BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf ·...

26
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Rumah Susun 1. Menurut Undang – Undang nomor 20 tahun 2011 1. Pasal 1 ayat (1): rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. 2. Pasal 1 ayat (2): penyelenggaraan rumah susun adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, penguasaan dan pemanfaatan, pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan, pengendalian, kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. 2. Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 UU Rumah Susun Rumah susun (Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian – bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan – satuan yang masing – masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. 3. Menurut kuswahyono (2004) ditinjau dari sudut penggunaanya, rumah susun dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Rumah susun hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal,

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf ·...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Rumah Susun

1. Menurut Undang – Undang nomor 20 tahun 2011

1. Pasal 1 ayat (1): rumah susun adalah bangunan gedung

bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi

dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional,

baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan

satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan

digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang

dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah

bersama.

2. Pasal 1 ayat (2): penyelenggaraan rumah susun adalah kegiatan

perencanaan, pembangunan, penguasaan dan pemanfaatan,

pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan, pengendalian,

kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran

masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis, terpadu,

berkelanjutan, dan bertanggung jawab.

2. Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 UU Rumah Susun

Rumah susun (Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat

yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian

– bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah

horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan – satuan yang

masing – masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,

terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian

bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

3. Menurut kuswahyono (2004) ditinjau dari sudut penggunaanya,

rumah susun dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Rumah susun hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya

berfungsi sebagai tempat tinggal,

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

14

2. Rumah susun bukan hunian yaitu rumah susun yang

seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha atau kegiatan

social,

3. Rumah susun campuran yaitu rumah susun sebagian berfungsi

sebagai tempat tinggal dan sebagian berfungsi sebagai tempat

usaha.

2.1.2 Jenis – Jenis Rumah Susun

UU Rumah Susun mengenal beberapa jenis Rumah Susun, yaitu

1. Rumah Susun Umum

Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah

Susun Umum inilah yang kemudian berkembang menjadi

Rusunami dan Rusunawa. Rusunami adalah akronim dari Rumah

Susun Umum Milik, sedangkan Rusunawa adalah akronim dari

Rumah Susun Umum Sewa,

2. Rumah Susun Khusus

Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan khusus,

3. Rumah Susun Negara

Rumah susun yang dimiliki oleh Negara yang menjadi tempat

tinggal, sarana pembinaan dan penunjang pelaksanaan tugas

pejabat dan pegawai negeri,

4. Rumah Susun Komersial

Rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan

keuntungan. Rumah Susun Komersial oleh pengembang sering

disebut apartemen, flat atau kondominium.

Berdasarkan penggunaannya, Rumah Susun kemudian dapat

dikelompokkn menjadi:

1. Rumah susun hunian, yaitu rumah susun yang seluruhnya

berfungsi sebagai tempat tinggal,

2. Rumah susun bukan hunian, yaitu rumah susun yang seluruhnya

berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan social,

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

15

3. Rumah susun campuran, yaitu rumah susun yang sebagian

berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian berfungsi sebagai

tempat usaha.

Terdapat 3 macam rumah susun (Neufert, 1986) yaitu :

1. Rumah susun bertingkat rendah (low rise apartment) atau

bertingkat tinggi (high rise apartment). Merupakan rumah susun

yang dimana pencapaian vertikalnya mempunyai lebih dari 1

tangga atau lift. Untuk rumah susun bertingkat rendah, jumlah

lantai maksimal adalah 4, sedangkan jika lebih dari 8 lantai disebut

rumah susun bertingkat tinggi.

2. Rumah susun memusat (point block) yaitu rumah susun dengan

pencapaian vertikal hanya menggunakan 1 (satu) tangga atau lift

(single vertical acess system). Dalam perkembangannya rumah

susun memusat berkembang pula menjadi rumah susun memusat

panjang atau disebut dengan tipe cluster (cluster type), yang

mempunyai keuntungan privasi yang tinggi.

