BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab...

43
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Jaringan adalah kumpulan beberapa komputer yang tergabung dalam suatu lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief, 2004,p2). Berdasarkan media yang digunakan, maka terdapat dua macam jaringan yaitu jaringan dengan kabel dan jaringan nirkabel. Secara umum, jaringan dibagi menjadi 3 jenis : 1. Local Area Network (LAN), LAN merupakan tipe jaringan dengan kecepatan yang tinggi yang meliputi area seperti satu gedung. Tingkat kesalahan dalam pengiriman data rendah karena hanya dalam area yang kecil (sekitar beberapa ribu meter). 2. Wide Area Network (WAN), WAN merupakan jaringan komunikasi data yang melayani pengguna dalam wilayah area geografi yang luas. Dan menggunakan peralatan transmisi. 3. Metropolitan Area Network (MAN), MAN merupakan jaringan yang melayani area metropolitan, biasanya area yang ada lebih besar dari LAN dan lebih kecil dari WAN.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan

Jaringan adalah kumpulan beberapa komputer yang tergabung dalam suatu

lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief,

2004,p2).

Berdasarkan media yang digunakan, maka terdapat dua macam jaringan

yaitu jaringan dengan kabel dan jaringan nirkabel.

Secara umum, jaringan dibagi menjadi 3 jenis :

1. Local Area Network (LAN), LAN merupakan tipe jaringan dengan kecepatan

yang tinggi yang meliputi area seperti satu gedung. Tingkat kesalahan dalam

pengiriman data rendah karena hanya dalam area yang kecil (sekitar beberapa

ribu meter).

2. Wide Area Network (WAN), WAN merupakan jaringan komunikasi data yang

melayani pengguna dalam wilayah area geografi yang luas. Dan menggunakan

peralatan transmisi.

3. Metropolitan Area Network (MAN), MAN merupakan jaringan yang melayani

area metropolitan, biasanya area yang ada lebih besar dari LAN dan lebih kecil

dari WAN.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

6

Secara garis besar, jaringan nirkabel dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Jaringan Adhoc

Jaringan Adhoc adalah komunikai antara dua device atau lebih yang

dilakukan secara langsung, tanpa adanya device tambahan seperti access point.

Jaringan Adhoc juga dikenal dengan jaringan peer-to-peer. Pada jaringan

Adhoc, setiap client bisa mengakses resource dari client lain, bukan ke server

pusat.

2. Jaringan Infrastructure

Jaringan Infrastructure adalah komunikasi antara dua device atau lebih

yang dilakukan dengan bantuan device tambahan seperti access point. Dengan

adanya access point, maka wilayah akses bisa menjadi semakin luas. Pada

jaringan Infrastructure, setiap client bisa mengakses resource dari server pusat.

2.2 Topologi Jaringan

Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan. Topologi secara

garis besar dibagi menjadi dua :

1. Topologi Fisik - menggambarkan kondisi yang sebenarnya jaringan secara

langsung.

2. Topologi Logika - menggambarkan kondisi bagaimana cara media jaringan

dapat diakses oleh komputer.

2.2.1 Topologi Fisik

Topologi Fisik secara umum terdapat 5 model, yakni Bus, Ring,

Star, Extended Star dan Mesh.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

7

1. Bus

Pada model topologi ini, masing-masing komputer dihubungkan

dengan sebuah kabel jaringan tunggal. Pada komputer awal dan akhir

jaringan digunakan terminator 5Ω. Kelemahan pada model jaringan ini,

apabila ada komputer yang gagal terhubung dengan jaringan, maka

seluruh jaringan komputer akan terganggu. Kelebihan pada model

jaringan ini, biaya pembangunan jaringan relatif lebih murah.

Gambar 2.1 Topologi Bus

2. Ring

Pada model topologi ini, masing-masing komputer dihubungkan

dengan sebuah kabel jaringan tunggal. Tidak ada komputer awal dan

akhir pada model jaringan ini, sehingga tampak seperti sebuah cincin /

ring. Topologi ini memiliki kelemahan dan kelebihan yang sama

dengan topologi Bus.

Gambar 2.2 Topologi Ring

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

8

3. Star

Pada model topologi ini, masing-masing komputer dihubungkan

dengan sebuah konsentrator (Hub atau Switch). Model topologi ini

merupakan model topologi yang paling banyak digunakan sampai saat

ini dikarenakan pada model topologi ini apabila ada komputer yang

gagal terhubung dengan jaringan, komputer lain yang juga terhubung

dengan jaringan tidak terganggu. Kelemahan model topologi ini, biaya

pembangunannya relatif lebih mahal dari pada topologi Bus atau Ring

dikarenakan dibutuhkan sebuah konsentrator.

Gambar 2.3 Topologi Star

4. Extended Star

Model topologi ini merupakan penggabungan dari beberapa

topologi Star. Dibutuhkan sebuah konsentrator untuk menghubungkan

topologi Star yang satu dengan topologi Star yang lainnya.

Gambar 2.4 Topologi Extended Star

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

9

5. Mesh

Pada model topologi ini, masing-masing komputer terhubung

secara langsung antara komputer yang satu dengan komputer yang

lainnya. Biasanya topologi ini digunakan untuk membangun suatu

jaringan backbone yang redundant. Keuntungan model topologi ini

adalah reliabilitasnya dapat diandalkan. Kelemahan model topologi ini

adalah biaya pembangunannya cukup mahal dan kurang efisien jika

terdapat penambahan komputer baru dalam jaringan.

Gambar 2.5 Topologi Mesh

2.2.2 Topologi Logika

Pada topologi logika terdapat 2 model, yakni Broadcast dan Token-

Passing.

1. Broadcast

Pada model ini, semua komputer diharuskan menerima paket-

paket data yang dikirimkan oleh tiap-tiap komputer. Aturan yang

diterapkan pun relatif sederhana, “siapa yang pertama kali datang, dia

yang pertama kali dilayani”.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

10

2. Token Passing

Pada model ini, jaringan komputer dikendalikan oleh sebuah

token. Hanya komputer yang memiliki token yang dapat mengirim data

ke jaringan. Kepemilikian token ini sifatnya bergantian.

2.3 OSI 7 Layer

OSI 7 Layer merupakan sebuah model framework (kerangka kerja) yang

dibuat oleh OSI (Organization Standard International) tujuannya untuk

mempermudah dalam mempelajari konsep jaringan serta memudahkan vendor

bebas (independent) untuk mengembangkan suatu bagian tertentu dari teknologi

jaringan komputer.

OSI 7 Layer dapat dijelaskan sebagai berikut:

Layer Keterangan

Application Membuka komunikasi dengan user lain dan memberikan layanan seperti file transfer ataupun e-mail ke user lain dalam suatu jaringan.

