BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. -...

43
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. 2.1.1 Pengertian. Procurement merupakan pembelian barang dan jasa oleh perusahaan (Turban, 2004, p231). Procurement Management adalah koordinasi dari semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelian produk dan kebutuhan pelayanan untuk menyempurnakan misi dari sebuah organisasi. Dalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam aktivitas procurement. Aktivitas–aktivitas yang termasuk adalah pemilihan supplier yang berkualitas, negosiasi harga, membangun hubungan strategi dengan supplier, evaluasi supplier dan sertifikat. 2.1.2 Metode Procurement. Perusahaan - perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan lainnya. Metode-metode utama dari procurement ini terdiri dari : 1. Membeli dari manufaktur, penjual grosir, atau pengecer dari katalog – katalog mereka dan adanya negosiasi. 2. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Procurement.

2.1.1 Pengertian.

Procurement merupakan pembelian barang dan jasa oleh perusahaan (Turban,

2004, p231). Procurement Management adalah koordinasi dari semua aktivitas yang

berhubungan dengan pembelian produk dan kebutuhan pelayanan untuk

menyempurnakan misi dari sebuah organisasi.

Dalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan

menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam aktivitas procurement. Aktivitas–aktivitas

yang termasuk adalah pemilihan supplier yang berkualitas, negosiasi harga, membangun

hubungan strategi dengan supplier, evaluasi supplier dan sertifikat.

2.1.2 Metode Procurement.

Perusahaan - perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh

produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang

diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan lainnya.

Metode-metode utama dari procurement ini terdiri dari :

1. Membeli dari manufaktur, penjual grosir, atau pengecer dari katalog – katalog

mereka dan adanya negosiasi.

2. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau

membeli melalui mal-mal industri.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

9

3. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui

katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga. Pendekatan ini digunakan

untuk implementasi desktop purchasing, yang memungkinkan requisition untuk

memesan secara lansung dari vendor.

4. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok bersaing dengan

yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian dalam jumlah besar.

5. Membeli dari situs pelelangan umum atau privasi dimana organisasi

berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.

6. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana memeriksa

permintaan partisipan, menciptakan jumlah besar. Kemudian kelompok ini dapat

menegosiasikan harga atau menginisiasi proses tender.

7. Berkolaborasi dengan para pemasok untuk berbagi informasi tentang penjualan

dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan dan stock-out dan

mempertinggi ketepatan waktu pengiriman.

2.2 E-procurement.

2.2.1 Pengertian.

E-procurement merupakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik oleh

perusahaan (Turban, 2004, p.232). E-Procurement merupakan integrasi dan manajemen

elektronik terhadap semua aktivitas pengadaan termasuk permintaan pembeliaan,

pemberian hak pemesanan, pengiriman dan pembayaran antara pembeli dan pemasok

(Chaffey, 2004, p.309).

E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk perantaraan produk dan jasa

atau digunakan untuk tendering produk dan jasa antara perusahaan dengan pemasok. E-

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

10

procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-perusahaan besar dan badan-

badan usaha umum. E-procurement merupakan aplikasi e-commerce untuk proses

negosiasi dan perjanjian (contracting).

2.2.2 Konsep E-procurement.

Berikut ini adalah diagram e-procurement management, sebagai berikut:

Gambar 2.1 e-procurement management

Sumber : Kalakota (2000, p.339)

2.2.3 Proses E-procurement.

Berikut ini adalah alur proses procurement yang digambarkan sebagai berikut:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

11

Gambar 2.2 The Procurement Process

Sumber : Turban (2004)

Pre-purchase activities After purchase activities

Search for Vendors and Product E-Catalogs, brosur,conventions, exhibit, telephone calls, visits

Quality Vendors Which vendor we can do business with? Research firm, financial, stability, credit history

Select a market mechanism Privat, public, auctions, exchange Tendering system has a special process

Compare and Negotiate Price, financing, delivery, quality, etc

Make a purchase (individual or committee) Have a contact Arrange payment

Initiate a purchase order Electronic form or trigger ready order

Arrange a pick-up or receive shipment

Check shipping document, billing, quality

Make payment Approve payment. Arrange money transfer

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

12

Semua proses manual dari membuat requisition, permintaan kuota, undangan

tender, pengeluaran Purchase Order dan implementasi permintaan dapat didukung secara

atomatis. (Turban, 2004, p.233)

2.2.4 Tujuan dan Keuntungan dari E-procurement.

Dengan mengotomatisasi dan mengefisiensikan aktivitas yang sulit dari fungsi

pembelian, para profesional pembelian dapat berfokus pada beberapa strategi pembelian

dan mencapai tujuan dan keuntungan dari e-procurement (Turban, 2004) :

1. Meningkatkan produktivitas dari agen-agen pembelian seperti penyediaan waktu

yang lebih banyak dan mengurangi tekanan kerja.

2. Menurunkan harga pembelian melalui standarisasi produk dan konsolidasi dari

pembelian.

3. Meningkatkan aliran informasi dan manajemen seperti informasi pemasok dan

informasi harga.

4. Meningkatkan proses pembayaran.

5. Meminimalkan pembelian dari supplier yang bukan kontrak.

6. Membangun efesiensi, hubungan kolaborasi supplier.

7. Memastikan pengiriman tepat waktu, setiap waktu.

8. Mengurangi kebutuhan keahlian dan kebutuhan pelatihan-pelatihan agen

pembelian.

9. Merampingkan proses pembelian, membuatnya menjadi lebih sederhana dan

cepat.

