BAB 2 DASAR TEORI 2.1 SENSITIVITY...

download BAB 2 DASAR TEORI 2.1 SENSITIVITY ANALYSISdigilib.itb.ac.id/files/disk1/607/jbptitbpp-gdl-andreasind-30341-3... · Gambar 2.1 Kinematika Gelombang 2 Dimensi (API) Keterangan gambar:

If you can't read please download the document

Transcript of BAB 2 DASAR TEORI 2.1 SENSITIVITY...

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    BAB 2

    DASAR TEORI

    2.1 SENSITIVITY ANALYSIS

    Sensitivty Analysis adalah suatu analisis untuk menghitung dan memeriksa suatu

    konstruksi terhadap perubahan dari lingkungan sekitarnya. Dalam laporan ini,

    suatu platform akan dianalisis sensivitasnya akibat perubahan ketinggian muka air

    laut yang terjadi. Sensitivitas yang dimaksud adalah perubahan ketahanan

    strukturnya yang meliputi kemampuan layan, usia layan fatigue, dan ketahanan

    terhadap gempa bumi.

    2.2 FAKTOR DALAM PERENCANAAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI

    2.2.1 Faktor Fungsional Salah satu kriteria dalam menganalisis suatu anjungan adalah mengetahui fungsi

    anjungan, misalnya untuk produksi, penyimpanan, material handling, jumlah

    sumur bor, tipe pemboran, dan lain-lain. Konfigurasi anjungan yang dikehendaki

    juga harus dapat difabrikasi dengan perlengkapan pemasangan yang tersedia.

    2.2.2 Kondisi Lingkungan Tahap ini merupakan analisis terhadap faktor-faktor lingkungan yang akan

    menyebabkan terjadinya gaya pada anjungan. Faktor tersebut diantaranya

    kedalaman air, kondisi air pasang, tinggi gelombang badai, kecepatan angin badai,

    gempa bumi, kondisi es, kecepatan arus, dan lainnya.

    2.2.3 Faktor Pondasi Karakteristik tanah dan dasar laut merupakan faktor penting yang harus

    diperhatikan. Data lain yang perlu diketahui misalnya sejarah geologi, data

    2 - 1

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    pemboran tanah, hasil eksperimen pemancangan pile, dan lain-lain. Diperlukan

    interpretasi data yang tepat dari hasil eksperimen untuk mengetahui pengaruhnya

    terhadap struktur di atas pondasi.

    2.2.4 Faktor Struktural Tahap selanjutnya adalah analisis dari strukturnya. Jumlah dek dan konfigurasi

    struktur perlu ditentukan agar dapat memikul beban operasional dan ekstrim yang

    bekerja. Pada tahap ini, keamanan dan kelayakan penggunaan anjungan harus

    sudah pasti. Pengolahan interpretasi data diolah pada tahap ini juga.

    2.2.5 Fabrikasi dan Instalasi Pola dan urutan penempatan komponen struktur dalam proses pembangunan, pola

    instalasi, transportasi dek, jaket dan perlatan harus menjadi criteria dalam

    perencanaan dan desain struktur. Pertimbangan ekonomoi dan kemudahan

    pelaksanaan juga menjadi dasar pemikiran struktur pada tahap ini.

    2.3 PERENCANAAN PEMBEBANAN

    Anjungan harus dapat menopang beban yang bekeja. Beban-beban dalam

    perhitungan bergantung pada analisis yang dilakukan. Desain sebuah anjungan

    memperhitungkan semua beban dari saat konstruksi hingga masa layan dalam

    analisis. Namun, dalam proses pengujian kelayakan, beban-beban yang

    dimasukkan hanya pembebanan yang terjadi setelah pemasangan platform.

    Hal pertama yang perlu dilakukan dalam mendesain suatu struktur adalah

    menentukan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Suatu struktur

    umumnya dimuati oleh beberapa tipe beban.

    2.3.1 Definisi Pembebanan Beberapa macam pembebanan yang akan dialami oleh platform, yaitu:

    2 - 2

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    1. Beban Mati

    Beban mati adalah berat sendiri dari struktur platform dan semua peralatan

    permanen dan struktur pelengkap yang tetap keberadaannya. Beban mati harus

    memasukkan:

    a. Berat dari struktur anjungan di udara, semen pengisi (grouted) dan ballast

    jika ada.

    b. Berat dari peralatan dan struktur pelengkap yang dipasang permanen pada

    platform.

    c. Gaya hidrostatik yang bekerja pada struktur di bawah permukaan laut

    termasuk tekanan dan daya apung.

