BAB 1.docx

9
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara memperbanyak tanaman banyak ragamnya, mulai dengan cara yang sederhana sampai dengan cara yang rumit, ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula yang tingkat keberhasilannya rendah Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang dapat berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga jenis tanaman yang berkembangbiak dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman, misalnya berasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji. Mengingat adenium adalah bunga yang memiliki banyak jenis warna maka jika disatukan atau melakukan penggabungan sehingga ada lebih dari satu warna pada tanaman adenium. Sambung biasanya juga digunakan untuk memperpendek masa juvenil tanaman, dilakukan perbanyakan vegetatif, yaitu entres/mata tunas dari F1 hasil persilangan disambungkan pada batang bawah dewasa. Metode ini berhasil diterapkan untuk memperbaiki varietas jeruk, sehingga diperoleh jeruk Crifta-0l dalam waktu singkat (Purnomo et al. 1998). Metode ini diterapkan pula untuk mengganti varietas lokal yang tidak produktif pada tanaman anggur dan mangga (Yuniastuti et al. 1997). Keberhasilan sambung pucuk (top grafting) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi batang bawah, batang atas, lingkungan, dan keterampilan pelaksana. Sadwiyanti et al. (2003) melaporkan bahwa entres Fl hasil persilangan antara Arumanis-143 dan klon mangga warna merah yang disambungkan dengan batang bawah madu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan batang bawah kueni dan palam. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan. 2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan penyambungan tanaman.

Transcript of BAB 1.docx

Page 1: BAB 1.docx

BAB 1. PENDAHULUAN1.1  Latar Belakang

Cara memperbanyak tanaman banyak ragamnya, mulai dengan cara yang sederhana sampai dengan

cara yang rumit, ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula yang  tingkat keberhasilannya rendah

Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman

yang dapat berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga jenis tanaman yang berkembangbiak dengan

cara vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman,

misalnya berasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan

perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji.

            Mengingat adenium adalah bunga yang memiliki banyak jenis warna maka jika disatukan atau

melakukan penggabungan sehingga ada lebih dari satu warna pada tanaman adenium. Sambung

biasanya juga digunakan untuk memperpendek masa juvenil tanaman, dilakukan perbanyakan

vegetatif, yaitu entres/mata tunas dari F1 hasil persilangan disambungkan pada batang bawah

dewasa. Metode ini berhasil diterapkan untuk memperbaiki varietas jeruk, sehingga diperoleh jeruk

Crifta-0l dalam waktu singkat (Purnomo et al. 1998). Metode ini diterapkan pula untuk mengganti

varietas lokal yang tidak produktif pada tanaman anggur dan mangga (Yuniastuti et al. 1997).

Keberhasilan sambung pucuk (top grafting) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi

batang bawah, batang atas, lingkungan, dan keterampilan pelaksana. Sadwiyanti et al. (2003)

melaporkan bahwa entres Fl hasil persilangan antara Arumanis-143 dan klon mangga warna merah

yang disambungkan dengan batang bawah madu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan batang bawah kueni dan palam.

1.2 Tujuan

1.   Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan.2.   Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan

penyambungan tanaman.

Page 2: BAB 1.docx

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

            Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat

unggul dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang

bawah dan batang atas yang kompatibel dan dapat membentuk bidang sambungan yang sempurna.

Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit dan

entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan sumber daya

manusia, di samping pemeliharaan setelah penyambungan. Pada tanaman jambu mete, metode

penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting), sedangkan teknik yang

banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji (webge

graft). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang diberikan oleh Hartman

dan Kester (1975), yaitu: bahan tanaman yang disambung secara genetik harus serasi

(kompatibel),bahan tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik, seluruh bidang potong

harus terlindung dari kekeringan, kombinasi dari masing-masing bahan tanaman harus terpaut

sempurna, dan tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik selama waktu tertentu

( Firman dan Ruskandi, 2009).

            Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang

berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu

tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.Bagian

bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock

atau understock) atau sering disebut stock.Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang

atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres),

baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini

biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya

penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan

penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili.

Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata)

(Prastowo ,2006).

            Dalam melakukan grafting atau budding, perlu diperhatikan polaritas batang atas dan batang

bawah. Untuk batang atas bagian dasar entris atau mata tunas harus disambungkan dengan bagian

atas batang bawah. Untuk okulasi (budding), mata tunas harus menghadap ke atas. Jika posisi ini

terbalik, sambungan tidak akan berhasil baik karena fungsi xylem sebagai pengantar hara dari tanah

meupun floem sebagai pengantar asimilat dari daun akan terbalik arahnya (Ashari, 1995).

