BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Fashion
2.1.1.1 Definisi Fashion
Mode atau fesyen dalam bahasa inggris yaitu fashion. Fashion adalah gaya
berbusana. Busana adalah pakaian atau baju atau kostum yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh. Dapat terhitat dari kutipan di bawah ini.
“ For as long as humans have lived in organized societies, clothing has
represented far more than a simple means of protecting oneself form the cold or
covering the body “ (Sumber Fashion Worlds – Contemporary Retail Spaces,
2012 : 4-462)
Dapat disimpulkan busana digunakan sebagai pelindung tubuh sampai akhirnya
dengan berkembangnya jaman busana sebagai bentuk pengidentifikasian diri
seperti yang dikutip Thomas Carlyle,”pakaian adalah perlambang jiwa”.
(Sumber: peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm
Barnard, fashion dan komunikasi: 2007)
2.1.1.2 Sejarah Fashion
Sejarah kostum barat yang menjadi awal mula fashion Peradapan dan pusat
mode dunia pada saat ini. Perjalanan yang panjang pada jaman prehistoric
sampai pengaruhnya fashion terhadap masa yang akan datang. Menarik melihat
cara setiap era merefleksikan hubungan kemanusiaan dengan dunia dan moral,
kebudayaan, seni dan pakaian. Pakaian barat telah menjadi jembatan yang luar
biasa untuk adaptasi , perubahan , dan asimilasi dibandingkan dengan mode dari
budaya lain, dan ini tampaknya menjadi terkait secara langsung untuk
10
penggunaan pakaian untuk secara pribadi mengekspresikan diri serta untuk
pemeliharaan budaya tradisional dan nilai-nilai sosial. dalam budaya lain item
pakaian dan aksesoris biasanya berasal dari gambar yang dilambangkan para
dewa atau dari disengaja pilihan dewa raja , tapi di barat , mode berasal dari
rentang yang besar dan variasi berbagai sumberdaya pribadi dan sosial. Revolusi
terbesar adalah perubahan dari masa neolitic ke revolusi industri pada aba ke 19
mengubah fashion dari perlambangan status sosial menjadi suatu kerasi
penciptaan dan pemasaran. berikut adalah runtutan sejarah fashion.
Tabel 2.1 Daftar Sejarah Fashion
(Sumber Costume History and Style, 1983 : 4-462)
Seperti yang sudah di paparkan di atas melalui sejarah fashion, dapat
disimpulkan bahwa Busana yang terus berkembang seiring dengan
perkembangan zaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: sejarah, iklim,
budaya, suasana, teknologi,dan industry di seluruh belahan dunia termasuk
Indonesia. Fashion juga berubah dari masa ke masa dan terus berkembang dan
fashion juga dapat mengalami perputaran siklus. Sejarah fashion juga menjadi
acuan inpirasi para perancang busana. Pendidikan fashion memumculkan
desainer-desanier ternama dunia pada saat ini dan menciptakan brand-brand
ternama terbaik yaitu Gucci, Prada, Dolce and Gabbana. Hal tersebut
berpengaruh terhadap berkembangnya kepada industry fashion maupun insttitusi
11
fashion dunia termasuk Indonesia.
Mode di Indonesia sudah ada sejak lama, namun perkembangannya dan
keberadaannya baru terasa ketika media cetak bermunculan terutama majalah
wanita (femina) tahun 1970an. Pada saat yang bersamaan para desainer muda
Indonesia mulai kembali ke Indonesia selepas mengenyam pendidikan diluar
negeri. Sejak itu kreasi desainer dan berbagai tulisan tentang mode banayak
muncul di majalah maupun Koran-koran. Pada era berikutnya , bisnis mode ,
industri mode dan profesi desainer berkembang pesat di tunjukan dengan
munculnya berbagai butik, peragaan busana dan sekolah-sekolah mode karena
bidang mode menjadi bidang yang sangat menjanjikan.
Dewasa ini mode sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.
Mode telah menjadi bidang industri dan binis yang semakin di geluti secara
profesional seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Terbukti dari mode
telah di tetapkan sebagai salah satu subsector dalam ekonomi kreatif dan
penyumbang Produk Domestic Bruto terbesar yaitu 43 persen menurut Maria
Eka Pangestu, Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (Sumber Kamus Mode
Indonesia, 2011 : 4-7)
Desainer berbakat dan pelaku mode semakin banyak bermunculan seiring
dengan banyaknya edukasi di bidang perancangan mode di Indonesia berikut
adalah daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di Indonesia.
Apabila melihat daftar sekolah mode yang ada di Indonesia dan melihat
perkembangan mode di Indonesia. Mode berkembang sangat pesat semenjak
munculnya sekolah sekolah mode dan menghasilkan desainer-desainer muda
berbakat Indonesia. Ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan aspek penting
dalam perkembangan ekonomi serta perkembangan budaya sebuah Negara.
12
Daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di
Indonesia
Pendidikan Formal Pendidikan Nonformal
ASRIDE ISWI ARVA School Of Fashion
ESMOD BUNKA School Of Fashion
Institut Kesenian Jakarta INTERMODEL
Institut Teknologi Bandung Lembaga Pendidikan Seni Desain
Harry Darsono
Lasalle College Internasional LPTB Susan Budihardjo
Raffles Desain Institute Jakarta MODEGRAF
Sekolah Tinggi Desain
Indonesia Bandung PHALIE Studio
Sekolah Tinggi Desain
Interstudi Dolling School of Fashion Desain
Universitas negeri Jakarta Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi
BINUS Internasional IKKIS
Telkom Creative Industries
School (Fakultas Industri
Kreatif), Universitas Telkom
Sanly's Fashion
Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil Sekolah Mode Lina Lea
Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Juliana Jaya
Tabel 2.2 Daftar Pendidikan Perancangan Mode Di Indonesia
(Sumber Kamus Mode Indonesia, 2011 : 290-296)
Fashion desainer tidak lepas dari proses berfikir dan akhirnya memerlukan
kreatifitas untuk menhasilkan ide dan merealisasikan menjadi sebuah karya.
Pendidikan fashion membantu memfasilitas siswa agar dapat memahami proses
berfikir keratif sampai perancangan yang nantinya akan menjadi seorang
fashion desainer. Berikut saya akan membahas proses desain seorang fashion
desainer.
13
2.1.1.3 Proses Desain Fashion Desainer
Proses desain merupakan tahapan yang digunakan para perancang untuk
menghasilkan sebuah rancangan. Berikut adalah tabel proses desain
fashion desainer.
Bagan 2.1 Fashion Desain Process
(Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012)
Proses desain di atas akan menjadi acuan dalam pertimbang
perancangan perpustakaan agar dapat memfasilitasi proses desain
pengguna yaitu siswa jurusan fashion desain. Pada proses desain yang
pertama yaitu Analysing the brief dimana analisa dilakukan
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan klien dan mendeskripsikan
14
menjadi poin-poin atau kata kunci awal untuk menjawab kebutuhan
klien. (lampiran bagan 3.1)
Research adalah tahap kedua dimana di bagi menjadi research
inspiration dan research direction. Rearch merupkaan tahap dimana
seorang desainer mencari refrensi melalui banyak sumber sebagai
bahan untuk rancangan sesuai dengan kata kunci dari hasil analisa.
