BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi: Definisithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00550-MC Bab...

37
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi: Definisi Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Gambar 2.1.1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan universal dari komunikasi. Ini mengandung elemen – elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa. Tabel Komunikasi Antarmanusia Bidang Komunikasi Beberapa Tujuan yang Antarmanusia Lazim Intrapribadi Berpikir,melakukan penalaran, menganalisis Antarpribadi Mengenal,berhubungan, mempengaruhi,membantu

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi: Definisithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00550-MC Bab...

11  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi: Definisi

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang

mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi

dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan

untuk melakukan umpan balik.

Gambar 2.1.1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan universal

dari komunikasi. Ini mengandung elemen – elemen yang ada dalam setiap tindak

komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok

kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa.

Tabel Komunikasi Antarmanusia

Bidang Komunikasi Beberapa Tujuan yang

Antarmanusia Lazim

Intrapribadi Berpikir,melakukan

penalaran, menganalisis

Antarpribadi Mengenal,berhubungan,

mempengaruhi,membantu

12  

  

Kelompok Kecil Berbagi

info,mengembangkan

gagasan,memecahkan

masalah,membantu

  Organisasi Meningkatkan

produktivitas,membangkitkn

semangat kerja,memberi

informasi,meyakinkan

Publik (terbuka) Memberi

informasi,meyakinkan,

menghibur

Antarbudaya Mengenal,membantu,

Berhubungan,mempengaruhi

Massa Menghibur,meyakinkan

(mengukuhkan,mengubah

mengaktifkan),memberikan

informasi,membius,

Menciptakan rasa persatuan

13  

  

Keterangan :

• Intrapribadi : Komunikasi dengan diri sendiri

• Antarpribadi : Komunikasi antar dua orang

• Kelompok Kecil : Komunikasi antar sekelompok kecil orang

• Organisasi : Komunikasi dalam suatu organisasi formal

• Publik (terbuka) : Komunikasi dari pembicara ke khalayak

• Antarbudaya : Komunikasi antara orang dari budaya yang berbeda

• Massa : Komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas,

disalurkan melalui sarana audio dan atau visual (dikutip dari buku Komunikasi

Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke Lima. 2004 : 23-24).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata

komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Deddy

Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya (2005:42)

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu

pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan

bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam

kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita

14  

  

mengirimkan pesan”. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas

(community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas

merujuk pada sekelompok oran yang berkumpul atau hidup bersama untuk

mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Deddy Mulayana,

M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:42).

Menurut Bernard Bereksin dan Gary A. Steiner komunikasi ialah

transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan

menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.

Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa

Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Deddy

Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62).

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio,televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan,

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat.

Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas

(khususnya media elektronik). Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu

Komunikasi (2005:62 - 75).

15  

  

2.2.1 Komponen Komunikasi Massa

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur

komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : Pertama,

sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi

(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau

originator.

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,

organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya

bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk

memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi,

menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan

agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam

hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus

mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat simbol

verbal dan/atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.

Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu,

rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber

mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber

kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau

nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan. Pesan mempunyai tiga

komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,

dan bentuk atau organisasi pesan, Simbol terpenting adalah kata – kata

16  

  

(bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan

perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan

sebagainya). Kata- kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang

lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui

tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala,

senyuman, tatapan mata, dan sebagainya).

Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang

digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada

penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya

saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara,

meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima

pesan dari orang lain.

Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung

(tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media

elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead

projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu

dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim

pesan akan memilih saluran – saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan

yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran / tujuan

(destination), komunikasi (communicate), penyandi balik (decoder) atau

khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni

orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa

17  

  

lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan,

penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol

verbal dan/atau bonverbal yang ia terimamenjadi gagasan yang dapat ia

pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding).

Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia

menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak

tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju

menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak

bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya,

atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia

memilihnya dalam pemilu). Unsur lain yang sering ditambahkan adalah

umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers).

Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62 - 65).

2.2.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi Massa

Ancangan lain untuk definisi komunikasi massa adalah

mendefinisikannya dalam bnetuk sarana yang paling banyak digunakan:

televisi, radio, suratkabar, majalah, buku dan hasil rekaman audio – kaset,

compact disk.

