BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak
2.1.1 Pengertian Perancangan Piranti Lunak
Definisi dari perancangan piranti lunak adalah :
1. Pembuatan, penerapan, dan penggunaan dari prisip – prinsip
perancangan yang baik untuk mendapatkan piranti lunak yang
ekonomis, dapat diandalkan dan dapat bekerja secara efisien pada
komputer / mesin yang sebenarnya (Pressman, 2005, p1).
2. Perancangan piranti lunak merupakan paduan dari teori, metode dan
alat yang diperlukan untuk mengembangkan piranti lunak yang
dibutuhkan komputer (Sommerville, 2000, p4).
2.1.2 Karakteristik Piranti Lunak
Untuk mendapatkan pengertian dari piranti lunak, penting untuk
memperhatikan karakteristik dari piranti lunak yang membuatnya berbeda dari
benda lain yang dibuat oleh manusia. Piranti lunak lebih bersifat logis daripada
sistem elemen fisik. Oleh karena itu piranti lunak memiliki karakteristik yang dapat
disimpulkan berbeda dari perangkat kerasnya.
Karakter piranti lunak pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Piranti lunak dapat dkembangkan dan direkayasa, piranti lunak tidak
diproduksi dalam pengertian klasik.
2. Piranti lunak tidak dapat menjadi usang.
3. Pada umumnya piranti lunak dibuat menurut pesanan.
7
2.1.3 Proses Perancangan Piranti Lunak
Salah satu model dalam perancangan piranti lunak adalah model Classic Life
Cycle (Waterfall Model) (Pressman, 2005, p79). Model ini menggambarkan
pendekatan sekuensial 6 tahap, yaitu:
Gambar 2.1 Model Air Terjun
1. Komunikasi (Communication)
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan informasi dari apa saja yang dibutuhkan
dari piranti lunak yang akan dirancang.
2. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, perancang harus menetapkan apa saja yang akan dibutuhkan dari
piranti lunak yang akan dirancang, baik memperkirakan kinerja, fungsi dan
waktu pengerjaan.
3. Pemodelan (Modelling)
Pemodelan piranti lunak merupakan langkah – langkah yang dipusatkan pada
analisa desain, yang terbagi dalam empat atribut program yang berbeda, yaitu
Communication
Consruction
Planning
Modelling
Deployment
8
struktur data, arsitektur piranti lunak, perincian prosedur dan karakteristik antar
muka.
4. Konstruksi (Construction)
Tahap ini merupakan tahap dimana perancang melakukan coding, yaitu
menterjemahkan desain ke dalam bentuk coding yang dapat dimengerti
komputer. Kemudian pada tahap ini jug dilakukan testing aplikasi dengan tujuan
memperbaiki kesalahan atau bug yang ada.
5. Peluncuran (Deployment)
Pada tahap yang terakhir ini dilakukan pengiriman , support, dan feedback
kepada pengguna. Tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap pemeliharaan aplikasi
yang diluncurkan kepada pengguna.
2.2 Sistem
2.2.1 Definisi Sistem
Definisi sistem adalah kumpulan bagian – bagian yang terintegrasi untuk
melakukan dan mencapai suatu tujuan yang sama ( McLeod, 2004, p9).
Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja
bersama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima masukan dan
menghasilkan output pada proses transformasi yang terorganisasi (O'Brien, 2003,
p8).
2.2.2 Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen – komponen sistem atau
elemen – elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem.
Setiap sistem, tidak peduli berapa kecilnya, selalu mengandung komponen –
9
komponen atau subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat – sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Jadi dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem, ada subsistem yang
tidak berjalan, tentunya sistem tersebut kemungkinan besar tidak akan berjalan
sesuai yang diinginkan atau bisa juga disebut rusak sehingga tujuan sistem tersebut
tidak tercapai.
2.2.3 Batasan Sistem
Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
2.2.4 Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan merupakan data dari sistem dan dengan demikian harus
tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus
ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kestabilan dari sistem.
2.2.5 Penghubung (Interface) Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui
10
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan
2.2.6 Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah data yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi. Signal input adalah data yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk
diolah menjadi informasi.
2.2.7 Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil dari data yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang
lain.
2.2.8 Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Misalnya, suatu sistem produksi akan mengolah
masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa
barang yang berguna.
11
2.3 SIG (Sistem Informasi Geografis)
2.3.1 Definisi SIG
Sistem Informasi Geografis adalah suatu kesatuan formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek – objek yang
terdapat di permukaan bumi (Paryono, 1994, p1).