Research dapat dilakukan dengan melihat film, internet, buku ,dan
lain-lain serta melihat sumber refrensi lain seperti museum, desain
grafis, dan lain-lain. Sehingga dapat menghasilkan sebuah konsep.
(lampiran bagan 3.2)
Desain development tahap ketiga adalah tahap pengembangan
rancangan dari konsep yang didapat dari hasil research
pengembangan rancangan di atas kertas dengan penentuan bentuk
melalui sketsa serta penentuan material, warna. (lampiran bagan 3.2)
Prototyping teknik pengerjaan 3 dimensi dengan pengambilan sample
pembuatan ,pembuatan pola, serta draping, pleating, sclupting pada
manekin. (lampiran bagan 3.2)
The chosen range or Collection dengan menyatukan elemen-elemen
pendukung seperti aksesoris dan benda lain yang mendukung koleksi.
Sehingga dapat melengkapi rancangan. . (lampiran bagan 3.1)
Promotion yang terakhir promosi dengan membuat portofolio digital
hasil akhir maupun dengan pengambilan foto hasil rancangan. Yang
akan menambah nilai sebuah rancangan. (lampiran bagan 3.1)
15
Bagan 2.2 Fashion Desain Development
(Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012)
2.1.2 Pendidikan
2.1.2.1 Pendidikan di Indonesia
Menurut Jaques Dehlor (1996) berprinsip dari empat pilar pendidikan, yaitu:
learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan), learning to do
(belajar untuk dapat berbuat/melakukan pekerjaan), learning to be (belajar untuk
dapat menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna), dan learning to life
together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain). (Sumber
www.infokursus.net) dapat dlihat bahwa tujuan pendidikan berdasarkan prinsip
4 pilar tersebut. Oleh sebab itu pendidikan merupakan salah satu faktor penting
yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia di seluruh penjuru
negeri termasuk negara indonesia.
Pendidikan di Indonesia diatur menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan
16
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Terdapat tiga jalur pendidikan di Indonesia yang di atur dalam UU No. 20 tahun
2003 Pasal 13 ayat 1 yaitu pendidikan formal, non-formal dan informal. Salah
satu pilihan jalur pendidikan bagi penduduk usia produktif (18-35 tahun) yaitu
pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dapat
ditempuh bagi masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal.
Pendidikan nonformal Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok
Belajar, Sanggar, dll.
Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI.
Jenis, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, bagian kelima tentang Pendidikan
Nonformal, pasal 26, yaitu:
(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
17
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis.
(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.
(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Seperti yang sudah terjabarkan pada pasal 26 mengenai pendidikan non formal
pada pasal 35 dijabarkan mengenai Standar Pendidikan Nasional yang harus
menjadi acuan yang digunakan sebagai standar pembangunan sebuah institusi
pendidikan nonformal meliputi pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
pengelolaan serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, pengelolaan serta sarana dan prasarana
merupakan sebuah pondasi dasar yang dapat menunjang proses berlangsungnya
sebuah pendidikan.
2.1.2.2 Life skill
Broling (1989) mendefinisikan life skills sebagai interaksi berbagai pengetahuan
dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka
dapat hidup mandiri. Dan menurut Dawis (2000: 1) yang menyatakan bahwa life
skills adalah “manual pribadi” bagi tubuh seseorang. Kecakapan ini membantu
seseorang belajar bagaimana memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya,
18
bekerja sama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan logis,
melindungi dirinya sendiri, dan mencapai tujuan dalam kehidupannya. WHO
(1997) juga menegaskan bahwa kecakapan hidup (life skills) adalah berbagai
keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan
dalam hidup sehari-hari secara efektif). (Sumber www.infokursus.net)
Berdasarkan uraian beberapa pendapat ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa
hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah upaya
untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang
dapat membuat seserang hidup secara mandiri. Dengan maksud yang sama
Seperti yang tertulis dalam UU Nomor 20/2003 pasal 26 Ayat 5: Kursus dan
pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap.
Life skill merupakan seperti yang sudah terurai pada kesimpulan para ahli adalah
sebuah upaya dalam kehidupan dan merupakan hasil dari pendidikan non formal
Menurut Broling (1989) life skills dapat di kelompokkan ke dalam tiga
kelompok kecakapan, yaitu: kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills),
kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills), dan kecakapan untuk
bekerja (occupation skills). (Sumber www.infokursus.net)
Kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills) antara lain pengelolaan
kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah, pribadi,
kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makan dan gizi,
pengelolaan pakaian, tanggung jawab sebagai warga Negara, pengelolaan waktu
luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
Kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills) meliputi: kesadaran
diri (minat, bakat, sikap, dan kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang
lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antara personalan,
pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan
kebiasaan positif, kemandirian dan kepemimpinan.
19
Kecakapan bekerja (occupation skills) meliputi: memilih pekerjaan,
perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan,
penguasaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran untuk menguasai
berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi,
merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk dan
jasa.
WHO juga mengelompokkan kecakapan hidup ke dalam lima jenis aspek, yaitu:
kecakapan mengenal diri sendiri (self awareness) atau kecakapan pribadi
(personal skills), kecakapan sosial (social skills), kecakapan berpikir (thinking
skills), kecakapan akademik (academic skills), dan kecakapan kejuruan
(vocasional skills).
• Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal
diri sendiri.
• Kecakapan sosial (social skills) adalah kecakapan melakukan kerja sama,
bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.
• Kecakapan akademik (academic skills) adalah kecakapan dalam melakukan
penelitian, persobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
• Kecakapan vokassional (vokassional skills) adalah berkaitan bidang
keterampilan/kejuruan tertentu seperti bidang perbengkelan, jahit-menjahit,
peternakan, pertanian, dan produksi barang tertentu.
Pembelajaran pendidikan nonformal, ditekankan pada upaya pembelajaran yang
dapat menghasilkan tenaga profesional yang dapat langsung memiliki keahlian
dan bersaing di dunia profesional.
Kecakapan vokassional (vokassional skills) merupakan kecakapan yang akan
didapatkan pada Sekolah Fashion yaitu pelatihan perancangan mode. Pelatihan
di bidang perancangan mode di indonesia dapat berasal dari pendidikan formal
dan nonformal. Pendidikan formal perancangan mode melalui universitas
ataupun collage yang berasal dari institusi dalam negeri dan institusi luar negeri.
20
Pendidikan non formal pada bidang perancangan mode seperti kursus-kursus
atau lembaga pelatihan. Seperti yang terlampir pada tabel 2.2
2.1.3 Sarana dan Prasarana
Berikut adalah pengertian sarana dan prasarana menurut Direktorat Pembinaan
Kursus Dan Pelatihan pada Petunjuk Pelaksanaan Revitalisasi Sarana Kursus dan
Pelatihan Tahun 2012.
Sarana adalah segala sesuatu berupa peralatan praktik utama yang dapat digunakan
sebagai alat atau media dalam mencapai maksud dan tujuan dari seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan nonformal.
Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi pembelajaran di lembaga
pendidikan nonformal , berupa lahan dan bangunan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan maupun
terdidik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaa.