Presentation

Berhubungan dengan perintah dari application layer dan melakukan penterjemahan antara tipe data yang berbeda jika diperlukan.

Session Membuka, mengatur dan mematikan sesi antar aplikasi

Transport Menyediakan mekanisme untuk pembukaan, pengaturan, dan penutupan jika ada permintaan dari sirkuit virtual pada data. Membuka end-to-end connection, dan menjaga keamanan data

Network Menyediakan routing paket yang melalui router dari sumber ke tujuan.

Data Link Menjaga sinkronisasi dan kontrol kesalahan antara 2 pihak.

Physical Menyediakan transmisi berbentuk bit melewati channel komunikasi secara elektrik, mekanisme, dan spesifikasi prosedur

Tabel 2.1 OSI 7 Layer

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

11

2.4 TCP / IP

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan

kombinasi dari dua protokol terpisah. IP adalah layer 3 protocol - suatu layanan

connectionless yang menyediakan layanan pengantar data terbaik dalam jaringan.

TCP adalah layer 4 protocol - suatu layanan connection-oriented yang meyediakan

pengontrolan aliran data yang sering disebut sebagai reliability. Penggabungan

kedua protokol ini memungkinkan penyediaan layanan yang semakin luas.

2.4.1 TCP Protocol

Transmission Control Protocol (TCP) adalah sebuah layer 4

protocol yang bersifat connection-oriented yang menyediakan transmisi

data full-duplex yang dapat diandalkan. TCP adalah bagian dari TCP/IP

protocol stack.

2.4.2 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol (IP) adalah protocol jaringan (Network Layer

pada OSI) yang digunakan di Internet. Ketika sebuah informasi mengalir ke

bawah pada OSI Layer Model, data dienkapsulasi pada setiap layer. Pada

layer network, data dienkapsulasi dalam paket-paket (atau disebut juga

datagram), IP menentukan bentuk dari packet header (yang mana termasuk

pengalamatan atau addressing dan informasi kontrol lainnya) tetapi tidak

peduli mengenai data yang sebenarnya, dia menerima apapun yang di

berikan oleh layer di atasnya.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

12

2.5 Perangkat Jaringan

Perangkat yang terhubung langsung ke jaringan dapat diklasifikasikan ke

dalam dua bagian. Yang pertama adalah perangkat end–user (host). Contoh

perangkat end–user antara lain: komputer, printer, scanner dan perangkat lainnya

yang menghasilkan service secara langsung kepada user. Klasifikasi kedua adalah

perangkat jaringan. Perangkat jaringan termasuk semua peralatan yang terhubung

ke perangkat end-user sehingga membuat perangkat–perangkat end–user tersebut

bisa berkomunikasi (Cisco Certified Network Associate, 2000, semester 1).

Berikut ini adalah penjabaran tentang peralatan jaringan:

1. Network Interface Card (NIC)

NIC merupakan suatu papan sirkuit yang dirancang untuk dipakai di

dalam slot ekspansi suatu PC. NIC biasa disebut juga network adapter. Baik

PC ataupun Laptop, harus menggunakan perangkat ini untuk bisa terhubung ke

jaringan. Setiap NIC memiliki nama atau kode yang unik, yang biasa disebut

Media Access Control (MAC). Alamat inilah yang digunakan untuk mengontrol

komunikasi data pada host di dalam jaringan.

2. Repeater

Repeater merupakan perangkat jaringan yang digunakan untuk

membangkitkan ulang sinyal. Repeater membangkitkan ulang sinyal analog

maupun sinyal digital yang mengalami distorsi sehingga menghindari

kesalahan transmisi. Perangkat biasa digunakan untuk menghubungkan

jaringan yang jaraknya cukup jauh, sehingga sinyal yang ditransmisikan lebih

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

13

reliable. Perangkat ini tidak melaksanakan routing seperti halnya bridge atau

router.

3. Hub

Prinsip kerja hub adalah mengkonsentrasikan sambungan. Dengan kata

lain, mengambil sejumlah host kemudian membuat host–host tersebut terlihat

seperti satu unit dalam jaringan. Proses ini dilakukan secara pasif, tanpa efek-

efek lain pada transmisi data. Sedangkan hub aktif tidak hanya

mengkonsentrasikan host, tetapi juga membangkitkan ulang sinyal.

4. Bridge

Bridge mengkonversi format data transmisi jaringan. Bridge juga

memiliki kemampuan untuk melakukan pengaturan transmisi data. Seperti

namanya, bridge menyediakan hubungan antar LAN. Bahkan bridge juga

melakukan pengecekan data untuk menentukan apakah data itu harus melalui

bridge atau tidak. Dengan fungsi ini, jaringan akan lebih efisien.

5. Switch

Switch lebih “pintar” dalam mengatur transfer data. Tidak hanya

menentukan arah data dalam LAN, tetapi switch bisa mentransfer data hanya

kepada koneksi yang memerlukan data.

6. Router

Router memiliki semua kemampuan perangkat jaringan. Router dapat

membangkitkan ulang sinyal, mengkonsentrasikan banyak koneksi,

mengkonversi format transmisi data, dan mengatur transfer data. Router

digunakan dalam jaringan WAN.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

14

2.6 Pengertian Nirkabel

Nirkabel adalah suatu komunikasi antar dua titik atau lebih dimana

gelombang elektromagnetik (bukan melewati kabel) membawa signal sebagian

atau seluruh bagian dari jalur komunikasi (Arief, 2004, p4).

Beberapa contoh peralatan nirkabel adalah :

• Telepon selular dan radio panggil (pager).

• Global Positioning System (GPS).

• Remote Control

• Satellite Television

2.7 Pengertian Jaringan Nirkabel

Jaringan nirkabel merupakan sebuah LAN dimana transmisi data

(pengiriman maupun penerimaan data) dilakukan melalui teknologi frekuensi radio

lewat udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan dari

teknologi lama LAN namun tidak dibatasi media kabel (Arief, 2004, p5).

Muncul dan berkembangnya sistem jaringan nirkabel dipicu oleh

kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur

jaringan dan untuk mendukung aplikasi jaringan bergerak dalam efisiensi proses,

akurasi dan biaya pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis.

Solusi jaringan nirkabel dapat jauh lebih ekonomis daripada instalasi kabel

atau menyewa peralatan komunikasi berupa kabel seperti layanan T1 atau dial up.

