BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem...

60
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3). (Anonymous, 2009, evaluasi), evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna memperoleh kesimpulan dan solusi atas permasalahan yang dinilai. 2.1.2 Pengertian Sistem Menurut McLeod (2001, p12), “A System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Evaluasi Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup

pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta

pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3).

(Anonymous, 2009, evaluasi), evaluasi adalah kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan

instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur tertentu untuk

memperoleh kesimpulan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu

permasalahan yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya

dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna memperoleh kesimpulan dan

solusi atas permasalahan yang dinilai.

2.1.2 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2001, p12), “A System is a group of elements

that are integrated with the common purpose of achieving an objective.”

Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

 

elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai suatu tujuan.

Pendapat James Hall (2001, p5), yang diterjemahkan oleh Amir

Abadi Jusuf, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen

yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Jadi, secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan

elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu

tujuan bersama.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2001, p16), “Information is processed data, or

meaningful data.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa informasi

adalah data yang telah diproses atau data yang sudah memiliki arti

tertentu bagi kebutuhan penggunanya.

Menurut Romney dan Steinbart (2003, p9), “Information is data

that have been organized and processed to provide meaning.” Secara

umum dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan

diproses untuk memberikan arti bagi orang yang menerimanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah

diproses dimana informasi tersebut akan digunakan oleh para

penggunanya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

 

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan

Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

kombinasi teratur apa saja dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p23), sistem informasi

adalah suatu interaksi antar komponen-komponen di dalam suatu

kesatuan terpadu untuk mengolah data menjadi informasi sesuai dengan

kebutuhannya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah sekumpulan sumber daya dalam organisasi, baik berupa

manusia, hardware, software, jaringan komunikasi yang saling

berinteraksi untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi

yang berguna bagi para pemakai informasi dalam suatu organisasi.

2.1.5 Pengertian Evaluasi Sistem Informasi

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan terencana yang bertujuan

untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk

mendapatkan hasil yang dibandingkan dengan menggunakan tolok ukur

tertentu untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya

organisasi tersebut.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

10 

 

2.2 Sistem Pengendalian Intern

2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p163), “sistem pengendalian intern

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organsisasi dan mengecek

ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p78) “sistem pengendalian

intern meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam

perusahaan untuk mengamankan kekayaan perusahaan, menguji

ketepatan, ketelitian dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta

untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian internal adalah sebuah sistem yang dirancang oleh pihak

manajemen sebuah organisasi untuk mengendalikan dan mengawasi

seluruh kegiatan organisasi tersebut untuk menjaga aset perusahaan dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Mulyadi (2001, p163) mengungkapkan 4 (empat) tujuan sistem

Pengendalian Intern, yaitu untuk:

a. Menjaga kekayaan organisasi.

b. Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

11 

 

c. Meningkatkan efisiensi usaha.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sedangkan, menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p75), Sistem

Pengawasan Internal dijalankan bertujuan untuk:

a. Mengamankan aset organisasi.

b. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan.

d. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijakan organisasi.

Tujuan dari Pengendalian Intern adalah untuk mengurangi resiko

atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan akibat suatu

kejadian.

2.2.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p165) unsur-unsur sistem pengendalian

intern adalah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional

secara tepat. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework)

pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan

pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk

melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi,

departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

12 

 

Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut

menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan perusahaan.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar

otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui

terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus

dibuat sistem yang dapat mengatur pembagian wewenang untuk

otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dan penggunaan formulir

harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan

otorisasi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Adapun cara-cara yang umum yang ditempuh untuk

menciptakan praktik yang sehat dalam organisasi adalah penggunaan

formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, dilakukan

pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada

pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Setiap

transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain,

perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga

independensi pejabat sehingga persekongkolan dapat dihindari.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

13 

 

Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Unsur

mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting yakni

karyawan yang kompeten dan jujur. Unsur pengendalian dapat

dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu

menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsur-

unsur sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi yang

memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, sistem wewenang

dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup

terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat

dalam tugas dan fungsi, karyawan yang cukup sesuai dengan

tanggungjawabnya.

2.3 Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Berbasis Komputer

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp126-127) yang dikutip dari

Weber (1999, p38), struktur pengendalian internal yang perlu dilakukan pada

sistem berbasis komputer adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Umum

2. Pengendalian Aplikasi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

14 

 

2.3.1 Pengendalian Umum

Pengendalian yang berlaku umum, artinya ketentuan-ketentuan

yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh

kegiatan komputerisasi di dalam pengendalian tersebut. Apabila tidak

dilakukan pengendalian ini atau pengendaliannya lemah maka berakibat

negatif terhadap pengendalian aplikasi.

Pengendalian umum terdiri dari:

1. Pengendalian Manajemen Puncak (Top Level Management Control)

Mengendalikan peranan manajemen dalam perencanaan

kepemimpinan dan pengawasan fungsi sistem.

2. Pengendalian Manajemen Sistem Informasi (Information System

Management Control)

Mengendalikan alternatif dari model pengembangan proses sistem

informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan dan

pengevaluasian bukti.

3. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (System

Development Management Control)

Mengendalikan tahapan utama dari daur hidup program dan

pelaksanaan dari tiap tahap.

4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resource Management

Control)

Mengendalikan peranan dan fungsi dari data administrator atau

database administrator .

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

15 

 

5. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance

Management Control)

Mengendalikan fungsi utama yang harus dilakukan oleh Quality

Assurance Management untuk meyakinkan bahwa pengembangan,

pelaksanaan dan pengoperasian serta, pemeliharaan dari sistem

informasi sesuai dengan standar kualitas.

6. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Control)

Pengendaliaan terhadap manajemen keamanan secara garis besar

bertanggungjawab dalam menjamin aset sistem informasi tetap aman.

Ancaman utama terhadap keamanan aset sistem informasi adalah:

a. Ancaman kebakaran

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman kebakaran:

1) Memiliki alarm kebakaran otomatis yang diletakkan pada

tempat dimana aset-aset sistem informasi berada.

2) Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan pada lokasi yang

mudah diambil.

3) Memiliki tombol utama (termasuk AC).

4) Gedung tempat penyimpanan aset informasi dibangun dari

bahan tahan api.

5) Memiliki pintu/tangga darurat yang diberi tanda dengan jelas

sehingga karyawan mudah menggunakannya.

6) Ketika alarm berbunyi, signal langsung dikirim ke stasiun

pengendalian yang selalu dijaga staf.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

16 

 

7) Prosedur pemeliharaan gudang yang baik menjamin tingkat

polusi sesuatunya telah dirawat dengan baik.

b. Ancaman banjir

Beberapa pelaksanaan untuk ancaman banjir:

1) Usahakan bahan untuk atap, dinding dan lantai yang tahan air.

2) Menyediakan alarm pada titik strategis dimana material aset

sistem informasi dilakukan.

3) Semua material aset sistem informasi diletakkan di tempat

yang tinggi.

4) Menutup peralatan hardware dengan bahan yang tahan air

sewaktu tidak digunakan.

c. Perubahan tenaga sumber energi

Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi perubahan

tegangan sumber energi listrik, misalnya menggunakan stabilizer

atau Uninteruptable Power Supply (UPS) yang memadai dan

mampu meng-cover tegangan listrik jika tiba-tiba turun.

d. Kerusakan struktural

Pelaksanaan struktural terhadap aset sistem informasi dapat terjadi

karena adanya gempa. Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk

mengantisipasi kerusakan struktural misalnya adalah memilih

lokasi perusahaan yang jarang terjadi gempa.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

17 

 

e. Polusi

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi polusi,

misalnya situasi kantor yang bebas debu dan tidak diperbolehkan

membawa binatang peliharaan atau melarang karyawan membawa

atau meletakkan minuman di dekat peralatan komputer.

f. Penyusup

Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi penyusup, dapat

dilakukan dengan penempatan penjaga dan penggunaan alarm.

g. Virus

Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus meliputi

tindakan:

1) Preventive, seperti meng-install antivirus dan meng-update

secara rutin, melakukan scan file yang digunakan.