Menurut McLuhan menamai dengan fenomena emplosi media :

Media diarahkan langsung kepada khalayak dan menjangkau khalayak

dengan segala macam ransangan terhadap alat indera

18  

  

 

Pemirsa

Gambar I media massa

dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke

Lima. 2004 :507 - 508).

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya

dapat dipertahankan jika mereka menjalankan beragam fungsi pokok.

Enam diantara fungsi yang paling penting :

A. Menghibur

Media mendesain program – program mereka untuk

menghibur. Mereka member hiburan untuk mendapatkan

Televisi 

Maja‐lah 

Tape, CD 

Radio 

Surat kabar 

Buku

19  

  

perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat

menjual hal ini kepada para pengiklan. Inilah sebab utama adanya

komunikasi massa.

B. Meyakinkan

Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah

menghibur, fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to

persuade). Persuasi dapat dating dalam banyak bentuk : (1)

mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai

seseorang. (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang,

(3) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan (4)

memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai tertentu.

C. Mengukuhkan

Sukar bagi suatu pihak untuk mengubah orang dari satu

sikap tertentu ke sikap yang lain. Seringkali media mengukuhkan

atau membuat kepercayaan, sikap, nilai, dan opini kita menjadi

lebih kuat. Kaum demokrat akan memaparkan diri mereka dalam

persuasi yang demokratis dan akan menghasilkan pengukuhan

dari pengalaman ini. Demikian pula, orang yang religious akan

mendegarkan pesan – pesan yang sesuai dengan keyakinan

mereka dan akan menjadi lebih kuat dalam meyakini kepercayaan

mereka.

20  

  

D. Menggerakkan

Dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari

media adalah menggerakkan (activating), menggerakan konsumen

untuk mengambil tindakan. Media berusaha mengajak pemirsa

atau pembaca untuk membeli merek tertentu. Setelah suatu sikap

dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan, media berfungsi

menyalurkannya, mengendalikan ke arah tertentu.

E. Menginformasikan

Sebagian besar informasi kita dapatkan dari media, dari

belajar politik, seni, ekonomi serta banyak lagi subyek lainnya

dari media. Salah satu cara mendidik atau mempersuasi adalah

melalui pengajaran nilai – nilai, opini, serta aturan – aturan yang

dianggap benar kepada pemirsa, artinya sebagian dari fungsi

edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi.

F. Membius

Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling

banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini

berarti bahwa bila media menyajikan informasi tentang sesuatu,

penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai

akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak

aktif seakan – akan berada dalam pengaruh narkotik.

21  

  

dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito,

Edisi Ke Lima. 2004 : 515 - 517).

2.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa

Sedangkan menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang

digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada

khalayak(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis

seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun karakteristik media

massa ialah:

1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari

banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai

pada penyajian informasi.

2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau

terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan

tertunda.

3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan

jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan

simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak

orang pada saat yang sama.

4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat

kabar dan semacamnya.

22  

  

5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan

dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku

bangsa.(Cangara,1998:134).

2.3 Televisi

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio – visual).

Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang

memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau

mencerna narasi dari gambar tersebut. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku

Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38).

2.3.1 Sejarah Dan Perkembangan Televisi

Media audio visual televisi muncul karena perkembangan

teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon,

telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televise ada setelah radio

dan media cetak. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak penemu

maupun innovator yang terlibat baik perorangan maupun perusahaan.

Televisi adalah karya missal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bias dipisahkan dari penemuan

dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh

Joseph Henry dan Michael Faraday yang merupakan awal dari era

komunikasi elektronik.

George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang

digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik,

23  

  

Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar

dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar Katoda. Julius Paul

Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow ilmuwan

Jerman memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui

udara dari satu tempat ke tempat lain dan ia berhasil mengirim gambar

elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik

dengan resolusi 18 garis. Temuannya disebut sebagai cikal bakal lahirnya

televisi. Paul Nipkov disebut sebagai ‘bapak televisi’.

Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society”,

dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku),

televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari

media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar karena

menampilkan informasi, hiburan dan pendidikan, atau gabungan dari

ketiga unsur tersebut secara kasat mata.

Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu penonton televisi

dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan

berbagai informasi. Penyampaian isi pesan seolah – olah langsung antara

komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi,

dengan mudah dimgengerti karena jelas terdengar secara audio dan

terlihat secara visual. Pesan – pesan yang disampaikan langsung

mempengaruhi otak, emosi, perasaan dan sikap pemirsa. Kehadiran

teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia dalam bidang

politik, ekonomi, social, budaya bahkan pertahanan dan keamanan

24  

  

negara. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha

Ilmu, 2010 ; 5-7).

