BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi...

22
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Seinbart (2006, p.6) ”Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.” Menurut Horngren, Harrison dan Bamber (2002, p.227) ”Sistem Informasi Akuntansi adalah kombinasi dari orang, catatan-catatan, dan prosedur yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menyediakan data keuangan.” Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.1) ”Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah kumpulan dari sumber daya- sumber daya, seperti orang dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi menampilkan perubahan ini apakah secara manual atau terkomputerisasi.” 2.1.2 Pengertian Penggajian dan Pengupahan Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005, p.552) “Dalam akuntansi, istilah gaji diartikan sebagai jumlah tertentu yang dibayarkan kepada karyawan untuk jasa yang diberikan selama periode tertentu.”

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Seinbart (2006, p.6) ”Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat,

menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi

pengambil keputusan.”

Menurut Horngren, Harrison dan Bamber (2002, p.227) ”Sistem

Informasi Akuntansi adalah kombinasi dari orang, catatan-catatan, dan

prosedur yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menyediakan data

keuangan.”

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.1) ”Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) adalah sebuah kumpulan dari sumber daya- sumber daya,

seperti orang dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan

dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada

beragam pengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi menampilkan

perubahan ini apakah secara manual atau terkomputerisasi.”

2.1.2 Pengertian Penggajian dan Pengupahan

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005, p.552) “Dalam akuntansi,

istilah gaji diartikan sebagai jumlah tertentu yang dibayarkan kepada

karyawan untuk jasa yang diberikan selama periode tertentu.”

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

9

Menurut Horngren, Harrison dan Bamber (2002, p.430) “Gaji

merupakan pendapatan yang jumlahnya dihitung per tahun, per bulan, atau

per minggu, sedangkan upah merupakan pendapatan yang dihitung

berdasarkan tarif per jam.

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005, p.552) “Gaji merupakan hal

yang penting karena :

1. Para karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan atau ketidakwajaran

dalam gaji.

2. Untuk menjaga moral karyawan dengan cara membayar gaji tepat

waktu dan dengan jumlah yang akurat.

3. Merupakan hal yang diatur dengan berbagai peraturan pemerintah

federal atau negara bagian.

4. Mempunyai efek yang signifikan terhadap besar laba bersih pada

sebagian besar usaha.”

2.1.3 Dokumen yang Digunakan

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005, p.558) “Dokumen yang

digunakan dalam proses penggajian dan pengupahan adalah:

Time card atau job-time ticket.

Payroll register.

Employee paychecks.

Disbursement voucher.

Payroll transfer check.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

10

2.1.4 Fungsi yang Terkait

Menurut Boockholdt (1999, p.677) “Fungsi atau bagian yang terkait

dalam proses penggajian dan pengupahan adalah bagian kepegawaian,

bagian penggajian, bagian keuangan dan bagian akuntansi.”

2.1.5 Unsur Pengendalian Internal

Menurut Boockholdt (1999, p.400) “Lima komponen pengendalian

internal perusahaan adalah control environment, risk assessment, control

activities, information and communication, dan monitoring.”

2.2 Pajak Penghasilan Pasal 21

2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Muhammad Rusjdi (2006, p.2) “Pajak Penghasilan adalah :

1. Pajak sebagai Pajak Subjektif

Pajak Penghasilan (PPh) tergolong sebagai Pajak Subjektif yaitu

pajak yang mempertimbangkan keadaan pribadi Wajib Pajak sebagai

faktor utama dalam pengenaan pajak.

2. PPh sebagai Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan terhadap orang yang

harus menanggung dan membayarnya.

3. PPh sebagai Pajak Pusat atau Pajak Negara

Menurut Undang-Undang 1945 pasal 23A ditentukan bahwa : “Pajak

dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara

diatur dengan Undang-Undang.”

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

11

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 1 yang disadur oleh Aritonang (2002,

p.48) “Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.”

2.2.2 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 ayat 1 yang disadur oleh

Aritonang (2002, p.83) “Pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama

dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang

pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh :

1. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

2. Bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa

atau kegiatan.

3. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan

pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun.

4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang

melakukan pekerjaan bebas.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

12

5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan

dengan pelaksanaan suatu kegiatan.”

2.2.3 Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Muhammad Rusjdi (2006, p.9) ”Yang menjadi subjek pajak

adalah :

1. 1). Orang pribadi.

2). Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan

yang berhak.

2. Badan.

3. Bentuk Usaha Tetap.”

2.2.4 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 1 yang disadur oleh Aritonang

(2002, p.53) dan Muhammad Rusjdi (2006, p.29) ”Yang menjadi Objek

Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan

dalam bentuk apapun, termasuk :

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

13

komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk

lainnya kecuali ditentukan dalam Undang-Undang ini.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargan.