Beberapa perusahaan bahkan menghabiskan uang dalam jumlah yang sangat besar

untuk penyambungan fisik antar dua fasilitas atau gedung yang saling berdekatan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

15

2.8 Prinsip Frekuensi Radio

2.8.1 Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran per detik dalam arus listrik

yang terus berubah. Satuan frekuensi adalah Hertz disingkat Hz. Jika arus

bergerak lengkap satu getaran per detik, maka frekuensinya 1 Hz. Satuan

frekuensi lain :

• Kilohertz (kHz)

• Megahertz (MHz)

• Gigahertz (GHz)

• Terahertz (THz)

2.8.2 Panjang Gelombang

Panjang gelombang adalah jarak diantara kedua titik yang sama

pada satu getaran. Dalam sistem nirkabel, biasanya diukur dalam satuan

meter, centimeter atau millimeter.

Gambar 2.6 Panjang Gelombang

Ukuran dari panjang gelombang tergantung dari frekuensi sinyal.

Semakin tinggi frekuensi sinyal, maka panjang gelombang yang akan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

16

dihasilkan semakin pendek. Hubungan antara frekuensi dan panjang

gelombang dapat dituliskan secara matematis, sebagai berikut :

fc

dimana :

λ = panjang gelombang dalam satuan meter

c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)

f = frekuensi dalam satuan Hz

Panjang gelombang sangat penting untuk diingat, terutama pada

saat pemasangan antena. Untuk menghasilkan pola radiasi yang ideal,

antena harus dipasang kurang dari 10 panjang gelombang ke permukaan

pantul terdekat.

2.8.3 Transmit (Tx) Power

Semua radio memiliki level Tx power tertentu yang dihasilkan pada

interface RF. Tx power diukur sebagai jumlah energi yang disalurkan

melalui satu lebar frekuensi (bandwidth). Satuan yang digunakan adalah

dBm dan Watt. dBm adalah level power relative yang mewakili 1 milliwatt.

Sedangkan W adalah level linear power yang mewakili Watts. Hubungan

antara dBm dan W bisa dituliskan dengan persamaan matematis :

dBm = 10 x log[Power in Watts / 0.001W]

W = 0.001 x 10[Power in dBm / 10 dBm]

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

17

2.8.4 Receive (Rx) Sensitivity

Semua radio memiliki point of no return, yaitu keadaan dimana

radio menerima sinyal kurang dari RX sensitivity yang ditentukan sehingga

radio tidak bisa melihat data yang dikirim. Rx sensitivity dinyatakan dengan

satuan dBm dan atau Watt.

Pada kebanyakan radio, Rx sensitivity didefiniskan pada level

tertentu dari Bit Error Rate (BER). Nilai BER yang umumnya digunakan

adalah 10-5 (99,999%). Pada peralatan Wi-Fi, Rx sensitivity harus berada

pada range -79 sampai -80 dBm dengan noise -90 sampai -96 dBm.

2.8.5 Radiated Power

Dalam sistem nirkabel, antena digunakan untuk mengkonversi

gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnet. Besar energi antena

dapat memperbesar sinyal terima dan kirim, yang disebut sebagai Antenna

Gain yang diukur dalam :

dBi : relatif terhadap isotropic radiator

dBd: relatif terhadap dipole radiator

dimana 0 dBd = 2,15 dBi

Pengaturan yang dilakukan oleh FCC harus memenuhi ketentuan

dari besarnya daya yang keluar dari antena. Daya ini diukur berdasarkan

dua cara :

• Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) =

daya di input antena [dBm] + relatif antena gain [dBi]

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

18

• Effective Radiated Power (ERP) =

daya di input antena [dBm] + relatif antena gain [dBd]

2.8.6 Energy Loss

Pada sistem nirkabel, ada banyak faktor yang menyebabkan

kehilangan kekuatan sinyal, seperti kabel, konektor, penangkal petir dan

lainnya yang akan menyebabkan turunnya unjuk kerja dari radio jika

dipasang sembarangan

Pada radio yang memiliki daya rendah seperti 802.11b, setiap dB

adalah sangat berarti, dan harus diingat “3 dB Rule”, yaitu setiap kenaikan

atau kehilangan 3 dB, kita akan mendapatkan dua kali lipat daya atau

kehilangan setengahnya .

Sumber yang menyebabkan kehilangan daya dalam sistem nirkabel,

antara lain : free space, kabel, konektor, jumper, hal-hal yang tidak terlihat.

2.8.7 Signal Propagation

Sinyal yang meninggalkan antena, maka akan merambat dan

menghilang di udara. Pemilihan antena akan menentukan bagaimana jenis

rambatan yang akan terjadi.

Pada 2,4 GHz sangat penting jika kita memasang kedua perangkat

pada jalur yang bebas dari halangan. Jika rambatan sinyal terganggu, maka

penurunan kualitas sinyal akan terjadi dan mengganggu komunikasinya.

Pohon, gedung, tanki air, dan tower adalah perangkat yang sering

mengganggu rambatan sinyal

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

19

Kehilangan daya terbesar dalam sistem nirkabel adalah Free Space

Propagation Loss. Free Space Loss dihitung dengan rumus :

FSL(dB) = 36.6 + 20 Log10 F(MHz) + 20 Log10 D(mil)

dimana : F = frekuensi yang digunakan

D = jarak

2.8.8 Line of Sight

Menerapkan Line of Sight (LOS) antara antena radio pengirim dan

penerima merupakan hal paling penting

Ada dua jenis LOS yang kita harus perhatikan :

1. Optical LOS - kemampuan untuk saling melihat antara satu tempat

dengan tempat lainnya

2. Radio LOS - kemampuan radio penerima untuk “melihat” sinyal yang

dipancarkan

2.8.9 Freznel Zone

Untuk menentukan LOS, maka teori Freznel Zone harus diterapkan.

Freznel Zone adalah bentuk bola rugby yang berada diantara dua titik yang

membentuk jalur sinyal frekuensi radio.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

20

Gambar 2.7 Freznel Zone

2.8.10 Signal Operating Margin (SOM)

SOM adalah perbandingan antara sinyal radio yang diterima dengan

sinyal radio yang dibutuhkan agar memperoleh data yang bagus. Untuk

memperoleh koneksi yang baik, maka nilai minimum SOM berkisar antara

10-15 dB (Onno, 2002, p11).

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya SOM adalah :

2.8.11 Pita Frekuensi

Pita frekuensi 2,4Ghz yang dialokasikan untuk komunikasi data

jaringan nirkabel adalah antara 2,4-2,485 GHz. Pita frekuensi tersebut

dibagi dalam sebelas kanal, seperti tampak pada tabel di bawah ini.

