BAB 2-1

8
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Jenis-Jenis Specimen Untuk Pemeriksaan Diagnostic Pengertian Spesimen Sepesimen merupakan segala macam benda apa saja yang dianggap tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab penyakit hewan termasuk bagian- bagian tubuh hewan atau berupa hewannya sendiri yang mati, sakit atau tersangka sakit perlu dikirim secara cepat dengan memperhatikan ketentuan yang diperlukan. Manfaat pengiriman specimen pada lembaga yang secara profesional berwenang misalnya Balitvet, BPPH atau laboratorium di beberapa perguruan tinggi tidak hanya berarti terhadap diagnose penyakit itu sendiri namun juga untuk pengendalian penyakit secara lebih luas misalnya dalam ruang lingkup epidemiologi. Jenis-jenis spesimen : 1. Pemeriksaan Darah 2. Pemeriksaan Urine Urine Sewaktu Urine Pagi Urine Pasca Prandial Urine 24 jam 3. Pemeriksaan Faeces 4. Pengambilan Sputum

description

lkawierjtndmskdjf

Transcript of BAB 2-1

Page 1: BAB 2-1

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Specimen Untuk Pemeriksaan Diagnostic

 Pengertian Spesimen

Sepesimen merupakan segala macam benda apa saja yang dianggap

tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab penyakit hewan

termasuk bagian-bagian tubuh hewan atau berupa hewannya sendiri yang mati,

sakit atau tersangka sakit perlu dikirim secara cepat dengan memperhatikan

ketentuan yang diperlukan. Manfaat pengiriman specimen pada lembaga yang

secara profesional berwenang misalnya Balitvet, BPPH atau laboratorium di

beberapa perguruan tinggi tidak hanya berarti terhadap diagnose penyakit itu

sendiri namun juga untuk pengendalian penyakit secara lebih luas misalnya dalam

ruang lingkup epidemiologi.

Jenis-jenis spesimen :

1. Pemeriksaan Darah

2. Pemeriksaan Urine

Urine Sewaktu

Urine Pagi

Urine Pasca Prandial

Urine 24 jam

3. Pemeriksaan Faeces

4. Pengambilan Sputum

5. Pengambilan Specimen Cairan Vagina/hapusan genetalia

2.2 Persiapan Alat Untuk Pengambilan Specimen

2.3 Persiapan Pasien Untuk Pengambilan Specimen

a. Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan

peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan

berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan

kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.

b. Obat

Page 2: BAB 2-1

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi

misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan

menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah

leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi

darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi

maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi

hasil pemeriksaan hemostasis.

c. Waktu Pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari

terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan

menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya

rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.

Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung

dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut

pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan

kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh

waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah

pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi

antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai

pagi.

d. Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 %

demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah

menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun

atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau

menjadi obyek.

2.4 Prosedur Pengambilan Specimen Darah, Urine dan Feaces

1) Specimen Darah

a. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan

laboratorium.

Page 3: BAB 2-1

Perifer (pembuluh darah tepi)

Vena

Arteri

Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga

bagian bawah

Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau

tumit

b. Bentuk pemeriksaan

Jenis/golongan darah

HB

Gula darah

Malaria

Filaria dll

c. Persiapan alat

Lanset darah atau jarum khusus

Kapas alkohol

Kapas kering

Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung

macam pemeriksaan

Bengkok

Hand scoon

Perlak dan pengalas

d. Prosedur kerja

1. Mendekatkan alat

2. Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur

3. Memasang perlak dan pengalas

4. Memakai hand scoon

5. Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan

6. Kulit dihapushamakan dengan kapas alkohol

7. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol

8. Merapikan alat

9. Melepaskan hand scoon

Page 4: BAB 2-1

2) Specimen Urine

a. Kegunaan

Menafsirkan proses-proses metabolisme

Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien

DM)

b. Jenis pemeriksaan

Urine sewaktu

Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan

pemeriksaan.

Urine pagi

Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.

Urine pasca prandial

Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan (1,5-3

jam sesudah makan)

Urine 24 jam

Urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.

c. Persiapan alat

Formulir khusus untuk pemeriksaan urine

Wadah urine dengan tutupnya

Hand scoon

Kertas etiket

Bengkok

Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium

d. Prosedur tindakan

1. Mencuci tangan

2. Mengisi formulir

3. Memberi etiket pada wadah

4. Memakai hand scoon

5. Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian

ditutup rapat.

6. Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket

7. Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi

Page 5: BAB 2-1

8. Meletakkan wadah ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup.

9. Membereskan dan merapikan alat

10. Melepas hand scoon

11. Mencuci tangan 

3) Pemeriksaan Faeces

a. Pengertian

Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara

pengambilan yang tertentu.

b. Tujuan

Untuk menegakkan diagnosa

c. Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa

Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir,

darah, dan telur cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.

d. Persiapan alat

1) Hand scoon bersih

2) Vasseline

3) Botol bersih dengan penutup

4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya

5) Bengkok

6) Perlak pengalas

7) Tissue

8) Tempat bahan pemeriksaan

9) Sampiran 

e. Prosedur tindakan

1. Mendekatkan alat

2. Memberitahu pasien

3. Mencuci tangan

4. Memasang perlak pengalas dan sampiran

5. Melepas pakaian bawah pasien

6. Mengatur posisi dorsal recumbent

7. Memakan hand scoon

Page 6: BAB 2-1

8. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan

arah keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba

tinja

9. Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke

dalam tempatnya.

10. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan

tissue.

11. Melepas hand scoon

12. Merapikan pasien

13. Mencuci tangan

Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan

cara steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang

digunakan dalam keadaan steril.

DAFTAR PUSTAKA

Iluphy, Adrian. Prosedur Specimen. http://andrianiluphy.blogspot.com (online).

diakses pada tanggal 9 November pukul 20.14 Wita

Mustikasari, Itha. Persiapan dan Pengambilan Specimen.

http://ithamustikasari.blogspot.com (online). diakses pada tanggal 15 November

2014 pukul 11.00 Wita