3. Laba usaha.

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :

4.1 Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal.

4.2 Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan

lainnya karena pengaliha harta kepada pemegang saham,

sekutu atau anggota.

4.3 Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha.

4.4 Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan

atau sumbangan kecuali yang diberikan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan

keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau

pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan

usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penugasan antara pihak-

pihak yang bersangkutan.

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

14

6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang.

7. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa

hasil usaha koperasi.

8. Royalti.

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

11. Keuntungan karena pembebasan utang kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

14. Premi asuransi.

15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya

yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas.

16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.”

2.2.5 Pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Diperbolehkan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat 3 yang disadur oleh Aritonang

(2002, p.64) ”Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri

diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak.”

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

15

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005

tanggal 30 Desember 2005 yang disadur oleh Muhammad Rusjdi (2006,

p.172) ”Pemerintah melakukan penyesuaian besarnya PTKP yang

diberlakukan sejak tahun pajak 2006 menjadi sebagai berikut :

1. Rp.13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri

Wajib Pajak Orang Pribadi.

2. Rp.1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk

Wajib Pajak yang kawin.

3. Rp.13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan

untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan

penghasilan suami.

4. Rp.1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan

sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)orang untuk setiap keluarga.”

2.2.6 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 ayat 4 yang disadur oleh

Muhammad Rusjdi (2006, p.9) ”Batas penghasilan bruto yang diterima atau

diperoleh pegawai harian, mingguan dan pegawai tidak tetap yang berlaku

sejak tanggal 1 Januari 2006 adalah sebesar Rp.110.000 (seratus sepuluh

ribu rupiah) sehari, tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan. Tetapi

apabila jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh pegawai

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

16

harian dan mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya melebihi

Rp.1.100.000 (satu juta rupiah) per bulan maka dikenakan pemotongan

Pajak Penghasilan sebesar 5 %.”

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 tentang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat 1a yang disadur oleh

Aritonang (2002, p.79) dan Muhammad Rusjdi (2006, p.303) ”Tarif pajak

yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak orang

pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) 5 % (lima persen)

Di atas Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) s.d Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

10 % (sepuluh persen)

Di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) s.d Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

15 % (lima belas persen)

Di atas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) s.d Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

25 % (dua puluh lima persen)

Di atas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) 35 % (tiga puluh lima persen)

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi

2.3 Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek

2.3.1 Paradigma Orientasi Objek

Menurut Lars Mathiassen et al. (2000, p.8) ”Pertama kali metode

analisis ada, tidak berdasarkan orientasi objek tetapi berdasarkan orientasi

fungsi. Pada analisis terstruktur lebih difokuskan pada kebutuhan,

menganalisa tugas dari tiap personil dan bagaimana sistem harus bekerja

dan memproses data.”

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

17

Menurut Marakas (2006, p.6) “Kemudian metode analisis berorientasi

fungsi dilengkapi dengan metode berorientasi data yang terinspirasi dari

database. Hasilnya disajikan dengan entity relationship diagram. Fokusnya

pada objek dan state. Selanjutnya muncullah versi terbaru dari analisis

terstruktur yang disebut dengan analisis terstruktur modern dimana

mengkombinasikan orientasi fungsi dan data.”

Menurut Yeates (2004, p.201) “Analisis berorientasi objek tidaklah

terlalu berbeda dari analisis terstruktur modern. Perbedaannya secara

umum hanya pada penyajiannya. Pada analisis berorientasi objek, state dan

behavioral pattern objek digambarkan secara berkaitan sedangkan pada

analisis terstruktur modern, hal yang berkaitan digambarkan dengan

beberapa model yang berbeda.”

Menurut Marakas (2006, p.408) “Pada analisis berorientasi objek,

objek dan class digunakan sebagai konsep kunci dan dibangun diatas empat

prinsip umum untuk analisa dan perancangan, yaitu model keadaan sistem,

menegaskan pertimbangan secara arsitektur, menggunakan kembali pola

yang menggambarkan ide perancangan yang telah dibangun dan

menggabungkan metode pada setiap perkembangan keadaan. Prinsip-

prinsip tersebut merupakan dasar untuk analisa dan perancangan

berorientasi objek dan mempererat hubungannya.”

Menurut Valacich (2004, p.405) “Dalam analisa objek

mengidentifikasi gambaran bagaimana pengguna membedakan dengan

objek lainnya dalam konteks sedangkan perancangan objek

mengidentifikasikan bagaimana objek lainnya dalam sistem dapat

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

18

dikenalikan kemudian memperoleh keuntungan darinya. Analisa dan

perancangan objek menjelaskan dua permasalahan yang berbeda. Analisa

objek menggambarkan fenomena diluar sistem seperti manusia dan benda

simana secara tipikal bebas sedangkan perancangan objek menggambarkan

fenomena didalam sistem yang dapat dikendalikan.”

