beradaptasi.

Di lapisan paling atas terdapat beberapa bahasa pemrograman

yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi .NET.Kerangka

.NET menyediakan 5 bahasa program, yaitu Visual Basic .NET, Visual

C#, Managed C++, Jscript .NET, dan Visual J#.

20

2.3 ASP.NET

Ken Cox (2008:12) menjelaskan “ASP.NET adalah sebuah teknologi

untuk menyampaikan aplikasi web yang interaktif melalui internet dan intranet.”

Di dalam ASP.NET terdapat beberapa kontrol, seperti text boxes, buttons, image,

dan data grids, yang dapat disatukan, dikonfigurasikan, dan dimanipulasi dengan

kode untuk membuat halaman HTML yang muncul pada browser – browser

yang populer.

Ketika dikombinasikan dengan logika pemrograman, ASP.NET

membiarkan Anda mengirimkan kode HTML yang khusus untuk keadaan setiap

pengguna komputer. Contohnya, jika seorang pengguna komputer menginginkan

sebuah halaman web untuk menampilkan tabel HTML dengan warna teks hijau

dan latar belakang ungu, kode Anda dapat membaca request yang datang,

memeriksa apakah kode tersebut dapat dilaksanakan, dan merespon.

Tidak seperti halaman HTML yang statis dan tersimpan dalam keadaan

lengkap, halaman ASP.NET biasanya tampil dalam bentuk seperti

kerangka.Halaman ASP.NET menjadi lengkap ketika pengguna komputer me-

request sebuah halaman yang dianalisa oleh ASP.NET, dan mengisi semua

content (biasanya dari sebuah basis data), mengirimkannya dalam bentuk HTML

yang dapat dibaca oleh browser.

21

2.4 Database

Conolly dan Begg (2010:14) menjelaskan “Database adalah kumpulan

data yang saling berhubungan dan didesain sedemikian rupa untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Database adalah sebuah tempat

penyimpanan dari data yang digunakan secara bersamaan oleh banyak

departemen dan pengguna. Database tidak lagi dimiliki oleh satu departemen

tetapi menjadi sumber daya bersama dalam perusahaan.”

Database tidak hanya memegang data operasional organisasi tetapi juga

deskripsi dari data tersebut. Untuk alasan ini, database dapat juga diartikan

sebagai sekumpulan data terintegrasi yang mejelaskan dirinya sendiri.

2.4.1 Data Definition Language (DDL)

Conolly dan Begg (2010:41) menjelaskan “DDL adalah sebuah

bahasa yang mengijinkan Database Administrator atau pengguna untuk

menggambarkan dan memberi nama dari entitas, attribute, dan

relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi bersama dengan semua

kepercayaan yang berhubungan dengan batasan keamanan. Contoh dari

operasi DDL adalah create, drop, dan alter table.”

2.4.2 Data Manipulation Language (DML)

Conolly dan Begg (2010:41) menjelaskan “DML adalah sebuah

bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi yang mendukung operasi

22

manipulasi data di dalam database. Contoh dari operasi DML adalah

insert, update dan delete.”

2.5 Database Management System (DBMS)

Connolly dan Begg (2010:16) menjelaskan “DBMS (Database

Management System) adalah sebuah sistem software yang memungkinkan

pengguna untuk mendefinisikan, memuat, memelihara, dan mengatur akses ke

dalam database. DBMS merupakan sebuah software yang berinteraksi dengan

pengguna program aplikasi dan database.”

2.6 World Wide Web (WWW)

Conolly dan Begg (2010:1028) menjelaskan “WWW adalah penjelajahan

halaman informasi yang sangat besar yang berada di dalam internet. Informasi

yang ada di dalam web dipresentasikan di dalam sebuah halaman web yang

terbentuk dari sekumpulan teks, grafik, gambar, suara, dan video. Dengan

tambahan, halaman web dapat dapat berisi hyperlink yang tertuju ke halaman

web lain yang membuat user dapat mencari informasi lain”

WWW terdiri atas jaringan dari beberapa komputer yang dapat berperan

sebagai server (yang menyediakan informasi), dan client, umumnya disebut

sebagai browser (yang meminta informasi). Contoh dari server adalah Apache

HTTP Server, Microsoft Internet Information Server (IIS) dan Netscape

23

Enterprise Server. Contoh dari browser adalah Google Chrome, Mozilla Firefox,

dan Internet Explorer.

Banyak informasi dari web tersimpan di dalam dokumen yang

menggunakan bahasa HTML (HyperText Markup Language), dan browser harus

memahami dan menerjemahkan HTML untuk menampilkan dokumen ini.