Seperti yang sudah di ungkapkan sebelumnya pada pasal 26 mengenai pendidikan
non formal pada pasal 35 telah dijabarkan juga standar pembangunan sebuah institusi
pendidikan nonformal yang salah satunya adalah sarana dan prasarana serta hak
pendidik dan terdidik berkesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pada pasal 40
UU No. 20 tahun 2003. Maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
sangatlah penting untuk menunjang pendidik maupaun terdidik.
Salah satu sarana yang disediakan lembaga pendidikan nonformal adalah
perpustakaan. Serta menjadi salah satu sarana yang menunjang proses perkembangan
edukasi.
2.1.3.1 Perpustakaan
21
Perpustakaan berasal dari bahasa latin yaitu liber atau libri yang artinya buku
. dalam bahasa belanda bibliothek. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian
sebuah gedung tempat menyimpan buku-buku untuk di baca, sedangkan menurut
taslimah yusuf (1996) , Perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai jenis
bahan bacaan dan masyarakat memanfaatkan bacaan untuk menambah
pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendpatkan hiburan. Jenis koleksi
yang tersedia di perpustakaan berupa buku, majalah , surat kabar, bahan audio
visual, rekaman kaset dan film. Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan,
mengolah, memelihara, merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan,
memberdayakan, dan menyajikan koleksi bahan pustkaa kepada pemakai.
Fungsi perpustakaan diantaranya sebagai fungsi edukatif, informatif, penelitian,
kultural, dan rekreasi. (Sumber managemen perpustakaan, abdul rahman saleh
dan rita komlasari, 2009 )
Setiap perpustakaan yang didirikan mempunyai tujuan organisasi, jenis
pemakai dan kegitaan yang berbeda-beda. Karena perbedaan tersebut
perpustakaan di bagi menjadi 5 yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan
Umum, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Berikut adalah jenis perpustakaan dan penjelasannya
• Perpustakaan Nasional
Adalah perpustakaan yang didirikan oleh suatu Negara biasanya hanya ada
satu di setiap Negara. Fungsinya untuk menyimpan semua bahan pustaka
tercetak, terekam serta multimedia yang ditebitkn oleh Negara. Contoh,
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
• Perpustakaan Umum
Adalah jenis perpustakaan yang didirikan oleh masyarakat umum dan
doibiayai oleh masyarakat itu sendiri baik secara langsung (swadya) maupun
tidak langsung melalui pajak. Karakteristik perpustakan umum yaitu
perpustakaan tersebut tebuka untuk umum, semua jenis masyarakat dapat
22
masuk dan dibiayai dengan dana masyarakat. Di Indonesia pepustakaan
umum berasa di tingkat kota, kecamatan dan bahkan tingkat desa.
• Perpustakaan Khusus
Adalah perpustakaan instansi pemerintahan maupun instansi swasta. Tujuan
dari perpustakaan adalah untuk menyediakan informasi bagi pegawai di
lingkungan instansi untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan
pegawai. Serta koleksi pada perpustakaan ini juga terbatas dan hanya
berkaitan dengan misi dan tugas lembaga tersebut. Contoh Perpustakaan
secretariat ASEAN di Jakarta.
• Perpustakaan Sekolah
Adalah salah satu sarana dan fasilitas penyelengara pendidikan. Perpustakaan
sekolah bertujuan membantu para murid untuk mencapai tujuan khusus
sekolah.
• Perpustakaan Perguruan Tinggi
Adalah Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi,
universitas, sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya. Tujuan
Perpustakaan ini sebagai sarana kelengkapan pusat yang besifat akademik
untuk menunjang program perguruaan tinggi.
Perencanaan tata ruang pada Setiap perpustakaan sangatlah penting agar
dapat menampung semua kegiatan termasuk peralatan dan perabor untuk
menunjang kegiatan di perpustakaan. Kebutuhan ruang perpustakaan dapat
dihitung berdasarkan jumlah kegitan ynag diselenggarakan perpustakaan.
Semakin banyak jumlah kegitan semakin besar kebutuhan runagnya. Pada
perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan jumlah siswa (student body).
Menurut keputusan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 126 Tahun
1967 mengenai persyaratan luas minimal perpustakaan perguruan tinggi yaitu
satu meter untuk setiap mahasiswa. Aspek yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan perabot dan perlengkapan di perpustakaan seperti, 1) jumlah dan
jenis koleksi yang akan dimiliki perpustakaan dalam 5 atau 10 tahun mendatang,
2) jangkauan layanan yang akan diselenggarakan, 3) jumlah pengunjung.
23
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting
untuk menunjang proses pembelajaran siswa. Kegiatan utama yang dilakukan di
perpustakaan yaitu membaca. berikut dipaparkan manfaat serta tujuan membaca
serta hubungan membaca dengan pembentukan kreatifitas.
2.1.4 Membaca
Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis dalam media tulisan. Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca
dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat
sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ). Sedangkan Menurut
Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa tujuan
membaca adalah :
• Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.
• Mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
• Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.
• Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.
• Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan
mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan
seorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam
memahami bacaannya. Menurut taringan, (1979:10) tujuan membaca yaitu :
• Membaca untuk memperoleh perincian dan fakta (reading for details or facts)
• Mambaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)
• Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization)
• Membaca untuk menyimpulkan, membaca refrensi (reding for inference)
• Membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading
to classify)
24
• Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)
• Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast)
Menurut kedua ahli di atas mengenai tujuan membaca dapat disimpulkan bahawa
banyak manfaat yang akan didapatkan bila kita banyak membaca. Dalam kutipan “
reading for main ideas” dapat disimpulkan bahwa membaca dapat memperoleh suatu
ide. Ide merupakan perwujudan dari kerativitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas para
siswa pada pendidikan di bidang seni sangat penting dimiliki oleh setiap institusi
pendidikan.
2.1.5 Dasar Perancangan Perpustakaan
2.1.5.1 Antropometri Pria dan Wanita Dewasa
Antropometri disebut sebagai ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada
tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya. Antopometri ada sejak
tahun 1870, data antopometri sangat penting mengingat ukuran tubuh manusia
sangat bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan
kelompok pekerjaan. (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 11-
13). Data Antopometri merupakan acuan serta pertimbangan dalam mendesain
duniture dalam sebuah ruang. Berikut data antropometri pria dan wanita pada
usia produktif dan merupakan dasar perancangan perpustakaan.
25
Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)
26
Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)
2.1.5.2 Ergonomi Pria dan Wanita Dewasa
Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos
yang berarti hukum alam sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkukngan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.
(Nurmianto, 2003)
Munculnya ergonomic dikernakan Manusia terlahir dalam dimensi dan
bentuk yang berbeda-beda, baik dari segi kognitif, sosial dan emosional.
Pembeda ergonomi salah satunya kerna faktor usia. Ergonomi pria dan wanita
pada usia dewasa adalah ukuran yang ditinjau dari anatomi tubuh yang
digunakan sebagai acuan dalam merancang mess pengajar pada sekolah fashion.
Ergonomi disesuaikan pada ruang dan furnitur dilihat dari subjek pengguna
ruang tersebut. Sehingga desain pada sebuah furnitur dalam sebuah ruang dapat
27
terdesain dengan baik sesuai ergonomic pengguna. Berikut merupakan data
standarisasi tubuh pria dan wanita dewasa.