2.3.2 Pengaruh Televisi

Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan

paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding

media massa cetak, dan radio, namun pada akhirnya media televisilah

yang paling banyak diakses oleh masyarakat.

Seorang ekonom bernama Benjamin Olken pernah meneliti

mengenai pengaruh televisi bagi masyarakat Indonesia dan ia

menemukan bahwa semakin banyaknya channel baru yang muncul maka

mereka menonton televisisi makin lama dan tingkat partisipasi sosial

mereka juga semakin rendah. Artinya mereka lebih berminat untuk

menonoton televisi dibandingkan melakukan kegiatan sosial.

Menurut Olken, maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari

tayangan televisinya. Alasannya :

A. Konsumerisme dan materialisme, dua hal tersebut adalah dua hal

yang hampir selalu tampak dalam tayangan televisi.

B. Hidup dengan tekanan sosial, televisi mengajarkan kita dan

memberikan kita gambaran bagaimana seharusnya kita hidup,

berpakaian dan bahkan bertingkah laku. Kita tidak lagi memiliki

pendapat pribadi atau identitas diri karena hanya mengikuti apa yang

disuguhkan oleh televisi.

25  

  

Bila menilik apa saja tayangan televisi yang banyak ditayangkan di

Indonesia, bila kita saksikan secara seksama bisa ditarik garis

besarnya sebagai berikut :

A. Infotaiment, tentu saja tayangan berbau gossip dan membahas

mengenai problematika para artis dan gaya hidupnya yang

cenderung mewah dan ala socialite adalah suatu hal yang

menarik. Rakyat biasa bias memiliki “mimpi” untuk mengintip

dan setidaknya “menikmati” gaya hidup para artis tersebut.

B. Games, tentu saja acara ini cenderung ditayangkan pada malam

hari. Dengan berbagai konsep dan format. Dari sekedar adu fisik,

hingga tebak kata dan bahkan registrasi sms yang tentunya

memakan waktu dan biaya.

C. Sinetron, acara televisi ini tentunya didominasi oleh tayangan

sinetron yang ditayangkan hampir seluruh televisi swasta. Selain

dibumbui dengan banyaknya kehidupan mewah juga berbagai

adegan kekerasan dan berurai air mata. Namun masih juga

“merajai” rating televisi hingga sinetron masih menjadi acara

favorit tontonan pemirsa.

D. Reality show, saat ini reality show juga telah menjadi primadona

tayangan televisi. Mengungkapkan banyak realita yang terjadi di

masyarakat dan menggugah kepedulian dan kesadaran sosial para

penontonnya.

26  

  

E. Acara dan tayangan yang berbau mistis.

Bisa dikatakan bahwa sesungguhnya media massa memiliki

peranan penting dan berhubungan erat dengan kehidupan social dan

budaya masyarakat. Bahwa apa yang ada di masyarakat, maka itulah

yang tercemin di media. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku

Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 11 - 13).

2.3.3 Karakteristik Televisi

A. Mengutamakan gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh

narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh

gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup yang

membuat televise lebih menarik dibandingkan media cetak.

B. Mengutamakan kecepatan

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat

televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan.

Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita

televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang

waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.

C. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih

mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi

27  

  

terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas.

Berita yang ditayangkan televisi cenderung tidak mendalam.

D. Bersifat satu arah

Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga

member respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada

beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan

memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta

presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut

belum memahami atau ingin lebih memahami berita televisi.

E. Daya Jangkau Luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi

menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar

belakang social – ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin

membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi.

Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata – rata status

sosial – ekonomi khalayak. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku

Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38 - 41).

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Kelebihan televisi :

1. Kesan realistik : audio visual

2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai,

rekreatif.

28  

  

3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja

(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.

4. Terkait erat dengan media lain

5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke

masyarakat luas

6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat luas.

Kelemahan televisi :

1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit

menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit

dilakukan.

2. Iklan relative singkat, tidak mampu menyampaikan data

lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen)

3. Relatif mahal

4. Pembuatan iklan televisi cukup lama.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ;

Graha Ilmu, 2010 ; 41).

