BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Effendy, 1998). Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan keluarga dan Keluarga Berencana yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Syahlan, 1996). 2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak 6

Transcript of BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

Page 1: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan forum komunikasi, alih tehnologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber

daya manusia sejak dini (Effendy, 1998).

Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan keluarga dan Keluarga

Berencana yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat

dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Syahlan, 1996).

2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan

IMR

c. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(Indeks Maternal Rate) atau angka kematian ibu.

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat

6

Page 2: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

7

e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografi.

f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

3. Sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

b. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur (WUS)

4. Macam Kegiatan

a. Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan diare

b. Tujuh kegiatan posyandu (Sapta Krida Posyandu)

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan diare

Page 3: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

8

6. Sanitasi dasar

7. Penyediaan obat esensial

5. Pelayanan kesehatan yang dijalankan

a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

b. Penimbangan bulanan

c. Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

d. Imunisasi bayi 3-14 bulan

e. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare

f. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

g. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia

subur

h. Pemeriksaan kesehatan umum

i. Pemeriksaan kehamilan dan nifas

j. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil

penambah darah

k. Imunisasi TT untuk ibu hamil

l. Penyuluhan kesehatan dan KB

m. Pemberian alat kontrasepsi KB

n. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

o. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

p. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Page 4: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

9

6. Sistem lima meja

a. Meja I

1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia

subur

b. Meja II

1) Penimbangan balita, ibu hamil

c. Meja III

1) Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

d. Meja IV

1) Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan

resiko tinggi, Pasangan Usia Subur yang belum mengikuti KB

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil

ulangan, kondom

e. Meja V

1) Pemberian imunisasi

2) Pemeriksaan kehamilan

3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan

Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan

untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya :

Page 5: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

10

dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya (Effendy,

1998).

B. Kunjungan Balita

1. Pengertian

Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat.

Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan,

imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke

posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali

pertahun. Untuk ini kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun.

Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balitanya

kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan. Sedangkan

bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu

satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekuensi

penimbangan tergantung dari jenis posyandunya (Dinkes Prov. Jateng,

2007).

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke

posyandu (Sri poerdji, 2002)

a. Umur balita

Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang

dan pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat

cepat. Menurut Sri Poerdji menyatakan bahwa umur 12

Page 6: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

11

hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh

terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan

pertumbuhan dasar yang akan

Mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. Hal lain yang menyebabkan ibu balita tidak lagi

hadir di posyandu khususnya balita diatas usia 36 bulan, karena ibu

balita merasa bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap

dan perkembangan sosial anak semakin bertambah.

b. Jumlah Anak

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kehadiran ibu

yang mempunyai anak balita untuk hadir atau berpartisipasi

dalam posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh

Hurlock (2005) bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar

pula permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk

mengurus kesehatan anak mereka.

Dalam kaitannya dengan kehadirannya di posyandu

seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di

posyandu karena waktunya akan habis untuk memberi perhatian dan

kasih sayang dalam mengurus anak-anaknya di rumah.

c. Status Pekerjaan Ibu

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang, sehingga

Page 7: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

12

ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya

untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang

atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut

berpartisipasi di posyandu.

Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai

waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu

untuk membawa anaknya ke posyandu.

Peran ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat

berpengaruh terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari

waktu yang diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa

anaknya berkunjung ke posyandu masih kurang karena waktunya

akan habis untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Aspek

lain yang berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis

pekerjaan ibu dan tempat ibu bekerja serta jumlah waktu

yang dipergunakan untuk keluarga di rumah (Husnaini, 1989).

d. Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat

mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh

Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) bahwa faktor lingkungan

fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku

seseorang/masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak datang ke

posyandu disebabkan karena rumah balita tersebut jauh dengan

Page 8: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

13

posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak datang untuk mengikuti

kegiatan dalam posyandu.

Demikian juga sesuai yang dikemukakan oleh WHO

dalam Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa sikap

akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung dari situasi pada

saat itu. Ibu balita mau datang ke posyandu tetapi karena

jaraknya jauh atau situasi kurang mendukung maka balita tidak

berkunjung ke posyandu.

C. Kesehatan Balita

1. Kesehatan

Undang-Undang kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan batasan

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut organisasi

kesehatan dunia (WHO) adalah keadaan sempurna baik fisik,

mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan

cacat (Notoatmodjo, 2003).

2. Perkembangan anak balita

Anak balita adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh bidan komunitas. Anak baru lahir (umur 0-28 hari) dan

bayi (umur 1 bulan-11 bulan) termasuk anak balita.

(Syahlan,1996). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah

masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

Page 9: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

14

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada

masa ini.