Gambar 2.1 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)
Dimensi Tubuh Struktural pada kelompok pria dan wanita dewasa
A B C D E F G
cm cm cm cm cm cm cm
Pria
Wanita
91.9
81.3
120.1
110.7
174.2
162.8
52.6
43.2
69.3
62.5
94.0
94.0
86.1
80.5
Pria
Wanita
78.2
68.1
104.9
98.0
154.4
143.0
44.2
37.8
60.2
53.8
81.3
68.6
76.2
71.4
Tabel 2.4 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)
28
Gambar 2.2 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98)
Dimensi Tubuh Fungsional pada kelompok pria dan wanita dewasa
A B C D E F G
cm cm cm cm cm cm cm
Pria
Wanita
91.9
81.3
120.1
110.7
174.2
162.8
52.6
43.2
69.3
62.5
94.0
94.0
86.1
80.5
Pria
Wanita
78.2
68.1
104.9
98.0
154.4
143.0
44.2
37.8
60.2
53.8
81.3
68.6
76.2
71.4
Tabel 2.5 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa
(Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98)
2.1.5.3 Psikologi Warna
Keberadaan warna di alam telah terbukti memberikan pengaruh pada semua
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Secara umum, warna dapat didefinisikan
sebagai suatu spektrum yang terdapat di dalam cahaya, di mana identitas dari
warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya tersebut.
29
Selain berpengaruh pada reaksi biologis makhluk hidup, warna juga memberi
berbagai pengaruh pada kondisi psikologis manusia. Menurut Hartini (2007),
warna memiliki berbagai karakteristik energi yang berbeda – beda apabila
diaplikasikan pada tubuh. Pembelajaran mengenai pengaruh warna terhadap
perilaku, emosi dan fisik manusia ini dikenal dengan sebutan psikologi warna.
Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun
negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis
seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari
ketiganya dalam diri manusia.
Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia yaitu :
1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna
ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari
sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna
merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood
pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Walaupun dapat
memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung meningkatkan
agresivitas seseorang.
2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini
seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai
warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru
pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda
akan membantu meningkatkan konsentrasi.
3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak
mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini
secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali
membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok dipakai
untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa percaya diri
seseorang.
4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan
30
dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga
keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan
peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan.
5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.
Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi
manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan
nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di
ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan
hangat dan menyenangkan.
6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna
ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan.
Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan,
misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam.
7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak
digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara
visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa
ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya.
8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.
Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai.
Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan
kurang bersemangat.
9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti
warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat
lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.
10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan
kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan
perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk
31
meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.
2.1.6 Furnitur dan Aksesoris Perpustakaan
2.1.6.1 Pengertian Furnitur dan Aksesoris
Furnitur
Furnitur sendiri menurut concise oxford dictionary diartikan sebagai : 1) the
movable articels that are used to make a room or building suitable for living or
working in, such a table, chairs, or desks ; 2) the small accessories or fittings
that are required for a partivular task or function. (Sumber pengantar desain
mebel, 2007:118)
Dapat dikatakan bahwa furnitur merupakan sebuah benda dalam sebuah ruang
dan berfungsi membantu kegiatan manusia. Mebel atau Furiture merupakan
perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari dsb. Furnitur sudah ada
sejak jaman zaman neolitikum sekitar tahun 3100–2500 SM (Sebelum Masehi).
Aksesoris
Accessories are items smaller than furnitur that makeup the visual field of an
interior. Categories of accessories include functional items, such wall clocks,
umbrella stands, and magazine racks ; items that have personal sentimental
value , such a souvenirs and family photographs; and obejects withs specific
aesthetics merit, such as collections and artwork. Fundamental to idea of
accessories in an interior is that they are worthy of display rather than being
stored in closed, cabinet, drawer, or closet. Accsesoires ada 2 : functional dan
decorative ( art work). (Sumber color space style,chris grimly & mimi love,
2007: 256)
Aksesories dapat memperindah sebuha ruangan dan dapat memiliki nilai tertentu
seperti nilai seni. Aksesoris dapat berfungsi ataupun sebagai dekorasi saja.
Aksesoris beragam seperti jam dinding, lukisan,dll.
2.1.6.2 Batasan Furnitur Perpustakaan
Mebel atau furnitur bukan hanya untuk kenyamanan dan kerapian diartikan
32
sebagai kekuasaan. Makna Mebel untuk zaman sekarang dapat juga
mencerminkan status sosial pemiliknya. Mebel atau furnitur berfungsi sebagai
pendukung dan membantu aktifitas dalam kehidupan manusia. Mebel yang
terdesain dengan baik bahkan dapat mendukung kesehatan manusia. Furnitur
atau mebel memiliki model dan jenis yang dapat mempengaruhi letak dan fungsi
sebuah furnitur. Jenis furnitur yang dapat digunakan di perpustakaan yaitu :
• Furnitur free standing
Furnitur Free Standing merupakan furnitur yang tidak permanen sehingga dapat
digeser atau dipindahkan. Furnitur jenis ini paling banyak dan paling mudah
ditemukan. Contoh dari jenis ini adalah bath up, sofa, kursi, coffee Table,
Nackas, dan tempat tidur yang free standing.
• Furnitur built in
Furnitur built in merupakan furnitur yang permanen sehingga tidak mudah untuk
digeser ataupun dipindahkan. Furnitur jenis ini biasanya di pasang mengikuti
keadaan suatu ruang dan memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Furnitur ini
cocok dipasang di rumah dengan luas yang terbatas
• Furnitur mobile
Furnitur mobile sejenis furnitur yang dapat bergerak dan mudah untuk dipindah
pindahkan. Furnitur ini biaasanya menggunakan roda pada bagian bawahnya
atau dibagian kaki-kakinya.
• Furnitur knock down
Furnitur knockdown adalah jenis furnitur yang mudah dibongkar pasang dan
sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah tempat tinggal. Untuk furnitur
knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang untuk
membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau office
system.
Batasan Furnitur pada perpustakaan yang akan dirancang berupa 3 furnitur
dan 2 aksesoris. Furnitur dan aksesoris yang akan dirancang yaitu Stool, Meja,
rak buku, Discussion board dan Movable storage untuk sample material.
33
2.1.6.3 Standar Ukuran Furnitur Perpustakaan
Gambar 2.3 Ergonomi Duduk
(Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret
2015
Gambar 2.3 Ergonomi Duduk
34
(Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret
2015)
2.1.6.4 Material Furnitur Perpustakaan
Furnitur dan handicraft indonesia dapat dibuat dari berbagai jenis substrate, ada
3 jenis substarte, yaitu : substrate alam, olahan dan sintetis. (Sumber,furnitur &
handicraft berkualitas ekspor, 2008 : 20-48)
A. Substrate Alam
yang dapat ditemukan langsung dari alam dan dengan sedikit olahan dpaat
digunakan sebagai bahan baku. Yang termasuk golongan substrate alam yaitu
kayu, rotan, bambu dan serat alam.
• Kayu
Merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuataan furnitur maupun
handicraft karena kayu mudah diolah dan mudah didapatkan.