    2. Beban Hidup

    Beban hidup adalah beban yang bekerja pada platform selama pemakaian

    yang bersifat tidak permanen selama masa operasi.

    Beban hidup harus memasukkan:

    a. Berat dari peralatan pengeboran dan produksi yang dapat ditambahkan

    atau dipindahkan dari platform.

    b. Berat dari persediaan dan cairan dalam tangki penyimpanan.

    c. Gaya yang dikenakan pada struktur akibat operasi seperti pengeboran,

    penanganan bahan-bahan, dan beban helikopter.

    3. Beban Lingkungan

    Sebelum melakukan analisis terhadap respon dari anjungan lepas pantai, perlu

    dilakukan estimasi kuantitatif terhadap semua beban yang mempengaruhi

    platform, terutama yang penting diperhitungkan adalah kondisi lingkungan.

    Kondisi lingkungan yang menjadi pertimbangan antara lain:

    a. Kondisi di atas permukaan laut, yaitu angin.

    b. Kondisi di permukaan laut, yaitu gelombang.

    c. Kondisi di bawah permukaan laut, yaitu arus.

    Beban lingkungan juga turut memasukkan perubahan tekanan hidrostatik dan

    gaya apung pada elemen yang diakibatkan oleh adanya perubahan permukaan

    laut karena gelombang dan pasang surut. Beban lingkungan harus diantisipasi

    2 - 3

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    dari segala arah kecuali diketahui hal tertentu yang membuat asumsi lain

    masuk akal.

    Beban kondisi ekstrem adalah beban pada kondisi dimana suatu hal yang sangat

    jarang terjadi, contohnya 100 tahun badai. Sedangkan beban kondisi operasional

    ditinjau pada masa 1 tahun operasi.

    2.3.2 Angin Pengaruh angin dalam kondisi ekstrem sangat signifikan pengaruhnya terhadap

    desain anjungan lepas pantai karena besarnya beban yang diakibatkan akan

    mempengaruhi kekuatan platform di atas permukaan laut. Gaya angin pada

    struktur terjadi karena friction udara pada permukaan struktur dan karena adanya

    perbedaan tekanan di depan dan di belakang struktur.

    Pengaruh besarnya beban angin bergantung pada:

    a. Ukuran dan bentuk elemen struktur

    b. Besar kecepatan angin

    Besarnya kecepatan angin maksimum didapat dari estimasi analisis dari rekaman

    kondisi cuaca harian selama beberapa waktu.

    2.3.2.1 Gaya Angin Gaya angin dapat diperhitungkan dengan menggunakan persamaan sebagai

    berikut:

    21

    =F Cs A V2 (2.1)

    dimana: = berat jenis udara

    Cs = koefisien bentuk

    A = luas obyek (ft2)

    V = kecepatan angin (mph)

    biasanya dianggap konstan terhadap perubahan tekanan dan suhu. Untuk suhu

    60 F dan tekanan 14,7 lb/in2, sehingga persamaannya menjadi:

    2 - 4

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    F = 0,00256 Cs A V2 (2.2)

    dimana: Cs = koefisien bentuk

    A = luas obyek (ft2)

    V = kecepatan angin (mph)

    Cs = koefisien bentuk

    Koefisien bentuk sebagaimana direkomendasikan oleh API RP2A adalah:

    Area proyeksi anjungan keseluruhan 1,0

    Bagian silinder 0,5

    Balok 1,5

    Sisi bangunan 1,5

    Koreksi kecepatan angin apabila tidak sama dengan ketinggian referensi dalam

    meter disajikan dengan persamaan: x

    zyVV

    =1010

    (2.3)

    dimana: V10 = kecepatan angin pada ketinggian 10 meter

    y = ketinggian yang diinginkan (m)

    10 = ketinggian referensi (m)

    x = eksponensial biasanya 1/8 atau 1/13 tergantung durasi hembusan

    angin rekomendasi dari API RP 2A

    x = 1/13 untuk angin yang berhembus keras

    x = 1/8 untuk angin yang berhembus terus-menerus

    2.3.2.2 Gaya Angin pada Bidang Miring Gaya pada permukaan datar dianggap tegak lurus permukaan untuk angin dari

    segala arah. Sedangkan untuk permukaan yang tidak tegak lurus terhadap arah

    angin, gaya angin harus diperhitungkan dengan menggunakan persamaan berikut:

    21

    =F C A V2 cos2 (2.4)

    dimana: = sudut arah angin dan arah normal dari permukaan elemen

    2 - 5

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    A = luas area pada arah normal elemen

    Kecepatan angin pada arah normal elemen menjadi V cos.