2) Detective, seperti melakukan scan secara rutin.

3) Corrective, seperti memastikan back up data bebas virus,

pemakaian antivirus terhadap file yang terinfeksi.

h. Hacking

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi

hacking:

1) Penggunaan kontrol logical seperti penggunaan password

yang sulit untuk ditebak.

2) Petugas keamanan secara teratur memonitor sistem yang

digunakan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

18 

 

7. Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Control)

Secara garis besar pengendalian manajemen operasi (Operations

Management Control) bertanggungjawab terhadap hal-hal sebagai

berikut:

a. Pengoperasian komputer (Computer Operations)

Tipe pengendalian yang harus dilakukan:

1) Menentukan fungsi-fungsi yang harus dilakukan operator

komputer maupun fasilitas operasi otomatis.

2) Menentukan penjadwalan kerja pada pemakaian hardware

atau software.

3) Menentukan perawatan terhadap hardware agar dapat berjalan

baik.

4) Pengendalian perangkat keras berupa hardware controls dari

produsen untuk deteksi hardware malfunction.

b. Pengoperasian Jaringan (Network Operations)

Pengendalian yang dilakukan ialah memonitor dan memelihara

jaringan dan pencegahan terhadap akses oleh pihak yang tidak

berwenang. Pengendalian sistem komunikasi data antara lain jalur

komunikasi, Hardware, Cryptology, dan Software.

c. Persiapan dan peng-entry-an data (Preparation and Entry Data)

Fasilitas-fasilitas yang ada harus dirancang untuk memiliki

kecepatan dan keakuratan data serta telah dilakukan terhadap

peng-entry-an data.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

19 

 

d. Pengendalian produksi (Production Control)

Fungsi yang harus dilakukan untuk pengendalian produksi adalah:

1) Penerimaan dan pengiriman input dan output.

2) Penjadwalan kerja.

3) Manajemen pelayanan.

4) Peningkatan pemanfaatan komputer.

e. File Library

Fungsi yang harus dilakukan untuk file library adalah:

1) Penyimpanan media penyimpanan (storage of storage media).

2) Penggunaan media penyimpanan (use of storage media).

3) Pemeliharaan dan penempatan media penyimpanan

(maintenance and disposal of storage media).

4) Lokasi media penyimpanan (location of storage media).

f. Documentation and Program Library

Orang yang bertanggungjawab atas dokumentasi mempunyai

beberapa fungsi yang harus dilakukan yaitu:

1) Memastikan bahwa semua dokumentasi disimpan secara

aman.

2) Memastikan bahwa hanya orang yang mempunyai otorisasi

saja yang bisa mengakses dokumentasi.

3) Memastikan bahwa dokumentasi tersebut selalu up to date.

4) Memastikan adanya back up yang cukup untuk dokumentasi

yang ada.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

20 

 

g. Help Desk or Technical Support

Ada dua fungsi utama help desk or technical support yaitu:

1) Membantu end user dalam menggunakan hardware dan

software yang berhubungan dengan end user seperti micro

computer, spread sheet packages, database management

packages dan local area networks.

2) Menyediakan technical support untuk sistem produksi dengan

dilengkapi suatu penyelesaian masalah yang berhubungan

dengan hardware, software dan database.

h. Capacity Planning and Performance Monitoring

Tujuan utama dari fungsi sistem informasi ini adalah untuk

mencapai tujuan dari penggunaan sistem informasi dengan biaya

serendah mungkin.

i. Management of Outsourced Operations

Saat ini banyak organisasi yang melakukan outsource terhadap

beberapa fungsi dari sistem informasi mereka. Alasan utama

dilakukannya outsource karena mereka ingin memfokuskan pada

fungsi inti bisnis mereka.

Pengendalian Umum yang akan digunakan penulis dalam

melakukan evaluasi adalah Pengendalian Manajemen Keamanan dan

Manajemen Operasi karena kedua pengendalian tersebut merupakan hal

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

21 

 

yang bersifat mendasar namun cukup penting dan jika tidak diperhatikan

dan diawasi dengan ketat, maka akan berdampak terhadap pengendalian

yang lain.

2.3.2 Pengendalian Aplikasi

2.3.2.1 Pengendalian Batasan (Boundary Control)

Pengendalian Boundary menentukan hubungan antara

pemakai komputer dengan sistem komputer itu sendiri, ketika

pemakai menggunakan komputer maka fungsi boundary berjalan.

a. Pengendalian Kriptografi (Cryptographic Control)

Pengendalian Kriptografi dirancang untuk

mengamankan data pribadi dan untuk menjaga modifikasi data

oleh orang yang tidak berwenang, cara ini dilakukan dengan

mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang yang

tidak dapat menguraikan data tersebut.

b. Pengendalian Akses (Access Control)

Pengendalian akses berfungsi untuk membatasi

penggunaan sumber daya sistem komputer, membatasi dan

memastikan user untuk mendapatkan sumber daya yang

mereka butuhkan. Mekanisme pengendalian akses terdiri dari:

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

22 

 

1. Identifikasi dan Otentikasi (Identification and

Authentication)

User mengidentifikasi dirinya pada mekanisme

pengendalian akses dengan memberi informasi seperti

nama atau nomor rekening. Informasi tersebut

memungkinkan mekanisme untuk menentukan bahwa data

yang masuk sesuai dengan informasi pada file otentikasi.

Terdapat tiga bagian yang dapat diisi oleh user untuk

informasi otentikasi yaitu:

a. Informasi yang mudah diingat, contohnya: nama, tanggal

lahir, nomor account, password dan PIN.

b. Obyek berwujud yang dimiliki, contohnya: Badge, plastic

card, kunci dan cincin.

c. Karakter pribadi, contohnya : sidik jari, ukuran tangan,

suara, tanda tangan, pola retina mata.

2. Sumber Daya Obyek.

Sumber Daya digunakan oleh user berdasarkan sistem

informasi berbasis komputer dapat dibagi menjadi empat jenis

yaitu:

a. Hardware, contohnya : terminal, printer, processor , disk.

b. Software, contohnya : program sistem aplikasi, storage

space.

c. Komoditi, contohnya : Processor time, storage space

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

23 

 

d. Data, contohnya : files, groups, data item (termasuk

images dan sound).

3. Hak Istimewa (Action Privileges)

Hak istimewa diberikan kepada user berdasarkan pada

tingkatan kewenangan user dan jenis sumber daya yang

diperlukan oleh user. Contoh hak istimewa ini adalah user

hanya dapat melakukan akses berupa membaca tetapi tidak

bisa mengubah atau menambah (dikenal dengan istilah read

only) atau user hanya memiliki fasilitas menambah data tetapi

tidak bisa mengubah atau menghapus data.

2.3.2.2 Pengendalian Masukan (Input Control)

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp130-134) yang

dikutip dari Weber (1999, pp420-450), komponen pada subsistem

input, bertanggungjawab untuk memasukkan data dan intruksi

pada sistem aplikasi, kedua jenis input tersebut harus divalidasi,

setiap kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol

sehingga input yang dimasukkan akurat, lengkap, unik dan tepat

waktu.