Kekerasan kayu dipengaruhi dari asal pohonnya, terdapat dua jenis pohon yaitu
pertama pohon berdaun Jarum dengan ciri ciri lebih cepat tumbuh, kayunya
lunak dan serat kayunya bertekstur halus. Yang kedua jenis pohon berdaun lebar
dengan ciri ciri kayunya keras, tumbuh lebih lama, dan serat kayunya lebih
tegas dan bervariatif.
Jenis pohon berdasarkan kekerasannya :
Kayu sangat keras : kayu balau, kayu giam
Kayu keras : kayu kulim, kayu pilang
Kayu sedang kekerasannya : kayu mahoni, kayu meranti
Kayu lunak : kayu pinus, kayu balsa
35
Tabel 2.6 Jenis Dan Kegunaan Kayu
(Sumber,Furnitur & Handicraft Berkualitas Ekspor, 2008 : 26)
Berikut adalah ciri-ciri kayu untuk menjadikan bahan referensi dalam
perancangan furnitur dan aksesoris.
1. Ciri-ciri Kayu Mahoni
• Tekstur cukup halus
• Serat indah
• Berwarna merah muda hingga merah tua.
• Mempunyai lingkaran tahun
2. Ciri-ciri Kayu Pinus
• Daun seperti jarum
• Jenis kayu lunak
• Kulit kasar
• Batang mengandung minyak/getah
• Untuk bahan cat
• Mempunyai lingkaran tahun
• Warnanya kuning gading
36
3. Ciri-ciri Kayu Lame:
• Ringan
• Mudah dibentuk atau dipahat
• Tahan lama.
4. Ciri-ciri Kayu Albasia
• Ringan
• Mudah dibentuk atau dipahat
• Tahan lamaUmur pendek/Cepat besar
• Mudah patah
• Ada lingkaran tahun
5. Ciri-ciri Kayu sungkai:
• tahan lama
• tekstur cukup halus
• serat indah
• berwarna kuning pucat
6. Ciri-ciri Kayu Kamper:
• tidak terlalu awet dan kuat
• serat halus dan indah
• tidak tahan air
• tidak mempunyai lingkaran tahun
• mudah dikerjakan
7. Ciri-ciri Kayu Jati:
• kuat
• tahan lama
• serat dan tekstur indah
• tahan dari jamur, rayap dan serangga
• mudah dikerjakan
37
• ada lingkaran tahun
• terdapat banyak macam tapi yang paling indah jati kembang
• tidak mudah memuai terhadap perubahan suhu
8. Ciri-ciri Kayu Meranti:
• Terdapat 2 jenis, yaitu: meranti merah dan meranti putih
• Pada umumnya kayunya lunak
• Paling tahan diantara kayu lokal lainnyaseperti duriannangka, dan rengas
• Ada lingkaran tahunan
9. Ciri-ciri Kayu meranti merah:
• keras
• ringan sampai berat-sedang
• warna merah muda tua hingga merah muda pucat
• tekstur tidak terlalu halus
• lebih keras dari putih
10. Ciri-ciri Kayu Sonokeling:
• serat indah
• berwarna ungu bercoret hitam
• kuat dan awet, sangat keras
• halus,warna tidak terlalu hitam
• bobot sedang hingga berat
• tahan air
• ada lingkaran tahun.
B. Substrate olahan
adalah Substrate yang berasal dari alam namun mengalami pemrosesan terlebih
dahulu. Pengolahan tersebut dilakukan dengan pencampuran bahan lain ataupun
hanya mengubah bentuk dan tanpa campuran bahan lain.
38
• Veneer
Veneer merupakan bahan olahan pembuatan furnitur yang terbuat dari kayu.
Veneer dibuat dengan cara mengupas balok kayu menjadi lembaran-lembaran
kayu yang tipis. Veneer menjadi salah satu alternatif sebagai bahan pembuatan
furnitur karena bentangan veneer lebih lebar sehingga memungkin untuk
membuat furnitur yang panjang tanpa sambungan. Veneer biasa menjadi pelapis
diatas plywood atau MDF, dengan serat yang menyerupai dengan jenis kayu
aslinya.
Plywood atau MDF yang sudah dilapis veneer biasa masih memerlukan
fisnishing cat sebagai coating.
Kekurangan dari veneer biasanya adalah sambungan sudut antar veneer agak
tajam. Maka dari itu biasanya diberi edging untuk mengrasi resiko tajam disudut.
• Plywood
Plywood adalah bahan olahan Plywood dibuat untuk mendapatkan lembaran-
lembaran kayu dengan luas yang lebar, plywood juga berguna untuk menghemat
bahan baku kayu yang semakin sulit didapat.Plywood biasanya menjadi bahan
membuat furnitur seperti lemari dan rak-rak yang kemudian dilapis lagi dengan
veneer. Plywood terdiri dari beberapa ketebalan, dari 3mm-24mm. Bagian
permukaan plywood biasanya terbuat dari venner dengan kualitas baik
sedangkan bagian tengahnya terbuat dari veneer yang kurang baik atau bisa pula
menggunakan particle board. Particle board adalah serpihan kayu yang di press.
Pengisi plywood ini mengandung partikel sangat halus yang tidak baik bagi
kesehatan paru-paru. Maka dari itu dalam proses pembuatannya, para tenaga ahli
diwajibkan memakai masker. Walaupun demikian dalam prakteknya, tidak
semua orang menggunakan masker. Setekah di-fisnishing, seharusnya furnitur
yang berbahan plywood dianginkan beberapa saat di tempat yang terbuka untuk
meminimalkan partikel halus yang ada di dalamnya.
Menurut Iensufiie (2009), American Plywood Association membagi plywood
dalam beberapa tingkatan kualtias (grade)
a) Premium Grade (A)
39
Yaitu plywood yang terdiri dari lebih dari satu face veneer berkualitas
tinggi, yang dipasang dengan pola kayu yang tepat.
b) Good Grade (1)
Grade ini memiliki karakteristik yang sama dengan Premium Grade, hanya
kayu tidak perlu membentuk pola, hanya warna kayu harus benar-benar
sama.
c) Sound Grade (2)
Grade ini tidak mengutamakan kesamaan warna kayu, namun tidak boleh
terdapat cacat pada permukaan kayu.
d) Utility Grade (3)
Grade ini memperbolehkan adanya sedikit cacat pada permukaan kayu.
e) Backing Grade (4)
Grade ini membolehkan adanya cacat pada permukaan. Hal ini tidak pentik
karena grade ini biasa digunakan untuk bagian-bagian furnitur yang tidak
terlihat.
• Board
Board adalah salah satu bahan pembuat furnitur yang terbuat dari limbah
gergajian dan debu-debu kayu yang dicampur dengan bahan kimia dan
adhesives, dijadikan bubur kayu dan di press dengan tekanan tinggi.
Board dibagi menjadi:
a) Particle Board : terbuat dari serbuk gergajian kasar
b) Chip Board : hampir sama dengan particle board namun dengan serpihan
yang lebih kasar
c) MDF (Medium Density Fiberboard) : terbuat dari debu dan serbuk kayu.
d) Hard Board : terbuat dari pecahan kayu yang diolah menjadi lapisan fiber
yang padat.