3. Maisonet (maisonette) merupakan hunian 22 lantai dan memanjang

dan mempunyai potensi memanfaatakan pemandangan. Tipe ini

juga disebut rumah susun tipe memanjang (row type).

Berdasarkan pada golongan pendapatan penghuni serta luasan

satuan unit rumah susun, rumah susun di Indonesia dapat dibagi

menjadi (Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat, 1986) :

1. Rumah susun sederhana, adalah rumah susun yang diperuntukkan

untuk masyarakat dengan penghasilan sederhana atau rendah. Luas

satuan rumah susun antara 21 m² - 36 m², tanpa perlengkapan

mekanikal dan elektrikal

2. Rumah susun menengah, adalah rumah susun dengan luas satuan

rumah susun antara 36 m² - 54 m². Kadang dilengkapi dengan

peralatan mekanikal dan elektrikal tergantung konsep dan tujuan

pembangunan. Rumah susun ini diperuntukkan untuk masyarakat

golongan berpenghasilan menengah.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

16

3. Rumah susun mewah, adalah rumah susun bagi golongan

berpenghasilan atas. Luas ruang, kualitas bangunan, perlengkapan

bangunan tergantung dari konsep dan tujuan pembangunan.

Dengan beberapa fasilitas yang lengkap dan status kepemilikan

tertentu rumah susun mewah ini disebut pula dengan

kondominium.

2.1.3 Fasilitas Lingkungan rumah susun

Fasilitas lingkungan rumah susun harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1. Memberi rasa aman, ketenangan hidup, kenyamanan dan sesuai

dengan budaya setempat;

2. Menumbuhkan rasa memiliki dan merubah kebiasaan yang tidak

sesuai dengan gaya hidup di rumah susun;

3. Mengurangi kecenderungan untuk memanfaatkan atau

menggunakan fasilitas lingkungan bagi kepentingan pribadi dan

kelompok tertentu;

4. Menunjang fungsi-fungsi aktivitas penghuni yang paling pokok

baik dari segi besaran maupun jenisnya sesuai dengan keadaan

lingkungan yang ada;

5. Menampung fungsi-fungsi yang berkaitan dengan

penyelenggaraan dan pengembangan aspek-aspek ekonomi dan

sosial budaya

Tabel 2.1 : Fasilitas Lingkungan Rusun

No. Jenis Fasilitas Lingkungan Fasilitas Yang Tersedia

1 Fasilitas niaga

- Warung - Toko-toko perusahaan dan

dagang - Pusat perbelanjaan

2 Fasilitas pendidikan

- Ruang belajar untuk pra belajar

- Ruang belajar untuk sekolah dasar

- Ruang belajar untuk sekolah lanjutan tingkat pertama

- Ruang belajar untuk sekolah menengah umum

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

17

No. Jenis Fasilitas Lingkungan Fasilitas Yang Tersedia

3 Fasilitas kesehatan

- Posyandu - Balai pengobatan - BKIA dan ruamah bersalin - Puskesmas - Praktek dokter - Apotek

4 Fasilitas peribadatan - Musola - Masjid kecil

5 Fasilitas pelayanan umum

- Kantor RT - Kantor/balai RW - Post hansip/siskamling - Pos polisi - Telepon umum - Gedung serba guna - Ruang duka - Kotak Surat

6 Ruang terbuka

- Taman - Tempat bermain - Lapangan olah raga - Peralatan usaha - Sirkulasi - Parkir

Sumber : Standar Nasional Indonesia (2003)

2.1.4 Persyaratan dan jenis peruntukan

Persyaratan lokasi pembangunan rusuna antara lain sebagai berikut:

1. Tersedianya saran dan prasarana berupa:

a. Rencana jalan paling sedikit 12 meter dan lebar badan jalan

ekisting paling sedikit 8 meter;

b. Saluran air dengan system drainase yang baik;

c. Jalur angkutan umum menuju lokasi; dan

d. Terjangkau pelayanan jaringan utilitas kota

2. Berada pada kawasan peremajaan lingkungan dan pembangunan

baru;

