Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi...

26
12 Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap Kehidupan Berkeluarga Tanpa Ikatan Pernikahan 2.1 Pendahuluan Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi saat ini, maka kehidupan masyarakatpun juga ikut mengalami suatu perubahan. Karena itu melihat akan fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini maka teori yang akan digunakan oleh penulis yaitu teori perubahan sosial dari seorang ahli sosiolog klasik Emile Durkheim. Penulis menggunakan teori dari Emile Durkheim karena dalam sebagian besar karyanya lebih menyemaikan diri untuk mengkonsolidasikan diri terhadap segi moralitas sebab Durkheim menganggap moralitas sebagai suatu totalitas masyarakat. 1 Menurut Durkheim, masyarakat dapat mengikuti perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan tetapi perlu melihat apakah dengan perubahan sosial tersebut, tidak melanggar moralitas dari masyarakat itu. Sebab bagi Durkheim, moralitas selalu terhubung dengan masyarakat, moralitas menjadi mungkin dikarenakan oleh masyarakat. Otoritas daya moral inilah yang merupakan salah satu aspek dari pengaruh moral yang ditanamkan masyarakat kepada setiap anggotanya. 2 Jadi baginya manusia hanya menjadi makhluk bermoral karena ia hidup di masyarakat tetapi dampak dari perubahan sosial diakuinya terkadang telah mengendurkan nilai-nilai dalam tradisi, karena itu menurut Durkheim masyarakat modern diakui tidak pasti secara moral. 3 1 Emile Durkheim, Moral Education; A Study in the Theory and Application of the Sociology of Education (New York: Free Press, 1973), 19. 2 Emile Durkheim, The Division of Labor In Society, terj. W.D.Halls (New York: Free Press, 2014), 57. 3 George Ritzer dan Barry Smart, Handbook of Social Theory (London: Sage Publication, 2001),1020.

Transcript of Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi...

Page 1: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

12

Bab 2

Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap Kehidupan Berkeluarga Tanpa Ikatan

Pernikahan

2.1 Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi saat ini, maka kehidupan

masyarakatpun juga ikut mengalami suatu perubahan. Karena itu melihat akan fenomena yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini maka teori yang akan digunakan oleh penulis

yaitu teori perubahan sosial dari seorang ahli sosiolog klasik Emile Durkheim. Penulis

menggunakan teori dari Emile Durkheim karena dalam sebagian besar karyanya lebih

menyemaikan diri untuk mengkonsolidasikan diri terhadap segi moralitas sebab Durkheim

menganggap moralitas sebagai suatu totalitas masyarakat.1 Menurut Durkheim, masyarakat

dapat mengikuti perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan tetapi perlu melihat apakah

dengan perubahan sosial tersebut, tidak melanggar moralitas dari masyarakat itu. Sebab bagi

Durkheim, moralitas selalu terhubung dengan masyarakat, moralitas menjadi mungkin

dikarenakan oleh masyarakat. Otoritas daya moral inilah yang merupakan salah satu aspek

dari pengaruh moral yang ditanamkan masyarakat kepada setiap anggotanya.2 Jadi baginya

manusia hanya menjadi makhluk bermoral karena ia hidup di masyarakat tetapi dampak dari

perubahan sosial diakuinya terkadang telah mengendurkan nilai-nilai dalam tradisi, karena itu

menurut Durkheim masyarakat modern diakui tidak pasti secara moral.3

1 Emile Durkheim, Moral Education; A Study in the Theory and Application of the Sociology of Education

(New York: Free Press, 1973), 19. 2 Emile Durkheim, The Division of Labor In Society, terj. W.D.Halls (New York: Free Press, 2014), 57.

3 George Ritzer dan Barry Smart, Handbook of Social Theory (London: Sage Publication, 2001),1020.

Page 2: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

13

Dengan demikian teori Durkheim digunakan penulis untuk melihat sejauh mana

perubahan itu dapat memberi dampak positif bagi kelangsungan hidup masyarakat di zaman

modern ini, atau sebaliknya dari perubahan tersebut justru memberi dampak negatif bagi

kelangsungan hidup bermasyarakat. Tentunya sebuah perubahan dibutuhkan oleh setiap

masyarakat, karena dengan adanya perubahan dalam suatu masyarakat menandakan bahwa

masyarakat tersebut telah berkembang, jika mencoba membandingkan kehidupan masyarakat

yang dulu dengan kehidupan masyarakat yang sekarang ketika mengalami perkembang.

Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak

negatif dari perubahan tersebut dan mempengaruhi moralitas dari masyarakat tersebut. Karena

itu, dalam bab ini penulis akan memaparkan pengertian perubahan sosial menurut beberapa

ahli, penulis juga akan menampilkan dampak negatif dari perubahan sosial khususnya

perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga tanpa ikatan pernikahan. Penulis

juga akan menampilkan bagaimana respon gereja akan perubahan sosial yang tengah

mempengaruhi institusi pernikahan atau perkawinan. Selain itu karena Indonesia adalah

negara hukum maka dalam bab ini penting juga penulis membahas bagaimana hukum di

Indonesia dalam mengsahkan sebuah pernikahan.

2.2 Pengertian Perubahan Sosial

Jika membahas perubahan sosial menurut Durkheim, maka tidak dapat dipisahkan dari

konsep-konsep Durkheim tentang hubungan individu dan masyarakat seperti yang tertuang

dalam prinsip totemik yang berkaitan dengan kesadaran kolektif. Mengacu pada gambaran

kehidupan masyarakat salah satu suku aborigin di Australia, diketahui bahwa suatu kelompok

yang mempunyai kedudukan istimewa dalam kehidupan kolektif adalah marga. Marga

dicirikan sebagai individu-individu yang menjadi anggotanya, mereka terikat oleh hubungan

Page 3: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

14

kekeluargaan yang sangat khas yang terbentuk bukan berdasarkan ikatan darah, melainkan

secara kolektif mereka ditandai dengan nama atau kata yang sama. Mereka memandang satu

sama lain sebagai bagian dari keluarga karena memegang tanggung jawab timbal-balik yang

identik, yang ditanamkan kepada setiap anggota marga. Setiap marga memiliki totem yang

hanya dikhususkan untuk marga itu. Istilah totemik digunakan oleh Durkheim dalam bentuk

adjektif karena menurut penilaiannya totem sangat menentukan seluruh kehidupan masyarakat

aborigin baik dari sistemnya totemik, kepercayaannya totemik dan masyarakat totemik.4