    Untuk circular cylinder dengan panjang L dan diameter D atau untuk pelat datar

    dengan panjang L dan lebar D, maka A = LD.

    Setelah F didapat, besar beban diproyeksikan kepada arah x dan y, sehingga

    Fx = F cos dan Fy = F sin.

    2.3.3 Gelombang Gelombang adalah manifestasi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Tiupan angin

    pada permukaan air dapat menimbulkan gelombang. Ketika gelombang terbentuk,

    gaya gravitasi dan tegangan permukaan akan bereaksi untuk menimbulkan

    rambatan gelombang.

    Pengaruh gelombang di permukaan laut ditinjau dalam kondisi ekstrem menjadi

    pertimbangan penting dalam pengkajian kelayakan platform karena besarnya

    beban yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap platform yang terendam air.

    Terdaopat 3 jenis gelombang: gelombang sinusoidal, gelombang enidal,

    gelombang solitary. Pada umumnya teori gelombang sinusoidal biasa digunakan

    untuk laut dalam dan teori gelombang enidal untuk laut dangkal. Untuk laut yang

    sangat dangkal, teori gelombang solitary lebih direkomendasikan.

    Karakteristik gelombang 2 dimensi yang merambat dalam arah x dapat dilihat

    pada Gambar 2.1 berikut:

    2 - 6

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    Gambar 2.1 Kinematika Gelombang 2 Dimensi (API)

    Keterangan gambar:

    L = Panjang gelombang

    H = Tinggi gelombang

    A = Amplitudo gelombang (= H)

    C = Cepat rambat gelombang

    u = Kecepatan horizontal partikel air

    w = Kecepatan vertikal partikel air

    MWL = Elevasi rata-rata kedalaman laut

    (x,t) = Elevasi muka air di lokasi x pada saat t

    h = Kedalaman perairan

    2.3.3.1 Pemilihan Teori Gelombang Dalam perencanaan desain gelombang suatu struktur anjungan lepas pantai perlu

    ditentukan teori gelombang yang sesuai. Batrop el al (1990) menawarkan suatu

    diagram yang diperoleh dari hasil membandingkan kecepatan partikel air,

    percepatan, tinggi gelombang, dan panjang gelombang yang dihitung dari teori

    gelombang yang sering digunakan.

    Tahap pemilihan gelombang:

    1. Input data yang diperlukan:

    d = kedalaman air (ft)

    2 - 7

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    g = gaya gravitasi (ft/s2)

    T = periode maksimum gelombang (s)

    V = kecepatan arus pada permukaan laut (ft/s)

    H = tinggi gelombang maksimum (ft)

    2. Untuk menghasilkan kombinasi beban yang maksimal, maka gelombang dan

    arus akan dihitung dengan arah yang sejajar.

    3. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka ada syarat yang harus dipenuhi agar

    grafik penentuan apparent wave period bisa digunakan. Syaratnya adalah

    kedalaman relatif

    2gT

    d harus lebih besar dari 0,01.

    4. Hitung

    gTV , kemudian plot grafik apparent wave period, sehingga didapat

    nilai Tapp / T, sehingga besar Tapp bisa diketahui.

    Gambar 2.2 Grafik Penentuan Tapp (API)

    5. Hitung nilai

    2

    appgTd dan

    2

    appgTH .

    2 - 8

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    6. Plot nilai

    2

    appgTd dan

    2

    appgTH pada grafik validasi teori gelombang,

    sehingga akan diketahui teori gelombang yang akan dipakai.

    Gambar 2.3 Grafik Pemilihan Teori Gelombang (API)

    2.3.3.2 Teori Gelombang Stokes Stokes mengembangkan Teori Gelombang Airy dengan melanjutkan analisis

    sampai orde ketiga untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik dalam

    kecuraman maka gelombang (H/L). Pengembangan lebih jauh dilakukan oleh

    Skjelbreia dan Hendrickson (1961) sampai orde kelima. Hasil pengembangan

    tersebut dikenal sebagai Teori Gelombang Stokes orde kelima yang sampai saat

    ini banyak digunakan dalam perhitungan desain untuk gelombang dengan

    amplitudo kecil.

    Teori Gelombang Stokes orde kelima dianggap valid untuk kondisi perairan

    dimana rasio kedalaman H/L lebih besar dari 1/10. Kondisi ini umumnya sesuai

    2 - 9

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    dengan gelombang badai (storm wave) yang biasanya diperhitungkan dalam

    perencanaan bangunan lepas pantai.