Komponen Pengendalian Input terdiri dari 8 (delapan)

komponen yaitu:

a. Metode Data Input

b. Perancangan Dokumen Sumber

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

24 

 

Menurut sudut pandang pengendalian, perancangan dokumen

sumber yang baik memiliki beberapa tujuan:

1. Mengurangi kemungkinan perekaman data yang error .

2. Meningkatkan kecepatan perekaman data.

3. Mengendalikan alur kerja.

4. Memfasilitasi pemasukan data ke sistem komputer.

5. Dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pembacaan

data.

6. Memfasilitasi pengecekan referensi berikutnya.

c. Perancangan Layar Data Entry

Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan

desain yang berkualitas pada layar tampilan data entry agar

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan supaya

tercapai efisiensi dan efektivitas entry data pada subsistem

input. Auditor harus dapat melakukan penilaian terhadap

layout rancangan input pada komputer agar dapat membuat

penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi subsistem input ini.

d. Pengendalian Kode Data

Tujuan kode data yang unik yaitu untuk mengidentifikasikan

entitas sebagai anggota dalam suatu grup atau set dan lebih

rapih dalam menyusun informasi yang dapat mempengaruhi

tujuan integritas data, keefektifan dan keefesienan. Ada 5

(lima) jenis kesalahan dalam pengkodean data yaitu:

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

25 

 

1. Addition (penambahan): sebuah karakter ekstra

ditambahkan pada kode, contoh 68573 dikode menjadi

685738.

2. Transaction (pemotongan) : sebuah karakter dihilangkan

dari kode, contoh 55871 dikode menjadi 5571.

3. Transcription (perekaman) : sebuah karakter yang salah

direkam, contoh 17842 menjadi 14842.

4. Transposition (perubahan) : karakter yang berdekatan

pada kode dibalik, contoh 87942 dikode menjadi 78942.

5. Double transposition : karakter dipisahkan oleh satu atau

lebih karakter yang dibalik, contoh 97942 dikode menjadi

84972.

e. Cek Digit

Cek digit digunakan sebagai peralatan untuk mendeteksi

kesalahan dalam banyak aplikasi, sebagai contoh : tiket

pesawat, proses kartu kredit, proses rekening bank, proses

pengumpulan item bank dan proses lisensi mengemudi.

f. Pengendalian Batch

Batching merupakan proses pengelompokkan transaksi

bersama-sama yang menghasilkan beberapa jenis hubungan

antara yang satu dengan yang lainnya. Pengendalian yang

bermacam-macam dapat digunakan pada batch untuk

mencegah atau mendeteksi error atau kesalahan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

26 

 

g. Validasi Input Data

Jenis pengecekan validasi input data:

1. Field Checks

Test validasi dapat diaplikasikan pada field yang tidak

bergantung pada field lainnya dalam laporan input.

2. Record Checks

Test validasi dapat diaplikasikan ke field berdasarkan

hubungan timbal balik yang logis dari suatu field dengan

field lainnya dalam laporan.

3. Batch Checks

Test validasi memeriksa apakah karakteristik laporan

batch yang dimasukkan sama dengan karakteristik batch.

4. File Checks

Test validasi menguji apakah karakteristik penggunaan file

selama pemasukan data sama dengan rumusan

karakteristik file.

h. Intruksi Input

Dalam memasukkan instruksi ke dalam sistem aplikasi

sering terjadi kesalahan karena adanya instruksi yang

bermacam-macam dan komplek. Karena itu, perlu

menampilkan pesan kesalahan. Pesan kesalahan yang

ditampilkan harus dikomunikasikan kepada user dengan

lengkap dan jelas.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

27 

 

2.3.2.3 Pengendalian Keluaran (Output Control)

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, pp134-136) yang

dikutip dari Weber (1999, pp615-646), subsistem output

menyediakan fungsi-fungsi yang menentukan isi dari data yang

akan disediakan bagi pengguna, sehingga data dapat diformat dan

dipersembahkan bagi pengguna dan bagaimana caranya agar data

dapat diperbaiki dan dikeluarkan untuk pengguna.

Tipe pengendalian yang berhubungan dengan Pengendalian

Output:

a. Inference Control

Pengendalian model akses memperbolehkan atau menolak

akses terhadap item data berdasarkan nama dari data item, isi

dari data item atau beberapa karakteristik dari serangkaian

data yang terdapat pada data item.

b. Batch Output and Distribution Control

Batch output adalah output yang dihasilkan pada beberapa

fasilitas operasional dan setelah itu dikirim atau disimpan oleh

pemakai output tersebut. Output ini menggunakan banyak

formulir, contohnya, keluaran laporan pengendalian

manajemen berisi tabel, grafik atau image. Pengendalian

terhadap batch output dilakukan dengan tujuan untuk

memastikan bahwa laporan tersebut akurat, lengkap dan tepat

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

28 

 

waktu yang hanya dikirim atau diserahkan kepada pemakai

yang berhak. 

c. Batch Report Design Controls

Elemen penting untuk melihat pengendalian efektivitas

pelaksanaan terhadap produksi, distribusi, laporan keluaran

batch adalah dengan melihat kualitas dari desainnya. Desain

laporan yang baik akan membuat pemakai mudah untuk

membaca output yang dihasilkan.

d. Online Output Production and Distribution Controls

Pengendalian terhadap produksi dan distribusi atas output

yang dilakukan melalui online secara garis lurus, tujuan

utamanya adalah untuk memastikan bahwa hanya bagian yang

memiliki wewenang saja dapat melihat output online tersebut.

e. Audit Trail Controls

Pengendalian jejak audit pada subsistem output dilakukan

untuk menjaga kronologi kejadian yang terjadi dari saat output

diterima sampai pemakai melakukan penghapusan output

tersebut karena sudah tidak dipakai atau disimpan lagi.

f. Existence Controls

Output dapat hilang atau rusak karena berbagai alasan, seperti

invoice hilang, online output terkirim pada alamat yang salah,

output terbakar karena kebakaran. Recovery terhadap

subsistem output secara akurat, lengkap dan tepat merupakan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

29 

 

hal yang sangat membantu kelangsungan hidup banyak

organisasi.

2.4 Audit

2.4.1 Pengertian Audit

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003, p53), Auditing

didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang yang

kompeten dan independen yang menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti dari informasi terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan

untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari

keterangan terukur yang telah diperoleh pemeriksaannya tersebut dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut Arens and Loebbecke (2003, p1), yang diterjemahkan

oleh Amir Abadi Jusuf, Auditing adalah proses pengumpulan dan

pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi ekonomi untuk menentukan

tingkat kesesuaian informasi ekonomi tersebut dengan kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut.

Jadi dapat disimpulkan audit adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan independen

dalam menghimpun bukti dan melakukan evaluasi terhadap obyek yang

diteliti berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan

menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

30 

 

2.4.2 Jenis-jenis Audit

Menurut Arens and Loebbecke (2003, p11), Audit dapat

digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis:

1) Audit Laporan Keuangan (General Financial Statement Audit)

Merupakan audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan

keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang telah

disajikan sesuai dengan kriteria tertentu.

2) Audit Operasional (Operational Audit)

Merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode

operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.

Dalam pemeriksaan operasional tinjauan yang dilakukan tidak hanya

dibatasi pada bagian akuntansi saja melainkan termasuk struktur

organisasi, penggunaan komputer dan sesudah audit operasional

dilakukan, auditor akan mengajukan saran kepada pihak perusahaan

tentang pemeriksaan operasionalnya.

3) Audit Kepatuhan

Adalah audit yang bertujuan untuk melihat apakah suatu badan usaha

yang diaudit telah melakukan prosedur atau peraturan yang telah

ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

31 

 

2.5 Audit Sistem Informasi

2.5.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Pengertian audit sistem informasi menurut Weber yang dikutip

dari www.isaca.org adalah “the process of collecting and evaluating

evidence to determine whether a computer system (information system)

safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational

goals effectively and consumes resources efficiently. Secara garis besar

dapat diterjemahkan bahwa audit sistem informasi merupakan proses

pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem

komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi,

mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan

organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki

secara efisien.