Kanal Frekuensi (GHz) 1 2,412 2 2,417

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

21

3 2,422 4 2,427 5 2,432 6 2,437 7 2,442 8 2,447 9 2,452 10 2,457 11 2,462

Tabel 2.2 Pita Frekuensi pada 2,4 GHz

Jika diperhatikan, maka terlihat bahwa jarak frekuensi tengah

antar kanal hanyalah 5 MHz. Padahal lebar bandwidth sebuah radio

Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) yang digunakan dalam

jaringan nirkabel adalah 22 MHz. Oleh karena itu, sebetulnya sinyal yang

dipancarkan antar kanal akan saling menggangu satu sama lain-atau

instilah sinyal antar kanal akan saling overlap.

Pada frekuensi 2,4GHz hanya ada maksimum tiga kanal saja yang

sinyalnya tidak saling overlap atau saling menumpuk yaitu 2,412 GHz

(kanal 1), 2,437 GHz (kanal 6) dan 2,462 GHz (kanal 11).

2.9 Teknologi Nirkabel

2.9.1 Transmisi Narrowband

Transmisi narrowband adalah teknologi komunikasi di mana hanya

menggunakan spketrum frekuensi yang dibutuhkan saja untuk

menghantarkan sinyal. Pada sistem komunikasi dengan menggunakan

teknologi transmisi narrowband, maka sistem tersebut akan menjaga agar

menggunakan bandwidth sesempit mungkin untuk mentransmisikan sinyal.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

22

Teknologi spread spectrum adalah kebalikan dari transmisi

narrowband, dimana pada teknologi spread spectrum digunakan bandwidth

yang jauh lebih lebar dari yang dibutuhkannya agar dapat mencapai

jangkauan yang luas. Karena menggunakan bandwidth yang lebih sempit,

maka transmisi narrowband mampu memancarkan power level yang lebih

tinggi daripada teknologi spread spectrum, sehingga keakuratan data

menjadi lebih baik. Karena itu, maka transmisi narrowband sering disebut

dengan high peak power transmission dan teknologi spread spectrum

dikenal dengan low peak power transmission.

Kekurangan dari transmisi narrowband adalah mudah mengalami

jamming dan interferensi. Hal ini dikarenakan sempitnya bandwidth yang

digunakan. Untuk mengacaukan sistem narrowband dengan menggunakan

jamming sangat mudah.

Jamming adalah gangguan pada jaringan yang diakibatkan oleh

adanya power yang sangat besar yang mengangkut sinyal-sinyal yang tidak

diperlukan melalui bandwidth yang sama dengan sinyal yang dibutuhkan,

akibatnya sinyal yang power-nya lebih rendah akan terhalangi. Analogi dari

jamming ini adalah seperti bunyi suara kereta api yang menutupi suara

sekitar.

2.9.2 Spread Spectrum

Spread spectrum menggunakan power yang lebih rendah daripada

transmisi narrowband, akibatnya spread spectrum mampu menjangkau

area yang lebih lebar. Spread spectrum sukar diganggu dengan jamming,

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

23

Karena sinyal yang dikirimkan sangat kecil power-nya sehingga

menyerupai noise. Jika dari sisi receiver, frekuensi tidak disesuaikan

dengan sisi transmiter, maka sinyal spread spectrum hanya terlihat seperti

background noise. Karena banyak radio penerima menerima sinyal spread

spectrum sebagai noise, maka radio penerima tersebut tidak akan

mendemodulasikan sinyal spread spectrum. Hal ini mengakibatkan

transmisi data dengan menggunakan spread spectrum menjadi lebih aman.

Teknologi spread spectrum menukarkan efektifitas bandwidth

dengan kehandalan, keamanan dan intergritas komunikasi. Dengan kata

lain, teknologi spread spectrum menggunakan bandwidth yang jauh lebih

besar dibandingkan dengan komunikasi narrowband. Selain itu, teknologi

spread spectrum menghasilkan sinyal yang lebih sukar dideteksi

dibandingkan dengan teknologi narrowband.

Ada dua jenis teknologi spread spectrum, yaitu frequency hopping

dan direct sequence.

1. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)

Pada awal kemunculan jaringan nirkabel, peralatan jaringan

nirkabel menggunakan teknologi frequency hopping. Pada teknologi ini

pendekatan dilakukan dengan membagi frekuensi menjadi beberapa

bagian yang lebih kecil untuk membentuk suatu pola frekuensi. Data

yang dikirim akan melompat secara literal dari frekuensi yang satu ke

frekuensi yang lain pada suatu pola tertentu untuk menghindari

interferensi atau gangguan dari luar. Pesan dikirim melalui lompatan-

lompatan frekuensi dalam jangka waktu sekitar 400 ms.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

24

Untuk setiap pengiriman, tranceiver sampai receiver menerima

paket dengan baik. Setelah paket diterima receiver dengan baik, maka

receiver akan mengirimkan tanda ke tranceiver dalam bentuk ACK

untuk menyatakan bahwa data terkirim dengan baik. Setelah beberapa

waktu yang telah ditentukan, tranceiver berpindah frekuensi ke

lompatan frekuensi berikut dan kembali meneruskan pengiriman data.

Bila terjadi interferensi maka receiver tidak akan mengirimkan

ACK dan mengirimkan pesan yang menandakan data tidak diterima dan

akan meneruskan melompat ke frekuensi yang berikutnya. Tranceiver

dan receiver harus memiliki pola lompatan frekuensi yang sama untuk

berkomunikasi

2. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Pada direct sequence spread spectrum, pendekatan dilakukan

dengan menggunakan satu frekuensi saja untuk meminimalisasi

interferensi narrowband. Dalam direct sequence, sejumlah data

ditambahkan pada data asli dengan tujuan agar data dapat

direkonstruksi kembali, jika terjadi kerusakan sebagian data atau

hilangnya sebagian data akibat interferensi.

2.9.3 Perbandingan FHSS dan DSSS

FHSS dan DSSS masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Untuk itu perlu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan

sebelum memilih teknologi spread spectrum yang akan digunakan dalam

jaringan nirkabel.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

25

1. Interferensi

Kelebihan dari FHSS adalah penyediaan resistansi yang baik

terhadap interferensi. Sistem WLAN yang menggunakan DSSS lebih

rentan terhadap gangguan interferensi karena sistem DSSS

menggunakan 22 MHz wide contigous band, lain dengan FHSS yang

menggunakan 79 MHz. hal ini bisa menjadi pertimbangan serius apabila

pada lingkungan terdapat faktor interferensi.

2. Co-location

Faktor co-location merupakan kelebihan dari teknologi FHSS.

Hal ini dikarenakan pada FHSS yang menggunakan 79 channel dapat

memiliki co-location untuk maksimum 16 access point. Sedangkan

pada DSSS yang menggunakan 11 channel hanya mampu memiliki co-

location untuk maksimum 3 access point.

