BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Business...

36
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Business Application System Development Sistem informasi memberikan kontribusi yang besar bagi manajemen untuk mengambil keputusan baik dalam perencanaan strategi, manajemen pengendalian, dan juga pada tingkat operasional. Ketika terjadi perubahan pada organisasi, pihak manajemen akan mengeluarkan kebijakan yang baru dimana memerlukan informasi yang baru juga. Oleh karena itu, sistem informasi harus dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ini. Menurut Jones dan Rama (2006, p562), pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahap, yakni: 1. Systems investigation Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengidentifikasi perubahan dan solusi yang diperlukan, mengusulkan sebuah solusi dan memperlihatkan bahwa solusi tersebut layak. Hal ini meliputi : Strategi bisnis : Mempelajari hubungan antara sistem yang diusulkan dengan strategi bisnis dan tujuan bisnis perusahaan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Business...

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum

2.1.1 Business Application System Development

Sistem informasi memberikan kontribusi yang besar bagi

manajemen untuk mengambil keputusan baik dalam perencanaan strategi,

manajemen pengendalian, dan juga pada tingkat operasional. Ketika

terjadi perubahan pada organisasi, pihak manajemen akan mengeluarkan

kebijakan yang baru dimana memerlukan informasi yang baru juga. Oleh

karena itu, sistem informasi harus dapat dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan ini.

Menurut Jones dan Rama (2006, p562), pengembangan sistem

dibagi menjadi beberapa tahap, yakni:

1. Systems investigation

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari sistem yang sedang

berjalan, mengidentifikasi perubahan dan solusi yang diperlukan,

mengusulkan sebuah solusi dan memperlihatkan bahwa solusi

tersebut layak. Hal ini meliputi :

• Strategi bisnis :

Mempelajari hubungan antara sistem yang diusulkan dengan

strategi bisnis dan tujuan bisnis perusahaan.

8

• Aplikasi SIA :

- Mempelajari aplikasi yang sedang digunakan dan menemukan

kelemahan yang ada.

- Mengusulkan aplikasi baru atau perbaikan dari aplikasi yang

sudah ada.

- Mengidentifikasi biaya dan keuntungan yang ada dalam

menerapkan aplikasi yang baru.

• Proses bisnis :

- Mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis yang terjadi

dan perubahan yang diperlukan.

- Mengidentifikasi dampak dari penerapan sistem yang

diusulkan pada proses bisnis.

- Mengidentifikasi dampak dari penerapan sistem yang

diusulkan pada karyawan.

- Mengidentifikasi biaya yang timbul akibat proses desain

sistem dan pelatihan bagi pengguna sistem.

- Mengidentifikasi keuntungan dari proses bisnis yang telah

diperbaiki.

• Lingkungan TI :

Mengevaluasi apakah sistem yang diusulkan sesuai dengan

strategi TI, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses pengembangan

sistem dari perusahaan.

9

2. Systems analysis

Tujuan utama dari tahap analisis sistem adalah untuk

mengembangkan kebutuhan untuk sistem yang baru. Analisis sistem

dilakukan dengan mempelajari sistem yang sedang berjalan dan

mengajukan solusi yang lebih detail daripada tahap investigasi. Tahap

ini memfokuskan pada kebutuhan dari user yang berbeda (contoh :

menyimpan data dan membuat laporan) dan mengembangkan detail

kebutuhan untuk sistem yang baru. Tugas di dalam analisi sistem :

1. Strategi bisnis :

Mempelajari kesesuaian antara sistem yang diusulkan dengan

strategi bisnis dan tujuan.

2. Aplikasi SIA :

- Memahami aplikasi yang sedang berjalan (bila ada) dan

mengenali hal yang tidak efisien.

- Mengusulkan aplikasi baru atau modifikasi.

- Menentukan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari

implementasi aplikasi yang baru.

3. Proses bisnis :

- Memahami proses bisnis yang sedang berjalan dan perubahan

yang diperlukan.

- Mengidentifikasi dampak dari implementasi sistem yang

diusulkan pada proses bisnis.

- Mengidentifikasi dampak dari implementasi sistem yang

diusulkan pada karyawan.

10

- Mengidentifikasi biaya dari proses perancangan ulang dan

pelatihan user.

- Mengidentifikasi keuntungan dari modifikasi proses bisnis.

4. Lingkungan TI :

Menilai apakah sistem yang diusulkan telah layak dan sesuai

dengan strategi TI organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan

proses pengembangan sistem.