2.3.5 Fungsi Televisi

A. Televisi menghibur kita.

Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan

hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada pemirsanya.

29  

  

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang

membutuhkan hiburan.

B. Televisi Memberi Informasi, Pengetahuan & Pendidikan.

Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan

penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya

media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya.

Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh

informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia.

Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai

pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit

menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi

di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-

juta orang. Media televisi telah bisa menyatukan hati semua

orang melalui informasi yang diberikan. Dengan menonton

tayangan televisi akan bisa menambah wawasan kita. (diambil

dari http://www.tftwindo.org/livingwords/SH132005/132005-

9.htm pada tanggal 03 Maret 2011, Pk 3:02 WIB).

2.4 Berita

Berita adalah informasi hangat dan aktual yang disajikan kepada umum

mengenai apa yang sedang terjadi, tentang apa yang harus dipikirkan dan

bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah laporan kejadian yang tepat pada

waktunya, ringkas, cermat, dan kejadian nyata itu sendiri.

30  

  

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ;

73).

Berita menduduki posisi penting. Program berita pada setiap stasiun

televisi selalu ditempatkan pada “prime time”. (waktu yang terbaik di TV).

Pengertian berita adalah laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi,

gagasan atau pendapat seseorang atau sekelompok orang (politisi, ekonom,

budayawan, ilmuwan, agamawan, dsb) atau temuan – temuan baru dalam segala

bidang yang dipandang penting dan diliput wartawan / reporter untuk dimuat

dalam media massa cetak atau ditayangkan dalam media TV atau disiarkan

melalui radio. Berita yang ditayangkan diperkirakan dapat menjadi isu dan

menjadi opini hingga dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk menentukan

sikap atau kebijakan serta tindakan tertentu.

Jadi berita dapat disimpulkan oleh penulis yaitu sebagai suatu informasi

terhangat berdasarkan fakta yang ada dan tidak dibuat – buat.

Batasan – batasannya :

1. Sesuatu peristiwa, gagasan, fakta yang aktual

2. Menarik perhatian umum

3. Penting diketahui umum

4. Dilaporkan atau dimuat menjadi kesadaran umum dan dengan demikian

menjadi pengetahuan umum.

Empat unsur peristiwa berita :

1. Peristiwa merupakan perubahan keadaan

31  

  

2. Peristiwa yang dilaporkan telah terjadi

3. Peristiwa tersebut dilaporkan wartawan

4. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan umum dan minat

masyarakat.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,

2010; 85 – 86).

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Berita

Secara umum berita adalah bentuk karya sebuah liputan TV yang

bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak ramai yang

menggambarkan kegiatan masyarakat pada umumnya, atau proses

kegiatan benda – benda alam.

Tujuan dan manfaat berita adalah untuk diketahui khalayak

peristiwa, kejadian atau pendapat (gagasan) yang disampaikan secara

singkat, padat dan atraktif, agar khalayak sadar dan dapat mengambil

kebijakan – kebijakan tertentu bagi siapapun.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,

2010 ;86 -87).

2.4.2 Nilai berita

Suatu berita memiliki nilai, manakala berita tersebut dapat

menggugah, menimbulkan rasa simpati, rasa marah, dan sebagainya.

Beberapa pertimbangan yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :

32  

  

1. Timeleness (Pertimbangan waktu yang tepat dalam penyajian)

2. Proximity (Kedekatan dalam arti luas)

3. Prominence (Menyangkut orang – orang terkemuka)

4. Consequence (Akibat dari berbagai sebab)

5. Conflict (Berita- berita konflik)

6. Development (Berita pembangunan)

7. Disaster and Crimes (Bencana dan Kriminal)

8. Human Interest (Kisah – kisah kemanusiaan)

9. Sport (Berita olahraga)

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,

2010;87)

2.4.3 Kriteria Berita yang Baik

Kaidah – kaidah penulisan berita dalam pengertian modern, yaitu

laporan harus bersifat akurat, objektif, factual dan berimbang. Sebagai

penjabaran dari akurat, muncul formula 5W + 1H (What, Who, When,

Where, Why, dan How).

Objektif, berita harus merupakan laporan factual tentang suatu

peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hali ini

dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk

mengejar objektivitas ini kemudian muncul laporan komprenhensif dan

laporan investigatif.