Tetapi bila dilihat dari throughput dan biaya, maka DSSS lebih

unggul. Karena DSSS dapat memiliki co-location untuk 3 access point,

maka throughtput maksimumnya menjadi :

Jumlah access point maksimum × data rate = 3 × 11 Mbps

= 33 Mbps.

Pada kinerja 50 %, dimana akan didapatkan throughput sistem

DSSS sebesar :

MbpsMbpsaksimumTroughputM 5.162

332

==

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

26

Sedangkan pada sistem FHSS, throughput maksimumnya adalah

Jumlah access point maksimum × data rate = 16 × 2 Mbps

= 32 Mbps

Pada kinerja 50 %, dimana akan didapatkan throughput sistem

FHSS sebesar :

MbpsMbpsaksimumTroughputM 162

322

==

Pada konfigurasi seperti ini, sistem dengan menggunakan FHSS

memerlukan 13 access point lebih banyak dari DSSS. Hal ini

membutuhkan biaya lebih, ditambah lagi biaya pemasangan alat,

pemeliharaan alat, kabel dan antena.

Dari faktor co-location ini terlihat, bila ingin membangun

sistem dengan throughput dan biaya rendah, maka harus menggunakan

teknologi DSSS. Namun, apabila ingin membangun lingkungan penuh

co-location, maka FHSS merupakan pilihan yang tepat.

3. Biaya

Faktor biaya merupakan faktor yang menjadi pertimbangan

banyak orang. Teknologi DSSS memerlukan biaya yang lebih rendah.

Harga PCMCIA/WNIC dengan teknologi DSSS yang beredar di pasaran

saat ini memang lebih murah dibandingkan dengan yang menggunakan

teknologi FHSS. Di pasaran, peralatan yang mendukung teknologi

FHSS lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan yang mendukung

teknologi DSSS. Tingginya persaingan pasar dan semakin

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

27

berkembangnya teknologi ini membuat harga peralatan yang

mendukung teknologi DSSS menjadi turun.

4. Kompabilitas dan Ketersediaan Alat

Wireless Ethernet Compability Alliance (WECA) membuat

standar interoperabilitas untuk peralatan nirkabel dengan teknologi

DSSS yang dikenal dengan Wireless Fidelity atau Wi-FiTM, dan

menyediakan pengujian untuk peralatan nirkabel. Jika peralatan

nirkabel mampu memenuhi standar ini maka peralatan tersebut

merupakan peralatan yang “Wi-Fi Complicant”. Peralatan ini mampu

bekerja dan compatible dengan peralatan yang “Wi-Fi Complicant”

juga.

Pengujian kompatibilitas yang serupa tidak ada untuk peralatan

FHSS. Standar untuk peralatan FHSS yang telah ada, yaitu dari 802.11

dan OpenAir. Tetapi belum ada organisasi yang melakukan hal serupa

dalam pengujian kompatibilitas untuk FHSS seperti halnya WECA

untuk DSSS.

Karena ada standar pengujian peralatan pada DSSS, membuat

DSSS lebih popular daripada FHSS. Hal ini meningkatkan permintaan

pada pasar yang mengakibatkan peralatan DSSS mudah ditemukan di

pasaran.

5. Data Rate dan Throughput

Untuk perbandingan, data rate yang dimiliki oleh teknologi

DSSS adalah 11 Mbps sedangkan data rate yang dimiliki oleh teknologi

FHSS adalah 2 Mbps. Walaupun ada beberapa sistem FHSS yang

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

28

bekerja pada 3 Mbps atau lebih, namun sistem tersebut bukan 802.11

complicant dan mungkin tidak compatible dengan sistem FHSS lainnya.

FHSS dan DSSS memiliki throughput separuh dari data rate, yaitu 5.5

Mbps untuk teknologi DSSS dan 1 Mbps untuk teknologi FHSS.

Transmisi data dengan teknologi nirkabel memiliki delay. Pada

sistem FHSS, delay yang dimiliki lebih lama daripada teknologi DSSS

yang menyebabkan throughput-nya turun. Selain itu ketika teknologi

FHSS sedang dalam proses pergantian frekuensi, maka tidak ada data

yang ditransmisikan.

6. Keamanan

FHSS hanya dibuat oleh beberapa pabrikan saja dan juga

menggunakan standar set untuk hop sequences yang mengikuti aturan

standar dari IEEE dan WLIF. Hal ini memudahkan pemecahan kode

hop sequences. Apalagi nomor channel-nya di-broadcast dengan jelas

pada tiap-tiap beacon. MAC Address yang ditransmisi juga dapat dilihat

pada masing-masing beacon. Ini berarti keamanan data FHSS tidak

seampuh idealnya.

2.10 Infrastruktur Jaringan Nirkabel

2.10.1 Access point

Access point berfungsi seperti hub, untuk client nirkabel. Beberapa

access point mempunyai fungsi yang lebih kompleks seperti DHCP server,

firewall, NAT, proxy server yang sudah terdapat di dalam alat ini. Antena

yang ada dalam alat ini dapat diganti dengan antena luar yang terhubung

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

29

melalui kabel coaxial. Beberapa perlindungan disediakan oleh access point

ini, diantaranya adalah membatasi akses untuk alamat MAC atau IP

tertentu.

Access point dapat berkomunikasi dengan client jaringan nirkabel,

dengan jaringan kabel dan dengan access point lainnya. Access point dapat

dikonfigurasi ke dalam 3 mode berbeda, yaitu :

1. Mode Root

Mode root digunakan ketika access point terhubung ke jaringan

kabel melalui interface Ethernet yang dimilikinya. Mode root

merupakan default mode yang dimiliki oleh kebanyakan access point.

Ketika dalam mode root, access point dapat berkomunikasi dengan

access point lainnya yang juga terhubung ke dalam satu segmen

jaringan kabel. Komunikasi ini dibutuhkan untuk fungsi roaming

seperti reasosiasi, ketika client bergerak dari 1 access point ke access

point lainnya. Client sebuah access point juga dapat berkomunikasi

dengan client access point lainnya melalui jaringan kabel antar kedua

access point.

2. Mode Repeater

Dalam mode repeater, access point menghubungkan client

jaringan nirkabel ke access point lainnya yang terhubung ke jaringan

kabel. Ketika access point dalam mode repeater, maka port Ethernet

akan dalam keadaan disable. Penggunaan access point dengan mode

repeater tidak disarankan karena cell antar access point root dengan

access point repeater harus saling overlap minimal 50%, sehingga jarak

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

30

yang dapat dicapai access point ke client menjadi berkurang drastis.

