Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab...

30
Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitian Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan dalam proses penyusunan karya tulis ini, saya sebagai penulis menggunakan beberapa metode, antara lain : 1. Kajian Pustaka Berupa data yang dikumpulkan dari literatur-literatur yang telah ada sebelumnya, umumnya buku-buku yang mengangkat tema tentang kehidupan zaman Hindu-Buddha, dan yang berkaitan dengan candi- candi di Indonesia, dan khususnya buku yang mengangkat tema Candi Prambanan itu sendiri. Serta penggunaan media Internet yaitu website yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat, dan website forum-forum yang mendiskusikan tentang Candi Prambanan. 2. Survey dan wawancara Survey dan wawancara yang dilakukan dengan pihak yang bersangkutan khusunya narasumber yang di ajukan oleh kantor yang menaungi museum Candi Prambanan yaitu PT Taman wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko, serta para arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta dan Kurator Museum Nasional Jakarta. 3

Transcript of Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab...

Page 1: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

Bab 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Metode Penelitian

Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan dalam proses penyusunan

karya tulis ini, saya sebagai penulis menggunakan beberapa metode, antara lain :

1. Kajian Pustaka

Berupa data yang dikumpulkan dari literatur-literatur yang telah ada

sebelumnya, umumnya buku-buku yang mengangkat tema tentang

kehidupan zaman Hindu-Buddha, dan yang berkaitan dengan candi-

candi di Indonesia, dan khususnya buku yang mengangkat tema

Candi Prambanan itu sendiri. Serta penggunaan media Internet yaitu

website yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat, dan website

forum-forum yang mendiskusikan tentang Candi Prambanan.

2. Survey dan wawancara

Survey dan wawancara yang dilakukan dengan pihak yang

bersangkutan khusunya narasumber yang di ajukan oleh kantor yang

menaungi museum Candi Prambanan yaitu PT Taman wisata Candi

Borobudur Prambanan Ratu Boko, serta para arkeolog dari Balai

Arkeologi Yogyakarta dan Kurator Museum Nasional Jakarta.

3

Page 2: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

4

3. Hasil pengamatan langsung

Penulis selain bertemu narasumber juga melakukan pengamatan

langsung dengan mengunjungi lapangan, yaitu Candi Prambanan,

agar mendapatkan data-data yang lebih komperhensif.

2.2 Data dan literatur

2.2.1 Sekilas tentang candi

Kata candi dalam harfiah dasarnya yaitu suatu fungsi dan bentuk

bangunan, yang antara lain sebagai tempat beribadah, biara atau pusat

pengajaran agama, tempat penyimpanan abu jenazah para raja, tempat para

dewa, petirtaan atau pemandian dan gapura, walaupun fungsi dan bentuknya

berbeda-beda, namun tetap saja candi itu sendiri berkaitan erat dengan

kegiatan keagamaan khususnya agama Hindu dan Buddha pada masa lalu.

Oleh karenanya pembangunan candi-candi di Indonesia tidak lepas dari

masa-masa kerajaan dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha di

Indonesia, sejak abad ke lima sampai abad ke empat belas.

Karena agama Hindu dan Buddha berasal dari India, maka jelas

bangunan-bangunan candi yang berdiri di Indonesia mendapat pengaruh dari

India, khusunya pada konstruksi bangunan, gaya arsitektur, hiasan dan lain

sebagainya. Namun asimilasi antara budaya India dan Indonesia tidak

menghilangkan kekhasan Indonesia, dan menjadikan candi-candi

Page 3: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

5

Indonesia mempunyai ciri khas sendiri, seperti tekhnik konstruksi

penggunaan bahan ataupun corak dekorasinya yang menyesuaikan dengan

lingkungan alam sekitar, dan biasanya pada dinding candi terdapat bas-relief

yaitu dekorasi timbul yang dipahat mengelilingi candi dengan sebuah cerita

mengenai ajaran tertentu.

Menurut kitab Manasara Silpasastra (kitab agama Hindu yang

menjelaskan mengenai seni dan tata cara pembuatannya), bahwa bentuk

sebuah candi adalah pengetahuan dasar sebuah seni bangunan gapura, yaitu

bangunan yang berada pada jalan masuk atau keluar dari suatu tempat, lahan,

atau wilayah. Namun yang membedakan antara gapura dan candi adalah pada

ruangannya, yakni candi mempunyai ruangan tertutup, sedangkan gapura

mempunyai lorong-lorong sebagai jalan keluar masuk.

Beberapa kitab keagamaan India, yaitu agama Hindu, misalnya

Manasara dan Sipa praksa, memuat aturan-aturan dalam pembuatan gapura

yang di Indonesia dikembangkan menjadi sebuah candi, aturan-aturan ini

dipegang teguh oleh para seniman India. Karena seniman pada masa itu

percaya bahwa kekuatan yang tercantum pada kitab keagamaan bersifat

magis dan religious. Oleh karena itulah ketika agama Hindu dan Buddha

masuk ke Indonesia dari India aturan-aturan dari kitab tersebut tetap terbawa

dan mengalami asimilasi budaya. Bangunan candi itu sendiri khususnya yang

berkembang di Indonesia mempunyai langgam yang berbeda, yaitu terdapat

Page 4: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

6

langgam Hindu dan langgam Buddha serta langgam Jawa tengah dan Jawa

Timur, dengan letak bangunan candi berupa Mandala (konsep agama Hindu

dan Buddha berupa mikrokosmos alam semesta).