Protokol yang mengatur pertukaran informasi antara server dengan browser

dinamakan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Dokumen dan lokasi dokumen

tersebut diidentifikasikan oleh sebuah alamat, yang disebut sebagai Uniform

Resource Locator (URL).

Gambar 2.6. Komponen dasar web dan lingkungannya

Internet

Web Client Web HTTP over a

TCP/IP network HTTP over a

TCP/IP network

HTML Document

HTML Document

24

2.6.1 HyperText Transfer Protocol (HTTP)

Conolly dan Begg (2010:1028) menjelaskan “HTTP atau

HyperText Transfer Protocol Mendefinisikan bagaimana client dan

server berkomunikasi. HTTP adalah protokol tak berdomain untuk

mengirimkan informasi antara client dan server.”

HTTP didasarkan pada pola request – response. Sebuah proses

HTPP terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

a. Connection – client membuat koneksi dengan web server

b. Request – client mengirim pesan kepada web server

c. Response – web server mengirim response (contohnya sebuah

dokumen HTML) kepada client

d. Close – koneksi ditutup oleh web server

2.6.2 Hypertext Markup Language (HTML)

Conolly dan Begg (2010:1031) menjelaskan “HTML atau

HyperText Markup Language adalah sistem untuk menandai atau

tagging, sebuah dokumen sehingga dapat di publikasikan di dalam

sebuah web. HTML mendefinisikan apa yang di kirimkan secara umum

antara noda di dalam jaringan”

Guy Hart, Davis (2010), menjelaskan “HTML adalah bahasa

format dimana halaman web sudah ditulis sejak web dimunculkan. Label

25

(tag) HTML menggambarkan bagaimana halaman web terlihat, tetapi

tidak menjelaskan jenis content yang dimiliki.”

Dari teori – teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa HTML

adalah suatu bahasa format dalam suatu dokumen yang berfungsi untuk

menggambarkan tampilan sebuah halaman web.

HTML lebih fleksibel dan lebih “memaafkan”, maksudnya adalah

jika beberapa halaman web mengandung kode yang salah, umumnya

banyak browser sudah dibuat untuk menoleransi kesalahan tersebut, dan

menampilkan halaman web yang salah sebaik mungkin. Umumnya, lebih

baik untuk melihat halaman web bahkan jika tidak muncul persis seperti

yang seharusnya, dibandingkan beralasan dengan masalah teknis, seperti

kehilangan sebuah label (tag) (Guy Hart dan Davis, 2010).

2.7 Unified Modeling Language (UML)

Whitten et al. (2007:371) menjelaskan bahwa Unified Modeling

Language (UML) adalah pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan

sebuah sistem piranti lunak yang terkait dengan objek.

2.7.1 Use Case Diagram

Whitten dan Bentley (2007:246) menjelaskan bahwa use case

diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem,

external system, dan pengguna. Diagram ini memberikan informasi

26

mengenai siapa saja yang akan menggunakan sistem tersebut dan

bagaimana cara menggunakannya.

2.7.1.1 Use Cases

Menurut Whitten et al. (2007:246), use case modeling

mengidentifikasi dan mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dengan

menggunakan bantuan yang bernama use cases. Use case juga

mendeskripsikan fungsi sistem tersebut dilihat dari sudut pandang

pengguna luar dengan cara dan istilah yang dimengerti oleh mereka.

Gambar 2.7. Model Use-Case

2.7.1.2 Aktor (Actor)

Menurut Whitten et al. (2007:247), aktor merupakan sesuatu

yang berinteraksi dengan sistem untuk saling bertukar informasi.

Aktor tidak harus berupa manusia, tetapi dapat berupa suatu organisasi

atau sistem informasi.

27

Gambar 2.8. Simbol Aktor

2.7.1.3 Hubungan (Relationship)

Menurut Whitten et al. (2007:248), relationship digambarkan

sebagai garis antara dua simbol pada use case diagram. Makna dari

setiap relationship berbeda tergantung dari bagaimana garis tersebut

digambarkan dan jenis simbol yang dihubungkan. Berikut ini adalah

jenis relationship yang terdapat pada diagram use case, yaitu:

a. Associations

Hubungan antara aktor dan use case terjadi apabila use case

tersebut mendeskripsikan interaksi antara keduanya. Hubungan ini

disebut sebagai association. Association digambarkan sebagai garis

yang menghubungkan aktor dengan use case. Association yang

mempunyai mata panah di ujungnya menandakan bahwa use case

telah diimitasi oleh aktor yang menunjuknya. Association yang tidak

memiliki mata panah di ujungnya menandakan bahwa adanya

interaksi antara use case dengan external server atau aktor.