    2.3.3.3 Gaya Gelombang pada Tiang Silinder Tegak

    Gambar 2.4 Gaya Gelombang pada Silinder Tegak (API)

    Gaya pada tiang silinder tegak akibat gelombang pertama kali diperkenalkan oleh

    Morison dengan batasan diameter tiang relatif kecil dibandingkan panjang

    gelombang yang menerpa tiang. 2

    112 4D x

    Df C u u C a = + . (2.5)

    dimana:

    f = gaya per satuan panjang

    = kerapatan massa fluida

    u = kecepatan partikel air pada kedalaman tertentu, tegak lurus terhadap tiang

    ax = kecepatan partikel air pada kedalaman tertentu, tegak lurus terhadap tiang

    D = diameter tiang

    C1 = koefisien inersia

    CD = koefisien drag

    Suku pertama dari ruas kanan persamaan Morison merupakan komponen gaya

    seret (drag force) yang besarnya sebanding dengan kuadrat kecepatan partikel.

    Tanda harga absolut digunakan untuk memastikan arah (dan tanda) komponen

    2 - 10

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    gaya seret sesuai dengan arah kecepatan partikel. Suku kedua dari ruas kanan

    merupakan komponen gaya inersia yang sebanding dengan percepatan partikel air.

    Unuk keperluan praktis perencanaan struktur anjungan lepas pantai, dapat

    digunakan nilai koesfien drag dan inersia yang direkomendasikan dalam API

    RP2A sebagai berikut:

    Smooth CD = 0.65, CM = 1.6

    Rough CD = 1.05, CM = 1.2

    Modifikasi nilai koefisien drag dan inersia diperlukan apabila pada batang tubular

    tersebut terdapat tambahan struktur/komponen lain, misalnya anode. Modifikasi

    koefisien drag dan inersia tersebut ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

    ' 1 1 2 2

    1

    dd

    dA C nA CCA+

    = .. (2.6)

    ' 1 1 2 2

    1

    mm

    V C nV CCV+

    = m .. (2.7)

    dengan:

    A1 = luas drag batang tubular

    Cd1 = koefisien drag batang tubular

    A2 = luas drag komponen/anode

    Cd2 = koefisien drag komponen/anode

    V1 = volume batang tubular

    Cm1 = koefisien massa batang tubular

    V2 = volume komponen/anode

    Cm2 = koefisien massa komponen/anode

    n = jumlah komponen/anode

    Gaya total F diperoleh dengan cara mengintegrasikan persamaan Morisson

    sepanjang elemen struktur. Pada gambar silinder tegak di atas, gaya total dihitung

    dengan mengintegrasikan persamaan Morisson dari z = 0 sampai z = z.

    2 - 11

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    0

    ( )z

    F f z dz= .. (2.8)

    Dengan cara yang sama, momen total M pada z = 0 (sea floor) akibat gaya

    gelombang yang bekerja sepanjang z = 0 samapai dengan z = z adalah:

    0

    ( )z

    M zf z dz= (2.9)

    Titik tangkap resultan gaya gelombang yang bekerja pada tiang silinder tegak

    dihitung dengan persamaan:

    MzF

    = .. (2.10)

    dimana z dihitung dari dasar tiang (sea floor).

    2.3.3.4 Gaya Akibat Gelombang Stokes Dalam melakukan perhitungan gaya dan momen maksimum, dilakukan dengan

    menggunakan metode numerik dimana tiang silinder dibagi menjadi N segmen

    dan menghitung gaya pada setiap segmen dengan menggunakan persamaan:

    F(z) = FD (z) + F1 (z) pada saat (t) gaya maksimum terjadi dan menganggap gaya

    yang terjadi merata sepanjang tiap segmen. Momen pada dasar tiang bisa didapat

    dengan menjumlahkan momen dari setiap segmen. Dari gambar 2.5, dapat dilihat

    bahwa tiang dibagi dalam dua segmen, dimana segmen terbawah memiliki

    panjang z1 dan segmen atas memiliki panjang z2 z1.

    Gambar 2.5 Pembagian Segmen Gaya Gelombang (API)

    Gaya yang terjadi pada segmen bawah adalah F(z1) dan gaya yang terjadi pada

    segmen atas adalah F(z2) F(z1). Dengan menganggap gaya tersebut terdistribusi

    2 - 12

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    secara merata, titik tangkap gaya resultan akan terletak di tengah setiap segmen

    sehingga momen pada tiang di dasar perairan dapat dituliskan sebagai berikut:

    1 1 2 1 2 11 1 ( )(2 2

    )M F z F F z z= + .. (2.11)

    Harga t harus dicari dimana gaya yang terjadi maksimum. Secara umum, momen

    yang terjadi pada dasar tiang bila kita membagi tiang menjadi N segmen adalah:

    11

    1 ( )(2

    N

    n n n nn

    1)M F F z z=

    = + . (2.12)

    dimana F0 = 0 dan z0 = 0.