Langgam Hindu dapat terlihat dari bangunannya yang tinggi keatas

sedangkan langgam Buddha melebar kesamping seperti teratai, dengan

pembagian tingkatan yang sama yaitu 3 tingkatan dari kaki, tubuh, dan atap

candi. Jika di lihat dari langgam letak daerahnya, langgam Jawa tengah

berciri tambun dengan penggunaan bahan dari batu andesit atau batu sungai,

sedangkan langgam Jawa timur cenderung tinggi dan ramping dengan bahan

dari batu bata merah Berikut detail dari perbedaan antara candi langgam Jawa

Tengah dengan Jawa Timur :

1. Jawa Tengahan :

a. Bentuk bangunan ; berbentuk tambun atau lebih besar

b. Atap ; jelas menunjukan undakan, umumnya terdiri atas tiga

tingkatan

c. Kemuncak ; Stupa (candi Buddha), Ratna atau Vajra (candi

Hindu)

d. Gawang pintu dan hiasan relung ; Gaya Kala-Makara;

kepala Kala dengan mulut menganga tanpa rahang bawah

terletak di atas pintu, terhubung dengan Makara ganda di

masing-masing sisi pintu.

Page 5: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

7

e. Relief ; ukiran lebih tinggi dan menonjol

f. Tata letak dan lokasi candi utama ; mandala kosentris,

simetris, formal dimana candi utama yang terbesar berada di

tengah-tengah dengan dikelilingi candi-candi kecil dalam

barisan yang rapi

g. Arah hadap bangungan ; rata-rata pintu masuk ke dalam area

candi menghadap arah timur, arah munculnya matahari di

garis horizon.

h. Bahan bangunan ; kebanyakan menggunakan batu andesit,

atau batu dari sungai.

2. Jawa Timuran :

a. Bentuk bangunan ; cenderung tinggi dan ramping

b. Atap ; atapnya merupakan kesatuan tingkatan, dengan

undakan kecil sangat banyak seperti tangga dan

membentuk garis lengkung tak tampak yang halus

c. Kemuncak ; Kubus (candi Hindu), terkadang Dagoba

(candi Buddha)

d. Gawang pintu dan hiasan relung ; Hanya kepala

Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang

bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada

e. Relief ; ukiran lebih rendah dan tidak terlalu menonjol

dengan gambar seperti wayang Bali.

Page 6: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

8

f. Tata letak dan lokasi candi utama ; Linear

(berurutan dalam satu garis), asimetris, mengikuti

topografi (penampang ketinggian) lokasi, dengan candi

utama yang terbesar terletak pada bagian belakang

kompleks candi jauh dari gapura atau pintu masuk.

g. Arah hadap bangunan ; rata-rata pintu masuk

kedalam area candi menghadap arah barat, arah

terbenamnya matahari di garis horizon.

h. Bahan bangunan ; kebanyakan menggunakan bata

merah.

dan menurut Dr. Soekmono seorang arkeolog terkemuka di Indonesia beliau

mengatakan

“perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah

dengan candi Jawa Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi

yang berasal dari sebelum tahun 1.000 masehi, sedangkan langgam Jawa

Timuran umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun 1.000

masehi.”

Namun biasanya fungsi semua candi sama tergantung untuk apa candi

itu di bangun, karena candi sendiri di bagi lagi menjadi lima fungsi atau

tujuan pembuatan yaitu :

Page 7: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

9

1. Candi pertapaan ; biasanya didirikan di lereng-lereng bukit atau

gunung sebagai tempat bertapa raja

2. Candi pintu gerbang ; biasanya didirikan sebagai gapura atau

pintu masuk

3. Candi Stupa ; didirikan sebagai lambang Buddha

4. Candi Balai kembang / Tirta ; didirikan di dekat atau di tengah

kolam atau pemandian

5. Candi wihara ; digunakan untuk tempat para pendeta atau resi

bersemedi.

Dan jika dilihat dari letaknya dalam suatu wilayah pemerintahan pada

zaman dahulu jenis candi di bagi lagi menjadi tiga yaitu :

1. Candi kerajaan ; Candi yang digunakan oleh seluruh warga

kerajaan contoh Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

2. Candi wanua atau watak ; yaitu candi yang digunakan oleh

masyarakat pada daerah tertentu pada suatu kerajaan (mungkin

dapat di sebut sebagai candi banjar atau candi desa).

3. Candi pribadi ; yaitu candi yang digunakan untuk

mendharmakan (menghormati) seorang tokoh.

2.2.2 Bentuk dan Aturan Arsitektur Candi

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa sebuah candi tidak

boleh di buat secara sembarangan, karena harus mengikuti aturan-aturan yang

berlaku yang tertulis di dalam kitab suci ajaran agama Hindu, khususnya

kitab Silpasastra yang memang berisikan aturan-aturan pembangunan candi.