Selain itu, karena access point repeater berkomunikasi dengan access

point root dan client jaringan nirkabel menggunakan media yang sama,

maka throughput yang diberikan akan menurun dan akan terjadi latency

yang besar.

3. Mode Bridge

Dalam mode bridge, access point berfungsi sama seperti

wireless bridge. Wireless Bridge tidak digunakan untuk

menghubungkan client jaringan nirkabel ke jaringan kabel, tetapi

menghubungkan dua buah jaringan kabel secara nirkabel.

2.10.2 Wireless Bridge

Wireless Bridge digunakan ketika ingin menghubungankan dua

buah jaringan kabel melalui media nirkabel.

2.10.3 Peralatan Base Station Jaringan Nirkabel

Dalam beberapa kasus pemasangan jaringan nirkabel, kebutuhan

akan peralatan bervariasi. Secara umum, peralatan yang dibutuhkan untuk

membangun base station :

1. Router

Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk

melakukan proses routing antar jaringan yang berbeda network id. Router

dapat berupa sebuah PC biasa atau sebuah device khusus.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

31

2. Antena

Antena adalah suatu alat untuk mentransmisikan dan menerima

sinyal dari suatu tempat ke tempat lain.

3. Access point

Access point adalah suatu alat untuk menghubungkan jaringan

kabel dengan jaringan nirkabel.

4. Pigtail

Pigtail adalah sebuah kabel untuk menghubungkan antena dengan

access point. Kualitas kabel sangat menentukan kualitas sinyal yang akan

ditransmisikan dan panjang kabel disarankan sependek mungkin.

5. Application Server

Application Server adalah aplikasi-aplikasi pendukung yang

menyediakan layanan bagi client. Contoh dari application server :

Database server, Web Server, DHCP Server, Proxy Server dan

sebagainya.

2.10.4 Peralatan Client Jaringan Nirkabel

Pada sisi client, peralatan yang dibutuhkan agar dapat terhubung ke

jaringan nirkabel, antara lain :

1. PCMCIA / USB / PCI Wireless Card atau Built-in Wifi Chipset

2. Antena

3. Pigtail (opsional)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

32

2.11 Antena

Antena adalah alat yang digunakan untuk mentransmisikan dan/atau

menerima gelombang radio. Medan elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena

disebuat beam atau lobe. Antena bekerja dengan mengubah gelombang terarah

(guided wave) menjadi gelombang freespace (freespace wave) dan sebaliknya,

dengan tujuan agar gelombang terarah dapat merambat pada freespace dan

gelombang freespace dapat ditangkap oleh antena. Karena fungsinya tersebut,

maka antena menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam transmisi nirkabel.

Directivity adalah kemampuan antena untuk memfokuskan energi ke arah

tertentu dibandingkan pada arah yang lain. Pola radiasi antena digambarkan

sebagai kuat relatif dari medan elektromagentik yang dipancarkan oleh antena ke

segala arah pada jarak yang konstan. Bila dilihat dari pola radiasinya, maka antena

dibagi menjadi dua macam, yaitu antena omni-directional dan antena directional.

2.11.1 Antena Omni-directional

Antena omni-directional meradiasikan energi 360 derajat secara

merata berdasarkan porosnya. Antena omni-directional dikenal juga

sebagai antena dipole. Antena dipole meradiasikan energi dalam pola yang

tampak seperti kue donat.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

33

Gambar 2.8 Pola Radiasi Antena Omni-Directional

Antena omni-directional dengan gain yang besar memberikan

converage horizontal yang lebih jauh, sedangkan converage secara vertikal

berkurang.

2.11.2 Antena Directional

Antena directional digunakan untuk komunikasi point-to-point

dengan wireless bridge. Semakin besar gain yang dimiliki oleh antena

directional, semakin sempit pula beamwidth-nya.

Gambar 2.9 Pola Radiasi Antena Directional

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

34

2.11.3 Konsep Antena

1. Polarisasi

Gelombang radio merupakan gelombang elekromagnetik.

Medan listrik sejajar dengan antena, sedangkan medan magnet tegak

lurus terhadap antena. Polarisasi antena dilihat dari polarisasi medan

listrik terhadap bumi, sehingga jika peletakkan antena vertikal, maka

polarisasinya adalah vertikal.

2. Gain Antena

Gain antena diukur dalam satuan dBi (dB isotropic), besar

desibel yang diukur berdasarkan referensi dari radiator isotropis.

Radiator isotropis merupakan sebuah bola yang meradiasikan energi

merata ke seluruh arah pancarannya. Antena memiliki gain pasif, yang

berarti antena tidak meningkatkan energi yang diberikan, tetapi

memfokuskan radiasinya sehingga pancaran dapat lebih jauh.

3. Beamwidth

Beamwidth merupakan lebar fokus pemancaran gelombang

radio oleh antena.

Gambar 2.10 Beamwidth

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

35

4. Free Space Path Loss

Gelombang radio yang merambat akan kehilangan energi

seiring dengan perambatannya melalui medium. Free space path loss

merupakan loss yang dialami oleh gelombang radio ketika merambat

melalui medium udara.

5. Power Over Ethernet (PoE)

Power Over Ethernet merupakan metode mengirimkan listrik

DC ke access point atau wireless bridge melalui kabel ethernet UTP cat

5.

Gambar 2.11 Power Over Ethernet

2.12 Organisasi dan Standarisasi

2.12.1 IEEE

Institute of Elecrical Engineerings (IEEE) mengembangkan 4

standar utama untuk WLAN, yaitu :

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

36

1. IEEE 802.11

Standar ini menspesifikasikan penggunaan teknologi DSSS dan

FHSS pada frekuensi 2,4 GHz yang beroperasi pada data rate 1 dan 2

Mbps.

2. IEEE 802.11b

Standar ini menspesifikasikan penggunaan teknologi DSSS pada

frekuensi 2,4 GHz yang beroperasi pada data rate 1, 2, 5,5 dan 11

Mbps.

2. IEEE 802.11a

Standar ini menspesifikasikan penggunaan teknologi OFDM

pada frekuensi 5 GHz yang beroperasi pada data rate 6, 9, 12, 18, 24,

36, 48 dan 54 Mbps.

3. IEEE 802.11g

Standar ini menspesifikasikan penggunaan teknologi OFDM

pada frekuensi 2,4 GHz yang beroperasi pada data rate 6, 9, 12, 18, 24,

36, 48 dan 54 Mbps.