    2.3.3.5 Apparent Wave Period Arus yang searah dengan gelombang cenderung memperbesar panjang, sedangkan

    arus yang berlawanan memperkecil panjang gelombang. Apparent wave period

    (Tapp) adalah periode gelombang relatif terhadap arus sejajar efektif. Untuk

    gelombang yang merambat pada suatu profil arus, penentuan apparent wave

    period dilakukan dengan menyelesaikan persamaan di bawah ini secara

    bersamaan.

    1app

    VT T = + (2.13)

    2 2tanh(2 / )app

    Tg d

    = . (2.14)

    0

    14 / 4 ( )( ) cosh

    sinh(4 / ) cdhV U zd

    +z d dz = ... (2.15)

    dimana:

    = panjang gelombang

    d = kedalaman laut badai

    Uc(z) = komponen profil arus untuk kondisi tetap pada arah gelombang z

    g = percepatan gravitasi

    V1 = kecepatan arus sejajar efektif

    T = periode gelombang relatif terhadap obyek tetap

    2 - 13

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    2.3.3.6 Faktor Kinematika Gelombang Kinematika gelombang umum dua dimensi dari teori gelombang Stream Function

    atau Stokes 5 tidak memperhitungkan penyebaran arah gelombang atau

    ketidakseragaman dalam bentuk profil gelombang. Karakteristik nyata ini

    dimodelkan dalam analisis gelombang deterministik dengan mengalikan

    kecepatan dan percepatan mendatar dari penyelesaian gelombang dua dimensi

    umum dengan faktor kinematika gelombang. Pengukuran kinematika gelombang

    memiliki faktor berkisar antara 0.85 sampai 0.95 untuk badai tropis dan 0.95

    sampai 1.00 untuk badai bukan tropis.

    2.3.3.7 Marine Growth Semua bagian dari struktur (member, conductor, riser, struktur tambahan, dan

    lain-lain) yang terbenam, luas penampangnya diperbesar dikarenakan adanya

    marine growth. Diameter efektif dari elemen adalah D = Dc +2t, dimana Dc adalah

    diameter luar dan t adalah ketebalan marine growth rata-rata yang dapat diperoleh

    dari pengukuran keliling dengan pita pengukur 1 sampai 4 inci.

    Pertambahan luas melintang ini mengakibatkan gaya gelombang yang diterima

    oleh struktur menjadi lebih besar.

    2.3.4 Arus Arus memiliki pergerakan yang konstan. Arus di laut biasanya terjadi akibat

    adanya pasang surut dan gesekan angin pada permukaan air (wind-drift current).

    Kecepatan arus bekerja pada arah horizontal dan bervariasi menurut kedalaman.

    Besar dan arah arus pasang surut di permukaan biasanya diasumsikan sekitar 1%

    dari kecepatan angin pada ketinggian 30 ft di atas permukaan air. Untuk

    kebutuhan rekayasa, variasi arus pasang surut terhadap kedalaman biasanya

    diasumsikan mengikuti profil pangkat 1/7 dan variasi arus akibat gesekan angin

    diasumsikan linier terhadap kedalaman. Variasi arus ditunjukkan pada Gambar 2.6

    berikut:

    2 - 14

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    Gambar 2.6 Distribusi Beban Arus (API)

    Dalam kondisi badai, arus terjadi bersamaan dengan gerakan air akibat

    gelombang. Arah arus pasang surut bisa tidak sama dengan arah rambat

    gelombang, tetapi wind-drift current biasanya diasumsikan searah dengan gerakan

    gelombang. Arus yang terjadi bersamaan dengan gelombang akan mempengaruhi

    karakteristik gelombang. Akan tetapi, pengaruh arus bisa diabaikan untuk kondisi

    gelombang saat badai, sehingga kebutuhan desain, dalam perhitungan gaya akibat

    arus dan gelombang yang bekerja pada struktur dilakukan dengan menambahkan

    kecepatan arus dengan kecepatan horizontal akibat gelombang. Metoda ini sesuai

    dengan rekomendasi API yang ditunjukan pada Gambar 2.7 berikut:

    Gambar 2.7 Diagram Perhitungan Arus dan Gelombang (API)

    2 - 15

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    2.3.4.1 Current Blockage Factor