Namun menurut Djauhari Sumintardja dalam bukunya yang berjudul

‘kompendium sejarah arsitektur, 1978’ beliau menerangkan

Page 8: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

10

“beberapa ahli memandang peninggalan candi di Indonesia menyimpang dari dalil

dalam kitab Silpasastra, hal ini menimbulkan keraguan apakah arsitek candi

berasal dari India atau orang pribumi yang mempelajari kitab Silpasastra ke India

dan kembali ke Indonesia untuk menerapkan yang dipelajarinya. Dalil-dalil

membangun candi masih dapat dipelajari dari buku Asta Kosali dan Asta Bumi di

bali atau catatan-catatan kuno diseluruh penjuru Indonesia, didalamnya berisi

prinsip bentuk, ukuran, warna, ornamen yang merupakan dasar-dasar arsitektur

yang tertib dan teratur”

walaupun di katakan menyimpang dari aturan kitab Silpasastra tetap saja

aturan-aturan dasarnya tetap sama, hanya yang membedakan adalah

ornamen-ornamen di pahatan, dan mengkikuti pengaruh alam sekitar.

2.2.2.1 Bagian-bagian Candi

Umumnya filosofi sebuah bangunan candi mengikuti

pola pemikiran bahwa bangunan merupakan replika dari alam

semesta, atau seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa

sebuah candi di bangun dengan konsep ajaran Hindu yaitu

Mandala (Mikrokosmos alam semesta), yang terbagi menjadi

tiga bagian yaitu :

Page 9: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

11

1. Bhurloka (Buddha : Kamadhatu) / kaki candi ;

bagian terbawah dari sebuah candi beserta

lapangan sekeliling candi dimana candi tersebut

berdiri, yang melambangkan dunia keinginan atau

hasrat tempat dimana terdapat makhluk hidup yang

biasa kita jumpai, yaitu manusia, hewan, bahkan

jin.

2. Bhuvarloka (Buddha : Rupadhatu) / badan candi ;

bagian tengah dari susunan bagunan candi. Yaitu

dunia tengah yang di tempati oleh orang-orang suci

seperti Resi (seorang suci atau penyair yang

mendapatkan wahyu dalam ajaran agama Hindu),

para pertapa, dan Dewa-Dewi yang lebih rendah

kedudukannya.

3. Svarloka (Buddha : Arupadhatu) / atap candi ;

adalah bagian atas atau atap dari candi yang

melambangkan tempat tertinggi dan tersuci yang di

diami oleh Dewa-Dewi dengan kedudukan teratas,

yang juga di kenal dengan nama Svargaloka.

Page 10: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

12

Loka sendiri dalam ajaran agama Hindu adalah alam

semesta yang terbagi menjadi empat belas bagian

sesuai dengan tingkatanya. Berikut ini gambaran dari

bagian-bagian sebuah candi.

Gambar 2.1 susunan tingkatan dari sebuah candi

2.2.2.2 Aturan dan Teknik Pembangunan Candi

Kembali diterangkan dalam kitab Silpasastra bahwa orang

yang mempunyai kuasa untuk membangun sebuah candi adalah

Page 11: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

13

seorang Silpin, yaitu seorang seniman sekaligus seorang pendeta.

Silpin dibagi menjadi empat lagi sesuai dengan lingkup pekerjaannya

yaitu :

1. Sthapati (arsitek dan perencana)

2. Sutragrahin (ahli tekhnik sipil yang menjadi pemimpin

umum)

3. Takshaka (pemahat candi)

4. Vardhakin (pengukir ornamen candi)

Keempat arsitek yang di sebut Silpin ini di bantu oleh ahli-ahli

untuk mencari tempat yang sesuai untuk membangun sebuah candi.

Lokasi-lokasi didirikannya candi yang dianggap paling baik adalah

yang dekat dengan sumber mata air. Karena dipercaya bahwa tempat

tersebut sebagai bersemayamnya dewa dari khayangan, dengan

karakter lokasi seperti berikut : dekat dengan sumber mata air, tepian

sungai, berada di sekitar lereng gunung yang terdapat sumber mata air,

dan lokasi yang terbaik adalah dekat dengan pertemuan dua sungai

atau biasa di sebut dengan Tempuran. Pemilihan lokasi yang dekat

dengan sumber mata air juga mempunyai fungsi yaitu sebagai tempat

memenuhi kebutuhan air pada saat upacara keagamaan berlangsung,

dan sumber air sebagai media permbersihan candi.

Page 12: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

14

Selain tempat-tempat suci tadi yang cocok untuk di

bangunnya sebuah candi terdapat pula tempat-tempat yang tidak

cocok dan dijauhi karena dipercaya membawa sial dan menjadi

pantangan, tempat-tempat tersebut antara lain, tempat pembakaran

jenazah, lahan rawa-rawa, dan lahan berbatu-batu, lokasi tersebut

dianggap lokasi yang kotor dan tidak suci.