3. Systems design

Tujuan dari desain sistem adalah untuk membuat perwujudan fisik

dari sistem yang diusulkan. Hal ini dicapai dengan merancang

laporan, form-form input, tabel-tabel dan langkah-langkah

pemrosesan; dengan mengkomunikasikan kebutuhan kepada

pemasok-pemasok potensial; dan dengan memilih pemasok. Tugas

dalam sistem desain :

• Strategi bisnis :

Pastikan bahwa sistem yang didesain adalah sesuai dengan

strategi bisnis dan tujuan.

• Aplikasi-aplikasi AIS :

- Merancang laporan-laporan, input form, tabel, dan proses.

- Persiapkan RFQ (request for quotation) atau RFP (request for

proposal).

- Memilih supplier.

11

- Memilih hardware dan software.

• Proses bisnis :

- Menyaring proses bisnis dan kontrol.

- Mendesain program untuk training.

• Lingkungan TI :

Pastikan bahwa desain dari sistem sesuai dengan strategi TI

organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses pengembangan

sistem.

4. System implementation

Implementasi melibatkan pengembangan aplikasi, menguji sistem,

melatih user, membuat perubahan yang perlu dalam proses bisnis,

menginstall sistem dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem

baru. Tugas dalam sistem implementasi :

• Strategi bisnis :

Pastikan bahwa sistem yang diimplementasikan sesuai dengan

strategi bisnis dan tujuan.

• Aplikasi bisnis :

- Mengembangan aplikasi.

- Menguji aplikasi.

- Menginstall aplikasi.

- Pelatihan user.

- Konversi ke sistem baru.

12

• Proses bisnis :

- Menerapkan perubahan proses/pengendalian bisnis.

- Menerapkan program pelatihan.

• Lingkungan TI :

Pastikan bahwa pengimplementasian telah sesuai dengan strategi

TI organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses

pengembangan sistem.

2.1.2 Application Control

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p201) pengendalian

aplikasi terdiri dari 3 kategori, yaitu:

1. Pengendalian masukkan

Pengendalian masukkan dirancang untuk mencegah atau mendeteksi

kekeliruan dalam tahap masukkan pengolahan data. Pengendalian

masukkan umumnya mencakup hal-hal berikut:

a) Otorisasi

Pembatasan pengenalan transaksi atau kinerja proses untuk

individu-individu tertentu saja.

Contoh: Hanya pencatat waktu saja yang boleh memberikan data

jam penggajian untuk diproses.

b) Persetujuan

Persetujuan transaksi untuk diproses setelah diidentifikasi.

13

Contoh: pejabat di perusahaan menyetujui penggajian sebelum

dibagikan kepada karyawan-karyawan.

c) Penandaan

Pemberian tanda pada formulir atau dokumen untuk menyetujui

atau tidak menyetujui pemrosesan lanjutan.

Contoh: Cek diberi tanda pengesahan sebagai berikut:

”Dibayarkan hanya kepada PT. ABC” pada saat diterima.

d) Pembatalan

Mengidentifikasikan dokumen-dokumen transaksi untuk

mencegah penggunaan ulang setelah digunakan sesuai fungsinya.

Contoh: Penandaan kuitansi dengan ”Lunas” untuk mencegah

duplikasi pembayaran.

e) Password

Otorisasi untuk memungkinkan akses ke data atau pemrosesan

dengan cara memberikan kode atau sinyal yang hanya diketahui

oleh orang yang diberi hak untuk mengotorisasi.

Contoh: Terminal bank otomatis mengharuskan pemakai untuk

memasukkan password empat - digit sebelum memulai

pemrosesan.

f) Pengendalian batch (total batch)

Setiap jenis pengendalian total atau penghitungan yang diterapkan

pada jumlah dokumen transaksi tertentu atau pada dokumen-

dokumen yang tiba dalan periode waktu tertentu.

14

Contoh: Total rupiah penjualan merupakan pengendalian total

batch untuk aplikasi penagihan.

g) Penanggalan

Pencatatan tanggal kalender untuk tujuan pembandingan

kemudian atau pengujian ekspirasi.

Contoh: Nota pelanggan distempel dengan tanggal yang diterima.

2. Pengendalian pemrosesan

Pengendalian pemrosesan dirancang untuk memberikan jaminan

bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang

ditentukan dan tidak ada transaksi yang hilang atau tidak tepat yang

dimasukkan ke jalur pemrosesan.

Pengendalian pemrosesan umumnya mencakup hal-hal berikut:

a) Mekanisasi

Konsistensi disediakan melalui pemrosesan mekanis atau

elektronis.