    Kecepatan arus di sekitar anjungan berkurang dari kondisi mengalir bebas oleh

    faktor hambatan. Dengan kata lain, kehadiran struktur mengakibatkan arus

    menyebar, sebagian arus mengelilingi struktur dan tidak melaluinya, dan

    kecepatan arus di sekitar berkurang. Current blockage factor dihitung dengan

    persamaan sebagai berikut:

    ( ) 1

    41

    + W

    DC id (2.16)

    Dimana (CdD)i adalah penjumlahan dari drag diameter dari seluruh elemen yang

    terpotong oleh suatu bidang mendatar tertentu dan W adalah lebar keseluruhan

    dari anjungan tegak lurus terhadap arus pada elevasi tersebut.

    2.3.4.2 Kinematika Gelombang dan Arus Gabungan

    Kinematika gelombang yang telah disesuaikan dengan penyebaran arah dan

    ketidakseragaman harus digabungkan dengan profil arus yang telah disesuaikan

    dengan faktor hambatan, karena profil arus hanya ditentukan untuk kedalaman air

    rata-rata pada kriteria desain, harus digunakan beberapa cara untuk

    memperpanjang atau memperpendek profil arus tersebut terhadap ketinggian

    gelombang lokal.

    Untuk profil arus dimana perpanjangan linear merupakan pendekatan yang dapat

    diterima, Vz arus pada jarak z di atas kedalaman laut rata-rata, dapat

    diperhitungkan dari profil arus yang telah ditentukan pada elevasi z dengan

    menggunakan persamaan sebagai berikut:

    2 - 16

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    )()'()('

    +++

    =d

    ddzdzVV zx . (2.17)

    dimana: Vz = arus tertentu pada elevasi z

    d = kedalaman air pada saat badai

    = jarak antara permukaan gelombang dengan keadaan laut rata-rata

    ( dan z positif di atas kedalaman laut rata-rata dan sebaliknya)

    Penelitian telah menunjukkan bahwa sebuah profil arus yang diperpanjang secara

    non-linear cocok digabungkan dengan kinematika gelombang yang telah

    terpengaruh Doppler. Perpanjangan non-linear memperhitungkan arus yang telah

    dipanjangkan (Vz) untuk sebuah partikel yang berada pada elevasi z, berdasarkan

    kecepatan Vz yang telah ditentukan di profil arus pada elevasi z sebagai berikut:

    ++=

    )/2sinh(/)'(2sinh(''

    n

    nzz d

    dzz

    zVV

    (2.18)

    dimana n adalah panjang gelombang untuk ketinggian H dan periode Tapp

    tertentu.

    2.3.5 Gaya Apung Tekanan air pada struktur yang tenggelam, timbul karena berat air di atasnya dan

    pergerakan fluida di sekitar struktur yang diakibatkan oleh gelombang. Tekanan

    air pada struktur yang tenggelam dapat memperbesar tegangannys. Gaya yang

    diakibatkan oleh gelombang telah dihitung dalam persamaan Morison. Besar gaya

    apung yang bekerja pada struktur terendam dalam fluida:

    F = f V (2.19)

    dimana: f = berat jenis air

    2 - 17

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    V = volume benda yang tenggelam

    2.3.6 Ketinggian Aman Dek Gelombang yang mengenai dek terbawah dari duatu anjungan dapat menimbulkan

    gaya yang besar dan momen guling. Kecuali jika anjungan memang didesain

    untuk dapat menahan gaya-gaya ini, ketinggian dari dek harus cukup untuk

    menyediakan ruang bebas di atas puncak dari gelombang desain. Sebagai

    tambahan, suatu air gap harus disediakan untuk mengantisipasi geombang yang

    lebih besar dari gelombang desain.

    API RP2A bagian 2.3.4g menyatakan bahwa untuk menghindari gaya tersebut,

    ketinggian dari dek terbawah harus berada pada elevasi di atas puncak gelombang

    desain ditambah dengan daerah aman. Suatu kisaran aman atau air gap sebesar 5

    ft ditambahkan ke ketinggian puncak gelombang untuk mengantisipasi penurunan

    anjungan, ketidakpastian kedalaman laut, dan untuk kemungkinan terjadinya

    gelombang yang sangat besar untuk menentukan elevasi minimum dari dek

    terbawah anjungan yang diperlukan untuk menghindari terpaan gelombang pada

    dek.

    2.4 KOMBINASI PEMBEBANAN

    Anjungan harus didesain dengan kombinasi pembebanan yang akan menghasilkan

    pengaruh yang paling membahayakan terhadap struktur. Kombinasi pembebanan

    ini terdiri dari beban lingkungan, beban mati dan beban hidup yang sesuai.