Selanjutnya jika lokasi telah di tentukan maka biasanya hal

selanjutnya yang di lakukan untuk mendirikan candi adalah pengujian

ketahanan atau biasa di sebut dengan Bhupariksa tanah dari lokasi di

mana candi tersebut di bangun. Di Indonesia sendiri pembangunan

bangunan modern masih melakukan pengujian ketahanan tanah

namun dengan cara yang lebih maju, jadi dapat di katakan ilmu

pembangunan sebuah candi masih dapat diterapkan sampai sekarang.

Pengujian tanah itu antara lain :

1. Pengujian kepadatan tanah dengan air ; dengan

menggali tanah kemudian di isi air hingga penuh,

dan di diamkan selama sehari, dan pada hari

berikutnya tanah air yang di dalam tanah dilihat,

jika setengah dari air habis, maka tanah tersebut

Page 13: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

15

bagus, satu lagi dengan menggali tanah dengan

kedalaman satu lutut orang dewasa, setelah selesai

tanah tersebut kembali di masukan ke lubang

galian, jika tanah galian menutup sampai atas atau

memenuhi lubang maka tanah tersebut baik untuk

di bangun.

2. Pengujian zat berbahaya dengan api ; pengujian

ini sangat sederhanan namun ampuh dengan

menghindari bangunan candi dari kebakaran, yaitu

dengan cara menyalakan api di atas lilin yang

terbuat dari tanah liat bakar, jika nyala lilin tegak

lurus, maka daerah tersebut bebas dari gas-gas

berbahaya.

3. Pengujian kesuburan tanah dengan benih

tanaman ; Lahan di bajak dan dicangkul kemudian

diratakan, pada lahan tadi di tanami oleh bibit

tanaman tauge atau padi, lalu di beri air, jika pada

Page 14: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

16

satu atau dua hari tumbuh tunas, maka lahan

tersebut dinyatakan subur.

4. Pengujian warna dan bau tanah ; tahap

Bhupariksa yang terakhir adalah menguji warna

dan bau dari tanah lokasi pendirian candi, dimana

tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu :

a. Tanah Brahmana; berwarna seperti mutiara

dan berbau harum.

b. Tanah Ksatria; berwarna merah dan berbau

darah

c. Tanah Waisya; berwarna kuning dan

keemasan

d. Tanah Sudra; berwarna gelap atau kelabu

Biasanya lokasi yang dipakai hanya pada tanah

dari urutan Brahmana sampai dengan Waisya

karena tanah dengan kategori tanah Sudra,

tanahnya tidak suci dan kotor untuk didirikan

sebuah candi.

2.2.2.3 Teknik Pembangunan Candi

A. Brahmastana : adalah titik tengah yang didapat setelah

Silpin duduk di tengah kerumunan masyrakat yang duduk

melingkar sambil membaca kidung suci atau mantra lalu

Page 15: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

17

ditancapkan kayu di tempat silpin tadi duduki peranan

matahari disini sangat penting karena bayangan kayu saat

matahari terbit dan tenggelam menjadi patokan luasnya

sebuah candi dan lagi masyarakat mengelilingi patok kayu

itu agar jarak luasan tidak hilang, setelah jarak luasan

sudah diketahui barulah di bentuk satu bentuk bujur

sangkar besar sesuai arah mata angin dengan

menggunakan tali, dan setiap sudutnya di gabungkan

dengan tali lagi secara diagonal agar di dapat titik

tengahnya. Brahmastana sendiri adalah sebutan untuk

tempat bersemayamnya Batara Brahma.

B. Vastupurasa Mandala : setelah titik tengahnya di

dapatkan maka selanjutnya adalah membuat Grid system

yang disebut dengan Vastupurasa Mandala, grid ini

berfungsi sebagai pembatas untuk meletakan batu-batu

pertama agar rapih .

C. Garbhapatra : setelah pembuatan Vastupurasa mandala

selesai, kembali lagi para pembangun menggali titik

tengah Brahmastana yang telah di tentukan, dan

memasukan Garbhapatra sebuah wadah yang di dalamnya

berisi benda-benda perlambang Panca maha bhuta (lima

unsur alam) yaitu angkasa, tanah, air, angin, dan api.

Simbol-simbol yang digunakan bisa berupa biji, benang,

Page 16: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

18

kertas emas (bertuliskan kidung puji atau mantra bisa juga

nama dewa), cermin perunggu dan tulang hewan. Untuk

unsur api biasanya di wakilkan oleh abu, oleh karena

itulah para peneliti Belanda, dahulu mengidentikan candi

dengan sebuah makam, walaupun sebenarnya belum tentu

seperti itu.

Kembali ke Brahmastana. Diatas titik tengah inilah di bangun candi

induk yang terbesar diantara candi lain nya, namun tidak semua candi di

Indonesia mengikuti aturan ini, aturan yang berada dalam kitab Silpasastra,

sehingga candi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri.