Contoh: Penyetoran kas ditotal dengan mesin penjumlahan.

b) Standarisasi

Prosedur-prosedur yang seragam, terstruktur, dan konsisten telah

dikembangkan untuk seluruh pemrosesan.

Contoh: Bagan akun mendokumentasikan debit dan kredit normal

untuk setiap akun

15

c) Pilihan default

Pemanfaatan otomatis terhadap nilai yang telah ditentukan pada

situasi dimana transaksi-transaksi masukkan memiliki nilai

tertentu yang dibiarkan kosong.

Contoh: Karyawan menerima gaji untuk 40 jam setiap minggu.

d) Penyajian saldo

Pengujian kesamaan antara nilai-nilai dari dua pos yang ekuivalen

atau salah satu pos dengan total pengendalian. Setiap perbedaan

mengindikasikan adanya kesalahan.

Contoh: Saldo sub buku besar / buku besar pembantu piutang

dagang harus sama dengan saldo akun pengendalian buku besar.

e) Pemadanan

Memadankan (matching) pos-pos dengan pos-pos lain yang

diterima dari sumber independen untuk mengendalikan

pemrosesan transaksi.

Contoh: Klerk hutang dagang memadankan faktur-faktur pemasok

dengan order pembelian dan laporan penerimaan.

f) Tickler file

File pengendali yang memuat pos-pos berurutan berdasarkan

umur untuk pemrosesan atau tujuan-tujuan lebih lanjut.

Contoh: Faktur-faktur diarsip menurut tanggal jatuh tempo.

g) Koreksi kekeliruan secara otomatis

Koreksi kesalahan otomatis atas transaksi atau catatan-catatan

yang melanggar pengendalian detektif.

16

Contoh: Memo kredit secara otomatis dihasilkan jika pelanggan

membayar lebih saldo mereka.

3. Pengendalian keluaran

Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa apakah masukkan

dan pemrosesan berpengaruh pada keluaran secara absah dan apakah

keluaran telah didistribusikan secara memadai.

Sedangkan Mulyadi (2001, p187-193) menjelaskan pengendalian

aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khusus

setiap aplikasi. Pengendalian aplikasi mempunyai tujuan berikut ini :

1. Menjamin bahwa semua transaksi yang telah diotorisasi telah

diproses sekali saja secara lengkap.

2. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti.

3. Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai

dengan keadaan.

4. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan

yang telah ditetapkan.

5. Menjamin bahwa aplikasi dapat terus menerus berfungsi.

Pengendalian aplikasi dapat dibagi menjadi (1) pengendalian

preventif dan (2) pengendalian detektif atau pengendalian yang bersifat

korektif. Berikut ini diuraikan setiap jenis pengendalian aplikasi tersebut.

17

1. Pengendalian Preventif.

Pengendalian preventif bertindak sebagai petunjuk untuk membantu

sesuatu terjadi seperti yang seharusnya terjadi. Pengendalian ini

sangat diperlukan dalam pengolahan data elektronik, karena hal ini

dapat mencegah terjadinya masalah. Pengendalian preventif

diletakkan di sepanjang proses pengolahan data dalam sistem

pengolahan data elektronik. Umumnya unsur pengendalian preventif

dilaksanakan sebelum data masuk ke dalam program komputer.

Pengendalian preventif meliputi unsur-unsur berikut ini:

1. Otorisasi data sumber.

2. Konversi data.

3. Penyiapan data sumber.

4. Turnaround documents.

5. Formulir bernomor urut tercetak.

6. Validasi masukan.

7. Pemutakhiran arsip dengan komputer.

8. Pengendalian terhadap pengolahan data.

2. Pengendalian Detektif.

Pengendalian detektif tidak akan mencegah terjadinya masalah,

namun akan memberi petunjuk di mana letak terjadinya masalah.

Contoh pengendalian detektif adalah data transmission, control

register, control totals, dokumentasi dan testing, penggunaan label,

dan output check.

18

Setelah data sumber disiapkan, diotorisasi, dan diubah ke dalam

bentuk yang dapat diproses dengan komputer, data tersebut kemudian

dikirim dari departemen sumber ke Departemen Pengolahan Data

Elektronik. Pengiriman data dapat dilakukan secara konvensional

(melalui pos atau pengantar) atau melalui alat transmisi. Satu teknik

pengendalian yang penting dalam pengiriman data adalah dengan

mengelompokkan transaksi yang banyak ke dalam satu kelompok

kecil (disebut batching). Batching dan control totals merupakan

teknik pengendalian baik dalam konversi data maupun pengiriman

data. Cara pengendalian ini dapat mengecek kelengkapan transaksi

yang diproses melalui komputer dan dapat menjamin bahwa semua

transaksi telah diterima oleh Departemen Pengolahan Data

Elektronik.