    Pembagian beban yang dikombinasikan:

    1. Beban gravitasi

    Beban gravitasi terdiri dari:

    a. Berat sendiri platform

    b. Beban peralatan

    c. Beban lainnya

    2 - 18

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    Kombinasi dari ketiganya diperhitungkan sebagai beban mati nominal.

    2. Beban angin

    Beban angin dianalisis untuk kondisi operasional dan kondisi ekstrem. Beban

    ini bekerja pada 12 mata angin dimana setiap arahnya diproyeksikan pada arah

    utara dan arah timur. Koefisien beban angin dibedakan atas arah angin yang

    sedang ditinjau. Hal ini dilakukan agar desain yang dihasilkan lebih akurat dan

    menyerupai kondisi sebenarnya.

    3. Beban gelombang dan arus

    Beban ini diperlukan untuk analisis kondisi operasional dan kondisi ekstrim.

    Penganalisisannya berdasarkan 12 mata angin. Koefisien untuk gelombang

    dan arus diperoleh dari besarnya dinamik amplifikasi faktor (DAF). Besarnya

    DAF untuk kondisi operasional dan ekstrim memiliki nilai yang berbeda.

    Tiap elemen platform harus didesain dengan kombinasi pembebanan yang

    mengakibatkan tegangan terbesar dengan turut mempertimbangkan tegangan izin

    pada kondisi pembebanan yang sedang ditinjau.

    Komponen penyusun dari kombinasi pembebanan adalah:

    a. Beban mati, yang digunakan adalah beban mati nominal.

    b. Beban angin yang diproyeksikan pada arah x dan y.

    c. Beban gelombang dan arus pada arah mata angin yang sedang ditinjau.

    2.5 PERENCANAAN STRUKTUR BAJA TUBULAR

    2.5.1 Baja Struktur Baja struktur dikenal dengan ASTM (American Society for Testing and

    Materials). Pada desain struktur, tegangan leleh dan tarik menjadi kuantitas acuan

    yang digunakan oleh spesifikasi-spesifikasi seperti AISC (American Society for

    Steel Construction)., sebagai variable sifat untuk menentukan kekuatan atau

    2 - 19

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    tegangan ijinnya. Persyaratan umum untuk jenis baja tercakup antara lain dalam

    spesifikasi ANSI/ASTM.

    Platform harus didesain sedemikian rupa sehingga seluruh elemen dapat

    memenuhi tegangan ijin yang telah ditentukan oleh AISC Specification for the

    Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Bulidings. Seluruh

    persyaratan tegangan ijin pada baja tubular ini dibuat berdasarkan API RP2A edisi

    21 WSD Recommended Practice for Planning, Designing and Construction Fixed

    Offshore Platform.

    2.5.2 Kriteria Tegangan Struktur lepas pantai biasanya menggunakan baja struktur biasa. Material baja

    akan tetap bersifat elastis selama tegangan yang terjadi tidak melampaui tegangan

    leleh. Tujuan utama dari desain adalah memiliki ukuran komponen yang sesuai

    sehingga kondisi elastis tetap dipenuhi selama dibebani beban rencana (design-

    level loading). Faktor keamanan (safety factor) biasanya diterapkan untuk

    mendapatkan tegangan ijin (allowable stress = yield stress / safety factor) yang

    kemudian dijadikan kriteria tegangan yang tidak boleh dilewati selama struktur

    dibebani gaya rencana.

    Peraturan yang digunakan pada analisis berikut adalah API RP2A edisi 21 adalah

    Working Stress Design (WSD). Metode ini sesuai dengan spesifikasi AISC yang

    disebut Allowable Stress Design (desain tegangan ijin).

    2.5.3 Batang Tarik Keadaan batas kekuatan yang berpengaruh bagi suatu batang tarik dapat berupa

    pelelehan penampang lintang bruto batang pada tempat yang jauh dari titik

    sambungan atau retakan dari suatu bersih efektif (melalui lubang) pada

    sambungan.

    2 - 20

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    API RP 2A edisi 21-WSD memberikan batas kekuatan tarik ijin (Ft) untuk batang

    tubular yang dikenai beban sebagai berikut:

    yt FF 6,0= ....................................................................................................... (2.20)

    Tegangan batas tersebut merupakan pelelehan umum dari penampang lintang

    bruto atas panjang bruto. Batas tegangan ijin tersebut menerapkan angka

    keamanan sebesar 1,67.