Konsep dasar tentang totemisme adalah konsep prinsip quasi-tuhan yang imanen dalam

beberapa kategori manusia atau segala sesuatu selain manusia dan dianggap mengambil

bentuk dalam wujud binatang atau tumbuhan. Totem mengekspresikan dua hal yang berbeda

yakni di satu sisi totem merupakan bentuk luar dan kasat mata dari apa yang diistilahkan

dengan prinsip totemik atau tuhan, sementara di sisi lain totem juga merupakan simbol dari

sebuah masyarakat.5

Bagi setiap anggotanya, masyarakat sama dengan Tuhan bagi para hamba-Nya. Tuhan

pada awalnya adalah sesuatu yang dipandang superior oleh manusia dan merupakan tempat

menggantungkan kepercayaan, oleh karena itu masyarakat menimbulkan semacam rasa

ketergantungan pada diri individu. Karena masyarakat memiliki hakikat yang berbeda dari

individu, maka masyarakat mempunyai tujuan yang berbeda dengan individu. Namun karena

masyarakat hanya dapat mencapai tujuan tersebut melalui diri individu, maka masyarakat

membutuhkan kerjasama individu. Masyarakat mengikat individu dengan segala macam

bentuk kekangan, keleluasaan pribadi atau kebebasan, dan pengorbanan, yang apabila semua

4 Emile Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, terj.Inyiak Ridwan Muzir dan M. Syukuri

(Jogjakarta: IRCiSoD, 2011), 155. 5 Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, 303-305.

Page 4: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

15

itu tidak ada, mustahil ada kehidupan sosial. Oleh karenanya individu harus patuh kepada

aturan-aturan tingkah laku yang sebenarnya tidak dibuat dan dibutuhkan, dan bahkan

bertentangan dengan keinginan dasariah individu. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi

individu selain menerimanya. Individu mematuhi perintah masyarakat, karena masyarakat

menjadi objek rasa hormat yang paling utama. Dengan kata lain masyarakat menawarkan ide

untuk individu patuh kepadanya; masyarakat memberikan pengaruh moral atas individu.6

Daya moral tersebut memiliki semacam kesadaran kolektif yang mampu mempengaruhi

kesadaran individu. Otoritas daya moral inilah yang merupakan salah satu aspek dari

pengaruh moral yang ditanamkan masyarakat kepada setiap anggotanya.7 Tetapi adanya

perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat, mempengaruhi moral dari setiap anggota

masyarakat.

Perubahan sosial menurut Emile Durkheim dapat terjadi sebagai hasil faktor-faktor

ekologis dan demografis, dimana perubahan yang terjadi itu dapat mengubah kehidupan

masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat oleh solidaritas mekanistik ke dalam kondisi

masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Durkheim memahami bahwa

masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang terintegrasi dan saling bergantung melalui

penggunaan metafora organik yang ditujukan bagi ide masa lalu, dan metafora mekanik yang

ditujukan bagi modernisasi.8 Dalam teorinya yang mengutamakan masyarakat, Durkheim

ingin melihat keseluruhan perubahan pada manusia yang meliputi persoalan hukum,

moralitas, profesi, keluarga, ilmu pengetahuan, seni dan juga agama dengan menggunakan

6 Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, 305-306.

7 Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, 328.

8 Durkheim, The Division of Labor In Society, 57-88.

Page 5: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

16

sudut pandang sosial. Berbeda dengan ahli-ahli lain yang mungkin hanya melihat salah satu

dari aspek kehidupan masyarakat.

Definisi perubahan sosial juga dikemukan oleh beberapa tokoh antara lain Wilbert

Moore yang mendefinisikan perubahan sosial bukanlah suatu gejala masyarakat modern tetapi

sebuah hal yang universal dalam pengalaman hidup manusia, di mana perubahan sosial

sebagai perubahan penting dari struktur sosial.9 Maksud dari struktur sosial di sini adalah

pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Moore memasukan ke dalam definisi perubahan sosial

berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural.10

William F.

Ogburn menyatakan bahwa arti perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-

unsur dari kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh

besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.11

Perubahan

sosial menurut Jacobus Ranjabar adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia,

perubahan-perubahan tersebut dapat mencakup nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola

perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, kekuasaan dan interaksi sosial.12

Mengacu pada pengertian-pengertian di atas, perspektif perubahan sosial dapat

dipahami sebagai suatu bentuk peradaban umat manusia akibat adanya eskalasi perubahan

alam, biologis, fisik yang terjadi sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian perubahan

sosial memiliki suatu kejadian dari yang sederhana misalnya dalam lingkungan keluarga,

sampai pada kejadian yang paling lengkap mencakup tarikan kekuatan kelembagaan dalam

9 Eva Etzioni-Halevy dan Amitai Etzioni, Sosial Change: Sources, Patterns and Consequnces (New York:

Basic Book, 1994). 56. 10

Robert H Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 4. 11

Ranjabar, Perubahan Sosial dalam Teori Makro,16. 12

Ranjabar, Perubahan Sosial dalam Teori Makro, 12.

Page 6: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

17

masyarakat.13

Perubahan sosial juga merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat

mengenai nilai-nilai sosial, norma dan berbagai pola dalam kehidupan manusia. Hakikatnya,

setiap masyarakat diseluruh dunia akan mengalami perubahan-perubahan yang diketahui jika

membandingkan suatu masyarakat di masa tertentu dengan masyarakat di masa lampau.

Perubahan sosial sebagai suatu proses perubahan bentuk yang mencakup keseluruhan

aspek kehidupan masyarakat. Proses tersebut berlangsung sepanjang sejarah hidup manusia,

pada tingkat komunikasi lokal, regional dan global. Perubahan sosial tersebut dapat terjadi

karena masyarakat pada dasarnya tidak bersifat statis melainkan dinamis dan heterogen

karena itu masyarakat akan selalu mengalami perubahan.14

Perubahan sosial merupakan

fenomena kehidupan sosial yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu maupun kelompok

masyarakat. Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang

wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat.

Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang

mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis,

biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk

menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.15

Tetapi, terkadang dalam suatu

perubahan sosial justru bertentangan atau melanggar nilai-nilai sosial, norma dan berbagai

pola dalam kehidupan manusia. Dengan demikian perubahan-perubahan sosial akan terus

berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antar manusia dan antar masyarakat. Perubahan

sosial mencakup akan beberapa perubahan pada lembaga sosial dan keluarga sebagai lembaga

13

Agus Salim, Perubahan sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2002), 1. 14

Syarifuddin Jurdi, Awal Mula Sosiologi Modern: Kerangka Epistemologi, Metodologi, dan Perubahan

Sosial Perspektif Ibn Khaldun (Belum Diset: Kreasi Wacana, 2012), 78. 15

Salim, Perubahan sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, 20.