Cara membangun candi tersebut adalah dengan memecah batu andesit

atau batu sungai, dan membentuknya dengan cara dipahat sehingga berbentuk

balok-balok batu, cara merekatkan batu yang satu dengan yang lain pun

berbeda dengan zaman modern seperti sekarang ini, zaman dahulu saat

pembangunan candi, batu disusun seperti puzzle dengan bagian batu dibentuk

lubang dan batu yang lainnya di berikan tonjolan, yang kemudian

disambungkan pas sehingga terkunci secara kuat. Lalu pada bagian luar

biasanya di buat dinding dengan tekhnik dinding ganda yaitu diantara bagian

dinding dalam dan luar di masukan pecahan batu dan lumpur, keuntungan

dari dinding ganda adalah bagian luar dinding dapat di pahat dan di berikan

ornamen-ornamen penghias candi, menurut peneliti Perancis Jacques

Durmacay dalam bukunya yang berjudul ‘Les temples de Java‘ atau ‘candi-

candi jawa, 1986‘ beliau menemukan dan mengatakan.

Page 17: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

19

“ Konstruksi dinding ganda mengadopsi teknik yang digunakan dari

India pada abad ke-9, namun penelitian membuktikan bahwa Jawa satu-

satunya tempat di Asia Tenggara dimana ditemukan teknik ini”

Setelah batu-batu tersebut di susun maka selanjutnya adalah proses

Finishing dan ornamentasi yang merupakan proses terpenting dari

pembangunan sebuah candi, karena proses ini menentukan bagaimana candi

akan ditafsirkan berdasarkan ornamen pada dinding di balik kisah yang

menceritakan sejarah di balik sebuah ajaran atapun sejarah dari pembangunan

candi itu sendiri. Pada proses ini biasanya melibatkan :

1. Pendeta : yang menceritakan filosofi berupa tulisan

2. Mpu / seniman : yang merubah tulisan tadi kedalam visual, lalu

memahatnya dan memberikan warna dengan warna-warna halus.

Setelah proses ornamentasi dan menghias dinding dengan relief tadi selesai,

maka sebuah candi dinyatakan selesai dari pembangunan, dan siap di

gunakan sesuai fungsi candi tersebut.

2.2.3 Sekilas mengenai Candi Prambanan

Candi Prambanan atau biasa di kenal dengan candi Lara jonggrang atau

loro jonggrang atau rara jonggrang adalah candi Hindu yang berdiri di atas

lahan seluas 39,8 hektar itu terletak di 18-20 Km kota Jogjakarta, yang dekat

dengan perbatasan antara D.I.Y Jogjakarta dengan Jawa tengah.

Page 18: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

20

Masyarakat setempat dan juga sebagian pelajaran sejarah di sekolah

menyebutkan nama Candi Prambanan sebagai Candi Larajonggrang suatu

sebutan yang sebenarnya keliru, karena seharusnya Rara Jonggrang. Kata

Rara dalam bahasa Jawa adalah sebutan untuk anak gadis . Dalam cerita

rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabu Ratu Baka yang namanya

diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan

Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan. Jadi dapat di katakan korelasi

antara nama dan bangunan sangat berbeda, namun karena cerita turun

temurun nama Lara jonggrang atau Rara jonggrang tidak dapat di pisahkan

dari Candi Prambanan.

2.2.3.1 Legenda Singkat Candi Prambanan

Berdirinya candi Prambanan tidak dapat di pisahkan dari

legenda Rara jonggrang. Alkisah pada era Jawa tengah dahulu

terdapat seorang kesatria gagah perkasa bernama Bandung

Bondowoso, kesatria ini terpikat oleh kecantikan dari seorang putri

bernama Rara jonggrang, yaitu seorang putri dari Raja Baka di

kerajaan yang berkedudukan di atas gunung Boko di selatan

Prambanan. Karena Bandung bondowoso sangat terpikat oleh

kecantikan Rara jonggrang maka dia ingin mempersunting Rara

jonggrang, namun Rara jonggrang tidak menginginkan pernikahan

dengan Bandung Bondowoso. Oleh karena itulah Rara jonggrang

memberikan syarat yang berat agar Bandung bondowoso tidak jadi

Page 19: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

21

mempersuntingnya, syarat tersebut adalah mendirikan seribu candi

dalam satu malam. Tidak di sangka permintaan tersebut di laksanakan

oleh Bandung Bondowoso, karena sangat menginginkan Rara

jonggrang menjadi istrinya, maka dengan kesaktiannya Bandung

Bondowoso mulai memanggil semua makhluk halus dari dalam bumi

untuk membantunya, pekerjaan dimulai semenjak matahari terbenam,

dengan giat Bandung Bondowoso dan beribu-ribu makhluk halus

mendirikan candi-candi tersebut, dan ketika malam hampir berakhir

hanya tinggal satu candi yang belum selesai.