    2.5.4 Batang Tekan Pada umumnya batang tekan akan mengalami tekuk atau lenturan tiba-tiba akibat

    ketidakstabilan sebelum mencapai kekuatan penuh material baja yang

    bersangkutan. Hanya batang yang pendek saja yang dapat dibebani sampai ke

    tegangan lelehnya. Oleh karena itu, tekuk merupakan hal utama dalam

    pembahasan batang tekan.

    2.5.4.1 Tekuk Global Berdasarkan API RP 2A edisi 21-WSD, untuk elemen dengan rasio D/t kurang

    dari atau sama dengan 60, tegangan tekan ijin (Fa) harus dihitung menggunakan

    persamaan sebagai berikut:

    ( )

    ( ) ( )3

    3

    2

    2

    8/

    8/33/5

    2/1

    cc

    ye

    a

    CrKl

    CrKl

    FC

    rKl

    F+

    = untuk Kl / r Cc ............................... (2.21)

    ( )22

    /2312

    rKlEFa

    = untuk Kl / r Cc .......................................................(2.22)

    dimana: Cc = 21

    22

    yFE

    E = Modulus Elastisitas Young, ksi (MPa)

    K = Faktor panjang efektif

    l = panjang batang tak tersokong, in (m)

    r = radius girasi, in (m)

    2 - 21

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    2.5.4.2 Tekuk Lokal Untuk elemen dengan rasio 60 < D/t 300 dan tebal silinder t 0,25 in (6 mm),

    ganti tegangan tekuk lokal kritis (nilai minimum dari Fxe atau Fxc) untuk Fy dalam

    menentukan Cc dan Fa. Rumus Fxe atau Fxc diberikan sebagai berikut:

    Tegangan Tekuk Lokal Elastis (Fxe)

    Fxe = 2 CE t/D ...................................................................................... (2.23)

    Secara teoretis, nilai C = 0,6, tetapi reduksi nilai C = 0,3 diijinkan untuk

    memperhitungkan pengaruh ketidaksempurnaan geometrik.

    Tegangan Tekuk Lokal Inelastis

    Fxc = Fy [1,64 0,23 (D/t) 1/4 ] Fxe ................................................. (2.24)

    2.5.4.3 Panjang Efektif Analisis yang rasional untuk menentukan faktor panjang efektif harus

    mempertimbangkan kekakuan dan pergerakan sambungan. Penilaian secara tepat

    mengenai derajat kekekangan momen pada struktur umumnya sangat sulit.

    Kekekangan momen tersebut dipengaruhi oleh batang-batang yang tidak

    berdekatan yang mengikat ke kolom tekan. Untuk kebutuhan praktis, API RP 2A

    edisi 21-WSD memberikan rekomendasi faktor panjang efektif sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Faktor Panjang Efektif

    Situasi

    Faktor Panjang Efektif

    (K)

    Faktor Reduksi

    (Cm)

    Kaki Struktur Atas Terkekang 1.0 (a) Portal (tak terkekang) K (a) (2) Tiang dan Kaki Jacket Penampang Komposit 1.0 (c) Kaki Jacket Ungrouted 1.0 (c) Tiang Pancang Ungrouted 1.0 (b) Elemen Web Penopang Dek

    2 - 22

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    Aksi In-plane 0.8 (b) Aksi Out-of-plane 1.0 (a) atau (b) (4) Penguat Brace

    0.8 (a) atau (b) Panjang Face-to-face dari Diagonal Utama (4) Untuk K Brace 0.8 (c) Segmen Lebih Panjang dari X Brace 0.9 (c) Secondary Horizontal 0.7 (c) Elemen Penghubung Penopang Dek 1.0 (a), (b)

    atau (c) (4)

    Nilai faktor reduksi Cm ditujukan untuk tabel di atas, adapun penjelasan konotasi

    pada tabel di atas adalah:

    (a) 0.85

    (b) 12

    0.6 0.4 MM

    , tetapi tidak boleh kurang dari 0.4 dan tidak boleh lebih dari

    0.85

    (c) 11 0.4a

    e

    fF

    , atau 0.85, yang manapun lebih kecil

    2.5.5 Batang Lentur Tegangan lentur ijin (Fb) harus dihitung dengan menggunakan persamaan:

    untuk yb FF 75,0=yFt

    D 1500

    yFtD 340.10 (SI)

    yt

    yb FE

    DFF

    = 74,184,0 untuk

    yy FtD

    F30001500

    <

    yy FtD

    F680.20340.10

    < (SI)

    2 - 23

  • Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut

    yt

    yb FE

    DFF

    = 58,1072,0 untuk 3003000