3. Terhadap pembangunan rusuna pada kawasan peremajaan, maka

masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut mendapat

prioritas untuk menempati rusuna yang akan dibangun dan

dikembangkan;

4. Pola pembangunan dan pembangunan rusuna dibatasi sampai

dengan luas lahan 3 hektar;

5. Pada daerah yang memiliki potensi strategis dapat diberikan

insentif berupa pengembangan dan pembangunan rusuna lebih

dari 3 hektar dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

18

Gubernur dan dikenakan kewajiban tambahan berupa sarana dan

prasarana kota sebagai bentuk kontribusi terhadap kota yang

besarnya ditetapkan kemudian;

6. Perencanaan rusuna diwajibkan menyediakan fasum/ fasos

paling sedikit 50% dari standar sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999, atau

mempertimbangkan ketersediaan fasum/ fasos pada lingkungan

sekitarnya, kecuali perbelanjaan niaga untuk melayani

kebutuhan lingkungannya diberikan tambahan luas sampai

dengan 100% dari standar yang ditetapkan;

7. Menyediakan ruang terbuka yang besarannya 2 m² per jiwa

(sebagai ruang gerak pribadi atau personal space atau tempat

bermain) yang berada pada halaman dan/ atau bangunan, dan

gerak pribadi tidak boleh difungsikan untuk kegiatan lain,

halaman yang digunakan untuk ruang gerak pribadi sekaligus

berfungsi sebagai ruangan terbuka evakuasi bencana;

8. Menyediakan sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;

9. Perencaan pada lantai dasar bangunan hanya untuk fungsi sarana

penunjang dan fasum/ fasos dengan luas paling banyak 50% dan

sisanya sebagai ruang terbuka tanpa dinding;

10. Setiap 10 unit hunian menyediakan lokasi parkir satu mobil dan

5 motor dalam halaman bangunan;

11. Perhitungan jumlah penghuni berdasarkan luas lantai, setiap luas

lantai hunian 45 m² gross adalah 4 jiwa

12. Permukaan atap bangunan dibangun sebagai taman (roof

garden) dan difungsikan sebagai ruang public.

13. Pada lokasi yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan

Operasional Penerbangan (KKOP) diperlukan rekomendasi dari

instansi berwenang

2.1.5 Karakteristik Rumah Susun

Berdasarkan peraturan pemerintah, karakteristik rumah susun di

Indonesia memiliki ketetapan standar sebagi berikut (Teddy, 2010 : 11)

:

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

19

1) Satuan Rumah Susun

• Mempunyai ukuran standar minimum 18 m2, lebar muka

minimal 3 meter.

• Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain

(ruang penunjang) di dalam dan/atau diluar ruang utama.

• Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan

buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin

kelancaran dan kemudahan, serta penyediaan daya listrik yang

cukup, serta sistem pemompaan air.

• Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang

tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.

2) Benda Bersama

Benda bersama dapat berupa prasaran lingkungan dan fasilitas

lingkungan.

3) Bagian Bersama

Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur, dan

kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas

lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.

4) Prasarana Lingkungan

Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan

sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar

lingkungan rumah susun, tempat parkir, utilitas umum yang

terdiri dari jaringan air limbah, sampah, pemadam kebakaran,

listrik, gas, telepon, dan alat komunikasi lainnya.

5) Fasilitas Lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan

dan perbelanjaan, lapangan tebuka, kesehatan, pendidikan,

peribadatan, pelayanan umum, serta pertanaman.

Tipe unit rumah susun juga beragam. Kisaran luas unit rumah

susun pada umumnya minimal 18m2 dan paling besar adalah 50

m2.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

20

Tabel 2.2 : tipe unit rumah susun

Tipe Unit Fasilitas Tipe 18 m2 Tipe 21 m2 Tipe 24 m2 Tipe ini biasanya untuk keluarga muda atau seseorang yang belum memiliki keluarga

- 1 kamar tidur - ruang tamu/keluarga - kamar mandi - dapur/pantry

Tipe 30 m2 Tipe 36 m2 Tipe 42 m2 Tipe 50 m2

Tipe ini untuk keluarga yang sudah memiliki anak

- 2 kamar tidur - ruang tamu / keluarga - kamar mandi / WC - dapur / pantry - ruang makan