Menurut Lars Mathiassen et al. (2000, p.5) “Keuntungan orientasi

objek adalah :

Objek, state dan behavior merupakan konsep umum dan sesuai

untuk menggambarkan fenomena yang diekspresikan dalam

bahasa sehari-hari.

Encapsulation

Information hiding

Inheritance

Reuseable

Maintanable”

Menurut Bennett (2006, p.85) “Metode pengembangan sistem

berorientasi objek berbeda dengan teknik pengembangan tradisional

dimana pada teknik tradisional melihat software sebagai kumpulan dari

program (fungsi) dan data yang terisolasi sedangkan pada pengembangan

sistem berorientasi objek berfokus pada objek yang mengkombinasikan

data dan fungsionalitas. Pada lingkungan berorientasi objek, software

adalah kumpulan objek yang masing-masing meng-encapsulate data seperti

fungsinya memodelkan objek dunia nyata. Setiap objek mempunyai

atribut(data) dan metode (fungsi).”

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

19

Menurut Marakas (2006, p.22) “System Development Life Cycle

(SDLC) adalah metodologi tradisional yang umum digunakan untuk

pengembangan sistem dalam perusahaan. SDLC terdiri dari tahapan seperti

air terjum sehingga dikenal dengan Waterfall model. Tahapan tersebut

adalah identifikasi dan pemilihan proyek, inisiasi dan perencanaan proyek,

analisis, perancangan logika, perancangan fisik, implementasi dan

pemeliharaan. Tetapi dengan SDLC, sistem tidak sesuai untuk proyek yang

besar serta membutuhkan waktu dan biaya lagi ketika kebutuhan berubah

(tidak efisien dan efektif).”

Menurut Yeates (2004, p.38) “Kemudian muncul analisis dan

perancangan terstruktur dengan menggunakan data flow diagram.

Pendekatan terbaru yang selanjutnya populer adalah analisis dan

perancangan berorientasi objek (OOAD) yang sering disebut dengan

pendekatan ketiga setelah pendekatan berorientasi proses dan pendekatan

berorientasi data. Pada pendekatan berorientasi objek mengkombinasikan

data dan proses (methods) menjadi sebuah entities (objek). Tujuan OOAD

adalah membuat elemen sistem dapat digunakan kembali untuk

menyempurnakan kualitas sistem dan produktifitas dari analisis dan

perancangan sistem. Secara umum, tugas utama analisis berorientasi objek

adalah mengidentifikasi objek dan menggambarkannya ke dalam model.

Sedangkan tugas utama perancangan berorientasi objek adalah membuat

model perbaikan secara terinci sehingga kebutuhan sistem terpenuhi.”

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

20

2.3.2 Aktivitas Orientasi Objek

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.14) “Analisa

dan perancangan berorientasi objek meliputi empat pandangan melalui

empat kegiatan utama yang terdiri dari dua tahap analisa dan dua tahap

perancangan.” Ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kegiatan Orientasi Objek

2.3.2.1 Analisis Problem Domain

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.6)

“Problem domain adalah keadaan nyata yang dapat diatur,

dimonitor atau dikendalikan oleh sistem. Tujuan dari analisa

problem domain adalah mengidentifikasi dan membuat model

atau tiruan dari problem domain yang dituangkan dalam bentuk

event table, class diagram dan statechart diagram.”

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

21

Cara membuat event table adalah dengan menentukan objek

dan event-nya yang diperoleh berdasarkan abstraksi problem

domain.

Gambar 2.2 Contoh Event Table

Selanjutnya, class-class yang terdapat pada event table

digambarkan dalam bentuk class diagram.

Dua jenis struktur berorientasi objek yaitu :

Structure between classes

Terbagi menjadi dua yaitu :

a. Generalization

b. Cluster

Structure between objects

Terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Aggregation

b. Association

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

22

Gambar 2.3 Contoh Class Diagram

Dari masing-masing class dijelaskan pola behavior dan

atributnya dan digambarkan dalam bentuk statechart diagram.

Tiga jenis notasi dalam menggambarkan pola behavior

yaitu :

Sequence

Selection

Iteration

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

23

Gambar 2.4 Contoh Statechart Diagram

2.3.2.2 Analisis Application Domain

Kegiatan yang dilakukan pada analisis application domain

adalah mengkonfirmasikan kembali hasil yang diperoleh dari

kegiatan analisis problem domain kepada para pengguna sistem.