Cara lain untuk menjamin bahwa pengiriman data adalah dengan

mencatat control totals dalam suatu control log yang dapat

memungkinkan Grup Pengawas dalam Departemen Pengolahan Data

Elektronik dapat merekonsiliasi input controls dengan control totals

yang dihasilkan dari pengolahan komputer.

Control totals biasanya dihitung dari batch data masukan. Control

totals ini dihitung secara manual, sebelum pengolahan data

dilaksanakan, dan kemudian dimasukkan sebagai masukan dalam

tahap pengolahan oleh komputer. Komputer dapat diprogram untuk

menghitung control totals dalam proses pengolahan data, dan

kemudian membandingkannya dengan control totals yang

19

dimasukkan sebagai masukan tersebut. Pesan yang bersangkutan

dengan hasil pembandingan tersebut dicetak untuk ditelaah oleh Grup

Pengawas dalam Departemen Pengolahan Data Elektronik.

Ketelitian penyusunan program dapat terjamin jika diadakan

dokumentasi program yang memadai dan pengujian program secara

ekstensif. Dokumentasi program akan membantu pencarian kesalahan

program dan memudahkan pembetulan kesalahan program, meskipun

perancang programnya sudah tidak ada di perusahaan. Pengujian

program secara ekstensif dalam kondisi nyata, tanpa

mengikutsertakan penyusun programnya, akan memperkecil

kemungkinan adanya tipuan-tipuan yang dimasukkan dalam program

dan akan memperlancar penerapan sistem.

Pemberian label akan memudahkan identifikasi arsip dan akan

mencegah penggunaan arsip secara keliru. Label arsip ditulis dalam

bentuk yang dibaca dengan komputer dan termasuk dalam

pengendalian program. Label juga ditempelkan secara fisik pada

disket atau reel pita.

Output check terdiri dari prosedur dan teknik pengendalian berikut

ini:

1. Rekonsiliasi data keluaran, terutama control totals, dengan

control totals yang ditentukan sebelumnya dalam waktu

menyiapkan data masukan.

2. Review terhadap data keluaran mengenai kewajaran dan

formatnya.

20

3. Pengendalian terhadap data masukan yang ditolak oleh komputer

dalam pengolahan data, dan pendistribusian data yang ditolak

tersebut kepada karyawan yang bersangkutan.

4. Pendistribusian laporan yang dikeluarkan oleh komputer kepada

departemen pemakai pada waktu yang tepat.

2.1.3 Sistem Informasi Rumah Sakit

2.1.3.1 Pengertian Sistem

Menurut www.id.wikipedia.org, sistem berasal dari bahasa

Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang berarti

kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang

dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi

atau energi.

Sedangkan James O’brien (2006, p22) mendefinisikan

sistem sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan

dengan ruang lingkup yang jelas, yang saling bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Mulyadi (2001, p2) menjelaskan bahwa sistem pada

dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

tujuan tertentu.

Sistem menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage

et al (2000, p9) mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan

21

komponen yang mengimplementasi persyaratan modelling,

functions, dan interfaces.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

berhubungan dan bekerjasama untuk mecapai tujuan bersama

dengan menerima input, melakukan proses dan menghasilkan

output.

2.1.3.2 Pengertian Informasi

Informasi menurut Stair (2006, p7), informasi adalah

sekumpulan fakta yang terorganisir sehingga memiliki nilai lebih

dibandingkan dengan fakta itu sendiri.

Menurut McLeod (2001, p2) informasi merupakan data

yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan data

itu terdiri dari fakta–fakta dan angka–angka yang secara relatif

tidak berarti bagi pemakainya

Laudon dan laudon (2006, p13) mengatakan bahwa

informasi adalah data yang telah diubah menjadi suatu bentuk

yang lebih berarti dan berguna bagi manusia.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses

untuk menghasilkan suatu arti yang berguna bagi proses

pengambilan keputusan.

22

2.1.3.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut www.id.wikipedia.org, sistem informasi adalah

sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang

bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang

tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur

informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan

suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem

informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Dalam bukunya, James O’Brien (2006, p6) mengartikan

sistem informasi sebagai kombinasi dari orang, hardware,

software, jaringan telekomunikasi dan sumber data yang

terorganisasi untuk menyimpan, mengambil, memproses dan

menyalurkan informasi di dalam organisasi.