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2006, p419), audit sistem

informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti untuk

menentukan apakah sistem komputerisasi perusahaan telah menggunakan

aset sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung pengamanan

aset tersebut, memelihara kebenaran dan integritas data dalam pencapaian

tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit

sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan

bukti audit untuk mengetahui apakah sistem yang ada dapat melindungi

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

32 

 

aset perusahaan, memelihara integritas data dan, mendukung pencapaian

tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

2.5.2 Tujuan Audit Sistem Informasi

Sanyoto Gondodiyoto dan Henny Hendarti (2006, p400) menyimpulkan

tujuan audit sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Pengamanan Aset

Aset informasi suatu perusahaan seperti hardware, software,

sumber daya manusia, dan file data harus dijaga oleh suatu sistem

pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset

perusahaan. Dengan demikian, sistem pengamanan aset merupakan

suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

2. Menjaga Integritas Data

Integritas data merupakan salah satu konsep dasar sistem

informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti kelengkapan

dan keakuratan. Jika tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak

akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar, bahkan perusahaan

dapat menderita kerugian.

3. Efektifitas Sistem

Sistem informasi dikatakan efektif jika sistem tersebut dapat

mencapai tujuannya yaitu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan

user. Audit efektifitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan

pada tahap perencanaan sistem (system design).

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

33 

 

4. Efisiensi Sistem

Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan

efisien jika ia menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk

menghasilkan output yang dibutuhkan.

2.5.3 Prosedur Audit Sistem Informasi

Langkah dari Prosedur Audit Sistem Informasi digambarkan dalam

tahapan flow dibawah ini:

Gambar 2.1 Langkah Prosedur Audit

Sumber: Information System Control and Audit (Weber, 1999, p48)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

34 

 

Menurut Weber (1999, p47) beberapa tahapan di dalam audit

sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Audit (Planning the Audit)

Perencanaan merupakan fase pertama dari kegiatan audit, bagi

auditor eksternal hal ini artinya adalah melakukan investigasi

terhadap klien untuk mengetahui apakah pekerjaan mengaudit dapat

diterima, menempatkan staf audit, menghasilkan perjanjian audit,

menghasilkan informasi latar belakang klien, mengerti tentang

masalah hukum klien dan, melakukan analisa tentang prosedur yang

ada untuk mengerti tentang bisnis klien serta, mengidentifikasikan

resiko audit.

2. Pengujian Pengendalian (Tests of Controls)

Auditor melakukan control test ketika mereka menilai bahwa

kontrol resiko berada pada level kurang dari maksimum, mereka

mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing.

Sampai pada fase ini, auditor tidak mengetahui apakah identifikasi

kontrol telah berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan

evaluasi yang spesifik terhadap materi kontrol.

3. Pengujian Transaksi (Tests of Transactions)

Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk

mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi

pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan yang

material pada laporan keuangan. Test transaksi ini termasuk

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

35 

 

menelusuri jurnal dari sumber dokumen, memeriksa file harga dan

mengecek keakuratan perhitungan.

4. Pengujian Saldo atau Keseluruhan Hasil (Tests of Balances or Overall

Result)

Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada fase ini,

yang harus diperhatikan adalah pengamatan harta dan kesatuan data.

Beberapa jenis substantive test terhadap saldo yang digunakan adalah

konfirmasi piutang, perhitungan fisik persediaan dan, perhitungan

ulang aktiva tetap.

5. Penyelesaian Audit (Completion of the Audit)

Pada fase akhir audit, eksternal audit akan menjalankan

beberapa test tambahan terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan

laporan.

2.5.4 Metode Audit Sistem Informasi

Sanyoto Gondodiyoto dan Idris (2003, pp155-158) berpendapat

bahwa ada 3 (tiga) metode audit sistem informasi antara lain:

1. Audit Around the Computer

Untuk menerapkan metode ini, auditor pertama kali harus

menelusuri dan menguji pengendalian masukan, kemudian

menghitung hasil yang diperkirakan dari proses transaksi dan auditor

membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dihitung

secara manual.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

36 

 

2. Audit Through the Computer

Pada metode ini, auditor tidak hanya melakukan pengujian pada

input dan output melainkan juga pemeriksaan secara langsung

terhadap pemrosesan komputer melalui pemeriksaan logika dan

akurasi program meliputi coding program, desain aplikasi, serta hal

lain yang berkaitan dengan program aplikasinya.

3. Audit With the Computer

Pada metode ini audit dilakukan dengan menggunakan

komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanaan

audit. Metode ini sangat bermanfaat dalam pengujian substantif atas

file dan record perusahaan. Salah satu software audit yang dapat

digunakan adalah GAS (Generalized Audit Software) dan SAS

(Specialized Audit Software).

2.5.5 Standar Audit Sistem Informasi

Menurut Sanyoto Gondodiyoto dan Hendarti (2007, pp153-154)

CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

adalah sekumpulan dokumentasi yang best practices untuk IT governance

yang dapat membantu auditor, pengguna (user) dan manajemen untuk

menjembatani pembatas antara resiko bisnis, kebutuhan control dan

masalah-masalah teknis TI. CobIT bermanfaat bagi auditor karena

merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT Control

Issue. CobIT berguna bagi para information technology users karena

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

37 

 

memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang digunakan.

Sedangkan, para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi

dibidang teknologi informasi, menentukan arsitektur informasi dan

keputusan atas procurement (pengadaan atau pembelian) mesin.

Disamping itu, dengan kehandalan sistem informasi yang ada pada

perusahaannya, diharapkan berbagai keputusan bisnis dapat didasarkan

atas informasi yang ada. CobIT mendukung manajemen dalam

mengoptimalkan investasi teknologi informasi melalui ukuran-ukuran

yang akan memberi sinyal bahaya bila terjadi suatu kesalahan atau resiko

yang sedang terjadi. Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa

sistem pengendalian intern perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat

mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan

bagaimana setiap aktivitas pengendalian individual memenuhi tuntutan

dan kebutuhan informasi serta, efeknya terhadap sumber daya teknologi

informasi perusahaan. Sumber daya teknologi informasi merupakan

elemen yang sangat disorotkan CobIT, termasuk pemenuhan kebutuhan

bisnis terhadap:

1. Efektivitas (Effectiveness)

Untuk memperoleh informasi yang relevan dan berhubungan dengan

proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten,

dapat dipercaya dan tepat waktu.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

38 

 

2. Efisiensi (Efficiency)

Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui penggunaan sumber

daya yang optimal.

3. Kerahasiaan (Confidentialy)

Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting dari orang

yang tidak memiliki hak otorisasi.

4. Keterpaduan (Integrity)

Yang sesuai dengan harapan dan berhubungan dengan keakuratan dan

kelengkapan informasi sebagai kebenaran nilai bisnis.

5. Ketersediaan (Availability)

Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan

dengan proses bisnis sekarang dan yang akan datang.

6. Kepatuhan pada kebijakan dan peraturan (Compliance)

Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian untuk proses

bisnis.

7. Kehandalan informasi (Reliability)

Berhubungan dengan ketentuan, kecocokkan informasi untuk

manajemen mengoperasikan entitas, mengatur pelatihan keuangan

dan kelengkapan laporan pertanggungjawaban.

Komponen CobIT terdiri atas :

1. Executive Summary

Terdiri dari executive overview yang menyediakan kesadaran

sepenuhnya dan pemahaman konsep utama dan prinsip COBIT,

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

39 

 

termasuk pula ringkasan framework yang menyediakan penjelasan

mengenai konsep dan prinsip ini.