10. Menemukan supplier baru yang dapat menyediakan barang dan jasa yang lebih

cepat atau lebih murah.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

13

11. Meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian dan pengiriman.

12. Memonitor dan mengatur kebiasaan membeli.

13. Merampingkan proses procurement, membuat secara sederhana dan cepat

14. Memiliki pilihan supplier yang lebih luas sehingga perusahaan dapat

membandingkan tawaran pemasok-pemasok tersebut seperti membandingkan

harga, kualitas, kecepatan pengiriman pesanan

15. Dari sisi supplier adalah dapat memperoleh kesempatan tender yang lebih luas

karena dapat memperoleh informasi melalui web di internet dan mengurangi

biaya untuk pengajuan tender

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

14

2.3 Sistem Informasi.

2.3.1 Pengertian Sistem.

Sistem adalah kumpulan objek – objek seperti orang, sumber daya, konsep dan

prosedur yang diharapkan dapat menampilkan fungsi yang dikenal atau untuk mencapai

sasaran. (Turban dan Aronson, 2001, p.34). Menurut Mcleod (2002, p.11) seperti yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Hendra Teguh, SE, Ak., sistem adalah

sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai suatu tujuan.

2.3.2 Pengertian Sistem Informasi.

Sistem Informasi adalah kombinasi dari dua orang , perangkat keras, perangkat

lunak dan jaringan komputer serta sumber data yang mengumpulkan, merubah dan

menyebarkan informasi dalam organisasi (O’brien, 2005, p.7).

Menurut Bentley et al (2002, p.8), Sistem informasi adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,

dan pengendalian dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga membantu para manajer

dan karyawan untuk menganalisis masalah, memvisualisasikan hal-hal kompleks, dan

menciptakan produk baru.

Menurut Wikipedia.com, Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk

mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer,

perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang

menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah

suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

15

dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi

guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.

2.3.3 Pengertian Internet, intranet, dan ekstranet.

Internet merupakan sebuah koleksi global dari ribuan jaringan yang dikelola

secara bebas. Menurut Zeid (2000, p.19), internet (interconnected network) adalah

sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan

jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Pada internet dapat terjadi berbagai macam

transaksi bisnis yang terjadi secara online.

Pengertian internet menurut Greentein et al (2002, p.6) adalah infrastruktur yang

sangat unik dimana tidak dimiliki oleh setiap orang. Internet adalah jaringan dari

jaringan yang dimana selalu berkembang dengan seiring berjalannya waktu.

Internet terdiri dari jutaan jaringan yang bersama-sama membawa informasi-

informasi dan layanan yang bervariasi seperti e-mail, yang saling terhubung [http 1].

Intranet dilindungi oleh ukuran keamanan seperti password, enkripsi, dan

firewall, sehingga hanya dapat di akses melalui internet oleh pemakai yang memiliki

otorisasi (O`Brien, 2005). Sedangkan menurut Whiteley (2004, p.168), beberapa

organisasi memiliki situs web yang tersedia pada internet dengan akses yang terbatas

kepada pemegang password, seperti fasilitas yang dinamakan ekstranet. Pengertian

ekstranet adalah hubungan jaringan yang menggunakan teknologi internet untuk saling

menghubungkan intranet suatu bisnis dengan intranet pelanggannya, pemasok, dan mitra

bisnis lainnya (O`Brien, 2005).

Menurut Mcleod (2004, p.222) organisasi dapat membatasi akses jaringan

mereka hanya bagi anggota organisasinya dengan menggunakan intranet. Intranet

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

16

menggunakan protokol jaringan yang sama dalam internet tetapi membatasi akses ke

sumber daya komputer hanya bagi sekelompok orang pilihan di dalam organisasi.

Berdasarkan teori-teori diatas, bahwa internet merupakan sumber informasi yang

dibutuhkan bagi perusahaan. Internet memberikan jaringan yang dapat dihubungkan

antar divisi diperusahaan. Sedangkan ekstranet merupakan jaringan antar perusahaan

yang mempunyai perlindungan agar hanya dapat di akses oleh pemakai yang memiliki

otoritas. Sedangkan ekstranet merupakan perluasan dari jaringan internet dengan

jaringan intranet yang terbuka bagi perusahaan, supplier dan pebisnis lain untuk

menjalin hubungan bisnis.

2.4 E-Business.

Pengertian e-business adalah melakukan berbagai macam aktivitas bisnis yang

secara elektronik dengan mudah menggunakan teknologi yang berbasis internet

(Kalakota, 2001). Proses e-business mencakup tidak hanya pemasaran dan penjualan

online, tetapi manajemen supply chain dan saluran, manufacturing dan kontrol

persediaan, operasi keuangan dan prosedur arus kerja pegawai yang melintasi

keseluruhan organisasi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

17

2.5 Business to Business (B2B).

2.5.1 Pengertian.

Business to business (B2B) merupakan model e-commerce dimana semua yang

berpartisipasi adalah para pebisnis dan organisasi lainnya. B2B adalah transaksi yang

diadakan secara elektronik antar bisnis melalui internet, intranet, ekstranet , atau

jaringan pribadi.

2.5.2 Model Business to Business (B2B).

Model Business to Business (B2B) terdiri dari :

1. Model berpusat pada perusahaan (one-to-many, many-to-one).

Dalam model ini, satu perusahaan melakukan penjualan yang disebut tempat

pemasaran sisi penjualan (one-to-many), dan satu perusahaan yang lain

melakukan semua pembelian yang disebut tempat pemasaran sisi pembelian

(many-to-one).

2. Tempat Pemasaran Banyak ke Banyak – Pertukaran (Many-to-Many: Exchange).

Area ini merupakan tempat pemasaran secara elektronik dimana banyak pembeli

dan banyak penjual bertemu secara elektronik dengan tujuan perdagangan antar

yang lain.

3 Tempat Pemasaran Sisi Penjual Satu ke Banyak (One-to-Many: Sell-side

Marketplaces).