Menurut Hall (2001, p7) sistem informasi adalah sebuah

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses

menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem infomasi merupakan

komponen yang saling berhubungan dan terdiri dari manusia,

perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan data

yang dapat menghasilkan informasi yang digunakan oleh suatu

organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

23

2.1.3.4 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit

Menurut www.wikipedia.org, sistem informasi rumah

sakit atau dapat disebut juga clinical information system (CIS)

adalah sebuah sistem informasi terintegrasi yang didesain untuk

menangani semua kegiatan administratif dan finansial dari rumah

sakit. Sistem ini mencakup semua pemrosesan informasi. Tujuan

dari sistem informasi rumah sakit adalah untuk memaksimalkan

pelayanan administrasi pasien dengan menggunakan electronic

data processing (EDP).

2.1.4 Analisis Sistem

Analisis sistem menurut McLeod (2001, p128) adalah penelitian

atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru

atau diperbarui.

Whitten (2004, p38), menjelaskan analisis sistem adalah

penelitian mengenai problem domain dari suatu bisnis untuk menemukan

kebutuhan bisnis dan peningkatan yang dapat dilakukan atas sistem serta

prioritas dari solusi yang ditemukan.

Menurut Jones dan Rama (2006, p568) analisis sistem adalah

tahap lanjutan pada pembangunan sistem. Tugas dalam analisis sistem

sama dengan investigasi sistem. Tetapi, tahap analisis lebih detail dan

membutuhkan informasi yang lebih banyak.

Dalam bukunya, James O’Brien (2006, p408) menjelaskan bahwa

analisis sistem adalah penelitian secara mendalam mengenai kebutuhan

24

informasi pengguna yang menghasilkan functional requirements yang

digunakan sebagai dasar dalam mendesain sistem informasi. Analisis

sistem biasanya mempelajari beberapa hal berikut:

• Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pengguna,

• Aktifitas, sumber daya, dan produk yang dihasilkan oleh sistem yang

sedang berjalan,

• Kemampuan sistem informasi yang harus dimiliki agar dapat

memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan stakeholder lain yang

menggunakan sistem.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahkan

analisis sistem secara umum adalah penelitian atas sistem yang telah ada

dengan lebih menekankan pada masalahnya untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan guna merancang sistem yang baru ke arah

perbaikan.

2.1.5 Perancangan Sistem

Menurut McLeod (2001,p192), rancangan sistem adalah

penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem

itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis

peralatan yang akan digunakan.

Menurut Whitten (2004, p39), perancangan sistem adalah

spesifikasi atau konstruksi dari solusi teknikal dan berbasiskan komputer

25

untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan pada kegiatan analisis

sistem.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem

adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam

alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan pada pemakai

informasi untuk dipertimbangkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem

adalah penentuan spesifikasi yang diperlukan oleh sistem baru sebagai

solusi teknikal dari permasalahan yang diidentifikasikan dalam analisis

sistem.

2.1.6 Analisis Critical Success Factor (CSF)

Menurut Olson (2003, p10), “Critical Success Factor is an

element that has to be done well in order for the activity to succeed.”

Yang berarti adalah suatu hal yang harus dikerjakan dengan baik agar

aktivitas yang dilakukan dapat berhasil.

Menurut Turban (2001,p312) critical success factor merupakan

faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan

organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat strategik, managerial atau

operasional, yang berasal dari tiga sumber utama, yaitu organisasional,

industrial, dan environmental.

2.1.7 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.1.7.1 Pengertian Object

26

Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,

p4), “object is an entity with identity, state, and behavior.”

Yang berarti object atau adalah sebuah entitas yang memiliki

identity, state, dan behavior.

Sedangkan Bennet (2002, p64) menjelaskan object

sebagai abstraksi dari suatu hal yang ada di dalam problem

domain, menggambarkan kemampuan dari sistem untuk

menyimpan informasi tentang hal tersebut, berinteraksi

dengannya atau kedua-duanya.

Pengertian object secara umum adalah suatu entitas yang

memiliki identity, state dan behaviour, yang merefleksikan

kemampuan dari sistem untuk menjaga informasi tentang sistem

dan berinteraksi dengan sistem yang digunakan untuk

memanipulasi data.

2.1.7.2 Pengertian Object Oriented

Menurut Britton dan Doake (2000, p268), “Object

orientation is an approach to developing software systems that is

based on data items and attributes and operations that define

them”, yang maksudnya ialah object oriented merupakan suatu

pendekatan untuk membangun sebuah sistem software yang

berdasarkan data item, atribut, dan operasi yang

mendefinisikannya.