Sementara itu Rara jonggrang yang semalaman tidak tidur

untuk melihat perkembangan dari syaratnya merasa gelisah karena

Bandung Bondowoso hampir berhasil mendirikan seribu candi seperti

yang di mintanya. Dengan tidak menunggu lama dan siasat yang telah

di pikirkannya, dimana ia keluar dari keraton dan mulai

membangunkan pemudi-pemudi desa untuk menumbuk padinya pagi-

pagi sekali, dan membakar sisa-sisa padinya . Pada saat itulah

terdengar dari jauh suara ramai, dan cahaya terang, para makhluk

halus mengira hari sudah menjelang pagi, sehingga mereka kembali

masuk kedalam bumi, dan akhirnya candi yang keseribu tidak selesai

sampai dibuatkan arca di dalamnya. Bandung Bondowoso melihat

kejadian itu menjadi cemas, namun karena mengetahui itu hanya tipu

muslihat dari Rara jonggrang , Bandung Bondowoso pun naik pitam,

Page 20: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

22

dan mengutuk Rara jonggrang menjadi arca yang keseribu untuk

melengkapi candi yang keseribu tersebut. Dan arca yang keseribu itu

di percaya sebagai arca Betari Durga yang berada di ruangan sebelah

barat dari Candi Siwa di kompleks candi Prambanan, Betari atau

Dewi Durga adalah Sakti atau pasangan dari Batara Siwa.

Tidak jelas memang apa hubungan atau korelasi antara Rara

jonggrang dengan arca Betari Durga yang berada di kompleks candi

Prambanan, namun terdapat penjelasan dari warga bahwa candi yang

berjumlah seribu itu bernama candi Sewu, sedangkan Roro jonggrang

yang dianggap arca Betari Durga mempuyai arti sebagai ‘gadis yang

ramping‘.

2.2.3.2 Sejarah Singkat Candi Prambanan

Jika Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra

maka, Candi Prambanan di bangun oleh Wangsa Sanjaya. Wangsa

besar yang mengakhiri kemegahan Wangsa Syailendra. Dibawah

kepemimpinan Raja Rakai Pikatan lah Candi Prambanan di dirikan.

Rakai Pikatan adalah menantu dari raja Samaratungga pemimpin atau

raja dari Wangsa Syailendra dan ketrurunan Wangsa Sanjaya yang

ke-7. Jadi dapat dikatakan bahwa kemunduran Wangsa Syailendra

bukan kerena penaklukan oleh Wangsa Sanjaya, malah sebaliknya,

kedua Wangsa ini terikat karena adanya pernikahan dari putra dan

putri raja.

Page 21: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

23

Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang di

bangun oleh wangsa Sanjaya, pada sekitar abad ke IX, walaupun di

mulai pada masa pemerintahan Rakai pikatan tapi candi-candi kecil

yang berdiri di sekitar Candi Prambanan di buat dan di selesaikan

oleh keturunan wangsa Sanjaya lainnya. Nama Rakai Pikatan sebagai

pendiri Candi Prambanan sebelumnya tidak di ketahui sampai

seorang peneliti dari Belanda bernama J.G De Casparis menemukan

nama Rakai Pikatan pada sebuah prasasti yang bernama Prasasti

siwagraha dengan tahun 856 M, setelah beliau berhasil menguraikan

semua kata dalam prasasti itu beliau menemukan tiga hal penting

dalam prasasti tersebut yaitu :

1. Isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada abad ke IX

2. Bahasanya menunjukan salah satu contoh prasasti tertua

yang berangka Tahun yang ditulis dalam puisi jawa kuno

3. Didalamnya terdapat uraian yang rinci tentang suatu

“gugusan candi“, sesuatu yang unik dalam epigrafi Jawa

kuno.

Dari uraian di atas lalu beliau menarik kesimpulan bahwa

Prasasti tersebut menceritakan tentang peperangan antara

Balaputradewa keturunan wangsa Syailendra yang digulingkan oleh

saudara iparnya sendiri yang di bantu oleh Rakai Pikatan dari Wangsa

Sanjaya.

Page 22: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

24

Karena peristiwa itulah terjadi konsolidasi keluarga Raja

Rakai Pikatan itu kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang

perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan candi besar.

Untuk menunjukan pengaruhnya sebagai Wangsa Sanjaya Rakai

Pikatan dan Balitung yang beragama Hindu Siwa mendirikan Candi

Prambanan pada tahun 850 masehi. Pada Prasasti Siwagraha yang di

buat pada 12 November 856 tertulis dengan jelas gambaran tentang

gugusan candi yang cirri-cirinya sangat identik dengan Candi

Prambanan. Dengan demikian bangunan-bangunan utama yang

berdiri di gugusan Candi Prambanan di yakini oleh Rakai Pikatan

sedangkan candi-candi kecil lainnya didirikan oleh keturunan Wangsa

Sanjaya selanjutnya.