Tempat pemasaran berbasis web dimana satu perusahaan menjual ke banyak

pembeli melalui catalog elektronik atau pelelangan, frekuensi pada ekstranet.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

18

4 Model B2B lain dan jasa.

Persetujuan bisnis dengan bisnis-bisnis untuk tujuan lain selain hanya penjualan

dan pembelian. Salah satu contohnya adalah perdagangan kolaboratif, beberapa

tipe jasa dan hubungan seperti penggabungan value chain, penyedia jasa value

chain dan perantara informasi.

2.6 Konsep Permintaan dan Penawaran.

2.6.1 Konsep dasar permintaan.

Menurut Gaspersz (2005, p.13), pada dasarnya permintaan dapat didefenisikan

sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama

periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu.

2.6.2 Konsep dasar penawaran.

Menurut Gasperz (2005, p.35), pada dasarnya penawaran dapat didefinisikan

sebagai kuantitas produk (barang dan/ atau jasa) yang ditawarkan untuk dijual dipasar,

yang secara umum sangat tergantung pada sejumlah besar variabel.

2.7 Metodologi Penelitian.

2.7.1 Jenis dan Metode Penelitian.

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah jenis

penelitian studi khusus yang dilakukan dengan mengamati dan mempelajari penerapan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

19

kasus suatu aktivitas dilapangan serta melakukan wawancara terhadap pihak – pihak

yang terkait.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara

melakukan penelitian studi kasus pada objek penelitian, kemudian melaporkannya dalam

bentuk laporan deskriptif yang menggambarkan hasil penelitian

2.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data penelitian diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan yang

dimaksudkan untuk memperoleh data primer di tempat penelitian secara langsung

dengan menggunakan metode observasi dan wawancara baik secara tatap muka

langsung maupun melalui telepon atau e-mail.

Untuk pendukungnya dilakukan penelitian kepustakaan yang dimaksudkan untuk

memperoleh data sekunder dan landasan teoritis serta berpikir dengan mempelajari

beberapa sumber literature yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang

dilakukan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

20

2.8 Analisis Lima kekuatan Porter.

Menurut David (2005, p.130), Model lima kekuatan Porter tentang analisis

kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan

strategi perusahaan berdasarkan analisis industri perusahaan. Analisis ini dilakukan

untuk melihat kondisi pasar/industri perusahaan, apakah terjadi perubahan yang dapat

mempengaruhi bisnis perusahaan. Dari analisis tersebut didapatkan hasil untuk

perusahaan untuk mengambil langkah antisipasi terhadap perubahan lingkungan

pasar/industri yang terjadi

Gambar 2.3 Model lima kekuatan Porter.

Sumber : David (2005, p.131)

Menurut Porter, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan, yaitu :

1 Persaingan antar perusahaan sejenis.

Potensi pengembangan produk substitusi.

r menawar supplier.

Kemungkinan masuknya pesaing baru.

Persaingan antar perusahaan sejenis.

Kekuatan tawar menawar konsumen.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

21

2 Kemungkinan masuknya pesaing baru.

3 Potensi pengembangan produk substitusi.

4 Kekuatan tawar menawar supplier.

5 Kekuatan tawar menawar konsumen.

2.8.1 Persaingan antar perusahaan sejenis.

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar

dalam lima kekuatan kompetitif. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pesaing

perusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Sehingga bagi perusahaan yang baru

akan masuk kedalam industri tersebut dapat mengetahui siapa pesaing-pesaingnya.

Intensitas persaingan di antara perusahaan sejenis yang bersaing cenderung meningkat

karena jumlah pesaing semakin bertambah, ketika pesaing semakin beragam dalam hal

kemampuan, ketika konsumen dapat dengan mudah perpindah ke perusahaan lain, ketika

hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap tinggi, ketika produk

mudah rusak, dan ketika merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industri.

2.8.2 Kemungkinan masuknya pesaing baru.

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri akan tergantung dari besar

atau kecilnya hambatan masuk yang ada. Jika hambatan ini besar maka ancaman

masuknya pendatang baru akan rendah. Hambatan-hambatan itu merupakan situasi dan

kondisi yang membatasi perusahaan dalam memperoleh jalan masuk ke dalam suatu

industri. Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu :

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

22

1 Skala ekonomi.

2 Diferensiasi produk.

3 Kebutuhan modal.

4 Biaya beralih pemasok (switching cost).

5 Akses ke saluran distribusi.

6 Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala ekonomi (cost

advantages independent scale).

7 Kebijakan pemerintah.

2.8.3 Potensi pengembangan produk substitusi.

Potensi adanya produk substitusi dapat berpengaruh bagi perusahaan jika

konsumen tetap perusahaan telah berpindah ke perusahaan lain dikarenakan produk

substitusi yang ada lebih baik daripada produk suatu perusahaan. Cara terbaik untuk

mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar

yang didapat oleh produk tersebut dan memantau rencana perusahaan untuk

meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

2.8.4 Kekuatan tawar menawar supplier.

Kekuatan tawar menawar supplier dapat dikatakan kuat sehingga mempengaruhi

intensitas persaingan dalam suatu industri ketika :

1 Terdapat banyak supplier namun tidak dapat di handalkan kerena produk yang

di tawarkan terlalu mahal atau tidak mampu untuk memenuhi pesanan suatu

perusahaan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

23

2 Produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli.

3 Pembeli bukan konsumen penting bagi supplier.

4 Produk supplier penting bagi konsumen.

5 Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan (switching cost) yang

tinggi bila beralih ke supplier lain.

2.8.5 Kekuatan tawar menawar konsumen.

Kekuatan tawar menawar konsumen dapat dikatakan kuat ketika konsumen

terkonsentrasi atas besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar

menawar perusahaan menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan

dalam suatu industri. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih tinggi ketika

produk yang di beli konsumen adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi.