2. Framework

Menjelaskan bagaimana proses TI mengirimkan informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Antara lain

34 (tiga puluh empat) tujuan pengendalian tingkat tinggi yang berisi 4

(empat) domain, 7 (tujuh) informasi aktual (effectiveness, efficiency,

actualnality, integrity, availability, compliance and reliability), 318

(tiga ratus delapan belas) control objectives dan audit guidelines,

management guidelines and implementation guide.

3. Control Objectives

Menyediakan pemahaman yang kritis yang dibutuhkan untuk

menggambarkan kebijakan yang jelas dan praktek yang baik untuk

pengendalian TI.

4. Control Practices

Menyediakan panduan bagaimana pengendalian dibutuhkan dan

praktek terbaik yang sesuai dengan tujuan pengendalian yang spesifik

serta, membantu memastikan solusi yang lengkap dan sukses jika

diimplementasikan.

5. Audit Guidelines

Berisi sebanyak 318 (tiga ratus delapan belas) tujuan-tujuan

pengendalian yang bersifat rinci (detail control objective) untuk

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

40 

 

membantu para auditor dalam memberi management assurance dan

saran perbaikan.

6. Management Guidelines

Terdiri dari maturity models, untuk membantu menentukan tingkat

pelaksanaan, pengharapan atas pengendalian dan membandingkannya

dengan norma industri; Critical Success Factors, untuk

mengidentifikasi tindakan yang paling penting dalam mencapai

pengendalian dalam proses TI; Key Goal Indicators, untuk

mendefinisikan tingkat target atau pelaksanaan; dan Key Performance

Indicators, untuk mengukur apakah proses pengendalian aplikasi TI

sudah sesuai dengan tujuannya.

7. CobIT Quickstart TM

Membantu pemakaian elemen CobIT dengan cepat dan mudah.

Kerangka kerja CobIT terdiri atas beberapa arahan (Guidelines),

yakni (2007, pp165-167) :

Control Objectives

Terdiri dari 4 (empat) unsur utama, yaitu :

1. Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organizing)

Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi

investasi teknologi informasi yang dapat memberikan informasi

yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis.

Selanjutnya, identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan,

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

41 

 

dikomunikasikan dan diatur pelaksanaannya (dari berbagai

perspektif).

2. Akuisisi dan Implementasi (Acquisition and Implementation)

Yaitu untuk merealisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur

kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan atau

diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis

perusahaan.

3. Penyerahan dan Pendukung (Delivery and Support)

Hal ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan

teknologi informasi terhadap kegiatan operasional bisnis (tingkat

jasa layanan teknologi informasi aktual atau service level) dan

aspek urutan (prioritas implementasi dan untuk pelatihannya).

4. Memantau (Monitoring)

Yaitu semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara

berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi informasi

tercapai dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat

pengendalian intern yang baik.

CobIT Domain High Level Objectives

1. Plan and Organize 1. Definisikan arah dan rencana

strategis teknologi informasi.

2. Definisikan arsitektur informasi.

3. Tentukan arah teknologi.

4. Definisikan proses-proses teknologi

informasi, organisasi dan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

42 

 

CobIT Domain High Level Objectives

hubungannya.

5. Mengelola investasi teknologi

informasi.

6. Mengkomunikasikan arah dan tujuan

manajemen.

7. Mengelola sumber daya manusia

teknologi informasi.

8. Mengelola kualitas.

9. Mengkaji dan mengelola resiko

teknologi informasi.

10. Mengelola proyek-proyek.

2. Acquire and Implement 1. Identifikasi solusi-solusi otomatis.

2. Memperoleh dan memelihara

aplikasi perangkat lunak.

3. Memperoleh dan memelihara

infrastruktur teknologi.

4. Memperbolehkan operasi dan

penggunaan.

5. Memperoleh sumber daya teknologi

informasi.

6. Mengatur perubahan.

7. Memasang dan mengakui solusi dan

perubahan.

3. Deliver and Support 1. Definisikan dan mengatur tahapan

pelayanan.

2. Mengatur jasa pihak ketiga.

3. Mengatur kinerja dan kapasitas.

4. Memastikan kelangsungan

pelayanan.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

43 

 

CobIT Domain High Level Objectives

5. Memastikan keamanan sistem.

6. Identifikasi dan menetapkan harga.

7. Mendidik dan melatih pengguna.

8. Mengatur bagian pelayanan dan

peristiwa.

9. Mengatur susunan.

10. Mengatur masalah.

11. Mengatur data.

12. Mengatur lingkungan fisik.

13. Mengatur operasi.

4. Monitor and Evaluate 1. Mengawasi dan mengevaluasi proses

teknologi informasi.

2. Mengawasi dan mengevaluasi

pengawasan interen.

3. Memastikan pemenuhan pengaturan.

4. Menyediakan Pemerintahan

teknologi informasi

(Information Technology

Governance).

Tabel 2.1 Domain and High Level Controls CobIT

Sumber : CobIT 4.1 (2007)

CobIT diharapkan dapat membantu menemukan berbagai macam

kebutuhan manajemen berkaitan dengan teknologi informasi, membantu

mengoptimalkan investasi teknologi informasi, dan menyediakan ukuran

(kriteria) ketika terjadi penyelewengan atau penyimpangan serta, dapat

diterapkan dan diterima sebagai standar keamanan teknologi informasi

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

44 

 

dan praktek kendali untuk mendukung kebutuhan manajemen dalam

menentukan dan memantau tingkatan yang sesuai dengan keamanan dan

kendali organisasi mereka.

Standar audit sistem informasi disusun oleh Information Systems

Audit and Control Association (ISACA). Selain itu, ISACA juga

menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing Procedure. Standar

adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh IS auditor. Berikut ini adalah

standar untuk audit IT yang terdiri dari 16 (enam belas) standar yaitu :

1. Audit Charter (1 Januari 2005)

a) Tujuan, tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas dari fungsi

audit sistem informasi atau tugas audit sistem informasi audit

harus didokumentasikan secara tepat dalam piagam audit atau

surat perjanjian.

b) Audit charter atau surat perjanjian harus disepakati dan disetujui

pada tingkat yang sesuai dalam organisasi.

2. Independence (1 Januari 2005)

a) Independensi Profesional

Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, IS auditor harus

independen baik dalam sikap dan penampilan.

b) Independensi organisasi

Fungsi audit SI harus independen dari area atau kegiatan yang

diperiksa untuk tujuan memungkinkan penyelesaian tugas audit.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

45 

 

3. Professional Ethics and Standards (1 Januari 2005)

a) Auditor SI harus mentaati ISACA Code of Professional Ethics.

b) Auditor SI harus menjalankan tugasnya secara seksama, termasuk

mengikuti standar audit profesional yang berlaku.

4. Professional Competence (1 Januari 2005)

a) Auditor SI profesional harus kompeten, memiliki keterampilan

dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit.

b) Auditor SI harus menjaga kompetensi profesional melalui

pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan

5. Planning (1 Januari 2005)

a) Auditor SI harus merencanakan cakupan audit sistem informasi

untuk tujuan audit dan, mematuhi hukum yang berlaku serta

standar auditing yang profesional.

b) Auditor SI harus mengembangkan dan mendokumentasikan

sebuah pendekatan audit berbasis resiko.

c) Auditor SI harus mengembangkan dan dokumen rencana audit

merinci sifat dan tujuan, waktu dan luas dan sumber daya yang

diperlukan.

d) Auditor SI harus mengembangkan program audit dan prosedur.