Sumber : Rosfian (2009)

2.1.6 Karakteristik Penghuni Rumah Susun

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harsiti (2003:99-115)

pola perilaku masyarakat penghuni rumah susun dalam melestarikan

fungsi lingkungan rumah susun adalah sebagai berikut :

1) Sikap terhadap lingkungan ikut menentukan perilaku melestarikan

fungsi lingkungan permukiman. Makin tinggi sikap terhadap

lingkungan maka makin baik perilaku melestarikan fungsi

lingkungan permukiman.

2) Motivasi hidup sehat ikut menentukan perilaku melestarikan

fungsi lingkungan permukiman. Makin kuat motivasi hidup sehat,

maka makin baik perilaku masyarkat dalam melestarikan fungsi

lingkungan. Sehingga untuk dapat melestarikan fungsi lingkungan

permukiman, pola hidup sehat harus ditanamkan.

3) Status sosial ekonomi turut menentukan. Makin tinggi status

sosial ekonomi maka makin baik perilaku melestarikan fungsi

lingkungan permukiman.

Dari ketiga faktor tersebut, faktor yang paling kuat dalam

menentukan perilaku melestarikan lingkungan secara berurutan adalah

(1) status sosial, (2) sikap terhadap lingkungan, dan (3) motivasi hidup

sehat.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

21

2.1.7 Luas lahan

Luas lahan harus memenuhi ketentuan sesuai tabel 2.3

Tabel 2.3: Luas lahan untuk fasilitas lingkungan rumah susun dengan kdb 50 – 60%

Sumber : SNI 03-7013-2004

2.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Sustainable Development

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan,

kota, bisnis, masyarakat, dll) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan

sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa

depan” (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987).

Menurut World Commission on Environment and Development’s

(the Brundtland Commission) report Our Common Future

(Oxford: Oxford University Press, 1987).

"Development that meets the needs of the present without

compromising the ability of future generations to meet their own

needs

Gambar 2.1 : Scheme of sustainable development Sumber : www.wikipedia.com, diakses 05 April 2014

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

22

Gambar 2.2 : Scheme of sustainable development Sumber : http://www.worldbank.org diakses 05 April 2014

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya berkonsentrasi pada isu-

isu lingkungan melainkan mencangkup tiga lingkup kebijakan yaitu

pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan

lingkungan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan merupakan suatu

pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan (lihat gambar 2.1

dan 2.2)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

23

Gambar 2.3: Skematik hubungan Sustainable Development hingga den Penerapan Sustainable Design

Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998).

2.2.2 Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua makhluk hidup di

Bumi ini. Air hampir 71% menutupi perrmukaan bumi. Walaupun air

Sustainable Development

Specific Concept Sustainable in Sustainable Development

Energy Resource & Waste

Resource & Waste

Product & Techology

Other

Sustainable Design

Economy of Recources

Living Circle Design

Human Design

Energy Conservation

Water Conservation

Material Conservation

Reduction : - Indigenous

Landscaping

- Low-Flow Shower Heads

- Vacuum Assist Toilets or Smaller Toilets Tanks

Reuse: - Rainwater Collection - Graywater Collection

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

24

yang diperoleh sangat banyak tetapi kebutuhan akan air bersih makin

lama semakin sulit untuk didapatkan karena sebagian besar dari

kandungan air di bumi adalah air asin (97%) dan air tawar (2,6%).

Gambar 2.4: Peredaran air Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick

Standar kelayakan akan kebutuhan air bersih adalah 49,5

liter/kapita/hari. Badan dunia UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah

menetapkan hak dasar manusia atas kebutuhan akan air yaitu sebesar

60 ltr/org/hari.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

25

Gambar 2.5 : Water consumption Sumber : www.rewatec.co.uk/rainwater-harvesting-benefits-and-uses.php,

diakses 26 maret 2014

Pada gambar 2.5 dapat disimpulkan bahwa hanya beberapa dari

penggunaan air yang dapat digantikan oleh air hujan yaitu laundry

(17 liter), cleaning dan cleaning car (10 liter), irigasi taman (5 liter),

dan yang paling besar digunakan untuk wc flushing (45 liter).