Association dapat berupa komunikasi dua arah (bidirectional) atau

satu arah (unidirectional).

28

Gambar 2.9. Hubungan Association

b. Extends

Use case kemungkinan berisi fungsi yang kompleks yang

terdiri dari beberapa tahapan yang membuat logika use case menjadi

sulit untuk dimengerti. Fungsi yang kompleks ini dapat dipecah

menjadi tahapan – tahapan yang terpisah. Hasilnya dinamakan

extention use case yang merupakan perluasan dari use case awal.

Gambar 2.10. Hubungan Extends

c. Uses (atau Includes)

Sebuah use case abstrak dapat digunakan sebagai referensi

oleh use case lain yang membutuhkan fungsinya. Hubungan

29

antara use case abstrak dan use case tersebut dapat diartikan sebagai

uses / include relationship. Uses relationship digambarkan dengan

garis yang mempunyai mata panah di ujungnya (garis sambung atau

garis putus-putus) yang dimulai dari suatu use case dan menunjuk ke

use case yang digunakan. Setiap garis diberi label <<uses>>.

Gambar 2.11. Hubungan Uses

d. Depends On

Gambar 2.12. Hubungan Depends On

30

Hubungan Depends On adalah hubungan antar use case yang

menunjukkan bahwa satu use case tidak dapat berjalan sampai use

case yang lain selesai dijalankan.

e. Inheritance

Hubungan antar aktor dibuat untuk menyederhanakan

penggambaran ketika aktor abstrak menurunkan perannya kepada

lebih dari satu aktor.

Gambar 2.13. Hubungan Inheritance

2.7.2 Activity Diagram

Whitten et al. (2007:382) menjelaskan bahwa activity diagram adalah

diagram yang menggambarkan aliran yang berurutan dari sebuah proses use case

atau business process. Selain itu, activity diagram dapat juga digunakan untuk

memodelkan logika dengan sistem.

31

Tabel 2.1. Komponen Activity Diagram

No Simbol Gambar Keterangan

1 Initial

node

Menunjukkan awal dari suatu

proses.

2 Actions

Menunjukkan langkah – langkah

aktivitas sistem yang terjadi.

3 Flow

Untuk menunjuk ke aksi atau

proses yang lain. Dilengkapi

dengan kata-kata jika berasal dari

decision.

4 Decision

Memiiki sebuah flow masuk dan

dua atau lebih flow keluar.

Menunjukkan aktivitas yang dapat

dipilih.

5 Merge

Menyatukan flow yang

sebelumnya terpisah oleh

decision.

32

6 Fork

Menotasikan permulaan aksi atau

proses paralel yang dapat terjadi

dalam suatu urutan atau terjadi

secara bersamaan.

7 Join

Semua aksi yang masuk ke join

harus telah diselesaikan sebelum

proses berlanjut.

8 Activity

Final

Menunjukkan akhir dari proses.

2.7.3 Sequence Diagram

Whitten dan Bentley (2007:394) menjelaskan bahwa sequence diagram

menggambarkan interaksi antara setiap objek melalui pesan dalam eksekusi dari

sebuah use case atau operasi. Sistem pada sequence diagram membantu untuk

mengidentifikasi pesan-pesan tingkat tinggi yang masuk dan keluar dari sistem.

Kemudian pesan-pesan tersebut akan menjadi tanggung jawab dari setiap objek

yang akan memenuhi tanggung jawab dan berkomunikasi dengan objek lainnya.

Beberapa notasi yang terdapat pada sistem sequence diagram adalah:

a. Actor, berupa aktor yang memulai use case, ditunjukkan dengan

simbol use case aktor.

33

b. System, berupa kotak yang menunjukkan bahwa sistem sedang

berjalan, ditandai dengan notasi titik dua (:) pada awal nama

sistem.

c. Lifelines, berupa garis menurun yang putus-putus dari simbol

aktor dan sistem.

Gambar 2.14. Sequence Diagram

d. Activation bars, berupa balok yang terletak pada lifelines, yang

menunjukkan periode waktu ketika terjadi interaksi secara aktif.

e. Input messages, berupa anak panah mendatar dari aktor menuju

sistem yang menunjukkan sistem pesan masuk ke sistem, di mana

34

kata pertama di awali dengan huruf kecil, sedangkan huruf

pertama dari kata berikutnya adalah huruf besar dan tidak terdapat

spasi antara kata tersebut, serta disertakan dengan tanda kurung

yang berisi parameter yang dibutuhkan.

f. Output messages, berupa anak panah mendatar dengan garis

putus-putus dari sistem menuju aktor yang menunjukkan pesan

keluar dari sistem menuju aktor.