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik dan logika yang berhubungan dengan objek di
permukaan bumi (Prahasta, 2002, p 49)
Sistem Informasi Geografis dapat disimpulan sebagai sistem yang khusus
mengelola data yang memiliki informasi spasial atau geografis dimana data tersebut
dikategorikan sesuai lokasinya.
2.3.2 Sumber Informasi Geografi
Sumber informasi geografi berasal dari permukaan bumi. Seiring waktu,
permukaan bumi mengalami perubahan secara alami baik gejala alam maupun
sosial. Geografi harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional
(kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang
membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
Berikut merupakan sumber informasi geografi sesuai sudut pandang spasial dan
regional:
1. Litosfer
Litosfer merupakan kulit bumi atau bagian bumi yang paling luar. Perlu
diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari beberapa macam batuan dan tanah.
12
Dalam geografi perbedaan jenis secara topografi dan relief, serta tanah dan
batuan akan berbeda bentuk dan warnanya.
2. Hidrosfer
Hidro merupakan air. Namun dalam hal ini berarti lapisan air yang
menutupi bumi baik di perairan darat maupun perairan laut. Perbedaan
kedalaman yang ditutupi air membedakan warna dalam geografi.
3. Atmosfer
Atmosfer mempengaruhi cuaca dan iklim suatu daerah. Dalam hal ini
tentunya menjadikan warna yang berbeda – beda dalam ilmu geografi.
4. Biosfer
Bio berarti kehidupan, disini arti biosfer sendiri mencakup kehidupan
secara luas baik itu manusia, tumbuhan maupun hewan. Jika persebaran hayati
berbeda maka akan ada perbedaan bentuk dan warna dalam geografi.
5. Sosial dan Budaya
Sosial dan budaya mencakup kehidupan manusia di bumi. Perbedaan
sosial seperti tingkat kekayaan ataupun budaya seperti suku – suku di Indonesia
yang beragam tentunya membedakan sumber informasi geografi yang berbeda
pula.
2.3.3 Komponen SIG
Komponen SIG ada 4 macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras merupakan fisik dari komputer, dengan dibedakan
dengan data atau perangkat lunak yang ada di dalamnya. Perangkat keras yang
digunakan dalam SIG adalah sebagai berikut :
13
a. Alat masuk (Input)
Sesuai namanya, alat ini adalah alat untuk memasukkan data ke
dalam sistem atau jaringan komputer
misalnya : Mouse, keyboard, cd-rom
b. Alat proses
Alat proses adalah sistem yang berada di dalam sebuah komputer
yang berfungsi sebagai pengolah data sesuai perintah yang diberikan
misalnya: Processor
c. Alat keluar (Output)
Yaitu sebagai alat keluaran data yang telah diproses oleh komputer
sehingga mampu menampilkan data yang kita inginkan.
misalnya : Monitor, printer, plotter.
2. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak adalah aplikasi dalam sebuah komputer yang berfungsi
sebagai perantara pengguna komputer dengan perangkat keras. Disini perangkat
lunak menterjemahkan perintah yang berasal dari pengguna yang kemudian
diterjemahkan menggunakan perangkat keras sehingga dapat diproses.
Perangkat lunak dalam SIG berfungsi untuk memasukkan, menganalisa
dan menampilkan informasi yang berkaitan dengan SIG.
Contoh perangkat lunak dalam SIG adalah sebagai berikut :
- Arc View
- Map info
- Pathfinder office
3. Data
14
Data disini mewakili kumpulan informasi dan fakta mengenai SIG. Data
itu sendiri merupakan fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang
dihubungkan dengan kenyataan, simbol - simbol, gambar – gambar, kata – kata,
angka dan huruf dengan maksud tertentu. Data juga merupakan bentu jamak dari
informasi. Data dapat berupa apa saja dan dapat ditemukan dimana saja. Kegunaan
data disini adalah sebagai bahan dasar yang obyektif dalam proses atau sistem SIG.
4. Sumber daya manusia
Dalam hal ini manusia merupakan salah satu pengguna dalam aplikasi
yang menggunakan SIG. Manusia dapat mengubah sistem tersebut baik secara
perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Mereka juga sebagai pengoperasi
dan pengguna daripada SIG ini.
2.3.4 Manfaat SIG
Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup serta menyongsong
pembangunan masa depan, peran SIG sangatlah berpengaruh sebagai informasi
ruang dan wilayah. Informasi tersebut dapat digunakan yang berkaitan dengan
alam maupun transportasi yang merupakan salah satu kebutuhan esensial manusia.