2.2.3 Jenis-jenis Air

Kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen penting

untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu

system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.

Berikut ini adalah 4 macam sumber air minum yang dapat

digunakan;

1. Air Hujan

Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya

jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung

banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama

terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-baik reservoir sehingga

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

26

hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air

hujan juga mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap

pemakaian sabun

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi,

Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran

selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun,

kotoran industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus melewati

proses pembersihan yang sempurna.

3. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona

jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari

tekanan atmosfer (Suryono, 1993:1).

4. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke

permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim,

sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam.

2.3 Pendekatan Teknis

2.3.1 Pertimbangan sebelum perancangan

Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum

merancang sistem rainwater harvesting pada sebuah hunian untuk

keperluan domestik. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Faktor lingkungan (khususnya iklim)

2. Faktor teknis

3. Faktor kebutuhan air

Faktor Lingkungan

Menurut buku Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),

angka curah hujan merupakan kunci utama dalam mengetahui

apakah penggunaan sistem rainwater harvesting mampu bersaing

dengan penggunaan sistem sumber air dari PDAM.

Daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau

pendek yang disertai dengan beberapa hujan badai berintensitas

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

27

tinggi merupakan daerah yang memiliki kondisi yang paling cocok

untuk pengaplikasian sistem rainwater harvesting.

Tabel 2.4 : Curah hujan rata-rata per-tahun berdasarkan iklim kawasan

Sumber : Rainwater Harvesting for Domestic Use

Faktor Teknis

Selain faktor lingkungan, terdapa faktor lain yang dapat

mepengaruhi konstruksi dari sistem rainwater harvesting yaitu

faktor teknis antara lain :

1. Penggunaan material penangkap air hujan yang tentu saja

harus kedap air seperti metal, keramik, asbestos, atau semen

2. Ketersediaan area untuk penyimpanan air hasil tangkapan

3. Jumlah pengguna air dan peruntukan pengunaan air

4. Ketersediaan sumber air antara lain seperti air permukaan atau

air dari PDAM sebagai alternatif ketika air hasil rainwater

harvesting habis

5. Tersediannya pekerja dan material lokal yang cocok untuk

perancangan dan manajemen sistem rainwater harvesting.

Menurut Janette Worm dan Tim van Hattum (2006), terdapat 4

jenis pengguna sistem Rainwater Harvesting. Antara lain:

1. Pengguna Tidak Berkala

Pengguna yang menyimpan persedian air hujan dalam

penyimpanan yang relatif kecil. Air yang ditangkap hanya

digunakan untuk beberapa hari.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

28

2. Pengguna Berselang

Pengguna yang menggunakan sistem rainwater harvesting ketika

musim hujan panjang.

3. Pengguna Sebagian

Pengguna yang menggunakan air dari sistem rainwater

harvesting secara terus menerus sepanjang waktu namun tidak

mencukupi seluruh kebutuhan air yang diperlukan sehingga

peruntukan kebutuhan airnya dibagi.

4. Pengguna Penuh

Hanya menggunakan air yang berasal dari sistem rainwater

harvesting sepenuhnya untuk semua keperluan rumah tangga

sepanjang waktu.