33  

  

Berimbang (balanced), berita adalah laporan yang objektif

termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang

ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pemirsa dan tidak digugat

oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,

2010;86)

2.5 Teori Uses and Gratification

Teori Uses and Gratification merupakan kritik dari teori jarum

hipodermik. Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz, yang

menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what media

do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khlayak terhadap media (what

people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya Katz, Blumer, dan

Gurevitch. Dengan model yang diteliti adalah :

1. Sumber – sumber social psikologis dari

2. Kebutuhan – kebutuhan yang menimbulkan,

3. Harapan- - harpan tentang,

4. Media massa atau sumber – sumber lain yang mengarah pada

5. Pola - pola yang berbeda dalam aktivitas lain, menghasilkan

34  

  

6. Pemuasan dan pemenuhan kebutuhan dan Konsekuensi konsekuensi lain

yang barang kali tidak diinginkan. (dalam Kriyantono 2006, dalam bukunya

Teknis Praktis Riset Komunikasi

Teori Uses and Gratifications berguna untuk meneliti asal mula

kebutuhan manusia secara psikologis dan social, yang menimbulkan harapan

tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain (atau keterlibatan pada

kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan.

Untuk lebih jelasnya, teori Uses and Gratifications divisualisasikan

melalui gambar berikut.

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

-Variabel Individual - Kognitif - Hubungan -Kepuasan

-Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi -Pengetahuan

- Personal identity -Hubungan dengan isi -Dependensi

Gambar II. Model Uses and Gratifications.

Sumber : Kriyantono (2006 ; 66)

(Kriyantono, 2006 ; 66-67) menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut.

1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yakni :

a) Individual, dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis

seperti usia, jenis kelamin, dan factor – factor psikologis komunikan

35  

  

b) Lingkungan, dimensi ini dapat terdiri atas data mengenai organisasi,

sistem sosial dan struktur social.

2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yakni :

a) Kognitif, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan

informasi, dan surveillance atau eksploitasi realitas

b) Diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan

pelepasan dari tekanan, dan kebutuhan akan hiburan.

c) Personal identity atau Identitas Personal, dimensi ini menyajikan perihal

data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau

menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak

sendiri.

3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni :

a) Jumlah waktu,dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan

dalam menggunakan media

b) Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis media yang digunakan.

c) Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media

secara keseluruhan.

4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yakni :

a) Kepuasan, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan

media untuk memberikan kepuasan.

36  

  

b) Dependensi media, dimensi ini menyajikan informasi perihal

ketergantungan responden media dan isi media untuk kebutuhannya.

c) Pengetahuan, dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.

Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya

menggunakan media massa berdasarkan motif – motif tertentu. Media

dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif itu terpenuhi maka

kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Sehingga khalayak dianggap secara aktif

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak aktif dan

sangat selektif menerima setiap terpaan dari media massa yang sampai

kepadanya dan ia tidak mau menerima begitu saja terpaan itu. Khalayak aktif

berkaitan dengan terpaan selektif. “Terpaan selektif artinya khalayak memilih

media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan

pandangan, pendapat, pengalaman mereka”. Dengan kata lain, khalayak akan

menggunakan media yang berguna bagi dirinya dan cenderung menghindari

media yang kurang berguna bagi dirinya. Sehingga studi dalam bidang ini

memusatkan perhatiannya pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan

kepuasan (gratifications) atas kebutuhan khalayak.

Menurut Katz, Blumer, dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi

dasar dan teori uses and gratifications, yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif artinya khalayak sebagai bagian penting dari

penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan

37  

  

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan

kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan khalayaknya, kebutuhan yang

dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang

lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi oleh konsumsi media

massa amat bergantung pada perilaku khlayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan

anggota khalayak. Artinya orang dianggap cukup mengerti untuk

melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.

Operasionalisasi menurut Mc quail, Blumler, dan Brown yang

menggunakan kategori – kategori berikut :

1. Pengawasan atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal –

hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu

seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

- Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang

berkaitan dengan penentuan pilihan.

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

- Belajar, pendidikan diri sendiri.

38  

  

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Identitas personal (personal identity), yaitu penguatan nilai atau penambah

keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukan model perilaku.

- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Hubungan personal atau integrasi (personal relationship), yaiyu manfaat

sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan

perkawanan

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain..

- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

- Membantu menjalankan peran sosial.

- Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan

masyarakat.

4. Hiburan (diversion), yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan

emosi

- Melepaskan diri dari permasalahan.