Contoh aplikasi SIG yang dalam beberapa bidang sebagai berikut :
1. Sumber daya alam
Perkembangan budaya dan teknologi serta pertumbuhan jumlah
penduduk menjadikan kebutuhan masyarakat akan sumber daya alam pada
umumnya meningkat. Semakin meningkatnya kebutuhan sumber daya tersebut
endorong manusia untuk mencari serta menemukan sumber daya alam dengan
mudah sehingga mereka dapat memanfaatkanya. Dalam hal ini, SIG sangat
bermanfaat dalam beberapa hal, yaitu :
15
a. Mengetahui persebaran sumber daya alam yang esensial seperti minyak,
batu bara, gas alam dan lainnya.
b. Mengetahui persebaran kawasan lahan
Dengan mengetahui persebaran kawasan lahan, maka dapat dketahui
beberapa hal sebagai berikut :
- Kawasan lahan yang potensial untuk diambil sumber dayanya
dan kawasan yang kritis untuk diperbaiki untuk masa depan.
- Kawasan hutan yang bisa dimanfaatkan sumber dayanya dan
yang perlu direboisasi.
- Kawasan yang dapat digunakan untuk pertanian atau berladang.
2. Populasi dan pembangunan
SIG juga bermanfaat dalam bidang pembangunan yang kemudian
disesuaikan dari penyebaran populasi agar terjadi pembangunan yang merata
dalam suatu area. Pembangunan tersebut selain bergantung populasi juga
bergantung terhadap kehidupan masyarakat di area tersebut sesuai kebudayaan
dan sosial mereka.
3. Informasi dan Transportasi
Aplikasi SIG sudah banyak digunakan dalam sistem informasi
transportasi akhir – akhir ini. SIG bermanfaat misalnya sebagai penggambaran
objek dalam bentuk map yang menggambarkan suatu rute. Dengan mengetahui
rute tersebut, informasi baik untuk pengguna maupun pelaksana sarana
transportasi tentunya akan menjadi lebih jelas.
16
2.3.5 Tahapan dalam SIG
SIG memiliki beberapa tahap yang diperlukan agar aplikasi selesai dengan baik.
Berikut merupakan tahap - tahap dalam pembuatan aplikasi SIG :
1. Perencanaan dan desain database
2. Pengumpulan database
3. Input data spasial
4. Input atribut data / non spasial
5. Mengelola database
6. Analisa database
7. Menyajikan data analisa.
2.3.6 ArcView
2.3.6.1 Pengertian ArcView
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi
Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Environmental
Systems Research Institute). Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki
kemampuan – kemampuan untuk melakukan visualisasi, mengeksplorasi,
menjawab query (baik basis data spasial maupun non – spasial), menganalisa
data secara geografis, dan sebagainya (E. Prahasta, 2002, p1).
2.3.6.2 Penggunaan ArcView
Secara umum, kemampuan perangkat lunak ArcView dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Pertukaran data
Yaitu kemampuan membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam
format perangkat lunak SIG lainnya.
17
2. Melakukan analisa statistik dan operasi – operasi matematis.
3. Menampilkan informasi (basis data) spesial maupun atribut
ArcView dapat menampilkan informasi atau data dalam bentuk view
(tampilan untuk di layar monitor), layout, tabel dan chart.
4. Menjawab query spesial maupun atribut
Misalnya menggunakan SQL sebagai standar untuk melakukan query
terhadap basis datanya.
5. Melakukan fungsi dasar SIG
Menyediakan alat bantu analitis spasial sederhana, misalnya seperti
jumlah populasi di suatu daerah.
6. Membuat peta tematik
Menyediakan pustaka simbol dan warna untuk pembuatan peta
tematik.
7. Mengedit aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip
Menyediakan bahasa pemograman sederhana atau skrip untuk
mengotomatisasikan pengoperasian rutin dan mengedit aplikasi SIG yang
dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak ArcView.
8. Melakukan fungsi khusus SIG lainnya
Misalnya 3D Analyst, yaitu modul perangkat lunak yang
dipergunakan untuk membuat, menganalisa dan menampilkan data
spasial tiga dimensi.
18
2.4 Hypertext Preprocessor (PHP)
PHP merupakan bahasa server – side programming yang fleksibel untuk
membuat halaman web yang dinamis dan interaktif. Sintaks PHP mirip dengan bahasa
Perl dan C (Andi Sunyoto, 2007, p119).