Faktor Kebutuhan Air

Didalam Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006)

dinyatakan bahwa dalam keadaan terdesak dan krisis air, sedikitnya

manusia dapat menggunakan sebanyak 15 Liter air untuk mandi dan

kebutuhan higienis lainnya dalam sehari. Menurut Fenty

Wisnuwardhani (2006), kebutuhan air bersih di perkotaan pasti

meningkat jumlahnya dari periode ke periode seiring dengan laju

perkembangan dan pertambahan penduduk. Pernyataan tersebut

dijabarkan kedalam tabel seperti berikut

Tabel 2.5 : Pedoman konsumsi air

Sumber : Kimpraswil

Menurut Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),

poin-poin krusial tersebut dapat dijabarkan menjadi sebuah skema

dasar menyerupai kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

29

perancangan awal sebuah sistem rainwater harvesting (lihat gambar

2.6)

Gambar 2.6 : Skema perencanaan Rainwater Harvesting

Sumber : Rainwater Harvesting for Domestic Use

2.3.2 Definisi Rainwater Harvesting

Maryono dan Santoso (2006) menyebutkan bahwa rain water

harvesting dapat didefinisikan sebagai salah satu cara pengumpulan

atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah

hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan

rendah.

UNEP (2001) dan Abdullaet al (2009) menyebutkan bahwa

rainwater harvesting merupakan teknologi yang digunakan untuk

pengumpulan air hujan yang berasal dari atap

Memanen air hujan merupakan alternatif sumber air yang sudah

dipraktekkan selama berabad-abad di berbagai negara yang sering

mengalami kekurangan air (Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung Tsai,

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

30

2004). Air hujan yang dipanen dapat digunakan untuk multi tujuan

seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi dan bahkan dapat

digunakan untuk memasak jika kualitas air tersebut memenuhi

standar kesehatan (Sharpe, William E., & Swistock, Bryan, 2008;

Worm, Janette & van Hattum, Tim, 2006).

Secara ekologis ada empat alasan mengapa memanen air hujan

penting untuk konservasi air (Worm, Janette & Hattum, Tim van,

2006), yaitu:

1. Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya

pengambilan air bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air

bawah tanah. Sistem pemanenan air hujan merupakan alternatif

yang bermanfaat.

2. Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air

bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan

air hujan dapat menjadi solusi saat kualitas air permukaan, seperti

air danau atau sungai, menjadi rendah selama musim hujan,

sebagaimana sering terjadi di Bangladesh.

3. Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau komunitas

pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di dekat rumah

akan meningkatkan akses terhadap persediaan air dan berdampak

positif pada kesehatan serta memperkuat rasa kepemilikan

pemakai terhadap sumber air alternatif ini.

4. Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun

limbah kegiatan manusia misalnya masuknya mineral seperti

arsenic, garam atau fluoride. Sedangkan kualitas air hujan secara

umum relatif baik.

2.3.3. Keuntungan rainwater harvesting

Dalam memikirkan gagasan untuk merancang sebuah sistem

rainwater harvesting sangat penting untuk mengetahui keuntungan

dan kerugian dari sistem tersebut. Keuntungan mendasar pertama

dari sistem rainwater harvesting adalah

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

31

1. Minimnya penggunaan energi dalam proses penangkapan air

hujan. Keuntungan ini sesuai dengan prinsip sustainable

development yang sudah dibahas pada pembahasan

sebelumnya.

2. Mengurangi penggunaan air dan mengurangi dampak banjir di

lingkungan

3. Air hujan bersih, tidak mengandung garam

4. Pemanenan air hujan dapat mengurangi akumulasi garam

didalam tanah yang dapat membahayakan pertumbuhan pada

akar tanaman..

2.3.4. Kerugian rainwater harvesting

Namun adapula kerugian paling mendasar dari sistem rainwater

harvesting. Kerugiannya adalah

1. Sebuah kenyataan bahwa kita tidak bisa mengetahui secara pasti

seberapa banyak dan kapan hujan akan turun

2.3.5. Prinsip Dasar

Menurut buku Rainwater Harveting for Domestic Use (2006),

pada dasarnya rainwater harvesting dapat didefinisikan sebagai

kumpulan aliran air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

domestik rumah tangga, kebutuhan agrikultural, dan manajemen

lingkungan.

Sistem rainwater harvesting terdiri dari 3 komponen dasar yang

penting, antara lain:

1. Penangkap atau permukaan atap yang berfungsi untuk menangkap

air hujan.

2. Sistem pengiriman untuk memindahkan air hujan yang sudah

ditangkap dari penangkap atau permukaan atap ke bak

penyimpanan.