39  

  

- Bersantai.

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

- Mengisi waktu.

- Penyaluran emosi

(Dalam Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa ;72)

2.5.1 Gratification Sought and Gratification Obtained

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini

berkembang adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen dari Kentucky

university. Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada

motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan

media. Palmgreen juga kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu

khalayak menggunakan media didorong oleh motif – motif tertentu,

namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti

disitu, dengan menanyakan motif – motif khalayak itu telah dapat

dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah khlayak puas setelah

menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS

(gratification sought) dan GO (gratification obtained) dimana :

1. Kepuasan yang dicari (gratifications sought) merupakan motif

individu menggunakan media massa

2. Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) merupakan

kepuasan individu setelah menggunakan media massa.

40  

  

(Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Rosda

Karya, 2001, hal. 66)

Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua

konsep gratification sought (GS) dan gratification obtained sehingga

dapat diketahui kesenjangan antara GS dan GO. Dengan kata lain,

kesenjangan kepuasan (discrepancy gratifications) adalah perbedaan

perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam

mengkonsumsi media tersebut.

Konsep utama dari sebagian besar model fenomena uses

and gratifications pada dasarnya adalah harapan (expantacy).

“Konsep khalayak yang aktif itu senantiasa mengasumsikan

penggunaan media dilandasi oleh suatu harapan”

Philip Palmgreen dan J.D Rayburn II menggambarkan model

expantacy value dari GS dan GO sebagai berikut

Gambar III

Model Expantacy Value

Kepercayaan – kepercayaan (beliefs) 

Evaluasi – 

evaluasi 

Pencarian kepuasan (GS) 

Konsumsi  media 

Perolehan kepuasan yang diterima (GO) 

41  

  

Sumber : Kriyantono (2006, 208) dalam bukunya Teknis Praktis Riset Komunikasi

Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat

umpan balik dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis

kepercayaan dan evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan

evaluasi mempengaruhi pencarian kepuasan (GS), dan setiap

konsumsi media akan menghasilkan suatu persepsi mengenai

kepuasan tertentu yang diperoleh.

Berangkat dari pendekatan Uses & Gratifications model

Palmgreen ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kesenjangan

kepuasan yang diterima oleh pemirsa yang menonton program berita

Liputan Enam di SCTV.

Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan atau tidak

adalah sebagai berikut :

1. Jika mean skor (rata – rata skor) GS lebih besar dari mean GO

(GS > GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena

kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan

kebutuhan yang diinginkan, Jadi media tersebut tidak memuaskan

khalayaknya.

2. Jika mean skor GS sama dengan mean GO (GS = GO), maka

tidak terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah kebutuhan yang

diinginkan semuanya terpenuhi.

42  

  

3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO),

maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang

diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang

diinginkan. Jadi media tersebut memuaskan khalayaknya.

Kerangka pemikiran yang dipakai penulis adalah sebagai

berikut :

Gratifications Sought Gratifications Obtained

Media Consumptions

Gambar IV

Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan

akan mendorong khalayak responden dalam mengkonsumsi media.

Selanjutnya, pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan

nyata yang diperoleh responden setelah menonton program acara

berita Liputan Enam, walaupun sebenarnya Gratifications Sought

dapat mempengaruhi secara langsung Gratifications Obtained.

2.5.2 Motif Penggunaan Media

Pengertian motif adalah sesuatu dari dalam diri yang

menggerakan energi yang diarahkan dengan cara tertentu untuk

mencapai tujuan yang ada di sekitarnya. Motif dapat

dioperasionalisasikan dengan berbagai cara, unifungsional (hasrat

melarikan diri, kontrak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi

43  

  

– edukasi), empat fungsional (hiburan, hubungan nasional, identitas

personal dan surveillance, korelasi, transmisi budaya).

Selanjutnya perilaku ini akan mengarah kan perilaku

individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi

terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. “Antara individu

yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara

yang berbeda dengan tujuan yang berbeda – beda pula”.

Menurut Katz, Gurevich, dan Haas memandang media

massa sebagai suatu alat yang digunakan individu – individu untuk

berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Para

peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil

“(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi – fungsi

sosial dan psikologi media massa” kemudian menggolongkannya

kedalam lima kategori :

1. Kebutuhan Kognitif : memperoleh informasi, pengetahuan, dan

pemahaman.