6. Performance of Audit Work (1 Januari 2005)

a) Supervision - staf audit SI harus diawasi untuk memberikan

jaminan bahwa tujuan audit yang dicapai dan diterapkan standar

audit profesional sudah terpenuhi.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

46 

 

b) Evidence - Selama audit, auditor SI harus mendapatkan cukup,

dapat diandalkan dan bukti yang relevan untuk mencapai tujuan

audit. Temuan audit dan kesimpulan harus didukung oleh analisis

dan interpretasi yang tepat dari bukti yang ada.

c) Documentation - Proses audit harus didokumentasikan,

menggambarkan pekerjaan audit serta, bukti audit yang

mendukung temuan auditor SI dan kesimpulan.

7. Reporting (1 Januari 2005)

a) Auditor SI harus memberikan laporan, dalam bentuk yang tepat,

setelah selesainya audit. Laporan harus mengidentifikasi

organisasi, yang dimaksudkan penerima dan semua larangan pada

sirkulasi.

b) Laporan audit harus menyatakan lingkup, tujuan, cakupan dan

periode sifat, waktu dan luasnya pekerjaan audit yang dilakukan.

c) Laporan harus menyatakan temuan, kesimpulan dan rekomendasi

dan setiap pemesanan, kualifikasi atau batasan dalam ruang

lingkup yang telah auditor SI periksa.

d) Auditor SI harus mempunyai cukup bukti-bukti audit dan tepat

untuk mendukung hasil yang dilaporkan.

e) Ketika dikeluarkan, laporan SI auditor harus ditandatangani,

tanggal dan didistribusikan sesuai dengan ketentuan audit piagam

atau surat perjanjian.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

47 

 

8. Follow Up Activities (1 Januari 2005)

Setelah pelaporan temuan dan rekomendasi, auditor SI harus meminta

dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk menyimpulkan

apakah tindakan yang tepat telah diambil oleh manajemen pada waktu

yang tepat.

9. Irregularities and Illegal Acts (1 September 2005)

a) Dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk mengurangi

resiko audit ke tingkat yang lebih rendah, auditor SI harus

mempertimbangkan resiko penyimpangan dan tindakan-tindakan

ilegal.

b) Auditor SI harus memelihara sikap skeptis profesional selama

audit, mengakui kemungkinan bahwa misstatements materi akibat

ketidakberesan dan tindakan melawan hukum bisa ada, terlepas

dari evaluasi resiko dan tindakan-tindakan ilegal.

c) Auditor SI harus memperoleh pemahaman tentang organisasi dan

lingkungannya, termasuk kontrol internal.

d) Auditor SI harus mendapatkan cukup bukti-bukti audit yang

sesuai untuk menentukan apakah manajemen atau orang lain

dalam organisasi memiliki pengetahuan aktual apa saja, diduga

atau dugaan penyimpangan dan tindakan-tindakan ilegal.

e) Ketika melakukan prosedur audit untuk memperoleh pemahaman

tentang organisasi dan lingkungannya, auditor SI harus

mempertimbangkan hubungan luar biasa atau tak terduga yang

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

48 

 

mungkin menunjukkan resiko misstatements materi akibat

ketidakberesan dan tindakan ilegal.

f) Auditor SI harus merancang dan melakukan prosedur untuk

menguji kesesuaian pengendalian internal dan manajemen resiko.

g) Ketika auditor SI mengidentifikasi sebuah kesalahan pernyataan,

auditor SI harus menilai apakah suatu kesalahan pernyataan

seperti itu mungkin be indicative dari ketidakteraturan atau

tindakan ilegal. Jika ada indikasi seperti itu, auditor SI harus

mempertimbangkan implikasi dalam kaitannya dengan aspek-

aspek lain dari audit dan khususnya re-presentasi manajemen.

h) Auditor SI harus memperoleh re-presentasi tertulis dari

manajemen setidaknya setiap tahun atau lebih sering tergantung

pada keterlibatan audit harus:

1. Mengakui tanggungjawabnya untuk desain dan pelaksanaan

pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi

penyimpangan atau tindakan ilegal

2. Menyebarkan hasil penilaian resiko salah saji material yang

mungkin ada sebagai hasil dari ketidakteraturan atau tindakan

ilegal

3. Mengungkapkan kepada auditor SI pengetahuan

penyimpangan atau tindakan ilegal yang mempengaruhi

organisasi dalam hubungannya dengan:

- Manajemen

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

49 

 

- Karyawan yang memiliki peran penting dalam

pengendalian internal

4. Sebarkan ke auditor SI pengetahuan dari setiap dugaan

penyimpangan atau tindakan ilegal atau dugaan

penyimpangan atau tindakan melawan hukum yang

mempengaruhi organisasi seperti yang disampaikan oleh para

karyawan, mantan karyawan dan regulator .

i) Jika auditor SI telah mengidentifikasi bahan ketidakteraturan

atau tindakan ilegal atau memperoleh informasi yang material

ketidakteraturan atau tindakan ilegal mungkin ada, auditor SI

harus mengkomunikasikan hal ini pada tingkat yang sesuai pada

manajemen dengan tepat waktu.

j) Jika auditor SI telah mengidentifikasi bahan ketidakteraturan atau

tindakan ilegal yang melibatkan manajemen atau karyawan yang

memiliki peran penting dalam pengendalian internal, auditor SI

harus mengkomunikasikan hal ini pada waktu yang tepat untuk

mereka yang dituduh oleh pemerintah

k) Auditor SI harus memberikan saran yang sesuai tingkat

manajemen dan mereka yang dituduh dengan kelemahan dalam

desain dan pelaksanaan pengendalian internal untuk mencegah

dan mendeteksi penyimpangan dan tindakan-tindakan ilegal yang

mungkin datang ke auditor SI selama pemeriksaan.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

50 

 

l) Jika auditor SI menemukan keadaan yang tidak biasa dan yang

mempengaruhi kemampuan auditor SI untuk terus melakukan

audit sebagai akibat salah saji material atau tindakan ilegal,

auditor SI harus mempertimbangkan hukum dan tanggungjawab

profesional yang berlaku, termasuk apakah ada persyaratan untuk

auditor SI untuk melaporkan kepada orang- orang yang masuk ke

dalam perjanjian atau dalam beberapa kasus mereka yang dituduh

yang mendapatkan penugasan, penanggungjawab perusahaan atau

pihak berwenang, bila perlu mengundurkan diri dari penugasan.

m) Auditor SI harus mendokumentasikan semua komunikasi,

perencanaan, hasil, evaluasi dan kesimpulan yang berkaitan

dengan materi irregularities dan illegal acts yang telah dilaporkan

kepada manajemen, pihak yang bertanggungjawab lain atau pihak

yang berwenang.

10. IT Governance (1 September 2005)

a) Auditor SI harus meninjau dan menilai apakah fungsi organisasi

SI sejalan dengan misi, visi, nilai-nilai, tujuan dan strategi.

b) Auditor SI harus meninjau apakah fungsi SI atas pernyataan yang

jelas tentang kinerja yang diharapkan oleh bisnis (efektivitas dan

efisiensi) dan menilai pencapaiannya.

c) Auditor SI harus meninjau dan menilai efektivitas SI sumber daya

dan proses manajemen kinerja.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

51 

 

d) Auditor SI harus meninjau dan menilai kepatuhan terhadap

hukum, lingkungan dan kualitas informasi, fidusia serta

persyaratan keamanan. Sebuah pendekatan berbasis risiko harus

digunakan oleh auditor SI untuk mengevaluasi fungsi SI.

e) Auditor SI harus meninjau dan menilai lingkungan pengendalian

organisasi.

f) Auditor SI harus meninjau dan menilai resiko yang mungkin efek

negatif lingkungan SI.