            Pengambilan entres mengikuti tahapan sebagai berikut:1.      Entres diambil dari pohon induk dari varietas unggul umur 1 tahun.2.      Panjang entres berkisar antara 20–25 cm dengan diameter 0,50–0,60 cm, mendekati atau

sama dengan ukuran diameter batang bawah.Ujung cabang yang diambil sebaiknya berasal dari cabang yang posisinya lurus ke atas atau miring ke atas. Dihindari cabang yang posisinya mendatar atau miring ke bawah.

3.      Tiga hari sebelum dipotong, daun pada cabang calon entres dibuang.4.      Entres yang telah dipotong segera disimpan di tempat teduh.5.      Segera dilakukan penyambungan bibit untuk mencegah penurunan persentase daya tumbuh

bibit sambungan akibat entres yang digunakan kurang segar.Penyambungan dilakukan maksimal 7 hari setelah pengambilan entres   ( Saefudin, 2009).Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metodegrafting yaitu:

1.      Faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris).

Page 3: BAB 1.docx

2.      Faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, kapan waktu pelaksanaangrafting (pagi, siang, sore hari),

3.      Faktor keterampilan orang yang melakukan grafting4.      Panjang entris berkaitan dengan kecukupan cadangan makanan/energi untuk pemulihan sel-

sel yang rusak akibat pelukaan ( Tambing.Hadid, 2008).          

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1.       Tempat dan waktuAcara praktikum Pembiakan Vegetatif Dengan Cara Penyambungan bertempat di Laboratorium

Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas pada tanggal 6 maret 2012

pukul 14.00 WIB.

3.2.       Alat dan Bahan

3.2.1.      Bahan

a.    Adenium

b.    Plastik pengikat

3.2.2.      Alata.    Cutterb.    Timba

3.3.       Langkah Kerjaa.      Menyiapkan bahan tanam yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang atas serta alat yang

diperlukan.

b.     Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai berikut:

a.    Batang atas daunnya.dibuang

b.   Batang atas daunnya tidak dibuang dengan menyisakan 2 daun lebih

c.      Batang bawah dipotong 3-5 cm diatas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V

ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm.

d.     Memotong dan membuat sayatan batang atas bebertuk baji (lancip) sepanjang

1-1,5 cm                                                                                           

e.      Menyisipkan batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah.

f.      Membalut sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas.

g.     Kerudungi bidang sambungan dengan kantong plastik transparan, dan letakkan di tempat teduh sekitar 3

minggu.

h.     Sambungan yang tumbuh akan muncul daun atau tunas baru

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Perlakuan Keberhasilan Perubahan

Batang Bawah Batang Atas

Page 4: BAB 1.docx

Daun

 hilang

V     Baik Baik

V     Baik Baik

/     Baik Baik

/     Baik Baik

Pengupiran V - Baik Busuk

V - Baik Busuk

/ - Baik Busuk

/ - Baik Busuk

Daun sisa 2 V     Baik Baik

V - Baik Busuk

/     Baik Baik

/     Baik Baik

4.1 Pembahasan

Penyambungan ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara

batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh

bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas

(okulasi) karena hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari

batang bawah. Mekanisme sambungan pada penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan

nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel meristematik. Lalu kalus yang

dihasilkan oleh sel parenkim yang saling menyatu dan membaur. Pada akhirnya terbentuk

jaringan/pembuluh dari kambium sehingga proses translokasi dapat berlangsung. Agar proses

pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi

kontak sehingga translokasi dapat terjadi dengan sempurna. Dalam penyambungan ada berbagai

metode dan teknik berbeda dan setip teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Sehingga memiliki

tingkat keberhasilan mekanisme penyambungan yang berbeda.

Pada saat penyambungan cadangan makanan pada batang atas di pergunakan untuk

pertumbuhan, sedangkan suply makanan dari batang bawah tidak bisa diteruskan ke batang atas.

Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman

yang disambung. Pada umunya semakin dekat family antar dua tanaman yang disambung maka

kecepatan pertumbuhan batang atas  serta pertautan dan presentasi keberhasilan lebih tinggi.

Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan. Dalam

penyambungan, tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui sifat batang bawah dan batang

atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara

lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air

tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari tanaman yang

mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang diinginkan.