3. Bak penyimpanan atau tangki air untuk menyimpan air hingga air

itu dipergunakan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

32

2.3.6. Perancangan Sistem Rainwater Harvesting

Berdasarkan Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),

terdapat 4 langkah sistematis dalam merancang sebuah sistem

rainwater harvesting.

Tahap 1. Merancang area penangkap air hujan.

Tahap 2. Merancang sistem pengiriman air hujan.

Tahap 3. Menentukan ukuran penyimpanan air yang diperlukan.

Tahap 4. Memilih desain penyimpanan air yang cocok untuk proyek

yang bersangkutan

Gambar 2.7 : Rainwater Collection System Sumber : http://www.allthingsrainwater.com/ diakses 4 April 2014

Tahap 1. Menentukan Jumlah Total Kebutuhan Air

Total kebutuhan air yang akan digunakan sebagai acuan

adalah kebutuhan air per tahun. Untuk mengetahui jumlah tersebut

didapati persamaan:

Kebutuhan Air = Rata-rata konsumsi air per orang x 365 hari

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

33

Walaupun pada kenyataannya konsumsi air tiap orang pasti

berbeda, namun dengan asumsi rata-rata konsumsi harian orang,

persamaan ini dapat dijadikan acuan yang valid.

Selain kebutuhan air, perlu juga diketahui mengenai

perkiraan jumlah air yang akan diterima. Dengan menggunakan data

curah hujan yang tersedia, dan koefisien run-off, maka dapat

diketahui persamaan jumlah air yang akan diterima.

Supply = Rata-rata air yang akan diterima dalam setahun

Rainfall = Rata-rata curah hujan tahunan

Area = Area penangkap air hujan

Run-off coefficient = Koefisien Run-off

Tabel 2.6 : Koefisien Run-off

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Pengertian dan Definisi istilah aliran Runoff dipergunakan untuk

menunjukan adanya variasi proses pengumpulan air mengalir yang

akhirnya menghasilkan aliran sungai. Variasi proses aliran itu adalah

sebagai berikut:

1. Air hujan yang langsung pada tubuh perairan sungai adalah air

hujan yang pertama langsung menjadi satu dengan aliran

sungai.

2. Aliran di atas permukaan tanah (overland flow) adalah air

hujan yang meninggalkan daerah aliran sungai (DAS) setelah

terjadi hujan (badai) atau disebut sebagai bagian air dari aliran

sungai yang terjadi dari hujan neto yang tidak lagi mengalami

infiltrasi ke tanah mineral, dan mengalir di atas permukaan

tanah menuju sungai terdekat.

Supply = Rainfall x Area x Run-off coefficient

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

34

3. Aliran permukaan (surface runoff) adalah sinonim dengan

overland flow (b), tetapi lebih banyak dipergunakan untuk

pengukuran air di pemukaan sungai.

4. Aliran langsung di bawah permukaan (sub surface storm flow)

bagian aliran sungai yang dipasok dari sumber air di bawah

permukaan tanah, dan sampai di saluran sungai secara

langsung. Proses ini tidak dapat diamati dengan mata, namun

menambah debit sungai. Kadang-kadang dipergunakan kata

sinonim, yaitu aliran dalam (interflow), tetapi kata ini sering

dipergunakan untuk aliran di bawah permukaan tanah yang

tidak berada di atas permukaan air tanah.

5. Aliran permukaan langsung (direct runoff, strom flow);

merupakan total dari ketiga komponen aliran sungai yaitu

curah hujan yang langsung tersalur aliran ke sungai di atas

permukaan tanah (overland flow, surface runoff), dan aliran

cepat di bawah permukaan tanah (sub surface storm

flow,interflow) yang umumnya dipergunakan untuk mencirikan

banjir akibat karakteristik DAS.

6. Aliran dasar ( base flow, grand water outflow): keluaran dari

equifer air tanah yang dihasilkan dari air perkolasi vertical

melalui profil tanah ke air tanah, dan ditopang oleh aliran

perlahan-lahan dari zona aerasi (zone of aeration) pada daerah

miring.

