BAB 1revisi
-
Upload
retno-wulan -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of BAB 1revisi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nyeri adalah pengalaman pribadi, subyektif yang dipengaruhi oleh
budaya, persepsi seseorang, perhatikan variabel-variabel psikologis lain,
yang menganggu perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap orang untuk
menghentikan rasa tersebut (Judha, 2012). Rasa nyeri pada persalinan
adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim.
Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut
dan menjalar ke arah paha. Rasa nyeri yang dialami selama pesalinan
bersifat unik pada setiap ibu, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain budaya, takut, cemas, pengalaman persalinan sebelumnya, dan
dukungan (Andarmoyo, 2013). Pada persalinan kala 1 fase aktif kecemasan
ibu cenderung meningkat seiring dengan ibu merasakan kontraksi dan nyeri
yang semakin hebat. Ibu mulai takut kehilangan kendali dan menggunakan
berbagai macam mekanisme koping (Maryunani, 2010).
Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif pada RS
Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta digambarkan dengan skala VAS sebesar
6,7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif (Ocviyanti, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 persalinan yang terjadi pada
tanggal 02 April – 02 Mei 2013 di wilayah kerja Puskesmas Ungaran,
didapatkan tingkat nyeri persalinan sebagian besar ibu primigravida
1
2
mengalami nyeri berat terkontrol, yaitu sejumlah 21 orang ( 95,5%) ,
sedangkan 1 orang lainnya (4,5%) mengalami nyeri sedang. Sebagian besar
responden tersebut mengalami tingkat nyeri persalinan ada pada nyeri berat
terkontrol. Hal ini didapat terlihat dari hasil wawancara responden, dimana
nyeri berat terkontrol ada pada skala 7 dengan jumlah responden 3 orang
(13,6%), skala 8 dengan jumlah responden 10 orang (45,4%), dan skala 9
dengan jumlah responden 8 orang (36,3%).
Semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, hal ini merupakan
proses fisiologis. Secara objektif sebagaimanan telah dilakukan penelitian
oleh Niven dan Gijsbern pada tahun 1984 didapatkan bahwa nyeri
persalinan jauh melebihi keadaan penyakit. Bagaimanapun nyeri harus
diatasi, Browridge 1995 meyatakan bahwa nyeri yang menyertai kontraksi
uterus mempengaruhi mekanisme fungsional yang menyebabkan respon
stress fisiologis, nyeri persalinan yang lama menyebabkan hiperventilasi
dengan frekuensi pernafasan 60-70 kali per menit sehingga menurunkan
kadar PaCO2 ibu dan peningkatan pH. Apabila kadar PaCO2 ibu rendah,
maka kadar PaCO2 janin juga rendah sehingga menyebabkan deselerasi
lambat denyut jantung janin, nyeri juga meyebabkan aktivitas uterus yang
tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama, yang
akhirnya dapat mengancam kehidupan janin dan ibu (mander 2003), selain
itu nyeri yang lama dan tidak tertahankan akan menyebabkan meningkatnya
tekanan sistol sehingga berpotensi terhadap adanya syok kardiogenik
(Zulkarnain,2003). Nyeri persalinan yang tidak tertahankan mendorong ibu
3
bersalin menggunakan obat penawar nyeri seperti analgetik dan sedativa
(Ridolfi dan franzen, 2001), sedangkan obat-obat tersebut memberikan efek
samping yang merugikan yang meliputi fetal hipoksia, resiko depresi
pernapasan neonatus, penurunan Heart Rate / Central nervus system (CNS)
dan peningkatan suhu tubuh ibu yang dapat menyebabkan perubahan pada
janin (Mander, 2003). Keadaan tersebut diatas memerlukan penanganan
yang serius, dan kompres hangat dapat sebagai alternatif untuk menurunkan
tingkat nyeri tanpa menimbulkan efek-efek yang merugikan seperti pada
pemberian obat farmakologi.
Kompres hangat memberikan keuntungan yaitu; secara fisiologis
dapat mengendalikan nyeri persalinan dengan memberikan rasa nyaman
mengurangi atau membebaskan nyeri, mencegah terjadinya spasme otot,
dan memberikan rasa hangat (Uliyah & Hidayat, 2006) Menurut Asmadi
(2008) kompres hangat adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan. Panas yang disalurkan melalui
kompres panas dapat meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-
produk inflamasi, seperti bradikinin, histamine, dan prostaglandin yang
akan menimbulkan nyeri lokal. Panas juga merangsang serat saraf yang
menutup gerbang sehingga transmisi implus nyeri ke medulla spinalis dan
otak dapat dihambat (Price, 2005). Karena berdasarkan data diatas penulis
tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh pengunaan kompres hangat
terhadap nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
4
1.2 Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap nyeri
persalinan kala I fase aktif ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian kompes hangat terhadap nyeri
persalinan pada kala I fase aktif.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan kompes hangat
pada ibu bersalin
b. Mengidentifikasi skala nyeri sesudah dilakukan kompes hangat
pada ibu bersalin
c. Menganalisis pengaruh kompres hangat dengan sekala nyeri pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu
yang telah diberikan dan diterima dalam rangka pengembangan
kemampuan diri .
5
1.4.2 Bagi instansi pendidikan
Dapat menambah bahan kepustakaan di STIKes Bahrul Ulum
Tambak Beras Jombang
1.4.3 Bagi responden
Dapat mengetahui cara untuk menurunkan nyeri persalinan.
1.4.4 Bagi bidan
Sebagai bahan pustaka untuk penanganan nyeri persalinan.