Faktor teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya

adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan pisau okulasi

harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada saat melakukan pembelahan batang

ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan

harus benar-benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak

menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi oleh

faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan cahaya. Keberhasilan teknik

penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung.

Pada penyambungan (grafting) tanaman adenium mengalami kegagalan penyambungan sehingga

tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan  ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor.

Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang

Page 5: BAB 1.docx

sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai

dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang

di gunakan untuk pemotongan tidak steril.

Pada penyambungan dilakukan penutupan dengan plastik dengan tujuan agar bagian yang

disambung tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga dapat mengurangi transpirasi

sehingga tidak terjadi pembusukan pada batang dan Kalus yang berperan dalam

penyambungan tidak rusak akibat pembusukan yang disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik

melalui embun meupun hujan. Selain itu  penutupan pada batang yang disambung juga dapat

melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan yang dapat mengakibatkan

kegagalan pada proses penyambungan.

Jenis penyambungan ada dua macam yaitu grafting dan budding. Penyambungan merupakan

sistem perbanyakan secara vegetatif yang menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu

famili. Cara penyambungan dilakukan karena lebih efektif dan efisien dan mempunyai keuntungan

diantaranya mengekalkan sifat-sifat klon yang baik, dapat memperoleh tanaman yang kuat karena

batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, tahan terhadap

temperatur yang rendah, atau gangguan dalam tanah. Dalam penyambungan ada berbagai macam

teknik yang dapat dilakukan, dan setiap teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Beberapa teknik

penyambungan yang dapat dilakukan antar lain yaitua)      Penyambungan/grafting v

Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih kuat dan kedua batang dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Namun kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang memiliki diameter mirip.

b)      Penyambungan/grafting sisipSambung sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu. Namun kekuranagn sambung dengan huruf  V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu bila batang bawah lebih besar dibanding batang atas atau entrees dapat dilakukan dengan cara sambung sisip.

c)      Penyambungan/grafting sisip satu mataPenyambungan satu mata, adalah salah satu cara penyambungan yang memiliki kelebihan karena memiliki efisiensi yang baik, yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat, dengan keterbatasan entrees yang dimiliki. Kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan sumber daya manusia atau teknik yang lebih rumit karena harus serba hati-hati karena lebih sensitive.

d)     Penyambungan/grafting ala vietnam            Penyambungan ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut ditemukan dan biasa dilakukan di vietnam. Kelebihan penyambungan ini adalah cara yang paling mudah untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang bawah. Namun kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.

Page 6: BAB 1.docx

            Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, proses penyambungan dengan

menghilangkan  daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara

pengupiran maupun menyisakan dua helai daun, hal tersebut menunjukkan bahwa penyambungan

dengan menghilangkan daun lebih efektif karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi

lebih kecil sehingga prosentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil,

sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel-sel

meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat

berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan dua helai

daun memiliki prosentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari

penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, dan berdasarkan data

prosentase keberhasilan lebih kecil lagi pada proses penyambungan dengan cara pengupiran. Hal

tersebut dikarenakan prosentase kebusukan lebih besar.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Dari percobaan praktikum dapat disimpulkan bahwa penyambungan dengan mengurangi

daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi. Pengurangan daun pada batang atas

penyambungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyambungan. Keberhasilan

penyambungan juga dipengaruhi oleh factor luar seperti suhu, temperature, cahaya dan teknik

penyambungan.

5.2 Saran

Page 7: BAB 1.docx

Agar penyambungan dapat berhasil sebaiknya dalam melakukan penyambungan harus

mengerti tentang sifat batang atas dan batang bawah yang digunakan, dan diharapkan sebelum

melakukan penyambungan harus mengerti teknik yang digunakan sesuai dengan kelebihan dan

kekurangan masing-masing teknik yang digunakan agar dapat memakai teknik penyambungan yang

sesuai.

DAFTAR PUSTAKAAshari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas Indonesia.

Firman,Cecep..Ruskandi.2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.).Sukabumi : Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri.

Prastowo, Nugroho H,dkk.2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International.

Saefudin.2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan Tanaman Jambu Mete.Sukabumi : Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri.

Seputra, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.Gramedia.

Tambing,Yohanis .Hadid,Abd.2008.Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Mangga Dengan Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. Tadulako : J.Agroland.

Widiarto, R. 1992. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.