Page 7: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

18

sosial terkecil dalam sistem sosial juga menjadi salah satu lembaga yang terkena imbas

perubahan sosial, sebab keluarga memiliki berbagai karakter yang unik, di mana setiap

keluarga memiliki nilai, adat istiadat serta memiliki budaya yang berbeda.16

Bagi Durkheim perubahan sosial juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

tergantung pada sudut pengamatannya, apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem

sosialnya. Hal ini disebabkan karena keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak hanya

berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai

komponen seperti yang pertama unsur-unsur pokok, yang terdiri dari jumlah, jenis individu

dan tindakan masyarakat. kedua, hubungan antar unsur yaitu ikatan sosial, loyalitas,

ketergantungan, hubungan individu dan integrasi. Ketiga, berfungsinya unsur-unsur di dalam

sistem misalnya peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan

tertentu untuk melestarikan ketertiban sosial. 17

Berlangsungnya suatu perubahan sosial, di

antaranya disebabkan diperkenalkan ataupun dimasukkannya hal-hal, gagasan-gagasan dan

ide-ide yang baru dan dikenal dengan inovasi (pemasukan atau pengenalan hal-hal baru

berdasarkan interaksi dengan masyarakat lain). Masuknya inovasi ke tengah suatu sistem

sosial terutama karena terjadinya komunikasi antaranggota suatu masyarakat, ataupun antara

suatu masyarakat dengan masyarakat lain.18

Dengan demikian, cara berkomunikasi

merupakan faktor yang penting untuk terjadinya suatu perubahan sosial. Melalui saluran-

saluran komunikasilah terjadi pengenalan, pemahaman, penilaian yang kelak akan

menghasilkan penerimaan ataupun penolakan terhadap suatu inovasi tersebut. Sekalipun

masyarakat mungkin ada yang sudah terbiasa dengan masuknya hal-hal baru, namun

16

Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, 233. 17

Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: Prenada Media, 2010), 3. 18

H. Rochajat Harun dan Elvinaro Ardianto, Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial (Jakarta: Rajawali

Pers, 2011), 180.

Page 8: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

19

sesungguhnya proses ini tidak sesederhana yang diduga. Bahkan tidak jarang, dari proses

tersebut menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah suatu masyarakat. Pro dan kontra

tercermin dalam berbagai sikap dan tanggapan dari suatu masyarakat yang bersangkutan,

ketika proses yang dimaksudkan berlangsung di tengah-tengah mereka.

Perubahan sosial yang sedang berlangsung pada era modern atau pada 50 tahun terakhir

di negara-negara berkembang ini telah membentuk struktur sosial baru, membentuk relasi

sosial baru dan hubungan-hubungan sosial yang mencerminkan nilai-nilai yang berubah.19

Perubahan sosial tersebut tidak saja memberikan dampak positif atau memberikan kemajuan

bagi kelangsungan hidup dari suatu masyarakat tertentu. tetapi, memiliki dampak negatif di

mana dari perubahan tersebut akan menimbulkan atau mengakibatkan terwujudnya berbagai

bentuk kekacauan sosial yang merupakan perwujudan-perwujudan dari proses perubahan

sosial. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial. Dalam

keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi

dan digantikan dengan norma-norma yang baru dalam mengatur kehidupan sosial warga

masyarakat berdasarkan perkembangan zaman.20

Tetapi perubahan yang dialami oleh masyarakat tidak memberi dampak positif,

sebaliknya perubahan sosial tersebut memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup

bermasyarakat. Kenyataan yang terjadi dalam perubahan sosial dalam mengikuti

perkembangan zaman ini mempengaruhi nilai-nilai baik yang ada dalam masyarakat tersebut,

masyarakat seakan berlomba-lomba mengikuti perubahan agar terlihat mengikuti arus

perkembangan zaman yang lebih modern tetapi melupakan aturan-aturan yang ada dalam

19

Jurdi, Awal Mula Sosiologi Modern (Belum Diset: Kreasi Wacana, 2012), 2. 20

Ranjabar, Perubahan Sosial dalam Teori Makro, 6.

Page 9: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

20

kehidupan. Selain itu perubahan tersebut juga mempengaruhi eksistensi adat istiadat, nilai

adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan

perkembangan zaman, dan digantikan dengan nilai kebudayaan modern.

2.3 Perubahan Sosial Dalam Pernikahan

Pernikahan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam realita kehidupan manusia,

karena dari pernikahan terdapat suatu kesepakatan antara seorang laki-laki dan seorang

perempuan untuk membentuk sebuah keluarga dan dari pernikahan tersebut manusia dapat

meneruskan keturunannya. Dengan adanya pernikahan rumah tangga dapat ditegakkan dan

dibina sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat. Pernikahan juga

merupakan sebuah institusi yang sangat penting karena pernikahan merupakan pertanda

terbentunya keluarga baru yang mandiri dan terlepas dari tanggung jawab orang tua.21

Karl Barth mengatakan bahwa marriage is a divine vocation to life partnership

(pernikahan adalah panggilan Ilahi untuk kemitraan hidup).22

Untuk mencapai sebuah

pernikahan ada beberapa proses yang harus dilalui oleh para pasangan calon suami istri ini,

yaitu baik proses nikah secara adat, agama atau kepercayaan dan yang terakhir negara. Ketiga

proses ini yang biasanya harus dilakukan oleh setiap pasangan Kristen yang hendak

membentuk sebuah keluarga baru.

Namun pernikahan mulai mengalami perubahan seiring perkembangan era globalisasi

yang dimaknai masyarakat secara berbeda, sehingga tradisi pernikahan memiliki pemaknaan

yang berbeda disetiap daerah. Pernikahan telah mengalami pergeseran dari waktu ke waktu

seiring dengan terjadinya perubahan sosial dan budaya yang melanda struktur kehidupan

masyarakat dan menggerus nilai-nilai pernikahan. Perubahan-perubahan sosial ini diakibatkan

21

Hildred Geertz, Keluarga Jawa (Jakarta: Grafiti Pers, 1985), 57. 22

Karl Barth, On Marriage (Philladelphia: Fortress Press, 1968), 5.

Page 10: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

21

dengan bergesernya nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga menurut Durkheim dengan

menggerusnya nilai-nilai dalam kehidupan manusia mempengaruhi totalitas masyarakat

tersebut. Sehingga menurut Durkheim manusia tidak lagi merasakan tekanan dari peraturan-

peraturan moral seperti dahulu, namun baginya perubahan sosial ini tidak dirasakan sebagai

kebebasan atau kemerdekaan yang lebih besar, melainkan sebagai krisis anomi (perilaku tanpa

arah).23

Pengakuan akan dinamisme masyarakat modern itu mendorong Durkheim untuk

mengakui kesulitan-kesulitan yang timbul karena mengikisnya moralitas yang pernah

dipelihara oleh kekuatan-kekuatan tradisi, khususnya dalam tradisi pernikahan yang terus

mengalami perubahan dalam mengikuti perkembangan zaman.24

Selain itu, dalam kasus

pernikahan yang terus dipengaruhi oleh perubahan sosial terjadi karena berkembangnya

pemahaman masyarakat serta bertambahnya kebutuhan masyarakat seiring perkembangan

zaman yang ditandai dengan perkembangan ekonomi untuk mempertahankan hidup.