27

2.1.7.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage

(2000,p3), metode analisis dan disain berorientasi object adalah

metode yang menggunakan object dan class sebagai konsep

utama dan membangun prinsip umum utama untuk analisis dan

disain. Metode ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk:

1. Menetapkan syarat sistem

2. Menghasilkan sebuah disain sistem tanpa ketidakpastian

yang berarti

3. Memahami sebuah sistem, konteksnya, dan kondisi untuk

diimplementasikan.

2.1.7.4 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Jones dan Rama (2006, p87), UML merupakan

sebuah bahasa yang digunakan untuk menspesifikasikan,

memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan

sebuah sistem informasi. UML digunakan sebagai tool dalam

OOAD, namun dapat juga digunakan untuk menjelaskan dan

menggambarkan suatu sistem informasi.

1. Rich Picture

Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage

(2000, p26-27), Rich Picture adalah suatu gambar yang

informal yang melukiskan pemahaman penggambar akan

suatu situasi. Digunakan semasa pemilihan sistem untuk

28

menggambarkan gambaran menyeluruh dari tugas yang

menghadapi proyek pengembangan sistem. Rich picture

secara umum menggambarakan permasalahan sistem dan

application domain. Rich picture tidak memiliki notasi

khusus. Namun seharusnya melalui beberapa persetujuan

di antara proyek sebagaimana aspek tertentu digambarkan.

2. UML Activity Diagram

Menurut Menurut Jones dan Rama (2006, p61),

UML activity diagram mempunyai peranan penting dari

suatu “peta (map)” di dalam memahami proses bisnis

dengan menunjukkan urutan aktivitas pada proses. UML

activity diagram and maps mempunyai beberapa

karakteristik umum yang membuatnya berguna:

• Baik maps maupun activity diagram menyediakan

representasi grafis dari informasi yang lebih mudah

untuk dimengerti daripada deskripsi naratif.

• Maps menggunakan simbol standar untuk

menyampaikan informasi. (contohnya: nama jalan

raya, jarak, dan daerah parkir). Hampir sama, activity

diagram menggunakan simbol standar untuk

merepresentasikan berbagai elemen dari suatu proses

bisnis. (contoh: event, agen, dokumen, dan file).

29

• Maps dan activity diagram disiapkan oleh ahli tetapi

dapat dibaca oleh semua users dengan sedikit

pelatihan. Penggunaan yang konsisten dari rangkaian

kecil simbol relatif pada maps dan activity diagram

membuat leboh mudah dibaca untuk dipahami.

• Baik maps maupun activity diagram dapat

menyediakan pandangan high-level sama baiknya

dengan low-level. Turis mungkin menggunakan suatu

peta high-level untuk mengerti rute antar kota dan

suatu peta yang lebih detil untuk melihat jalan-jalan di

dalam kota tujuan. Serupa, activity diagram dapat

dibuat untuk menunjukkan overview dari suatu proses.

Jika dibutuhkan untuk melihat event individu dengan

lebih dekat, sebuah detailed activity diagram dapat

dibuat untuk satu event.

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), terdapat 2

tipe activity diagram, yaitu :

1. Overview diagram mempresentasikan gambaran

secara umum dari proses bisnis dengan

mendokumentasikan event kunci, urutan dari event-

event ini, dan arus informasi di antara event-event.

2. Detailed diagram hampir sama dengan suatu peta dari

sebuah kota. Menyediakan reperesentasi yang lebih

30

terperinci dari aktivitas yang berhubungan dengan satu

atau dua event yang ditampilkan pada overview

diagram.

3. UML Class Diagram

Menurut Jones dan Rama (2006, p181) UML class

diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan

untuk menggambarkan : (a) tabel dalam sistem informasi

akuntansi, (b) hubungan antar table, dan (c) atribut dari

tabel.

4. UML Use Case Diagram

Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage

(2000, p343), UML Use Case Diagram adalah gambaran

mengenai hubungan antara actor dan use-case. Actor dan

use-case adalah dua elemen utama dalam penggambaran.

Mereka dapat dihubungkan satu sama lain, dengan

demikian mengindikasikan actor yang ditentukan

berpartisipasi dalam use-case yang ditentukan. Actor dan

use-case juga dapat saling berhubungan melalui

penggunaan struktur class diagram.

Menurut Jones dan Rama (2006, p267), use case

dapat dipakai untuk memodel hubungan antara user dan

sistem. Mungkin kebanyakan interaksi antara user dan

31

sistem terjadi ketika data dimasukkan dalam form yang

ditampilkan di komputer. Use case adalah urutan dari

tahapan-tahapan yang terjadi ketika actor berinteraksi

dengan sistem untuk tujuan khusus. Actor dapat berupa

orang, komputer, atau sistem lainnya.