Sayangnya setelah pembangunan Candi utama dan candi-

candi dalam gugusan Candi Prambanan selesai, Candi Prambanan

mulai ditinggalkan. Ini disebabkan pada tahun 928 Mpu Sindok

memindahkan pemerintahan kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke

Jawa Timur. Ada dua Hipotesa dari peneliti yang menyebutkan

mengapa terjadi pemindahan permerintahan, pertama pengaruh dari

letusan gunung merapi yang memang letak Candi Prambanan dan

kerajaan dekat dengan aliran lahar dingin gunung merapi. Yang kedua

ada nya serangan dari kerajaan Sriwijaya. Karena pemindaha inilah

menyebabkan runtuhnya kebesaran Wangsa Sanjaya, sedangkan Mpu

Sindok yang diperkirakan masih keturunan Wangsa Sanjaya men-

Page 23: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

25

dirikan dinasti baru bernama Dinasti Isyana yang pemerintahannya

berada di Jawa timur. Semenjak ditinggalkan karena berpindahnya

wilayah pemerintahan, Candi Prambanan mulai terlupakan sehingga

tidak terawat dan mengalami kehancuran di sana-sini karena gempa

bumi dan letusan gunung merapi, sampai tumbuhnya pepohonan

hingga merubah wilayah candi menjadi seperti hutan. Hingga pada

sekitar tahun 1733 an saat seorang Belanda bernama C.A. Lons

menemukan kembali candi Hindu terindah ini dan kemudian

melaporkan kepada pemerintah Hindia-Belanda, sehingga dimulailah

pemugaran besar-besaran oleh beberapa arkeolog Belanda, dan

dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia, dan dapat dinikmati hingga

sekarang.

2.2.3.3 Sekilas mengenai Kompleks Candi Prambanan

Candi Prambanan menjulang tinggi setinggi 47 meter yang

sesuai dengan keinginan sang pendirinya, yaitu menunjukan

kemegahan agama Hindu di tanah Jawa. Candi Prambanan adalah

candi yang dibuat untuk di persembahkan kepada Sang Hyang

Trimurti yaitu 3 dewa utama dalam ajaran agama Hindu, yaitu Batara

Brahma (Dewa pencipta), Batara Wisnu (Dewa pemelihara), dan

Batara Siwa (Dewa Pelebur), oleh karena itulah terdapat 3 candi

utama di kompleks Candi Prambanan, dan yang terbesar dan berada

di tengah adalah candi Batara Siwa, karena Hindu yang dianut pada

zaman itu adalah Hindu Siwa, pada candi Siwa terdapat 4 ruangan

Page 24: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

26

ruangan pertama berisikan arca Batara Siwa yang menghadap Timur,

sedangkan tiga ruangan lainnya berisikan arca Betari Durga (Sakti

atau pasangan Batara Siwa) di ruangan sebelah utara, Batara Agastya

(Resi atau guru Batara Wisnu) di ruangan sebelah selatan, dan Batara

Ganesha (Putra dari Batara Wisnu dan Dewi Uma) di sebelah barat.

Sedangkan candi yang berada di sebelah kiri dari arah jalan masuk

menuju pelataran candi adalah candi Batara Brahma, dimana hanya

ada satu ruangan yang berisikan arca Batara Brahma, begitu pula

dengan candi yang berada di sebelah kanan dari jalan masuk menuju

pelataran candi, candi tersebut di dedikasikan untuk Batara Wisnu.

Pada dinding candi Batara Siwa terdapat ukiran atau relief

yang bercerita tentang wiracarita Ramayana, ciptaan Resi Walmiki,

yang pahatan nya sangat mirip dengan cerita yang diturunkan secara

lisan, cerita ini mengelilingi Candi Siwa dan selesai di Candi Brahma

dengan memutar mengikuti arah jarum jam atau disebut dengan

Mapradaksina dalam bahasa Jawa kuno, daksina sendiri berarti timur.

Namun pada candi wisnu, relief bercerita mengenai Krishnayana,

yaitu cerita mengenai Sri Krishna avatar atau penjelmaan Batara

Wisnu saat menjadi manusia, dan menyelamatkan kehidupan manusia.

Setiap candi utama memiliki candi pendamping yaitu candi

yang di persembahkan untuk para Wahana (kendaraan) Sang Hyang

Trimurti, ketiga candi ini semuanya menghadap barat, candi Angsa

(selatan) untuk candi Batara Brahma, candi Nandini (tengah) untuk

Page 25: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

27

Candi Batara Siwa, dan candi Garuda (utara) untuk Candi Batara

wisnu. Sedangkan di setiap sisi pembatas terdapat candi-candi kecil

yaitu 4 candi apit, di dekat jalan masuk ke pelataran candi, dan 4

candi sudut yang terletak di sudut-sudut pelataran candi.

Oleh karena keteraturan dari kompleks Candi Prambanan dan

tujuan didirikannya candi inilah, membuat candi ini menjadi candi

Hindu terindah di Dunia, dan teristimewa di bumi nusantara, maka

UNESCO (badan PBB yang menangani mengenai pendidikan da

budaya) menetapkan Candi Prambanan kedalam World Heritage atau

warisan budaya dunia.

__________________________________________________

"Inscription on this List confirms the exceptional and

universal value of a cultural or natural site which requires

protection for the benefit of all humanity."

"Prasasti pada warisan dunia ini menegaskan nilai luar biasa

dan universal dari sebuah situs budaya atau alam yang

memerlukan perlindungan untuk kepentingan seluruh umat

manusia."