Perkembangan pemikiran mengenai pentingnya ekonomi turut mempengaruhi tradisi

pernikahan, pernikahan lebih diukur dari segi materi. Dalam konteks kehidupan, pernikahan

lebih condong sebagai kewajiban sosial dari pada manifestasi kehendak bebas tiap-tiap

individu. Oleh karenanya individu harus patuh kepada aturan-aturan tingkah laku yang

sebenarnya tidak dibuat dan dibutuhkan, dan bahkan bertentangan dengan keinginan dasariah

individu. Individu mematuhi perintah masyarakat, karena masyarakat menjadi objek rasa

hormat yang paling utama. Dengan kata lain masyarakat menawarkan ide untuk individu

patuh kepadanya; masyarakat memberikan pengaruh moral atas individu.25

23

Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, 305. 24

Ritzer dan Smart, Handbook of Social Theory,1020-1024. 25

Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, 306.

Page 11: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

22

Keluarga merupakan pusat dari munculnya segala jenis tingkah laku dan perilaku

manusia di dalam masyarakat. Karena keluarga adalah lembaga atau unit kemasyarakatan

yang terkecil dan yang terpenting dalam dunia ini, maka keluarga menentukan tinggi

rendahnya mutu kehidupan masyarakat.26

Dengan demikian, dibutuhkan suatu pemahaman

keluarga yang baik dan sehat sehingga pada gilirannya dapat menciptakan kesejahteraan bagi

manusia. Selain itu, lingkungan yang pertama dan sangat penting bagi perkembangan

kepribadian dan nilai moral etis manusia adalah keluarga, apa yang mendasar bagi kehidupan

manusia itu berasal dari keluarga.

Keluarga menjadi lembaga yang sangat penting karena dari keluargalah akan terbentuk

berbagai karakter dari setiap individu. Keluarga juga sebagai tempat hidup sekaligus menjadi

tempat sosialisasi pertama bagi individu sebelum ia menjadi anggota masyarakat dalam

lingkup yang lebih luas. Inilah mengapa keluarga diposisikan sebagai tempat paling stategis

untuk menanamkan nilai-nilai sosial kepada setiap individu. Menurut Murdock keluarga

merupakan sebuah kelompok sosial yang dicirikan dengan tinggal bersama, melakukan

aktivitas reproduksi dan ekonomi. Sedangkan bagi Gilgum keluarga merupakan kelompok

manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan

hubungan yang erat.27

Perubahan pernikahan yang terjadi dalam kehidupan manusia turut mempengaruhi

penghayatan hidup berkeluarga dibanyak tempat. Misalnya baik suami maupun istri tidak bisa

menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan, suami atau istri tidak berinisiatif

menyelesaikan masalah, perbedaan budaya diantara suami dan istri, hal tersebut tercermin

pada bagaimana pasangan suami dan istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian

26

Mesach Krisetya, Konseling Pernikahan dan Keluarga (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW Press, 1999),

91. 27

Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, 234-235.

Page 12: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

23

yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam pernikahan. Semuanya itu dirasakan

kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga sehingga masing-masing pasangan

gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain. Selain itu dampak dari kehidupan berkeluarga

tanpa ikatan pernikahan juga turut mempengaruhi penghayatan hidup berkeluarga dimana

kehidupan keluarga tersebut tidak diakui keberadaannya oleh masyarakat. Para pasangan-

pasangan ini seakan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat. Hal ini turut mempengaruhi

hubungan solidaritas pasangan-pasangan tersebut dengan masyarakat yang menolak

keberadaan mereka.

Pernikahan juga tidak saja melibatkan pasangan yang hendak menikah tetapi juga

melibatkan masyarakat sekitar yang turut serta dalam membantu proses pernikahan tersebut

agar berjalan dengan baik. Tetapi, perubahan sosial membuat sebagian masyarakat yang telah

membentuk sebuah keluarga tanpa ikatan pernikahan ini menampilkan bahwa mereka telah

mengabaikan atau tidak memperdulikan lagi apakah hubungan tersebut dapat diakui oleh

masyarakat atau tidak. Hal ini menurunkan kesadaran kolektif dari pasangan-pasangan

tersebut akan makna dari pernikahan. Selain itu, munculnya nilai-nilai baru yang sangat

bertentang dengan nilai-nilai kebudayaan dan juga melemahnya nilai-nilai agama yang telah

dipelihara, juga turut mempengaruhi kesadaran kolektif para pasangan tersebut. Ternyata di

era modern ini dengan adanya perubahan banyak orang tidak mengetahui lagi nilai-nilai mana

yang bisa menjadi acuan yang dapat mereka pakai dalam kehidupan.

Nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga oleh sebab itu keluarga seharusnya

mempunyai peran penting dalam menanggapi perubahan yang terjadi yang mengancam

kehidupan manusia, tetapi yang terjadi justru kekacauan atau bergesernya nilai-nilai budaya

dan agama yang mempengaruhi moralitas suatu masyarakat yang berasal dari keluarga itu

Page 13: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

24

sendiri. Melihat akan dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia tentang pernikahan,

dimana banyak keluarga yang terbentuk tanpa ikatan pernikahan, apakah hubungan ini dapat

pula dikatakan sebagai sebuah keluarga. Sedangkan sebutan keluarga dapat dikatakan sebagai

keluarga kalau kehidupan bersama ini diikat oleh sebuah pernikahan. Karena itu, moralitas

dalam sebuah keluarga penting untuk diperhatikan.