Board biasanya dilapisi dengan veneer dalam proses fisnishing. Karena
bahan pembuatnya bukan merupakan bahan yang baik, kualitas board tidak
40
terlalu baik. Beberapa kelamahan board yaitu, tidak tahan air, mudah
lumutan, tidak terlalu kuat, dan lain-lain.
• Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam
ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur.
Kegunaanya adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat aloi baja. Besi diolah menjadi produk untuk
konstruksi bangunan maupun furnitu jenis bentuk besa serta ukurannya juga
beragam.
Berikut jenis-jenis produk besi baja yang dijual di pasaran :
a) Carbon Steel Bars galvanize:
• Besi Beton Polos ( Plain Bars)
• Besi Beton Ulir ( Deformed Bars)
• Besi As ( Round Bars)
• As Besi Segi Empat
• As Besi Segi Enam ( Hexagonal Bars)
• Silver Steel-Hollow Bars-Tool Steel
• Strep Besi ( Flat Bars)
• Band Eyzer ( Strapping band Plates)
b) Carbon Steel Pipes :
• Pipa Baja Hitam ( Black Steel Pipes)
• Pipa Air / Galvanis ( Galvanized Pipes)
• Pipa Seamless ( Seamless Pipes) ASTM A 53 / A 106 / API 5 L
• Pipa Pancang ( ERW Pipes) ASTM A 252
• Pipa Konstruksi STK-400
• Pipa Perabot ( Stalbuist Pipes)
41
• Pipa Kotak ( Rectangular & Square Pipes)
c) Carbon Steel Plates :
• Plat Besi Hitam
• Plat Kapal ( Ship Building Plate BKI)
• Plat Besi Putih ( Cold Rolled Coil/ Sheet) JIS SPCC
• Plat Bordes ( Checkered Plate)
• Plat Lubang ( Perforated Plate)
• Plat Tahan Gesek ( Wear-Resistance Plate)
• Plat Galvanil ( Galvaneal)
• Plat Galvanis ( Galvanized)
d) Carbon Steel Profiles galvanize :
• Siku Besi ( Angle Bars) galvanis
• Kanal UNP ( U-Channel) galvanis
• Kanal CNP ( Lip-Channel) galvanis
• H-Beam I-Beam WF-Beam galvanis
C. Textile
Tekstil dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk yaitu ceiling panels dan
dinding, untuk sistem panel dan furnitur, membentuk karpet, tirai , membentuk
perabot rumah untuk seprai .Oleh karena itu sangat penting bahwa desainer
interior memahami struktur, properti, kinerja ,penyelsesaian, pencelupan,
pencetakan dan teknik yang berhubungan dengan kain .Sebuah kain tekstil atau
adalah sebuah materi yang terbuat dari serat saling seperti moven, knitted, atau
felted .Tekstil digabung menjadi satu kesatuan dengan serat seperti sutra, kapas,
rayon, nilon, atau di tenun, seprti satin, leno, twill. Tenun dapat digabungkan
dengan berbagai jenis serat misalnya adalah tenun jacquard yang dapat dibuat
berbagai serat dan jenis kain berbeda. (Sumber,chris grimly & mimi love,
2007:184-187)
42
Fibers atau Serat : dikategorikan menjadi 2 yaitu natural dan buatan atau
kimiawi.serat natural berasal dari hewan, tumbuhan atau sumber mineral.
Natural fibers atau Serat Alami
Angora
Silk
Cotton
Linen
Ramie
Jute
Tabel 2.7 Jenis Serat Alami
(Sumber, color space style, 2007)
Man-made and chemical fibers atau Buatan dan Kimiawi
Rayon
Acetate
Nylon
Polyester
Tabel 2.8 Jenis Serat Buatan dan Kimiawi
(Sumber, color space style, 2007)
Karateristik serat sangat penting diketahui sebagai bahan refernsi karena serat
adalah pembentuk bahan-bahan upholstery yang kandungannya merupakan
campuran dari beberapa serat sehingga dapat menajdi pertimbangan dalam
pemilihan tekstil untuk upholstery. Setiap kain memiliki tingkat ketahanan yang
berbeda-beda sehingga hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam
43
perancangan menggunakan kain. Karena ketahanan tersebut dipertimbangkan
melalui pengguna (user), lokasi, dan durasi penggunaan, serta maintanace
(pembaharuan) berikut tabel tingkat ketahanan kain :
Tabel 2.9 Kekuatan Serat
(Sumber : Color Space Style, 2007:184-187)
2.1.6.5 Konstruksi Furnitur Perpustakaan
Perancangan furnitur berbahan kayu hal yang sangat penting yang harus
dipertimbangkan adalah penggabuan dua buah kayu atau yang di sebut joint.
Joint merupakan konstruksi yang akan menjadi titik kekuatan dari sebuah
furnitur kayu. Berikut teknik – teknik konstruksi sambungan kayu dalam furnitur
bersumber dari buku, yaitu: (Sumber furnitur desain second edition, 2012 : 267-
273)
44
• Biscuit connect
Gambar 2.4 Biscuit Connect Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Butt joint
Gambar 2.5 Butt Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Butterfly
Gambar 2.6 Butterfly Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
45
• Cross-lap
Gambar 2.7 Cross Lap Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Dado
Gambar 2.8 Dado Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Dovetail
Gambar 2.9 Dove Tail Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
46
• Finger
Gambar 2.10 Finger Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Keyed
Gambar 2.11 Keyed Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Lap
Gambar 2.12 Lap Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
47
• Miter
Gambar 2.13 Milter Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Mortise Tenon
Gambar 2.14 Mortise Tenon Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Pinned
Gambar 2.15 Pinned Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
48
• Rabbet
Gambar 2.16 Rabbet Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Scraf
Gambar 2.17 Scarf Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• Spline butt
Gambar 2.18 Spline Butt Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
• V-groove
49
Gambar 2.19 V-Groove Joint
(Sumber Furnitur Desain, 2005)
2.1.6.6 Fisnishing Furnitur
Fisnishing adalah istilah proses produksi yang merupakan bagian akhir. Melalui
pengecatan atau pelapisan permukaan. Fisnishing biasanya berupa penegcatan
atau pelapisan permukaan material.
Pelapisan kayu
Fungsi pelapisan pada kayu adalah untuk melindungi kayu dari cuaca dan
perlakuan pemakaian. Finisning kayu disesuaikan dengan karakter kayu yang
berserat dan bahan kimia yang relative baik untuk kayu. Berikut prosesfinshing
kayu yang menhasilkan warna alami kayu.
• Wood filler, berfungsi untuk mengisi celah pada permukaan kayu dan
memunculkan karakter atau alur serat kayu.
• Wood stain, melapiskan zat warna pada permukaan kayu.
• Sanding sealer, melapisi permulaan kayu untuk proses ampelas.
• Melamine lacquer, bahan pelapis permukaan kayu dengan warna transparan
• Dof atau gloss, jenis pelapis permukaan.
Berikut fisnishing metal :
• Pengecatan, pengecatan terbaik untuk metal adalah sistem baked atau oven.
• Plastic coating (dilapisi plastic)
• Electro plating (di sepuh), teknik yang tampak menyerupai material
sebenarnya. Bahan yang di pakai yaitu kromium
• Anodizing teknik khusus untuk material aluminium.