Page 26: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

28

2.3 Struktur dan spesifikasi Buku

Berikut ini adalah rencana rancangan struktur publikasi buku “Candi

Prambanan : Persembahan untuk Sang Hyang Trimurti“ yang sudah

mengalami redesain oleh penulis :

Naskah :Erwin Dwi Budianto

Penyelenggara :PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu

Boko

Desainer : Erwin Dwi Budianto

Fotografi : Erwin Dwi Budianto

Illustrasi : Erwin Dwi Budianto

Penerbit : Red & White Publishing

Spesifikasi : 25x25 cm (Hardcover)

Full color / Black and white

Tebal : 148 halaman

Harga : Rp 550.000,-00

Kerangka buku :

Cover luar

Cover dalam

Kolofon

Halaman dedikasi

Penyekat 1(berisikan Mantra atau kidung suci dalam huruf Bali,

beserta artinya)

Page 27: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

29

Kata pengantar

Daftar isi

Penyekat 2

BAB 1 Sebuah Legenda :

Legenda Rara jonggrang

Penyekat 3

BAB 2 Candi Prambanan :

Sejarah Candi Prambanan

Arsitektur Candi Prambanan

Wiracarita Ramayana

Krishnayana

Makna dan Filosofi Candi Prambanan

Penyekat 4

BAB 3 Batara dan Betari penghuni Candi Prambanan :

Batara Brahma

Batara Wisnu

Batara Siwa

Betari Durga

Resi Agastya

Batara Ganesha

Angsa

Nandini

Garuda

Penyekat 5

BAB 4 Penutup

Galeri

Dari Prambanan untuk Indonesia dan dunia

Daftar istilah (Glosarium)

Daftar pustaka

Devider 6 (berisikan Mantra atau kidung suci penutup, kidung

Paramasanti dalam huruf Bali beserta artinya)

Biografi penulis

Page 28: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

30

2.4 Karekteristik Buku

> Membahas Candi Prambanan dari legenda, sejarah, keunikan, misteri

dan filosofi di balik pembangunan monumen megah ini.

> Memperkenalkan dan membahas arca-arca Dewa yang berdiri di

Candi Prambanan, melalui penjelasan cerita dan pandangan agama

Hindu. Ditambah dengan visual yang menarik.

> Mempunyai visual berupa fotografi dan ilustrasi yang colorful dan

juga hitam putih.

2.5 Target Komunikasi

Psikografi : mandiri, menyenangi sejarah, kebudayaan, serta visual art.

Juga gemar membaca buku dan mengkoleksi buku-buku baik

buku lokal maupun import.

Behaviour : gemar membaca buku, senang akan kebudayaan bangsa,

sejarah, dan seni visual.

Demografi : generasi muda dengan usia antara 20-28 tahun, dengan SES

A dan atau B, gender laki-laki dan perempuan.

Geografi : berdomisili di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta,

Yogyakarta, Bandung, Denpasar, dan Surabaya

2.6 Analisa S.W.O.T

Strength :

• Buku mengenai candi-candi di Indonesia banyak, khususnya

candi Borobudur, tapi masih sedikit yang membahas candi

prambanan, kalaupun ada kurang begitu menarik, karena

kurangnya visual pendukung isi buku.

Page 29: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

31

• Biasanya anak-anak muda akan tertarik dengan buku yang

berisikan seni visual, baik itu fotografi ataupun ilustrasi.

Dengan penjelasan sejarah dan bantuan visual pendukung

yang detail, akan membuat penjelasan isi buku lebih di

pahami.

Weakness

• Masalah perbedaan selera anak muda dalam hal seni visual,

menjadikan agak sulit di pahami dari cara pandang mereka

mengenai seni visual.

• Publikasi buku ilustrasi dan fotografi memerlukan biaya yang

tidak sedikit, plus kategori buku ini adalah buku koleksi,

maka ada kemungkinan setiap eksemplar atau paket buku

tidak dapat di sanggupi oleh beberapa pihak.

Opportunity

• Semakin banyaknya masyarakat Indonesia khususnya generasi

muda yang menggali lagi khazanah kebudayaan lokal.

• Belum banyak buku ilustrasi dan fotografi mengenai Candi

Prambanan, apalagi dalam bahasa Indonesia.

• Masih adanya anak muda yang menyenangi sejarah, namun

minim buku-buku bagus dan mudah untuk di pahami saat di

baca.

• Mengingatkan kepada generasi muda bahwa peninggalan

Candi Prambanan patut di banggakan. Karena secara tidak

langsung nanti generasi muda akan menyebarkan lebih luas

lagi keberadaan Candi Prambanan.

Threat

• Pendidikan sejarah umumnya dan arkeologi khususnya yang

dianggap membosankan.

Page 30: Bab 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00270-DS Bab 2.pdfBab 2 . DATA DAN ANALISA . 2.1 Metode Penelitian . Dalam proses pengumpulan data yang

32

• Budaya-budaya asing yang semakin merasuki anak muda,

sehingga budaya dan sejarah kemegahan negeri sendiri

terlupakan.

• Buku-buku buatan para peneliti luar yang lebih menarik,

sehingga buatan penulis Indonesia kurang di apresiasi.