Emile Durkheim mengatakan bahwa moralitas adalah suatu sistem kaidah atau norma

mengenai kaidah yang menentukan tingkah laku manusia. Kaidah-kaidah tersebut menyatakan

bagaimana manusia harus bertindak pada situasi tertentu.28

Pandangan Durkheim mengenai

moralitas mempunyai dua aspek yaitu pertama, Durkheim yakin bahwa moralitas adalah suatu

fakta sosial, dengan kata lain bahwa moralitas dapat dipelajari secara empiris, eksternal bagi

individu dan bersifat memaksa individu. Hal itu berarti bahwa moralitas bukanlah sesuatu

yang dapat difilsafati orang, tetapi sesuatu yang harus dipelajari sebagai suatu fenomena

empiris. Hal ini karena moralitas selalu berhubungan dengan struktur sosial. Kedua,

Durkheim memberi perhatiannya pada kesehatan moral masyarakat modern, sebab bagi

Durkheim banyak orang akan gagal dalam perubahan sosial jika tidak memperhatikan

moralitas karena moralitas merupakan pusat dan objeknya.29

Dapat disimpulkan bahwa

moralitas adalah suatu ketentuan-ketentuan kesusilaan yang mengikat perilaku sosialmanusia

untuk mewujudkan dinamisasi kehidupan di dunia. Karena itu, sangat penting bagi

masyarakat untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan sosial dalam pernikahan dapat

membantu kemajuan dari masyarakat tertentu atau justru sebaliknya mengancam moralitas

dari kehidupan masyarakat.

28

Taufik Abdullah dan A.C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1986). 18. 29

George Ritzer, Teori Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 136-137.

Page 14: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

25

Moralitas terdiri dari penerimaan atas lingkup yang terpilah-pilah dari perilaku yang

harus dijunjung tinggi oleh mereka yang percaya, dan terbukti diterima dalam interaksi sosial

maupun hubungan antar pribadi. Dalam setiap budaya, perilaku tersebut tidak diragukan lagi

mempunyai pola tertentu di mana ruang lingkup perilaku ini sering kali mencerminkan aneka

macam perilaku dari masyarakat tertentu. Bagaimanapun juga di satu pihak ada perilaku

tertentu yang dianjurkan dan di lain pihak ada perilaku yang dilarang, cenderung untuk tidak

diterima baik oleh individu maupun masyarakat. Tetapi melihat akan perubahan yang terjadi

di banyak tempat, maka perubahan tersebut berdampak pula pada moralitas dari suatu

masyarakat yang mulai hilang atau diabaikan. Krisis moral merupakan salah satu masalah

sosial dalam masyarakat karena dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. Seorang

individu yang menyimpang dan tidak bermoral tentu merupakan suatu masalah penting dalam

masyarakat karena bisa di katakan dapat mengganggu jalannya fungsi masyarakat yang

lainnya. Krisis moral dapat terjadi pada siapapun dan dalam kondisi apapun.

Dalam prespektif Durkheim moralitas memiliki tiga komponen pertama, moralitas

melibatkan disiplin dimana disiplin tersebut dapat dilihat dari sudut pengekangan terhadap

dorongan-dorongan hasrat seseorang. Pengekangan dianggap penting karena kepentingan

individu dan kelompok tidak sama dan bisa saja terlibat dalam konflik. Disiplin merupakan

suatu komponen yang dapat membatasi seorang individu untuk bertindak dan berkeinginan

sesuai batasan-batasan yang ada dalam fakta sosial sehingga individu tidak dapat menuntut

lebih. Komponen yang kedua adalah keterikatan terhadap kelompok sosial, keterikatan yang

dimaksudkan adalah keterikatan secara emosional dan tulus antar individu dengan kelompok

sosialnya sehingga individu rela dengan sepenuh hati mengikuti aturan atau fakta sosial dalam

kelompoknya, sehingga keterikatan adalah bagian dari diri individu tersebut, berbeda dengan

Page 15: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

26

disiplin yang hakikatnya adalah memaksa dan paksaan itu berasal dari luar karena tidak

adanya keterikatan dalam diri masing-masing individu. Kemudian komponen yang ke tiga

adalah otonomi, dimana moralitas modern mesti didasarkan pada hubungan antara individu

dan masyarakat.30

2.4 Gereja Dan Perubahan Sosial Dalam Institusi Perkawinan

Gereja turut perperan aktif dan menjadi promotor dari hampir sebagain besar perubahan

sosial yang terjadi dalam masyarakat.31

Gereja juga telah menjadi sumber utama dalam

perkembangan pendidikan, ilmu pengetahuan dan ekonomi, serta menjadi penyumbang

berbagai pelayanan sosial bagi masyarakat. Kendati telah menjadi sumber perkembangan

selama berabad-abad, namun hal itu tidaklah menjamin bahwa gereja tetap akan berlindung

dari sentuhan perubahan sosial yang terjadi. Di luar gereja dan perkembangan yang

diprakasainya tampak timbul benih-benih perubahan yang baru dan subur. Banyak pihak yang

tidak senang dengan sisi lain gereja yang begitu monopoli. Perkembangan dan perubahan

sosial terjadi diluar gereja begitu pesat. Dengan menunggangi modernisasi yang bermuatkan

berbagai bidang kehidupan, keadaan sosial mengalami perubahan yang begitu cepat. Pola

pemikiran liberal yang bersandar pada rasionalitas, positifitas dan individualitas

dikumandangkan menggantikan nilai-nilai komunal tradisional. Gereja seakan tertinggal

dengan keadaan sosial masyarakat yang telah banyak berubah.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Veerger, Durkheim sendiri memandang agama

(gereja) sebagai fakta sosial dan menurutnya agama harus memiliki fungsi, sebab agama

bukan ilusi tetapi merupakan fakta yang dapat di indifikasi dan mempunyai kepentingan

30

Ritzer, Teori Sosiologi, 178. 31

A. M Mangunhardjana, Pendampingan Kaum Muda: Sebuah Pengantar (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 58.

Page 16: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

27

sosial.32

Oleh sebab itu, gereja yang hidup adalah gereja yang selalu mempertanyakan makna

kehadirannya di tengah masyarakat dan lingkungan. Perubahan sosial yang tengah terjadi di

masyarakat memberikan tantangan pelayanan dan kehidupan yang harus dijawab oleh gereja,

karena itu gereja juga harus terlibat pada masalah sosio-politik dan sosio-kemasyarakatan

yang dialami masyarakat. Gereja yang hidup adalah gereja yang pro-aktif dalam menyikapi

perubahan yang terjadi di tengah masyarakat bukan gereja yang reaktif. Seringkali gereja

bersikap reaktif, di mana ketika permasalahan itu timbul barulah gereja akan mengambil

sikap. Gereja harus mampu membaca perubahan-perubahan yang tengah terjadi di

masyarakat, bukan sebaliknya turut terbawa arus perubahan yang ada. Walaupun demikian,

gereja harus terbuka, dinamis, dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan

sikap positif, kristis, kreatif dan realistis.