2. Kebutuhan Afektif : emosional, pengalaman menyenangkan

3. Kebutuhan integratif personal : memperkuat rasa percaya diri,

status

4. Kebutuhan integratif sosial : mempererat hubungan dengan

keluarga, teman.

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan : pelarian dan pengalihan

44  

  

2.5.3 Terpaan Media (Media Exposure)

Media exposure menurut Jalaudin Rakhmat diartikan

sebagai terpaan media sedangkan Masri Singarimbun mengartikan

sebagai sentuhan media. “Selain itu media exposure berusaha

mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media,

frekuensi, durasi dan jenis media yang digunakan.” Dari beberpa

pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk

mengukur terpaan media atau media exposure adalah dengan melihat

frekuensi, durasi dan perhatian menonton seseorang.

Setelah memahami teori tentang televisi, komunikasi dan

karakteristik komunikasi. Seperti yang diketahui juga bahwa definisi

komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan melalui sebuah media. Media

disini adalah media elektronik yaitu televisi. “Sebagai suatu sistem

penyajian gambar dan suara, televisi menjadi suatu media yang dapat

digunakan dari suatu tempat yang berjarak jauh sekalipun”

Salah satu fungsi dari teori uses and gratifications ini

adalah untuk meneliti tentang apakah khalayak memperoleh

kepuasan dalam menggunakan media massa. Untuk mengukur

tingkat kepuasan tersebut, digunakan dua konsep yaitu kepuasan

yang dibutuhkan (gratification sought) merupakan motif individu

menggunakan media massa dan kepuasan yang diperoleh

(gratifications obtained) merupakan kepuasan individu setelah

45  

  

menggunakan media. Program berita Liputan Enam menjadi objek

penelitian yang dihubungkan dengan motif dan kepuasan pemirsa

yang menonton yang juga termasuk di dalam teori uses and

gratification.

2.6 Penulis menyimpulkan

a. Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan)

Gratifications Sought didefinisikan sebagai kepuasan yang dicari atau

diinginkan individu ketika mengkonsumsi media tertentu (radio, tv, koran).

Dalam penelitian ini gratifications sought merupakan yang diharapkan

pemenuhan kepuasannya dari tayangan program berita Liputan Enam di

SCTV.

b. Media Use (Penggunaan Media)

Media Use (Penggunaan Media) merupakan perilaku khalayak dalam

menggunakan isi/acara yang disiarkan oleh suatu media.

Dalam penelitian ini, Media Use adalah masyarakat sekitar komplek

perumahan Jembatan Dua, sebelum,dan setelah menggunakan media yang

dilihat dari pilihan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu rata-rata

yang diberikan responden pada acara tayangan program berita Liputan Enam

di SCTV.

c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)

Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh) merupakan tingkat

46  

  

kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis

media. Pada penelitian ini, Gratifications Obtained diarahkan pada tingkat

kepuasan seberapa jauh acara tayangan program berita Liputan Enam di

SCTV, memberikan kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah

menyaksikan acara informasi tersebut.

d. Gratifications Discrepancy ( Kesenjangan Kepuasan)

Gratifications Discrepancy yaitu kesenjangan kepuasan antara kepuasan

yang diperoleh khalayak dari penggunaan suatu media. Pada penelitian ini,

Gratifications Discrepancy dihitung berdasarkan ketidaksesuaian antara

kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari

penilaian responden terhadap acara tayangan program berita Liputan Enam di

SCTV ,dimana GS lebih besar daripada GO.

(Dalam Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada

Media Group, Jakarta, 2006, hal. 207)

2.7 Kerangka Pemikiran

Secara skematis, kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

47  

  

Gambar V

Program televisi

(berita/news)

Audience menonton

(audience aktif)

Menonton Liputan Enam

Uses and Gratification

-needs

-Motif (gratifications sought)

-media use

-Gratifikasi (gratification obtained)

Kepuasan yang dicari atau motif (gratification sought)

‐ Motif informasi ‐ Motif identitas

pribadi

‐ Motif Interaksi sosial

‐ Motif Hiburan

Kepuasan yang diperoleh (gratification obtained)

‐ Kepuasan atas informasi

‐ Kepuasan atas identitas pribadi)

‐ Kepuasan atas interaksi sosial

‐ Kepuasan atas hiburan dan pelepasan tegang

Kepuasan Pemirsa setelah menonton program berita Liputan Enam