Tahap 2. Merancang Area Penangkap Air Hujan

Desain area penangkap air hujan diharapkan efisien dan

memenuhi luas rata-rata yang dibutuhkan agar meningkatkan jumlah

air yang dapat dipanen. Selain menurut aspek teknis tersebut, desain

area penangkap hujan juga diharapkan dapat menjadi komponen

vocal point pada bangunan sehingga komponen tersebut terlihat

menarik dan tidak mengganggu nilai estetika pada bangunan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

35

Tahap 3. Merancang Sistem Pengiriman Air Hujan

Desain sistem pengiriman air hujan juga diharapkan berfungsi

se-efisien mungkin dengan mempertimbangkan jarak antara area

penangkap dengan bak penyimpanan. Tidak lupa untuk tetap

mempertimbangkan aspek-aspek utilitas arsitektural.

Pada umumnya, rainwater harvesting pada hunian

menggunakan sistem pengiriman dengan pengaplikasian talang air di

ujung genteng. Material yang digunakan sebagai talang pada

umumnya adalah Aluminium dikarenakan material Aluminium

memiliki sifat anti karat. Bentuk yang dapat digunakan beragam

antara lain kotak, setengah lingkaran, atau bentuk huruf “v”.

Gambar 2.8: Contoh Jenis Talang Sumber: Utilitas Bangunan, Penyediaan Jaringan Air Hujan.

Namun, pengaplikasian talang tersebut dibatasi hanya pada

bangunan yang menggunakan atap miring. Lain halnya dengan

bangunan yang memiliki area penangkap air hujan dengan desain

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

36

khusus, sistem pengiriman tidak memerlukan talang air sebagai

komponen penyambung area penangkap dengan pipa pengirim.

Sedangkan untuk pipa pengirim cukup menggunakan pipa

PVC berdiameter 4 Inchi yang juga digunakan pada landed house

pada umumnya.

Tahap 4. Menentukan Ukuran Penyimpanan Air

Ukuran penyimpanan air dapat ditentukan berdasarkan

persamaan pertama pada tahap 1. Berdasarkan kebutuhan air dan

prakiraan jumlah air yang akan diperoleh, dapat diketahui pula

ukuran penyimpanan air yang dibutuhkan.

Tahap 5. Memilih Desain Penyimpanan Air

Desain penyimpanan yang cocok untuk proyek amat sangat

bergantung kepada kondisi tapak setempat dan zoning pada tapak

sekaligus bangunan.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

37

2.4 Kerangka Berfikir

Tabel 2.7 : Skema kerangka berfikir

TOPIK

ENVIRONMENTALLY, SUSTAINABLE, HEALTHY, AND LIVEABLE HUMAN SETTLEMENT

TEMA

RAINWATER

JUDUL

SISTEM PEMANFAATAN AIR HUJAN PADA FLAT DI JAKARTA

LATAR BELAKANG

Menyediakan rumah susun sewa bagi warga kumuh dengan mengefisiensi penggunaan air dengan pemanfaatan air hujan

Curah Hujan Rumah Susun

Pokok Permasalahan

Pemenuhan kebutuhan air harian dengan

memanfaatkan air hujan

Rainwater Harvesting

ANALISIS

PERANCANGAN

Jumlah curah hujan rata-rata

selama 5 tahun terakhir

Rainwater Harvesting

1. Memanfaatkan air hujan untuk water efficiency

2. Pengolahan selubung bangunan dengan sistem rainwater harvesting untuk memenuhi kebutuhan air harian

Studi literatur dengan

mencari standar

kebutuhan ruang pada

rumah susun

Studi literatur dengan

mencari data kebutuhan

toilet flush pada

penghuni rumah susun

Analisa kebutuhan air

apa saja yang akan

digantikan dengan air

hujan

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00720-AR Bab2001.pdf · disebut apartemen, flat atau kondominium. ... Luas satuan rumah susun ... 12. Permukaan

38