Menghadapi keadaan sosial, gereja mulai mengambil dan menentukan sikapnya

terhadap perubahan tersebut.33

Gereja menyesuaikan diri dalam zaman baru agar dapat

memberi sumbangan yang efektif bagi pemecahan masalah-masalah modern. Gereja

mengubah pandangannya tentang dunia yang kemudian menjadi fondasi yang kokoh bagi

gereja untuk memperbaharui dirinya dan semakin masuk dalam kehidupan dunia. Dunia tidak

lagi dipandang dari sudut pandang yang profan dan sakral saja namun dunia dipandang

sebagai ladang tempat benih-benih itu harus ditabur dan dituai. Gereja harus terbuka terhadap

berbagai kebenaran dan isu-isu global yang dikumandangkan seperti demokrasi, transparasi,

emansipasi dan sebagainya. Sebab, gereja merupakan bagian dari masyarakat dan masyarakat

merupakan bagian penting gereja. Keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Meskipun demikian, gereja harus selalu waspada dalam menyikapi perubahan sosial yang

32

K. J Veeger, Realitas Sosial; Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu-Masyarakat dalam

Cakrawala Sejarah Sosiologi (Jakarta: PT Gramedia, 1985), 31. 33

Mangunhardjana, Pendampingan Kaum Muda, 26.

Page 17: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

28

tengah melanda kehidupan masyarakat saat ini, agar unsur-unsur baik yang ada dalam gereja

tidak memudar atau kehilangan nilai-nilai fundamentalnya.

Dalam beberapa aspek nampak pula gereja bersifat tertutup dan bahkan cenderung

menentang perubahan. Hal ini nampak dari sikap gereja yang tetap mempertahankan hal-hal

fundamental yang berhubungan dengan dogma, iman dan keselamatan serta menolak isu-isu

publik yang bertentangan dengan ajaran-ajaran dasar gereja seperti menolak kehidupan

berkeluarga tanpa ikatan pernikahan. Sikap gereja yang demikian seringkali mengundang

kritik tajam dari beberapa masyarakat karena gereja dianggap terlalu konservatif. Namun

begitulah gereja berusaha untuk tetap eksis di tengah-tengah arus perubahan yang begitu kuat.

Setiap tindakan yang hendak diambil harus diperhitungkan secara matang suatu resiko besar

yang dapat mengancam eksistensi dan nilai-nilai gereja yang fundamental. Karena itu, gereja

juga harus tetap aktif dalam kehadirannya pada kehidupan masyarakat karena salah satu tugas

gereja adalah mendidik dan membangun.

Manusia memiliki realita sosial dan realita pribadi dalam kehidupannya, di mana kedua

realita tersebut saling berkaitan sehingga sulit untuk dipisahkan, sebab perilaku manusia

memiliki ciri individu dan sosial sekaligus. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk

sosial.34

Dari kedua realita ini penting untuk dapat memberikan pemahaman ketika berbicara

tentang peran gereja dalam perubahan sosial. Sang Pencipta memulai dengan realita pribadi,

bagaimana Sang Pencipta mengubah hidup pribadi seseorang lalu orang itu mengubah

lingkungan, termasuk orang disekitarnya sebagai realita sosialnya. Gereja dalam hal ini masuk

di dalam domain agama dalam kaitannya dengan realita dan kekuatan sosial termasuk di

34

Veerger, Realitas Sosial-Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu-Masyarakat, 4.

Page 18: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

29

dalam pandangan Durkheim sebagai kekuatan yang mengikat manusia secara individual.35

Artinya gereja selaku institusi sosial bisa mengkondisikan individu-individu anggotanya

untuk berperilaku dan bertindak baik dalam ruang lingkup yang kecil kedalam lingkup gereja

ataupun juga pada akhirnya akan keluar ke ruang lingkup masyarakat.

Pada akhirnya jelas bahwa gereja mampu mempengaruhi masyarakat di sekitarnya

untuk masuk ke dalam perubahan sosial melalui intense-intensi pola pikir yang diajarkan

kepada individu-individu anggotanya. Meskipun ada juga kajian Peter L. Berger yang

menyatakan bahwa justru kondisi masyarakat dalam hal ini menyangkut perubahan sosial

yang mempengaruhi gereja melalui modernisasi yang menjadikan gereja harus bersikap,

menerima atau menolak tetapi kenyataannya tidak dapat dihindari.36

Geertz lebih khusus

membahasnya langsung ke lembaga keagamaan, Geertz menyatakan bahwa agama (gereja)

adalah pola bagi kelakuan masyarakat pendukungnya yang terjadi karena adanya interaksi

antara komunitas masyarakat pendukung.37

Jadi, dapat dikatakan bahwa agama sebagai suatu

lembaga sosial dapat menjadi model perubahan bagi masyarakat, ketika lembaga keagamaan

berubah maka secara otomatis akan terjadi perubahan pada masyarakat. Sebab fungsi dari

lembaga sosial adalah memberikan pedoman bagi masyarakat bagaimana harus bertindak di

dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat. Peran gereja di tengah

masyarakat yang berubah adalah menjadi krusial saat ini. Persoalannya adalah apakah setiap

gereja memahami akan perannya, jika dikaji lebih mendalam, sebetulnya tidak ada pilihan

bagi gereja sebab gereja adalah bagian dari masyarakat, apa yang terjadi di masyarakat akan

35

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006), 203. 36

Peter L. Berger, Kebangkitan Agama Menantang Politik Dunia, terjemahan (Jogjakarta: Arruzz, 2003), 19-

20. 37

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dalam Refleksi Metodologi Kasus Indonesia (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2002), 112.

Page 19: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

30

mempengaruhi gereja, begitu juga apa yang terjadi di gereja akan berdampak juga ke

masyarakat.

Perubahan sosial membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia dan tidak

sedikit menampilkan dampak negatif bagi kehidupan manusia, di mana semakin menurunnya

nilai-nilai moral dan keagamaan dari masyarakat. Walaupun gereja telah berjuang untuk

memperbaharui dirinya namun kemerosotan moral dan kehidupan beragama tidak dapat

dihindari. Keluarga Kristen di zaman modern ini juga merasakan hal yang sama. Tentu saja

zaman modern ini membawa banyak pengaruh positif dalam kehidupan manusia. Namun,

perlu juga diketahui bahwa ada banyak pengaruh negatif dalam perubahan sosial ini.

Berhadapan dengan hal ini, ada banyak yang terjadi dalam pernikahan Kristen. Perkembangan

zaman ini baik langsung maupun tidak, juga mengambil bagian atau memberikan

pengaruhnya yang besar bagi pernikahan keluarga-keluarga Kristen. Sejalan dengan itu, ada

banyak masalah pula yang timbul berkaitan dengan pernikahan sebuah keluarga Kristen.