Frankerburg dkk (1981) melalui DDST (Denver

Developmental Screening Test) yang dikutip dalam Soetjiningsih (1995)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai

perkembangan anak balita, yaitu :

a) Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

b) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus). Aspek yang

berhubungan dengan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan

gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan

dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat.

c) Language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon

terdapat suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

d) Grass motor (perkembangan motorik kasar). Aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan balita dibagi menjadi 7

Page 10: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

15

aspek perkebembangan, seperti pada Program Bina Keluarga dan

Balita yaitu :

a. Tingkah laku sosial

b. Menolong diri sendiri

c. Intelektual

d. Gerakan motorik halus

e. Komunikasi pasif

f. Komunikasi aktif

g. Gerakan motorik kasar

3. Pemeliharaan kesehatan balita

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian

anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya.

Pemeliharaan kesehatan balita dititik beratkan pada upaya pencegahan dan

peningkatan kesehatan dari pada pengobatan dan pemulihan.

Pelayanan kesehatan anak balita yang diberikan di posyandu,

antara lain :

a. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala

b. Penyuluhan pada orang tau menyamgkut perbaikan gizi ,

perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak.

c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya

d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada

pada balita dan cara menanggulanginya

Page 11: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

16

Kegiatan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak

balita akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh pemerintah

desa, pemimpin dan orang terkemuka di masyarakat termasuk

dukun. Para ibu perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan

anaknya (Syahlan, 1996).

Menurut Behrman&Klieghman (1996), beberapa penyakit

yang sering menyerang anak antara lain :

a. Pneumonia

Pneumonia menyebabkan kematian sebagian besar anak.

Kekurangan Vit.A berhubungan dengan peningkatan insiden,

morbiditas dan mortalitas penyakit saluran pernafasan.Vit.A

menstabilkan struktur dan fungsi permukaan mukosa dan

terlibat dalam respon imun dan produksi mucus

b. Penyakit diare

Infeksi parasit sering disebabkan oleh salmonella dan

shigela. Infeksi parasit bersifat endemis tetapi biasanya

menyebabkan kekurangan gizi dan bukan diare akut. Korela tetap

menjadi problem di seluruh negara yang sedang berkembang.

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Enam penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi yaitu cacar, difteri, pertusis, tetanus, dan

tuberculosis dimana dapat membunuh, membutakan,

Page 12: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

17

membuat cacat dan dapat membuat kerusakan mental pada

lebih kurang sepuluh juta anak tiap tahun .

d. Malnutrisi

Malnutrisi adalah penyebab utama morbiditas dan

mortalitas serta faktor yang mempersulit penyakit lainnya.

Pendidikan wanita, KB dan jarak kelahiran adalah beberapa

diantara strategi paling efektif mencegah malnutrisi.

e. Masalah kesehatan lainnya

Malaria, sistomiosis dan demam dengue adalah contoh-

contoh penyakit menular lain yang umum bagi anak di

negara sedang berkembang.

D. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman keluarga adalah dua atau lebih individu yang

bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan

pendekatan emosional (Stanhope, 1997).

Dalam UU No.10 tahun 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah

unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri atau suami istri

dan anak atau ayah/ibu dan anak.

2. Tipe/bentuk Keluarga

a. Tipe keluarga tradisional

Page 13: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

18

1) Keluarga inti (nuclear family) : keluarga terdiri dari suami, istri

dan anak – anak ( kandung/angkat)

2) Keluarga besar (extended family) : keluarga inti ditambah dengan

keluarga lain yang mempunyai hubungan darah

3) Keluarga dyad (dyad family) : satu rumah tangga terdiri dari suami,

tanpa anak

4) Keluarga single (single family/single parent) : suatu rumah tangga

yang terdiri dari satu orang tua karena perceraian atau kematian

dengan anak ( kandunga atau angkat )

5) Keluarga berkomposisi (composite) : keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup bersama

6) Keluarga usila : rumah tangga yang terdiri atas suami-istri berusia

lanjut

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Comune family : lebih dari satu keluarga tanpa pertalian

darah hidup serumah

2) Keluarga kabitas (cohabitation) : orang tua menjadi satu

tanpa ikatan perkawinan dengan atau tanpa anak hidup bersama

dalam satu rumah tangga

3) Keluarga homoseksual : dua individu yang sejenis hidup bersama

dalam satu rumah tangga dengan/tanpa anak

3. Peran Keluarga

a. Peran ayah

Page 14: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

19

Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak mempunyai

peran sebagai pencari nafkah, kepala keluarga, pendidik,

pelindung dan pemberi rasa aman, memelihara hubungan keluarga,

memenuhi hubungan afektif pasangan, sebagai anggota masyarakat

dan kelompok.

b. Peran ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anak mempunyai peran sebagai

pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak,

pelindung, sebagai anggota masyarakat dan lingkungan, pencari

nafkah tambahan.

c. Peran anak

Melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik, mental, sosial, spiritual.

4. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis : meneruskan keturunan, membesarkan anak,

memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota

keluarga.

b. Fungsi psikologis : memberi kasih sayang, memberi

perhatian, membina pendewasaan keperibadian anggota keluarga,

memberi identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi : membina sosialisasi anak, membentuk

norma tingkah laku anak, meneruskan nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi : mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur

Page 15: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

20

penggunaan penghasilan keluarga, menabung untuk masa depan

e. Fungsi pendidikan : menyekolahkan anak termasuk memberi

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku, mempersiapkan anak

menuju dewasa mendidik anak sesuai tahap perkembangan

5. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (2003) tahap perkembangan keluarga di bagi

menjadi 8 tahap, yaitu :

a. Tahap keluarga baru

Dimulai saat suami dan istri membentuk keluarga

melalui ikatan perkawinan. Tugas perkembangannya adalah

membina hubungan intim yang memuaskan, membina hubungan

dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial, mendiskusikan

rencana untuk memiliki anak.

b. Tahap keluarga menanti kelahiran anak

Dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak

pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan

(2,5 tahun). Tugas perkembangannya adalah persiapan menjadi

orang tua, adaptasi dengan peran anggota keluarga,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Tahap keluarga dengan anak prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 sampai 5 tahun. Tugas

perkembangannya adalah memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan

Page 16: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

21

anak yang baru lahir sedangkan kebutuhan anak lain tetap

dipenuhi, menegakkan hubungan yang sehat didalam dan luar

keluarga, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, stimulasi

tubuh kembang anak.

d. Tahap keluarga dengan anak sekolah

Dimulai saat anak pertama masuk sekolah pada usia

6-12 tahun. Tugas perkembangannya adalah membantu

sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan,

mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia, memenuhi

kebutuhan dan biaya kehidupan.

e. Tahap keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas

perkembangannya adalah memberi kebebasan yang seimbang

dengan tanggung jawab, mempertahankan hubungan yang

intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi rbuka antara

anak dan orang tua, perubahan sistem peran dan peraturan dalam

keluarga.

f. Tahap kelurga dengan anak dewasa awal

Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas

perkembangannya adalah memperluas keluarga inti menjadi

keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu

anak untuk mandiri di masyarakat, penataan kembali peran dan

kegiatan rumah tangga.

Page 17: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

22

g. Tahap keluarga dengan anak dewasa tengah

Dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah sampai

dengan pensiun atau salah satu meninggal dunia. Tugas

perkembangannya adalah mempertahankan kesehatan dan

hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak,

meningkatkan keakraban pasangan.

h. Tahap keluarga dengan usia lanjut

Dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah

satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.

Tugas perkembangannya adalah adaptasi dengan perubahan

kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,

mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat,

mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

E. Peran Serta Masyarakat

1. Pengertian Peran Serta Masyarakat

Dalam pembahasan ini partisipasi masyarakat diartikan

sebagai keadaan dimana individu, keluarga, maupun masyarakat

umum ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga,

masyarakat, maupun lingkungannya (Mantra, 1985).

Menurut WHO, seperti yang dikemukakan dalam pertemuan Alma

Ata 1978, yang dimaksud dengan peran serta masyarakat adalah

suatu proses sehingga individu/keluarga :

Page 18: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

23

a. Bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri,

keluarga dan masyarakat

b. Berkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam

pembangunan

c. Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan termotivasi untuk

memecahkan masalahnya

d. Memungkinkan tumbuh menjadi perintis pembangunan (Agent

of development)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

a. Faktor perilaku individu

Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti :

tingkat pengetahuan dan keyakinan, sikap mental, tingkat

kebutuhan,tingkat keterikatan dalam kelompok dan tingkat

kemampuan sumber daya yang ada.

1) Tingkat pengetahuan dan keyakinan

Tingkat pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi perilaku

individu. Makin tinggi pendidikan atau pengetahuan kesehatan

seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara tingkat

pendidikan ibu dan kesehatan lingkungannya.

Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa

persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi pihak

provider kesehatan. Untuk menyamakan persepsi itu

Page 19: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

24

diperlukan suatu proses Komunikasi-Informasi-Motivasi yang mantap.

Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku yang

tahap-tahapnya adalah Pengenalan (Awareness), Permintaan

(Interest), Penilaian (Evaluation), Percobaan (Trial), Penerimaan

(Adoption).

2) Sikap Mental

Sikap mental pada hakikatnya adalah kondisi kejiwaan,

perasaan dan keinginan seseorang, sehingga hal tersebut

berpengaruh pada perilaku serta pada akhirnya perbuatan

yang diwujudkannya. Kondisi ini didapatkan dari proses

tumbuh kembang individu sejak masa bayi atau anak dan berkembang

pula dari pendidikan serta pengalaman hidup dalam berinteraksi

dengan lingkungan / masyarakat.

Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma) maka para

pemberi pelayanan sebagai agen pembaharu akan dapat

membentuk strategi pelayanan yang baik.

3) Tingkat Kebutuhan Individu

Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam

diri individu, Maslow mengatakan bahwa pada diri manusia

terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk

berperilaku tertentu. Kebutuhan tersebut terdiri dari 5 macam

kebutuhan pokok : kebutuhan faali (biologic), kebutuhan rasa

nyaman (security), kebutuhan rasa sayang dan rasa ketergolongan

Page 20: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

25

(social), Kebutuhan untuk dihargai (ego/esteem), kebutuhan untuk

dapat mengaktualisasi diri dengan seluruh potensi yang ingin

dikembangkan (self actualization).

Prinsip dari teori Maslow adalah sebelum kebutuhan yang lebih

rendah terpenuhi, maka kekuatan desakan kebutuhan yang lebih

tinggi terbatas daya dorongnya. Namun tidak berarti bahwa secara

mutlak kebutuhan yang lebih rendah harus sepenuhnya

terpuaskan lebih dulu sebelum kebutuhan lainnya akan

muncul, karena setiap ragam kebutuhan tersebut hadir secara simultan

atau bersamaan.

4) Tingkat keterikatan dalam kelompok

Suatu masyarakat adalah terdiri dari individu, keluarga

yang hidup bersama, terorganisir dalam suatu sistem sosial atau

ikatan. Kepribadian atau perilaku seseorang muncul sebagai akibat

dari pengalaman dari berbagai interaksi (interelationship) yang

dilakukannya. Setiap masyarakat memiliki kemampuan yang

berbeda dalam mengadakan hubungan antara manusia, baik

hubungan kekuasaan maupun sosial, formal maupun informal.

5) Tingkat kemampuan sumber daya

Perilaku individu juga dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya

terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang

dimiliki olehnya maupun yang tersedia di masyarakat.

Page 21: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

26

b. Faktor Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh keadaan politik,

ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama. Keadaan dan struktur

politik dipandang sebagai salah satu aspek penting yang tidak kecil

peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat.

Keadaan ekonomi tidak disangsikan lagi mempunyai pengaruh

terhadap perwujudan peran serta masyarakat. Kemajuan

dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat untuk

berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan.

Aspek sosial budaya turut menentukan perwujudan peran serta

masyarakat. Tingkat pendidikan suatu bangsa akan

mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan

masyarakat, makin tinggi pula kesadaran kesehatannya. Ketentuan

atau ajaran yang berlaku alam berbagai agama mempengaruhi

perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan atau hambatan

bagi terwujudnya perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.

Faktor-faktor diatas baik yang mempengaruhi perilaku

seseorang maupun masyarakat akan menentukan tingkat keikutsertaan

masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1990).

3. Tahap-tahap Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan mempunyai beberapa

tahap sebagai berikut :

a. Partisipasi dalam tahap pengenalan masalah dan prioritas

Page 22: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

27

b. Partisipasi dalam tahap penentuan cara pemecahan masalah

c. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan, penyediaan sumber daya

d. Partisipasi dalam tahap penilaian dan pemantapan.

4. Peran Serta Masyarakat

Peran Serta Masyarakat mempunyai beberapa keuntungan bagi

masyarakat, antara lain :

a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan

masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi

para penyelenggara semata.

b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik

secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena masyarakat

berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam

merencanakan pemecahanya.

c. Masyarakat merasa puas karena mempunyai andil pula dalam menilai

pelaksanaan dari pada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan

dilaksanakan bersama.

d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan

masalah di bidang kesehatan maka akan mengembangkan kemampuan

dan sikap fositip serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar

swadaya.

Page 23: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

28

F. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang berhubungan :

Sumber : Sri Poerdji, 2002

Gambar 1 : Kerangka Teori

G. Kerangka Konsep

Variabel Idependent Variabel Dependenr

Gambar 2 : Kerangka Konsep

H. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas/Independent

Faktor-faktor yang berhubungan meliputi umur balita, jumlah

anak dalam keluarga, status pekerjaan ibu dan jarak tempat tinggal

dengan posyandu.

2. Variabel terikat/Dependent

Kunjungan balita ke posyandu.

Umur Balita

Jumlah anak dalam keluarga

Status pekerjaan ibu

Jarak tempat tinggal

Kunjungan balitake posyandu

Umur BalitaJumlah anak dalam keluargaStatus pekerjaan ibuJarak tempat tinggal

Kunjungan balita ke poasyandu

Page 24: BAB 2 Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

29

I. Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur balita dengan kunjungan balita ke

posyandu.

2. Ada hubungan antara jumlah anak dalam keluarga dengan kunjungan

balita ke posyandu.

3. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kunjungan balita ke

posyandu.

4. Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan balita ke

posyandu.