2.12.2 WECA

Wireless Ethernet Compability Alliance (WECA) melakukan uji

interoperabilitas untuk peralatan WLAN 802.11b dan 802.11a. Peralatan

yang lulus uji interoperabilitas WECA berhak menggunakan logo Wi-Fi

yang menyatakan peralatan tersebut dapat beroperasi dengan peralatan lain

yang juga lulus uji interoperabilitas WECA.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

37

2.13 Site Survey

Access point memiliki jangkauan yang terbatas. Pada area yang sangat luas;

seperti gudang atau kampus perguruan tinggi; dibutuhkan pemasangan beberapa

access point untuk menjangkau seluruh wilayah tersebut. Pemasangan access point

ditentukan melalui suatu proses yang disebut site survey. Tujuan dari site survey

adalah menjangkau seluruh wilayah akses sehingga client dapat melakukan

koneksi secara mobile, tanpa harus terputus.

Berikut adalah perangkat yang digunakan dalam site survey :

1. Spectrum Analyzer

Spectrum analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya

transmit, sinyal input, keadaan sinyal RF di tempat yang bersangkutan dan

interferensi yang terjadi.

Gambar 2.12 Spectrum Analyzer

2. Strobe Light, Flashlight, Kaca, Binocular atau Telescope yang bermanfaat

untuk mengevaluasi Line of Sight dari tempat-tempat yang akan dipasang

3. Meteran, minimal 10 meter

4. Peta Topografik 1:50.000 atau peta komputer

5. Hand-held GPS dengan fungsi kompas dan Altimeter.

6. Topi dan ban keselamatan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

38

7. Tangga

2.14 Permasalahan Jaringan Nirkabel dan Solusinya

2.14.1 Multipath

Beamwidth sinyal radio yang dipancarkan oleh sebuah antena akan

semakin meluas seiring dengan semakin jauh jaraknya. Oleh karena itu,

sinyal radio yang dipancarkan pada suatu saat akan menemukan hambatan

pada jalur propagasinya dan mengalami pemantulan.

Ketika sebuah gelombang radio dipantulkan oleh sebuah objek;

misalnya lempengan logam, air, atap logam; dan bergerak menuju antena

penerima, maka akan terjadi sebuah fenomena yang disebut multipath.

Antena penerima akan menerima sinyal radio hasil komposisi dari sinyal

yang diterima langsung dari antena pemancar dan sinyal radio hasil

pantulan. Sinyal hasil pantulan akan tiba di antena penerima lebih lambat

daripada sinyal langsung. Waktu tunda ini disebut sebagai delay spread.

Gambar 2.13 Multipath

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

39

Multipath dapat menyebabkan beberapa hal :

1. Downfade

Downfade terjadi ketika sinyal pantulan berbeda fase dengan

sinyal langsung sehingga komposisi kedua sinyal menyebabkan

amplitudo sinyal asli menurun.

2. Corruption

Corruption terjadi ketika sinyal pantulan mengakibatkan

komposisi akhir sinyal yang diterima antena penerima tidak dapat

diidentifikasikan dan harus mentrasmisi ulang sinyal tersebut.

Corruption menyebabkan menurunnya throughput.

3. Nulling

Nulling terjadi ketika sinyal pantulan yang diterima antena

memiliki amplitudo yang sama dengan sinyal langsung dan perbedaan

fase 1800 dengan sinyal langsung, sehingga menyebabkan komposisi

kedua sinyal adalah nol.

4. Upfade

Upfade merupakan fenomena yang berlawanan dengan

fenomena downfade. Pada fenomena upfade, sinyal pantul memperkuat

sinyal akhir yang diterima oleh antena penerima.

Penggunaan antena diversity akan mengurangi efek multipath.

Antena diversity menggunakan beberapa antena untuk membawa sinyal

input ke sebuah penerima. Penerima akan mengambil sinyal dengan

kualitas terbaik dari semua sinyal input yang diberikan.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

40

2.14.2 Hidden Node

Jaringan nirkabel menggunakan protocol CSMA/CA dalam

menggunakan medium frekuensi secara bersama. Protocol CSMA/CA

mengharuskan setiap node mendengarkan saluran frekuensi sebelum

melakukan transmisi untuk menghindari terjadinya collision.

Permasalah hidden node muncul ketika sebuah node yang sedang

terhubung ke access point tidak dapat melihat node lain yang juga

terhubung ke access point, sehingga kemungkinan terjadi collision semakin

besar. Efek dari fenomena hidden node adalah menurunnya throughput

sampai dengan 40%.

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah hidden node, yaitu :

1. Menggunakan RTS/CTS

Request-to-Send/Clear-to-Send (RTS/CTS) tidak menghilangkan

masalah hidden node. Solusi ini hanya mengurangi efek negatif yang

diakibatkan oleh hidden node. Dengan protocol RTS/CTS, sebelum

pengirim diperbolehkan mengirim data, pengirim diharuskan untuk

mengirim paket kecil (RTS) ke penerima dan penerima diharuskan

untuk mengirim CTS.

2. Meningkatkan power node

Dengan meningkatkan power node, masalah hidden node dapat

dipecahkan karena dengan meningkatnya power yang digunakan, maka

kemungkinan hidden node untuk terdeteksi oleh node lain semakin

besar.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

41

3. Menghilangkan halangan

Selain meningkatkan power node, terdapat alternatif lain untuk

mengatasi hidden node yaitu dengan menghilangkan halangan. Dengan

menghilangkan halangan, maka power node tidak perlu ditingkatkan.

4. Memindahkan node

Solusi lain untuk hidden node adalah dengan memindahkan

node yang tidak terdeteksi oleh node lain ke tempat lain, sehingga node

tersebut dapat saling mendengarkan.

2.14.3 Near/far

Masalah near/far terjadi ketika ada node yang terletak sangat dekat

dengan access point memiliki power transmisi yang besar sedangkan ada

node lain yang lebih jauh dari access point tetapi memiliki power transmisi

yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan node yang dekat dengan access

point. Hal ini menyebabkan node yang letaknya lebih jauh dari access point

yang memiliki power transmisi yang lebih kecil tidak terdengar oleh access

point.

Protokol CSMA/CA telah mengatasi masalah near/far tanpa perlu

campur tangan administrator jaringan. Ketika sebuah node dapat

mendengarkan node lain sedang melakukan transmisi data, maka node

tersebut akan menghentikan transmisinya, sesuai dengan aturan CSMA/CA.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

42

Jika masalah near/far masih muncul, maka dapat dilakukan

beberapa alternatif berikut :

1. Meningkatkan power transmisi node yang lebih jauh.

2. Menurunkan power transmisi node yang dekat dengan access point.

3. Memindahkan node yang lebih jauh menjadi lebih dekat dengan access

point.

2.14.4 Interferensi

Ada beberapa jenis interferensi radio yang dapat muncul selama

pemasangan jaringan nirkabel, diantaranya interferensi narrowband,

interferensi all-band, interferensi akibat pemakaian channel yang sama atau

channel yang bersebelahan dan interferensi akibat cuaca.