Banyak masyarakat saat ini yang menerapkan gaya hidup berkeluarga tanpa ikatan

pernikahan. Hal tersebut telah dianggap trend pada zaman modern ini. Akan tetapi kehidupan

yang dipengaruhi perubahan sosial itu mempengaruhi hukum yang berlaku dalam agama atau

gereja. Sebab gereja dalam hal ini menganggap kehidupan tersebut sebagai dosa. Sebab bagi

gereja tindakan tersebut merendahkan martabat pernikahan, karena mereka merusak konsep

keluarga, melemahkan nilai kesetiaan, dan terlebih melawan hukum moral.

2.5 Hukum Perkawinan Di Indonesia

2.5.1 Hukum Perkawinan Sebagai Dasar Terbentuknya Keluarga Di Indonesia

Di Indonesia, agar hubungan pria dan wanita diakui secara hukum maka pernikahan

diatur dalam suatu undang-undang, menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI)

Page 20: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

31

Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 tentang perkawinan, menyatakan bahwa perkawinan adalah

ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-istri dengan

tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.38

Setiap makhluk hidup memiliki hak azazi untuk melanjutkan keturunannya melalui

perkawinan, yakni melalui budaya dalam melaksanakan suatu pernikahan yang dilakukan di

Indonesia. Setiap pasangan jika sudah melakukan pernikahan maka terhadapnya ada ikatan

kewajiban dan hak diantara mereka berdua dan anak yang lahir dari perkawinan tersebut.

Perkawinan menurut Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, bukan saja

merupakan suatu perbuatan perdata saja, melainkan juga merupakan suatu perbuatan

keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak ukurnya sepenuhnya ada pada

hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang dianutnya.39

Tata cara pernikahan di Indonesia tergolong beraneka ragam antara satu dengan yang

lainnya oleh karena di Indonesia mengakui adanya bermacam-macam agama dan kepercayaan

yang tata caranya berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam Negara Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas mengakui adanya prinsip kebebasan

beragama.40

Hukum keluarga merupakan hukum yang paling tua dibandingkan jenis hukum lainnya,

karena ketika berbicara keluarga maka yang perlu disepakati bahwa keluarga merupakan unit

terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak. Keluarga

terbentuk melalui perkawinan dan dengan memaknai adagium “ubi sociates ibi ius” (di mana

ada masyarakat di situ ada hukum), maka dapat dikatakan bahwa bagian dari hukum keluarga

38

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan (LN 1974 Nomor 1, TLN 3019) 39

Abdurrahman, Masalah-masalah Hukum Perkawinan di Indonesia (Bandung: Penerbit Alumni, 1978), 9. 40

R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata ( Jakarta: Intermasa, 1985), 1.

Page 21: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

32

yang paling tua adalah hukum perkawinan.41

Berbicara mengenai hukum keluarga, maka tidak

terlepas dari persoalan hukum perkawinan. Sebab keluarga terbentuk melalui perkawinan.

Setelah terjadi perkawinan maka terbentuk hubungan antara suami dengan istri, termasuk pula

hubungan yang terkait dengan harta dalam perkawinan. Selanjutnya jika perkawinan tersebut

lahir anak, maka terbentuk pula hubungan antara orang tua dengan anak.

Setelah berlakunya UU perkawinan, maka terjadi unifikasi hukum dalam perkawinan di

Indonesia, di mana perkawinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

agama/kerohanian.42

Pengaturan hukum tentang perkawinan telah berlaku sama terhadap

semua warga Negara oleh karena itu, setiap warga Negara harus patuh terhadap hukum yang

berlaku, termasuk terhadap UU perkawinan yang menjadi landasan untuk menciptakan

kepastian hukum, baik dari sudut hukum keluarga dan akibat hukum dari suatu perkawinan.

Keabsahan suatu perkawinan menurut UU Perkawinan adalah didasarkan pada hukum agama

dan kepercayaan masing-masing, sehingga sejak berlakunya UU Perkawinan ini maka

upacara perkawinan menurut hukum agama bersifat menentukan tentang sah atau tidaknya

perkawinan itu. Pencatatan perkawinan dalam suatu akta merupakan akta nikah. Akta nikah

adalah bukti tentang perkawinan dan merupakan alat bukti yang sempurna mengenai adanya

perkawinan. Durkheim sebagaimana dijelaskan secara singkat berusaha menghubungkan

hukum dengan struktur sosial. Hukum dipergunakan sebagai suatu alat diagnosa untuk

menemukan syarat-syarat struktural bagi perkembangan solidaritas masyarakat. hukum dilihat

sebagai suatu alat mempertahankan keutuhan masyarakat maupun untuk menentukan adanya

perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.

41

Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

4-5. 42

K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), 3.

Page 22: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

33

Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, apalagi dalam perubahan sosial ini

banyak masyarakat telah terpengaruh akan kehidupan modern yang terkadang mengabaikan

hukum sebagai landasan kehidupan masyarakat. masyarakat mulai mengabaikan hukum

pernikahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat zaman sekarang yang telah

membentuk keluarga tanpa ikatan pernikahan. Hal tersebuat melanggar hukum Perkawinan

yang telah ditetap dalam UU Perkawinan. Durkheim bertolak dari penemuannya di

masyarakat. dengan metode empirisnya ia membuat kesimpulan bahwa hukum sebagai moral

sosial pada hakikatnya adalah suatu ekspresi solidaritas sosial yang berkembang dalam suatu

masyarakat. Menurut Durkheim hukum adalah cerminan solidaritas. Di mana, dalam

solidaritas ada konsep kolektif atau kesadaran bersama yang merupakan hasil kepercayaan

dan perasaan dari seluruh anggota masyarakat. Karena itu, Durkheim merumuskan hukum

sebagai suatu kaidah yang bersanksi.43

2.5.2 Perkawinan pada negara hukum yang berdasarkan Pancasila

Berbicara tentang system hukum perkawinan, maka perlu dipahami bahwa sistem

hukum yang dumaksudkan di sini adalah sistem hukum nasional yang didasarkan pada

landasan idiologi dan konstitusional Negara (Pancasila dan UUD 1945), dengan kata lain

merupakan sistem hukum yang dibangun di atas kreativitas dan aktifitas yang didasarkan pada

cita rasa dan rekayasa bangsa sendiri, tetapi pada sisi lain juga tidak terlepas dari system

hukum perkawinan yang masih bercorak pluralistik. Bangsa Indonesia memiliki ciri khas

tersendiri yang diangkat dari nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum membentuk suatu

Negara modern. Nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai

religius yang kemudian dikristalisasikan menjadi suatu sistem nilai yang disertai Pancasila.

43

Alvin S. Johnson, Sosiologi Hukum (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1994), 104.