PHP pertama kali dikembangakan pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf. Dia
merupakan salah satu anggota Apache. PHP pertama kali didesain sebagai alat tracking
pengunjung website Lerdorf. Kemudian fungsinya diperluas dan dihubungkan dengan
Apache. PHP bersifat open source dan dapat digabungkan ke berbagai server yang
berbeda.
Keuntungan server side programming :
1. Cross platform
Yaitu kemampuan untuk tidak bergantung kepada browser karena
program dieksekusi pada server.
2. Optimasi dan pemeliharaan dilakukan pada server
3. Dapat dikembangkan menjadi aplikasi lain
Server side dapat mengakses file dan database
4. Kode program aman
Client tidak dapat mengakses kode program.
Keuntungan PHP :
1. Mudah didesain dan dijalankan
2. PHP mampu berjalan pada bermacam - macam sistem operasi
3. PHP dapat di embed, misalnya pada HTML
4. PHP mampu berjalan pada server yang berbeda, misalnya Apache, IIS dan
lainnya.
19
2.5 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
Ketika komputer pertama kali diperkenalkan secara komersial pada tahun 50-an,
mesin ini sangat sulit dipakai dan sangat tidak praktis. Hal demikian disebabkan karena
saat itu komputer merupakan mesin yang sangat mahal dan besar, hanya dipakai di
kalangan tertentu, misalnya para ilmuwan atau ahli-ahli teknik.
Setelah komputer pribadi (Desktop PC) diperkenalkan pada tahun 70-an, maka
berkembanglah penggunaan teknologi ini secara cepat dan mengagumkan ke berbagai
penjuru kehidupan (pendidikan, perdagangan, pertahanan, perusahaan, dan sebagainya).
Kemajuan-kemajuan teknologi tersebut akhirnya juga mempengaruhi rancangan sistem.
Sistem rancangan dituntut harus bisa memenuhi kebutuhan pemakai, sistem harus
mempunyai kecocokan dengan kebutuhan pemakai atau suatu sistem yang dirancang
harus berorientasi kepada pemakai. Pada awal tahun 70-an ini, juga mulai muncul isu
teknik antarmuka pemakai (user interface) yang diketahui sebagai Man-Machine
Interaction (MMI) atau Interaksi Manusia-Mesin.
Para peneliti akademis mengatakan suatu rancangan sistem yang berorientasi
kepada pemakai, yang memperhatikan kapabilitas dan kelemahan pemakai ataupun
sistem (komputer) akan memberi kontribusi kepada interaksi manusia-komputer yang
lebih baik. Maka pada pertengahan tahun 80-an diperkenalkan istilah Human-Computer
Interaction (HCI) atau Interaksi Manusia-Komputer.
Shneiderman mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai
petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini
disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:
a. Konsistensi
20
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah
tersembunyi, dan fasilitas makro.
c. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan
balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat
diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal
yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul
suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul
pesan kesalahannya.
d. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan
indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan
kelompok tindakan berikutnya.
e. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi
21
kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah
dipahami untuk penanganan kesalahan.
f. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak
takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
g. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem
mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga
pengguna menjadi inisiator daripada responden.
h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup
waktu pelatihan untuk kode dan urutan tindakan. (Shneider, 2005)
2.6 Database
2.6.1 Pengertian Data
Menurut Inmon (2002, p388), data adalah sebuah rekaman fakta, konsep, atau
instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pencarian, dan
pemrosesan secara otomatis dan dapat memberikan informasi yang mudah
dimengerti oleh pemiliknya atau pihak yang bersangkutan.
22
Menurut Laudon (2006, p13), data adalah kumpulan fakta yang masih mentah
yang menjelaskan aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan
fisik, sebelum terorganisir dan diubah menjadi bentuk yang dimengerti dan dapat
digunakan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa data merupakan suatu bentuk
dasar dari rekaman fakta yang belum diolah atau dimanipulasi. Data yang didapatkan
pada suatu perusahaan umumnya diperoleh dari hasil kegiatan operasi sehari-hari
atau hasil dari transaksi yang dilakukan, yang nantinya dapat digunakan untuk
kepentingan perusahaan.
2.6.2 Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), database merupakan kumpulan dari
data logical yang berhubungan dan deskripsi dari data tersebut yang dirancang untuk
kebutuhan informasi sebuah perusahaan.