Persaingannya adalah untuk mendapatkan pembeli dan untuk melakukan perdagangan

pada harga yang menghasilkan laba yang dapat diterima.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

24

2.9 Kerangka Perumusan Strategi.

Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam

kerangka pembuatan keputusan dalam 3 tahap :

TAHAP 1 : TAHAP INPUT

Matriks Evaluasi Faktor

Eksternal (EFE)

Matriks Profil / Persaingan

(CPM)

Matriks Evaluasi Faktor Internal

(EFI)

TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN

Matriks Internal-

Eksternal (IE)

Matriks Strategic

Position and

Action Evaluation

(SPACE)

Matriks

TOWS

Matriks

BCG Matriks Grand Strategy

TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Gambar 2.4 Kerangka Kerja Analisis Strategi. Sumber : David (2005, p.283)

2.9.1 Tahap Input.

Informasi yang diperoleh dari Matriks EFE, matriks CPM dan matriks EFI

menjadi informasi masukan untuk matriks tahap pencocokan. Alat input membutuhkan

penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif selama tahap awal dari proses

perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan dengan

tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun

strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif.

Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat

yang sesuai.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

25

2.9.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Menurut David (2005, p.206-208), menjelaskan bahwa tahapan ekstraksi dalam

menjalankan audit manajemen strategis adalah membuat matrik EFI. Matrik EFI

merupakan suatu alat formulasi strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama suatu perusahaan dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan

dasar untuk mengindentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.

Matriks ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan

di antara bidang-bidang ini. Penilaian intuitif diperlukan dalam membuat matriks EFI.

Matriks EFI dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut :

1. Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam proses

audit internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk

kekuatan maupun kelemahannya. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian

kelemahan.

2. Berikan bobot dengan kisaran 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (terpenting) pada

setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa

penting faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam industri yang di

gelutinya. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau

kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh besar

terhadap kinerja organisasi di beri bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot

harus sama dengan 1.0.

3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan

apakah faktor itu merupakan kelemahan besar (peringkat = 1), kelemahan kecil

(peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan besar (peringkat =

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

26

4). Ingatlah bahwa peringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan, sedangkan 1 atau 2

hanya untuk kelemahan. Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan,

sedangkan bobot dalam langkah 2 berdasarkan keadaan industri.

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang

dibobot untuk setiap variabel.

5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai

yang dibobot untuk organisasi.

Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks EFI, jumlah nilai

yang dibobot dapat berkisar 1.0 yang rendah sampai 4.0 yang tinggi, dengan rata-rata

2.5. Total nilai yang dibobot jauh di bawah 2.5 merupakan ciri organisasi yang lemah

secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2.5 menunjukkan posisi internal

yang kuat. Seperti matriks EFE, matriks EFI harus memuat antara 10 sampai 20 faktor.

Jumlah faktor tidak berpengaruh terhadap rentang jumlah nilai yang dibobot karena

bobot selalu berjumlah 1.0.

2.9.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Menurut David (2005, p.143-p.145), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

membuat perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi,

sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan

persaingan. Terdapat lima langkah dalam pengembangan matriks EFE :

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang di identifikasi dalam proses audit

eksternal. Cari nama 10 dan 20 faktor, termasuk peluang-peluang dan ancaman

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

27

yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu

kemudian ancaman. Usahakan se-spesifik mungkin.

2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (amat penting).

Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam

industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar daripada ancaman.

Tetapi ancaman juga menerima bobot tinggi, jika berat atau sangat mengancam.

Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses

dan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot

yang diberikan pada faktor di atas harus sama dengan 1.0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal kunci

untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu merespon faktor

tersebut, dengan catatan 4 = respon luar biasa, 3 = respon di atas rata-rata, 2 =

respon rata-rata, 1 = respon jelek. Peringkat didasarkan atas keadaan perusahaan,

sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industri. Penting untuk

diperhatikan bahwa baik peluang maupun ancaman dapat memperoleh peringkat

1,2,3, atau 4.

4. kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot.

5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai

bobot total bagi organisasi.

Berapapun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks

EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4.0 dan yang

terendah adalah 1.0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2.5. jumlah nilai yang dibobot

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

28

sama dengan 4.0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon yang sangat

bagus terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata

lain, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan

meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal. Jumlah nilai yang

dibobot sama dengan 1.0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan

peluang atau menghindari ancaman eksternal.

2.9.2 Tahap Pencocokan

Strategi terkadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan

ketrampilan internal dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor

ekternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri teknik-teknik yang

dapat dipakai tanpa harus berurutan. Seluruh perangkat ini tergantung pada informasi

yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal

dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan

eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang dapat

dijalankan. Dalam kenyataannya, hubungan eksternal dan internal lebih kompleks

sehingga diperlukan lebih banyak perbandingan dalam proses pencocokan untuk setiap

strategi yang dibuat.

Pengembangan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang disebut ofensif atau serangan. Sedangkan strategi yang di desain untuk

memperbaiki kelemahan sambil menghindari ancaman dapat disebut defensif atau

bertahan. Setiap organisasi mempunyai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan

dan kelemahan internal yang dapat dibandingkan untuk merumuskan strategi alternatif.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

29

2.9.2.1 Matriks Internal – Eksternal (IE)

Menurut David (2005, p.300) Matriks Internal Eksternal (IE) menempatkan

berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE menempatkan

berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis, sehingga disebut sebagai

matriks portofolio. Di samping itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan

presentase kontribusi penjualan dari setiap divisi, dan potongan kue mengungkapkan

presentase kontribusi laba dari setiap divisi.

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : total nilai IFE yang diberi bobot

pada sumbu–x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu–y. Dari total nilai yang

dibobot dari setiap divisi, dapat disusun matriks IE pada tingkat korporasi.

1. Pada sumbu–x Matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1.0 sampai 1.99

menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang,

sedangkan nilai 3.0 sampai 4.0 dianggap kuat.

2. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari 1.0 sampai

1.99 dianggap rendah, nilai 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang, sedangkan nilai

3.0 sampai 4.0 dianggap tinggi.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

30

Gambar 2.5 Matriks IE (Internal-Eksternal) Sumber : David (2005, p.301)

Menurut David (2005, p.303), Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama

yang memiliki implikasi strategi berbeda.

Pertama, pada sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan

berkembang. Strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk atau strategi integratif seperti integrasi ke belakang, integrasi ke

depan, dan integrasi horizontal dapat menjadi strategi yang sesuai untuk divisi ini.

Kedua, pada sel III, V, dan VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan

strategi jaga dan pertahankan. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk

merupakan strategi umum yang sering digunakan pada divisi ini.

Ketiga, pada sel VI, VIII, dan IX adalah strategi tuai atau divestasi. Suatu

perusahaan yang berhasil mencapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar

sel I dalam matrik IE.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

31

Analisis Matriks Stength-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT).

Menurut David (2005, p.284), matriks Stength-Weakness-Opportunities-Threats

(SWOT) adalah suatu alat yang digunakan untuk mencocokkan faktor eksternal dan

internal yang penting yang membantu manager dalam mengembangkan empat sel

strategi :

1 SO - Stength Opportunities.

2 WO – Weakness Opportunities.

3 ST – Stength Threats.

4 WT – Weakness Threats.

Mencocokan factor eksternal dan internal merupakan bagian yang paling sulit

dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.

Penyajian yang sistematis dari matrik SWOT terdiri dari sembilan sel. Terdapat empat

sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang biasa dibiarkan kosong. Empat sel

factor kunci terdiri dari Stength, Weakness, Opportunities dan Threats.

Ada 8 langkah menurut David Fred (2005, p.286) yang terlibat dalam membuat matriks

SWOT :

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi SO

dalam sel yang ditentukan.

6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi

WO dalam sel yang ditentukan.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

32

7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST

dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi

WT dalam sel yang ditentukan.

Biarkan selalu kosong. Stength

Tuliskan kekuatan

perusahaan.

Weakness

Tuliskan kelemahan

perusahaan.

Opportunities

Tuliskan peluang

perusahaan.

Strategi SO

Gunakan kekuatan

perusahaan untuk

memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Atasi kelemahan

perusahaan dengan

memanfaatkan peluang.

Threats

Tuliskan ancaman

perusahaan.

Strategi ST

Gunakan kekuatan

perusahaan untuk

menghindari ancaman.

Strategi WT

Mengurangi kelemahan

perusahaan dan

menghindari ancaman.

Gambar 2.6 Matriks SWOT. Sumber : David Fred (2005, p.287)

1. SO - Stength Opportunities

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan

peluang eksternal perusahaan. Suatu perusahaan apda umumnya akan menjalankan

strategi WO, ST, atau WT untuk dapat mencapai situasi dimana perusahaan dapat

menerapkan strategi SO.

2. WO – Weakness Opportunities.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan

dengan memanfaatkan peluang eksternal perusahaan. Terkadang terdapat peluang

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

33

eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya

untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

3. ST – Stength Threats

Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal perusahaan. Ini tidak berarti perusahaan

yang kuat harus selalu menghadapi ancaman pada lingkungan eksternalnya.

4. WT – Weakness Threats

Strategi WT adalah strategi defensive yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan. Suatu

perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada

posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan dalam kondisi ini mungkin harus

berusaha bertahan hidup dengan mengubah strategi perusahaannya, mengurangi ukuran,

mendeklarasikan kebangkrutan atau memilih likuidasi.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

34

2.10 Value Network Analysis.

Menurut Ward dan Prepard (2002, p.267), Value network merupakan suatu bisnis

yang menyediakan sebuah penukaran dan penengah suatu mediasi antara pembeli dan

penjual dalam membangun suatu hubungan bisnis.

Menurut Stabell dan Fjeldstad (1998, p.429), Aktivitas utama (Primary

activities) dari beberapa perusahaan sebagai berikut :

1. Network promotion & Contract Management merupakan aktivitas – aktivitas

yang berhubungan dengan sesuatu yang potensial untuk bergabung kedalam

jaringan

2. Service Provisioning merupakan aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan

mendirikan, memelihara dan menghubungkan antara pelanggan dan rekening

untuk nilai yang dicapai

3. Network Infrastructure Operation merupakan aktivitas – aktivitas yang

berhubungan memelihara dan menjalankan fisik dan informasi infrastruktur.

Menurut Chan (2004, p.21), empat aktivitas pendukung yang menyokong

aktivitas utama sebagai berikut :

1. Procurement : fungsi dari penggunaan input pembelian pada value chain

organisasi. Contoh : Bahan baku, persediaan, item yang dikonsumsi, asset seperti

mesin, peralatan kantor, dan bangunan.

2. Technology Development : aktivitas – aktivitas nilai yang mencakup teknologi

atau sub-teknologi termasuk ilmu atau kemampuan melakukan sesuatu atau

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

35

prosedur. Contoh : penelitian dasar dan desain produk, persiapan dokumen,

pelayanan prosedur, dan penambahan teknologi kedalam produk.

3. Human Resource Management : aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan

perekrutan, penyewaan, pelatihan, perkembangan dan kompensasi untuk semua

media yang melibatkan seseorang.

4. Firm Infrastructure : Anggaran dari manajemen umum, perencanaan, keuangan,

akuntansi, Undang – Undang, dan urusan pemerintah yang dapat diterima oleh

aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Gambar 2.7 Value Network Diagram.