50
(Sumber pengantar desain mebel, 2007:118)
Melapisi sebuah substrate haruslah dengan bahan dan fungsi protektif dan
dekoratif yang dikenal dengan istilah coating .sistem pengecatan furnitur terbuat
dari bahan baku kayu rotan, bamboo, serta alam,substate buatan, dan substate
kombinasi. Berikut penjelasan singkat beberapa jenis finshing.
• Oil : Jenis fisnishing ini merupakan fisnishing yang sangat sedehana dan
mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di
dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara
aplikasinya adalah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda
dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan fisnishing ini
tidak memberikan keawetan pada aspek benturan karena lapisannya sangat
tipis.
• Politur : Jenis fisnishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud
serpihan atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai
(sudah dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi
sebagai pencair (solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu
memoleskannya pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis fisnishing pada
permukaan kayu. Semakin banyak polesan yaang diberikan semakin tebal
lapisanya.
• NC Lacquer : Jenis fisnishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkydyang
dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai
thinner. Bahan fisnishing ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan
maupun benturan fisik. Cara aplikasinya adalah dengan sistem spray
(semprot) dengan tekanan udara.
• Melamine : Jenis fisnishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan
dari bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari
lacquer dan memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang
dapat merusak kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai, bahan
ini jg menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama
untuk menghilangkan bau tersebut.
51
• PU (PolyUrathane) : Jenis fisnishing ini termasuk jenis yang awet karena
lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan
ini memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik
untuk produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan
bahan ini menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.
• UV Lacquer : Jenis fisnishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena
metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana
bahan fisnishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan
diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis
pada permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan fisnishing
ini hanya dapat dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV)
• Waterbased Lacquer : Jenis fisnishing ini merupakan jenis yang mulai populer
pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia
yang dapat merusak kesehatan. Fisnishing ini hampir sama kualitasnya dengan
NC dan melamine. Namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan
memakan waktu yang lebih lama.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Data Observasi ARVA School of Fashion
52
2.2.1.1 Profil Sekolah
ARVA School of Fashion didirikan 11 pada desember 1989 oleh Aryani
Widagdo, dan didirikan sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan beberapa
perancang busana di indonesia. Selain program 1 tahun Fashion Desain, arva
mode sekolah lain juga menyediakan short course yaitu easy sewing, short
course Kids & Teen, Islamic Fashion desain, Kebaya, Fashion Illustration,
Islamic Fashion Illustration.
Logo arva berasal dari ilustrasi bunga mawar yang belum mekar dimana
menggambarkan pada awalnya siswa belum berkembang namun harapan setelah
keluar dari arva siswa dapat menjadi mawar yang benar-benar mekar.
Gambar 2.20 Logo ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
2.2.1.2 Visi Misi
Visi :
Arva School of Fashion adalah sebuah lembaga pendidikan yang ingin
membuktikan dirinya untuk menjadi pusat keunggulan dalam bidang fashion
pendidikan di indonesia , dan dapat lebih dikenal di tingkat nasional tingkat
internasional.
Misi :
53
• mempersiapkan para instruktur yang memenuhi syarat
• terus meningkatkan kualitas pendidikan untuk karyawan
• setelah peristiwa dalam lingkup nasional maupun internasional
• menyediakan sarana dan prasarana belajar yang terbaru
2.2.1.3 Lokasi
ARVA School of Fashion berlokasi di lokasi yang tenang dan tempat yang
konduktif untuk kegiatan pendidikan, di jantung kota Surabaya .
Gambar 2.21 Peta ARVA School Of Fashion
(Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)
Gambar 2.22 Gedung Lama ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
2.2.1.4 Program Belajar
54
1 year program Short course
Fashion Desain
a realistic and practical understanding of
the demands of the
explore the concepts of fashion desain
and innovation,
develop your critical understanding of
creative desain in the fashion industry
through research, analysis, desain
development and product realization
Eeasy Sewing
Great for beginners to learn about the
required tools and tricks to create their first dream dress.
Level One: 23 sessions
Level Two: 23 sessions
Monday & Friday: 5pm - 8pm
Wednesday: 9am - 12pm
Pattern Making and Sewing
Students on this course learn the skills of
desain, pattern drafting and sewing,
together with academic, research,
industry awareness and presentation skills.
Islamic Fashion Illustration
technique of Islamic fashion drawing, learn
how to find inspiration and
build their desain ideas.
From color theory to illustration styles
Islamic fashion portfolio
Level One: 20 sessions
Level Two: 20 sessions
Monday & Friday: 5pm - 8pm
Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm
Islamic Fashion desain
The course is desained for participants to
learn the technique of Islamic fashion
drawing, Moreover, their desain and
produce a small collection of Moslem wears.
Total sessions: 40 sessions
Monday & Thursday: 1pm - 4pm
Fashion Illustration
learn the technique of fashion drawing,
From color theory to illustration styles
fashion portfolio
Level One: 20 sessions
Level Two: 20 sessions
Monday & Friday: 5pm - 8pm
Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm
Short Course Kids & Teen
Kebaya
Tabel 2.10 Program ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
Jumlah Siswa dan Guru
55
Jumlah Siswa
Short course : 637 siswa
1 year program : 58 siswa
Jumlah Pendidik : 20 orang
2.2.1.5 Fasilitas
• Fashion Desain Workshop
Terlihat pada ruang desain workshop terdapat mesin jahit yang diperuntukan
masing-masing untuk setiap murid. Serta meja yang lumayan lebar dan
nyaman untuk menjahit.
Gambar 2.23 Fashion Desain Workshop ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
• Pattern Making Workshop
Terdapat meja panjang serta manikin dan mesin jahit pada ruangan ini. untuk
mempermudah prose pembuatan pola untuk pakaian.
Gambar 2.24 Pattern Making Workshop ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
• Perpustakaan
Terdapat perpustakaan dengan koleksi-koleksi langka serta free wifi pada area
56
peprustakaan.
Gambar 2.5 Perpustakaan ARVA School Of Fashion
(Sumber: Studio Kita, 2015)
• Teori Classrooms
Ruanga kelas teori dimana terdapat LCD, meja panjang yang lebar dan
full ac untuk menunjang pembelajaran.
Gambar 2.26 Kelas Teori ARVA School Of Fashion
(Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret
2015)
• Fasilitas Pendukung :
Outdoor area dan resepsionis
2.2.2 Data Observasi Lasalle College
2.2.2.1 Profil Sekolah
57
Lasalle College adalah institusi pendidikan swasta yang berfokus pada program
kejuruan dan Pra-Universitas. Lasalle College didirikan pada tahun 1959 oleh
Jean-Paul Morin. Tujuan pendirinya adalah untuk memberikan penduduk
Quebec kesempatan-kesempatan karir yang baru dengan cara menerima
pelatihan langsung dari sang ahli. Lasallale College kini memiliki 15 kampus
yang tersebar dari America Latin, Afrika Utara, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara, Lasalle College Jakarta adalah salah satu cabangnya.
Gelar yang dapat diraih di Lasalle College Jakarta ada dua, yaitu : lulus dengan
Sertifikat Interior Desain dengan menyelesaikan 1 tahun pembelajaran secara
full-time atau 2 tahun pembelajaran secara part-time atau bagi mereka yang ingin
mempelajari lebih jauh dan memperoleh gelar Diploma dengan menyelesaikan 2
tahun pembelajaran secara full-time ataupun 3 tahun pembelajaran secara part-
time.