Sedangkan menurut Inmon (2002, p388), database adalah sekumpulan
penyimpanan data yang berhubungan (sering dengan pengontrolan, redudansi yang
terbatas) yang berdasarkan suatu skema.
Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa database merupakan
kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi yang mana dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Database terbagi dalam beberapa kategori umum, sebagai berikut:
1. Paper-based, merupakan database yang paling sederhana yang disimpan dalam
bentuk kumpulan kertas dokumen yang terorganisasi.
23
2. Legacy Mainframe, biasa dikenal dengan database VSAM (Virtual Storage
Access Method). Legacy Mainframe menggunakan kemampuan mainframe
untuk melakukan proses penyimpanan dan pengaksesan data.
3. RDBMS (Relational Database Management System), merupakan sistem
database untuk jumlah user yang besar dengan integritas data yang lebih baik.
RDBMS memiliki kemampuan untuk menjaga integritas data. Oleh sebab itu
skripsi ini memakai sistem database tersebut. Struktur perintahnya disebut
dengan SQL (Structured Query Language).
4. Object-oriented Database, menggunakan sistem objek dalam penyimpanan
data. Data disimpan bukan dalam bentuk tabel melainkan dalam bentuk objek-
objek yang terpisah.
5. DBase, mengandung ISAM (Index Sequential Access Method) yang
merupakan metode pengaksesan data secara berurutan yang memiliki indeks.
Pada umumnya menggunakan file yang terpisah untuk setiap tabelnya. Contoh
database yang menggunakan sistem ini antara lain DBase, FoxPro, Microsoft
Access dan Paradox.
6. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa akses data atau
sub-bahasa data dan dalam pengertian itu SQL merupakan bahasa yang sangat
terbatas yang hanya mampu mengatur bagimana tabel data dapat dimanipulasi.
SQL terbagi menjadi tiga komponen utama, yaitu DDL (Data Definition
Language) yang mencakup perintah create, alter, dan drop. DML (Data
Manipulation Language) yang mencakup perintah select, insert, delete, dan
update dan yang terakhir adalah DCL (Data Control Language) yang
mencakup perintah grant, revoke.
24
2.7 STD (State Transition Diagram)
State Transition Diagram adalah suatu model kegiatan yang tergantung definisi
suatu kumpulan dari state system. State adalah kumpulan model dari tingkah laku yang
dapat diobservasi. Setiap state mewakili model dari tingkah laku sistem. State Transition
Diagram menerangkan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state lain
(Pressman, 2005, p 217).
State Transition Diagram merupakan suatu modelling tool yang menggambarkan
sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. STD adalah kumpulan keadaan atau
atribut yang mencirikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu, bentuk
keberadaan tertentu maupun kondisi tertentu, misalnya menunggu user mengisi
password, menunggu nada panggilan, menunggu instruksi berikutnya, dan lainnya.
State biasanya disimbolkan dengan segi empat, sedangkan transisi state atau
perubahan state biasanya dilambangkan dengan anak panah.
Ada 2 macam state, yaitu state awal (initial state) dan state akhir (final state).
Final state bisa berupa beberapa state, tetapi initial state tidak bisa lebih dari satu.
Transisi state yang disimbolkan dengan anak panah menunjukkan kejadian atau event
yang menyebabkan transisi tersebut terjadi.
Untuk melengkapi STD diperlukan 2 hal lainnya, yaitu:
1. Kondisi
Kondisi adalah suatu kejadian pada lingkunan luar yang dapat dideteksi oleh
sistem, misalnya sebuah sinyal atau interrupt, hal ini mengakibatkan perubahan state
satu ke state lain.
2. Aksi
25
Aksi adalah sesuatu yang dilakukan sistem apabila terjadi perubahan state
atau bisa dikatakan sebagai reaksi akan suatu kondisi. Aksi tersebut tentunya akan
menghasilkan suatu output.
2.8 Manajemen Transportasi
Dalam penggunaan sehari – hari, terdapat beberapa istilah yang dapat diartikan
sebagai manajemen, yakni pengurusan, pengelolaan, ketaatlaksanaan, dan lainnya.
Menurut definisi yang umumnya berlaku, manajemen transportasi adalah
kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian transportasi alat unit dalam organisasi industri
atau perdagangan dan jasa lain untuk memindahkan atau mengangkut barang atau
penumpag dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efisien (Nasution, 2003,
p104).