Sumber : Stabell and Fjeldstad,1998

Network Promotion & Contract Management

Service Provisioning

Network Infrastructure Operation

Firm Infrastructure

Human Resources Management

TechnologyDevelopment

Procurement

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

36

2.10.1 Tangible dan Intangible Exchange.

Pola dasar organisasi dalam bisnis adalah jaringan pertukaran aset tangible dan

intangible. Menurut Allee (2002, p.3), tangible exchange adalah transaksi yang

melibatkan barang, jasa atau pendapatan tetapi tidak terbatas pada barang fisik, jasa,

kontrak, invoice, nota pengembalian pembelian, request for proposal, konfirmasi atau

pembayaran. Sedangkan intangible exchange adalah pertukaran informasi yang berputar

dan mendukung produk serta proses utama perusahaan, tetapi bukan yang bersifat

kontrak. Intangibles adalah “little extras” dari para pelaku bisnis dalam menjalankan

proses bisnis sehingga berjalan lancar serta pemeliharaan relasi.

2.10.2 Value Exchange Diagram

Terdapat tiga elemen dasar dari metode pemetaan pertukaran; Nodes yang

menggambarkan pelaku. Nodes-nodes dalam peta akan saling mengirim dan menerima

tangible dan intangible aset. Hubungan ini digambarkan dengan tanda panah yang

disertai dengan label berisi judul aset atau deliverables.

Menurut Allee (2002, p.9), value exhange diagram digunakan untuk melihat

sebuah organisasi sebagai suatu jaringan yang terbentuk dari pertukaran intangible dan

tangible.

2.10.3 Impact Analysis

Setiap input yang masuk akan merangsang respon. Allee mengemukakan (2002,

p.14) bahwa value impact analysis menjawab pertanyaan “what are the tangible and

intangible costs or risk and gains for each inputs for a particular participant?”

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

37

Tabel 2.1 Tabel Impact Analysis Cost/Risk Benefits: High = H Medium= M Low=L

What

activities

does the

input

generate?

Does it

have

positive or

negative

impact on

cost and

tangibles?

Does it

have

positive or

negative

impact on

intangible

asset

What is

the oveall

cost/risk

for this

input?

What is

the oveall

benefits

for this

input?

What we

receive

Comes

from

Activities Tangible

Impact

Intangibles

Impact

Cost /

Risk

Benefits

Sumber: Alle 2002, p.15)

2.10.4 Value Creation Analysis

Alle mengemukakan bahwa value creation analysis menyerupai impact analysis.

Analisa ini berkonsentasi pada satu partisipan dalam satu waktu, menganalisa bagaimana

mereka menciptakan value untuk pihak lain dalam sistem. Langkah in menganalisa

bagaimana biaya tangible dan intangible yang muncul dari setiap output untuk masing-

masing partisipan.

Tabel 2.2 Tabel Value Creation Analysis

Cost/Risk Benefits: High = H Medium= M Low=L What do we do add value

to this output?

What we

output?

Goes To Value Enhancements or

Value Added

Cost/Risk Benefits

Sumber: Alle (2002, h. 15)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

38

2.11 Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek (OOAD).

Untuk analisis dan perancangan sistem digunakan pendekatan OOAD (Object

Oriented Analysis and design). Menurut Mathiassen et al, dalam suatu proyek

pengembangan akan dimulai dengan menerjemahkan kebutuhan sistem dengan

merumuskan suatu definisi sistem yang mendeskripsikan suatu sistem terkomputerisasi

dalam bahasa alami, yang mencakup informasi tentang fungsi yang harus ada, di mana

sistem akan dipakai dan kondisi pengembangan. Analisis yang dilakukan pada OOAD

ini dengan melakukan analisis Problem Domain dan analisis Application Domain.

Problem domain sebagai bagian dari konteks sistem yang dikelola, diawasi, atau

dikendalikan oleh sistem, sedangkan model adalah suatu deskripsi dari class, object,

struktur, dan perilaku dalam suatu problem domain. Tujuan dilakukannya analisis

problem domain adalah untuk mengidentifikasikan dan membuat model dari suatu

problem domain.

Tabel 2.3 Aktivitas dalam analisis Problem Domain.

Aktivitas Konten Konsep

Kelas (Class) Object dan event apa saja yang

merupakan bagian dari

problem domain?

Class, object, dan event

Struktur (structure) Bagaimana seluruh class dan

object dihubungkan bersama

secara konseptual?

Generalization, aggregation,

association, dan cluster

Perilaku (behavior) Properti dinamis apa saja yang

dimiliki object?

Event trace, pola perilaku

(behavioral pattern), dan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

39

atribut.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.48)

1. Kelas (Class)

Untuk memodelkan problem domain, pertama harus dimulai terlebih dahulu

dengan melakukan suatu aktivitas yaitu membuat suatu class. Definisi object adalah

suatu entitas yang memiliki identitas, kondisi (state), dan perilaku. Sedangkan event

didefinisikan sebagai suatu kejadian langsung yang melibatkan satu atau lebih object,

dan class didefinisikan sebagai suatu kumpulan object yang memiliki struktur, pola

perilaku dan atribut yang serupa. Dalam tahap ini kan dihasilkan suatu event table yang

menunjukkan hubungan class dengan event yang ada dalam sistem. Contoh class : class

mahasiswa dengan atribut NIM, nama, alamat, no. telpon, jurusan, kelas, ipk. Operasi

yang ada di class mahasiswa adalah insert, update, delete.

2. Struktur (Structure)

Adapun tujuan dari tahap ini adalah untuk menggambarkan hubungan struktural

antara class dan object dalam suatu problem domain. Dalam tahap ini akan dihasilkan

suatu diagram class yang menunjukkan class dan strukturnya.

Adapun struktur antar class antara lain :

a. Generalization

Merupakan suatu class umum atau super class menggambarkan property umum

untuk suatu kelompok dari class khusus (subclass).

b. Cluster

Merupakan suatu kumpulan class yang saling berhubungan.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

40

c. Aggregation

Merupakan suatu object superior yang memiliki sejumlah object inferior.

d. Association

Merupakan suatu relasi berarti antar sejumlah object.