5. Navigation Diagram

Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage

(2000, p343), Navigation diagram adalah jenis khusus dari

statechart diagram yang berfokus pada dinamika

keseluruhan dari tampilan layar. Diagram ini menunjukkan

window-window yang bersangkutan dan perpindahan di

antara mereka. Sebuah window ditunjukkan sebagai

sebuah state. State memiliki sebuah nama dan sebuah icon.

Pergantian state sesuai dengan pergantian di antara dua

window.

2.1.7.5 Rancangan Database

Menurut Jones dan Rama (2006, p156), database adalah

kumpulan dari data yang saling terkait dan diatur oleh sebuah

program yang bernama Database Management System (DBMS),

dimana program ini berfungsi untuk menyimpan, merubah dan

memperoleh informasi dari database.

32

Sedangkan Williams (2005, p346) dalam bukunya

‘Using Information Technology’ menjelaskan bahwa database

adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan

terorganisir yang didesain dan dibuat untuk tujuan tertentu.

2.1.7.6 Rancangan Formulir

Menurut Mulyadi (2001, p75), formulir adalah secarik

kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Formulir sering pula

disebut dengan dokumen.

Menurut Jones dan Rama (2006, p288), formulir adalah

sebuah dokumen yang berisikan field yang kosong dimana user

dapat mengisinya dengan data.

Jenis-jenis formulir input (Jones dan Rama (2006, p262-

264)), yaitu :

1. Single-record entry form

Hanya menunjukkan satu record pada satu waktu, digunakan

untuk menambah, menghapus atau modifikasi data dalam

record tunggal dalam tabel tertentu dan biasanya digunakan

untuk memelihara file master.

2. Tabular entry form

Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi beberapa

record dalam tabel tunggal dan untuk mencatat sekumpulan

event.

3. Multi-table entry form

33

Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi record

dalam dua atau lebih tabel yang berhubungan.

2.1.7.7 Rancangan Layar

Menurut Jones dan Rama (2006, p271-272), form

interface elements adalah objek pada form yang digunakan

untuk memasukkan informasi atau melakukan tindakan. Berikut

ini adalah beberapa elemen yang biasa ada pada tampilan layer:

• Text Box

Text Box adalah tempat kosong di dalam form yang

digunakan untuk memasukkan informasi yang akan

dimasukkan ke dalam tabel atau tempat untuk menampilkan

informasi yang diambil dari tabel.

• Label

Label berfungsi membantu user untuk mengetahui informasi

yang harus dimasukkan.

• Look-Up Feature

Look-Up Feature biasanya ditambahkan pada text box yang

digunakan untuk memasukkan foreign key.

• Command Button

Command Button digunakan untuk mengeksekusi sebuah

tindakan.

• Radio Button

34

Radio Button digunakan user untuk memilih salah satu dari

beberapa pilihan yang disediakan.

• Check Box

Check Box hampir sama dengan radio button, namun

dengan check box, user dapat memilih lebih dari satu.

Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p151)

mengatakan bahwa interface adalah fasilitas-fasilitas yang

membuat model dan fungsi sistem tersedia bagi actor.

2.1.7.8 Rancangan Laporan

Menurut Jones dan Rama (2006, p238), laporan adalah

sebuah presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi

dengan baik.

Menurut Jones dan Rama (2006, p212), tipe-tipe laporan

terdiri dari :

1. Simple List.

Yaitu laporan yang menampilkan tampilan yang sederhana

dari sebuah transaksi yang terjadi selama periode waktu

tertentu, tanpa adanya suatu pengelompokkan.

2. Grouped Detail Report.

Yaitu laporan yang menampilkan event yang terjadi selama

periode tertentu dengan pengelompokkan atas produk,

layanan, ataupun agent.

3. Summary Report.

35

Yaitu laporan yang mengelompokkan event berdasarkan

parameter yang bervariasi. Contohnya: bulan, customer.

4. Single Entity Report.

Yaitu laporan yang memberikan detail tentang suatu event

tertentu. Contohnya: laporan faktur dan PO (purchase

order).

2.2 Teori-teori Khusus yang Terkait Judul

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut www.id.wikipedia.org, rumah sakit adalah sebuah

institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan

oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003 disebutkan

bahwa rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif,

kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna yang mempunyai status

sebagai Perusahaan Jawatan.

Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat

Data dan Informasi DepKes RI, rumah sakit adalah suatu fasilitas yang

menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan

kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,

diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita

sakit, cidera dan melahirkan.

36

Menurut Siregar (2003, p7), rumah sakit adalah salah satu dari

sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya

kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

bagi masyarakat. Rumah sakit mempunyai fungsi utama

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan bagi penderita.

2.2.1.1 Fungsi Rumah Sakit

Menurut Pasal 5 Kepmenkes 983 / 1992, rumah sakit

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis (dasar, spesialistik,

subspesialistik)

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non

medis.

3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan (mencakup rujukan

iptek, spesimen dan pasien, baik secara vertical maupun

horisontal)

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (mencakup

tenaga medis, paramedis dan non medis)

6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan (terutama

dalam hal kebutuhan sumber daya RS)

7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

37

2.2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi Rumah

Sakit Umum kelas A, B, C dan kelas D.

1. Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialitik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik

terbatas.

3. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik dasar.

4. Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

dasar.

2.2.2 Pengertian Pasien

Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat

Data dan Informasi DepKes RI, pasien atau penderita adalah orang

sakit/orang yang menjalani pengobatan untuk kesembuhan penyakitnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 (2001, p834),

pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter); penderita (sakit). Berikut

38

ini adalah beberapa jenis pasien yamg ada dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia:

1. pasien dalam : pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau

dirawat pada suatu unit pelayanan tertentu; pasien yang dirawat di

rumah sakit

2. pasien luar : pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan

tertentu, tidak menginap pada unit pelayanan kesehatan

3. pasien opname : pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan

menginap dan dirawat di rumah sakit; pasien rawat inap

4. pasien rawat inap : pasien opname, pasien dalam

2.2.3 Pengertian Rawat Inap

Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003, disebutkan

bahwa rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan

lainnya dengan menginap di rumah sakit.

2.2.4 Pengertian Rawat Jalan

Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003, disebutkan

bahwa rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa

menginap di rumah sakit.

39

2.2.5 Indikator Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit

Menurut dr. Peter Pattinama dalam modul Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Beberapa indikator yang digunakan

dalam rawat jalan adalah:

• Rata-rata kunjungan per hari

klinik bukahari

kunjunganjumlah hari/ kunjungan rata-Rata =

• Rata-rata kunjungan baru per hari

klinik buka haribarukunjungan jumlah haribaru / kunjungan rata-Rata =

• Rasio kunjungan baru dengan total kunjungan

kunjunganjumlah barukunjungan jumlah

kunjungan aldengan totbarukunjungan Rasio

=

• Prosentase pelayanan spesialistik

kunjunganjumlah ikspesialistkunjungan jumlah ikspesialistpelayanan Prosentase =

• Rasio jumlah kunjungan dengan tenaga perawat rawat jalan

perawat tenagahari/ kunjungan jumlah

jalanrawat perawat tenagadengankunjungan jumlah Rasio

=

40

2.2.6 Indikator Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Menurut dr. Peter Pattinama dalam modul Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Beberapa indikator yang digunakan

dalam rawat inap adalah:

• Bed Occupancy Rate, yaitu prosentasi pemanfaatan / pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini

menggambarkan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai

ideal : 60 – 85 %

Harix TT

perawatan hari=RateOccupancyBed

• Bed Turn Over, yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur. Berapa kali

dalam satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah

sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur rumah sakit. Idealnya selama 1 tahun, 1 TT

rata-rata dipakai 40 – 50 kali.

urtempat tidkeluarpasien

=OverTurnBed

41

• Length of Stay, yaitu lamanya seorang pasien dirawat. Disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan

gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu

yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Nilai

ideal : 6 – 9 hari.

M Hkeluar pasien jumlah discharges HP

+=StayofLength

• Turn Over Interval, yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga

memberikan gambaran singkat efisiensi dari penggunaan tempat

tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.

M Hkeluar pasien jumlah Riel HP -Max HP

+=IntervalOverTurn

• Nett Death Rate, yaitu angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk

setiap pasien keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat

ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 pasien keluar.

M Hkeluar penderita jam 48 meninggal

+≥

=RateDeathNett

42

• Gross Death Rate, yaitu angka kematian pasien dibandingkan seluruh

pasien keluar (hidup dan mati) RS pada periode yang sama. Secara

umum indikator ini dapat menilai mutu pelayanan RS, meskipun

indikator ini dianggap kurang tajam. Nilai GDR sebaiknya tidak lebih

dari 45 per 1000 pasien keluar RS.

M Hkeluar penderitameninggaljumlah

+=RateDeathGross