Page 23: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

34

Sebenarnya perkawinan merupakan perbuatan hukum yang sangat erat kaitannya

dengan nilai-nilai agama, tetapi mengingat adanya pluralisme agama di Indonesia, maka tidak

mungkin membuat aturan hukum perkawinan yang semata-mata hanya didasarkan pada satu

nilai-nilai agama tertentu dengan mengabaikan nilai-nilai yang terdapat dalam agama lain.

Oleh sebab itu, dalam undang-undang ini disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah

membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sesuai

dengan penjelasan umum tersebut, terlihat bahwa Indonesia juga bukan negara sekuler yang

memisahkan antara agama dan negara. Bahkan dalam pasal 2 ayat 1 UU Nomor 1 tahun 1974

ditegaskan pula bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-

masing agamanya dan kepercayaannya itu.44

Hal ini menunjukkan bukti bahwa walaupun negara menginginkan adanya aturan

hukum perkawinan yang merupakan produk negara (legislatif), tetapi tidak berarti aturan

hukum yang terdapat dalam hukum agama ataupun kepercayaan seseorang dikesampingkan

oleh negara. Berhubung masalah perkawinan sangat erat kaitannya dengan agama dan

kepercayaan maka dalam pasal 2 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 menunjukan makna bahwa

aspek agama tidak dapat diabaikan oleh para pihak yang akan melangsungkan perkawinan,

dengan kata lain bahwa suatu perkawinan baru dianggap sah, jika pelaksanaannya telah sesuai

dengan ajaran agama yang dianut oleh para pihak yang melangsungkan perkawinan tersebut.

44

Sution Usman Adji, Kawin Lari dan Kawin Antar Agama (Yogyakarta: Liberty, 1989), 3.

Page 24: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

35

2.6 Penutup

Perubahan sosial telah merambah hampir ke seluruh sendi kehidupan manusia, ditandai

dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi secara pesat dan

mengglobal. Seluruh bangsa telah dijangkau dan dapat menjangkau berbagai aspek informasi,

baik bersifat positif untuk kemajuan sebuah negara dan peradaban satu bangsa, maupun

impaktisitas negatif yang ditimbulkannya bagi masyarakat. Pada negara dan bangsa tertentu

hal tersebut telah berpengaruh positif dalam mensejajarkan bahkan mendekatkan kedudukan

satu negara sedang berkembang dengan negara maju. Fenomena akumulasi tersebut

dinamakan perubahan sosial. Disadari atau tidak telah berdampak secara sosial dan budaya,

baik pada tingkat bangsa maupun elemen sosial dan budaya di tingkat daerah regional.

Sebagai suatu fenomena sosial yang sedang terjadi dan berlangsung di dalam

masyarakat, perubahan sosial merupakan realitas yang sulit dihindari apalagi ditolak atau

dikontrol, karena perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai kekuatan yang dihasilkan dari

berbagai persoalan yang kompleks sehingga sulit atau bahkan tidak dapat dikontrol apalagi

dihentikan. Sehingga Durkheim dalam teorinya mengemukakan bahwa cara kerja kolektif

mulai memudar dan digantikan dengan cara kerja yang semakin diindividualisasikan. Hal

tersebut dapat dilihat pada persoalan pernikahan. Pada sebuah pernikahan, ketika seorang

laki-laki dan perempuan ingin bersatu banyak pihak turut serta dalam proses pernikahan

tersebut. Tetapi, kenyataan sekarang banyak pasangan laki-laki dan perempuan tidak lagi

menjadikan pernikahan sebagai urusan dari masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari

keberadaan pasangan keluarga tanpa ikatan pernikahan yang semakin meningkat dalam

kehidupan masyarakat saat ini di Jemaat Imanuel Oesao.

Page 25: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

36

Dalam kehidupan masyarakat Oesao perubahan sosial menimbulkan multi impact di

berbagai pergeseran norma sosial dan nilai budaya, di antaranya adalah pergeseran atau

perubahan nilai-nilai pada lembaga pernikahan. Lembaga pernikahan pada masyarakat Oesao,

lebih dominan terbentuk dari struktur sosial masyarakat yang inheren dengan realitas dari

ajaran Kristen. Nilai-nilai pernikahan telah mengalami perubahan di mana semakin kurang

mencerminkan sakralisasi keagamaan. Perubahan demi perubahan terus terjadi secara

signifikan, karena itu dampak negatifnya bagi pernikahan dan kehidupan keluarga semakin

terasa. Unsur-unsur yang tidak menguntungkan itu secara langsung atau tidak langsung

membawah pengaruh kepada pembentukan sebuah keluarga. Keluarga zaman sekarang

tampaknya sudah terancam oleh perubahan-perubahan tata nilai dan pola hidup dari

masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Pada zaman modern ini moralitas dalam

pernikahan semakin memudar dan menghilang. Keadaan global maupun lokal sekarang ini

telah menampakkan sisi terang dan sisi gelap pada kehidupan pasangan suami istri dalam

sebuah keluarga.

Moralitas pernikahan lebih berkaitan dengan pemahaman dan penyadaran akan hidup

pernikahan sebagai sebuah tindakan moral, yang tentu saja menuntut suatu kewajiban moral

di dalamnya, selain adanya unsur hak bagi pribadi dan pasangan dalam tindakannya.

Durkheim mengatakan bahwa moralitas adalah suatu sistem kaidah atau norma mengenai

kaidah yang menentukan tingkah laku manusia. Kaidah-kaidah tersebut menyatakan

bagaimana manusia harus bertindak pada situasi tertentu dan bertindak secara tepat terhadap

kaidah yang telah ditetapkan. Kenyataan yang terjadi, moral dalam pembentukan sebuah

keluarga yang seharusnya diawali dalam pernikahan seakan tidak diperdulikan lagi oleh

sebagian masyarakat di zaman modern ini. Demi mengikuti perkembangan zaman,

Page 26: Bab 2 Kerangka Teoritik Perubahan Sosial Terhadap ...€¦ · Tetapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak sedikit menampilkan dampak negatif dari perubahan tersebut

37

masyarakat mengabaikan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat tersebut.

Indonesia sebagai negara hukum, tentu mengharapkan agar masyarakatnya harus

mengikuti hukum yang berlaku di Indonesia. Dibuatnya UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, dimaksudkan agar masyarakat tidak mengabaikan nilai dan norma yang berlaku

di Indonesia khususnya dalam nilai dan norma yang ada dalam pernikahan. Agar dalam hal

ini, masyarakat yang ingin melakukan pernikahan harus mengikuti aturan-aturan yang telah

dibuat. Sebuah perkawinan dikatakan sah apabila telah sesuai dengan prosedur-prosedur yang

berlaku dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, selain itu dalam pasal 2 ayat 1

UU Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa sahnya sebuah perkawinan apabila dilakukan

berdasarkan hukum masing-masing agama dan kepercayaan.