3. Perilaku (Behavior)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat model dinamis dari suatu problem

domain. Dari tahap ini akan diperoleh suatu pola perilaku dengan atribut-atribut untuk

setiap class dalam suatu diagram class yang digambarkan dengan diagram state chart.

a. Event Trace

Merupakan urutan dari event yang terjadi pada suatu object.

b. Behavioral Pattern

Daftar kemungkinan event traces yang terjadi pada semua object di dalam class.

c. Atribut

Keterangan properti dari class atau event.

Application domain sebagai suatu organisasi yang mengelola, mengawasi, atau

mengendalikan suatu problem domain. Tujuan dilakukannya analisis application domain

adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan penggunaan dari suatu sistem.

Tabel 2.4 Aktivitas dalam analisis Application Domain.

Aktivitas Konten Konsep

Kegunaan (usage) Bagaimana sistem

bersangkutan

Use case dan actor

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

41

berinteraksi dengan

orang dan sistem lain?

Fungsi (function) Kemampuan proses

informasi apa yang

dimiliki oleh sistem?

Function

Tampilan (interface) Kebutuhan tampilan apa

yang menjadi tujuan dari

sistem?

Interface, user interface,

dan system interface

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.117)

1. Kegunaan (usage)

Tujuan dari tahap usage adalah untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi

dengan sistem, yang digambarkan dengan suatu diagram use case. Actor adalah suatu

abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran,

sedangkan use case adalah suatu pola interaksi antara sistem dan actor dalam

application domain.

2. Fungsi (Function)

Tujuan dalam tahap function adalah untuk menentukan kemampuan pemrosesan

informasi dari sistem yang bersangkutan yang ditunjukkan dengan suatu tabel fungsi

dengan spesifikasi dari fungsi-fungsi yang kompleks. Function juga sebagai suatu

fasilitas untuk membuat suatu model berguna bagi actor.

Tipe-tipe dari fungsi adalah sebagai berikut:

a. Update, diaktifkan oleh suatu event dari problem domain dan menghasilkan

perubahan status dari model.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

42

b. Signal, diaktifkan oleh suatu perubahan status model dan menghasilkan suatu

reaksi dalam konteks bersangkutan. Reaksi ini dapat berupa tampilan untuk actor

dalam application domain.

c. Read, diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actor dan

menghasilkan sistem menampilkan bagian-bagian relevan dari suatu model.

d. Compute, diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actor dan

terdiri dari suatu komputasi yang melibatkan informasi yang disediakan oleh

actor atau model yang menghasilkan suatu tampilan dari hasil komputasi

tersebut.

3. Tampilan (Interface)

Tujuan dari tahap interface ini adalah untuk menentukan tampilan dari suatu

sistem. Interface didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas yang membuat suatu model dan

fungsi dari sistem tersedia untuk actor.

Ada dua tipe interface, yaitu:

a. User interface, yang merupakan gaya dialog dan bentuk presentasi, diagram

navigasi, atau interface untuk berhubungan dengan user.

b. System interface, yang merupakan interface untuk mengintegrasikan dengan

sistem lain atau yang merupakan diagram class bagi alat-alat eksternal dan

protocol untuk berinteraksi dengan sistem lain

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

43

2.11.1 Use Case Modelling.

Use-case modeling menurut Bentley (2004, p.270) disebutkan yaitu “the process

of modeling a system’s function in terms of business events, who initiated the events, and

how the system responds to those events”. Yang dapat diartikan yaitu bahwa pemodelan

use case merupakan suatu proses dari pemodelan suatu fungsi sistem dalam

hubungannya dengan kejadian-kejadian bisnis, yang menginisiasikan kejadian-kejadian,

dan bagaimana sistem menjawab dari kejadian-kejadian itu.

Ada dua komponen utama dalam menampilkan use-case modeling, yaitu use

case diagram dan use-case narrative.

Menurut Bentley (2004, p.271), use-case diagram disebutkan yaitu “a diagram

that depicts the interaction between the system and external systems and users. In other

words, it graphically describes who will use the system and in what ways the user

expects to interact with the system”. Jadi use-case diagram merupakan sebuah diagram

yang mengambarkan interaksi antara sistem dan sistem-sistem eksternal dan pengguna-

pengguna. Dengan kata lain, ini secara jelas menerangkan siapa yang menggunakan

sistem dan dengan cara bagaimana si pengguna mengharapkan untuk berinteraksi

dengan sistem.

Sedangkan menurut Bentley (2004, p.272), use-case narrative disebutkan yaitu

“a textual description of the business event and how the user will interact with the

system to accomplish the task”. Maka use-case narrative dapat diartikan sebagai sebuah

penjelasan tekstual mengenai kejadian bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi

dengan sistem untuk menyelesaikan tugas.

Use-case modeling mengidentifikasikan dan menjelaskan fungsi-fungsi sistem

dengan menggunakan peralatan yang dinamakan use-case. Menurut Whitten (2004,

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

44

p.272), use-case diartikan yaitu “a behaviorally related sequence of steps (a scenario),

both automated and manual, for the purpose of completing a single business task”. Yang

maksudnya sebuah rangkaian yang berifat saling berhubungan dari langkah-langkah

(sebuah skenario), yang baik otomatis atau manual, untuk tujuan dari menyelesaikan

sebuah tugas bisnis. Jadi use-case juga mendeskripsikan fungsi-fungsi sistem dari

perspektif pengguna-pengguna eksternal dalam cara dan isteilah yang mereka pahami.

Use-case adalah sebuah hasil dari dekomposisi sebuah jangkauan fungsionalitas sistem

ke dalam banyak pernyataan-pernyataan yang lebih kecil dari fungsionalitas sistem.