2.8.1 Fungsi Manajemen Transportasi
Fungsi manajemen transportasi dalam industri transportasi adalah sebagai
berikut :
1. Merencanakan, mengatur, dan mengkoordinasikan operasi serta administrasi
segala bentuk angkutan di seluruh perusahaan sehingga dapat terlaksana
seefisien mungkin, baik untuk angkutan barang maupun penumpang.
2. Menetapkan standar operasi dan perawatan semua bengkel, dan menentukan
persediaan bensin dan bahan – bahan suku cadang kendaraan transportasi.
3. Menetapkan standar biaya operasional, penyusunan staff dan jasa penunjang
lainnya.
4. Menentukan kendaraan yang paling cocok dan efisien
5. Membuat rencana penggantian dan penambahan kendaraan dengan
menganalisa secara cermat biaya operasional, kapasitas dan umur kendaraan.
26
6. Menjamin bahwa standar perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan jadwal
ditaati sehingga kendaraan perusahaan selalu dalam kondisi efektif dilihat
dari segi perbaikan mekanismenya.
2.8.2 Perusahaan Transportasi
Bagi perusahaan – perusahaan transportasi umum yang menghasilkan jasa
pelayanan transportasi kepada masyarakat pemakai jasa angkutan umum, maka pada
prinsipnya terdapat 4 fungsi produk jasa transportasi, yaitu :
1. Aman
2. Tertib dan teratur
3. Nyaman
4. Ekonomis
Untuk mewujudkan keempat fungsi produk jasa tersebut, maka fungsi
manajemen transportasi bagi perusahaan transportasi adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan kapasitas dan jumlah armada.
2. Merencanakan jaringan trayek dan menentukan jadwal keberangkatan masing –
masing kendaraan.
3. Mengatur pelaksaanaan operasi armada dan awak kendaraan.
4. Memelihara dan memperbaiki armada.
5. Melaksanakan promosi dan penjualan tiket.
6. Merencanakan dan mengendalikan keuangan.
7. Mengatur pembelian suku cadang dan logistik.
8. Merencanakan sistem dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi dari
perusahaan.
9. Melaksanakan penelitian dan pengembangan perusahaan.
27
10. Menjalin hubungan yang erat, baik sesama instansi maupun terhadap instansi
lain seperti pemerintah.
2.8.3 Kriteria Kinerja Transportasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi
transportasi, ada beberapa parameter atau indikator yang bisa dilihat, yaitu
menyangkut ukuran kuantitatif yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan,
kemudian yang bersifat kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk mutu pelayanan
(Rudy, 2001, p55).
Faktor tingkat pelayanan tersebut diantaranya :
1. Kapasitas
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang
dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang per jam atau ton
per jam. Pada dasarnya pihak perusahaan transportasi berusaha
meningkatkan kapasitas dengan ukuran, mempercepat perpindahan
penumpang, merapatkan dan memadatkan penumpang. Namun ada batasan
penting dalam mengupayakan hal tersebut seperti keterbatasan runag gerak,
keselamatan dan kenyamanan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam
menggunakan suatu sarana transportasi tertentu dan bisa berupa fungsi dari
jarak maupun waktu. Suatu sistem transportasi sebaiknya dapat diakses
dengan mudah dari berbagai tempat dan dapat digunakan dengan mudah.
Kemudian faktor kualitas pelayanannya adalah :
1. Keselamatan
28
Keselamatan erat hubungannya dengan masalah
kecelakaan. Suatu sistem transportasi yang ketat dan teratur
seperti kereta dan Busway biasanya memiliki tingkat
keamanan yang lebih baik.
2. Keandalan
Keandalan disini adalah faktor – faktor yang
berhubungan dengan ketetapan jadwal dan jaminan sampai di
tempat.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas merupakan kemudahan dalam mengubah
rencana apabila keadaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4. Kenyamanan
Kenyamanan yang menjadi salah satu tujuan penumpang
menggunakan transportasi umum adalah hal yang sangat
penting. Misalnya kenyamanan tempat duduk, tempat tunggu
atau halte dan kenyamanan fasilitas lainnya.
5. Kecepatan
Kecepatan disini diartikan sebagai efisiensi dari
operasional kendaraan terutama dalam waktu tempuh.
6. Dampak
Dampak transportasi disini misalnya dampak lingkungan
seperti polusi, bising, getaran dan lainnya. Untuk mengatasi
hal tersebut misalnya dengan menggunakan kendaraan yang
konsumsi energinya relatif efisien dan aman bagi lingkungan.