11. Use of Risks Assessment in Audit Planning (1 November 2005)

Auditor SI harus menggunakan penilaian resiko yang tepat atau

pendekatan dalam mengembangkan SI, keseluruhan rencana audit dan

dalam menentukan prioritas yang efektif.

Ketika me-review perencanaan individu, auditor SI harus

mengidentifikasi dan menilai risiko yang relevan dengan area di

bawah review.

12. Audit Materiality (1 Juli 2006)

a) Auditor SI harus menggunakan penilaian resiko yang tepat teknik

atau pendekatan dalam mengembangkan keseluruhan rencana

audit SI dan dalam menentukan prioritas yang efektif.

b) Apabila me-review perencanaan individu, auditor SI harus

mengidentifikasi dan menilai resiko yang relevan dengan luas

area di bawah tinjauan.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

52 

 

13. Using the Work of Other Expert (1 Juli 2006)

a) Auditor SI harus, dimana tepat, pertimbangkan untuk

menggunakan karya para ahli lainnya untuk audit.

b) Auditor SI harus menilai dan merasa puas dengan kualifikasi

profesional, kompetensi, pengalaman yang relevan, sumber daya,

kemandirian dan pengendalian mutu proses ahli lain, sebelum

perjanjian.

c) Auditor SI harus menilai, meninjau, mengevaluasi kerja ahli lain

sebagai bagian dari audit dan menyimpulkan tingkat penggunaan

dan ketergantungan pada pekerjaan ahli.

d) Auditor SI harus menentukan dan menyimpulkan apakah karya

ahli lain memadai dan lengkap untuk mengaktifkan auditor SI

untuk menyimpulkan pada saat tujuan audit. Kesimpulan seperti

itu harus secara jelas didokumentasikan.

e) Auditor SI harus menerapkan prosedur test tambahan untuk

memperoleh audit yang cukup dan sesuai keadaan dimana karya

para ahli lain tidak cukup memberi bukti audit dan tepat.

f) Auditor SI harus memberikan opini audit yang sesuai dan

mencakup lingkup dimana bukti yang diperlukan tidak diperoleh

melalui prosedur tes tambahan.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

53 

 

14. Audit Evidence (1 Juli 2006)

a) Auditor SI harus mendapatkan cukup dan bukti-bukti audit yang

tepat untuk menarik kesimpulan yang masuk akal yang

mendasarkan hasil audit.

b) Auditor SI harus mengevaluasi kecukupan bukti audit yang

diperoleh selama audit.

15. IT Controls (1 February 2009)

a) Auditor SI harus mengevaluasi dan memonitor kontrol TI yang

merupakan bagian integral dari lingkungan pengendalian internal

organisasi.

b) Auditor SI harus membantu manajemen dengan memberikan

saran mengenai rancangan, pelaksanaan, operasi dan peningkatan

kontrol TI.

16. E-commerce (1 February 2009)

Auditor SI harus mengevaluasi dan menilai resiko ketika meninjau

lingkungan e-commerce untuk memastikan bahwa transaksi e-

commerce telah benar dikontrol.

2.5.6 Instrumen Audit Sistem Informasi

Menurut Indriantoro (2002, pp152-160) terdapat 2 (dua) metode

pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli:

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

54 

 

1. Metode Survei

Metode survei merupakan pengumpulan data primer yang

menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan

adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek

(responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Data

penelitian berupa data subyek yang menyatakan opini, sikap,

pengalaman atau karakteristik subyek penelitian secara individual

atau secara berkelompok. Ada 2 (dua) teknik pengumpulan data

dalam metode survei :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam

metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada

subyek penelitian (orang atau pegawai perusahaan). Teknik

wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau

hubungan dengan responden.

Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :

melalui tatap muka atau melalui telepon.

b. Checklist

Checklist digunakan untuk mengumpulkan data berisi

pilihan jawaban untuk mempermudah dalam mengecek kebenaran

dan kelengkapan data, serta memberikan rekomendasi terhadap

masalah yang dihadapi perusahaan terutama di bidang sistem

informasi persediaan.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

55 

 

2. Metode Observasi

Metode observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku

subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa

adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang

diteliti.

2.6 Teknik Penilaian Resiko

Menurut buku Maiwald (2003, p144) penilaian resiko sistem informasi

dibagi menjadi beberapa tingkatan kategori, yaitu :

a) Low

Resiko dinilai jarang terjadi dan tidak dapat mempengaruhi operasi

perusahaan atau sistem internal kontrol dalam suatu organisasi.

Contohnya : mati lampu, terganggunya jaringan server di kantor cabang, dan

lain-lain.

b) Medium

Resiko yang dinilai jarang atau sering terjadi tetapi dapat memberikan

dampak yang tidak terlalu mempengaruhi operasi perusahaan dan sistem

internal kontrol dalam organisasi.

Contohnya : keterlambatan karyawan, data yang tidak akurat dan tidak

lengkap, ketidaktersediaan aset perusahaan dan pengamanan arsip data yang

kurang memadai, dan lain-lain.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

56 

 

c) High

Resiko yang dinilai sering terjadi dan secara langsung dapat mempengaruhi

kegiatan operasi perusahaan dan mengancam sistem internal kontrol

organisasi.

Contohnya : banjir, virus, kurang disiplinnya karyawan dalam memanfaatkan

jam kerja, kebocoran informasi rahasia perusahaan, dan lain-lain.

2.7 Pengertian Sistem Informasi Persediaan

2.7.1 Pengertian Persediaan

Menurut Mulyadi dan Puradiredja (2001, p112) , ”inventory atau

persediaan terdiri dari barang dagangan yang dimaksud untuk

diperjualbelikan serta, bahan baku dan bahan pembantu yang dipakai

dalam proses produksi barang yang akan dijual”.

Niswonger, Warren, Reeve dan Fess (2002, p350),

mendefinisikan, “Inventory is merchandise held for sell in the normal

course of business and materials in the process of production or held for

production.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa persediaan

digunakan untuk menjelaskan (1) Barang-barang yang disimpan untuk

penjualan dalam proses bisnis. (2) Bahan baku dalam proses produksi

yang disimpan serta digunakan untuk keperluan produksi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

persediaan merupakan barang yang terdiri dari bahan baku dan bahan

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

57 

 

pembantu yang disimpan untuk proses produksi atau untuk penjualan

dalam aktivitas bisnis perusahaan.

2.7.2 Jenis-jenis Persediaan

Menurut Zaki Baridwan (2000, p150) jenis persediaan yang ada

dalam perusahaan manufaktur adalah:

1. Persediaan bahan baku dan bahan penolong

Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari

produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya, sedangkan

bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari

produk jadi tetapi jumlahnya kecil atau sulit diikuti biayanya.

2. Supplies pabrik

Supplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi

melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih

mesin.

3. Barang dalam proses

Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang

dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi

belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan

pengerjaan lebih lanjut.

4. Produk selesai

Produk selesai adalah barang-barang yang sudah selesai

dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualan.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

58 

 

Sedangkan menurut Arens dan Loebbecke (2003, p553), dalam

perusahaan, persediaan manufaktur terdiri dari : persediaan produk jadi,

persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan

bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku

cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu

golongan yaitu persediaan barang dagang dan merupakan barang yang

dibeli untuk dijual kembali.

2.7.3 Prosedur Dalam Persediaan Bahan Baku

Menurut Mulyadi (2001, p569), sistem dan prosedur yang

berkaitan dengan persediaan bahan baku adalah:

1. Prosedur pencatatan persediaan yang dibeli

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem pembelian dimana dalam prosedur ini, barang yang dibeli

dicatat ke dalam catatan barang masuk.