Diagram use-case memiliki komponen-komponen yaitu: use-case, actor, lingkup

sistem, dan garis relasi. Berikut merupakan bentuk-bentuk dari komponen diagram use-

case:

Use case selalu dinotasikan dalam bentuk elips dengan nama mengandung kata

kerja aktif. Misalnya :

Gambar 2.8 contoh use case.

Setiap use case memiliki ruang lingkup sendiri dalam sebuah sistem, ruang

lingkup ini disebut system boundaries (lingkup sistem), yang dalam gambar diagramnya

berupa garis yang membentuk persegi dengan nama sistem yang digunakan sebagai

judulnya.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

45

nama_aktor

Aktor digambarkan dalam notasi sebagai berikut :

Gambar 2.9 Actor.

Berikut merupakan gambar dari diagram use case :

Gambar 2.10 Use case diagram.

Use case merupakan alur bisnis yang muncul karena adanya actor yang

melakukan suatu interaksi dengan system untuk bertukar data. Aktor akan menentukan

aktivitas sistem, sebuah use case, untuk tujuan dari penyelesaian beberapa tugas bisnis

yang menghasilkan sesuatu yang bernilai. Garis relasi merupakan sebuah garis antara

dua simbol dalam diagram use case yang menunjukan sifat hubungan dari actor dan use

case yang dihubungkannya, seperti misalnya hubungan asosiasi, perpanjangan,

penggunaan, ketergantungan, dan penurunan sifat.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

46

2.11.2 Sequence diagram

Sequence menggambarkan hubungan antara object melalui pesan, di mana pesan

itu berurutan dengan waktu. Beberapa jenis pesan pada sequence diagram :

Simple message yang dapat bersifat aynchronous

Simple message return (optional)

a synchronous

2.11.3 Architectural Design

Pada tahap ini akan dilakukan penstrukturan sistem berdasarkan bagian-

bagiannya dan pemenuhan beberapa criteria design. Tahap ini juga merupakan suatu

framework bagi aktivitas pengembangan selanjutnya. Aktivitas Architectural Design

bertujuan untuk menstrukturkan suatu sistem yang terkomputerisasi. Hasil yang

diperoleh berupa struktur dari komponen-komponen dan proses-proses sistem. Tahap

Architectural Design memiliki tiga subaktivitas (Mathiassen, 2000, h173), yaitu :

Sumber : Mathiassen (2000, h176)

Gambar 2.11 Aktivitas dalam Architectural Design

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

47

2.11.4 Component Architecture

Component Architecture adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari

komponen-komponen yang saling terhubung. Component adalah kumpulan dari bagian-

bagian program yang membentuk sistem dan memiliki tanggung jawab yang telah

terdefinisikan dengan jelas (Mathiassen et al, 2000, h190).

2.12 Definisi Database.

Menurut Connolly (2002, p.14), Database adalah kumpulan data yang saling

berhubungan secara logis, memiliki deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari sebuah organisasi. Database adalah sebuah tempat

penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan secara bergantian oleh berbagai

departemen. Seluruh data yang ada terintegrasi dan memiliki sangat sedikit duplikasi.

Menurut O’brien (2005, p.145) “database is an integrated collection of logically

related data elements, consolidates records previously stored in separate files into a

common pool of data elements that provides data for many applications”. Database

adalah kumpulan secara logikal.dari integrasi elemen data untuk mengkonsolidasikan

penyimpanan sebelumnya dalam file terpisah ke dalam baris elemen data yang

menghasilkan data untuk banyak aplikasi.

Database menurut Turban (2004, p.127) “Database is a set of files that designed

to meet information needs by organization” Database adalah kumpulan dari file-file

yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. File itu sendiri

berturut-turut terdiri atas Record, Field, Byte, Bite.

Jadi dapat disimpulkan bahwa database adalah sebuah tempat untuk menyimpan

data – data yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

48

2.12.1 DBMS (Database Management System)

Menurut Michael V. Mannino (2004, p.7), database management system is the

software that support the take over of data, dissemination, maintain, retrieve, and

formatting.

DBMS adalah sebuah software yang mendukung pengambil alihan data,

penyebaran, pemeliharaan, pengambilan, dan pemformatan. DBMS dapat mengatur

multiple file, tabel, atau objek pada waktu yang bersamaan. DBMS menyediakan fungsi

Data Manipulation Language (DML) dan Data Definition Language (DDL).

2.12.2 Komponen DBMS

DBMS dipisahkan menjadi lima komponen utama, yaitu:

1. Hardware

Adalah peralatan yang dibutuhkan dalam mengoperasikan DBMS.

2. Software

Adalah perangkat lunak yang digunakan dalam mengoperasikan DBMS.

3. Data

Adalah informasi yang akan digunakan dalam database.

4. Prosedur

Adalah metode serta aturan yang digunakan dalam penggunaan dan perancangan

database.

5. Pengguna

Adalah orang yang meggunakan database tersebut, dibagi menjadi:

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

49

a. Database Administrator

b. Database Designer

c. Software Developer

d. End-User

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Procurement. - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00367-MNSI bab 2.pdfDalam procurement management ini, bagian penjualan personal akan ...

50

2.13 Kerangka berfikir.

Gambar 2.12 Kerangka Berfikir

Sumber : penulis

Melakukan Analisis 5 kekuatan Porter

Melakukan Analisis value perusahaan

Analisis IE

Analisis SWOT

Analisis EFI Analisis EFE

Pengumpulan data perusahan

Melakukan Perancangan OOAD

Hasil Strategi

Melakukan Perancangan Fitur interface website

Rencana Implementasi

Class DIagram

Use Case Sequence Diagram

User Interface

Navigation Diagram

Analisis Value Network

Impact Analisis

Analisis Value Creation