1. Interferensi Narrowband

Interferensi narrowband dapat mengganggu transmisi sinyal

radio yang dipancarkan oleh peralatan spread spectrum. Interferensi

narrowband tergantung dari power transmisi, lebar pita frekuensi dan

tingkat konsistensinya. Sinyal narrowband mengganggu sebagian kecil

dari pita frekuensi yang digunakan oleh sinyal spread spectrum. Jika

sinyal narrowband berinterferensi dengan sinyal spread spectrum pada

channel 3, maka dengan memindahkan penggunaan channel spread

spectrum dapat menghilangkan interferensi yang terjadi. Untuk

mengidentifikasikan ada interferensi narrowband, maka diperlukan

spectrum analyzer.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

43

2. Interferensi All-Band

Interferensi all-band adalah sinyal yang berinterferensi dengan

sinyal spread spectrum secara merata di seluruh pita frekuensi.

Teknologi seperti bluetooth atau sebuah microwave oven biasanya

menyebabkan interferensi all-band pada sinyal radio 802.11.

Solusi terbaik untuk masalah interferensi all-band adalah

dengan menggunakan teknologi yang penggunaan spektrum

frekuensinya berbeda dengan spektrum sumber interferensi. Jika

penggunaan teknologi 802.11b mengalami interferensi all-band, maka

solusinya adalah dengan menggunakan teknologi 802.11a. Pencarian

sumber interferensi all-band akan lebih sulit dibandingkan dengan

interferensi narrowband.

3. Interferensi Cuaca

Cuaca yang sangat buruk dapat mempengaruhi kinerja jaringan

nirkabel. Cuaca normal seperti hujan, salju, kabut, tidak memiliki

pengaruh besar terhadap kinerja jaringan nirkabel.

Angin tidak mempengaruhi sinyal radio, tetapi mempengaruhi

posisi antena yang dipasang di luar gedung. Perubahan antena dapat

menyebabkan sinyal yang dipancarkan tidak diterima oleh antena

penerima.

Petir dapat mengganggu dalam dua cara. Pertama, petir dapat

menyambar antena atau objek di sekitarnya dan menyebabkan

kerusakan. Kedua, petir dapat mengganggu jalur yang dilewati oleh

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

44

signal radio. Masalah pertama dapat dicegah dengan menggunakan

lightning arrestor.

4. Interferensi Co-Channel dan Adjacent Channel

Penggunaan channel yang sama (co-channel) maupun

berdekatan (adjacent channel) dapat menyebabkan interferensi, karena

pita frekuensi yang diguakan saling bertumpukan satu sama lain

(overlap). Setiap channel menggunakan lebar pita frekuensi 22 Mhz

sedangkan frekuensi utama setiap channel hanya terpisah 5 Mhz.

Interferensi ini akan menyebabkan throughput berkurang jauh.

Hanya ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah

ini, yaitu dengan menggunakan channel yang tidak overlap, atau

dengan memindahkan access point sampai sinyal radio keduanya tidak

saling berinterferensi.

5. Jangkauan

Ketika mempertimbangkan peletakan peralatan jaringan

nirkabel, jangkauan komunikasi harus diperhitungkan. Ada tiga hal

penting yang akan mempengaruhi jangkauan komunikasi, yaitu power

transmisi, jenis dan lokasi antena dan lingkungan.

a. Power Transmisi

Power transmisi yang lebih besar akan memiliki jangkauan

komunikasi yang lebih jauh. Sebaliknya, dengan menurunkan

power transmisi, maka jangkauan komunikasi akan semakin

pendek.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

45

b. Jenis dan Lokasi Antena

Penggunaan antena yang memiliki beamwidth lebih kecil

(antena directional) akan memperluas jangkauan sinyal radio,

sedangkan penggunaan antena omni-directional akan

memperpendek jangkauan sinyal radio.

c. Lingkungan

Lingkungan yang penuh dengan noise akan memperpendek

jangkauan sinyal radio. Selain itu, lingkungan yang penuh dengan

noise akan mempersulit jaringan nirkabel untuk membangun link

yang stabil.

2.15 Keamanan Jaringan Nirkabel

Keamanan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam

perancangan dan implementasi suatu jaringan. Ada beberapa solusi yang

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan pada jaringan nirkabel, yaitu :

1. EAP-MD5 Challenge

Extensible Authentication Protocol Message Digest 5 Challenge

Handshake Authentication Protocol (EAP-MD5 CHAP) adalah metode

otentikasi yang pertama kali dikembangkan. Tipe otentiaksi ini sangat mirip

dengan otentikasi CHAP pada jaringan kabel.

2. LEAP

Lightweight Extensible Authentication Protocol (LEAP) adalah jenis

otentiaksi utama yang digunakan pada access point Cisco. LEAP menggunakan

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

46

metode WEP untuk melakukan proses enkripsi. Selain itu, LEAP juga bisa

digabungkan dengan metode otentikasi yang lain.

3. VPN

Virtual Private Network (VPN) adalah suatu proses di mana jaringan

umum (public network / Internet) diamankan untuk memfungsikan

sebagaimana private network.

Otentiaksi dan enkripsi merupakan dua teknik yang terdapat dalam

VPN. Teknologi penting lainnya yang biasa digunakan untuk menyesuaikan

otentikasi dan enkripsi adalah tunneling, yang merupakan suatu enkapsulasi

satu paket protokol di dalam paket protokol lain

4. WEP

Wired Equivalent Privacy (WEP) merupakan protokol keamanan, yang

dispesifikasikan dalam standar IEEE Wireless Fidelity (Wi-Fi), 802.11b yang

dirancang untuk menyediakan jaringan nirkabel dengan tingkat keamanan dan

keleluasaan pribadi dibandingkan dengan yang biasa digunakan dalam jaringan

kabel. WEP menggunakan key yang statis untuk melakukan proses otentikasi

antara client dengan access point.

Permasalahan pada WEP adalah metode otentikasi ini sudah bisa

dipecahakan dengan menggunakan aplikasi tertentu. Selain itu, penambahan

key pada WEP membuat data semakin besar yang mengakibatkan lambatnya

pengiriman data.

5. WPA

Wi-Fi Protected Access (WPA) adalah pengenbangan lanjutan dari

WEP. Berbeda dengan WEP, WPA menggunakan key yang dihasilkan secara

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-01259-IF-Bab 2.pdf · 2.2 Topologi Jaringan Topologi merupakan sebuah struktur dari sebuah jaringan.

47

dinamis sehingga semakin mempersulit client yang tidak berhak untuk

menggunakan fasilitas access point.