Gambar 2.27 Logo Lasalle College
(sumber: http://www.lasallecollege.ac.id yang diakses tanggal 16 Maret 2015)
2.2.2.2 Visi Misi
Misi : to Indonesian students and proffesionals : we will train you to be the next
International desainers in Indonesia
Visi : providing the highest quality education offered by the Lasalle College
Group.
2.2.2.3 Lokasi
58
Lasalle College Berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 86 , Sahid Office Boutique
Unit D – F (Komp. Hotel Sahid Jaya), Lokasi tersebut merupakan pusat kota dan
pusat perkantoran mewah.
Gambar 2.28 Peta Lasalle College
(Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)
Gambar 2.29 Gedung Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.4 Struktur Organisasi
59
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.5 Program Belajar
60
Tabel 2.11 Kurikulum Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.6 Fasilitas
61
• Academic class
Setiap kelas teori berkapasitas maksimal 20 orang. Pembatasan kapasitas
mahasiswa ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
secara efektif dan produktif. Setiap kelas teori juga dilengkapi dengan satu TV
LED, TV ini merupakan pengganti projektor agar warna-warna yang
ditampilkan lebih jelas dan tidak melenceng.
Gambar 2.31 Academic Class Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Pattern Drafting
Terdapat meja panjang dan lebar serta manekin pada ruangan pattern drafting
untung membuat pola pakaian.
Gambar 2.32 Pattern Drafting Class Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Workshop
62
Terdapat manekin serta meja besar serta beberapa alat pendukung pembuatan
pakaian seprti setrika dan mesin lainnya.
Gambar 2.33 Ruang Workshop Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Sewing room
Pada ruang sewing room terlihat banyak mesin jahit,bordir,dll dan setiap
murid mendapatkan 1 mesin jahit pada proses pembelajaran.
Gambar 2.34 Sewing Room Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Perpustakaan
63
Perpustakaan ini dilengkapi dengan berbagai buku desain dan bahan-bahan
berupa kain, granit, marmer, keramik yang sangat bermanfaat bagi
mahasiswa-mahasiswa Lasalle yang berasal dari berbagai jurusan desain.
Gambar 2.34 Perpusatakaan Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Mini Gallery
Keterbatasan area pada Lasalle College Jakarta tidak membuat kampus ini
kehabisan area untuk men-display berbagai karya mahasiswa yang penuh
kreatifitas. Kita dapat menemukan mini gallery berupa etalase-etalase kecil di
setiap lantai bahkan sudut tangga pun dimanfaatkan untuk menampilkan
berbagai karya mahasiswa yang sekaligus mempermanis desain ruangan
kampus keseluruhan.
Gambar 2.36 Mini Gallery Lasalle College
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
• Fasilitas pendukung : Cafe, Outdoor Area, Studio Fotogarfi, Ruang
Computer, ruang kostum, ruang pengajar, resepsionis, kasir, area tunggu.
2.2.3 Data Observasi LPTB Susan Budihardjo
2.2.3.1 Profil Sekolah
64
Lembaga pendidikan nonformal di bidang perancangan mode busana pertama
dan tertua di Indonesia adalah Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan
Budihardjo. LPTB Susan Budihardjo pertama kali didirikan di Jakarta pada
tahun 1980, Selama 32 tahun berderap di dunia mode Lembaga Pengajaran Tata
Busana Susan Budihardjo (LPTB Susan Budihardjo) telah memperlihatkan
tanggung jawab besarnya sebagai sebuah sekolah mode yang mendidik dan
melahirkan banyak perancang berbakat yang sudah memiliki nama harum di
masyarakat.
“Pendidikan yang baik dan benar akan sangat menunjang kreativitas seseorang
dalam berkarya,” tutup wanita yang telah 32 tahun melakukan perjalanan
kreatifnya setelah kembali ke Tanah Air pada 1979.
Gambar 2.37 Logo LPTB Susan Budihardjo
(Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 18 Maret 2015)
2.2.3.2 Visi Misi
Untuk mengajak para murid melihat sebuah peluang besar salam industri mode
yaitu busana siapa pakai atau ready-to-wear
2.2.3.3 Lokasi
65
Lokasi susan budihardjo terletak pada wilayah jakarta timur. Dimana banayak
akses yang dapat ditempuh melalui jalan tol maupun akses jalan raya.
Gambar 2.38 Peta Lokasi LPTB Susan Budihardjo
(Sumber:https://www.googlemaps.com diakses tanggal 20 Maret 2015)
Gambar 2.39 Gedung LPTB Susan Budihardjo
(Sumber:Googke Maps diakses tanggal 20 Maret 2015)
66
2.2.3.4 Program Belajar
Tabel 2.12 Kurikulum LPTB Susan Budihardjo
(Sumber: Callista Yulis, 2015)
67
2.2.3.5 Fasilitas
• Sewing class
Pada kelas menjahit terdapat mesinjahit serta manekin, jenis mesin jahitnya juga
beragam.
Gambar 2.41 Sewing Class LPTB Susan Budihardjo
(Sumber: http://store.tempo.co/foto/detail/P2005200700125/lembaga-pengajaran-
tata-busana-susan-budiharjo#.VQ_1zSkRo6V yang diakses tanggal 20 Maret 2015 )
• Workshop
Kelas workshop dimana terdapat 2 area area menjahit terdapat meja dan mesin
jahit dan membuat pola dasar dengan meja panjang dan lebar untuk
mempermudah pembuatan pola.
Gambar 2.42 Ruang Workshop LPTB Susan Budihardjo
(Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015)
68
• Drawing class
Terdapat juga kelas menggambar dimana terdapat meja khusus gambar yang
sesuai ergonomi. Serta masing-masing murid mendapatkan 1 meja gambar.
Gambar 2.43 Ruang Gambar LPTB Susan Budihardjo
(sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015)
• Fasilitas pendukung : Meeting room, Reception & Cashier, Ruang tunggu
Ruang pengajar , Ruang desain short course, Perpustakaan ,Ruang teori ,Studio
foto, Ruang Computer.
Tabel perbandingan survey perpustakaan
Arva School Of Fashion Lassale Collage Binus University
69
Furnitur
Menggunakan kursi plastik,
meja kaca, rak buku kaca
Furnitur
Kursi plastik, kursi
ergonomi, meja kayu
panjang, meja komputer,
material rak, rak buku
Furnitur
Sofa, kursi ergonomi,
meja komputer, meja
tatami, rak buku.
Interior
Ruangan kecil,
pencahayaan bagus,
fasilitas sedikit, nuansa
inetrior sesuai dengan
arsitektur
Interior
Dibagi menjadi 2 area
membaca dan area
komputer, ruangan
sedang namun tidak
dimanfaatkan dengan
baik.
Interior
Ruangan luas, fasilitas
dan pembagian ruang
dimanfaatkan dengan baik
Warna
Biru, merah dan putih
Sebahasa dengan arsitektur
sekolah
Warna
Hijau , orange, coklat,
putih
Warna
Putih, coklat dan hitam
Tabel 2.13 Perbandingan Survey Perpustakaan
(Sumber: Callista Yulis, 2015)