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.6)

“Application domain adalah organisasi yang mengatur,

mengawasi atau mengendalikan sebuah problem domain. Hasil

dari analisa application domain dituangkan dalam bentuk usecase,

sequence diagram, function list dan interface.”

Use case adalah sebuah pola untuk berinteraksi antara

sistem dan actor sedangkan actor adalah sebuah abstraksi dari

pengguna atau sistem lainnya yang berinteraksi dengan sistem.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

24

Sistem PenjualanSoto Sipit

Kasir

Delivery_Man

Tukang_Masak

Mencatat_data_transaksi

Menerima_pembayaran

Mencatat_data_pemesan

Membuat_laporan

Mengirim_hasil_penjualan

Memesan_bahan_baku

*

*

*

*

* **

*

*

*

**

*

*

*

*

Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram

Function adalah sebuah daftar yang berisi rincian kegiatan

dari setiap use case disertai dengan penjelasannya terhadap

tingkat kesulitannya dan jenisnya sehingga membuat sebuah

model menjadi berguna untuk actors.

Empat jenis functions :

Update

Signal

Read

Compute

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

25

Gambar 2.6 Contoh Function List

Interface adalah fasilitas perantara sehingga model dan

function model dapat digunakan oleh actors.

Dua jenis interface :

User interface

System interface

Empat jenis pola dialog dalam menjelaskan user interface

yaitu :

Menu-selection pattern

Form fill-in

Command-language pattern

Direct-manipulation pattern

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

26

2.3.2.3 Architectural Design

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.173)

“Bagus tidaknya perancangan arsitektur menentukan keberhasilan

sistem tersebut. Struktur arsitektur berfungsi sebagai kerangka

kegiatan perkembangan. Tujuan dari perancangan arsitektural

adalah menyusun sebuah sistem terkomputerisasi. Hasilnya

dituangkan dalam bentuk daftar kriteria, component architecture

dan deployment diagram.”

Pada tahap membuat daftar kriteria, yang dilakukan adalah

menentukan property yang diinginkan dari sebuah arsitektur.

Daftar beberapa kriteria umum untuk kualitas perangkat lunak

dapat dilihat pada tabel 2.2.

Criterion Measure of Useable Kemampuan sistem untuk

menyesuaikan diri dengan konteks, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem.

Tabel 2.2 Daftar kriteria umum untuk kualitas

perangkat lunak

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

27

Component architecture adalah sebuah struktur sistem yang

disusun dari komponen yang saling berhubungan. Tujuan utama

dari arsitektur komponen adalah membuat sturktur sistem yang

fleksibel dan mudah dimengerti.

Beberapa pola umum perancangan arsitektur komponen

yaitu :

Layered architecture pattern

Generic architecture pattern

Client-server architecture pattern

Pada deployment diagram digambarkan distribusi dan

kolaborasi dari komponen program dan objek yang aktif pada

prosesor. Terdapat 3 pola ditribusi yaitu :

Centralized pattern

Distributed pattern

Decentralized pattern

2.3.2.4 Component Design

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.231)

“Tujuan merancang komponen adalah untuk menetapkan

implementasi kebutuhan didalam kerangka arsitektur. Hasil dari

kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling

terhubung dan dituangkan dalam bentuk revised class diagram

yang diawali dengan membuat event table untuk revised class

diagram dan function component.”

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

28

Tujuan dari function component adalah memberikan akses

user interface dan komponen sistem lainnya ke model. Function

component adalah penghubung antara model dan usage.

Tiga bentuk penghubung antar komponen yaitu :

Class aggregation

Class specialization

Operation call

2.3.2.5 Dokumentasi

Berdasarkan pendapat Lars Mathiassen et al. (2000, p.300)

“Dalam pengembangan sistem, dokumentasi memegang peranan

penting karena menyimpan informasi mengenai system

requirements dan perancangan.”

Kerangka standar dokumentasi :

1. Dokumen analisis

1.1 Uraian singkat dengan kriteria FACTOR

1.2 Problem Domain

1.2.1 Event Table

1.2.2 Class Diagram

1.2.3 Statechart Diagram

1.3 Application Domain

1.3.1 Actor table

1.3.2 Usecase Diagram

1.3.3 Sequence Diagram

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00016-AKSI-Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... dalam proses

29

1.3.4 Function List

1.3.5 Interface

2. Dokumen perancangan

2.1 Architectural Design

2.1.1 Criteria

2.1.2 Architecture component

2.1.3 Deployment Diagram

2.2 Component Design

2.2.1 Event Table

2.2.2 Revised Class Diagram

2.2.3 Function Component