2. Prosedur pencatatan persediaan yang di retur ke pemasok

Prosedur ini merupakan prosedur pengurangan kuantitas

persediaan atau sebagai pengurangan utang ke pemasok. Prosedur ini

juga membentuk sistem pembelian.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

59 

 

3. Prosedur pencatatan persediaan yang dijual

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem penjualan, dimana dalam prosedur ini barang yang dijual

dicatat kedalam catatan barang keluar.

4. Prosedur pencatatan persediaan yang dikembalikan oleh pelanggan

Prosedur ini merupakan prosedur penambahan kuantitas

persediaan dan sebagai pengurangan piutang pelanggan. Prosedur ini

juga membentuk sistem penjualan.

5. Sistem penghitungan fisik persediaan

Sistem ini biasanya digunakan oleh perusahaan untuk

menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang

hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian

gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan

pertanggungjawaban mengenai kehandalan pencatatan persediaan

yang diselenggarakan serta untuk melakukan penyesuaian terhadap

catatan dengan fisik persediaan.

2.7.4 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p579), fungsi yang berkaitan dengan

persediaan bahan baku adalah:

1) Panitia Penghitungan Fisik Persediaan

Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik

persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

60 

 

bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment

terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.

2) Fungsi Akuntansi

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini

bertanggungjawab untuk mencantumkan harga pokok satuan

persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil penghitungan fisik,

mengalihkan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum

dalam daftar hasil penghitungan fisik, mencantumkan harga pokok

total dalam daftar hasil penghitungan fisik, melakukan adjustment

terhadap kartu persediaan berdasar data hasil penghitungan fisik

persediaan, membuat bukti memorial untuk mencatat adjustment data

persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil pengitungan fisik

persediaan.

3) Fungsi Gudang

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang

bertanggungjawab untuk melakukan adjustment data kuantitas

persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil

penghitungan fisik persediaan.

2.7.5 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

Menurut Mulyadi (2001, p569), dokumen yang berkaitan dengan

persediaan bahan baku adalah:

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

61 

 

1. Dokumen dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang

dibeli

Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang dibeli adalah: laporan penerimaan barang dan

bukti kas keluar. Laporan penerimaan barang digunakan oleh Bagian

Gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari

pembelian ke dalam kartu gudang. Bukti kas keluar yang dilampiri

dengan laporan penerimaan barang, surat order pembelian dan faktur

dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan

harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar

atau voucher register. Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar

pencatatan tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam

kartu persediaan.

2. Dokumen dalam pencatatan harga pokok persediaan yang

dikembalikan kepada pemasok

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah laporan

pengiriman barang dan memo debit. Laporan pengiriman barang

digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan

yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.

Memo debit yang diterima dari bagian pembelian digunakan oleh

bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok

persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu

persediaan.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

62 

 

3. Dokumen dalam prosedur pengembalian barang gudang

Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah bukti

pengembalian barang gudang. Dokumen ini digunakan oleh bagian

gudang untuk mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu

gudang. Dokumen ini juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk

mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam

kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu

biaya dan untuk mencatat pengembalian barang gudang tersebut ke

dalam jurnal umum.

4. Dokumen dalam prosedur penghitungan fisik persediaan

Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas dan

membukukan hasil penghitungan fisik persediaan adalah:

a) Kartu Penghitungan Fisik (Inventory Tag)

Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil penghitungan fisik

persediaan.

b) Daftar Hasil Penghitungan Fisik (Inventory Summary Sheet)

Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam

dalam bagian ke dua kartu penghitungan fisik.

c) Bukti Memorial

Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk

membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari

hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

63 

 

2.7.6 Informasi Yang Diperlukan Dalam Sistem Persediaan

Menurut penulis, informasi utama yang diperlukan dalam sistem

persediaan :

1. Laporan Penerimaan barang

Laporan yang berisi jumlah barang yang diterima dari supplier oleh

bagian gudang yang dikarenakan adanya transaksi pembelian.

2. Laporan Saldo stock

Merupakan laporan yang menginformasikan nama, jenis dan jumlah

persediaan perusahaan pada suatu periode tertentu, biasanya untuk

periode 1 (satu) bulan.

3. Laporan pemeriksaan bulanan

Merupakan laporan hasil penghitungan fisik persediaan ada dalam

gudang. Hasilnya akan dibandingkan dengan stock yang ada dalam

sistem dan biasanya pemeriksaan bulanan dilakukan sebulan sekali

dalam perusahaan.

2.7.7 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Skousen (2001, p428), sistem pencatatan persediaan ada 2 (dua)

yaitu :

a. Sistem Persediaan Periodik

Sistem persediaan dimana harga barang yang dijual tidak

ditentukan, ketika setiap penjualan terjadi pembelian dicatat pada

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

64 

 

rekening pembelian dan persediaan akhir ditentukan dengan

penghitungan fisik.

b. Sistem Persediaan Perpetual

Sistem persediaan dimana detail pencatatan setiap pembelian

dan penjualan dibuat, sistem barcode merupakan contoh dari sistem

ini. Dengan sistem perpetual, persediaan fisik periodik dihitung untuk

mengetahui jumlah persediaan yang hilang atau rusak.

2.7.8 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Skousen (2001, p524), ada 3 (tiga) metode dalam

melakukan penilaian persediaan, yaitu :

1. Metode FIFO (First In First Out)

Metode ini didasarkan asumsi bahwa harga yang sudah terjual, dinilai

menurut harga pembelian barang yang terdahulu (pertama) masuk.

Dengan demikian, persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian

barang yang terakhir masuk.

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga yang telah terjual

dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk

sehingga persediaan yang masih ada dinilai berdasarkan harga

pembelian barang yang terdahulu.

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

65 

 

3. Metode Rata-Rata (Weight Average Method)

Metode ini didasarkan atas harga rata-rata, dimana harga tersebut

dipengaruhi jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing

harganya. Dengan demikian persediaan dinilai berdasarkan harga

rata-rata.

2.7.9 Fungsi Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p242), ada 5 (lima) fungsi dari

persediaan, yaitu :

1) Untuk melakukan pembatasan terhadap inflasi dan perubahan harga.

2) Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena

cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu atau pengiriman yang

tidak tepat.

3) Untuk memberikan data tentang persediaan barang agar dapat

memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari produsen.

4) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena

pembelian dalam jumlah besar dapat secara substantial dapat

menurunkan biaya.

5) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Misalnya jika

permintaan produk tinggi hanya pada musim panas, suatu perusahaan

dapat membentuk stok pada musim tinggi sehingga biaya kekurangan

stok dan kehabisan stok dapat dihindari.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Sistem ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00829-KA Bab 2.pdf · Deny Arnos Kwary (2005, p5), sistem infomasi dapat merupakan

66 

 

2.8 Activity Diagram

2.8.1 Pengertian Activity Diagram

Menurut Jones and Rama (2006, p60) ”Activity diagram plays the

role of a ”map” in understanding business processes by showing the

sequence of activities in the process.” Secara garis besar dapat

diterjemahkan Activity diagram adalah sebuah re-presentasi grafik yang

digunakan untuk menunjukkan urutan aktivitas dalam suatu proses bisnis

dengan tujuan untuk memahami proses bisnis tersebut.

2.8.2 Jenis – Jenis Activity Diagram

Menurut Jones and Rama (2006, p61) activity diagram terdiri dari:

a. Overview activity diagram

Overview activity diagram adalah diagram yang menampilkan

gambaran level tertinggi dari proses bisnis dengan mencatat event-

event kunci, urutan event-event tersebut dan, aliran informasi di antara

event-event itu.

b. Detailed activity diagram

Detailed activity diagram adalah diagram yang menyediakan re-

presentasi yang lebih detail dari aktivitas-aktivitas yang ditampilkan

pada overview activity diagram.